Topik: longsor

  • Cuaca Ekstrem dan Ancaman Bencana, Wali Kota Bandung: Perubahan Iklim Tak Bisa Dianggap Enteng  

    Cuaca Ekstrem dan Ancaman Bencana, Wali Kota Bandung: Perubahan Iklim Tak Bisa Dianggap Enteng  

    Liputan6.com, Bandung – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyebut, fenomena cuaca ekstrem kini makin sering terjadi diimbuhi dengan ancaman bencana hidrometeorologi. Kondisi demikian, katanya, tak terlepas dari terjadinya perubahan iklim.

    Ia pun meminta jajaran kewilayahan, aparat keamanan, dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan bencana seperti banjir, longsor, pohon tumbang, hingga rumah ambruk.

    “Perubahan iklim tidak bisa kita anggap enteng. Saat ini kita memasuki kemarau basah yang rentan menimbulkan bencana seperti tanah longsor, pohon tumbang, dan rumah rubuh. Hampir setiap hari kita menerima laporan rumah ambruk di Kota Bandung,” ujar Farhan dalam keterangan pers di Bandung, Senin 2 Juni 2025.

    Farhan menegaskan, keselamatan warga harus menjadi prioritas utama. Ia meminta seluruh camat dan lurah aktif melakukan deteksi dini di wilayahnya masing-masing dan segera berkoordinasi dengan kepolisian setempat jika ditemukan potensi bahaya.

    “Lakukan pencegahan dan antisipasi dini. Jangan tunggu kejadian baru kita bergerak. Keselamatan warga adalah hal paling penting yang harus dijaga,” tegasnya.

    Sebagai bentuk respons cepat, Pemerintah Kota Bandung telah menjalin kemitraan dengan berbagai pemerintah pusat, BUMN, BUMD dan berbagai stakeholder lainnya untuk memberikan bantuan kepada warga terdampak bencana.

    “Alhamdulillah, beberapa perusahaan sudah menyatakan komitmennya untuk menyalurkan bantuan dalam bentuk sembako, uang pengganti kontrakan, hingga renovasi rumah yang rusak,” ujarnya.

    Tak tanggung-tanggung, Pemkot bersama mitra tersebut menargetkan renovasi terhadap 1.020 rumah warga yang mengalami kerusakan akibat bencana hidrometeorologi sepanjang tahun 2025 hingga 2026.

    “Kita sudah punya kekuatan tambahan untuk menangani persoalan ini. Jadi warga tidak perlu khawatir, pemerintah hadir dan bertanggung jawab,” kata Farhan.

    Ia juga meminta agar proses pendataan rumah yang rusak dilakukan secara cepat dan tepat agar bantuan bisa segera disalurkan.  “Data harus valid, jangan sampai ada yang tertinggal. Kita ingin semua yang terdampak mendapat penanganan yang adil dan manusiawi,” tambahnya.

    Untuk memperkuat penanganan, Farhan juga menginstruksikan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung bekerja sama intensif dalam proses verifikasi dan penyaluran bantuan kepada warga.

    “Kita harus bekerja cepat, terukur, dan menyeluruh. Jangan sampai ada korban jiwa karena kelalaian,” ungkapnya.

  • Kecerdasan Buatan (AI) Bongkar Rahasia Asal Usul Guratan Gelap Misterius di Mars

    Kecerdasan Buatan (AI) Bongkar Rahasia Asal Usul Guratan Gelap Misterius di Mars

    Bisnis.com, JAKARTA  — Teknologi kecerdasan buatan (AI) mengungkapkan fakta baru dari guratan gelap misterius yang mengalir di permukaan Planet Mars. 

    Awalnya, selama puluhan tahun peneliti mengira guratan gelap misterius yang mengalir di permukaan Mars diduga terbentuk akibat aliran air kuno. Namun, AI mengungkap guratan tersebut kemungkinan besar terbentuk akibat pergerakan debu dan angin, bukan air.

    Penemuan ini dipublikasikan pada 19 Mei di jurnal Nature Communications dan berpotensi mengubah arah eksplorasi Mars, terutama dalam pencarian jejak kehidupan purba di planet merah tersebut.

    Guratan yang pertama kali diamati oleh misi Viking NASA pada 1976 ini tampak seperti garis-garis gelap yang membentang di lereng tebing dan dinding kawah Mars. Selama ini, ilmuwan menduga guratan tersebut terbentuk akibat aliran air yang mengikis permukaan Mars yang kini kering.

