Topik: longsor

  • Cuaca Ekstrem Terjang Magetan, Rumah Roboh hingga Longsor Timpa Rumah Warga

    Cuaca Ekstrem Terjang Magetan, Rumah Roboh hingga Longsor Timpa Rumah Warga

    Magetan (beritajatim.com) — Hujan deras selama beberapa jam mengguyur Kabupaten Magetan pada Jumat (23/5/2025) dan memicu serangkaian bencana alam di tiga lokasi berbeda. Bencana yang terjadi hampir bersamaan itu meliputi robohnya rumah warga di Desa Bulugunung, tanah longsor di Desa Dadi, serta longsor talud sekolah di Kecamatan Sidorejo.

    Kejadian pertama terjadi sekitar pukul 16.30 WIB di Dusun Babar, Desa Bulugunung, Kecamatan Plaosan. Sebuah rumah milik Suwarno (49) roboh akibat hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Berdasarkan asesmen dari BPBD Magetan, kerusakan dikategorikan sedang karena kayu penyangga bangunan yang telah lapuk.

    “Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Penghuni rumah kini mengungsi ke rumah saudara terdekat. Tim BPBD bersama masyarakat dan perangkat desa telah melakukan pembersihan puing-puing rumah sejak Sabtu pagi. BPBD juga menyalurkan bantuan logistik darurat seperti selimut, terpal, makanan siap saji, dan paket kebersihan,” kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi.

    Kemudian sekitar pukul 18.00 WIB di hari yang sama, tanah longsor terjadi di Dukuh Ngwolo, Desa Dadi, Kecamatan Plaosan. Material longsoran dengan tinggi sekitar 7 meter menimpa bagian dapur rumah milik Kasmi (62). Meski tidak ada korban jiwa, kejadian ini sempat mengganggu aktivitas warga.

    Penanganan dilakukan secara cepat oleh tim gabungan dari BPBD, perangkat desa, dan warga sekitar. Proses pembersihan selesai pada Sabtu (24/5/2025) pukul 11.37 WIB. Tim dari Pusdalops-PB Magetan juga telah melakukan asesmen dan pendataan sejak pagi.

    BPBD Kabupaten Magetan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana, terutama di musim hujan yang disertai angin kencang. Warga diminta untuk mengevaluasi kondisi bangunan tempat tinggal, khususnya yang sudah tua atau menunjukkan kerusakan struktural.

    Pemerintah desa diharapkan segera mengajukan usulan bantuan perbaikan rumah melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Dinas Sosial. Sementara itu, penanganan wilayah rawan longsor dan perbaikan infrastruktur sekolah akan dikoordinasikan dengan instansi terkait.

    Untuk pelaporan darurat, warga dapat menghubungi Pusdalops-PB BPBD Kabupaten Magetan melalui nomor (0351) 891111 atau WhatsApp di +62 813-3643-0086. [fiq/ian]

  • Banyuwangi Siaga Angin Kencang hingga Bencana Hidrometeorologi, BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem

    Banyuwangi Siaga Angin Kencang hingga Bencana Hidrometeorologi, BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem

    Banyuwangi (beritajatim.com) – masyarakat Banyuwangi diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang tengah melanda, seperti angin kencang dan bencana Hidrometeorologi. Fenomena ini diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari ke depan dan berpotensi menimbulkan dampak signifikan di sejumlah titik.

    Dijelaskan oleh Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Banyuwangi, Rahmayani, peningkatan cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur diprediksi terjadi mulai tanggal 18 hingga 27 Mei 2025.

    Secara klimatologi, wilayah Banyuwangi saat ini sudah memasuki musim kemarau, meskipun sebagian daerah masih berada dalam fase peralihan.

    “Di masa peralihan atau pancaroba itulah sehingga masih berpotensi terjadinya cuaca ekstrem,” katanya.

