Topik: longsor

  • Tangis di Kebonagung: Nenek dan Lansia Ditemukan Tewas Terkubur Longsor Trenggalek

    Tangis di Kebonagung: Nenek dan Lansia Ditemukan Tewas Terkubur Longsor Trenggalek

    Trenggalek (beritajatim.com) – Petugas gabungan telah menemukan dua korban bencana longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Kedua korban berjenis kelamin perempuan ini ditemukan terkubur reruntuhan rumah mereka. Proses pencarian hari keempat ini ditutup karena terjadi hujan. Petugas khawatir terjadi longsor susulan di lokasi kejadian.

    Koordinator Pos Basarnas Trenggalek, Nanang Pujo mengatakan korban pertama ditemukan sekitar pukul 15.00 WIB. Proses evakuasi terhadap korban membutuhkan waktu hingga 20 menit. Sedangkan korban kedua ditemukan pukul 16.00 WIB. Posisi korban kedua tak jauh dari korban pertama. “Proses evakuasi baik korban pertama dan kedua memakan waktu hingga 20 menit,” ujarnya, Kamis (22/05/2025).

    Kedua korban ini masih bisa dikenali oleh pihak keluarga dan tetangga. Identitas keduanya diketahui adalah Yatemi (70) dan Misinem (90). Korban ditemukan di dalam rumahnya. Meskipun identitas jenazah telah diketahui, namun kedua jenazah tersebut tetap dibawa ke rumah sakit untuk proses selanjutnya. “Berdasarkan keterangan keluarga dan tetangga identitas jenazah tersebut adalah Yatemi dan Misinem,” tuturnya.

    Proses pencarian hari ini dihentikan pukul 16.20 WIB. Hal ini dikarenakan sudah turun hujan. Petugas khawatir terjadi longsor susulan. Terlebih struktur tanah masih labil dan mereka menemukan adanya pergerakan tanah di lokasi kejadian. “Operasi pencarian hari keempat ini ditutup pukul 16.20 WIB karena sudah turun hujan dan dikhawatirkan terjadi longsor susulan,” pungkasnya. [nm/kun]

  • Hari Keempat Pencarian, Dua Korban Longsor di Trenggalek Ditemukan Meninggal

    Hari Keempat Pencarian, Dua Korban Longsor di Trenggalek Ditemukan Meninggal

    Trenggalek (beritajatim.com) – Dua korban bencana longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, berhasil ditemukan oleh tim gabungan pada hari keempat proses pencarian. Kedua jenazah berjenis kelamin perempuan tersebut langsung dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit untuk proses identifikasi lebih lanjut.

    Relawan Susanto membenarkan penemuan tersebut. Menurutnya, kedua korban ditemukan sekitar pukul 15.43 WIB, Kamis (22/05/2025). “Setelah berhasil dievakuasi, korban langsung dibawa turun menggunakan ambulans ke rumah sakit. Untuk informasi lengkapnya menunggu dari Basarnas,” ujarnya.

    Dengan ditemukannya dua korban ini, masih ada empat orang lagi yang dilaporkan hilang akibat longsor. Semua korban diketahui masih memiliki hubungan keluarga. Tragisnya, salah satu korban yang masih dalam pencarian merupakan balita berusia 2 tahun.

    Sebanyak 150 personel dari berbagai unsur, termasuk TNI, Polri, BPBD, Basarnas, dan relawan, dikerahkan untuk mempercepat pencarian. Empat ekor anjing pelacak juga dilibatkan dan berhasil mendeteksi sejumlah titik yang dicurigai menjadi lokasi korban tertimbun. Proses pencarian berikutnya akan difokuskan pada titik-titik tersebut. [nm/beq]

  • Kejaksaan Kabupaten Kediri Bantu Korban Tanah Longsor di Petungroto

    Kejaksaan Kabupaten Kediri Bantu Korban Tanah Longsor di Petungroto

    Kediri (beritajatim.com) – Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri menunjukkan kepeduliannya terhadap korban tanah longsor di Desa Petungroto, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, dengan menyalurkan bantuan bahan pokok pada Kamis (22/5/2025). Penyerahan bantuan dilakukan di Balai Desa Petungroto.

