Topik: longsor

  • Dua Bangkai Kendaraan Korban Longsor di Jalur Mojokerto-Batu Diserahkan ke Pihak Keluarga

    Dua Bangkai Kendaraan Korban Longsor di Jalur Mojokerto-Batu Diserahkan ke Pihak Keluarga

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dua bangkai mobil milik korban tanah longsor wilayah kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto diserahkan ke pihak keluarga. Ini setelah permintaan pihak keluarga usai berhasil dievakuasi.

    Proses serah terima dilakukan oleh petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto. Kedua bangkai kendaraan diangkut dari lokasi kejadian menggunakan mobil towing dan diserahkan kepada masing-masing pihak keluarga.

    Mobil pikap Daihatsu Gran Max nopol S 9137 NI warna putih diserahkan kepada keluarga korban di Dusun Urung-urung, Desa Jatijejer, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Sementara bangkai mobil Toyota Kijang Innova Reborn diserahkan kepada keluarga korban di Desa Klopo Sepuluh, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, dua bangkai kendaraan tersebut diangkut menggunakan mobil towing dan diserahkan ke keluarga korban bersama petugas dari BPBD Kabupaten Mojokerto dan BPBD Provinsi Jatim.

    “Penyerahan ini juga berdasarkan permintaan keluarga korban. Bangkai mobil pikap diserahkan ke pihak keluarga korban di Trawas pada, Kamis kemarin dan hari ini penyerahkan bangkai mobil Toyota Kijang Innova Reborn ke pihak keluarga di Sidoarjo,” ungkapnya, Jumat (11/4/2025).

    Masih kata Kabud, proses pemulangan kendaraan telah melalui koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk pihak kepolisian dari Satlantas Polres Mojokerto. Selain karena permintaan dari pihak keluarga, kedua kendaraan mengalami kerusakan karena bencana alam.

    “Kami juga sudah berkoordinasi dengan Satlantas Polres Mojokerto. Karena ini bukan kecelakaan lalu-lintas, melainkan akibat bencana alam maka kedua bangkai mobil tersebut diserahkan langsung kepada keluarga masing-masing. Selain juga karena permintaan dari pihak keluarga,” katanya.

    Sebelumnya, dua bangkai mobil milik korban tanah longsor wilayah kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto berhasil dievakuasi. Proses evakuasi sendiri dua bangkai kendaraan tersebut berjalan selama dua hari.

    Tim gabungan melakukan evakuasi sejak, Selasa (8/4/2025) kemarin. Di hari pertama, bangkai mobil Toyota Kijang Innova Reborn berhasil dievakuasi oleh tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Mojokerto, Jombang, dan Batu, potensi relawan, TNI/Polri.

    Proses evakuasi menggunakan chain block manual serta alat berat. Tim gabungan bahu-membahu mengevakuasi kendaraan dari medan yang curam. Usai berhasil dievakuasi, bangkai kendaraan milik warga Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo ini ditepikan di jalur alternatif Mojokerto – Batu.

    Sementara, di hari kedua tim gabungan melakukan evakuasi terhadap bangkai pikap Daihatsu Gran Max nopol S 9137 NI warna putih milik warga Dusun Urung-urung, Desa Jatijejer, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Kondisi dua kendaraan dalam keadaan rusak parah akibat tertimbun material longsor.

    Total ada 10 korban dalam bencana longsor di wilayah kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Sebanyak 10 korban tersebut berada di dua mobil yang berbeda melintas saat terjadi longsor yakni pikap dan minibus. [tin/ian]

  • BMKG Ungkap Penyebab Gempa Magnitudo 4,1 Guncang Bogor 10 April 2025, akibat Aktivitas Sesar Aktif – Halaman all

    BMKG Ungkap Penyebab Gempa Magnitudo 4,1 Guncang Bogor 10 April 2025, akibat Aktivitas Sesar Aktif – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gempa tektonik guncang wilayah Kota Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (10/4/2025) pukul 22:16:13 WIB.

    Hasil analisa BMKG menunjukkan gempabumi ini berkekuatan Magnitudo 4,1.

    Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto, mengatakan episenter gempabumi terletak pada koordinat 6.62 LS dan 106.8 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 2 km Tenggara Kota Bogor, Jawa Barat pada kedalaman 5 km.

    “Kejadian dan Parameter Gempabumi: Hari Kamis, 10 April 2025 pukul 22:16:13 WIB, wilayah KOTA-BOGOR-JABAR dan sekitarnya diguncang gempabumi tektonik.” dikutip dalam keterangan di media sosial Instagram resmi @bmkgbandung, Jumat (11/4/2025).

    Hartanto menyebut, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif.

    Dampak Gempabumi

    Dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG.

    Berdasarkan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di wilayah Kab. Bogor, Kota Bogor dan Depok dengan Skala Intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).

    Sementara, menurut data dari Bidang Ops Tagana Kota Bogor, Sumardi, per Jumat (11/4/2025) dini hari, gempa mengakibatkan kerusakan pada atap rumah, retakan dinding, hingga rumah ambruk.

    Beberapa bangunan yang terdampak termasuk rumah warga dan sekolah.

    Berikut adalah daftar kerusakan yang terjadi:

    Atap rumah ambruk di RT 01/08 Kelurahan Muarasari, Bogor Selatan
    Rumah retak di RT 02/05 Kelurahan Bondongan, Bogor Selatan
    Rumah ambruk di RT 02/01 Kelurahan Rancamaya, Bogor Selatan
    Rumah ambruk di RT 02/03 Kelurahan Bojong Kerta, Bogor Selatan
    Rumah retak di RT 02/03 Kelurahan Pasir Jaya, Bogor Barat
    Atap rumah ambruk di Cimanggu Poncol RT 05/08 Kelurahan Cilendek Timur, Bogor Barat
    Rumah retak di RT 04/08 Kelurahan Gudang, Bogor Tengah
    Rumah retak di Cimanggu Pesantren RT 03/06 Kelurahan Kedung Waringin, Tanah Sereal

    Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

    Berdasarkan skala MMI yang dikutip dari laman BMKG, berikut info MMI yang dapat dipelajari:

    I MMI

    Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.

    II MMI

    Getaran atau guncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.

    III MMI

    Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.

    Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.

    IV MMI

    Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.

    V MMI

    Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

    VI MMI

    Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.

    Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.

    VII MMI

    Semua orang di rumah keluar.

    Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.

    Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.

    Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.

    VIII MMI

    Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.

    Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.

    IX MMI

    Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.

    Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipa-pipa dalam rumah putus.

    X MMI

    Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

    XI MMI

    Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.

    Jembatan rusak, terjadi lembah.

    Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.

    XII MMI

    Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.

    Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.

    (Tribunnews.com/Latifah/Glery Lazuardi)

  • 585 Pipa untuk Pemulihan Dampak Banjir Longsor di Tlogosari Bondowoso

    585 Pipa untuk Pemulihan Dampak Banjir Longsor di Tlogosari Bondowoso

    Bondowoso (beritajatim.com) – Sebanyak 585 batang pipa PVC ukuran 3 inci dan 53 lem pipa diserahkan kepada warga Desa Pakisan, Kecamatan Tlogosari, Kabupaten Bondowoso, Kamis (10/4/2025).

    Bantuan ini merupakan wujud penanganan pascabencana banjir dan longsor yang terjadi pada Desember 2024 lalu.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Sigit Purnomo, menjelaskan bahwa bantuan tersebut berasal dari BPBD Provinsi Jawa Timur dan disalurkan melalui BPBD Kabupaten Bondowoso.

    “Bantuan ini untuk mempercepat pemulihan akses air bersih dari mata air di Dusun Sumbermas yang menyuplai empat dusun, yaitu Sumbermas, Babatan, Sukoanyar, dan Sukobiyung,” jelasnya.

    Menurut Sigit, infrastruktur saluran air yang rusak akibat bencana membuat warga kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.

    Karena itu, distribusi bantuan pipa menjadi langkah strategis dalam proses pemulihan.

    Penyerahan bantuan dilakukan di lokasi Desa Pakisan, Kecamatan Tlogosari, dan dihadiri oleh perwakilan dari BPBD Kabupaten Bondowoso, Pemerintah Kecamatan Tlogosari, serta Pemerintah Desa Pakisan.

