Topik: longsor

  • Jalan ke Gunung Bromo Tertutup Longsor, Tim Gabungan Masih Lakukan Pembersihan

    Jalan ke Gunung Bromo Tertutup Longsor, Tim Gabungan Masih Lakukan Pembersihan

    Pasuruan (beritajatim.com)  – Akses jalan menuju kawasan wisata Gunung Bromo dari jalur Tosari–Wonokitri, Kabupaten Pasuruan, tertutup material longsor usai hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Selasa (13/5/2025) sore. Longsor terjadi tepat di akses menuju madrasah di Desa Wonokitri dan menyebabkan separuh badan jalan tertutup tanah dengan volume cukup besar.

    Material longsor yang menutup jalan memiliki tinggi sekitar 8 meter, panjang 10 meter, dan ketebalan mencapai 1,5 meter. Kondisi ini membuat mobilitas warga dan wisatawan terganggu karena jalur tersebut merupakan salah satu akses utama menuju kawasan Gunung Bromo.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, membenarkan kejadian tersebut. Ia menegaskan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

    “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, namun akses warga dan jalur menuju Bromo memang sempat terganggu karena tumpukan tanah menutup jalan,” kata Sugeng, Kamis (15/5/2025).

    Proses pembersihan material longsor masih terus dilakukan secara manual oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD, perangkat desa, trantib, TNI, dan Polri. Meski terkendala medan dan cuaca, upaya pembukaan jalan terus diupayakan agar jalur bisa kembali dilalui.

    “Tim gabungan bersama perangkat desa, trantib, dan unsur TNI-Polri telah turun langsung membantu penanganan di lokasi,” ujar Sugeng.

    BPBD juga telah melakukan asesmen di lokasi untuk mengantisipasi potensi longsor susulan. Wilayah pegunungan seperti Tosari dinilai rawan, terutama saat intensitas hujan tinggi.

    “Kami terus pantau kondisi tanah sekitar tebing. Bila diperlukan, akan dilakukan penguatan struktur untuk mencegah longsor lanjutan,” jelasnya.

    Sugeng mengapresiasi cepatnya sinergi antara aparat desa, kecamatan, Polsek, dan Koramil Tosari yang langsung bergerak saat laporan masuk dari warga. Ia menyebut, kecepatan respons turut mempercepat proses penanganan.

    BPBD telah melaporkan peristiwa ini secara resmi ke jajaran pimpinan daerah, termasuk Bupati, Sekda, serta dinas teknis seperti SDA dan Bina Marga. Tujuannya agar penanganan jangka panjang bisa segera dirumuskan.

    “Kami sudah sampaikan laporan kejadian ke pimpinan daerah dan berharap segera ada tindak lanjut teknis untuk perbaikan jangka panjang,” tegas Sugeng.

    Ia juga mengimbau masyarakat di wilayah rawan longsor agar selalu waspada, khususnya selama musim penghujan.

    “Waspada selalu, jika melihat tanda-tanda longsor seperti retakan atau pergeseran tanah, segera laporkan ke BPBD,” pungkasnya. [ada/beq]

  • Sarangan dan Poncol Magetan Longsor, 4 Rumah Rusak, Berikut Rinciannya

    Sarangan dan Poncol Magetan Longsor, 4 Rumah Rusak, Berikut Rinciannya

    Magetan (beritajatim.com) – Hujan deras selama hampir tiga jam yang mengguyur Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada Rabu (14/5/2025) menyebabkan terjadinya tanah longsor di beberapa titik. Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, mengungkapkan bahwa laporan pertama diterima oleh Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) pada pukul 16.00 WIB.

    “Rabu (14/5) Pukul 16.00 WIB Pusdalops-PB menerima laporan bahwasannya hujan intensitas sedang hingga tinggi selama kurang lebih 3 jam mulai pukul 10.30 WIB s/d 13.30 WIB di wilayah Kecamatan Poncol, mengakibatkan tanah longsor sebanyak 4 titik di wilayah Desa Gonggang Kecamatan Poncol,” terang Eka.