    “Hari ini kami wujud kepedulian Kejaksaan Kabupaten Kediri terhadap korban bencana di Mojo. Kami menyampaikan bantuan sedikit sembako berupa beras, gula, telur dan Indomie. Kiranya bisa membantu meringankan sedikit,” ujar Kasi Intelijen Iwan Nuzuardhi, S.H., M.H.

    Ia menyebutkan, bantuan yang diserahkan terdiri dari 60 sak beras, 250 kg gula pasir, 14 dus mi instan, dan lebih dari 40 kg telur. Bantuan ini merupakan bentuk tindak lanjut dari kunjungan sebelumnya, di mana Kejaksaan juga telah menyalurkan bantuan air bersih untuk masyarakat setempat yang waktu itu kesulitan.

    “Kami juga menyampaikan pesan dari Bapak Kajari, kami hadir di sini untuk kedua kalinya. Pertama kali kami kesini memberikan bantuan air bersih. Kami hanya menyampaikan sedikit bantuan, kiranya bermanfaat, kami sampaikan dan kami serahkan,” lanjut Iwan.

    Usai menyerahkan bantuan, rombongan Kejaksaan juga mengunjungi rumah milik Janu (42) dan Painem, warga terdampak yang mengalami kerusakan parah akibat tanah longsor dari tebing di belakang rumah mereka. Rumah tersebut roboh total dan tidak lagi bisa ditempati, dengan sebagian besar harta benda masih tertimbun material longsor.

    Janu menceritakan bahwa dirinya sempat tertimbun longsor saat kejadian yang berlangsung pada Jumat malam (16/5/2025) dan tak sadarkan diri. Beruntung, ia berhasil diselamatkan oleh para tetangga. Saat ini ia tinggal bersama satu anaknya yang selamat dari musibah tersebut di rumah saudaranya. Janu berharap adanya bantuan untuk memperbaiki rumahnya yang rusak total.

    Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri berikan bantuan kepada korban tanah longsor di Desa Petungroto, Kecamatan Mojo.

    Kepala Desa Petungroto, Dariono, menyampaikan terima kasih atas kepedulian Kejaksaan. “Kami mengucapkan banyak terima kasih karena sudah dibantu Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri. Ini sangat bermanfaat bagi kami,” ujarnya.

    Menurut data desa, ada 43 rumah terdampak, dengan rincian 3 rumah rusak berat, 3 rumah rusak sedang, serta 15 lahan sawah dan tegalan yang turut terdampak longsor.

    Camat Mojo, Moch. Nurul Hasan, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan BPBD dan dinas terkait dalam penanganan bencana alam di wilayahnya. “Kalau sini yang rusak parah 3 rumah, dan lainnya sekitar 30 KK di Desa Petungroto. Semua sudah terdata dan tinggal penangannya,” katanya.

    Ia juga menjelaskan bahwa Dinas PUPR, Perkim, dan Dinsos telah meninjau langsung lokasi bersama Wakil Bupati Kediri Dewi Maria Ulfa. Bantuan dalam bentuk renovasi rumah akan ditangani oleh Perkim, sementara infrastruktur oleh PU dan penanganan bencana oleh BPBD. [nm/but]

  • Khofifah Akan Kirim Tim Ahli ke Lokasi Longsor Trenggalek

    Khofifah Akan Kirim Tim Ahli ke Lokasi Longsor Trenggalek

    Trenggalek (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung lokasi longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bedungan, Kabupaten Trenggalek. Usai mendengar langsung paparan terkait bencana ini, Khofifah berencana mendatangkan tim ahli. Tim tersebut akan membantu melakukan identifikasi lahan di sekitar lokasi longsor tersebut.