    BPBD Bondowoso juga mengerahkan kendaraan operasional R4 (Panther) untuk mendukung kegiatan tersebut.

    “Ini adalah bentuk komitmen kami dalam memastikan kebutuhan dasar warga segera terpenuhi pascabencana. Sinergi dengan pemerintah provinsi dan desa sangat penting dalam proses ini,” tambah Sigit. (awi/but)

  • Bangkai Dua Kendaraan Korban Longsor di Jalur Mojokerto-Batu Berhasil Dievakuasi

    Bangkai Dua Kendaraan Korban Longsor di Jalur Mojokerto-Batu Berhasil Dievakuasi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dua bangkai mobil milik korban tanah longsor wilayah kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto berhasil dievakuasi. Proses evakuasi sendiri dua bangkai kendaraan tersebut berjalan selama dua hari.

    Tim gabungan melakukan evakuasi sejak, Selasa (8/4/2025) kemarin. Di hari pertama, bangkai mobil Toyota Kijang Innova Reborn berhasil dievakuasi oleh tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Mojokerto, Jombang, dan Batu, potensi relawan, TNI/Polri.

    Proses evakuasi menggunakan chain block manual serta alat berat. Tim gabungan bahu-membahu mengevakuasi kendaraan dari medan yang curam. Usai berhasil dievakuasi, bangkai kendaraan milik warga Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo ini ditepikan di jalur alternatif Mojokerto – Batu.

    Sementara, di hari kedua tim gabungan melakukan evakuasi terhadap bangkai pikap Daihatsu Gran Max nopol S 9137 NI warna putih milik warga Dusun Urung-urung, Desa Jatijejer, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Kondisi dua kendaraan dalam keadaan rusak parah akibat tertimbun material longsor.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, proses pengangkatan dua kendaraan pikap Daihatsu Gran Max warna putih nopol S 9137 NI dan Toyota Kijang Innova Reborn telah rampung dilakukan tim gabungan.

    “Tim gabungan sudah selesai pengangkatan dua kendaraan, baik pikap maupun Toyota Kijang Innova Reborn. Saat ini bangkai mobil sementara kami tempatkan di pinggir jalan dan ditutup terpal. Alhamdulillah, mobil berhasil dievakuasi menggunakan chain block manual dan ekskavator,” ungkapnya, Rabu (9/4/2025).

    Evakuasi Toyota Kijang Innova Reborn sempat mengalami kendala karena posisi kendaraan berada di cekungan sungai dan terjepit batu besar di dasar jurang. Sehingga kendaraan yang membawa tujuh korban tersebut dievakuasi terlebih dahulu di hari pertama oleh tim gabungan.

    “Kedua kendaraan saat ini sudah di pinggir jalan, ditepikan. Besok rencananya kendaraan towing akan didatangkan untuk mengangkut dua bangkai kendaraan tersebut ke bawah. Tapi saat ini masih menunggu koordinasi lebih lanjut dengan pihak-pihak terkait,” jelasnya.

    Sekedar diketahui, total ada 10 korban dalam bencana longsor di wilayah kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Sebanyak 10 korban tersebut berada di dua mobil yang berbeda melintas saat terjadi longsor yakni pikap dan minibus. [tin/ian]

  • BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Selama Pancaroba Maret-Mei 2025, Lampung Bersiap Masuki Musim Kemarau

    BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Selama Pancaroba Maret-Mei 2025, Lampung Bersiap Masuki Musim Kemarau

    Liputan6.com, Lampung – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama masa pancaroba, yakni peralihan musim hujan ke musim kemarau yang diperkirakan berlangsung pada Maret hingga Mei 2025.

    BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Radin Inten II menyebutkan, berdasarkan peta prakiraan awal musim kemarau 2025, wilayah Provinsi Lampung akan mulai memasuki musim kemarau pada dasarian III April hingga dasarian II Juni. Itu artinya, potensi cuaca ekstrem selama masa transisi diprediksi meningkat mulai Maret hingga Mei 2025.