    Empat titik longsor tersebut berada di wilayah RT dan RW yang berbeda di Desa Gonggang dan menyebabkan kerusakan ringan pada rumah warga. Berikut rinciannya:

    1. RT 25 RW 3 – Talud setinggi 3 meter, tebal 30 cm, dan lebar 15 meter longsor dan menimpa dinding rumah milik Sugeng. Rumah mengalami kerusakan ringan.

    2. RT 27 RW 3 – Talud lahan perkebunan milik Karno (50 tahun) longsor dengan dimensi 3 meter tinggi, 40 cm tebal, dan 10 meter lebar. Material longsor mengenai dinding rumah Giyem, mengakibatkan kerusakan ringan.

    3. RT 27 RW 3 – Masih di lahan milik Karno, longsoran talud berdimensi 3 meter tinggi, 40 cm tebal, dan 3 meter lebar menimpa dinding rumah Jirah. Kerusakan tergolong ringan.

    4. RT 17 RW 3 – Talud rumah milik Sainem (70 tahun) longsor dengan tinggi 3 meter, tebal 30 cm, dan lebar 5 meter.

    Selain di wilayah Poncol, tanah longsor juga terjadi di Jl. Raya Sarangan No.47, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan. Longsoran tanah dengan tinggi 6 meter, lebar 1 meter, dan tebal 1 meter sempat menutup sekitar 35 persen badan jalan. Warga bersama Polsek Plaosan segera melakukan pembersihan, dan kini akses jalan telah kembali normal.

    Setelah menerima laporan, personel piket Posko BPBD Kabupaten Magetan langsung menuju lokasi kejadian untuk melakukan asesmen dan pendataan. Selain itu, BPBD juga memberikan bantuan logistik darurat kepada warga terdampak, bersama dengan perangkat desa setempat.

    “Saat ini, seluruh pembersihan material longsor di Desa Gonggang telah selesai dilakukan secara mandiri oleh masyarakat dan Tim Desa Tangguh Bencana (Destana) Desa Gonggang. Penanganan di wilayah Sarangan juga telah rampung dan jalur kembali dapat dilalui secara normal,” terang Eka.

    BPBD Kabupaten Magetan mengimbau warga untuk tetap siaga dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana, terutama di musim hujan dengan curah tinggi. [fiq/but]

  • Cuaca Ekstrem Picu Potensi Longsor di Bangkalan, Warga Diminta Waspada

    Cuaca Ekstrem Picu Potensi Longsor di Bangkalan, Warga Diminta Waspada

    Bangkalan (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem masih melanda wilayah Kabupaten Bangkalan jelang peralihan musim hujan ke musim kemarau. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya bencana alam, terutama tanah longsor di wilayah tebing.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangkalan, Eko Sugiharto, mengungkapkan bahwa curah hujan di Bangkalan masih cukup tinggi berdasarkan pantauan BMKG.

    “Untuk di Bangkalan, beberapa hari ke depan diprediksi masih terjadi hujan dengan intensitas tinggi,” ujar Eko, Rabu (14/5/2025).

    Ia menyebut, intensitas hujan yang tinggi bisa memicu longsor, terutama di daerah dengan kontur tanah labil dan banyak tebing.

    “Iya ada potensi longsor jika curah hujan tinggi,” imbuhnya.

    BPBD Bangkalan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera melaporkan kejadian bencana ke pihak berwenang agar bisa dilakukan evakuasi dan penanganan cepat.

    “Ya, silakan lapor ke kami jika masyarakat terdampak bencana atau di wilayahnya terjadi bencana,” pungkasnya. [sar/beq]

  • Usai Diguyur Hujan, Tanah Longsor dan Jembatan di Kecamatan Sekar Bojonegoro Rusak

    Usai Diguyur Hujan, Tanah Longsor dan Jembatan di Kecamatan Sekar Bojonegoro Rusak

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro pada Senin (12/5/2025) sekitar pukul 18.00 WIB menyebabkan bencana tanah longsor dan kerusakan infrastruktur di dua desa, yakni Desa Miyono dan Desa Bareng.

    Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Heru Wicaksi, menyampaikan bahwa tim BPBD telah melakukan asesmen di lokasi kejadian pada Selasa (13/5/2025). Berdasarkan hasil pemantauan, sejumlah titik mengalami longsor yang berdampak pada tebing, jembatan poros desa, serta tanggul.

