Topik: longsor

  • Sepekan Longsor di Tiga Kawasan Pinggiran Sungai Kota Bandung

    Sepekan Longsor di Tiga Kawasan Pinggiran Sungai Kota Bandung

    Liputan6.com, Bandung – Kota Bandung diguyur hujan deras pada pekan ini, longsor pun dilaporkan terjadi setidaknya di tiga kecamatan, merusak beberapa rumah warga yang berlokasi di daerah pinggiran sungai.  

    Pada Senin, 19 Mei 2025, titik longsor berlokasi di Jalan Sukajadi Gg. Eme RW 04 RT 10, Kelurahan Sukabungah, Kecamatan Sukajadi, sekira pukul 03.30 WIB. Satu rumah ambruk, satu bangunan lain rawan ambruk. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

    “Rumah ini dibangun di atas bantaran sungai. Ini menjadi bukti nyata bahwa pembangunan di zona rawan seperti ini bisa membawa dampak berbahaya,” kata Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, dalam keterangan pers di hari kejadian.

    Selain memberikan bantuan, aku Erwin, pemerintah bakal mengecek status kepemilikan lahan, memperketat pengawasan terhadap bangunan yang berdiri di atas aliran sungai dan bantaran. 

    Permukiman di pinggiran sungai, katanya, tidak hanya rawan bagi bangunan, tetapi juga berpotensi menyebabkan banjir dan bencana lainnya bagi lingkungan sekitar.

    “Saya sudah instruksikan camat dan lurah untuk mendata seluruh bangunan yang berdiri di atas anak sungai atau solokan. Yang berdiri di atas aliran sungai harus segera ditertibkan. Ini bukan hanya soal aturan, tapi soal keselamatan bersama,” katanya. 

    Longsor Cidadap dan Cicendo

    Longsor juga terjadi di Jalan Karang Tengah Barat, RT 04 RW 07, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Jumat, 23 Mei 2025, sekira pukul 01.00 WIB. Pemerintah kota mencatat, meski tidak ada korban jiwa, dua rumah warga dilaporkan terdampak.

    Menurut Ketua RT 03 setempat, Andi, longsor diperkirakan terjadi karena pengikisan tanah akibat aliran sungai di sekitar lokasi. Warga sebelumnya telah menerima imbauan untuk mengungsi sejak tiga hari lalu karena mulai terlihat tanda-tanda keretakan tanah. 

    “Sudah ada retakan-retakan sebelumnya, jadi kami dari kewilayahan mengimbau warga untuk sementara pindah. Alhamdulillah mereka ditampung oleh tetangga,” katanya.

    Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menegaskan, longsor disebut terjadi karena pengikisan tanah akibat aliran sungai. Ia menambahkan, penanganan segera dilakukan dengan pengecekan struktur tanah dan rencana perbaikan infrastruktur. 

    “Ini terjadi pengikisan tanah akibat aliran sungai. Ini sudah dilaporkan oleh lurahnya secara langsung. Kami memang sudah memerintahkan para lurah untuk memonitor titik-titik rawan, khususnya aliran sungai yang mengalami pengikisan,” kata Erwin.

    Pada hari yang sama, longsor juga dilaporkan terjadi di Gang Sukarisi, Jalan Ciumbuleuit, Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap. Satu bangunan PAUD dilaporkan terdampak, sebagian bangunannya ambruk ke sungai.

     

    Video Viral Daihatsu Sigra Dikejar dan Diamuk Warga Kebumen, Kenapa?

  • Sepekan Longsor di Tiga Kawasan Pinggiran Sungai Kota Bandung

    Sepekan Longsor di Tiga Kawasan Pinggiran Sungai Kota Bandung

    Liputan6.com, Bandung – Kota Bandung diguyur hujan deras pada pekan ini, longsor pun dilaporkan terjadi setidaknya di tiga kecamatan, merusak beberapa rumah warga yang berlokasi di daerah pinggiran sungai.  

    Pada Senin, 19 Mei 2025, titik longsor berlokasi di Jalan Sukajadi Gg. Eme RW 04 RT 10, Kelurahan Sukabungah, Kecamatan Sukajadi, sekira pukul 03.30 WIB. Satu rumah ambruk, satu bangunan lain rawan ambruk. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

    “Rumah ini dibangun di atas bantaran sungai. Ini menjadi bukti nyata bahwa pembangunan di zona rawan seperti ini bisa membawa dampak berbahaya,” kata Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, dalam keterangan pers di hari kejadian.

