Topik: longsor

  • KDM Puji Keberadaan Museum Pajajaran di Kota Bogor: Perkuat Literasi Peradaban Sunda

    KDM Puji Keberadaan Museum Pajajaran di Kota Bogor: Perkuat Literasi Peradaban Sunda

    JABAR EKSPRES – Langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor membangun gedung Museum Pajajaran ‘Bumi Ageung Batutulis’ tuai pujian Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

    Menurut KDM, sapaan Dedi Mulyadi, meski belum terwujud alias masih belum dilengkapi fasilitas penunjang maupun kelengkapan koleksi, dirinya sangat mengapresiasi.

    Hal itu disampaikan oleh Dedi Mulyadi saat di ajak melihat Situs Prasasti Batutulis dan Bumi Ageung Batutulis oleh Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, Senin (14/4).

    “Semangat membangun museum juga sudah luar biasa. Tinggal nanti ada sentuhan arsitekturnya supaya lebih mengesankan sebagai sebuah museum sejarah masa lalu,” puji Dedi Mulyadi di lokasi Situs Prasasti Batutulis setelah meninjau longsor di Jalan Saleh Danasasmita yang tak jauh dari situs.

    BACA JUGA: KDM Tegaskan Siap Bantu Pembebasan Lahan Akses Jalan Baru di Batutulis Bogor, Tahun Ini Harus Terealisasikan!

    KDM juga memberikan masukan untuk bangunan Prasasti Batutulis yang kini dikelola oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IX Jawa Barat, UPTD Kementerian Kebudayaan, agar disesuaikan dengan keberadaan Batutulis itu sendiri, sehingga memiliki nilai estetika dan sejarah yang tinggi.

    “Karena bangunannya tidak menunjang sebagai bangunan kebudayaan. Kalau diperbolehkan oleh Kementerian Kebudayaan, saya akan bangun tahun ini juga, dengan desain arsitektur yang disesuaikan dengan peradaban Sunda,” dorong dia.

    Pihaknya juga berencana akan meminta tim ahli geologi, ahli bahasa, ahli sejarah, dan filologi untuk menyusun buku yang dapat menjelaskan Batutulis secara akademis.

    “Sehingga saat kita berkunjung ke tempat bersejarah, kita bisa memahami bahwa dulu pernah ada peradaban. Raja itu dilantik dengan membuat tulisan di batu yang abadi. Ini menunjukkan bahwa orang Sunda punya leluhur yang cerdas, pintar, dan hebat pada masanya,” tutur KDM.

    Dengan begitu, sambung dia, ke depan siapapun yang menjabat sebagai wali kota dan wakil wali kota bisa menceritakan sejarah peradaban Sunda dan Pakuan Pajajaran.

    Hal itupun disambut baik Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim. Dirinya melihat antusiasme tinggi dari KDM saat berkunjung ke Batutulis dan Bumi Ageung.

  • Warga Kota Bogor Keluhkan Jalan di Batutulis Sudah Sebulan Lebih Ditutup Akibat Longsor – Page 3

    Warga Kota Bogor Keluhkan Jalan di Batutulis Sudah Sebulan Lebih Ditutup Akibat Longsor – Page 3

    Wali Kota Bogor, Dedie Rachim menturukan, pembebasan lahan membutuhkan anggaran sekitar Rp30 miliar. Sementara untuk pembangunan infrastruktur jalan antara Rp10 miliar sampai dengan Rp15 miliar.

    Menurutnya, untuk pembangunan infrastruktur jalan baru, direncanakan dari anggaran Kementerian PUPR.

    “Tapi menurut pemerintah pusat, lahan harus disiapkan terlebih dahulu oleh daerah,” ujar Dedie Rachim.

    Karena itu, ia belum bisa memastikan kapan pembangunan jalan akan dimulai, karena harus melakukan beberapa tahapan, mulai menyiapkan anggaran, proses pembebasan lahan, studi kelayakan jalan yang akan dibangun hingga, lelang.