    Namun, tim peneliti yang dipimpin oleh Adomas Valantinas, ilmuwan planet di Brown University, menggunakan algoritma AI yang dilatih khusus untuk menganalisis pola guratan tersebut. 

    AI tersebut kemudian memindai 86.000 citra satelit dan memetakan 500.000 fitur guratan di seluruh Mars.

    “Keunggulan pendekatan big data seperti ini adalah kita bisa menyingkirkan beberapa hipotesis hanya dari pengamatan orbit, sebelum mengirim wahana ke lokasi,” ujar Valantinas dilansir dari Livescience, Kamis (5/6/2025). 

    Dengan memanfaatkan peta global guratan, para ilmuwan membandingkannya dengan data suhu, kecepatan angin, tingkat kelembapan, aktivitas longsor batuan, dan faktor lainnya. 

    Hasilnya, guratan lebih sering muncul di area dengan kecepatan angin dan endapan debu yang tinggi, mengindikasikan bahwa guratan terbentuk dari lapisan debu halus yang menggelincir di lereng curam.

    “Setelah kami memiliki peta global ini, kami bisa mencari korelasi dengan berbagai faktor lingkungan untuk memahami kondisi terbentuknya fitur ini,” jelas salah satu peneliti, Bickel.

    Selama ini, guratan yang dikenal sebagai recurring slope lineae (RSL) selalu menarik minat ilmuwan karena muncul secara musiman saat suhu Mars menghangat. Jika guratan ini terbentuk oleh air, maka area tersebut akan menjadi target utama pencarian kehidupan di Mars.

    Namun, temuan baru ini menyarankan agar eksplorasi lebih selektif dalam memilih lokasi pencarian air dan kehidupan di Mars, sehingga dapat membedakan antara petunjuk yang benar dan “red herring” alias petunjuk palsu.

    Penelitian ini menjadi langkah penting dalam memahami Mars secara lebih akurat, sekaligus menegaskan peran AI dalam mengungkap misteri planet tetangga kita.

  • Bukti Tsunami Monster Setinggi 200 Meter Guncang Bumi 9 Hari

    Bukti Tsunami Monster Setinggi 200 Meter Guncang Bumi 9 Hari

    Jakarta

    Tahun 2023, ilmuwan dibingungkan sinyal seismik misterius yang mengguncang dunia tiap 90 detik, selama sembilan hari. Sekarang dua tahun kemudian, rekaman satelit mengungkap sumber getaran menakutkan ini, yaitu mega tsunami raksasa yang menghantam Greenland.

    Ada dua mega tsunami terbukti menghantam fjord Greenland Timur. Fjord sendiri adalah teluk panjang dan sempit dengan dinding atau tebing curam yang terbentuk oleh gletser

    Gelombang raksasa itu, salah satunya setinggi 200 meter atau sekitar setengah Gedung Empire State, memasuki Dickson Fjord di Greenland Timur dan berguncang maju mundur selama sembilan hari di September 2023. Itu mengirimkan gelombang seismik yang bergema melalui kerak planet.

    Sinyal tersebut awalnya misteri bagi ilmuwan, tapi citra satelit dan darat melacak kemungkinan penyebabnya ke tanah longsor di fjord. Tanah longsor ini melepaskan gelombang, dikenal sebagai seiche, menyusul mencairnya gletser di balik fjord akibat perubahan iklim.

    Sebelumnya, tak ada bukti langsung dari seiche ini ditemukan. Sekarang, teori tersebut dikonfirmasi oleh satelit baru yang melacak air di permukaan laut. Temuan tersebut dipublikasikan di jurnal Nature Communications.

    “Perubahan iklim memunculkan fenomena ekstrem baru yang tak terlihat,” kata penulis studi Thomas Monahan, mahasiswa pascasarjana ilmu teknik di Universitas Oxford.

    “Kondisi ekstrem ini berubah paling cepat di daerah terpencil seperti Arktik, di mana kemampuan kita mengukur dengan sensor fisik terbatas. Studi ini menunjukkan bagaimana kita dapat memanfaatkan teknologi pengamatan Bumi satelit generasi berikutnya untuk mempelajari prosesnya,” paparnya.

    Untuk mengonfirmasi keberadaan seiche, ilmuwan memakai data satelit Surface Water and Ocean Topography (SWOT), proyek gabungan NASA dan CNES, badan antariksa Prancis.

