Topik: longsor

  • Akses Jalan Menuju Lokasi Longsor di Trenggalek Sudah Terbuka

    Akses Jalan Menuju Lokasi Longsor di Trenggalek Sudah Terbuka

    Trenggalek (beritajatim.com) – Akses jalan menuju lokasi longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek telah terbuka. Petugas mengerahkan 3 unit alat berat untuk membersihkan material longsor yang menutup akses jalan utama.

    Terdapat 5 titik longsor di sepanjang jalan tersebut. Petugas berharap tidak turun hujan sehingga proses pencarian terhadap 6 korban yang dilaporkan hilang bisa segera dilakukan.

    Kalaksa BPBD Jawa Timur, Gatot Subroto usai meninjau lokasi longsor mengatakan, akses jalan telah berhasil dibuka oleh petugas pukul 12.30 WIB. Mereka mengerahkan 135 personel serta 3 unit alat berat untuk membersihkan material yang menutup akses jalan.

    Dari hasil asesment terdapat total 5 rumah yang tertimbun longsor. Sebanyak 3 rumah berada di RT 16 dan dua rumah di RT 15 “Enam korban dilaporkan hilang dan hingga saat ini masih dalam tahap pencarian, ” ujarnya, Selasa (20/04/2025).

    Saat ini petugas mulai melakukan upaya pembersihan di lokasi utama longsor. Meskipun begitu upaya pembersihan ini masih mengalami kendala. Hal ini dikarenakan struktur tanah masih labil dan rawan terjadi longsor susulan saat hujan.

    “Kami berharap tidak turun hujan agar proses evakuasi dan pembersihan bisa berjalan lancar, ” tuturnya.

    Gatot juga berharap korban yang dinyatakan hilang bisa segera ditemukan. Petugas akan berusaha maksimal untuk melakukan proses pencarian dan evakuasi terhadap korban. “Semoga cuaca panas ini membantu dan memperlancar proses pencarian, ” pungkasnya. [nm/but]

  • Evakuasi Longsor Trenggalek, 135 Petugas Gabungan Dikerahkan

    Evakuasi Longsor Trenggalek, 135 Petugas Gabungan Dikerahkan

    Trenggalek (beritajatim.com) – Upaya pencarian enam warga yang tertimbun tanah longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, terus dilakukan. Sebanyak 135 personel gabungan dikerahkan dalam operasi ini. Namun medan sulit dan akses jalan yang terputus menjadi tantangan utama di lapangan. Petugas juga mengerahkan 3 unit alat berat untuk membuka akses jalan menuju lokasi kejadian.

    Koordinator Pos Basarnas Trenggalek, Nanang Pujo menuturkan untuk menuju lokasi terdampak, petugas harus berjalan kaki selama lebih dari 45 menit akibat tertutupnya akses utama. Material longsor diketahui menutup akses jalan di beberapa titik.

    “Akses yang bisa dilalui saat ini hanya dengan jalan kaki, itu pun memakan waktu cukup lama, sekitar 45 menit,” ujarnya, Selasa (20/05/2025).

    Menurut Nanang, tim awal sudah berhasil menjangkau titik longsor. Namun, kondisi tanah yang labil dan medan curam membuat pergerakan tim sangat terbatas. Oleh karena itu, proses evakuasi dilakukan bergantian demi keamanan personel.

    Langkah awal yang dilakukan saat ini adalah mendorong alat berat ke lokasi untuk membuka akses. Selain menggunakan alat manual, tim juga akan memanfaatkan Alkon atau alat penyemprot air guna mempercepat proses pemindahan material longsor dan lumpur.

    “Titik longsor ada tiga. Akses tertutup lumpur, batang pohon, dan ranting. Itu semua harus dibersihkan terlebih dahulu agar kendaraan operasional bisa masuk,” jelasnya.

    Dari hasil asesmen sementara, tiga rumah warga dilaporkan hilang tertimbun material longsor. Sementara itu, masih ada warga yang memilih bertahan di lokasi meski akses keluar sangat terbatas. Hingga kini, proses pencarian korban masih berlangsung. Tim gabungan dari Basarnas, TNI-Polri, BPBD, Tagana, dan relawan terus bergantian menyisir area terdampak longsor.

    “Warga yang bertahan menyampaikan harapan agar jalur segera dibuka. Saat ini mereka hanya bisa berjalan kaki untuk aktivitas sehari-hari karena jalan utama tertutup longsor,” pungkasnya. [nm/aje]

  • Longsor Trenggalek Sebabkan Enam Orang Hilang, BPBD Jatim: Awas Bencana Susulan

    Longsor Trenggalek Sebabkan Enam Orang Hilang, BPBD Jatim: Awas Bencana Susulan

    Surabaya (beritajatim.com) – BPBD Jatim langsung turun ke lapangan untuk memantau kondisi bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Senin (19/5/2025) sore.