    Rahmayani menyebut bahwa dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya pola belokan angin dan pertemuan angin di wilayah Laut Jawa. Fenomena tersebut diperparah dengan gangguan atmosfer berupa gelombang Madden-Julian Oscillation (MGO) dan gelombang low yang diperkirakan akan melintasi wilayah Jawa Timur dalam waktu sepuluh hari ke depan.

    “Adanya fenomena itu masyarakat harap waspada adanya angin kencang dan angin puting beliung sehingga banyak pohon tumbang, termasuk bencana Hidrometeorologi seperti banjir, hingga tanah longsor,” tuturnya.

    “Untuk kecepatan 17 hingga 24 knots yang masuk kedalam kategori tinggi,” imbuh Rahmayani.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Danang Hartanto, juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat beraktivitas di luar ruangan. Menurutnya, potensi angin kencang, hujan dengan intensitas tinggi disertai petir, serta banjir masih mengancam wilayah Banyuwangi.

    “Jika tidak ada kepentingan, sebaiknya tetap berdiam diri saat kondisi cuaca tidak mendukung untuk keluar rumah,” ucapnya.

    Sebagai catatan, sebelumnya pada Kamis (22/5/2025) lalu, banjir telah terjadi di wilayah Desa Jelun, Kecamatan Licin. Kejadian ini menyebabkan terputusnya arus lalu lintas antara Kecamatan Licin dan Kecamatan Glagah karena banjir dari sebuah sungai.

    “Dari banjir tersebut mengakibatkan jalan rusak. Banjir itu diakibatkan oleh sampah ranting pohon yang menyumbat gorong-gorong,” terang Danang.

    Kasus lain di hari yang sama juga terjadi di Desa Setail, Kecamatan Genteng, di mana pohon tumbang akibat hujan deras disertai angin kencang mengganggu arus lalu lintas.

    “Masyarakat terus waspada dan mempersiapkan segala sesuatu seperti mantel saat keluar hingga menjaga kondisi fisik tubuh. Dalam 3 hari ini masyarakat juga dianjurkan untuk memantau kondisi cuaca melalui website, dan media sosial BMKG Banyuwangi,” imbuhnya.

    Dengan adanya peringatan dini ini, diharapkan masyarakat Banyuwangi dapat lebih waspada, mengurangi aktivitas di luar ruangan saat cuaca buruk, serta memantau informasi terkini dari instansi resmi untuk menghindari risiko bencana. [tar/ian]

  • PDIP Kediri Bantu Korban Banjir dan Longsor di Mojo, Warga Diminta Tetap Waspada

    PDIP Kediri Bantu Korban Banjir dan Longsor di Mojo, Warga Diminta Tetap Waspada

    Kediri (beritajatim.com) – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Kediri menyalurkan bantuan kepada warga terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Kecamatan Mojo. Bantuan berupa paket sembako tersebut diserahkan kepada masyarakat di empat desa terdampak, yakni Blimbing, Pamongan, Petungroto, dan Ngetrep, pada Sabtu (24/5/2025).

    Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kediri, Murdi Hantoro, menyampaikan keprihatinan mendalam atas musibah yang menimpa warga, khususnya di Desa Petungroto.

    “Kami atas nama partai PDI Perjuangan ikut prihatin dengan terjadinya bencana di Kecamatan Mojo, khususnya di Desa Petungroto ini sehingga mengakibatkan warga mengalami kerugian material dan moral. Kami dari PDIP ikut berduka. Mudah-mudahan ini bisa menjadi perhatian kita bersama. Kita harus waspada karena bencana tidak terlepas dari ulah kita karena kurang hati-hati menjaga lingkungan,” ujarnya.

    Murdi juga mendesak pemerintah daerah agar lebih serius memperhatikan kawasan rawan bencana yang setiap tahun dilanda banjir dan longsor. Ia menegaskan perlunya solusi konkret untuk mengurangi risiko bencana di masa mendatang. “Paling tidak ada solusi,” tegasnya.