    “Ya secepatnya, tapi kan ada proses. Uangnya harus dicari dulu, aturannya disesuaikan, timnya dibentuk, gambar teknis,” pungkasnya. 

  • Longsor di Ponorogo Tutup Jalan Lingkar Telaga Ngebel, Begini Penanganannya

    Longsor di Ponorogo Tutup Jalan Lingkar Telaga Ngebel, Begini Penanganannya

    Ponorogo (beritajatim.com) – Jalan lingkar Telaga Ngebel lumpuh total akibat tanah longsor yang terjadi pada Minggu (13/4) malam. Material longsoran berupa tanah dan pohon tumbang menutup hampir seluruh badan jalan di kawasan Desa/Kecamatan Ngebel, Ponorogo. Bencana ini dipicu oleh hujan deras yang mengguyur wilayah lereng sejak sore hari kemarin.

    Evakuasi pun langsung dilakukan pada Senin (14/4) pagi, yang melibatkan berbagai pihak. Mulai dari TNI, Polri, dan sejumlah instansi di lingkup Pemkab Ponorogo. Warga sekitar pun turut serta membantu proses pembersihan secara gotong royong.

    Pelda Sutrisno, Bati Tuud Koramil Tipe B 0802/19 Ngebel, mengatakan bahwa begitu laporan masuk, tim langsung bergerak cepat.

    “Begitu ada kabar tentang longsor, tim piket langsung turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan awal. Setelah kami pastikan kondisi lapangan, laporan segera kami kirimkan ke Komando Atas untuk langkah tindak lanjut, kata Pelda Sutrisno, Senin siang.

    Ia menjelaskan bahwa pembersihan jalan dilakukan dengan kombinasi alat berat dan peralatan manual, mengingat beberapa titik tidak dapat dijangkau oleh mesin. Dengan evakuasi yang dilakukan bersama-sama ini, harapannya, jalan bisa segera digunakan kembali.

    “Hari ini kami bersama seluruh unsur, mulai dari Polsek Ngebel, dinas-dinas terkait, hingga warga sekitar, bahu-membahu mengevakuasi pohon tumbang dan membersihkan material longsor,” katanya.

    Semangat kolektif dan kebersamaan para petugas dan warga menjadi kunci percepatan pemulihan jalur wisata utama tersebut. Telaga Ngebel merupakan salah satu destinasi unggulan di Ponorogo. Pemerintah setempat mengimbau warga dan wisatawan agar sementara waktu menghindari jalur lingkar Telaga Ngebel sampai kondisi benar-benar dinyatakan aman. [end/aje]

  • Usai Longsor, JLS Tulungagung-Trenggalek Bisa Dilewati Kembali

    Usai Longsor, JLS Tulungagung-Trenggalek Bisa Dilewati Kembali

    Blitar (beritajatim.com) – Jalur Lintas Selatan (JLS) Tulungagung-Trenggalek sudah bisa dilewati kembali oleh kendaraan usai longsor pada Minggu (13/04/2025) kemarin. Kendaraan roda 2 maupun roda 4 sudah bisa melintas di JLS Tulungagung-Trenggalek.

    Kasatlantas Polres Tulungagung, AKP Taufik Nabila menegaskan bahwa proses evakuasi material longsor di JLS Desa Keboireng Kecamatan Besuki, Tulungagung sudah selesai dilakukan. Sehingga Jalur JLS Tulungagung-Trenggalek sudah bisa dilewati kembali oleh kendaraan.

    “Alhamdulillah sudah bisa dilewati kendaraan proses evakuasi material longsor sudah selesai dilakukan,” ungkap AKP Taufik, Senin (14/04/2025).

    Sebelumnya pada Minggu (13/04/2025), JLS yang masuk Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung mengalami longsor. Material longsor pun menutup jalur JLS yang menjadi penghubung Tulungagung dan Trenggalek.

    Usai kejadian itu petugas dari pengelola JLS langsung melakukan evakuasi material longsor. Kini setelah proses evakuasi material longsor JLS Tulungagung-Trenggalek sudah bisa dilewati kembali.