    Khofifah mengatakan tim ahli ini dari Universitas Brawijaya Malang, Keberadaan tim ini diperuntukkan untuk melakukan identifikasi lahan di sekitar dilokasi longsor, sejauh mana kerawanannya. Ditakutkan terdapat aliran air di bawah tanah sehingga membahayakan warga di sekitar. Dengan menurunkan tim ini diharapkan titik-titik rawan bisa teridentifikasi dengan baik sehingga warga lain di sekitar lokasi yang masuk zona rawan bisa ikut direlokasi.

    “Kita akan menurunkan tim dari Brawijaya yang punya alat cukup canggih untuk bisa mendeteksi titik-titik mana yang diindikasikan di bawahnya masih ada aliran-aliran air,” ujarnya, Kamis (22/05/2025).

    Khofifah juga menekankan pentingnya komunikasi dengan masyarakat dalam menentukan lokasi relokasi yang aman dan nyaman. Pihaknya akan membantu untuk membangun rumah korban bencana longsor ini. Sedangkan pihak Pemkab diminta menentukan dimana lokasi aman untuk dilakukan relokasi. Tentunya mereka juga harus melakukan komunikasi dengan masyarakat sekitar.

    “Tanah itu riwayat, jadi apa yang akan diputuskan untuk menjadi tempat relokasi, tentu harus dilakukan berdialog dengan masyarakat yang akan direlokasi dan masyarakat yang berdekatan dengan masyarakat di tempat relokasi,” tuturnya.

    Mantan Menteri Sosial ini juga berharap proses pencarian berjalan lancar dan seluruh korban yang dinyatakan hilang dapat ditemukan secepatnya. Anjing pelacak yang dikerahkan guna membantu proses pencarian tersebut juga sudah mendeteksi beberapa titik yang diduga didalamnya terdapat korban.

    “Mohon doa semuanya, semoga diberikan kemudahan untuk identifikasi warga yang hari ini sedang diupayakan oleh Pak Kapolres untuk dilakukan identifikasi oleh anjing pelacak. Dan Tim Inavis sudah datang untuk melakukan identifikasi melakukan pencarian,” pungkasnya. [nm/but]

  • Sering Banjir, Sungai di Kartoharjo Magetan Butuh Normalisasi

    Sering Banjir, Sungai di Kartoharjo Magetan Butuh Normalisasi

    Magetan (beritajatim.com) – Upaya antisipasi banjir di Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, mulai menunjukkan progres signifikan. Dua lokasi yang selama ini dikenal rawan banjir menjadi fokus utama peninjauan lapangan yang dilakukan oleh Komisi D DPRD Magetan bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Magetan. Peninjauan dilakukan langsung di empat titik sungai yang membentang di Desa Jeruk pada Rabu (21/5/2025).

    Ketua Komisi D DPRD Magetan, Riyin Nur Asiyah, mengungkapkan bahwa titik-titik rawan banjir terletak di sekitar wilayah Desa Jajar–Ngelang dan Karangmojo–Jeruk. Dua kawasan tersebut kerap menerima limpahan air dari anak Sungai Bengawan Solo.

    “Wilayah ini termasuk lumbung padi Magetan, jadi perlu penanganan cepat. Kami pun mengambil inisiatif mengunjungi kantor BBWS dan menyampaikan laporan serta usulan penanganan,” ujarnya.

    Dalam tahap awal, pemasangan bronjong sempat diusulkan untuk memperkuat struktur tanggul sungai. Namun, setelah dilakukan kajian langsung bersama BBWS Bengawan Solo dari Madiun dan tim teknis DPUPR, keputusan akhirnya jatuh pada opsi normalisasi sungai sebagai langkah paling tepat.

    “InsyaAllah pengerjaan dilakukan saat musim kemarau, karena jika musim hujan, kondisi tidak memungkinkan,” tambah Riyin.

    Lebih lanjut, Riyin menjelaskan bahwa faktor lain yang memperparah banjir adalah tersumbatnya aliran air dari irigasi kecil di tepi jalan raya. Ia menyoroti perubahan jalur aliran sejak pembangunan jalan tol.

