Topik: longsor

  • 4 Tamu Tertimbun Tanah Longsor saat Hadiri Hajatan Pernikahan di Bangkalan – Halaman all

    4 Tamu Tertimbun Tanah Longsor saat Hadiri Hajatan Pernikahan di Bangkalan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang menunjukkan proses evakuasi empat tamu undangan yang tertimbun tanah longsor saat menghadiri acara hajatan di Kabupaten Bangkalan, Madura, menjadi viral di media sosial.

    Insiden ini terjadi pada Sabtu, 12 April 2025, sekitar pukul 17.00 WIB, di Desa Pakaan Laok, Kecamatan Galis.

    Menurut informasi yang dihimpun, kegaduhan muncul saat tanah longsor terjadi di lokasi hajatan.

    Warga dan tamu undangan segera berusaha menolong empat korban yang terkurung di bawah material tanah dan dinding penahan tanah.

    Wakil Bupati Bangkalan, Moch Fauzan Jafar, mengungkapkan bahwa keempat korban merupakan tamu dan pengantar pengantin pria yang hendak meninggalkan lokasi setelah prosesi serah terima mempelai selesai.

    “Saat hendak keluar, tiba-tiba tebing dengan tembok penahan tanah runtuh hingga menimbun lokasi,” jelasnya.

    Dari empat korban, tiga di antaranya dilarikan ke Puskesmas Galis, sedangkan satu korban lainnya dirujuk ke RSUD Syamrabu Bangkalan.

    “Korban yang parah dirawat di RSUD Syamrabu, sementara dua lainnya sudah diperbolehkan pulang,” tambah Fauzan.

    Kapolsek Galis, Iptu Achmad Affandi, menjelaskan bahwa keempat korban berasal dari satu desa, yaitu Desa Daleman, Kecamatan Galis.

    Mereka adalah FH (15) dengan patah tulang, NS (16) mengalami luka ringan, HM (15) yang menjalani rawat inap, dan UF (21) yang dirujuk ke rumah sakit.

    Menurut Fauzan, hujan deras yang terjadi sebelum insiden diduga menjadi penyebab longsor.

    “Plengsengan yang roboh sudah berusia lama dan posisinya terlalu vertikal,” ujar Affandi.

    Material longsor juga menimpa akses jalan kampung yang berada di luar pagar rumah yang menggelar hajatan.

    Seorang kerabat korban, Abdillah, mengatakan tidak ada tanda-tanda sebelum peristiwa longsor terjadi.

    “Kejadian berlangsung saat sejumlah warga pengantar mempelai pria hendak keluar lokasi hajatan,” ungkapnya.

    Pihak Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Galis bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan dinas sosial setempat sedang melakukan pemetaan dan pendataan untuk menentukan langkah perbaikan selanjutnya.

    “Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa. Jika tidak ada hajatan pernikahan, mungkin tidak ada korban,” tutup Affandi.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tebing Setinggi 20 Meter di JLS Tulungagung Longsor

    Tebing Setinggi 20 Meter di JLS Tulungagung Longsor

    Tulungagung (beritajatim.com) – Tebing setinggi 20 meter longsor dan menutup sebagian akses jalan di Jalur Lintas Selatan (JLS), KM 10.800 masuk Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung. Material longsor berupa batuan menutup hingga 2/3 akses jalan. Hanya kendaraan mobil saja yang diperbolehkan melintas. Proses evakuasi masih berlangsung hingga saat ini.

    Kapolsek Besuki, AKP Mokhamad Sansun mengatakan peritiswa longsor ini terjadi dini hari sekitar pukul 00.30 WIB. Kondisi jalan yang gelap membuat petugas memutuskan menutup total akses JLS tersebut. Hal ini dikarenakan mereka belum bisa mengamati kondisi tebing yang longsor. Setelah pagi hari akses jalan kembali dibuka untuk kendaraan motor dan mobil.

    “Malam hari kondisinya gelap sehingga kita memutuskan menutup total akses JLS,” ujarnya, Minggu (13/04/2025).

    Tebing yang longsor ini memiliki ketinggian hingga 20 meter dan lebar 10 meter. Material longsor berupa batuan sehingga memerlukan alat berat untuk proses evakuasi. Sebelum longsor terjadi hujan dengan intensitas sedang. Diduga hujan tersebut membuat batuan di tebing ini longsor.

    “Kondisinya batuan di tebing ini sangat labil, sehingga saat kena hujan dan air rawan terjadi longsor,” tuturnya.