    “Iya itu merupakan jalur penghubung Tulungagung dan Trenggalek, posisinya berada di perbatasan,” tegasnya.

    Satlantas Polres Tulungagung pun mengimbau kepada masyarakat yang melintas di JLS agar lebih berhati-hati. Karena kejadian tanah longsor bisa saja terjadi sewaktu-waktu. [owi/aje]

  • Tebing 14 Meter di Ciawi Bogor Longsor Tutup Jalan Alternatif ke Pancawati

    Tebing 14 Meter di Ciawi Bogor Longsor Tutup Jalan Alternatif ke Pancawati

    Bogor

    Tebing di Jalan Tapos, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, longsor. Tebingan longsor disinyalir akibat hujan deras dengan intensitas yang tinggi di wilayah tersebut.

    “Hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan tebing dengan ukuran tinggi sekitar 14 meter, dan panjang sekitar 15 meter longsor dan beberapa pohon tumbang,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani dalam keterangannya, Senin (14/4/2024).

    Adam menyebut peristiwa itu terjadi pada Minggu (13/4) kemarin. Material longsoran tebing tersebut menyebabkan jalur alternatif menuju kawasan Pancawati tertutup.

    “Dampak longsor hingga menutup jalan alternatif Tapos-Pancawati,” jelasnya.

    Warga kemudian melaporkan kejadian itu kepada petugas BPBD. Menerima laporan warga, petugas segera menuju ke lokasi untuk melakukan penanganan.

    “Fasilitas umum terdampak Jalan Tapos tertutup material longsoran dan pohon tumbang setinggi 1,5 meter,” jelasnya.

    “Tim TRC BPBD melakukan upaya pembersihan material longsoran dan evakuasi pohon tumbang. Dibutuhkan Evakuasi lanjutan dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan dan kurangnya penerangan,” pungkasnya.

    (rdh/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Usai Longsor, Khofifah Pastikan Perbaikan Jalur Pacet-Cangar Segera Tuntas

    Usai Longsor, Khofifah Pastikan Perbaikan Jalur Pacet-Cangar Segera Tuntas

    Surabaya (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memastikan bahwa perbaikan Jalan Sumber Brantas Jalur Pacet-Cangar yang sempat terdampak longsor pada 3 April lalu, hampir selesai 100 persen.

    Sejauh ini, kata Khofifah, Pemprov Jatim telah melakukan pemerataan tanah di lokasi longsor oleh Dinas PU Bina Marga UPT PJJ Mojokerto. Selain itu, penggantian baterai Early Warning System (EWS) di atas titik longsor juga telah dilakukan oleh tim BPBD Jatim dan BPBD Kabupaten Mojokerto.

    “Terkait perkembangan di jalur Pacet-Cangar yang mengalami longsor, sudah kita benahi dengan cepat dan tepat. Hari ini dilanjutkan pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT). Mohon doa semoga semua lancar,” ujarnya.

    “Total progres pembuatan plengsengan mencapai 75 persen dan untuk pemasangan bambu mencapai 15 persen,” imbuhnya.

    Khofifah menambahkan, untuk mempercepat pengerjaan tersebut, pihaknya akan mendatangkan tambahan alat berat jenis eskavator PC-200. Rencanya akan diterjunkan pada 15-16 April mendatang.

    Selain menambah alat berat, kerja sama lintas sektoral juga dilakukan. Sementara Dinas PU Bina Marga Mojokerto telah memberi dukungan satu unit eskavator untuk melakukan pemerataan tanah.

    “Perbaikan ini bisa cepat karena kita bekerja bersama baik dari provinsi maupun daerah. Bahkan Polhut (Polisi Hutan) selalu standby, ada personel jaga di sisi Sendi dan Cangar selama perbaikan hingga kegiatan selesai,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Khofifah juga menyebutkan, laporan Safety Officer menunjukkan perkembangan terbaru bahwa tidak ada gerakan tanah di titik longsoran. Hal tersebut terpantau dari tidak adanya pergeseran tanda bendera.