    Selain memberikan bantuan, aku Erwin, pemerintah bakal mengecek status kepemilikan lahan, memperketat pengawasan terhadap bangunan yang berdiri di atas aliran sungai dan bantaran. 

    Permukiman di pinggiran sungai, katanya, tidak hanya rawan bagi bangunan, tetapi juga berpotensi menyebabkan banjir dan bencana lainnya bagi lingkungan sekitar.

    “Saya sudah instruksikan camat dan lurah untuk mendata seluruh bangunan yang berdiri di atas anak sungai atau solokan. Yang berdiri di atas aliran sungai harus segera ditertibkan. Ini bukan hanya soal aturan, tapi soal keselamatan bersama,” katanya. 

    Longsor Cidadap dan Cicendo

    Longsor juga terjadi di Jalan Karang Tengah Barat, RT 04 RW 07, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Jumat, 23 Mei 2025, sekira pukul 01.00 WIB. Pemerintah kota mencatat, meski tidak ada korban jiwa, dua rumah warga dilaporkan terdampak.

    Menurut Ketua RT 03 setempat, Andi, longsor diperkirakan terjadi karena pengikisan tanah akibat aliran sungai di sekitar lokasi. Warga sebelumnya telah menerima imbauan untuk mengungsi sejak tiga hari lalu karena mulai terlihat tanda-tanda keretakan tanah. 

    “Sudah ada retakan-retakan sebelumnya, jadi kami dari kewilayahan mengimbau warga untuk sementara pindah. Alhamdulillah mereka ditampung oleh tetangga,” katanya.

    Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menegaskan, longsor disebut terjadi karena pengikisan tanah akibat aliran sungai. Ia menambahkan, penanganan segera dilakukan dengan pengecekan struktur tanah dan rencana perbaikan infrastruktur. 

    “Ini terjadi pengikisan tanah akibat aliran sungai. Ini sudah dilaporkan oleh lurahnya secara langsung. Kami memang sudah memerintahkan para lurah untuk memonitor titik-titik rawan, khususnya aliran sungai yang mengalami pengikisan,” kata Erwin.

    Pada hari yang sama, longsor juga dilaporkan terjadi di Gang Sukarisi, Jalan Ciumbuleuit, Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap. Satu bangunan PAUD dilaporkan terdampak, sebagian bangunannya ambruk ke sungai.

     

    Video Viral Daihatsu Sigra Dikejar dan Diamuk Warga Kebumen, Kenapa?

  • Dua Tanggul di Lamongan Tergerus Akibat Debit Air Sungai Meningkat

    Dua Tanggul di Lamongan Tergerus Akibat Debit Air Sungai Meningkat

    Lamongan (beritajatim.com) – Dua tanggul di Kabupaten Lamongan mengalami kerusakan akibat debit air sungai yang meningkat drastis akibat tingginya curah hujan dalam beberapa waktu terakhir. Tanggul yang tergerus adalah tanggul Sungai Palangan di Desa Tambakploso, Kecamatan Turi, yang jebol sepanjang 2,5 meter, serta tanggul wedok Bengawan Solo di Desa Blumbang, Kecamatan Maduran.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lamongan, Nurasan, menyampaikan bahwa tanggul Sungai Palangan jebol pada Selasa (27/5/2025) sekitar pukul 11.00 WIB.

    “Tidak ada dampak signifikan terhadap pemukiman warga maupun lahan pertanian di sekitarnya, karena lahan pertanian telah selesai panen ikan dan baru akan melakukan penanaman padi,” ujar Nurasan.

    Dalam penanganan tanggul jebol, BPBD Lamongan menerjunkan personil dan alat berat ke lokasi serta membawa bantuan logistik berupa gedek guling, terpal, dan karung. Penanganan dilakukan bekerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), PU SDA Lamongan, warga, dan unsur terkait lainnya melalui kerja bakti memperbaiki tanggul.

    “Alhamdulillah penanganan sudah selesai dan sudah bisa dilalui warga,” tambahnya.