    Di Desa Miyono, longsor terjadi di dua titik. Di Dusun Gayam, tebing longsor dengan dimensi panjang 30 meter dan tinggi 8 meter. Sayap jembatan juga terdampak dengan longsoran sepanjang 7 meter, lebar 3,5 meter, dan tinggi 3 meter. Sementara di Dusun Rejoso, tebing longsor mencapai panjang 50 meter dan tinggi 10 meter.

    Adapun di Desa Bareng, longsor merusak tiga titik infrastruktur. Di titik pertama, jembatan poros desa ambles dengan dimensi longsor 5 meter panjang, 3 meter lebar, dan 2 meter tinggi. Di titik kedua, tanggul jebol sepanjang 10 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 2 meter.

    “Titik ketiga, bagian tiang penyangga jembatan poros kabupaten mengalami kerusakan sepanjang 3 meter, lebar 3,5 meter, dan tinggi 2 meter,” ujar Heru Wicaksi.

    Meski mengalami kerusakan, menurut Heru, kondisi terkini menunjukkan bahwa akses masih dapat dilalui, terutama untuk kendaraan roda dua. Jembatan poros kabupaten di Desa Bareng bahkan masih bisa dilalui oleh kendaraan roda empat.

    “BPBD telah memberikan rekomendasi kepada pemerintah desa setempat untuk membuat laporan resmi yang ditujukan kepada Bupati Bojonegoro, dengan tembusan kepada BPBD, Dinas PU Bina Marga, dan PU SDA,” terang Heru Wicaksi.

    Selain BPBD, asesmen dan penanganan awal di lokasi bencana juga melibatkan unsur Satpol PP Kecamatan Sekar, Koramil Sekar, serta perangkat desa setempat. [lus/ian]

  • Hujan Deras Picu Longsor di Nawangan Pacitan, Tiga Rumah Rusak

    Hujan Deras Picu Longsor di Nawangan Pacitan, Tiga Rumah Rusak

    Pacitan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, pada Senin (12/5/2025) siang menyebabkan longsor di beberapa titik. Akibatnya, sejumlah rumah warga mengalami kerusakan.

    Salah satu rumah terdampak longsor milik Katirin (55), warga Dusun Bulu, Desa Ngromo. Bagian gudang di samping rumahnya rusak tertimpa material longsoran. Saat kejadian, Katirin tinggal bersama istrinya, Iswanti. Ia mengaku tidak menyangka hujan beberapa jam bisa memicu longsor. “Tidak menyangka kalau akan longsor, tapi memang hujannya sangat deras,” ujar Katirin Selasa (13/5/2025).

    Menurutnya, hujan mulai turun sekitar pukul 13.00 WIB dan longsor terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Katirin tidak sempat menyelamatkan barang-barang yang ada di dalam gudang.

    Selasa (13/5/2025) pagi, warga bersama pemerintah desa, Polsek Nawangan, dan Koramil setempat bergotong royong membersihkan material longsoran.

    Selain Katirin, longsor juga menimpa rumah milik Maryanto, warga Dusun Tugu, Desa Ngromo. Tembok ruang keluarga rumah semi permanennya jebol akibat tertimpa rumpun bambu yang terbawa longsor. Karena khawatir terjadi longsor susulan, Maryanto sementara waktu tinggal di rumah orang tuanya.

    Kapolsek Nawangan, Iptu Yuyun Krisdiantoro, yang turun langsung ke lokasi memberikan bantuan berupa sembako dan terpal kepada warga terdampak. Ia mengimbau agar rumah-rumah yang berada di bawah tebing sementara waktu tidak ditempati. “Tanah di atas rumah retak, bambu bisa saja roboh dan menimpa rumah. Demi keselamatan, sebaiknya ditinggalkan sementara,” tegasnya.

    Satu titik longsor lainnya terjadi di Dusun Paugeran, Desa Sempu, Nawangan. Dapur rumah milik Andri Purwanto rusak tertimpa material longsor. Sejumlah perabot seperti kompor dan meja juga ikut rusak.