    “Musim kemarau sebentar lagi, waspada cuaca ekstrem saat pancaroba! Fase peralihan musim hujan ke kemarau sering kali diiringi cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai,” ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Lampung, Rudi Harianto, Senin (7/4/2025).

    Rudi menjelaskan bahwa pada masa pancaroba, perubahan pola angin dan suhu udara kerap memicu aktivitas konveksi yang intens. Kondisi itu berpotensi menyebabkan hujan lebat secara tiba-tiba, disertai angin kencang, petir, hujan es, bahkan puting beliung.

    Fenomena tersebut bisa berdampak serius terhadap aktivitas masyarakat, seperti pohon tumbang, kerusakan atap rumah, hingga gangguan transportasi udara dan laut.

    “Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca mendadak, dan menghindari berteduh di bawah pohon saat terjadi hujan petir,” terang dia.

    Meskipun musim hujan di Lampung akan segera berakhir, BMKG mengingatkan bahwa hujan dengan intensitas tinggi dan durasi singkat masih mungkin terjadi selama fase peralihan tersebut. 

    Peralihan itu, meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang dan tanah longsor, terutama di wilayah dengan kemiringan curam dan drainase buruk seperti Kota Bandar Lampung.

    “Bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor, penting untuk rutin memeriksa saluran air agar tidak tersumbat dan meminimalkan potensi genangan,” jelas dia.

    Selain itu, Rudi mengingatkan bahwa perubahan suhu yang drastis antara siang dan malam hari selama pancaroba dapat memicu gangguan kesehatan seperti flu, batuk, infeksi saluran pernapasan, hingga dehidrasi.

    Dia menyarankan masyarakat menjaga daya tahan tubuh dengan memperbanyak konsumsi air putih dan makanan bergizi.

    Tak hanya berdampak pada manusia, kondisi pancaroba juga dapat memicu peningkatan serangan hama tanaman seperti wereng dan ulat, serta munculnya penyakit pada hewan ternak seperti flu burung atau penyakit kulit pada sapi.

    “Petani dan peternak juga diimbau untuk lebih sigap menghadapi kemungkinan gangguan tersebut agar tidak merugikan secara ekonomi,” dia memungkasi.

     

  • Pemkot Jaktim surati BBWSCC soal jalan longsor di Matraman

    Pemkot Jaktim surati BBWSCC soal jalan longsor di Matraman

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur akan menyurati Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) terkait jalan longsor di kawasan Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur.

    “Ya, kita sudah komunikasikan dengan secara tertulis dari pihak kecamatan, Kelurahan sudah menyatakan ini,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainnah saat meninjau jalan longsor di Matraman, Jakarta Timur, Selasa.

    Iin menyebut, pihaknya juga terus mendorong komunikasi dengan BBWSCC untuk perbaikan akses jalan warga yang longsor.

    “Dari tingkat kota pun sudah kita komunikasikan, nanti kita coba ulangi kembali dalam hal kaitan koordinasi lebih lanjut,” ujar Iin.

    Warga setempat menilai longsor jalan tersebut berawal dari retakan kecil yang tidak cepat ditangani dengan baik.

    Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainnah saat meninjau jalan longsor di Matraman, Jakarta Timur, Selasa (8/4/2025). ANTARA/Siti Nurhaliza

    Ketua Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) RW 03 Kebon Manggis, Rudi Hartono mengaku sudah melaporkan ke Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).

    “Kejadian hari Sabtu itu retaknya itu, perlahan, dan terus langsung kejadiannya itu tepat di malam hari,” kata dia.

    Sejak retakan pertama, kata Rudi, pihaknya sudah bersurat melalui kelurahan, kecamatan, dan BBWSCC untuk secepatnya ditangani.