    Meski begitu, pembukaan kembali jalur yang menghubungkan Kabupaten Mojokerto-Kabupaten Malang dan Kota Batu ini masih menunggu hasil evaluasi.

    Oleh karena itu, Khofifah menjelaskan, kondisi jalur saat ini yang dapat dilalui oleh masyarakat, yaitu dari arah Kota Batu ke Mojokerto, yaitu sampai loket Pemandian Air Panas Cangar (Jalan Cangar-Kecamatan Pacet).

    Untuk arah sebaliknya, dari Mojokerto ke Kota Batu, yang dapat dilalui sampai Rest Area Sendi (Jalan Cangar-Pacet Nomor 26).

    “Untuk rencana pembukaan jalur lokasi longsor akan segera dilakukan evaluasi pada hari Selasa 15 April atau Rabu 16 April mendatang,” pungkasnya. [tok/aje]

  • 4 Tamu Tertimbun Tanah Longsor saat Hadiri Hajatan Pernikahan di Bangkalan – Halaman all

    4 Tamu Tertimbun Tanah Longsor saat Hadiri Hajatan Pernikahan di Bangkalan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang menunjukkan proses evakuasi empat tamu undangan yang tertimbun tanah longsor saat menghadiri acara hajatan di Kabupaten Bangkalan, Madura, menjadi viral di media sosial.

    Insiden ini terjadi pada Sabtu, 12 April 2025, sekitar pukul 17.00 WIB, di Desa Pakaan Laok, Kecamatan Galis.

    Menurut informasi yang dihimpun, kegaduhan muncul saat tanah longsor terjadi di lokasi hajatan.

    Warga dan tamu undangan segera berusaha menolong empat korban yang terkurung di bawah material tanah dan dinding penahan tanah.

    Wakil Bupati Bangkalan, Moch Fauzan Jafar, mengungkapkan bahwa keempat korban merupakan tamu dan pengantar pengantin pria yang hendak meninggalkan lokasi setelah prosesi serah terima mempelai selesai.

    “Saat hendak keluar, tiba-tiba tebing dengan tembok penahan tanah runtuh hingga menimbun lokasi,” jelasnya.

    Dari empat korban, tiga di antaranya dilarikan ke Puskesmas Galis, sedangkan satu korban lainnya dirujuk ke RSUD Syamrabu Bangkalan.

    “Korban yang parah dirawat di RSUD Syamrabu, sementara dua lainnya sudah diperbolehkan pulang,” tambah Fauzan.

    Kapolsek Galis, Iptu Achmad Affandi, menjelaskan bahwa keempat korban berasal dari satu desa, yaitu Desa Daleman, Kecamatan Galis.

    Mereka adalah FH (15) dengan patah tulang, NS (16) mengalami luka ringan, HM (15) yang menjalani rawat inap, dan UF (21) yang dirujuk ke rumah sakit.

    Menurut Fauzan, hujan deras yang terjadi sebelum insiden diduga menjadi penyebab longsor.

    “Plengsengan yang roboh sudah berusia lama dan posisinya terlalu vertikal,” ujar Affandi.

    Material longsor juga menimpa akses jalan kampung yang berada di luar pagar rumah yang menggelar hajatan.

    Seorang kerabat korban, Abdillah, mengatakan tidak ada tanda-tanda sebelum peristiwa longsor terjadi.

    “Kejadian berlangsung saat sejumlah warga pengantar mempelai pria hendak keluar lokasi hajatan,” ungkapnya.

    Pihak Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Galis bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan dinas sosial setempat sedang melakukan pemetaan dan pendataan untuk menentukan langkah perbaikan selanjutnya.

    “Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa. Jika tidak ada hajatan pernikahan, mungkin tidak ada korban,” tutup Affandi.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tebing Setinggi 20 Meter di JLS Tulungagung Longsor

    Tebing Setinggi 20 Meter di JLS Tulungagung Longsor

    Tulungagung (beritajatim.com) – Tebing setinggi 20 meter longsor dan menutup sebagian akses jalan di Jalur Lintas Selatan (JLS), KM 10.800 masuk Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung. Material longsor berupa batuan menutup hingga 2/3 akses jalan. Hanya kendaraan mobil saja yang diperbolehkan melintas. Proses evakuasi masih berlangsung hingga saat ini.