    Seperti di Desa Pamongan, sebut Anggota DPRD Kabupaten Kediri ini, ada 10 rumah warga yang berada di daerah rawan bencana. Pihaknya akan memberikan saran dan masukan kepada Pemda untuk merelokasi masyarakat yang tinggal di daerah rawan.

    Dalam aksi kemanusiaan ini, selain jajaran pengurus DPC PDIP Kediri, turut hadir anggota DPRD Kabupaten Kediri dari Fraksi PDIP, pengurus PAC, serta ranting PDIP Kecamatan Mojo. Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis di masing-masing desa, termasuk di Kantor Desa Petungroto.

    “Jangan dilihat besarnya tetapi ini salah satu bentuk kepedulian kami. Semoga semua yang mendapat cobaan, segera dapat rejeki yang banyak, dan tidak terjadi bencana ini lagi,” lanjut Murdi. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap siaga, terutama di daerah rawan.

    “Kami mohon masyarakat betul-betul waspada. Kalau daerahnya rawan supaya sering dilihat. Mudah-mudahan ini yang terakhir,” pungkasnya.

    Kepala Desa Petungroto, Dariyono, menyambut baik kehadiran dan dukungan dari PDI Perjuangan. Ia menyebut partai berlambang banteng moncong putih itu sebagai pihak pertama yang turun langsung membantu warga.

    “Ini merupakan partai politik pertama yang datang untuk membantu. Atas nama warga, kami mengucapkan banyak terima kasih karena sudah hadir membantu kita. Yang jelas bantuan tersebut sangat berarti karena warga selama terdampak bencana belum bisa bekerja karena masih mengurus rumahnya,” tutur Dariyono.

    Ia juga terus mengingatkan warga agar terus meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan turun.

    “Waspada kalau turun hujan. Sering ditengok rumah dan pekarangan, kalau ada retakan segera melapor,” imbaunya. [nm/ian]

  • Warga Banyuwangi Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem, Potensi Angin Kencang dan Banjir Melanda

    Warga Banyuwangi Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem, Potensi Angin Kencang dan Banjir Melanda

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Masyarakat Banyuwangi diimbau meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan menghadapi cuaca ekstrem yang melanda wilayahnya sejak beberapa hari terakhir. Fenomena ini diprediksi berlangsung hingga 27 Mei 2025 dan berpotensi menimbulkan dampak signifikan, termasuk angin kencang, puting beliung, hingga bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

    Prakirawan BMKG Kelas III Banyuwangi, Rahmayani, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem ini dipicu oleh pola belokan angin dan pertemuan angin di wilayah Laut Jawa, ditambah gangguan atmosfer berupa gelombang Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang low yang akan melintasi Jawa Timur dalam sepuluh hari ke depan.

    “Di masa peralihan musim kemarau ini masih berpotensi terjadi cuaca ekstrem, dengan kecepatan angin antara 17 hingga 24 knots yang masuk kategori tinggi,” kata Rahmayani.

    Kepala BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto, juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terutama saat beraktivitas di luar ruangan. “Potensi angin kencang, hujan lebat disertai petir, serta banjir masih mengancam. Jika tidak mendesak, sebaiknya hindari keluar rumah saat cuaca buruk,” ujarnya.

    Peristiwa banjir yang terjadi pada 22 Mei 2025 di Desa Jelun, Kecamatan Licin, sempat memutus akses jalan antara Kecamatan Licin dan Glagah akibat sungai meluap yang dipicu oleh sampah dan ranting pohon menyumbat gorong-gorong. Pohon tumbang juga dilaporkan mengganggu arus lalu lintas di Desa Setail, Kecamatan Genteng akibat hujan deras dan angin kencang.

    Danang mengingatkan masyarakat untuk selalu memantau perkembangan cuaca melalui media resmi BMKG Banyuwangi dan mempersiapkan diri dengan perlengkapan seperti mantel hujan serta menjaga kondisi kesehatan.