    Sementara itu, tanggul wedok Bengawan Solo mengalami longsor sepanjang kurang lebih 50 meter akibat tergerus air. Pihak BPBD telah mengirimkan bantuan logistik berupa gedek bambu dan karung pasir untuk perbaikan.

    “Upaya gotong-royong menutup tanggul wedok akan dilakukan apabila air sudah surut,” pungkas Nurasan. [fak/beq]

  • Desa Jabontegal Ditetapkan sebagai Destana ke-24 di Mojokerto, Upaya Perkuat Kesiapsiagaan Bencana

    Desa Jabontegal Ditetapkan sebagai Destana ke-24 di Mojokerto, Upaya Perkuat Kesiapsiagaan Bencana

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah dengan membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di wilayah-wilayah yang rawan terdampak bencana alam.

    Terbaru, Desa Jabontegal yang berada di Kecamatan Pungging resmi ditetapkan sebagai Destana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto. Dengan penetapan ini, jumlah desa yang berstatus Destana di Kabupaten Mojokerto bertambah menjadi 24 desa.

    Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Mojokerto, Yo’ie Afrida Soesetyo Djati, menyatakan bahwa penetapan Desa Jabontegal sebagai Destana merupakan bagian dari strategi mitigasi bencana. Hal ini penting, mengingat desa tersebut tergolong rawan terhadap bencana hidrometeorologi.

    “Seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang saat musim hujan tiba. Tiap desa yang kita petakan rawan dan menjadi langganan bencana, kita targetkan dijadikan Destana,” ujarnya, Selasa (27/5/2025).

    Program Destana bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana yang ada di wilayah masing-masing. Dalam program ini, masyarakat tidak hanya diposisikan sebagai korban, tetapi menjadi bagian aktif dari proses pencegahan, penanganan, hingga pemulihan pascabencana.

    “Destana ini penting untuk meminimalkan dampak bencana. Semua lini masyarakat dilibatkan, mulai dari perangkat desa, babinsa, bhabinkamtibmas, tenaga kesehatan, hingga warga,” katanya.

    Pembentukan Destana di Kabupaten Mojokerto merujuk pada amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana.

    Berdasarkan pemetaan BPBD, dari total 304 desa dan kelurahan yang ada, sebanyak 213 desa dikategorikan rawan bencana. Oleh karena itu, pembentukan Destana menjadi langkah strategis untuk memperkuat kesiapsiagaan dan respons cepat masyarakat terhadap potensi bencana.

    Dengan adanya Destana, masyarakat dibekali pelatihan, peningkatan kapasitas kelembagaan lokal, hingga pengelolaan sumber daya dan kearifan lokal. Melalui pendekatan ini, warga diharapkan mampu berperan aktif dalam mengidentifikasi risiko, mengelola potensi bencana, serta melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkelanjutan.

    “Serta pengelolaan sumber daya dan kearifan lokal. Melalui Destana, diharapkan warga akan lebih aktif mengkaji, menganalisis, menangani, memantau hingga mengevaluasi risiko bencana di lingkungannya,” pungkasnya. [tin/suf]

  • Cuaca Ekstrem di Magetan: 30 Kejadian Bencana, Masyarakat Diimbau Waspada

    Cuaca Ekstrem di Magetan: 30 Kejadian Bencana, Masyarakat Diimbau Waspada

    Magetan (beritajatim.com) — Peningkatan drastis kejadian bencana akibat cuaca ekstrem tercatat di wilayah Magetan selama dua pekan terakhir, sejak 12 hingga 26 Mei 2025. Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, menyatakan bahwa lonjakan kejadian ini sangat signifikan dibandingkan pekan-pekan sebelumnya.

    “Selama 2 pekan terakhir (12 s.d 26 mei 2025) dampak dari cuaca ekstrem di wilayah Magetan memang tercatat ada peningkatan tajam terkait dengan kejadian kebencanaan dibandingkan dari pekan-pekan sebelumnya. Sedikitnya ada 30 kejadian yang terdiri dari 26 kejadian longsor, 4 kejadian rumah roboh akibat hujan deras disertai angin kencang,” ujarnya.

