Topik: longsor

  • Banjir Bandang Terjang Mojo Kediri, Lansia Hilang Terseret Arus

    Banjir Bandang Terjang Mojo Kediri, Lansia Hilang Terseret Arus

    Kediri (beritajatim.com) – Banjir bandang menerjang Dusun Tumpakbeji, Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, pada Sabtu dini hari (17/5/2025). Dua rumah warga dilaporkan rusak berat dan satu korban yang merupakan lansia dilaporkan hilang.

    Peristiwa ini terjadi akibat luapan Sungai Bruni yang berhulu di lereng Gunung Wilis dipicu hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak Magrib hingga tengah malam.

    Dua rumah yang terdampak milik Tekat (65) dan Hariyanto (45). Tekat dilaporkan hilang setelah terseret arus banjir bandang yang menghantam rumahnya saat ia sedang tidur di kamar.

    “Kamarnya jebol diterjang banjir bandang. Di rumah bersama dua keponakannya Putri (22) dan Nanang (25),” ujar Sirtomo, kerabat korban.

    Selain merenggut satu korban manusia, banjir bandang juga mengakibatkan hilangnya 11 ekor kambing peliharaan milik Tekat. Sementara itu, keluarga Hariyanto, yang terdiri dari istri dan anak, sempat ikut hanyut hingga ke halaman rumah, namun berhasil menyelamatkan diri.

    Sabtu pagi, para penghuni rumah bersama kerabat dan tetangga mulai membersihkan material lumpur dan puing-puing yang terbawa banjir. Warga bekerja bergotong royong untuk mengangkat sisa-sisa banjir dari dalam rumah dan halaman.

    Banjir bandang ini bukan satu-satunya bencana yang terjadi di Kecamatan Mojo. Sejumlah titik di wilayah tersebut, termasuk Desa Pamongan, Ngetrep, dan Petungroto, juga dilaporkan mengalami longsor menyusul intensitas hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir.

    Hingga saat ini, proses pencarian korban hilang masih terus dilakukan oleh warga bersama aparat setempat. [nm/beq]

  • Kemarau Basah, BMKG Kalianget Prediksi Potensi Banjir Sumenep

    Kemarau Basah, BMKG Kalianget Prediksi Potensi Banjir Sumenep

    Sumenep (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur telah merilis waspada cuaca ekstrem selama satu pekan ini akibat perubahan atmosfer.

    Di Kabupaten Sumenep, meski tidak masuk dalam daerah waspada bencana seperti prakiraan BMKG Jawa Timur, ternyata juga mengalami musibah banjir yang cukup meluas.

    Menanggapi itu, Kepala BMKG Kalianget Sumenep, Ari Widjajanto menjelaskan, banjir di kawasan Kota Sumenep Selasa lalu juga dipicu kondisi air laut pasang.

    “Karena saat itu bertepatan dengan kondisi air laut pasang, otomatis ketinggian air juga bertambah. Kemudian intensitas curah hujan juga cukup tinggi. Itu beberapa faktor cuaca yang mempengaruhi musibah banjir kemarin,” katanya, Sabtu (17/05/2025).

    Ia memaparkan, dalam beberapa hari ke depan, BMKG memprediksi masih akan terjadi hujan di kawasan Sumenep, meski intensitasnya tidak terlalu tinggi.

    “Saat ini angin timuran yang menjadi pertanda masuk musim kemarau belum efektif. Ada sirkulasi lokal yang membuat angin menjadi lemah, sehingga muncul awan-awan yang berpotensi menyebabkan hujan,” ujarnya.

    Lebih lanjut ia menerangkan, sebenarnya dari sisi waktu, saat ini sudah masuk ke masa pancaroba atau perubahan musim dari penghujan ke kemarau. Namun ada faktor ‘pengganggu’ yang menyebabkan musim berubah.

    “Lazimnya di akhir musim penghujan, di sisi selatan Australia akan terbentuk badai. Nah, badai itu akan menyerap energi yang tersisa menjadi angin timuran yang kering menuju Indonesia dan masuklah ke musim kemarau. Tapi sekarang ini badai tidak terbentuk. Hanya bibit-bibit saja. Karena hanya bibit, maka tidak terjadi angin timuran,” ungkapnya.