    Bencana alam ini disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung selama beberapa jam.

    Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengatakan, bahwa tanah longsor terjadi sekitar pukul 16.10 WIB. Setelah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 15.40 WIB.

    “Tanah longsor menimpa beberapa rumah warga di Desa Depok, Kecamatan Bendungan. Kami masih melakukan assessment dan berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk mengetahui dampak dan kebutuhan warga yang terdampak,” ujar Gatot saat dikonfirmasi beritajatim.com.

    Gatot menambahkan, bahwa terdapat enam jiwa yang terindikasi berada di dalam rumah yang terdampak tanah longsor dan masih dalam pencarian. Nama-nama yang terindikasi tersebut adalah Mesinem, Nitin, Tulus, Yatini, Yatemi, dan Torik.

    “BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Trenggalek telah berkoordinasi untuk melakukan upaya pencarian dan evakuasi korban terdampak. Kami juga akan memberangkatkan personel dan peralatan guna percepatan penanganan evakuasi pencarian korban terdampak,” ungkap Gatot.

    Dampak dari tanah longsor ini cukup signifikan, dengan tujuh rumah rusak dan tiga rumah rusak berat. Sebanyak 10 KK atau 30 jiwa terdampak langsung dari bencana ini.

    “Kami masih terus melakukan pemantauan dan assessment untuk mengetahui kebutuhan warga yang terdampak. Kami juga berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan upaya penanganan dan evakuasi korban terdampak,” kata Gatot.

    Gatot menambahkan, bahwa akses jalan menuju lokasi tertimbun tanah longsor masih terkendala, serta listrik padam akibat beberapa tiang listrik roboh. Hujan sedang dan berkabut juga menjadi kendala dalam proses evakuasi.

    “BPBD Provinsi Jawa Timur akan terus memantau situasi dan melakukan upaya penanganan bencana ini. Kami juga mengimbau kepada warga untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi bencana susulan,” pungkas Gatot. [tok/aje]

  • Longsor Timpa Rumah Warga Trenggalek, 6 Orang Dilaporkan Hilang

    Longsor Timpa Rumah Warga Trenggalek, 6 Orang Dilaporkan Hilang

    Trenggalek (beritajatim.com) – Bencana tanah longsor terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Terdapat beberapa titik longsor di desa tersebut.

    Material longsor ini juga mengenai 10 rumah warga. Selain itu terdapat 6 warga yang masih belum diketemukan. Longsor juga membuat akses menuju desa tersebut terputus. Hingga saat ini BPBD setempat masih berupaya melakukan proses evakuasi.

    Kalaksa BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono mengatakan longsor ini terjadi sore tadi. Sebelumnya hujan deras terjadi di wilayah tersebut.

    Material longsor menimpa rumah warga di RT 16 RW 17 Dusun Kebonagung. Sebanyak 3 rumah tertimbun total dan 7 rumah tertimbun sebagian.

    “Tanah longsor terjadi sore tadi bertepatan dengan hujan deras yang terjadi,” ujarnya, Senin (19/05/2025).

    Sebanyak 6 warga dilaporkan hilang.Enam warga tersebut adalah Mesinem, Nitin, Tulus, Yatini, Yatemi dan Torik. Proses pencarian terkendala hujan yang hingga saat ini masih terjadi.

    Bencana longsor ini juga menutup akses menuju desa tersebut. “Kami berupaya membuka akses jalan yang tertutup material longsor, saat ini proses pencarian juga masih berlangsung,” jelasnya.

    Sejumlah warga juga mengungsi ke posko bencana yang disiapkan petugas. Posko tersebut ditempatkan di kawasan Bumdesma setempat. Sebanyak 7 pengungsi berada di posko tersebut.

    Petugas juga masih melakukan pendataan untuk mengetahui pasti jumlah kerugian. “Ini kita masih melakukan pendataan juga,” pungkasnya. [nm/aje]

  • Tanah Longsor Ancam Rumah Warga di Ngraho Bojonegoro, Jarak Bangunan dengan Bibir Sungai Tinggal Setengah Meter

    Tanah Longsor Ancam Rumah Warga di Ngraho Bojonegoro, Jarak Bangunan dengan Bibir Sungai Tinggal Setengah Meter

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Tanah longsor di Dusun Ngidung, Desa Sumberagung, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, mengancam satu rumah warga. Longsor terjadi karena terbawa aliran anak Sungai Ngidung di desa setempat yang cukup deras pada Senin (19/5/2025) malam.