    Kerusakan yang ditimbulkan meliputi 10 rumah, satu fasilitas pendidikan berupa pagar sekolah yang ambrol, irigasi pertanian yang rusak, serta talud penahan bahu dan badan jalan yang runtuh. Beberapa ruas jalan sempat mengalami gangguan lalu lintas akibat material longsor yang terbawa hujan deras. Seluruh dampak tersebut telah ditangani dengan melibatkan semua unsur terkait, termasuk masyarakat setempat.

    “Upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain pembersihan material longsor serta menutup bekas longsoran dengan terpal untuk mencegah terjadinya longsor susulan, pemberian bantuan darurat bagi rumah yang rusak serta pemasangan rambu peringatan di daerah rawan longsor serta edukasi kepada masyarakat di wilayah yang rawan bencana,” tambah Eka.

    Mengutip rilis BMKG tanggal 17 Mei 2025, secara klimatologis Magetan seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Namun dinamika atmosfer menunjukkan adanya pola belokan angin dan pertemuan angin di Laut Jawa, disertai beberapa gangguan atmosfer yang memicu pertumbuhan awan hujan. Akibatnya, potensi hujan deras disertai angin kencang diperkirakan masih akan berlangsung hingga 27 Mei 2025.

    “Kami juga masih menunggu rilis BMKG terkait peringatan dini setelah tanggal 27 Mei, mudah-mudahan cuaca ke depan lebih cerah,” ujarnya.

    Menjelang libur akhir pekan ini, masyarakat dan wisatawan diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.

    “Terkait kewaspadaan menjelang liburan pekan ini, potensi longsor, angin kencang/badai dan pohon tumbang di beberapa lokasi wisata di Magetan cukup tinggi. Harapannya kepada wisatawan yang ingin berliburan di Magetan untuk mengikuti perkembangan peringatan dini cuaca melalui website atau media sosial lainnya sebelum bepergian,” jelasnya.

    Ditambahkan apabila saat berlibur dan cuaca ekstrem sedang berlangsung sementara bisa mengalihkan tujuan wisata ke tempat yang benar-benar aman atau minimal berlindung di tempat-tempat yang representatif yang aman dari ancaman longsor serta ancaman pohon tumbang. Selain itu juga patuhi himbauan dari petugas/pengelola wisata demi keamanan dan keselamatan bersama [fiq/aje]

  • Banjir Lahar Dingin Semeru, Khofifah Target Perbaikan Tanggul Rampung Tiga Bulan

    Banjir Lahar Dingin Semeru, Khofifah Target Perbaikan Tanggul Rampung Tiga Bulan

    Surabaya (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meninjau perbaikan tanggul di Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, yang rusak akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru.

    Tanggul sepanjang 2 kilometer itu rusak parah sekitar 300 meter akibat terjangan lahar dingin pada April 2025, mengancam keselamatan 272 kepala keluarga dengan 1.027 jiwa dan lahan pertanian seluas 165 hektare.

    Pemprov Jatim berkolaborasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan Pemkab Lumajang memperbaiki tanggul sepanjang 280 meter dan membangun tanggul pengarah arus (krib) 166 meter.

    “Total anggaran perbaikan mencapai Rp10,5 miliar,” ujar Khofifah seusai meninjau lokasi, Minggu (25/5/2025).

    Pengerjaan ditargetkan rampung dalam tiga bulan dengan melibatkan 5 excavator dan 6 dump truck yang berasal dari Pemprov Jatim dan BBWS Brantas. Rinciannya, 3 excavator dan 6 dump truck dari Pemprov Jatim, serta 2 excavator tambahan dari BBWS Brantas.

    Kemudian di lokasi juga terdapat material sebanyak 3.750 bronjong dari Pemprov Jatim, dan tambahan 200 bronjong dari BBWS Brantas dan akan ditambah sesuai kebutuhan. Serta pemasangan pipa galvanis juga turut dilakukan untuk memperkuat struktur tanggul.

    Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah menekankan pentingnya percepatan penanganan untuk menghindari dampak berlapis seperti area persawahan yang rawan terkena banjir lahar dingin serta kawasan permukiman warga.

    “Kalau tanggul ini tidak segera dibangun, sawah juga pasti akan terdampak. Rumah warga pun menjadi rawan terhadap kemungkinan terjadinya luberan lahar susulan. Maka dampaknya sangat luas, dan ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.