    Kapolsek Besuki, AKP Mokhamad Sansun mengatakan peritiswa longsor ini terjadi dini hari sekitar pukul 00.30 WIB. Kondisi jalan yang gelap membuat petugas memutuskan menutup total akses JLS tersebut. Hal ini dikarenakan mereka belum bisa mengamati kondisi tebing yang longsor. Setelah pagi hari akses jalan kembali dibuka untuk kendaraan motor dan mobil.

    “Malam hari kondisinya gelap sehingga kita memutuskan menutup total akses JLS,” ujarnya, Minggu (13/04/2025).

    Tebing yang longsor ini memiliki ketinggian hingga 20 meter dan lebar 10 meter. Material longsor berupa batuan sehingga memerlukan alat berat untuk proses evakuasi. Sebelum longsor terjadi hujan dengan intensitas sedang. Diduga hujan tersebut membuat batuan di tebing ini longsor.

    “Kondisinya batuan di tebing ini sangat labil, sehingga saat kena hujan dan air rawan terjadi longsor,” tuturnya.

    Proses evakuasi ini akan dilakukan hingga tuntas sehingga jalan bisa kembali dilewati dengan normal. Petugas sendiri mengimbau kepada pengguna jalan untuk berhati-hati saat melintas, terutama saat hujan turun. Hal ini dikarenakan rawan terjadi longsor susulan.

    “Kita memetakan tadi ada dua titik rawan longsor, kami mengimbau pengguna jalan untuk berhati-hati,” pungkasnya. [nm/but]

  • Seorang Warga di Subang Tertimbun Longsor, Sempat Kirim Video Lalu Tak Bisa Dihubungi 

    Seorang Warga di Subang Tertimbun Longsor, Sempat Kirim Video Lalu Tak Bisa Dihubungi 

    JABAR EKSPRES – Proses pencarian terhadap seorang warga bernama Rafik (55), yang menjadi korban longsor hingga tertimbun material tanah masih dilakulan oleh Tim SAR Gabungan.

    Diketahui, musibah bencana longsor tersebut, terjadi di wilayah Kampung Babakan Randu, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Sabtu, 12 April 2025 kemarin.

    Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Bandung, Mochamad Adip mengatakan, operasi pencarian terhadap korban masih diupayakan secara maksimal.

    “Petugas Siaga Kantor SAR Bandung menerima informasi kejadian bencana longsor di Kabupaten Subang, yang menyebabkan satu orang tertimbun material longsor dan hingga saat ini belum ditemukan,” katanya kepada Jabar Ekspres melalui seluler, Minggu (13/4).

    BACA JUGA:Bupati Ciamis Prioritaskan Relokasi 7 Rumah Terdampak Longsor di Panawangan

    Menerima informasi tersebut, ujar Adip, Kantor SAR Bandung langsung melakukan koordinasi dengan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Subang.

    “Selanjutnya memberangkatkan satu tim rescue menuju lokasi kejadian untuk melaksanakan pencarian,” ujarnya.

    Berdasarkan laporan yang diterima Kantor SAR Bandung, longsor diakibatkan oleh curah hujan dengan intensitas yang tinggi. Selain itu, kontur tanah yang labil dinilai menjadi faktor pemicu terjadinya longsoran.

    “Akibatnya terjadi dua kali longsor. Menurut informasi dari warga, saat kejadian korban tengah berada di pesawahan memperbaiki saluran air,” beber Adip.

    BACA JUGA:Ancaman Longsor Susulan Mengintai, Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Cimahi Diminta Mengungsi

    Dia melanjutkan, kronologi dugaan korban tertimbun material tanah itu, ketika terjadi longsoran pertama Rafik sempat mengirimkan video di grup media sosial aplikasi WhatsApp.

    Akan tetapi, Adip memaparkan, saat longsor susulan yang terjadi pada pukul 15.00 WIB, dengan tinggi longsor sekira 250 meter dan lebar 40 meter, korban tak lagi dapat dihubungi.