    Dengan peringatan dini ini, diharapkan warga Banyuwangi dapat lebih waspada dan mengurangi aktivitas di luar ruangan demi menghindari risiko bencana akibat cuaca ekstrem. [alr/beq]

  • Empat Korban Longsor di Trenggalek Belum Ditemukan

    Empat Korban Longsor di Trenggalek Belum Ditemukan

    Trenggalek (beritajatim.com) – Petugas gabungan masih terus melakukan upaya pencarian terhadap korban bencana longsor, di Dukuh Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.

    Dari total 6 korban yang dilaporkan hilang dua diantaranya sudah ditemukan kemarin. Masih terdapat 4 korban yang belum ditemukan. Mereka adalah Torik (2), Nitin (36), Tulus (65), Yatini (50). Faktor cuaca menjadi kendala selama proses pencarian berlangsung.

    Kapolres Trenggalek, AKBP Ridwan Maliki mengatakan petugas masih berupaya melakukan pencarian korban. Mereka fokus mencari di titik yang diduga terdapat korban didalamnya. Petugas juga sudah mencium bau tak sedap di lokasi kejadian. Namun hingga batas waktu pencarian korban belum juga ditemukan.

    “Di hari kelima pencarian ini kami sudah berupaya maksimal untuk melakukan pencarian, namun hingga saat ini belum ada tambahan korban yang ditemukan,” ujarnya, Jumat (23/05/2025)

    Dalam pencarian ini petugas sempat mengalami sejumlah kendala. Alat berat yang dikerahkan untuk membantu proses pencarian mengalami gangguan. Namun kendala tersebut telah berhasil ditangani. Selain itu kondisi cuaca juga menyulitkan pencarian. “Sempat terkendala alat berat tapi sudah kita tangani. Selain itu tadi juga turun hujan,” tuturnya.

    Petugas juga menemukan sejumlah barang berharga milik korban. Saat ini barang tersebut diamankan polisi dan akan dikembalikan ke pihak keluarga. Proses pencarian ini akan kembali dilakukan besok. “Semoga semua korban bisa segera ditemukan,” pungkasnya. [nm/ted]

  • Longsor  Landa Tiga Wilayah di Magetan, Akses Jalan dan Fasilitas Air Minum Terdampak

    Longsor Landa Tiga Wilayah di Magetan, Akses Jalan dan Fasilitas Air Minum Terdampak

    Magetan (beritajatim.com) – Tiga titik longsor secara beruntun terjadi di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada Jumat (23/5/2025). Tanah longsor dilaporkan melanda Desa Genilangit Kecamatan Poncol, Desa Sukowidi Kecamatan Panekan, serta Desa Sidomulyo Kecamatan Sidorejo. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan langsung melakukan respons cepat dengan mengerahkan tim reaksi cepat dan berkoordinasi lintas instansi untuk menangani dampak longsor di masing-masing lokasi.

    Di Desa Genilangit, Kecamatan Poncol, longsor terjadi sekitar pukul 10.00 WIB di tebing jalan penghubung Wonomulyo–Genilangit. Tebing setinggi ±8 meter dan lebar ±5 meter runtuh dan menutup akses jalan sepenuhnya dengan material batu. Retakan pada tanah tebing diketahui sebagai penyebab utama peristiwa ini.

    Pusdalops-PB menerima laporan dari Perangkat Desa Genilangit satu jam kemudian dan langsung menurunkan tim dari TRC-PB untuk melakukan asesmen dan pendataan. Upaya pembersihan material dilakukan bersama unsur Pemdes Genilangit, Destana Genilangit, serta warga sekitar.

    Namun, longsor susulan kembali terjadi pada pukul 13.15 WIB, kembali menutup akses jalan. Hingga pukul 15.50 WIB, pembersihan material berhasil diselesaikan dan akses jalan kembali dibuka.

