Topik: longsor

  • Cerita Korban Selamat Longsor Gunung Kuda Cirebon, 30 Menit Tertimbun di Dalam Mobil

    Cerita Korban Selamat Longsor Gunung Kuda Cirebon, 30 Menit Tertimbun di Dalam Mobil

    Dongkrak mobil tidak berhasil digunakan, hingga akhirnya mereka menggunakan pipa besi untuk mengangkat dan membengkokkan setir mobil agar Taryana bisa keluar.

    “Pas setirnya dibengkokin, baru saya bisa keluar. Alhamdulillah, saya selamat. Nggak ada luka serius, hanya tangan sedikit nyeri,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

    Menurut Taryana, saat kejadian ada sekitar 20 orang di sekitar lokasi, sebagian besar pekerja tambang batu dan sopir. Ia juga menyebutkan ada dua mobil lain yang tertimbun, salah satunya membawa keluarga pekerja yang menjadi korban meninggal dunia. 

    Taryana masih berharap mobil miliknya yang tertimbun segera ditemukan. Ia mengaku, monil truk miliknya masih ada tanggungan kredit. 

    “Saya hanya bisa bersyukur, Allah masih kasih kesempatan hidup. Saya tidak mikir apa-apa lagi, cuma ingin selamat,” ucapnya.

    Peristiwa longsor ini menyisakan duka mendalam. Beberapa korban telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara tim SAR terus melanjutkan proses pencarian di lokasi bencana.

  • VIDEO: Bencana Maut Longsor Tambang Cirebon, 14 Warga Tewas

    VIDEO: Bencana Maut Longsor Tambang Cirebon, 14 Warga Tewas

    Pemerintah Jawa Barat menetapkan status tanggap darurat pasca longsor tambang batu di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jumat siang. Sebanyak 14 korban ditemukan meninggal dunia, sementara 8 orang lainnya masih hilang tertimbun material longsor.

    Ringkasan

  • Update Longsor Tambang Batu Alam Gunung Kuda Cirebon: 11 Korban Masih Tertimbun

    Update Longsor Tambang Batu Alam Gunung Kuda Cirebon: 11 Korban Masih Tertimbun

    “Proses penyelidikan telah berjalan sejak sehari setelah peristiwa terjadi. Sejumlah saksi telah diperiksa untuk mengungkap penyebab kecelakaan tambang yang diduga dipicu metode penambangan tidak sesuai prosedur,” ujarnya.

    Rudi mengatakan, sejak kemarin beberapa saksi sudah dimintai keterangan untuk mengetahui penyebab kejadian ini. Salah satu informasi yang didapat adanya kekeliruan metode penambangan di Gunung Kuda.

    Ia menegaskan, jika terbukti terjadi kelalaian dalam penerapan standar operasional keselamatan, maka proses hukum akan dilanjutkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

    “Dalam kasus ini ada beberapa undang-undang yang diterapkan, yakni terkait pertambangan, keselamatan kerja, lingkungan hidup, serta Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal dunia. Kami akan melakukan penindakan,”tegasnya.

    Pada kesempantan tersebut, Rudi mengapresiasi Pemprov Jabar yang mengambil langkah cepat dengan mengevaluasi aspek perizinan dan memberikan sanksi administratif terhadap tiga pengelola tambang. 

    Ia memastikan, proses penegakan hukum akan berjalan paralel dengan evaluasi administratif guna mencegah kejadian serupa terulang. 

    “Pemeriksaan terhadap pihak-pihak terkait akan terus dilakukan, untuk mengumpulkan bukti dan memastikan pertanggungjawaban hukum. Kami berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mendalami seluruh aspek pelanggaran,” ungkapnya. 

  • BNPB: Korban Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon Jadi 13 Orang

    BNPB: Korban Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon Jadi 13 Orang

    Jakarta (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat longsor yang melanda kawasan tambang galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, bertambah menjadi 13 orang.

    “Operasi pencarian dan penyelamatan korban masih menjadi prioritas penanganan darurat saat ini,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Sabtu (31/5/2025).

    Menurut Muhari, dari 13 korban meninggal dunia, lima di antaranya masih dalam proses identifikasi. Tim gabungan juga melaporkan bahwa longsor tersebut turut menimbun tiga unit alat berat ekskavator dan enam truk pengangkut material tambang.

    Tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Cirebon, TNI, Polri, Basarnas, relawan, dan warga telah menghentikan sementara pencarian pada pukul 17.30 WIB dan akan melanjutkannya besok pagi. Pusdalops BNPB terus berkoordinasi dengan semua pihak untuk mempercepat proses evakuasi.