    Kondisi tersebut menyebabkan masih terjadi hujan meski sudah masuk musim kemarau. “Itu yang dinamakan kemarau basah. Karakternya mirip dengan musim penghujan meski tidak sama persis,” jelasnya.

    Ia menambahkan, saat terjadi kemarau basah, ada beberapa potensi bencana yang harus diwaspadai, yakni banjir dan tanah longsor. Sedangkan untuk petir dan angin puting beliung, berdasarkan prakiraan BMKG, Sumenep relatif aman. (tem/but)

  • Longsor Irigasi di Jetis Kidul, BBWS Bengawan Solo Ungkap Penyebab Utama

    Longsor Irigasi di Jetis Kidul, BBWS Bengawan Solo Ungkap Penyebab Utama

    Pacitan (beritajatim.com) – Longsornya saluran irigasi di Dusun Madekan, Desa Jetis Kidul, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, mendapat penanganan darurat dari sejumlah pihak. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS BS), bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, turun langsung ke lokasi untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

    Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko, mengatakan, penanganan awal difokuskan pada penutupan area longsor dengan terpal dan pemasangan bronjong untuk menahan tanah. “Penanganan darurat saat ini dilakukan bersama OPD terkait. Untuk solusi permanen, masih dalam tahap perencanaan dan akan kami koordinasikan dengan BPBD Provinsi Jawa Timur,” jelasnya, Jumat (16/5/2025).

    Menurut Erwin, kejadian longsor di lokasi ini bukan yang pertama kali. Bahkan, tercatat sudah tiga kali terjadi. “Kami akan mengusulkan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) ke provinsi jika memungkinkan. Mengingat dampaknya menyentuh sektor vital seperti permukiman, tempat ibadah, hingga pertanian,” tambahnya.

    Sementara itu, Koordinator Wilayah BBWS Bengawan Solo, Pacitan, Imron Prasetyo Wibowo, mengungkapkan bahwa kerusakan pada pintu klep Dam Kedung Sapi diduga menjadi penyebab utama longsor. “Saat banjir, pintu klep tidak bisa ditutup karena karat, sehingga air meluap dan mempercepat longsor,” terangnya.

    Petugas BBWS BS yang datang ke lokasi langsung membersihkan karat pada besi pintu air, lalu menutup aliran dengan tanggul dari karung berisi tanah. “Ini untuk mencegah air terus menggerus longsoran,” imbuh Imron.

    Diketahui, hujan deras yang mengguyur Arjosari pada Kamis (15/5) siang memicu longsor di sekitar Dam Kedung Sapi. Bronjong penahan aliran anak Sungai Grindulu sepanjang 15 meter ambrol, mengakibatkan kerusakan parah pada infrastruktur dan mengancam keselamatan warga.

    Akibat kejadian ini, dua warga, Boniyem dan Siti Romlah, terpaksa mengungsi karena rumah mereka berada paling dekat dengan titik longsor. Seorang warga lainnya, Sujiatin, memilih tetap bertahan. Longsor juga mengancam pondasi Masjid Jami Madekan serta memutus jalan penghubung antar rumah warga.

    Yang paling memprihatinkan, aliran irigasi menuju lahan pertanian di tiga desa Jetis Kidul, Mangunharjo, dan Kedungbendo terputus total. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini berpotensi mengganggu ketahanan pangan dan aktivitas pertanian warga. (tri/kun)

  • Tanah Longsor di Sambit Ponorogo, 11 Rumah Rusak

    Tanah Longsor di Sambit Ponorogo, 11 Rumah Rusak

    Ponorogo (beritajatim.com) – Sebanyak 11 rumah di Desa Jrakah Kecamatan Sambit Ponorogo terdampak tanah longsor. Tidak ada korban jiwa dalam musibah yang terjadi pada hari Kamis (15/5) petang kemarin. Kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta.

    “Jadi laporan awal ada 10 titik longsor, tetapi setelah kita cek ada 11 titik rumah yang bagian rumahnya tertimpa tanah longsor,” kata Kapolsek Sambit, AKP Baderi, Jumat (16/5/2025).