    Rudi berharap jalan tersebut segera ditangani karena menjadi akses warga untuk berpergian. Hingga saat ini, warga harus memutar lebih jauh untuk menuju Stasiun Manggarai atau sekitarnya.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kronologi Pekerja Bangunan di Parang Magetan Tewas Terjepit Talut Roboh

    Kronologi Pekerja Bangunan di Parang Magetan Tewas Terjepit Talut Roboh

    Magetan (beritajatim.com) – Suparni (44), pekerja bangunan, tewas tertimpa talut setinggi empat meter yang roboh secara tiba-tiba saat sedang bekerja, Selasa (8/5/2025)

    Peristiwa memilukan itu terjadi sekitar pukul 14.30 WIB saat warga Desa Ngunut, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur itu bersama dua rekan kerjanya, Suyud dan Sardi, kembali ke lokasi pembangunan setelah beristirahat. Mereka bertiga mengerjakan proyek pelebaran rumah milik seorang warga bernama Suratmin.

    Menurut Kapolsek Parang, AKP Sukarno, insiden bermula saat ketiga pekerja mulai kembali bekerja. Tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, talut tiba-tiba ambruk saat mereka turun ke area kerja. Suyud dan Sardi berhasil menyelamatkan diri, namun nahas bagi Suparni yang terjepit di antara material talut dan dinding rumah.

    “Kami mendapat laporan dan langsung ke lokasi bersama warga untuk mengevakuasi korban dengan alat seadanya. Sekitar satu jam proses evakuasi berlangsung, tapi korban sudah meninggal dunia saat berhasil diangkat,” ungkap AKP Sukarno.

    Tim medis dari Puskesmas Parang yang melakukan pemeriksaan luar menyatakan bahwa korban mengalami luka memar pada bagian kepala dan dada akibat tertimpa material berat dari reruntuhan talut dan dinding.

    Informasi dari salah satu rekan korban, Suyud, menyebutkan bahwa mereka baru dua hari mengerjakan proyek tersebut dan tidak ada tanda-tanda akan terjadi keruntuhan.

    “Tidak ada gejala apa-apa. Kami baru saja kembali dari istirahat. Suparni turun duluan, dan tiba-tiba talut langsung roboh,” ucap Suyud dengan mata berkaca-kaca.

    Proses evakuasi korban berjalan cukup sulit karena material yang menimpa cukup berat, membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk mengangkat tubuh korban dari timbunan.

    Suasana duka menyelimuti rumah duka saat jenazah Suparni tiba. Sang ibu yang sudah lanjut usia tampak terpukul dan tak kuasa menahan tangis. Diketahui, selama ini Suparni tinggal berdua dengan ibunya dan belum menikah.

    “Setelah pemeriksaan selesai, jenazah korban langsung kami serahkan kepada keluarga untuk dimakamkan,” imbuh Kapolsek Parang.

    Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya penerapan standar keselamatan kerja dalam dunia konstruksi. Terutama di wilayah-wilayah rawan longsor atau dengan kondisi struktur yang berisiko runtuh.

    “Kecelakaan kerja seperti ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan kerja yang sering kali diabaikan. Semoga kejadian ini tidak terulang dan menjadi pelajaran bagi semua pihak,” pungkasnya. [fiq/suf]

  • Gempa M 4,2 Guncang Solok Sumbar, BMKG: Terasa di 2 Wilayah – Halaman all

    Gempa M 4,2 Guncang Solok Sumbar, BMKG: Terasa di 2 Wilayah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gempa berkekuatan magnitudo 4,2 mengguncang Solok, Sumatera Barat hari ini, Selasa (8/4/2025) pukul 17.23 WIB.

    Pusat gempa berada di darat, tepatnya 20 km tenggara Kabupaten Solok pada kedalaman 1 km.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, gempa ini dirasakan (Skala MMI) hingga wilayah: 

    “Gempa (UPDATE) Mag:4.2, 08-Apr-25 17:23:35 WIB, Lok:0.98 LS, 100.71 BT (Pusat gempa berada di darat 20 km tenggara Kab. Solok), Kedlmn:1 Km Dirasakan (MMI) III-IV Kota Solok, III-IV Kab. Solok,” tulis BMKG di X, Selasa.

    Skala MMI Gempa

    Berdasarkan skala MMI yang dikutip dari laman BMKG, berikut info MMI yang dapat dipelajari:

    I MMI

    Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.

    II MMI

    Getaran atau guncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.

    III MMI

    Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.

    Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.

    IV MMI

    Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.

    V MMI

    Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

    VI MMI

    Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.

    Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.