    Diluncurkan Desember 2022, ia menggunakan instrumen Ka-band Radar Interferometer (KaRIn) untuk memetakan 90% air di seluruh permukaan laut.

    “Studi ini adalah contoh bagaimana data satelit generasi berikutnya dapat menyelesaikan fenomena yang jadi misteri di masa lalu,” kata rekan penulis Thomas Adcock, profesor ilmu teknik di Universitas Oxford.

    (fyk/fay)

  • Dapur Rumah dan Kandang Sapi Roboh, Tewaskan Perempuan Tua di Jember

    Dapur Rumah dan Kandang Sapi Roboh, Tewaskan Perempuan Tua di Jember

    Jember (beritajatim.com) – Kamsiah, seorang perempuan berusia 61 tahun, meninggal dunia setelah tertimpa kayu dapur rumah dan kandang sapinya yang dihantam angin kencang, di Dusun Sumber Gayam, Desa Baletbaru, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (4/6/2025).

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jember Widodo Yulianto mengatakan, insiden itu terjadi pada pukul tujuh pagi. “Saat itu Bu Kamsiah hendak memberi pakan ke sapi miliknya di kandang dekat dapur belakang rumah,” katanya.

    Mendadak angin kencang bertiup merobohkan dapur can kandang yang sudah lapuk. Malang tak dapat ditolak, untuk tak busa diraih. Kamsiah tertimpa material atap dapur.

    Para tetangga terkejut dengan kejadian itu. Mereka segera membawa Kamsiah ke Klinik Keluarga di Sukowono. “Namun sesampainya di klinik, korban sudah meninggal dunia,” kata Widodo.

    Angin kencang merupakan salah satu bencana yang kerap terjadi di Jember selain banjir dan tanah longsor. Berdasarkan data dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Jember 2025-2030, sepanjang 2019-2023, terjadi 289 insiden angin puting beliung.

    Seluruh kecamatan di Kabupaten Jember memiliki potensi mengalami angin kencang dan puting beliung yang dapat merusak berbagai infrastruktur dan perumahan masyarakat serta dapat menimbulkan korban jiwa. [wir]

  • Kemensos Salurkan Santunan Rp 384 Juta untuk Korban Longsor Cirebon

    Kemensos Salurkan Santunan Rp 384 Juta untuk Korban Longsor Cirebon

    Jakarta

    Kementerian Sosial menyerahkan santunan untuk 21 ahli waris korban meninggal dunia dan 8 korban luka longsor di Gunung Kuda Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (3/6/2025). Total santunan dan bantuan paket sembako yang disalurkan sebesar Rp 384 juta.

    “Saya datang ke sini, sudah ke lokasi. Pada hari ini saya atas nama Kemensos, pemerintah pusat ingin menyampaikan tali asih bagi keluarga yang jadi korban baik yang meninggal dan luka-luka,” kata Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono dalam keterangannya, Selasa (3/6/2025).

    Hal tersebut disampaikannya saat menyalurkan bantuan di GOR Bobos, Cirebon, Selasa (3/6/2025).

    Adapun rincian santunan dan bantuan kepada 21 ahli waris korban bencana alam yang meninggal dunia total sebesar Rp 315 juta. Kemudian santunan kepada 8 korban luka senilai Rp 40 juta dan paket sembako untuk 29 orang senilai Rp 29 juta.

    Didampingi Bupati Cirebon Imron, BNPB dan Basarnas, Agus Jabo sebelumnya telah melihat langsung lokasi bencana longsor. Dia juga meninjau dapur umum Tagana yang memproduksi 500 nasi bungkus per hari untuk dukungan para relawan SAR yang sedang melakukan pencarian korban hilang.

    Agus Jabo mengatakan bantuan dan santunan ini merupakan bentuk empati dan kepedulian pemerintah terhadap korban dan keluarga.

    Dalam kunjungannya, Agus Jabo juga menyampaikan ucapan belasungkawa dari Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul).

    “Mensos Saifullah Yusuf menyampaikan salam dan ucapan belasungkawa sedalam-dalamnya terhadap keluarga yang terkena longsor,” ungkapnya.

    “Tadi saya sudah koordinasi dengan Pak Bupati agar dinas sosial membuat asesmen. Kita tunggu asesmen dan laporan dari kabupaten,” jelasnya.

    Agus Jabo juga menegaskan tambang pasir tersebut dianggap berbahaya karena sudah banyak korban yang tertimbun bahkan sebelum kejadian pada akhir Mei 2025. Oleh karena itu, dia tak bisa membiarkan situasi tersebut terus berlanjut.