    Langkah teknis lainnya meliputi pembuatan kisdam tanggul dan tebing krib di sisi hulu sebagai antisipasi longsor, pengalihan aliran sungai untuk mengurangi tekanan terhadap tanggul, serta pembangunan krib darurat dari batu bolder dan pemasangan bronjong untuk memperbaiki bangunan tanggul yang rusak.

    Gubernur Khofifah menegaskan bahwa penanganan ini harus dijalankan meski kondisi cuaca belum sepenuhnya ideal. Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan material sedimentasi secara bijak.

    “Kalau kita menunggu pengerjaan dimulai pada musim kemarau, masyarakat akan terus merasa tidak aman dan tidak nyaman. Maka saya minta kepada Kadis PU SDA, mana yang bisa dikerjakan segera, kita kerjakan. Semoga cuaca bisa beradaptasi dengan kebutuhan kita,” ungkapnya.

    Pemprov Jatim juga merancang langkah strategis jangka panjang untuk memperkuat tanggul secara permanen sebagai bagian dari mitigasi bencana berkelanjutan.

    “Kami tidak hanya hadir saat bencana terjadi, tetapi juga berkomitmen menyiapkan infrastruktur tangguh untuk masa depan. Keselamatan warga adalah prioritas utama kami,” katanya.

    Di akhir kunjungannya, Gubernur Khofifah juga mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan serta memperkuat semangat gotong royong dalam menghadapi bencana

    “Solidaritas masyarakat Sumberwuluh sangat luar biasa. Semangat kebersamaan dan saling membantu inilah kekuatan utama kita dalam menghadapi segala tantangan,” pungkasnya.

    Sementara itu, Bupati Lumajang Indah Amperawati mengapresiasi respons cepat Ibu Gubernur Khofifah menunjukkan kepedulian dengan mengeluarkan kebijakan penanganan darurat dalam penanganan tanggul yang jebol di wilayah kerjanya.

    “Kami berterima kasih atas respons cepat Ibu Gubernur yang langsung menginstruksikan Dinas PU SDA Provinsi untuk menangani kondisi kritis ini. Semoga semuanya segera selesai dan warga menjadi tenang,” tandasnya.

    Sekadar diketahui, peristiwa jebolnya tanggul yang terjadi pada 11 April 2025 akibat banjir lahar dingin selama dua hari berturut-turut sempat menimbulkan kepanikan warga dan mengakibatkan evakuasi. Pemerintah Kabupaten Lumajang pun menetapkan status Tanggap Darurat Bencana selama 90 hari, terhitung mulai 11 Mei hingga 8 Agustus 2025, sebagai ruang waktu optimal untuk penanganan dan pemulihan.  [tok/aje]

  • Empat Jenazah Korban Longsor Trenggalek Dimakamkan Satu Liang Lahat

    Empat Jenazah Korban Longsor Trenggalek Dimakamkan Satu Liang Lahat

    Trenggalek (beritajatim.com) – Empat jenazah korban longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek dimakamkan dalam satu liang. Sesuai permintaan keluarga, jenazah tersebut dimakamkan di TPU desa setempat.

    Prosesi pemakaman ini dilakukan usai petugas melakukan proses identifikasi terhadap jenazah korban ini. Setelah ditemukan, jenazah langsung dibawa ke rumah sakit untuk menjalani proses identifikasi.

    Kalaksa BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono mengatakan proses pemakaman langung dilakukan setelah proses identifikasi selesai dilakukan. Petugas gabungan membantu membawa jenazah korban ke lokasi pemakaman. Mereka dimakamkan dalam satu liang.

    “Untuk pemakaman langsung dilakukan malam ini usai proses identifikasi selesai, proses pemakaman berjalan lancar,” ujarnya, Sabtu (24/5/2025).

    Keempat jenazah tersebut diketahui bernama Torik (2), Nitin (36), Tulus (65), Yatini (50). Sedangkan dua korban lain yakni Yatemi dan Misinem telah dimakamkan pada Jumat (23/05/2025).

    Seluruh jenazah korban longsor ini berhasil ditemukan petugas gabungan di sekitar rumah mereka. Jarak antar korban tidak berjauhan. “Di hari keenam pencarian 4 korban ditemukan, yang dua lainnya ditemukan di hari keempat pencarian,” tuturnya.

