Topik: longsor

  • Hujan Deras, Dua Rumah di Nawangan Pacitan Tertimbun Longsor

    Hujan Deras, Dua Rumah di Nawangan Pacitan Tertimbun Longsor

    Pacitan (beritajatim.com) — Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Nawangan pada Jumat (18/4/2025) sore memicu bencana tanah longsor di Desa Mujing. Dua rumah warga rusak akibat peristiwa tersebut.

    Kejadian pertama menimpa rumah milik Deran (65), warga Dusun Ploso, Desa Mujing. Rumah semi permanen miliknya tertimpa material longsor berupa tanah dari tebing setinggi sekitar 15 meter yang berada di samping bangunan.

    “Akibatnya, dinding rumah jebol karena banyaknya material yang turun,” ujar Kapolsek Nawangan, Iptu Yuyun Krisdiantoro, saat dikonfirmasi usai meninjau lokasi kejadian pada Sabtu (19/4/2025).

    Tak berselang lama, sekitar pukul 15.30 WIB, pihaknya kembali menerima laporan longsor serupa yang menimpa rumah Teni (70), warga Dusun Pakel, desa setempat. Tanah longsor kembali menghantam rumah milik lansia tersebut hingga mengakibatkan kerusakan. “Tidak ada korban jiwa dalam dua kejadian ini, namun kerugian materi diperkirakan mencapai jutaan rupiah,” lanjut Iptu Yuyun.

    Pihak kepolisian bersama warga ikut bergotong royong membersihkan material longsoran dan telah melaporkan kejadian tersebut ke BPBD Kabupaten Pacitan. Meski mengalami kerusakan, kedua rumah masih dinyatakan aman untuk dihuni.

    Tanah longsor diduga kuat dipicu oleh hujan berintensitas tinggi yang mengguyur kawasan tersebut selama beberapa jam. Warga diminta tetap waspada terhadap potensi longsor susulan, mengingat cuaca ekstrem diperkirakan masih berlanjut dalam beberapa hari ke depan. (tri/kun)

  • Sosok Korban Tewas Longsor Galian C Brown Canyon di Semarang, Sopir Truk Warga Tembalang

    Sosok Korban Tewas Longsor Galian C Brown Canyon di Semarang, Sopir Truk Warga Tembalang

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Peristiwa longsor di galian C Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang menewaskan satu pria berinisial M (56). 

    Longsor yang menewaskan sopir dump truk ini terjadi pada Jumat (18/4/2025) sekira pukul 14.00 WIB.

    “Iya longsor di Rowosari menewaskan satu orang pria berinisial M warga Rowosari Tembalang,” ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polrestabes Semarang AKBP Andika Dharma Sena melalui pesan singkat kepada Tribun, Sabtu (19/4/2025).

    Kasus tewasnya pekerja tambang di galian C Rowosari, Tembalang, Semarang ini mencuat selepas video detik-detik kejadian longsor viral di Instagram.

    Salah satu akun yang mengunggah video tersebut adalah @infokriminalsemarang. 

    Dalam rekaman video tampak bukit setinggi lebih dari 30 meter tiba-tiba longsor.

    Tampak di bawah bukit ada dua truk warna merah terlempar dan satu truk serta satu ekskavator terkubur oleh longsoran tanah. 

    Polisi yang mendatangi lokasi kejadian satu hari selepas kejadian menemukan aktivitas tambang masih tetap berlangsung.

    Andika menuturkan, anggotanya telah memasang garis polisi untuk mengamankan lokasi kejadian.

    “Hasil cek sementara lokasi ini masuk koordinat wilayah Mranggen Kabupaten Demak yang berbatasan dengan Kota Semarang sehingga kami masih berkoordinasi dengan Polres Demak untuk memastikannya,” bebernya.

    Kendati begitu, pihaknya bakal tetap melakukan penyelidikan terhadap kasus ini. 

    Langkah awal yang kini dilakukan adalah mendalami terkait perizinan atau legalitas dari aktivitas penambangan galian C tersebut. 

    Pengungkapan izin tambang, lanjut Andika, bakal berkoordinasi dengan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah.