    Talud jalan di Desa Sukowidi, Panekan, Magetan yang longsor pada Jumat (23/5/2025).

    Sore harinya, longsor kedua terjadi di Desa Sukowidi, Kecamatan Panekan, sekitar pukul 16.55 WIB. Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang menyebabkan talud jalan desa longsor dengan kedalaman ±8 meter dan lebar ±7 meter. Material tanah longsor menimpa halaman rumah warga bernama Pak Min (50) serta merusak jaringan air bersih yang berdampak pada 9 kepala keluarga.

    Tim TRC-PB yang tiba di lokasi pada pukul 17.57 WIB segera melakukan tindakan awal, termasuk pemasangan terpal sebagai antisipasi longsor susulan. Pembersihan material dijadwalkan dilakukan secara gotong royong oleh warga.

    Pagar SDN Sidomulyo 1, di Desa Sidomulyo, Sidorejo, Magetan yang longsor pada Jumat (23/5/2025).

    Selang beberapa jam kemudian, longsor ketiga terjadi di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sidorejo, akibat hujan sedang hingga deras yang mengguyur wilayah tersebut sekitar pukul 17.00 WIB. Talud dan pagar SDN 1 Sidomulyo runtuh dengan panjang ±10 meter dan tinggi 2,5 meter. Material longsoran menutup 50 persen akses jalan dusun. BPBD menerima laporan pada pukul 19.30 WIB dan langsung mengirimkan tim untuk asesmen serta berkoordinasi dengan pihak sekolah dan pemdes. Kerja bakti pembersihan material dijadwalkan dilakukan keesokan harinya oleh pihak sekolah, wali murid, dan masyarakat.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, mengimbau masyarakat Magetan untuk lebih berhati-hati, terutama saat beraktivitas di sekitar tebing tinggi, lereng curam, atau bangunan yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan.

    > “Kondisi cuaca yang tidak menentu dan kontur tanah yang labil berpotensi menimbulkan longsor sewaktu-waktu. Kami minta masyarakat untuk selalu waspada dan segera melapor jika melihat tanda-tanda longsor,” ujarnya.

    BPBD Kabupaten Magetan juga menyediakan layanan tanggap darurat 24 jam untuk pelaporan bencana yang bisa diakses seluruh masyarakat. [fiq/ian]

  • BPBD Sumenep Keluarkan Peringatan Dini Tiga Jenis Bencana

    BPBD Sumenep Keluarkan Peringatan Dini Tiga Jenis Bencana

    Sumenep (beritajatim.com) – Kabupaten Sumenep berpotensi mengalami tiga jenis bencana alam selama masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, yaitu angin puting beliung, banjir, dan tanah longsor. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep mengeluarkan peringatan dini guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.

    “Peringatan ini berdasarkan pola cuaca dan catatan kejadian selama tiga tahun terakhir. Biasanya kalau masa peralihan musim, tiga jenis bencana itu selalu berulang,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Sumenep, Ach. Laili Maulidy, Jumat (23/5/2025).

    BPBD menyebarkan peringatan dini melalui berbagai saluran informasi serta melakukan edukasi kepada masyarakat agar lebih siap menghadapi potensi bencana. Beberapa wilayah di Sumenep telah terdampak bencana serupa pada tahun-tahun sebelumnya, mulai dari angin puting beliung, tanah longsor di kawasan perbukitan, hingga banjir di sejumlah titik.

    Laili menyoroti persoalan banjir yang diperparah oleh perilaku masyarakat yang masih sering membuang sampah sembarangan ke sungai. “Jadi banjir yang terjadi itu bukan sekadar akibat hujan deras, tapi juga disebabkan saluran air yang mampet karena sampah,” tegasnya.