    Belasan titik itu, mayoritas tebing yang ada di samping rumah mengalami longsor. Ada material longsor yang menerjang tembok sampi, dapur hingga rumah bagian depan. Baderi menyebut bahwa tidak ada yang sampai tertutup material penuh, hanya ada sebagian rumah yang terkena saja.

    “Tidak ada yang terkena total rumahnya terkena longsor hanya sebagian rumah saja yang kena longsor,” ungkap Baderi.

    Baderi mengungkapkan bahwa longsor terjadi setelah wilayah Desa Jrakah tersebut diguyur hujan lebat selama 2 jam pada Kamis sore. Di sana, keadaan tanahnya labil serta tidak ada saluran air atau selokan.

    “Air hujan dimungkinkan masuk ke rongga tanah dan akhirnya jadi longsor,” katanya.

    Baderi menambahkan bahwa pihaknya bersama TNI dan warga belum bisa melaksanakan kerja bakti untuk mengeluarkan material longsor dari rumah yang terdampak. Sebab, keadaan tanah saat ini masih labil. Dikhawatirkan jika material longsor itu dibersihkan, dan hujan lagi , bisa menyebabkan longsor susulan.

    “Kita sementara ini belum bisa kerja bakti, tanah yang labih dikhawatirkan ada longsor susulan. Warga yang terdampak juga dihimbau kalau terjadi hujan untuk meninggalkan rumahnya, mengungsi ke rumah saudara atau keluarga dekat yang lebih aman,” pungkasnya. (end/but)

  • Waspada Cuaca Ekstrem, BPBD Jatim: Pancaroba Picu Banjir dan Longsor

    Waspada Cuaca Ekstrem, BPBD Jatim: Pancaroba Picu Banjir dan Longsor

    Surabaya (beritajatim.com) – BPBD Provinsi Jatim mengatakan, bahwa saat ini pancaroba peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Di sisa musim hujan ini masih ada wilayah di Jatim yang terjadi hujan deras atau cuaca ekstrem hingga terjadi banjir dan longsor.

    “Kami imbau warga untuk waspada dan turut aktif membersihkan lingkungan sekitar, perhatikan aliran air di selokan agar tidak mampet dan menyebabkan banjir,” tegas Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto kepada wartawan di kantornya, Jumat (16/5/2025).

    Dia memprediksi potensi cuaca ekstrem terjadi hingga akhir Mei 2025. Musim hujan kali ini diperkirakan bakal lebih lama dibanding tahun lalu.

    “Jadi, potensi cuaca ekstrem, hujan deras disertai angin masih berpotensi terjadi hingga akhir Mei ini,” katanya.

    Gatot menyebut saat ini masih ada beberapa titik di Jatim yang terjadi bencana banjir. Yakni, Sidoarjo, Kota Blitar, Kota Kediri.

    “Di beberapa daerah ada banjir Sidoarjo, Kota Blitar, Kota Kediri. Kami turunkan tim, dan tim kami bersama kabupaten/kota melakukan penambalan tanggul jebol di Jombang dan pembersihan pasca banjir di Pamekasan. Kalau yang sudah surut di Sampang, Tulungagung, Pamekasan,” tuturnya.

    “Di Lumajang juga ada sungai yang terdampak erupsi Gunung Semeru hingga ada warga yang terisolir,” tambahnya.

    Gatot meminta warga waspada dan rutin mengecek saluran-saluran air di perkampungan agar tidak terjadi banjir. Meski sudah memasuki musim pancaroba, curah hujan masih tinggi. [tok/aje]

  • Angkutan Umum Mojokerto–Batu Via Cangar Kembali Beroperasi, Ini Jadwal dan Tarifnya

    Angkutan Umum Mojokerto–Batu Via Cangar Kembali Beroperasi, Ini Jadwal dan Tarifnya

    Mojokerto (beritajatim.com) – Angkutan umum antar kota dalam provinsi (AKDP) rute Mojokerto–Batu via Cangar kembali beroperasi. AKDP yang dilauching awal tahun 2024 lalu ini kembali beroperasi setelah sempat dihentikan akibat bencana longsor yang menutup jalur alternatif Pacet–Batu di kawasan Blok Watu Lumpang, Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo.