    “Kami akan cek pemilik izin usaha pertambangan (IUP)-nya,” paparnya.

    Kepolisian kini masih melakukan pemeriksaan awal  dari mandor dan para pekerja. 

    Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya longsor.

    “Kami tetap melakukan penyelidikan terkait kecelakaan kerja ini yang menewaskan satu orang dari aktivitas pertambangan tersebut,” ucapnya.  (Iwn) 

  • Batu Besar Timbun Akses Jalan Pacitan-Ponorogo

    Batu Besar Timbun Akses Jalan Pacitan-Ponorogo

    Pacitan (beritajatim.com) – Akses utama Pacitan menuju Ponorogo kembali mengalami gangguan akibat bencana longsor yang terjadi di ruas jalan Dusun Degel, Desa Ngreco, Kecamatan Tegalombo, Sabtu (19/4/2025) pagi.

    Sebuah batu besar dengan diameter sekitar 4 meter dilaporkan menutup sebagian badan jalan, menyebabkan arus lalu lintas dari dua arah harus bergantian melintas.

    Petugas dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Jalan dan Jembatan Bina Marga Jatim Wilayah Pacitan langsung diterjunkan ke lokasi tak lama setelah kejadian. Dua unit alat berat jenis loader pun disiagakan 24 jam untuk menangani dampak longsor serta mengantisipasi kejadian serupa.

    “Petugas sudah bergerak sejak pagi. Saat ini kendaraan sudah bisa melintas, meski kami terus memantau kondisi terbaru di lapangan,” ujar Kepala UPT Budi Harisantoso.

    Jalur penghubung Pacitan-Ponorogo memang dikenal rawan longsor, terlebih saat curah hujan tinggi. Saat ini jalur provinsi ini sudah kembali normal.

    Berdasarkan rilis dari BPBD Pacitan, wilayah utara seperti Kecamatan Nawangan, Bandar, dan Tegalombo masih berpotensi diguyur hujan sedang hingga lebat dalam beberapa hari ke depan. (tri/ian]

  • Hujan Deras Disertai Angin di KBB Picu Bencana di Berbagai Titik

    Hujan Deras Disertai Angin di KBB Picu Bencana di Berbagai Titik

    Jabar Ekspres – Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) sejak sore hingga malam menyebabkan sejumlah bencana di beberapa lokasi.

    Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat hingga pukul 19.00 WIB, kejadian banjir, rumah ambruk, dan pohon tumbang terjadi di sejumlah titik.

    Merajuk dari data BPBD Bandung Barat, hujan besar disertai angin menyebabkan pohon tumbang di jalan raya Cipatat-Padalarang, selain itu, banjir pun terjadi di Kampung Babakan Cianjur, Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah.

    Sementara dua atap rumah di Kampung Gantungan, RT03 RW08, Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang, ambruk akibat tertimpa sebuah tiang yang tumbang diterpa angin kencang.

    “Kami terus melakukan pendataan serta koordinasi dengan pihak terkait untuk penanganan dan evakuasi korban terdampak,” ujar Petugas lapangan BPBD Bandung Barat, Heri Suhaeri di Padalarang, Jumat (18/4/2025).

    Heri mengungkapkan cuaca ekstrem berdampak pada beberapa wilayah, dengan berbagai tingkat kerusakan dan gangguan.

    Menurut Suheri, dari laporan sementara sejumlah kejadian terjadi di tiga kecamatan, yakni Ngamprah, Cipatat dan Padalarang.

    “Akibatnya, beberapa titik mengalami banjir genangan. Saat ini, tim BPBD bersama instansi terkait masih dalam proses pendataan dan pengkondisian wilayah terdampak,” jelas dia.

    BPBD Bandung Barat bersama berbagai unsur, termasuk pemerintah desa, TNI, Polri, instansi terkait, komunitas sukarelawan, dan warga masyarakat, telah melakukan sejumlah langkah penanganan, di lokasi kejadian.

    Selain asesmen data dampak kejadian serta berkoordinasi dengan pihak terkait, juga dilakukan evakuasi bagi korban terdampak.