    Proses evakuasi ini akan dilakukan hingga tuntas sehingga jalan bisa kembali dilewati dengan normal. Petugas sendiri mengimbau kepada pengguna jalan untuk berhati-hati saat melintas, terutama saat hujan turun. Hal ini dikarenakan rawan terjadi longsor susulan.

    “Kita memetakan tadi ada dua titik rawan longsor, kami mengimbau pengguna jalan untuk berhati-hati,” pungkasnya. [nm/but]

  • Seorang Warga di Subang Tertimbun Longsor, Sempat Kirim Video Lalu Tak Bisa Dihubungi 

    Seorang Warga di Subang Tertimbun Longsor, Sempat Kirim Video Lalu Tak Bisa Dihubungi 

    JABAR EKSPRES – Proses pencarian terhadap seorang warga bernama Rafik (55), yang menjadi korban longsor hingga tertimbun material tanah masih dilakulan oleh Tim SAR Gabungan.

    Diketahui, musibah bencana longsor tersebut, terjadi di wilayah Kampung Babakan Randu, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Sabtu, 12 April 2025 kemarin.

    Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Bandung, Mochamad Adip mengatakan, operasi pencarian terhadap korban masih diupayakan secara maksimal.

    “Petugas Siaga Kantor SAR Bandung menerima informasi kejadian bencana longsor di Kabupaten Subang, yang menyebabkan satu orang tertimbun material longsor dan hingga saat ini belum ditemukan,” katanya kepada Jabar Ekspres melalui seluler, Minggu (13/4).

    BACA JUGA:Bupati Ciamis Prioritaskan Relokasi 7 Rumah Terdampak Longsor di Panawangan

    Menerima informasi tersebut, ujar Adip, Kantor SAR Bandung langsung melakukan koordinasi dengan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Subang.

    “Selanjutnya memberangkatkan satu tim rescue menuju lokasi kejadian untuk melaksanakan pencarian,” ujarnya.

    Berdasarkan laporan yang diterima Kantor SAR Bandung, longsor diakibatkan oleh curah hujan dengan intensitas yang tinggi. Selain itu, kontur tanah yang labil dinilai menjadi faktor pemicu terjadinya longsoran.

    “Akibatnya terjadi dua kali longsor. Menurut informasi dari warga, saat kejadian korban tengah berada di pesawahan memperbaiki saluran air,” beber Adip.

    BACA JUGA:Ancaman Longsor Susulan Mengintai, Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Cimahi Diminta Mengungsi

    Dia melanjutkan, kronologi dugaan korban tertimbun material tanah itu, ketika terjadi longsoran pertama Rafik sempat mengirimkan video di grup media sosial aplikasi WhatsApp.

    Akan tetapi, Adip memaparkan, saat longsor susulan yang terjadi pada pukul 15.00 WIB, dengan tinggi longsor sekira 250 meter dan lebar 40 meter, korban tak lagi dapat dihubungi.

    “Diduga korban atas nama Rafik (55) tertimbun material longsor saat longsor susulan (peristiwa kedua),” paparnya.

    Adip menerangkan, sekira pukul 17.24 WIB Tim Rescue Kantor SAR Bandung tiba di lokasi kejadian dan langsung melaksanakan koordinasi dengan unsur SAR di lapangan.

    “Selanjutnya Tim melaksanakan assessment menggunakan drone di sekitar lokasi kejadian,” terangnya.

    “Hingga pukul 17.35 WIB hasil pencarian masih nihil, berdasarkan pertimbangan teknik di lapangan, pencarian dihentikan sementara dan kembali dilanjutkan hari ini (masih berlangsung), pungkas Adip. (Bas)

  • Warga Ciamis Geram, 3 Tahun Jalan Provinsi Rusak Tak Kunjung Diperbaiki!

    Warga Ciamis Geram, 3 Tahun Jalan Provinsi Rusak Tak Kunjung Diperbaiki!

    JABAR EKSPRES – Ratusan warga Desa Sindangbarang, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, mendesak Pemerintah segera merealisasikan perbaikan jalan di desanya yang rusak parah.

    Jalan milik provinsi sepanjang 3 kilometer yang menghubungkan tiga dusun, yakni Cikuda Karamat, Cikuda Hilir, dan Sindangrasa Kampung Cidadap, telah mengalami kerusakan selama tiga tahun terakhir.

    Padahal, ruas jalan ini menjadi urat nadi perekonomian warga, akses pendidikan, serta jalur alternatif menuju Kabupaten Majalengka.