    Kepala Seksi Pengendali Operasional (Kasi Dalops) Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Prasarana Perhubungan Lalu Lintas Angkutan Jalan (UPT P3 LLAJ) Mojokerto Dinas Perhubungan Jawa Timur, Akhmad Yazid mengatakan, armada milik Perusahaan Otobus (PO) Bagong mulai kembali mengaspal mulai, Kamis (15/5/2025) kemarin.

    “Transportasi AKDP Mojokerto-Batu via Cangar sudah berjalan kembali. Tarif tidak ada perubahan, hanya ada penyesuaian pada jam keberangkatan sama. Sesuai aturan dan kesepakatan, jika terjadi cuaca ekstrem atau hujan armada tidak akan melintas jalur tersebut,” ungkapnya, Jumat (16/5/2025).

    Jam operasional terbaru AKDP Mojokerto–Batu via Cangar, lanjutnya, dimulai pukul 05.30 WIB hingga 16.15 WIB setiap hari. Tarif angkutan dari Mojokerto ke Batu sebesar Rp40 ribu. Sementara, bagi penumpang yang naik atau turun di Bundaran Pacet dikenai tarif Rp20 ribu, berlaku juga untuk arah sebaliknya.

    Rute ini sebelumnya tidak beroperasi sejak, Kamis (3/4/2025), setelah akses utama tertutup longsor yang menimbulkan korban jiwa sebanyak 10 orang. Jalur Pacet–Cangar sendiri dibuka secara terbatas sejak, Rabu (23/5/2025), dengan pembatasan waktu operasional mulai pukul 05.00 hingga 18.00 WIB karena masih dalam proses pengerjaan.

    Angkutan AKDP Mojokerto–Batu yang dikelola PO Bagong tersebut menggunakan enam unit minibus, masing-masing berkapasitas 15 penumpang. Skema operasionalnya terdiri dari tiga armada berangkat dari Mojokerto dan tiga armada kembali dari Batu. Rute yang dilayani mencakup Terminal Kertajaya Mojokerto, Pasar Dlanggu, Kutorejo, Bundaran Pacet, Cangar, Bumiaji, hingga Terminal Batu. [tin/aje]

    Jadwal keberangkatan AKDP Mojokerto–Batu via Cangar :

    Dari Mojokerto :

    1. 05.30 WIB

    2. 06.00 WIB

    3. 08.45 WIB

    4. 09.15 WIB

    5. 12.15 WIB

    6. 12.45 WIB

    7. 15.45 WIB

    8. 16.15 WIB

    Dari Batu :

    1. 05.30 WIB

    2. 06.00 WIB

    3. 08.45 WIB

    4. 09.15 WIB

    5. 12.15 WIB

    6. 12.45 WIB

    7. 15.45 WIB

    8. 16.15 WIB

  • Longsor di DAM Kedung Sapi: Akses Jalan Putus, Dua Warga Terpaksa Mengungsi

    Longsor di DAM Kedung Sapi: Akses Jalan Putus, Dua Warga Terpaksa Mengungsi

    Pacitan (beritajatim.com) – Dua warga terpaksa mengungsi akibat longsor yang terjadi di sekitar DAM Kedung Sapi, Desa Jetis Kidul, Kecamatan Arjosari, Pacitan, pada Kamis (15/5/2025).

    Kedua warga tersebut adalah Boniyem dan Siti Romlah, satu keluarga yang rumahnya berada paling dekat dengan lokasi DAM. Sementara itu, Sujiatin, warga lainnya yang juga terdampak, memilih tetap tinggal di rumah karena hujan mulai reda.

    “Karena hujan sejak kejadian itu mulai reda, saya memilih tinggal di rumah,” kata Sujiatin Jum’at (16/5/2025).

    Ia menuturkan, peristiwa longsor terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Saat sedang melaksanakan salat, ia mendengar suara gemuruh seperti ledakan. Setelah dicek, ternyata saluran irigasi yang meluap akibat derasnya air menyebabkan tanah longsor.

    Kaur Kesra Desa Jetis Kidul, Dasiyo, menjelaskan bahwa penyebab kejadian adalah banjir akibat klep DAM yang dalam kondisi terbuka.