    “Kami mengingatkan masyarakat untuk selalu berhati-hati, terutama bagi yang berada di wilayah rawan longsor dan banjir. Dengan kondisi cuaca yang masih berpotensi ekstrem dalam beberapa hari ke depan, kesiapsiagaan dan kewaspadaan menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bencana,” tandasnya. (Wit)

  • Warga Terdampak Pergeseran Tanah di Ngamprah Menanti Bantuan Pemerintah

    Warga Terdampak Pergeseran Tanah di Ngamprah Menanti Bantuan Pemerintah

    Jabar Ekspres – Bencana pergeseran tanah kembali terjadi di Kampung Ciloa RT 03 RW 02, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

    Salah satu warga Urip Kusnadi (44) menceritakan, awal peristiwa pergeseran tanah yang sering menghantui dirinya sejak tahun 2023 silam.

    Terbaru, pergeseran tanah di wilayah itu sudah mulai terasa Urip beberapa pekan belakangan.

    Tepat pada Kamis (18/4/2025) sore, rumah yang Urip tempati bersama keluarganya kembali bergerak dan nyaris amblas. Namun hingga saat ini pemerintah setempat belum memberikan penanganan secara serius.

    “Awalnya retakan kecil, lama-lama besar, sampai longsor di bagian depan. Sekarang teras juga sudah retak sampai centimeter. Saya takut kalau nggak segera dibenahi, rumah bisa ambruk,” ungkap Urip saat dikonfirmasi, Jumat (18/4/2025).

    Menurut Urip, bencana pergerakan tanah tak hanya membuat dinding-dinding rumah retak, juga menyebabkan tebing setinggi 5 meter tepat di halaman rumahnya longsor.

    Karena takut hancur, Urip beserta keluarganya terpaksa mengungsi dengan menyewa kosan sebesar Rp700 ribu per bulan.

    “Sudah hampir tiga tahun, belum ada realisasi bantuan perbaikan dari pemerintah. Dulu sempat ada bantuan logistik waktu kejadian, tapi untuk perbaikan rumah belum ada sama sekali, hanya janji,” tambahnya.

    Di tengah keterbatasan ekonomi, Urip mengaku harus memikirkan biaya hidup harian hingga pendidikan anak. Sementara dirinya hanya bekerja serabutan, penghasilan pun tak menentu.

    “Jangankan buat betulin rumah, buat makan sehari-hari dan sekolah anak juga masih kekurangan,” katanya.

    Ia menambahkan, berbagai upaya telah dilakukan, termasuk mengajukan bantuan dan meminjam uang ke keluarga. Namun hingga kini belum membuahkan hasil.

    “Sudah disurvey, diminta dokumen seperti KK, tapi belum ada tindak lanjut. Rumah ini tanah milik pribadi, tapi dengan kondisi seperti sekarang dijual pun siapa yang mau,” katanya.

    Dirinya berharap adanya perhatian serius dari pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Kondisi rumah yang rusak parah dan ancaman longsor setiap musim hujan membuat mereka terus hidup dalam kekhawatiran.

    “Setiap hujan tanah terbawa air, retakan makin meluas. Kami harap ada tindakan nyata, jangan cuma janji,” tandasnya. (Wit)

  • Pergerakan Tanah di Balikpapan, 5 Rumah di Bukit Rata dengan Tanah

    Pergerakan Tanah di Balikpapan, 5 Rumah di Bukit Rata dengan Tanah

    Balikpapan, Beritasatu.com – Hujan deras yang mengguyur Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, sejak Jumat (18/4/2025) dini hari memicu bencana pergerakan tanah di kawasan pemukiman padat penduduk. Akibatnya, lima rumah warga di Jalan Prapatan Dalam, Kelurahan Prapatan, rusak parah hingga rata dengan tanah.

    Pergerakan tanah terjadi sekitar pukul 04.30 Wita, saat sebagian besar penghuni rumah masih terlelap. Warga panik dan berusaha menyelamatkan diri ketika tanah di bukit setinggi lebih dari 8 meter itu tiba-tiba bergeser dan menyebabkan rumah mereka hancur.