    “Sebelumnya aliran air lurus, tapi setelah jalan tol dibangun, alirannya dibelokkan dan melewati saluran yang lebih kecil. Akibatnya air tertahan di bawah jalan tol,” jelasnya.

    Akumulasi air dari dua sungai dan saluran irigasi tersebut mengakibatkan genangan yang cukup parah setiap kali hujan deras turun. Riyin menegaskan bahwa langkah saat ini sudah memasuki tahap pencarian solusi konkret.

    “Sekarang bukan lagi sekadar antisipasi, melainkan mencari solusi. Harapannya, normalisasi bisa segera terealisasi agar warga tidak khawatir setiap hujan turun,” ujarnya lagi.

    Selain banjir, Komisi D DPRD Magetan juga menyoroti dampak erosi yang merusak lahan milik warga. Menurut Riyin, tanah di sisi Magetan terus terkikis, sementara sedimen justru mengendap di Kabupaten Ngawi.

    “Tanah kita hilang, tapi lumpurnya menetap di Ngawi. Ini tidak adil dan harus segera ditangani,” pungkasnya.

    Sementara itu, Koordinator Sarana dan Prasarana Sungai BBWS Bengawan Solo, Nanang Ari Mustofa, menjelaskan bahwa survei lapangan dilakukan sebagai respons atas laporan dari DPRD Magetan. “Kami menindaklanjuti laporan terkait kondisi tebing sungai yang rusak di wilayah Magetan, khususnya Desa Jeruk,” ujarnya.

    Dari hasil survei, tim BBWS menemukan empat titik longsoran pada tebing sungai yang berada di perbatasan antara Magetan dan Ngawi. Longsoran tersebut diakibatkan oleh rumpun bambu yang tumbang dan terbawa ke tengah sungai, mengganggu aliran air dan mempercepat proses pengikisan.

    “Tanaman bambu yang roboh terbawa arus ke tengah sungai, lalu mengubah arah aliran air yang akhirnya menyebabkan longsor di sisi lainnya,” jelas Nanang.

    Seluruh temuan tersebut akan segera dituangkan dalam nota dinas dan laporan resmi ke Balai BBWS di Solo guna mendapatkan disposisi tindak lanjut. “Kami sudah berdiskusi terkait langkah-langkah yang akan diambil, dan tampaknya normalisasi sungai menjadi opsi paling memungkinkan,” katanya.

    Nanang juga menyampaikan bahwa debit air sungai di wilayah tersebut masih tergolong tinggi. Oleh karena itu, pelaksanaan normalisasi direncanakan saat musim kemarau. “Dengan debit yang masih tinggi sekarang, musim kemarau adalah waktu yang paling tepat,” tutupnya. [fiq/beq]

  • Korban Longsor di Trenggalek Masih Keluarga, Termasuk Balita 2 Tahun

    Korban Longsor di Trenggalek Masih Keluarga, Termasuk Balita 2 Tahun

    Trenggalek (beritajatim.com) – Bencana longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, menyisakan duka mendalam. Enam orang yang hingga kini dinyatakan hilang diketahui masih satu keluarga, termasuk seorang balita berusia dua tahun.

    Peristiwa memilukan ini terjadi saat delapan anggota keluarga tersebut berada di tiga rumah yang berdekatan. Ketiga rumah itu kini rata tertimbun material longsor. Dua orang selamat, sementara enam lainnya masih dalam pencarian.

    “Hingga saat ini masih ada enam korban yang dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian,” ujar Kepala Desa Depok, Sugeng Asmoro, Kamis (22/5/2025).

    Korban hilang yakni Torik (2), Mesinem (90), Nitin (36), Tulus (65), Yatini (50), dan Yatiem (70). Sementara dua orang yang berhasil menyelamatkan diri adalah Khoiri dan Suminto.

    “Jadi sebenarnya ada delapan orang yang menghuni tiga rumah itu, enam dinyatakan hilang dua selamat, semuanya masih memiliki hubungan keluarga,” kata Sugeng.