    Kapolsek Ngraho, Iptu Sutaryanto, membenarkan kejadian tersebut. Tanah yang longsor berada tepat di bibir aliran anak sungai dengan dimensi sekitar panjang 5 meter dan tinggi 6 meter. Longsor terjadi cukup dekat dengan bangunan rumah milik Winarno, warga RT 18 RW 06 Dusun Ngidung.

    “Jarak rumah dengan sungai sebelumnya lima meter, sekarang tinggal setengah meter,” jelas Iptu Sutaryanto, Senin malam (19/5/2025).

    Meski tidak ada kerusakan bangunan, petugas dari berbagai unsur yang telah menerima laporan tersebut seperti Polsek, Koramil, BPBD Bojonegoro, Satpol PP, dan Pemerintah Desa Sumberagung langsung mendatangi lokasi untuk melakukan langkah-langkah penanganan sementara.

    “Evakuasi barang-barang di bagian dapur telah dilakukan, dan kami memberikan imbauan agar ruangan dapur tidak ditempati dulu karena sangat rawan,” tambahnya.

    Diketahui bahwa kawasan sekitar aliran sungai di Dusun Ngidung memang rawan longsor. Bahkan, pada Maret lalu, longsor serupa sempat terjadi akibat derasnya hujan dan aliran sungai. Sejumlah warga juga telah memutuskan untuk memindahkan rumah mereka ke lokasi yang lebih aman.

    Pihak Polsek Ngraho juga telah berkoordinasi dengan BPBD Bojonegoro serta instansi terkait untuk penanganan lebih lanjut, guna mencegah potensi bencana susulan yang dapat membahayakan warga di sepanjang aliran anak sungai Ngidung.

    “Kami harap segera ada langkah konkret dari pihak terkait agar bencana tidak berulang dan keselamatan warga tetap terjaga,” pungkas Kapolsek Ngraho. [lus/ian]

  • Sebanyak 1.289 KK Terdampak Banjir di Sampang

    Sebanyak 1.289 KK Terdampak Banjir di Sampang

    Jakarta (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, banjir dan tanah longsor terjadi di wilayah Jawa Timur. BNPB mencatat banjir yang melanda Kabupaten Sampang, Jawa Timur pada Minggu (18/5/2025) berdampak pada 1.289 KK dan merusak beberapa jembatan serta fasilitas pendidikan.

    “Meski beberapa wilayah mengalami penurunan genangan, pasang air laut menyebabkan peningkatan genangan di titik lain,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Senin (19/5/2025).

    Muhari menambahkan, banjir bandang juga terjadi di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyebabkan 1 orang hilang dan kerusakan pada rumah serta kandang ternak.

    Sementara tanah longsor di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang berdampak pada 11 KK dengan 9 rumah terdampak, 2 rumah rusak sedang, serta 1 jembatan dan 1 akses jalan mengalami kerusakan. “Status siaga darurat telah ditetapkan dan penanganan masih berlangsung,” kata Muhari.

    Dia pun menyatakan, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi serta bencana geologi dan sosial yang mungkin terjadi. “Pemerintah daerah diminta memastikan kesiapan posko darurat, logistik, serta upaya mitigasi di wilayah rawan bencana,” tegas Muhari. [kun]

  • Hari Kedua Operasi SAR Kediri : Sisir 12 Km Sungai Demi Cari Mbah Tekat

    Hari Kedua Operasi SAR Kediri : Sisir 12 Km Sungai Demi Cari Mbah Tekat

    Kediri (beritajatim.com) – Sebanyak 50 personel Tim SAR gabungan dikerahkan dalam operasi pencarian korban banjir bandang di Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Minggu 18 Mei 2025. Pencarian hari kedua ini dilakukan untuk menemukan Mbah Tekat, warga yang dilaporkan hilang sejak bencana menerjang wilayah tersebut.

    Tim menyisir aliran sungai sejauh 12 kilometer dengan metode jalan kaki dan menggunakan perahu karet. Motode jalan kaki di Sungai Bruni. Sedangkan menggunakan perahu di Sungai Brantas.

    Komandan Tim Operasi SAR Mojo dari Basarnas Pos SAR Trenggalek, Candra Kristiawan, menjelaskan bahwa penyisiran dilakukan secara intensif, menyusuri Sungai Bruni hingga Sungai Brantas.

    “Untuk hari kedua, Tim SAR gabungan di Kediri, kita menggerakkan 50 personel dari Tim SAR gabungan. Untuk potensinya ada Basarnas, Polsek, Koramil, BPBD, PMI, Tagana dan relawan,” terangnya.