    Untuk mengurangi dampak bencana, BPBD intens berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan. Sinergi lintas sektor juga terus didorong, termasuk dengan tokoh masyarakat dan dunia pendidikan, guna menumbuhkan budaya sadar bencana.

    “Masyarakat harus mulai memiliki budaya sadar bencana. Karena keselamatan itu dimulai dari diri sendiri. Ini perlu peran semua pihak terkait. Jadi meski bencana tidak bisa dihindari, tetapi setidaknya dampaknya bisa ditekan seminim mungkin,” jelasnya.

    Laili menambahkan, saat ini terjadi fenomena kemarau basah yang menurut prakiraan BMKG berpotensi memicu bencana seperti banjir. Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk proaktif menghadapi potensi bencana dan mulai mengubah perilaku.

    “Bencana ini bukan soal alam yang marah, tetapi karena manusia yang lalai. Jadi mulai sekarang harus sama-sama belajar mengubah perilaku, yakni jangan buang sampah sembarangan,” pungkasnya. [tem/beq]

  • Penyangga jembatan Cisumdawu Km 204 bergeser akibat pergerakan tanah

    Penyangga jembatan Cisumdawu Km 204 bergeser akibat pergerakan tanah

    Bandung (ANTARA) – Polres Sumedang, Jawa Barat, yang melakukan inspeksi menyeluruh di Tol Cisumdawu atas efek pergerakan tanah yang terjadi pada Sabtu (17/5) sekitar pukul 10.00 WIB, dan melaporkan salah satu kerusakan signifikan adalah tiang penyangga jembatan di Km 204 bergeser, hingga membutuhkan perbaikan serius.

    “Pada Km 204, Jembatan Cikadongdong Blok Cacaban Conggeang, tiang penyangga jembatan mengalami pergeseran yang membutuhkan perbaikan dalam jangka waktu hingga satu tahun,” kata Kapolres Sumedang AKBP Joko Dwi Harsono dalam laporan pada Kapolda Jabar yang dikutip di Bandung, Jumat.

    Dalam survei berlangsung pada Selasa (20/5), guna mengidentifikasi tingkat kerusakan akibat pergerakan tanah itu, Joko juga menyampaikan adanya situasi darurat pergerakan tanah yang terjadi di ruas Km 177, tepatnya di Blok Binong–Bojongtotor, Desa Sirnamulya, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang.

    Di titik tersebut, lanjut dia, pergerakan tanah telah mengakibatkan kerusakan signifikan pada infrastruktur jalan tol, termasuk retaknya barrier beton dan amblasnya badan jalan. Hal ini menyebabkan penutupan jalur cepat dan pengalihan seluruh kendaraan ke jalur lambat.

    “Kami telah berkoordinasi langsung dengan pihak PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT). Mereka membenarkan bahwa beberapa titik di ruas tol mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah. Saat ini, langkah-langkah pengamanan dan pengalihan jalur sudah diterapkan,” ujar Joko.

    Berdasarkan hasil pengecekan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang yang diterimanya, dia menjelaskan pada titik km 177 itu, mahkota longsoran mencapai panjang 170 meter dan tinggi sekitar 300 meter, menyebabkan jalan tol amblas hingga 50 cm.

    Hal tersebut, mengakibatkan sekitar 60 unit rumah warga di Dusun Bojongtotor juga berada dalam ancaman langsung.

    “Kami menekankan pentingnya penanganan cepat dan tepat untuk mencegah korban jiwa, baik dari bencana longsor maupun kecelakaan lalu lintas. Jika pergerakan tanah terus berlanjut, jalur Tol Cisumdawu arah Majalengka akan ditutup dan kendaraan dialihkan ke Gerbang Tol Sumedang dan Pamulihan,” ucap Joko.

    PT CKJT sendiri, tambah dia, dijadwalkan akan melakukan pengecekan lapangan yang akan dipimpin oleh Direksi PT CKJT bersama Prof Paulus selaku ahli.