    Kapolres Trenggalek AKBP Ridwan Maliki menuturkan bahwa pencarian hari ini difokuskan di tiga titik yang dicurigai menjadi lokasi korban tertimbun. “Sebelumnya anjing pelacak berhasil mendeteksi lokasi. Titik-titik tersebut sudah kami tandai untuk mempermudah proses evakuasi,” ujarnya.

    Pencarian masih terus dilakukan dengan melibatkan tim gabungan serta bantuan anjing pelacak untuk mempercepat penemuan para korban. [nm/beq]

  • Khofifah Datangi Posko Pengungsian Longsor di Trenggalek, Ini Janji Gubernur untuk Korban

    Khofifah Datangi Posko Pengungsian Longsor di Trenggalek, Ini Janji Gubernur untuk Korban

    Trenggalek (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengunjungi warga terdampak bencana tanah longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Rabu malam (22/5/2025). Dalam kunjungannya, Gubernur Jatim membagikan buah, sembako, dan kebutuhan warga di tempat pengungsian. Khofifah juga berbincang dengan sejumlah pengungsi di posko tersebut.

    Khofifah menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jatim telah menyiapkan alokasi anggaran untuk membangun hunian bagi warga terdampak. Pihaknya meminta Pemkab Trenggalek untuk menentukan titik aman untuk relokasi rumah yang terdampak longsor ini.

    ” Jadi kalau membangun Insya Allah dalam waktu yang cepat kita bisa lakukan. Tetapi kalau lahan saya minta tolong pemkab melakukan identifikasi di titik mana lahan-lahan itu bisa dijadikan relokasi, supaya aman. Pemprov Jatim akan membangun rumah yang bersifat permanen untuk warga yang terdampak,” ujarnya, Rabu (21/05/2025).

    Relokasi ini juga sudah pernah dilakukan oleh Pemprov Jatim di Trenggalek. Proses pembangunan rumah ini seperti yang pernah dilakukan di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan. Terjaadi bencana tanah gerak di wilayah tersebut. Karena kondisinya semakin mengkhawatirkan warga direlokasi di lahan milik Pemprov Jatim.

    “Di Sumurup kan pernah. Jadi di Sumurup itu, tanah bergerak di sana dan kemudian sudah direlokasi. Kebetulan lahannya lahan pemprov. Jadi sederhana sekali. Kalau di sini ada lahan daerah maka juga bisa lebih cepat untuk bisa dibangunkan rumah. Bagi masyarakat hunian tetap itu sangatlah penting,” tuturnya.

    Disinggung mengenai bencana di Jawa Timur, Khofifah mengatakan setiap hari BMKG memberikan warning. Titik potensial hujan dan intensitasnya dilaporkan ke Pemprov. Khofifah berharap semua waspada dalam menghadapi kondisi cuaca seperti ini.

    “Selalu sebetulnya dikabarkan kepada kita semua terkait itu. Tentu kita berharap dari perubahan iklim global seperti sekarang perlu ada kewaspadaan bersama supaya terhindar dari hal yang tidak kita inginkan,” pungkasnya. [nm/ian]

  • Peta Bencana Banjir dan Longsor di Trenggalek, Warga Perlu Waspada!

    Peta Bencana Banjir dan Longsor di Trenggalek, Warga Perlu Waspada!

    Trenggalek (beritajatim.com) – Terdapat bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Trenggalek, Senina (19/05/2025) lalu. Kedua bencana tersebut terjadi di beberapa titik. Untuk bencana longsor terbesar terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan. Sebanyak 12 rumah terdampak bencana ini.

    Dari jumlah tersebut terdapat 3 unit rumah yang tertutup total material longsor. Selain itu terdapat 6 warga yang hingga saat ini belum ditemukan. Berikut peta bencana banjir dan longsor yang diunggah BPBD Trenggalek melalui akun IG resminya.