    Berdasarkan pantauan, kondisi jalan dipenuhi lubang menganga, bergelombang, dan sebagian tergenang air saat hujan.

    Kerusakan ini disebut telah mengganggu aktivitas harian masyarakat, terutama peternak dan petani yang kesulitan mengangkut hasil produksi ke pasar.

    BACA JUGA: Viral Aksi Warga Panumbangan Ciamis Mancing di Jalan Rusak 

    “Jalan ini rusak parah sejak tiga tahun lalu, tapi belum pernah ada perbaikan. Kalau hujan, kubangan air seperti kolam, motor sulit lewat, bahkan pernah ada yang mogok karena terperosok lubang,” ujar Zaenal (56), warga setempat, Minggu (13/4/2024).

    Zaenal menjelaskan, kerusakan semakin parah akibat sering dilintasi truk besar yang memilih jalur alternatif ini menuju Majalengka.

    “Jalan ke Majalengka sudah mulus, tapi akses ke Ciamis justru terabaikan. Truk-truk lewat terus, lubang makin melebar. Pemerintah seolah tutup mata,” tambahnya.

    Frustrasi atas lambannya respons pemerintah, beberapa waktu lalu warga melakukan aksi protes unik dengan ‘memancing’ di lubang jalan yang tergenang air.

    Aksi tersebut sengaja diabadikan dan diunggah ke media sosial untuk menyoroti kelalaian pemerintah.

    “Kami ingin pemerintah desa, kabupaten, provinsi, bahkan pusat melihat langsung penderitaan kami. Ini darurat infrastruktur!” tegas Zaenal.

    Upaya swadaya masyarakat menambal jalan dengan semen pun hanya bertahan sementara. Ketua RT Dusun Cikuda Hilir, Affan, mengungkapkan, warga telah bergotong-royong meratakan jalan rusak menggunakan material seadanya.

    Namun, hasilnya tidak maksimal. “Tambalan semen hancur lagi karena dilindas truk. Kami sudah lelah berusaha sendiri. Ini tugas pemerintah, bukan rakyat kecil,” ucap Affan.

    BACA JUGA: Bupati Ciamis Prioritaskan Relokasi 7 Rumah Terdampak Longsor di Panawangan

    Kerusakan jalan ini tidak hanya mengancam keselamatan pengendara, tetapi juga menghambat pertumbuhan ekonomi desa.

  • BMKG: Waspada Potensi Banjir Rob di Wilayah Pesisir NTT pada 13-15 April 2025 – Page 3

    BMKG: Waspada Potensi Banjir Rob di Wilayah Pesisir NTT pada 13-15 April 2025 – Page 3

    Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat secara tiba-tiba di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Jawa Barat, dalam sepekan ke depan pada 11-17 April 2025.

    Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramadhani menjelaskan, sejumlah wilayah di Indonesia masih akan menghadapi potensi curah hujan yang signifikan, terutama di bagian selatan dan timur.

    “Kondisi ini didukung oleh aktifnya fenomena MJO secara spasial, serta pengaruh dari gelombang atmosfer seperti Gelombang Rossby Ekuatorial, Gelombang Kelvin, dan Gelombang Low Frequency,” katanya dalam keterangan tertulis pada Jumat, 11 April 2025.

    Kombinasi faktor-faktor tersebut, kata Andri, meningkatkan potensi pembentukan awan konvektif yang signifikan di sebagian besar wilayah Indonesia.

    “Di sisi lain, beberapa wilayah di Indonesia juga sudah mulai memasuki periode musim peralihan (pancaroba) dari musim hujan menuju musim kemarau,” ucapnya.

    Andri menjelaskan, dalam periode ini, cuaca umumnya bersifat variatif dan dinamis dengan potensi hujan yang masih dapat terjadi secara tiba-tiba disertai angin kencang dan kilat atau petir pada siang atau sore hari.

    “Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang umumnya relatif lebih cepat, serta variasi kondisi cuaca secara spasial yang signifikan, sehingga dapat memengaruhi kelancaran aktivitas di masyarakat,” tandasnya.

    Terhadap potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk menjauhi wilayah terbuka saat terjadi hujan disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan, dan infrastruktur yang sudah rapuh saat terjadi hujan disertai angin kencang.

    “Berhati-hati terhadap jalanan licin yang berpotensi membahayakan keselamatan. Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja,” kata Andri.