    Kapolsek Yuyun mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana, mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu. “Pacitan seharusnya sudah memasuki musim kemarau, namun justru diguyur hujan deras. Warga harap selalu waspada,” pungkasnya. (tri/kun)

  • Jalur Piket Nol Longsor, Arus Lalu Lintas Lumajang-Malang Sempat Buka Tutup

    Jalur Piket Nol Longsor, Arus Lalu Lintas Lumajang-Malang Sempat Buka Tutup

    Lumajang (beritajatim.com) – Akses jalan utama Lumajang–Malang melalui Jalur Piket Nol kembali terganggu akibat longsor yang terjadi di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Selasa (13/5/2025) dini hari. Longsor terjadi di kilometer 55 pada tebing setinggi 50 meter dan sempat menutup badan jalan, sehingga petugas menerapkan sistem buka tutup lalu lintas.

    Erik, warga setempat, menjelaskan bahwa longsor dipicu hujan dengan intensitas sedang yang mengguyur kawasan sejak malam. Longsor dilaporkan terjadi pukul 00.30 WIB saat arus kendaraan sedang sepi. “Ini kalau longsornya itu jam 00.30 malam tadi, kalau waktu itu sepi nggak ada yang lewat. Memang sering longsornya kalau hujan lama, kondisi tanah di tebing ini kurang stabil kan kalau kena hujan,” ujarnya.

    Kapolsek Candipuro AKP Lugito menyampaikan bahwa dua alat berat dikerahkan untuk membersihkan material longsor berupa tanah dan lumpur. Proses evakuasi selesai sekitar pukul 09.30 WIB dan arus lalu lintas kembali normal. “Memang tadi sempat buka tutup untuk mengurai kemacetan, sudah dikerahkan dua unit alat berat untuk membersihkan material longsor dan tadi jalur sudah dibuka lagi,” terangnya.

    Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono, mengingatkan bahwa Jalur Piket Nol merupakan kawasan rawan longsor, terutama saat hujan dengan durasi lama. “Kami imbau agar pengguna jalan baik dari arah Lumajang atau sebaliknya, Malang ini harus waspada saat melintas,” katanya. [has/beq]

  • Waspada, Cuaca Ekstrem Landa Jawa Timur Termasuk Kabupaten Mojokerto Mulai 10-17 Mei 2025

    Waspada, Cuaca Ekstrem Landa Jawa Timur Termasuk Kabupaten Mojokerto Mulai 10-17 Mei 2025

    Mojokerto (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juanda mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Jawa Timur selama periode 10 hingga 17 Mei 2025. Dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, cuaca ekstrem dipredikasi melanda 13 Kabupaten/Kota.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, dari rilis BMKG Juanda, sebanyak 13 Kabupaten/Kota tersebut terdiri dari 12 kabupaten dan satu kota. “Salah satunya yakni Kabupaten Mojokerto,” ungkapnya, Senin (12/5/2025).

    Meski sebagian besar wilayah sudah memasuki musim kemarau, namun sejumlah daerah masih berpotensi mengalami hujan lebat disertai petir, angin kencang, hingga puting beliung. BMKG Juanda memprediksi jika kondisi tersebut disebabkan oleh dinamika atmosfer yang cukup kompleks.

    “BMKG mencatat adanya pola konvergensi di wilayah Jawa Timur yang diperkuat oleh gangguan gelombang Equatorial Rossby, gelombang Kelvin, dan gelombang Low yang akan melintas dalam sepekan ke depan. Fenomena ini memicu peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan intens,” katanya.

    [irp posts=”1310274″ ]

    Atmosfer di wilayah Jawa Timur saat ini masih cukup labil dan lembap dari lapisan bawah hingga atas, yang sangat mendukung pembentukan awan Cumulonimbus secara signifikan. BMKG Juanda menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

    “Seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, dan pohon tumbang. Masyarakat juga diminta untuk tidak memaksakan perjalanan ketika cuaca ekstrem berlangsung dan selalu mengutamakan keselamatan, menghindari bepergian ke gunung dan menghindari berteduh di bawah pohon,” ujarnya.

    Cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Jawa Timur tersebut diperkirakan akan terjadi selama periode 10 hingga 17 Mei 2025. Masyarakat dapat memantau kondisi cuaca terkini melalui citra radar cuaca WOFI di https://stamet-juanda.bmkg.go.id/radar/ serta informasi peringatan dini 3 harian dan 2–3 jam ke depan. [tin]

    Wilayah yang Berpotensi Terkena Cuaca Ekstrem :

    1. Kabupaten Banyuwangi
    2. Kabupaten Nganjuk
    3. Kabupaten Jombang
    4. Kabupaten Mojokerto
    5. Kabupaten Pasuruan
    6. Kota Batu
    7. Kabupaten Malang
    8. Kabupaten Bondowoso
    9. Kabupaten Jember
    10. Kabupaten Blitar
    11. Kabupaten Kediri
    12. Kabupaten Ponorogo
    13. Kabupaten Lumajang

    [aje]

  • Tergerus Air, Rumpun Bambu di Mojokerto Timpa Rumah

    Tergerus Air, Rumpun Bambu di Mojokerto Timpa Rumah

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sebuah rumah di Desa Mojojajar, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto tertimpa rumpun bambu, Minggu (11/5/2025). Akibatnya, salah satu penghuni rumah mengalami luka akibat ambruknya rumpun bambu di pinggir Sungai Marmoyo tersebut.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, kejadian tersebut terjadi sekira pukul 13.00 WIB setelah wilayah Kabupaten Mojokerto diguyur hujan deres dengan intensitas tinggi dan lama.

    “Berdasarkan keterangan Kepala Desa Mojojajar, hujan deras di wilayah hulu Sungai Marmoyo di Desa Mojojajar, Kecamatan Kemlagi sehingga menyebabkan kenaikan debit air yang berakibat rumpun bambu roboh dan mengerus satu rumah warga,” ungkapnya, Senin (12/5/2025).

    Rumah milik Nyono yang berada di pinggir Sungai Marmoyo tersebut tergerus lantaran debit air sungai yang tinggi. Air Sungai Marmoyo mengerus rumah korban dengan lebar ± 5 meter, panjang ± 2 meter dan kedalaman ± 4 meter. Tak hanya mengerus rumah korban, penghuni rumah turut menjadi korban.

    “Anak dari pemilik rumah mengalami luka ringan akibat kejadian tersebut. Sudah mengetahui kalau ada longsor, namun ke belakang rumah, lokasi yang tergerus sungai biasanya digunakan jemur pakaian. Saat itu, dia jemur pakaian kemudian terperosok sehingga kobang mengalami luka ringan,” katanya.

    Setelah mendapatkan laporan, Tim BPBD Kabupaten Mojokerto menuju ke lokasi untuk melakukan assessment dan kaji cepat. Selain itu, lanjut Khakim, penangganan juga melibatkan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Polsek, Koramil, Perangkat Desa dan warga setempat. [tin/but]

  • Longsor 9 Meter Landa Bahu Jalan di Sumberwaru Bondowoso

    Longsor 9 Meter Landa Bahu Jalan di Sumberwaru Bondowoso

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Hujan yang mengguyur wilayah Kecamatan Binakal, Kabupaten Bondowoso, menyebabkan longsor pada bahu jalan desa di Dusun Andung, Desa Sumberwaru, Minggu (11/5/2025).

    Bahkan, panjang longsoran mencapai 9 meter dengan kedalaman 7 meter dan lebar 2 meter.

    Kepala Pelaksana BPBD Bondowoso, Sigit Purnomo, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, pihaknya menerima laporan longsor pada pukul 14.46 WIB dari warga melalui grup WhatsApp BPBD.

    “Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, bahu jalan sepanjang 9 meter mengalami longsor cukup dalam,” ujar Sigit saat dikonfirmasi BeritaJatim.com, Senin (12/5/2025).

    Tim Pusdalops BPBD Bondowoso bersama Agen Informasi Bencana (AIB) Jawa Timur 5.5 langsung melakukan assessment ke lokasi kejadian.

    Beberapa alat seperti meteran, safety line, chainsaw, linggis, tangga, hingga tali tampar dibawa untuk menunjang proses pemantauan dan pengukuran dampak longsor.