    “Diduga korban atas nama Rafik (55) tertimbun material longsor saat longsor susulan (peristiwa kedua),” paparnya.

    Adip menerangkan, sekira pukul 17.24 WIB Tim Rescue Kantor SAR Bandung tiba di lokasi kejadian dan langsung melaksanakan koordinasi dengan unsur SAR di lapangan.

    “Selanjutnya Tim melaksanakan assessment menggunakan drone di sekitar lokasi kejadian,” terangnya.

    “Hingga pukul 17.35 WIB hasil pencarian masih nihil, berdasarkan pertimbangan teknik di lapangan, pencarian dihentikan sementara dan kembali dilanjutkan hari ini (masih berlangsung), pungkas Adip. (Bas)

  • Warga Ciamis Geram, 3 Tahun Jalan Provinsi Rusak Tak Kunjung Diperbaiki!

    Warga Ciamis Geram, 3 Tahun Jalan Provinsi Rusak Tak Kunjung Diperbaiki!

    JABAR EKSPRES – Ratusan warga Desa Sindangbarang, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, mendesak Pemerintah segera merealisasikan perbaikan jalan di desanya yang rusak parah.

    Jalan milik provinsi sepanjang 3 kilometer yang menghubungkan tiga dusun, yakni Cikuda Karamat, Cikuda Hilir, dan Sindangrasa Kampung Cidadap, telah mengalami kerusakan selama tiga tahun terakhir.

    Padahal, ruas jalan ini menjadi urat nadi perekonomian warga, akses pendidikan, serta jalur alternatif menuju Kabupaten Majalengka.

    Berdasarkan pantauan, kondisi jalan dipenuhi lubang menganga, bergelombang, dan sebagian tergenang air saat hujan.

    Kerusakan ini disebut telah mengganggu aktivitas harian masyarakat, terutama peternak dan petani yang kesulitan mengangkut hasil produksi ke pasar.

    BACA JUGA: Viral Aksi Warga Panumbangan Ciamis Mancing di Jalan Rusak 

    “Jalan ini rusak parah sejak tiga tahun lalu, tapi belum pernah ada perbaikan. Kalau hujan, kubangan air seperti kolam, motor sulit lewat, bahkan pernah ada yang mogok karena terperosok lubang,” ujar Zaenal (56), warga setempat, Minggu (13/4/2024).

    Zaenal menjelaskan, kerusakan semakin parah akibat sering dilintasi truk besar yang memilih jalur alternatif ini menuju Majalengka.

    “Jalan ke Majalengka sudah mulus, tapi akses ke Ciamis justru terabaikan. Truk-truk lewat terus, lubang makin melebar. Pemerintah seolah tutup mata,” tambahnya.

    Frustrasi atas lambannya respons pemerintah, beberapa waktu lalu warga melakukan aksi protes unik dengan ‘memancing’ di lubang jalan yang tergenang air.

    Aksi tersebut sengaja diabadikan dan diunggah ke media sosial untuk menyoroti kelalaian pemerintah.

    “Kami ingin pemerintah desa, kabupaten, provinsi, bahkan pusat melihat langsung penderitaan kami. Ini darurat infrastruktur!” tegas Zaenal.

    Upaya swadaya masyarakat menambal jalan dengan semen pun hanya bertahan sementara. Ketua RT Dusun Cikuda Hilir, Affan, mengungkapkan, warga telah bergotong-royong meratakan jalan rusak menggunakan material seadanya.

    Namun, hasilnya tidak maksimal. “Tambalan semen hancur lagi karena dilindas truk. Kami sudah lelah berusaha sendiri. Ini tugas pemerintah, bukan rakyat kecil,” ucap Affan.

    BACA JUGA: Bupati Ciamis Prioritaskan Relokasi 7 Rumah Terdampak Longsor di Panawangan

    Kerusakan jalan ini tidak hanya mengancam keselamatan pengendara, tetapi juga menghambat pertumbuhan ekonomi desa.