    “Segala upaya sedang kami koordinasikan untuk memastikan situasi dapat dikendalikan dan risiko dapat diminimalkan,” tutur Joko.

    Pewarta: Ricky Prayoga
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Korban Longsor Trenggalek Dimakamkan Satu Liang

    Korban Longsor Trenggalek Dimakamkan Satu Liang

    Trenggalek (beritajatim.com)– Dua jenazah korban longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, dikuburkan di pemakaman umum desa. Kedua korban yang berhasil diidentifikasi oleh Tim Inafis Polres Trenggalek tersebut adalah Mesinem (85) dan Yatemi (65). Mereka dimakamkan dalam satu liang kubur. Hingga saat ini masih ada 4 korban yang dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian.

    Kepala Desa Depok, Sugeng Asmoro mengatakan prosesi pemakaman ini awalnya direncanakan kemarin malam. Namun karena faktor cuaca pemakaman baru bisa dilakukan hari ini. “Awalnya pemakaman rencana kemarin setelah ditemukan namun karena hujan pemakaman dilakukan hari ini, ” ujarnya, Jumat (23/05/2025).

    Pemakaman di TPU ini juga atas permintaan keluarga. Nantinya jika semua korban sudah ditemukan akan dimakamkan di lokasi yang sama. Sugeng berharap 4 korban lain bisa segera ditemukan. “Semoga korban lain bisa segera ditemukan, ” pungkasnya.

    Sebelumnya longsor terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Senin (19/05/2025) sore. Total terdapat 12 rumah yang terdampak bencana ini. Dari jumlah tersebut tiga rumah diantaranya rata dengan material longsor. 6 warga dilaporkan hilang. Petugas mengerahkan 4 ekor anjing pelacak untuk membantu proses pencarian. Hasilnya dua korban berhasil ditemukan kemarin. [nm]

  • Tangis di Kebonagung: Nenek dan Lansia Ditemukan Tewas Terkubur Longsor Trenggalek

    Tangis di Kebonagung: Nenek dan Lansia Ditemukan Tewas Terkubur Longsor Trenggalek

    Trenggalek (beritajatim.com) – Petugas gabungan telah menemukan dua korban bencana longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Kedua korban berjenis kelamin perempuan ini ditemukan terkubur reruntuhan rumah mereka. Proses pencarian hari keempat ini ditutup karena terjadi hujan. Petugas khawatir terjadi longsor susulan di lokasi kejadian.

    Koordinator Pos Basarnas Trenggalek, Nanang Pujo mengatakan korban pertama ditemukan sekitar pukul 15.00 WIB. Proses evakuasi terhadap korban membutuhkan waktu hingga 20 menit. Sedangkan korban kedua ditemukan pukul 16.00 WIB. Posisi korban kedua tak jauh dari korban pertama. “Proses evakuasi baik korban pertama dan kedua memakan waktu hingga 20 menit,” ujarnya, Kamis (22/05/2025).

    Kedua korban ini masih bisa dikenali oleh pihak keluarga dan tetangga. Identitas keduanya diketahui adalah Yatemi (70) dan Misinem (90). Korban ditemukan di dalam rumahnya. Meskipun identitas jenazah telah diketahui, namun kedua jenazah tersebut tetap dibawa ke rumah sakit untuk proses selanjutnya. “Berdasarkan keterangan keluarga dan tetangga identitas jenazah tersebut adalah Yatemi dan Misinem,” tuturnya.

    Proses pencarian hari ini dihentikan pukul 16.20 WIB. Hal ini dikarenakan sudah turun hujan. Petugas khawatir terjadi longsor susulan. Terlebih struktur tanah masih labil dan mereka menemukan adanya pergerakan tanah di lokasi kejadian. “Operasi pencarian hari keempat ini ditutup pukul 16.20 WIB karena sudah turun hujan dan dikhawatirkan terjadi longsor susulan,” pungkasnya. [nm/kun]