    Candra menyebutkan, penyisiran jalan kaki dilakukan mulai dari SDN Blimbing hingga ke Tanjung, lalu diteruskan ke Dawuhan. Untuk perahu karet di Sungai Brantas wilayah Desa Kranton hingga Alun-Alun Banda Ngalim, Kota Kediri.

    Tim SAR membagi personel menjadi dua satuan tugas penyusuran (SRU) untuk memaksimalkan pencarian melalui jalur darat dan sungai.

    “Untuk sru satu dan dua, kita maksimalkan penyisiran skoting atau penyisiran aliran sungai. Jadi, memaksimalkan, dimana TKP sampai nanti keluarnya Sungai Brantas kita maksimalkan penyisiran jalan kaki, atau susur sungai. Untuk di sungai besar di Sungai Brantas kita menggunakan LCR atau perahu karet,” jelasnya.

    Meski penyisiran terus dilakukan secara intensif, hingga kini belum ditemukan tanda-tanda keberadaan korban.

    “Untuk tanda-tanda korban atas nama Mbah Tekat belum ada tanda-tanda. Ya, kita saling berdoa, supaya hari ini membuahkan hasil,” ujar Candra penuh harap.

    Tantangan dalam pencarian tidak ringan. Medan licin dan labil akibat lumpur serta hujan menyulitkan pergerakan tim, terutama di tepi sungai yang rawan longsor. Namun begitu, semua personel tetap bekerja secara maksimal.

    “Untuk kesulitan saat ini, potensi SAR gabungan, karena masih dalam lumpur atau curah hujan itupun dorongan dari lumpur yang longsor dari atas, penyisiran ini sedikit licin, dan tanahnya labil untuk penyisiran di tepi sungai,” katanya.

    Operasi pencarian dijadwalkan berlangsung selama tujuh hari, dengan harapan korban segera ditemukan dan keluarga mendapatkan kepastian. [nm]

  • Tebing Longsor di Ngebel Ponorogo: Rumah Kades Tertimpa, 4 Orang Luka-luka

    Tebing Longsor di Ngebel Ponorogo: Rumah Kades Tertimpa, 4 Orang Luka-luka

    Ponorogo (bertajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, pada Sabtu (17/5/2025) sore memicu terjadinya bencana longsor di Dukuh Semenok, Desa Ngebek.

    Sebuah tebing setinggi 10 meter dan lebar 15 meter yang berada di belakang rumah Kepala Desa Ngebel, Suprianto (40), ambruk dan langsung menimpa dapur rumahnya.

    Insiden ini menyebabkan empat orang mengalami luka-luka. Saat kejadian, dapur rumah dalam kondisi ramai karena sedang digunakan untuk kegiatan gotong royong menyiapkan konsumsi rapat persiapan acara bersih desa yang dijadwalkan berlangsung pada 23 Mei mendatang.

    “Saat itu kami sedang menyiapkan konsumsi rapat untuk acara bersih desa tanggal 23 Mei nanti,” ungkap Endah Maya Sari (39), istri Suprianto, saat ditemui pada Minggu (18/5/2025).

    Endah juga menjadi salah satu korban dalam insiden ini. Ia menceritakan detik-detik longsor terjadi. Menurutnya, suara gemuruh terdengar dari arah belakang dapur sebelum akhirnya tebing longsor dan menimpa bangunan dapur tempat mereka berkumpul.

    “Tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari belakang, lalu tebing runtuh, menimpa dapur tempat kami berada,” katanya.

    Dari delapan orang yang berada di lokasi saat kejadian, empat orang berhasil menyelamatkan diri. Sementara empat lainnya, termasuk Endah, mengalami luka akibat tertimpa material longsor.

    Dua korban lainnya adalah Sarilah (60) dan Untari (43), yang mengalami luka ringan. Sedangkan Meisya (9), putri Suprianto, mengalami luka sobek di kaki dan trauma. Meisya sempat mendapatkan perawatan medis di puskesmas dan kini diungsikan ke rumah neneknya demi pemulihan.

    Sekretaris Desa Ngebel, Sarwo, membenarkan bahwa hujan dengan intensitas tinggi mengguyur kawasan tersebut sejak siang hingga sore hari. Ia menduga hujan deras menjadi penyebab utama terjadinya longsor karena kondisi tanah yang labil.

    “Tebing itu memang berada persis di belakang rumah Pak Kades, dan tanahnya labil. Kejadian peringatan bagi kita semua agar lebih waspada,” ujar Sarwo.