    Lurah Prapatan Reza Dipa Pradita mengonfirmasi longsor diduga dipicu hujan deras yang mengguyur sejak pukul 02.00 Wita. Debit air tinggi dan kondisi tanah yang labil memicu pergerakan tanah di Balikpapan, hingga akhirnya lima rumah terdampak.

    “Dari lima rumah yang terdampak, tiga rumah hancur total, sedangkan dua lainnya mengalami kerusakan ringan. Namun, berisiko longsor susulan,” ujar Reza kepada Beritasatu.com di lokasi kejadian.

    Untuk mengantisipasi korban jiwa, pemerintah kelurahan meminta lima keluarga yang terdampak segera mengungsi ke tempat aman. Alasannya, kondisi tanah di lokasi masih tidak stabil dan berpotensi longsor kembali.

    Meski tidak ada korban jiwa, kerugian material akibat bencana pergerakan tanah di Balikpapan diperkirakan mencapai lebih dari Rp 50 juta.

  • Lakukan Pencarian Sejak Sabtu, Tim SAR Gabungan Temukan Korban Tertimbun Longsor di Subang Meninggal Dunia

    Lakukan Pencarian Sejak Sabtu, Tim SAR Gabungan Temukan Korban Tertimbun Longsor di Subang Meninggal Dunia

  • Waspadai Cuaca Ekstrem di Malang Raya, Jumat 18 April 2025: Hujan Petir dan Kabut Masih Mendominasi

    Waspadai Cuaca Ekstrem di Malang Raya, Jumat 18 April 2025: Hujan Petir dan Kabut Masih Mendominasi

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memprakirakan cuaca ekstrem masih akan melanda wilayah Malang Raya pada Jumat, 18 April 2025. Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi hujan petir, kabut, dan perubahan suhu yang signifikan, terutama bagi yang beraktivitas di luar ruangan.

    Di Kota Malang, hujan petir akan terjadi sejak pagi hari. “Memasuki pukul 10.00 cuaca di kota Malang cuaca hujan petir,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Kondisi ini diperkirakan akan terus berlangsung hingga siang hari sekitar pukul 13.00 WIB. Memasuki sore hingga malam hari, cuaca diprediksi berangsur membaik dengan kondisi berawan. Menjelang dini hari Sabtu (19/4/2025), cuaca kembali berawan disusul hujan ringan. Suhu udara di Kota Malang sepanjang hari berkisar antara 21 hingga 30 derajat Celsius.

    Sementara itu, kondisi cuaca di Kabupaten Malang pun tak jauh berbeda. Pada pagi hari, sebagian besar kecamatan mengalami hujan petir dan hujan ringan. Cuaca berawan terpantau di wilayah Bululawang, Wajak, dan Turen.

    Memasuki pukul 10.00 hingga 13.00 WIB, kondisi cuaca cenderung masih berawan dengan potensi hujan petir di sejumlah titik. Daerah seperti Kalipare, Jabung, Pujon, Kasembon, Ngantang, Poncokusumo, Tumpang, dan Wajak bahkan dilaporkan mengalami hujan ringan disertai kabut.

    “Pukul 16.00 WIB diperkirakan cuaca sebagian besar kecamatan di kabupaten Malang cuaca berawan. Cerah berkabut terjadi di Bantur, Donomulyo, Kalipare,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Memasuki malam hari, cuaca bervariasi antara cerah berawan hingga hujan petir. Cerah berawan terjadi di Pagak, Pagelaran, Bantur, dan Kalipare. Dini hari Sabtu (19/4/2025), hujan ringan dan berawan kembali terjadi.

    Sementara itu, hujan sedang diprakirakan terjadi di Dau, Kepanjen, Kromengan, Ngajum, Pakisaji, dan Sumberpucung. Suhu di wilayah Kabupaten Malang juga berkisar pada rentang 21 hingga 30 derajat Celsius.

    Kota Batu juga tidak luput dari hujan petir. Sejak pagi hingga sore hari, wilayah Batu, Bumiaji, dan Junrejo akan diguyur hujan petir secara terus menerus. Cuaca baru mulai mereda pada malam hari dengan kondisi berawan, namun hujan petir diperkirakan kembali terjadi menjelang dini hari Sabtu.