    “Berdasarkan prakiraan cuaca hingga dua hari ke depan, kondisi di wilayah Kabupaten Cirebon terpantau cerah berawan,” ujarnya.

    Muhari mengimbau tim SAR tetap mengutamakan keselamatan saat bertugas, karena potensi bencana susulan masih bisa terjadi. BNPB juga mengingatkan masyarakat yang tinggal di sekitar lereng tebing dan aliran sungai agar meningkatkan kewaspadaan.

    “Warga juga diminta melakukan evakuasi mandiri jika terjadi hujan terus menerus selama dua jam atau lebih,” pungkasnya. [hen/beq]

  • Video: Longsor Tambang Batu Gunung Kuda Cirebon, 14 Orang Tewas

    Video: Longsor Tambang Batu Gunung Kuda Cirebon, 14 Orang Tewas

    Video

    Video: Longsor Tambang Batu Gunung Kuda Cirebon, 14 Orang Tewas

    News

    2 jam yang lalu

  • Pemprov Jabar Minta Status Darurat Bencana Longsor di Cirebon Segera Ditetapkan

    Pemprov Jabar Minta Status Darurat Bencana Longsor di Cirebon Segera Ditetapkan

    Bisnis.com, CIREBON – Pemerintah Kabupaten Cirebon mendapat tekanan agar segera menetapkan status darurat menyusul bencana longsor yang menimpa Gunung Kuda di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.

    Penetapan status ini dianggap penting agar penanganan bencana di Cirebon dapat dilakukan dengan cepat dan terkoordinasi. 

    Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Herman Suryatman mengaku pihaknya sudah mengajukan permintaan resmi kepada Pemkab Cirebon untuk menetapkan status tanggap darurat selama satu minggu.

    Tujuan dari langkah ini adalah mempercepat proses evakuasi warga yang terdampak sekaligus mengantisipasi potensi risiko lanjutan. 

    “Permintaan tersebut juga telah dibahas dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingat pentingnya menjaga keselamatan dan kelangsungan hidup masyarakat yang terkena dampak,” kata Herman di lokasi Gunung Kuda, Sabtu (31/5/2025).

    Sementara itu, Wakil Bupati Cirebon Agus Kurniawan Budiman mengatakan pihaknya akan segera menerbitkan surat keputusan penetapan status darurat. Selain itu, posko bencana akan didirikan sebagai pusat koordinasi dan distribusi bantuan.

    Agus memastikan penanganan yang cepat dan tepat akan dilakukan agar tidak ada korban tambahan maupun longsor susulan.

    Saat ini, Pemkab Cirebon bersama BPBD, TNI, Polri, dan relawan tengah melakukan peninjauan lapangan serta pembersihan material longsor. Penetapan status tanggap darurat diharapkan mempercepat pengiriman bantuan serta mendukung proses pemulihan pasca bencana.

    Peristiwa longsor besar yang terjadi Jumat pagi pada 30 Mei 2025 menelan 14 korban jiwa. Insiden terjadi sekitar pukul 10.23 WIB saat para pekerja sedang melakukan aktivitas di lokasi tambang batu andesit. 

    Sebuah tebing batu setinggi lebih dari 15 meter tiba-tiba runtuh dan menimbun sebagian area kerja. 

    Salah satu pekerja yang selamat, Maman (43), menceritakan bahwa suara retakan tanah terdengar beberapa detik sebelum tebing longsor, dan meskipun ada peringatan, tidak semua berhasil menyelamatkan diri.

    Gunung Kuda sudah dikenal sebagai daerah rawan longsor akibat aktivitas penambangan. Sebelumnya, pada Februari 2025, longsor juga pernah terjadi di tempat yang sama, tetapi beruntung tidak menimbulkan korban karena aktivitas penambangan sedang dihentikan sementara. 

    Para ahli geologi dan lingkungan telah lama memperingatkan risiko di kawasan ini, namun belum ada tindakan tegas dari pengelola tambang. 

    Meskipun menjadi sumber penghasilan utama bagi banyak warga sekitar, aktivitas penambangan batu andesit dianggap terlalu berisiko bagi keselamatan dan kelestarian lingkungan setempat.