    Setelah semua korban longsor ditemukan, operasi pencarian dinyatakan selesai. Petugas yang tergabung dalam operasi ini kembali ke satuan masing-masing.

    Saat ini pihak BPBD Trenggalek akan fokus melakukan upaya pembersihan terhadap material longsor yang masih ada. “Kita akan lakukan evaluasi dan mulai lakukan pembersihan terhadap material longsor ini,” pungkasnya.

    Sebelumnya Bencana longsor terjadi di lokasi tersebut pada Senin (19/05/2025) sore. Sebanyak 6 korban dinyatakan hilang dalam peristiwa tersebut.

    Petugas kesulitan melakukan evakuasi karena akses jalan tertutup material longsor. Memasuki hari keenam pencarian semua korban sudah berhasil ditemukan. [nm/suf]

  • Akhir Pencarian Penuh Haru: Semua Korban Longsor Trenggalek Berhasil Dievakuasi

    Akhir Pencarian Penuh Haru: Semua Korban Longsor Trenggalek Berhasil Dievakuasi

    Trenggalek (beritajatim.com) – Jenazah korban longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bemdungan telah ditemukan semuanya. Dua jenazah korban yakni Yatemi dan Misinem sudah ditemukan pada hari keempat pencarian. Sedangkan 4 jenazah korban bernama Torik, Nitin, Tulus dan Yatini ditemukan di hari keenam pencarian. Dengan ditemukannya korban tersebut, operasi pencarian dinyatakan selesai. Selanjutnya proses pembersihan material longsor akam diserahkan sepenuhnya ke pihak Pemkab Trenggalek.

    Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit mengatakan jenazah pertama ditemukan pukul 13.10 WIB. Selanjutnya jenazah kedua ditemukan pukul 14.12 WIB. Sedangkan jenazah ketiga dan keempat ditemukan pukul 14.30 WIB dan 14.40 WIB. Semua jenazah ditemukan di posisi yang saling berdekatan. Mereka tertimbun material longsor setinggi 3 meter. “Alhamdulillah semua jenazah korban longsor berhasil ditemukan, ” ujarnya, Sabtu (24/05/2025).

    Dengan ditemukannya seluruj korban ini, operasi pencarian dinyatakan selesai. Petugas yang tergabung dalam operasi pencarian ini kembali ke satuan masing-masing. Saat disingggung mengenai masih adanya timbunan material longsor di lokasi kejadian, Nanang menjelaskan hal tersebut menjadi kewenangan Pemkab Trenggalek. “Untuk pembersihan material longsor menjadi kewenangan Pemkab Trenggalek, ” tuturnya.

    Sementara itu Kapolres Trenggalek, AKBP Ridwan Maliki menambahkan semua jenazah kini sedang menjalani identifikasi di RSUD dr Soedomo Trenggalek. Jenazah yang pertama ditemukan diketahui berjenis kelamin perempuan. Selanjutnya ditemukan jenazah korban balita. Sedangkan jenazah ketiga ditemukan perempuan dan terakhir laki-laki. “Untuk identitas lengkapnya menunggu dari hasil identifikasi, ” pungkasnya. [nm/kun]

  • Pencarian Hari Keenam Longsor Trenggalek, Petugas Libatkan Saksi Keluarga Korban dan Tambah Alat Berat

    Pencarian Hari Keenam Longsor Trenggalek, Petugas Libatkan Saksi Keluarga Korban dan Tambah Alat Berat

    Trenggalek (beritajatim.com) – Petugas gabungan kembali melanjutkan proses pencarian korban longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Sebanyak 150 personel diterjunkan untuk membantu proses pencarian di hari keenam ini.

    Mereka juga melibatkan saksi dari keluarga korban, guna tim SAR gabungan terus melanjutkan operasi pencarian terhadap empat korban yang masih dinyatakan hilang. Sebanyak 150 personel dari berbagai instansi dikerahkan untuk mempercepat proses evakuasi.

    Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Surabaya, Didit Arie Ristandy, menyampaikan bahwa pencarian kali ini difokuskan pada lokasi yang ditunjukkan oleh saksi dari pihak keluarga korban. Langkah ini diambil setelah adanya perbedaan keterangan dari sejumlah warga yang mengaku sebagai kerabat korban.

    “Dari evaluasi sebelumnya, kami menerima informasi dari beberapa warga yang menunjukkan titik pencarian berbeda-beda. Hal ini menyulitkan kami dalam menentukan lokasi yang tepat,” ujarnya, Sabtu (24/5/2025).

    Untuk mengatasi hal tersebut, tim SAR mendatangkan Minto, suami dari salah satu korban bernama Nitin, yang diduga masih tertimbun material longsor. Meski masih dalam kondisi trauma, Minto akhirnya bersedia hadir di lokasi setelah didampingi Kapolsek, Danramil, Camat, Kepala Desa, dan Carik. “Keterangan dari Pak Minto menjadi acuan utama kami hari ini, karena beliau adalah saksi kunci dan diyakini paling mengetahui posisi terakhir istrinya,” tuturnya.

    Selain melibatkan saksi, petugas juga berencana menambah alat berat untuk mempercepat proses pencarian. Mereka meminta bantuan alat berat untuk mempermudah proses pencarian ini. Rencananya alat berat tersebut akan membantu proses pencarian dari jalur bawah.”Kami berharap cuaca cerah agar proses pencarian bisa maksimal,” pungkasnya. [nm/ian]

  • Cuaca Ekstrem Terjang Magetan, Rumah Roboh hingga Longsor Timpa Rumah Warga

    Cuaca Ekstrem Terjang Magetan, Rumah Roboh hingga Longsor Timpa Rumah Warga

    Magetan (beritajatim.com) — Hujan deras selama beberapa jam mengguyur Kabupaten Magetan pada Jumat (23/5/2025) dan memicu serangkaian bencana alam di tiga lokasi berbeda. Bencana yang terjadi hampir bersamaan itu meliputi robohnya rumah warga di Desa Bulugunung, tanah longsor di Desa Dadi, serta longsor talud sekolah di Kecamatan Sidorejo.

    Kejadian pertama terjadi sekitar pukul 16.30 WIB di Dusun Babar, Desa Bulugunung, Kecamatan Plaosan. Sebuah rumah milik Suwarno (49) roboh akibat hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Berdasarkan asesmen dari BPBD Magetan, kerusakan dikategorikan sedang karena kayu penyangga bangunan yang telah lapuk.

    “Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Penghuni rumah kini mengungsi ke rumah saudara terdekat. Tim BPBD bersama masyarakat dan perangkat desa telah melakukan pembersihan puing-puing rumah sejak Sabtu pagi. BPBD juga menyalurkan bantuan logistik darurat seperti selimut, terpal, makanan siap saji, dan paket kebersihan,” kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi.

    Kemudian sekitar pukul 18.00 WIB di hari yang sama, tanah longsor terjadi di Dukuh Ngwolo, Desa Dadi, Kecamatan Plaosan. Material longsoran dengan tinggi sekitar 7 meter menimpa bagian dapur rumah milik Kasmi (62). Meski tidak ada korban jiwa, kejadian ini sempat mengganggu aktivitas warga.

    Penanganan dilakukan secara cepat oleh tim gabungan dari BPBD, perangkat desa, dan warga sekitar. Proses pembersihan selesai pada Sabtu (24/5/2025) pukul 11.37 WIB. Tim dari Pusdalops-PB Magetan juga telah melakukan asesmen dan pendataan sejak pagi.

    BPBD Kabupaten Magetan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana, terutama di musim hujan yang disertai angin kencang. Warga diminta untuk mengevaluasi kondisi bangunan tempat tinggal, khususnya yang sudah tua atau menunjukkan kerusakan struktural.

    Pemerintah desa diharapkan segera mengajukan usulan bantuan perbaikan rumah melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Dinas Sosial. Sementara itu, penanganan wilayah rawan longsor dan perbaikan infrastruktur sekolah akan dikoordinasikan dengan instansi terkait.

    Untuk pelaporan darurat, warga dapat menghubungi Pusdalops-PB BPBD Kabupaten Magetan melalui nomor (0351) 891111 atau WhatsApp di +62 813-3643-0086. [fiq/ian]