    “Sudah berusaha ditutup, namun klep tersebut macet dan tidak bisa diturunkan. Selain itu, ada sampah dan kayu yang menghalangi,” jelasnya.

    Akibat longsor tersebut, pondasi Masjid Jami Madekan mengalami pengikisan, jalan penghubung dua rumah warga longsor dan akses terputus. Selain itu, aliran air irigasi untuk persawahan juga terputus. [tri/aje]

  • DAM Kedung Sapi Pacitan Ambrol, Masjid di Jetis Kidul Terancam Longsor

    DAM Kedung Sapi Pacitan Ambrol, Masjid di Jetis Kidul Terancam Longsor

    Pacitan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, pada Kamis (15/5/2025) siang, menyebabkan ambrolnya bronjong dan saluran air irigasi di sekitar DAM Kedung Sapi, Dusun Madekan, Desa Jetis Kidul.

    Menurut Kapolsek Arjosari, IPDA Ferry Ardyanto, kejadian bermula saat hujan berintensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut mulai pukul 14.00 WIB. Sekitar pukul 16.00 WIB, bronjong penahan aliran anak Sungai Grindulu sepanjang kurang lebih 15 meter mengalami longsor.

    “Longsoran sudah sangat dekat dengan pondasi bangunan Masjid Jami Madekan,” jelasnya.

    Selain mengancam tempat ibadah, ambrolnya perangkat dam pengendali ini juga mengancam tiga rumah warga. Dua rumah milik Boniyem dan Sajiatin serta satu rumah kosong nyaris ikut ambrol, dengan retakan tanah hanya berjarak sekitar satu meter dari pondasi rumah-rumah tersebut.

    Warga saat ini khawatir jika hujan kembali turun, longsor susulan bisa saja terjadi dan mengakibatkan kerusakan lebih parah, termasuk menimpa bangunan masjid.

    Pihak berwenang telah melakukan pengecekan lokasi dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk upaya penanganan dan pencegahan bencana lanjutan. Warga diimbau untuk tetap waspada, terutama yang berada di sekitar lokasi rawan longsor.

    “Kami terus memantau kondisi, karena saat ini hujan intensitas ringan masih terjadi di wilayah Arjosari,” Pungkasnya [tri/aje]

  • Hujan Deras dan Angin Terjang Pacitan, Pohon Besar Tumbang Timpa Garasi

    Hujan Deras dan Angin Terjang Pacitan, Pohon Besar Tumbang Timpa Garasi

    Pacitan (beritajatim.com) – Sebuah pohon tumbang menimpa garasi milik warga bernama Teguh di Lingkungan Slagi, Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, Kamis (15/5/2025) sore. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, setelah wilayah tersebut diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggono, membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, pohon pelindung yang sebagian batangnya telah lapuk tak mampu menahan beban saat hujan deras, hingga akhirnya tumbang.

    “Akibat hujan yang cukup deras dan kondisi pohon yang memang sudah lapuk, akhirnya pohon tumbang dan menimpa garasi milik warga,” jelas Radite saat dihubungi melalui pesan WhatsApp.

    Ia menambahkan, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD yang menerima laporan dari perangkat kelurahan segera menuju lokasi untuk mengevakuasi dan membersihkan material pohon tumbang bersama warga sekitar.

    “Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, bagian atap garasi mengalami kerusakan. Kami menghimbau warga untuk tetap waspada, mengingat cuaca masih berpotensi hujan,” tambahnya.

    Sebelumnya, BMKG Stasiun Meteorologi Juanda telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan lebat di wilayah Pacitan dan sekitarnya.

    BPBD Pacitan juga terus memantau perkembangan cuaca dan laporan kejadian bencana, mengingat wilayah tersebut rawan bencana hidrometeorologi seperti longsor dan banjir. [tri/aje]

  • Bupati Jombang Gaspol 100 Hari Kerja: Wifi Gratis, Perbaikan Jalan, dan Program Ternak

    Bupati Jombang Gaspol 100 Hari Kerja: Wifi Gratis, Perbaikan Jalan, dan Program Ternak

    Jombang (beritajatim.com) – Bupati Jombang, H Warsubi, secara resmi melaunching empat program unggulan sebagai bagian dari akselerasi 100 hari kerja bersama Wakil Bupati Salmanudin Yazid, Kamis (15/5/2025), di Taman Kebon Ratu.