    “Hasil assessment telah kami laporkan kepada pimpinan untuk tindak lanjut. Saat ini kondisi cuaca di wilayah Bondowoso hujan ringan dan situasi terpantau aman dan terkendali,” terang Sigit.

    Menurutnya, tidak ada kendala berarti di lapangan dan kegiatan berjalan lancar. BPBD tetap mengimbau masyarakat untuk waspada.

    “Terutama di daerah rawan longsor, mengingat intensitas hujan masih berpotensi tinggi,” imbau Kalaksa BPBD Bondowoso. (awi/but)

     

  • Wakil Wali Kota Kediri Kukuhkan Tim SPAB SMPN 6 untuk Perkuat Kesiapsiagaan Bencana

    Wakil Wali Kota Kediri Kukuhkan Tim SPAB SMPN 6 untuk Perkuat Kesiapsiagaan Bencana

    Kediri (beritajatim.com) – Wakil Wali Kota Kediri Qowimuddin mengukuhkan Tim Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) SMPN 6 Kediri dalam kegiatan simulasi bencana gempa bumi yang digelar di halaman sekolah pada Sabtu (10/05/2025). Pengukuhan ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan sekolah dan masyarakat terhadap potensi bencana alam di wilayah rawan seperti Kelurahan Gayam.

    Dalam simulasi tersebut digambarkan situasi gempa bumi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tim SPAB langsung bergerak sesuai tugas masing-masing. Koordinator tim melaporkan kejadian kepada Kepala Sekolah yang kemudian meneruskannya ke kanal aduan “Lapor Mbak Wali 112” untuk penanganan oleh BPBD dan Dinas Kesehatan.

    “Alhamdulillah saya senang bisa hadir di sini dalam pengukuhan Tim SPAB. Ini dalam rangka kesiapan ketika terjadi bencana. Hal ini menjadi bagian terpenting untuk tanggap bencana,” ujar Wakil Wali Kota Kediri.

    Gus Qowim menyatakan bahwa semua lapisan masyarakat perlu memiliki kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap bencana demi meminimalkan dampak yang ditimbulkan. Ia mengapresiasi kesiapan Tim SPAB yang sudah memahami langkah penanganan awal, mulai dari evakuasi hingga pemulihan psikologis siswa.

    “Jadi harapannya tidak hanya ditangani instansi terkait tapi diharapkan semua masyarakat mampu untuk tanggap bencana,” tegasnya.

    Ia juga menekankan pentingnya pelatihan dan koordinasi antarinstansi, serta mendukung penggunaan kanal “Lapor Mbak Wali 112” sebagai layanan kegawatdaruratan. Ke depan, ia berharap program SPAB bisa diterapkan di seluruh sekolah di Kediri.

    “Kami juga memiliki layanan kegawatdaruratan call center Lapor Mbak Wali 112. Masyarakat dengan mudah mengakses untuk melaporkan apabila terjadi kegawatdaruratan termasuk bencana,” pungkasnya.

    Sementara itu, Kalaksa BPBD Kota Kediri Joko Arianto menjelaskan bahwa SMPN 6 dipilih karena wilayahnya termasuk zona rawan bencana seperti gempa bumi, banjir, longsor, dan kekeringan. Tim SPAB terdiri dari 35 orang, meliputi siswa, guru, wali murid, warga sekitar, dan pegawai kelurahan.

    “Makanya kita bentuk SPAB di sini ketika nanti terjadi bencana siswa, guru, wali murid, dan warga sekitar mengerti ilmu kebencanaan serta apa yang harus dilakukan,” ujar Joko.

    Ia menambahkan, anggota SPAB telah mengikuti pelatihan intensif selama empat hari dan diakhiri dengan simulasi lapangan untuk mempraktikkan pengetahuan yang didapat.

    “Jadi tadi kita lihat ketika terjadi bencana mereka sudah tau perannya dan apa yang harus dilakukan,” tambahnya.

    Acara ini turut dihadiri oleh perwakilan Dinas Pendidikan, Camat Mojoroto Bambang Tri, Lurah Gayam Andri Iriawan, Kepala SMPN 6 Kediri Boedi Pramono, serta tamu undangan lainnya. [nm/ian]