  • Update Longsor Tambang di Cirebon: 14 Meninggal Dunia dan 4 Terluka
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Mei 2025

    Update Longsor Tambang di Cirebon: 14 Meninggal Dunia dan 4 Terluka Regional 31 Mei 2025

    Update Longsor Tambang di Cirebon: 14 Meninggal Dunia dan 4 Terluka
    Tim Redaksi
     
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Sebanyak 14 orang ditemukan meninggal dunia dan 4 lainnya mengalami luka-luka dalam insiden longsor di
    tambang Galian C
    Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten
    Cirebon
    , Jawa Barat.
    “Info terakhir korban ditemukan sebanyak 18 orang dengan keterangan 14 MD dan 4 luka-luka,” kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan, Sabtu (31/5/2025).
    Polda Jabar menerjunkan 50 personel dari Tim SAR Kompi 1 Batalyon C Pelopor Satbrimob Polda Jabar dalam operasi pencarian dan evakuasi.
    Pencarian sebelumnya sempat dihentikan pada Jumat (30/5/2025) malam karena minimnya penerangan dan risiko keselamatan. Pagi ini, operasi SAR kembali dilanjutkan.
    Berdasarkan informasi terakhir, masih ada 4 orang yang belum ditemukan.
    Badan Geologi menyebut lokasi tambang Galian C Gunung Kuda berada di zona kerentanan gerakan tanah tinggi, dengan probabilitas kejadian longsor lebih dari 50 persen berdasarkan peta geologi nasional.
    “Zona kerentanan gerakan tanah tinggi merupakan wilayah yang sering mengalami kejadian gerakan tanah,” kata Kepala Badan Geologi, M. Wafid.
    Ia menambahkan bahwa gerakan tanah di kawasan tersebut masih aktif, terutama akibat curah hujan tinggi dan kemiringan lereng yang curam.
    “Pada umumnya kisaran kemiringan lereng dari terjal (17 s.d. 36 derajat) sampai curam (> 36 derajat), tergantung pada kondisi geologi setempat dan lereng yang dibentuk oleh bahan timbunan,” jelasnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Daftar 14 Korban Tewas Akibat Longsor di Tambang Gunung Kuda Cirebon

    Daftar 14 Korban Tewas Akibat Longsor di Tambang Gunung Kuda Cirebon

    Bisnis.com, CIREBON – Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana tanah longsor yang terjadi di area tambang batu Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dilaporkan bertambah menjadi 14 orang. 

    Angka tersebut didapat berdasarkan data terbaru hingga Sabtu (31/5/2025) pukul 05.00 WIB. Selain korban meninggal, terdapat enam orang lainnya yang mengalami luka-luka dan telah dievakuasi ke sejumlah rumah sakit di wilayah Cirebon.

    Insiden longsor yang terjadi di kawasan tambang tersebut memicu respons cepat dari tim SAR gabungan yang segera dikerahkan ke lokasi untuk melakukan upaya penyelamatan dan evakuasi. 

    Proses pencarian korban dilakukan dengan bantuan dua alat berat serta pelibatan berbagai unsur relawan dan petugas gabungan dari instansi terkait.

    Enam korban selamat saat ini tengah mendapatkan perawatan intensif di tiga rumah sakit berbeda. 

    RS Arjawinangun Cirebon merawat dua korban, yakni Efan Herdiansyah asal Pabedilan dan Safitri asal Kertajati, Majalengka. Dua korban lainnya, Aji dan Kurnoto, dirawat di RS Mitra Plumbon. 

    Sementara RS Sumber Hurip menangani Reni dan Abdurohim, keduanya berasal dari wilayah Kertajati dan Bantarjati, Majalengka.

    Sementara itu, jenazah korban yang ditemukan dengan kondisi meninggal dunia telah dievakuasi ke rumah sakit terdekat untuk proses identifikasi dan penanganan lebih lanjut. Dari total 14 korban meninggal, 13 di antaranya telah teridentifikasi di RS Arjawinangun dan satu korban lainnya tercatat di RS Sumber Hurip.

    Sebanyak 13 orang dilaporkan meninggal dunia di RS Arjawinangun Korban berasal dari berbagai daerah, antara lain Sukandra Bin Hadi (51) dari Desa Girinata, Dukupuntang; Andri Bin Surasa (41) dari Kelurahan Padabenghar, Kuningan; Sukadi Bin Sana (48) dari Kecamatan Astanajapura; Sanuri Bin Basar (47) dari Desa Semplo, Palimanan; dan Dendi Irawan (45) dari Kampung Sukasri, Cimenyan/Bobos, Dukupuntang. 