    Pagi hari pukul 07.00 WIB, hujan masih berlanjut. Suhu udara di Kota Batu berkisar antara 17 hingga 28 derajat Celsius.

    Dengan kondisi cuaca yang cukup dinamis di seluruh wilayah Malang Raya, masyarakat diimbau untuk selalu memperhatikan informasi terbaru dari BMKG serta menyiapkan perlindungan ekstra saat berada di luar ruangan. Waspadai potensi banjir lokal, longsor, dan gangguan lalu lintas akibat hujan lebat disertai angin dan petir. [dan/suf]

  • 21 Tahun Mengabdi, Empop Hasbulloh Akhirnya Dilantik Jadi PPPK

    21 Tahun Mengabdi, Empop Hasbulloh Akhirnya Dilantik Jadi PPPK

    JABAR EKSPRES -Honorer Kecamatan Klapanunggal, Empop Hasbulloh (50) akhirnya diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

    Empop mengawali kariernya sebagai tenaga sukarelawan di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, pada tahun 2004 silam.

    Lalu, ia menjadi tenaga outsourcing, perjalanan karier nya pun menghadapi banyak tantangan termasuk penghasilan yang sangat minim.

    “Kalau itu relatif, kita tidak bisa menyebutkan kalau masalah honorer,” ujarnya saat ditemui di Lapangan Tegar Beriman usai pelantikan PPPK dan CPSN, Kamis (17/4).

    BACA JUGA: Terungkap! Polisi sebut Oknum Dokter Kandungan di Garut Tidak hanya Sekali Melakukan Aksinya!

    Kini, setelah penantian panjang, pengangkatannya sebagai ASN PPPK akhirnya terwujud.

    Setelah dilantik, dirinya akan bertugas kembali di Kecamatan Klapanunggal bagiam seksi ekonomi dan pembangunan.

    Empop berjanji akan lebih meningkatkan kedisiplinan dan kinerja selama menjadi PPPK di Kecamatan Klapanunggal.

    Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, DPRD , dan BPKSDM Kabupaten Bogor atas perjuangan mereka dalam memperjuangkan nasib para honorer.

    BACA JUGA: Lakukan Pencarian Sejak Sabtu, Tim SAR Gabungan Temukan Korban Tertimbun Longsor di Subang Meninggal Dunia

    “Syukur Alhamdulillah dengan adanya bantuan pemerintah daerah terutama BPKSDM kita jadi tepat waktu diangkat menjadi PPPK,” pungkasnya.

  • 2 Orang Warga Tertimbun Longsor di Bogor
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 April 2025

    2 Orang Warga Tertimbun Longsor di Bogor Megapolitan 17 April 2025

    2 Orang Warga Tertimbun Longsor di Bogor
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Dua orang warga tertimbun material
    longsor
    di Kelurahan Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/4/2025).
    Korban atas nama Titin Sutini (61) dan Fitriyah Handayani (13). Keduanya berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat, tetapi mengalami luka-luka.
    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Hidayatulloh, mengatakan, Titin terluka di bagian punggung dan robek bagian kaki sebelah kanan.
    Sementara korban atas nama Fitriyah terluka di bagian paha sebelah kanan.
    “Korban sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan,” kata Hidayatulloh.
    Longsor
    yang menerjang wilayah itu juga mengakibatkan empat rumah warga ikut rusak.
    Hal itu disebabkan tembok penahan tanah (TPT) tak kuat menahan material longsor. Akibatnya, tembok ikut ambruk dan menimpa rumah warga yang berada di bawah.
    “Tembok penahan tanah juga sudah keropos, jadi tidak kuat nahan,” ujar dia.
    “Untuk kondisi rumah warga yang rusak di bagian dapur,” sambung dia.
    Hidayatulloh menuturkan, warga yang terdampak bencana longsor ini sudah mendapat bantuan darurat berupa matras, terpal, paket sembako, serta perlengkapan obat-obatan.
    Ia juga meminta supaya warga untuk sementara pindah ke lokasi yang lebih aman.
    “Saya imbau masyarakat untuk tetap berhati-hati. Kita terus berkoordinasi dengan aparatur wilayah untuk mengantisipasi kejadian bencana,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.