    VII MMI

    Semua orang di rumah keluar.

    Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.

    Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.

    Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.

    VIII MMI

    Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.

    Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.

    IX MMI

    Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.

    Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.

    X MMI

    Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

    XI MMI

    Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.

    Jembatan rusak, terjadi lembah.

    Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.

    XII MMI

    Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.

    Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.

    (Tribunnews.com/Widya)

  • Akses Jalan Menuju Kantor Kelurahan Jatihandap Bandung Longsor, Tak Ada Korban Jiwa

    Akses Jalan Menuju Kantor Kelurahan Jatihandap Bandung Longsor, Tak Ada Korban Jiwa

    Liputan6.com, Bandung – Akses jalan menuju Kantor Kelurahan Jatihandap, Kota Bandung, Jawa Barat longsor akibat hujan lebat pada Senin, 7 April 2025 lalu.

    Terkait itu, Wakil Wali Kota Bandung, Erwin memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Meski demikian, terdapat dua aliran air menuju sungai yang perlu diperbaiki. Pasalnya, aliran tersebut menuju akses jalan ke Kantor Kelurahan Jatihandap.

    “Ini adalah akses jalan ke kantor kelurahan, saya pastikan peruntukan pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan,” kata Erwin dalam keterangannya pada Selasa, 8 April 2025.

    Menurut Erwin, gedung pelayanan publik harus berjalan dengan baik. Oleh karena itu, perbaikan jalan hingga gorong-gorong yang mempengaruhi akses masyarakat harus dilakukan secepatnya.

    “Secepatnya pak lurah dengan dinas terkait untuk diperbaiki. Buatkan gorong-gorong dan jalan yang baik untuk dilalui masyarakat,” imbuh Erwin.

    Adapun terkait dana, Erwin mengaku akan berkoordinasi dengan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan untuk mempercepat penanganan tersebut.

    Dia menjelaskan, dana yang digunakan dapat berasal dari Bantuan Tidak Terduga (BTT) maupun pergeseran anggaran. Dia menilai, BTT memiliki sifat tidak biasa dan atau tidak diharapkan berulang, seperti halnya penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tak diperkirakan sebelumnya.

    “Kita upayakan anggaran yang tersedia, harus cari solusi. Bisa memanfaatkan BTT atau pergeseran (anggaran) saya akan koordinasikan dengan PakWali,” dia menandaskan.

  • Proyek Geothermal Sebaiknya Tak Ada di Nusa Tenggara Timur, Banyak Kekurangan Sejak Awal

    Proyek Geothermal Sebaiknya Tak Ada di Nusa Tenggara Timur, Banyak Kekurangan Sejak Awal

    PIKIRAN RAKYAT – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melkiades Laka Lena menilai proyek geothermal sebaiknya ditiadakan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal tersebut ia ungkapkan setelah berdiskusi dengan Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD dalam kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu.

    “Dalam pertemuan ini kami membahas berbagai isu Pembangunan di NTT, khususnya di kabupaten Ende, termasuk keberatan dari para uskup se-Nusa Tenggara (Denpasar, Labuan Bajo, Ruteng, Ende, Maumere, dan Larantuka), terkait proyek geothermal”, tulis Melki seperti dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Instagram probadinya @melkilakalena.official, Senin, 7 April 2025.

    Dalam dialog yang terjadi di Istana Keuskupan Agung Ende, Ndona, Jumat, 4 April 2025, politisi partai Golkar itu menilai proyek geothermal di wilayah NTT sejak awal memang kurang baik.

    “Terkait Pembangunan geothermal yang kami diskusikan hari ini, kami menyadari banyak kekurangan karena sejak awal didesaian kurang baik,” tulisnya.

    Karena itu, dirinya berkomitmen untuk memanggil perlabai pihak terkait proyek tersebut.

    “Kami sudah dengar masukan dari uskup, maka kita pastikan bahwa seluruh pihak terkait geothermal akan dipanggil dan segera sesuaikan dengan aspirasi para uskup,” tulis Melki.

    Lebih lanjut, orang nomor satu di NTT ini pun memastikan, proyek geothermal yang sudah berjalan agar dibenahi dan diperbaiki. Sementera proyek-proyek yang sedang dibangun dan sudah disepakati, dihentikan dulu.