     

  • Empat Warga Bangkalan Jadi Korban Longsor, Dua Masih Dirawat

    Empat Warga Bangkalan Jadi Korban Longsor, Dua Masih Dirawat

    Bangkalan (beritajatim.com) – Empat warga Desa Pakaan Laok, Kecamatan/Kabupaten Bangkalan, menjadi korban dalam peristiwa longsor yang terjadi pada Minggu (13/4/2025). Insiden ini diduga kuat akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa jam sebelumnya, menyebabkan tebing di dekat permukiman warga tak mampu menahan beban tanah yang jenuh air.

    Wakil Bupati Bangkalan, Fauzan Jakfar, menyampaikan bahwa saat ini dua dari empat korban telah dipulangkan ke rumah masing-masing setelah mendapatkan perawatan. “Yang satu di Puskesmas Galis yang satunya lebih parah dirujuk ke RSUD Syamrabu. Sedangkan dua korban luka ringan sudah dibawa pulang,” ujarnya.

    Korban yang masih dirawat di Puskesmas Galis mengalami luka sedang, sementara satu korban lain yang dirujuk ke RSUD Syamrabu Bangkalan mengalami luka lebih serius.

    Menurut Fauzan, longsor terjadi di lokasi yang cukup dekat dengan pemukiman warga. Tebing yang longsor sebenarnya telah dilengkapi dengan tembok pembatas, namun tidak cukup kuat untuk menahan tekanan tanah yang mengalami pergeseran.

    “Akibatnya saat warga melintas tanah itu longsor dan mengenai warga yang baru pulang dari hajatan,” imbuhnya.

    Pemerintah setempat kini tengah melakukan koordinasi dengan aparat desa dan petugas terkait untuk membersihkan material longsoran serta mengantisipasi kemungkinan terjadinya longsor susulan.

    “Kalau memang berpotensi longsor lagi dan membahayakan warga, maka warga yang di sekitar lokasi akan kami evakuasi,” pungkas Fauzan.

    Peristiwa ini menjadi pengingat penting akan perlunya mitigasi bencana secara lebih intensif, terutama di wilayah dengan kontur tanah dan struktur tebing yang rawan longsor saat musim hujan tiba. [sar/suf]

  • Awas, Gunung Karangetang di Sulut Berpotensi Luncurkan Awan Panas

    Awas, Gunung Karangetang di Sulut Berpotensi Luncurkan Awan Panas

    Manado, Beritasatu.com – Aktivitas vulkanik Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, kembali menjadi sorotan. Badan Geologi Kementerian ESDM mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi guguran awan panas yang bisa terjadi sewaktu-waktu akibat kubah lava di puncak gunung.

    “Kubah lava lama masih ada di puncak dan bisa rubuh kapan saja bersamaan dengan keluarnya lava,” ungkap Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid AN, dalam keterangan resminya, Sabtu (12/4/2025).

    Berdasarkan evaluasi aktivitas dari periode 16-31 Maret 2025, Wafid mengungkapkan, potensi awan panas di Karangetang disebabkan oleh penumpukan material lava yang bisa longsor, terlebih saat hujan mengguyur puncak gunung.

    Meski hingga kini belum terpantau letusan besar, catatan visual menunjukkan asap kawah dengan ketinggian maksimum 150 meter di Gunung Karangetang.

    Namun, dari sisi seismik, jenis gempa vulkanik dalam masih terpantau cukup tinggi. Hal itu memperlihatkan indikasi adanya akumulasi magma yang bisa bergerak ke permukaan.

    Selama periode pengamatan, alat mencatat dua kali gempa guguran, 108 kali gempa embusan, serta 12 kali gempa hybrid. Selain itu, 19 gempa vulkanik dangkal, 24 gempa vulkanik dalam, empat gempa tektonik lokal, dan 97 gempa tektonik jauh turut terekam.

    Meski status Gunung Karangetang telah diturunkan dari Siaga (Level III) ke Waspada (Level II) sejak 11 Januari 2025, Badan Geologi Kementerian ESDM tetap menekankan pentingnya kewaspadaan bagi warga, terutama yang bermukim di sekitar lereng dan aliran sungai yang berhulu di puncak gunung.

    “Walau status Waspada, masyarakat harus tetap waspada terhadap potensi guguran lava dan awan panas Gunung Karangetang, apalagi saat musim hujan,” pungkas Wafid.

  • Indonesia Masuk Pancaroba, Waspada Hujan Lebat Beberapa Hari ke Depan!

    Indonesia Masuk Pancaroba, Waspada Hujan Lebat Beberapa Hari ke Depan!

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan melanda hampir seluruh wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan. 