    Untuk bencana banjir terjadi di 17 titik di 17 desa/kelurahan di 6 kecamatan. Banjir terjadi di wilayah Kecamatan Karangan, Trenggalek, Pogalan, Durenan, Gandusari dan Munjungan. Sebanyak 1559 KK terdampak bencana banjir ini. Satu korban meninggal dunia dalam kejadian banjir tersebut. Selain itu banjir juga membuat akses jalan utama terputus. Beberapa layanan masyarakat seperti RSUD dr Soedomo juga menutup pelayanan sementara waktu. Hingga saat ini banjir sudah mulai surut.

    Peta Tanah Longsor Trenggalek.

    Sedangkan untuk bencana longsor terjadi di 34 titik di 19 desa/kelurahan yang tersebar di 9 kecamatan. Bencana longsor terjadi di wilayah Kecamatan Dongko, Suruh, Tugu, Bendungan, Trenggalek, Watulimo, Kampak dan Munjungan. Longsor ini berdampak terhadap 26 rumah dan menutup akses beberapa jalan. Petugas gabungan masih berupaya membersihkan material longsor tersebut.

    Hingga saat ini petugas gabungan masih melakukan proses pencarian terhadap 6 korban longsor. Sebanyak 4 ekor anjing pelacak dikerahkan untuk membantu proses pencarian. Petugas mendirikan posko pengungsian di desa tersebut. Puluhan warga mengungsi pada malam hari. Namun saat pagi hingga sore mereka kembali ke rumahnya. [nm/ian]

  • Cek Lokasi, Pemkab Kediri Siapkan Langkah Penanganan Pasca Bencana Banjir dan Longsor di Mojo

    Cek Lokasi, Pemkab Kediri Siapkan Langkah Penanganan Pasca Bencana Banjir dan Longsor di Mojo

    Kediri (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Kediri menyiapkan beberapa langkah penanganan pasca bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Mojo. Disisi lain, mewaspadai ancaman bencana susulan, Bupati Hanindhito Himawan Pramana meminta warga yang rumahnya terdampak bencana dievakuasi ke lokasi yang lebih aman.

    Memastikan warga dievakuasi ke lokasi aman, Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa bersama lintas organisasi perangkat daerah (OPD) meninjau ke lokasi bencana sekaligus menyalurkan bantuan kepada warga terdampak, Rabu (21/5/2025).

    “Kita tidak tahu cuaca masih mendung jangan-jangan nanti hujan deras lagi, kita pastikan yang penting mengamankan warga yang terdampak dulu,” kata Mbak Dewi usai meninjau rumah warga yang terdampak longsor di Desa Petungroto.

    Disampaikan Mbak Dewi, pasca kejadian pemerintah daerah langsung menerjunkan petugas ke lokasi untuk melakukan tindakan tanggap darurat. Termasuk pula melakukan pencarian Mbah Tekad, 70, satu orang warga Desa Blimbing yang hanyut terbawa banjir.

    Untuk penanganan pasca bencana, selain dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, dalam kunjungannya Mbak Dewi juga didampingi Dinas Sosial maupun instansi teknis. Yakni, Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Perkim) serta Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). “Rumah yang terdampak (nantinya) akan diperbaiki, ini Dinas Perkim juga ikut turun,” ungkapnya.

    Berdasarkan pendataan BPBD Kabupaten Kediri, dampak bencana yang terjadi pada Jumat (16/5) lalu mengakibatkan 24 rumah di Desa Petungroto mengalami kerusakan akibat tanah longsor. Kemudian, di Desa Pamongan dua rumah rusak akibat longsor, Desa Ngetrep akses jalan tertutup material longsor, dan di Desa Blimbing terdapat dua rumah rusak akibat banjir.

    Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kediri Irwan Chandra Wahyu Purnama menyebut, untuk membuka akses jalan yang tertutup material longsor, pihaknya menggunakan alat berat backhoe. Pekerjaan pun diakui masih terus berjalan, karena dari tiga titik yang tertutup di Desa Petungroto, baru satu yang telah tertangani.

    “Untuk penanganan talud dan jalan yang rusak nanti ditangani Dinas PUPR secepatnya, mungkin kami mulai bisa action paling lambat minggu depan,” urai Irwan yang juga sebagai Plt Kepala Dinas Perkim itu.