    Pasca kejadian, warga setempat langsung bergerak cepat melakukan evakuasi dan gotong royong membersihkan puing-puing bangunan. Banyaknya material longsor membuat proses pembersihan berlangsung hingga malam.

    Kegiatan gotong royong dilanjutkan keesokan harinya untuk memastikan lingkungan kembali aman dan bersih. “Hari ini dilanjutkan lagi, warga gotong royong membersihkan material longsorannya,” pungkas Sarwo.

    Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat di wilayah rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat musim hujan. [end/suf]

  • Ini Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Lereng Gunung Wilis Kediri

    Ini Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Lereng Gunung Wilis Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Curah hujan tinggi yang mengguyur sejak dini hari menjadi penyebab utama terjadinya banjir bandang dan tanah longsor di lereng Gunung Wilis, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jumat (9/5/2025). Bencana ini menerjang tiga desa, yaitu Petungroto, Ngetrep, dan Blimbing, dan menyebabkan kerusakan signifikan serta satu warga hilang.

    Kapolsek Mojo, AKP Karyawan Hadi, S.H., M.H., menjelaskan bahwa hujan dengan intensitas ekstrem mulai mengguyur sejak sebelum subuh hingga pagi hari. “Itu penyebab utamanya. Debit air tinggi dan kontur lereng yang labil membuat tanah mudah longsor,” ujarnya, Sabtu (17/5/2025).

    Di Desa Petungroto, tercatat 15 titik mengalami longsor dan banjir. Di Ngetrep, tanah longsor merusak lahan dan rumah warga di tiga lokasi.

    Sementara di Desa Blimbing, satu rumah warga dihantam arus deras yang juga menghanyutkan 13 kambing ternak dan seorang wanita lanjut usia bernama Bu Tekat (70), yang hingga kini masih belum ditemukan.

    “Diindikasikan korban terpendam material tanah dan terbawa arus sungai yang deras. Tim dari BPBD Kabupaten Kediri, Sat Brimob, dan Polsek Mojo masih melakukan pencarian,” jelas AKP Karyawan.

    Sejumlah rumah warga lainnya mengalami kerusakan ringan, seperti tembok jebol, pekarangan tertimbun material longsor, dan jalan yang tertutup lumpur. Warga di lokasi terdampak mengungsi sementara ke tempat yang lebih aman dan melakukan perbaikan secara gotong royong.

    AKP Karyawan mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi bencana saat musim hujan.

    “Kami imbau masyarakat untuk tidak tidur saat hujan deras turun, terutama di wilayah rawan. Harus saling memberi informasi dan meningkatkan kesiapsiagaan,” tegasnya. [nm/beq]

  • Banjir Bandang Terjang Mojo Kediri, Lansia Hilang Terseret Arus

    Banjir Bandang Terjang Mojo Kediri, Lansia Hilang Terseret Arus

    Kediri (beritajatim.com) – Banjir bandang menerjang Dusun Tumpakbeji, Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, pada Sabtu dini hari (17/5/2025). Dua rumah warga dilaporkan rusak berat dan satu korban yang merupakan lansia dilaporkan hilang.

    Peristiwa ini terjadi akibat luapan Sungai Bruni yang berhulu di lereng Gunung Wilis dipicu hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak Magrib hingga tengah malam.

    Dua rumah yang terdampak milik Tekat (65) dan Hariyanto (45). Tekat dilaporkan hilang setelah terseret arus banjir bandang yang menghantam rumahnya saat ia sedang tidur di kamar.

    “Kamarnya jebol diterjang banjir bandang. Di rumah bersama dua keponakannya Putri (22) dan Nanang (25),” ujar Sirtomo, kerabat korban.

    Selain merenggut satu korban manusia, banjir bandang juga mengakibatkan hilangnya 11 ekor kambing peliharaan milik Tekat. Sementara itu, keluarga Hariyanto, yang terdiri dari istri dan anak, sempat ikut hanyut hingga ke halaman rumah, namun berhasil menyelamatkan diri.

    Sabtu pagi, para penghuni rumah bersama kerabat dan tetangga mulai membersihkan material lumpur dan puing-puing yang terbawa banjir. Warga bekerja bergotong royong untuk mengangkat sisa-sisa banjir dari dalam rumah dan halaman.

    Banjir bandang ini bukan satu-satunya bencana yang terjadi di Kecamatan Mojo. Sejumlah titik di wilayah tersebut, termasuk Desa Pamongan, Ngetrep, dan Petungroto, juga dilaporkan mengalami longsor menyusul intensitas hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir.

    Hingga saat ini, proses pencarian korban hilang masih terus dilakukan oleh warga bersama aparat setempat. [nm/beq]