    Kondisi ini dipengaruhi oleh peralihan musim atau pancaroba, serta sejumlah fenomena atmosfer yang memicu terbentuknya awan hujan dan angin kencang.

    Wilayah yang diperkirakan akan mengalami dampak signifikan antara lain Sumatera bagian selatan, sebagian besar Pulau Jawa, Nusa Tenggara Timur (NTT) terutama bagian selatan, Maluku bagian selatan, dan Papua bagian selatan.

    “Beberapa gelombang atmosfer seperti gelombang Kelvin dan Rossby saat ini aktif di sekitar wilayah Jawa. Sehingga juga ada potensi hujan di wilayah dari Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur masih cukup tinggi dalam beberapa hari ke depan,” ujar Prakirawan Cuaca BMKG Clara Avila Dea kepada Beritasatu.com, Sabtu (12/4/2025).

    BMKG mencatat keberadaan bibit siklon tropis 96S di selatan Laut Timor yang dapat menimbulkan hujan sedang hingga sangat lebat, terutama di NTT bagian selatan dan Maluku bagian selatan. Selain hujan, wilayah tersebut juga berpotensi mengalami gelombang tinggi disertai angin kencang.

    Gangguan tropis di sekitar Laut Arafura turut meningkatkan potensi hujan di wilayah Maluku bagian selatan dan Papua bagian selatan. 

    Sementara itu, sirkulasi siklonik di perairan selatan Lampung berdampak pada wilayah Sumatera bagian selatan dan Jawa bagian barat, memicu pertemuan angin (konvergensi) yang dapat memperbesar potensi hujan.

    Menurut Clara, musim pancaroba berdampak pada perubahan cuaca yang lebih ekstrem, seperti dari sangat panas ke hujan lebat dalam sehari.

    “Bulan April ini merupakan masa pancaroba, khususnya di Jabodetabek. Perubahan cuaca masih akan sering terjadi, dan potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir masih cukup tinggi,” tambah Clara.

    Untuk wilayah Jakarta, BMKG juga memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di daerah selatan pada sore hari ini. Kondisi serupa juga diperkirakan terjadi pada Minggu (13/4/2025).

    Potensi banjir di wilayah Jabodetabek perlu diwaspadai, terutama jika hujan terjadi dalam durasi yang cukup lama. 

    “Untuk banjir sendiri selain dari faktor cuaca kita juga harus melihat faktor lingkungannya. Untuk wilayah seperti Jabodetabek memang untuk potensi banjir cukup tinggi,” tambah Clara.

    Masyarakat diimbau untuk terus memantau perkembangan cuaca yang sedang terjadi dan tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat curah hujan tinggi, seperti banjir dan tanah longsor. Warga juga diminta mengantisipasi wilayah-wilayah yang rawan bencana.

  • Datangi Perhutani dan PTPN, Ono Surono Minta Tata Kelola Hutan dan Perkebunan Harus Dievaluasi!

    Datangi Perhutani dan PTPN, Ono Surono Minta Tata Kelola Hutan dan Perkebunan Harus Dievaluasi!

    JABAR EKSPRES – Pengelolaan hutan dan Perkebunan yang jadi kewenangan Perhutani Unit III Jawa Barat dan PTPN I Regional 2 dan mendapat sorotan dari Waki Ketua DPRD Jabar Ono Surono.

    Dalam kunjungan rapat kerja bersama Perhutan Unit III Jawa Barat, Ono surono menekankan banyaknya alih fungsi hutan di Jawa Barat. Sehingga menyebabkan bencana alam seperti banjir dan longsor.

    Ono mengatakan, kehadirannya dalam rapat kerja ini, adalah ingin mengetahui data kerjasama Perhutani Unit III Jawa Barat yang hutannya dimanfaatkan fungsinya.

    BACA JUGA: Ono Surono: Lahan Tebu PG Jatitujuh Milik Perhutani, KLH Jangan Tutup Mata

    Dia menilai, banyak sekali lahan hutan dan perkebunan di Jawa Barat yang dimanfatkan untuk ladang bisnis. Sehingga terjadi alih fungsi.

    Menurut Ono, Dalam pemanfaatan hutan, sejauh ini Perhutani belum ditemukan pelanggaran yang krusial. Namun tata kelola harus betul-betul diperhatikan dengan merujuk kepada aspek ekologis.

    Untuk itu, berdasaarkan hasil diskusi, Ono mengusulkan untuk pemanfaatan hutan di Jawa Barat harus dievaluasi dengan memperhatikan aspek lingkungan, pangan dan ekonomi.