    Adapun bagian belakang rumah warga yang terdampak longsor, menurut Irwan sebagaimana di Desa Petungroto nantinya dibuatkan plengsengan. Setelah pembuatan plengsengan, pekerjaan baru dilanjutkan untuk rehap rumah warga yang terdampak.

    Dalam kunjungannya itu, Mbak Dewi bersama jajaran lintas OPD juga mengecek dapur umum termasuk mengunjungi keluarga Mbah Tekad di Desa Blimbing. Pencarian korban dilakukan dengan melakukan penyisiran dari Sungai Bruni yang melintas di samping rumah kurban hingga Sungai Brantas. “Pencarian sampai 7 hari, kita berdoa semoga Mbah Tekad segera ditemukan,” pungkas Mbak Dewi. [ADV PKP/nm]

  • Korban Banjir di Mojo Kediri Terus Dicari, Mas Dhito Berharap Mbah Tekad Segera Ditemukan

    Korban Banjir di Mojo Kediri Terus Dicari, Mas Dhito Berharap Mbah Tekad Segera Ditemukan

    Kediri (beritajatim.com) – Bencana banjir dan tanah longsor di Kecamatan Mojo pada Jumat (16/5/2025) lalu masih menyisakan duka mendalam. Pencarian Mbah Tekad, 70, salah satu warga Desa Blimbing yang hanyut terbawa banjir masih terus dilakukan.

    Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana berharap proses penyisiran yang masih berjalan segera membuahkan hasil. Sebagaimana disampaikan lewat postingan di akun media sosial pribadinya Selasa (20/5/2025).

    “Tak lupa kita umbulkan doa terbaik agar Mbah Tekad satu korban hilang di Desa Blimbing bisa segera ditemukan,” tulisnya.

    Dari bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di daerah lereng Pegunungan Wilis itu, selain korban hanyut terbawa banjir, setidaknya mengakibatkan puluhan rumah mengalami kerusakan maupun memutuskan akses jalan.

    Berdasarkan pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, kerusakan rumah tersebar di Desa Petungroto sebanyak 24 rumah akibat longsor. Kemudian, di Desa Pamongan dua rumah rusak akibat longsor, Desa Ngetrep akses jalan tertutup material longsor dan di Desa Blimbing, dua rumah rusak akibat banjir.

    Dari kejadian itu, mewaspadai ancaman bencana susulan, Mas Dhito meminta warga yang rumahnya terdampak bencana dievakuasi ke lokasi yang lebih aman. Disisi lain, pihaknya berharap warga yang ada di lereng Pegunungan Wilis itu untuk tetap waspada.

    “Kepada saudara kami yang terdampak, doa terbaik kami panjatkan. Semoga diberikan kekuatan dan ketabahan. Dan kepada kita semua terutama yang tinggal di daerah rawan longsor dan banjir, mari tingkatkan kewaspadaan,” ungkapnya.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri Stevanus Djoko Sukrisno secara terpisah menyebut sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) pencarian Mbah Tekad yang hanyut terbawa luapan air Sungai Bruni dilakukan hingga 7 hari atau Jumat (23/5/2025).

    Penyisiran yang dilakukan menurut Djoko tidak hanya di sepanjang Sungai Bruni yang melintas di dekat rumah korban melainkan sudah sampai ke Sungai Brantas. Adapun titik pencarian dilakukan hingga Bendungan Waru Turi.

    “Melihat durasi sudah cukup lama dan kemarin juga terjadi banjir bandang kemungkinan (jasad korban) sudah sampai Brantas. Semoga segera ketemu,” urainya.

    Sebagaimana diketahui, berdasarkan informasi dihimpun saat kejadian korban berada di dapur yang lokasinya persis di dekat tikungan sungai. Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan air sungai meluap dan menerjang dapur hingga membawa tubuh Mbah Tekad ikut hanyut terbawa air. [ADV PKP/nm]