    Pasalnya, ia ingin memastikan masyarakat yang ruang hidupnya di sekitar proyek harus aman. Jika tidak, geothermal sebaiknya ditiadakan.

    “Geothermal yang sudah berjalan agar dibenahi dan diperbaiki. Semua yang akan dibangun disepakati dipending dulu. Pembangunan geothermal harus aman. Jika tidak aman makan dipending dan sebaiknya tidak ada geothermal di wilayah ini,” tulis Melki.

    Namun, pantauan Pikiran-Rakyat.com, Melki dalam unggahannya tidak menguraikan jadwal pasti pemanggilan pihak-pihak terkait.

    Peta Sebaran Panas Bumi di wilayah Keuskupan se-Nusra

    Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Mineral, potensi panas bumi di wilayah Keuskupan se-Nusra mencapai 902 MW atau 65 persen dari potensi panas bumi di NTT. Berikut ini titik sebarannya:

    – Pulau Flores: Waisano, Ulumbu, Wai Pesi, Gou-Inelika, Mengeruda, Mataloko, Komandaru, Ndetusoko, Sokoria, Jopu, Lesugolo, Oka Ile Ange, dan Oyang Barang.

    – Pulau Lembata: Watuwawer-Atedai dan Roma-Ujelewung.

    – Pulau Alor: Bukapiting

    Hingga saat ini, baru PLTP Ulumbu yang dimaknaafkan untuk pembangkit listrik, sedangkan PLTP Mataloko yang sebelumnya sempat beroperasi harus ditutup karena dugaan kesalahan teknis.

    Mayoritas Warga Menolak Geothermal

    Pantauan media ini, penolakan besar-besaran dilakukan oleh mayoritas warga dan tokoh agama di NTT dalam beberapa bulan terakhir. Rencana perluasan PLTP Ulumbu misalnya, menuai reaksi keras warga Poco Leok karena khawatir ruang hidup mereka terancam.

    Di Mataloko, masyarakat hingga tokoh agama bahkan melakukan demontrasi penolakan karena mereka telah menjadi saksi nyata dan korban akibat pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh proyek geothermal. Operasi tambang panas bumi telah menimbulkan lumpur panas yang membuat sawah warga terendam dan sumber air tercemar.

    Sementara itu, masyarakat Atadei, khususnya Ahar Tu (Atakore-Lewogroma) juga mewaspadai rencana Pembangunan PLTP Atadei. Mayoritas warga menolak rencana tambang ini dalam musyawarah pengambilan sikap akhir pada 8 Oktober 2024 lalu, di Aula Kantor Desa Atakore, Atadei, Kabupaten Lembata.

    Mereka menolak karena khawatir tradisi dan ruang hidup di sana terancam oleh proyek geothermal. Apalagi wilayah Atakore masuk kawasan rawan bencana alam, seperti longsor, gunung meletus, dan tsunami. Bencana alam paling parah di terjadi tahun 1979, saat tanah longsor mengubur empat desa, 539 orang meninggal, 364 orang hilang di Waiteba. Survei lapangan 2013 menyimpulkan, kerapuhan tanah adalah penyebab bencana dahsyat itu. Akibat aktivitas vulkanik di wilayah tersebut membuat struktur tanah sangat rapuh. Mahkota longsor diketahui berada di Desa Atakore, yaitu Bukit Bauraja yang membentuk tebing yang tidak stabil dan rawan longsor, terutama pasca hujan.

    Kerusakan akibat proyek geothermal NTT telah menjadi perhatian utama masyarakat dan tokoh agama, memicu penolakan terhadap proyek-proyek tersebut. Beberapa kerusakan yang telah terjadi atau dikhawatirkan meliputi pencemaran air, kerusakan lahan dan ekosistem, semburan lumpur dan uap panas seperti di Mataloko, hingga ancaman bencana geologis, seperti tanah longsor dan gempa bumi. Kasus di PLTP Sarulla, Sumatera Utara dan Pohang, Korea Selatan menunjukkan potensi proyek geothermal memicu gempa.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News