    Korban lainnya yakni Sarwa Bin Sukira (36) dari Blok Pontas Kenanga, Sumber; Rusjaya Bin Rusdi (48) dari Blok Beran Barat, Beberan, Palimanan; Suparta Bin Supa (42) dari Desa Kepuh, Palimanan; Rio Ahmadi Bin Wahyudin (28) dari Desa Cikalahang, Dukupuntang; Ikad Budiargo Bin Arsia (47) dari Desa Budur, Ciwaringin; serta Jamaludin (49) dan Wastoni (25) dari Blok Lurah, Krangkeng, Indramayu. 

    Satu korban lain atas nama Toni, juga berasal dari Desa Kepuh, Palimanan. Hingga saat ini, pihak berwenang masih terus melakukan penyelidikan terkait penyebab kejadian yang menewaskan para korban tersebut.

    Satu korban lainnya, Rion Firmansyah (28), asal Gunung Santri, Kelurahan Kepuh, Kecamatan Palimanan, terdata meninggal dunia dan dibawa ke RS Sumber Hurip.

    Proses evakuasi dan pencarian terhadap kemungkinan korban lainnya masih akan dilanjutkan pada hari berikutnya, setelah pada malam ini operasi SAR dihentikan sementara karena keterbatasan cahaya dan risiko keselamatan tim.

    Pihak berwenang terus berkoordinasi untuk pendataan dan penanganan lebih lanjut bagi para korban, serta memastikan keluarga korban mendapatkan informasi dan pendampingan yang dibutuhkan. Masyarakat sekitar diimbau tetap waspada dan menjauhi lokasi bencana untuk menghindari risiko lanjutan.

    Bencana longsor di Tambang Batu Gunung Kuda ini kembali menjadi peringatan serius mengenai pentingnya pengawasan aktivitas tambang serta mitigasi bencana di wilayah rawan longsor.

  • Penampakan Tambang Batu yang Dedi Mulyadi Minta Tutup Selamanya

    Penampakan Tambang Batu yang Dedi Mulyadi Minta Tutup Selamanya

    Foto Bisnis

    Rafida Fauzia – detikFinance

    Sabtu, 31 Mei 2025 08:00 WIB

    Jakarta – Tambang batu alam di Gunung Kuda, Cirebon, longsor dan menelan korban jiwa. Pemerintah Provinsi Jawa Barat memutuskan menutup tambang itu secara permanen.

  • Tanah Bergerak di Wonosobo Berdampak pada 3 Rumah, Penghuni Dievakuasi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Mei 2025

    Tanah Bergerak di Wonosobo Berdampak pada 3 Rumah, Penghuni Dievakuasi Regional 31 Mei 2025

    Tanah Bergerak di Wonosobo Berdampak pada 3 Rumah, Penghuni Dievakuasi
    Tim Redaksi

    WONOSOBO, KOMPAS.com 
    – Tanah bergerak terjadi di Dukuh Duluran, Dusun Bojongan, Desa Tegeswetan, Kecamatan Kepil, Kabupaten
    Wonosobo
    , pada Minggu (25/5/2025).
    Peristiwa ini dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang lama.
    Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka, namun tanah bergerak tersebut menyebabkan kerusakan pada gardu pos ronda dan mengancam tiga rumah warga.
    Kepala BPBD Kabupaten Wonosobo, Dudi Wardoyo, mengatakan bahwa kondisi tanah di lokasi kejadian masih terus bergerak. Penghuni tiga rumah yang terancam sudah dievakuasi.
    “Tiga rumah milik warga, yakni milik Nasir, Samingan, dan Bapak Ruwanto, dikhawatirkan terkena longsor jika tanah bergerak terus. Beruntung, seluruh penghuni rumah sudah berhasil dievakuasi ke rumah saudara mereka,” ujar Dudi dalam keterangan resminya, Sabtu (31/5/2025).
    Total terdapat sembilan orang dari ketiga keluarga tersebut yang terdampak dan telah diungsikan.
    Sementara itu, kerugian material akibat kerusakan gardu pos ronda ditaksir mencapai Rp15 juta.
    Pemerintah desa bersama unsur kecamatan, Polsek, Koramil, dan Relawan Penanggulangan Bencana (RPB) telah melakukan evakuasi serta penanganan awal di lokasi kejadian.
    “Kami juga telah mengecek lokasi kejadian dan melakukan assessment untuk langkah penanganan lebih lanjut,” tambah Dudi.
    BPBD Kabupaten Wonosobo dan tim gabungan masih memantau pergerakan tanah untuk mengantisipasi longsor susulan.
    “Kami mengimbau warga tetap waspada, terutama yang tinggal di area rawan bencana,” tutup Dudi.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.