    BACA JUGA: Banjir di Pameungpeuk Garut Disebabkan Hutan di Gunung Rusak

    Pihaknya akan mendorong agar Perhutani Uni III Jawa Barat dan Pemprov Jabar mengambil langkah stretegis untuk menyusun rencana pembangunan tata kelola kawasan hutan.

    “ Ini harus ada kolaborasi yang dilakukan, rencana tersebut akan diintegrasikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jabar,’’ ujar Ketua DPD PDIP itu.

    Recana tata kelola ini harus diseleraskan dengan Perda RT/RW. Dengan begitu, pengelolaan hutan memiliki basis utama dengan memperhatikan aspek lingkungan, Pangan dan Ekonomi.

    BACA JUGA: Eksploitasi Kawasan Hutan di Bandung Selatan Dilakukan Secara Sporadis!

    Sementara itu untuk pengelolaan perkebunan yang jadi kewenangan  PTPN I Regional 2, Ono berpendapat bahwa tata kelola juga harus jadi perhatian serius.

    Menurutnya, PTPN Region II memiliki kewenangannya ada di 11 Kabupaten/kota. Dalam perjalannya, PTPN mendapat sorotan dari masyarakat karena ada kerja sama pembangunan tempat wisata di puncak Bogor.

    ‘’Itu kan kemarin viral sekali, di bongkar Gubernur Jawa Barat,’’ cetus Ono.

  • Eiger Camp Terbukti Langgar Aturan, 1.200 M Tidak Sesuai Site Plan!

    Eiger Camp Terbukti Langgar Aturan, 1.200 M Tidak Sesuai Site Plan!

    JABAR EKSPRES – Keberadaan Eiger Camp yang ada di Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat terbukti melanggar aturan dan tidak sesuai dengan Site plan.

    Hal ini terungkap ketika rombongan DPRD Kabupaten Bandung Barat dari Komisi I dan III melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan.

    BACA JUGA: Pemerintah Segel 4 Bangunan di Kawasan Puncak Bogor, Ternyata Milik BUMN dan BUMD, Ini Daftarnya!

    Ketua Komisi III DPRD Bandung Barat Pither Tjuandys mengatakan, dalam pelaksanaannya ditemukan sekitar 1.200 meter lahan yang tidak masuk ke dalam  dokumen site plan.

    Pither mengatakan, dalam dokumen perizinan Eiger Camp sudah menempuh sesuai dengan prosedur. Tapi dalam kujungan langsung ke lapangan tempat wisata itu tidak sesuai dengan dokumen.

    BACA JUGA: Harus Diusut! Proyek Tempat Wisata Eiger Camp Diduga Langgar Perda KBU!

    “Pelaksanaan proyek oleh pengembang ada ketidaksesuaian dari sisi site plan,’’ ujar Pither kepada wartawan, dikutip (12/09/2025).

    Meski begitu, Pither menyarankan agar pengembang dapat melakukan revisi. Sehingga dalam pelaksanaannya sesuai dengan siteplan.

    Analisis dampak lingkungan juga harus dilakukan dengan matang. Jangan sampai pelaksanaan pembangunan jadi menimbulkan bencana seperti banjir dan longsor.

    BACA JUGA: Skywalk Teras Cihampelas Kota Bandung Direvitalisasi lagi, Alokasi Rp 3,9 Miiar!

    Selain itu, dinas terkait jangan hanya mengeluarkan izin tanpa dibarengi dengan pengawasan di lapangan. Sehingga tidak kecolongan.

    ‘’Ini kan terbukti ada ketidak sesuaian dokumen perizinan dengan fakta lapangan,’’ cetusnya.

    Piter juga mengharapkan adanya koordinasi antara Pemda Kabupaten Bandung Barat dengan Pemprov Jabar untuk membahas permasalahan ini.

    BACA JUGA: Usut Tuntas Pembangunan Skybridge Stasiun Bandung yang Mangkrak!

    Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD KBB, Sandi Supyandi menilai, pembangunan Eiger Camp harus memikirkan aspek lingkungan secara komperhensip.

    Jika di lihat dari Site Plan, Eiger Camp membangun di kawasan Bandung Utara ( KBU ), sehingga untuk penanganan larian air (run off) harus betul-betul diperhatikan jangan sampai menimbulkan bencana banjir atau longsor di Cekungan Bandung.

    BACA JUGA: Konflik Lahan Warga Sukahaji Kota Bandung Apakah Benar Dibakar?