    Langkah ini diambil sebagai bentuk konkret dari komitmen kepemimpinan mereka dalam menjawab kebutuhan masyarakat serta mewujudkan visi Jombang Maju dan Sejahtera untuk Kita Semua.

    “Ini merupakan akselerasi program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Jombang. Empat program ini hadir sebagai komitmen kami untuk memberikan pelayanan publik yang terbaik dan berkualitas,” ujar pria yang lebih akrab disapa dengan Abah Warsubi ini.

    Program pertama yang diluncurkan adalah Gerakan Satu Pernikahan Satu Pohon Lestari Jombang, hasil kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Jombang dengan Kementerian Agama. Program ini mengajak setiap pasangan pengantin untuk menanam pohon sebagai simbol harapan dan komitmen menjaga lingkungan.

    “Pernikahan menjadi awal dari kehidupan bersama dan penuh harapan. Maka satu pohon yang ditanam hari ini menjadi simbol harapan bagi hubungan yang lebih hijau dan lestari di masa depan. Meskipun ada yang terlambat, tapi saya mengucapkan mbak dan mas atas pernikahannya. Mudah-mudahan bisa diberikan keluarga yang sakinah mawadah warohmah dan segera punya momongan. Amin,” tambahnya.

    Selanjutnya, Abah Warsubi mengumumkan bahwa mulai 6 Mei 2025, layanan internet gratis untuk rakyat telah resmi diluncurkan di seluruh wilayah Jombang, termasuk kawasan terpencil seperti Dusun Kedungdendeng, Desa Jipurapah.

    “Layanan internet gratis di 366 detik ini dibuat karena kami ingin membuka akses digital yang merata agar seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Fasilitas internet tanpa batas ini juga akan mempermudah siswa-siswi desa yang belajar. Selain itu proses layanan desa juga akan lebih mudah,” ungkapnya.

    Ia menekankan bahwa akses wifi gratis ini juga akan menunjang pelaku UMKM naik kelas, memperkuat daya saing, dan membuka peluang pasar yang lebih luas.

    “Saya mengajak seluruh masyarakat untuk menggunakan internet secara bijak dan bertanggung jawab untuk belajar berkreasi dan berusaha bukan untuk menyebarkan hal-hal yang negatif,” tegasnya.

    Acara launching program unggulan di Taman Kebun Ratu Jombang

    Program ketiga adalah pembentukan tim mandor jalan dan tim normalisasi saluran, yang dirancang untuk mempercepat respons terhadap kerusakan infrastruktur jalan dan pengelolaan air di Jombang.

    Menurut data yang disampaikan, hingga kini tim telah menangani perbaikan 124 ruas jalan kabupaten sepanjang 38,563 kilometer. Sementara tim normalisasi saluran telah bekerja di 13 titik saluran dan sungai dengan total panjang pekerjaan mencapai 26 kilometer. “Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi banjir,” tambahnya.

    Selain itu, pemkab juga memperkuat sektor pertanian dengan melakukan perbaikan infrastruktur pasca-longsor di tiga titik lokasi terdampak hujan deras.

    Terakhir, program keempat adalah peluncuran Peternak Rakyat, sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi desa melalui sektor peternakan. Program ini telah menyasar 64 kelompok ternak di 55 desa dari 16 kecamatan dengan dukungan dana serta pendampingan dari dinas terkait.

    “Harapannya, dengan pendampingan dari dinas peternakan, kelompok-kelompok ternak ini bisa berkembang lebih baik mandiri dan pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga serta menggerakkan ekonomi lokal,” ujarnya.

    “Semua ini menjadi dasar kita untuk terus maju berkembang maju dan maju terus. Ini juga menjadi gerakan bersama yang berdampak langsung bagi masyarakat mari kita jaga semangat ini, kita kawal implementasinya dan kita pastikan manfaatnya dirasakan oleh seluruh warga Jombang,” pungkasnya. [suf]