    “Pekerjaan masih banyak, negara sedang berusaha untuk memberikan lapangan pekerjaan kepada rakyat dengan program-program yang disusun Pak Prabowo,” ucapnya.

    Tak lupa, Agus Jabo juga menyampaikan doa, belasungkawa mendalam dan berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat aktif dalam proses penyelamatan dan evakuasi korban longsor. Ia berharap korban yang masih dalam pencarian dapat segera ditemukan.

    “Ini ada kolaborasi dan sinergi dari berbagai macam pihak, tim SAR, Pekerjaan Umum, swasta, TNI/Polri,” imbuhnya.

    Sementara itu, Bupati Cirebon, Imron berterima kasih atas kehadiran Wamensos Agus Jabo di Cirebon. Ia ikut berbelasungkawa dan berharap keluarga korban diberikan ketabahan.

    “Mudah-mudahan keluarga yang menjadi korban diteguhkan hatinya, yang sabar dan ikhlas,” paparnya.

    Sebagaimana diketahui, Longsor di galian C Gunung Kuda terjadi pada Jumat (30/5) sekitar pukul 10.00 WIB. Saat terjadi longsor, para pekerja sedang melakukan aktivitas pengangkutan material pasir dan batu dengan alat berat dan truk.

    Sebanyak 21 korban yang telah ditemukan sudah teridentifikasi. Adapun korban luka saat ini masih dalam perawatan di Rumah Sakit Sumber Hurip, Puskesmas Dukupuntang, dan Rumah Sakit Mitra Plumbon.

    (anl/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Desa Mendadak Terkubur, Peristiwa Selanjutnya Lebih Parah

    Desa Mendadak Terkubur, Peristiwa Selanjutnya Lebih Parah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peristiwa desa terkubur salju di Swiss berpotensi terulang di berbagai belahan dunia. Namun, desa di wilayah Asia disebut paling berisiko menjadi korban selanjutnya.

    Sebuah desa di Swiss yang bernama Blatten hancur terkubur salju dari longsoran gletser pegunungan Birch pada 28 Mei 2025. Untungnya, pemerintah Swiss punya sistem peringatan dini membuat semua warga desa tersebut berhasil diungsikan sebelum peristiwa kecuali satu orang yang hilang.

    Ali Neumann, dari Swiss Development Cooperation, menyatakan peran dari perubahan iklim atas peristiwa di Blatten masih perlu penyelidikan lebih lanjut. Namun, dampak “kiamat” pemanasan global akibat perubahan iklim terhadap bagian dari Bumi yang ditutup oleh air yang membeku (cryosphere), sudah sangat jelas.

    “Perubahan iklim dan dampaknya ke cryosphere akan punya dampak kepada penduduk yang tinggal di dekat gletser, dekat cryosphere, dan bergantung kepada gletser,” kata Neumann. Peristiwa di Blatten menunjukkan kemampuan dan pengamatan dalam pengelolaan kondisi darurat bisa mengurangi dampak bencana dengan signifikan.”

    Stefan Uhlenbrook, Direktur bidang Hidrologi, Air, dan Cryosphere di Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), menyatakan longsor di Swiss menunjukkan pentingnya wilayah yang rawan seperti di Himalaya dan wilayah lain di Asia bersiap-siap.

    “Mulai dari pemantauan, berbagi data, simulasi, perhitungan soal kerawanan, semuanya harus diperkuat,” kata Uhlenbrook. “Di banyak negara-negara di Asia, semuanya lemah, datanya tidak saling terhubung.”

    Ahli geologi Swiss menggunakan berbagai metode pemantauan gletser, termasuk sensor dan gambar satelit.

    Menurut PBB, Asia adalah wilayah yang paling banyak terkena bencana iklim dan cuaca buruk pada 2023. Bencana yang paling banyak terjadi adalah banjir dan badai.

    Namun, mayoritas negara di Asia, termasuk yang berbatasan dengan Pegunungan Himalaya, tak punya sumber daya untuk memonitor gletser di wilayah sangat besar.

    Menurut Laporan PBB tentang Pengurangan Risiko Bencana yang diterbitkan pada 2024, hanya 2/3 negara di Asia dan wilayah Pasifik yang mempunyai sistem peringatan dini (early warning system).

    Parahnya, mayoritas negara yang tidak punya sistem peringatan dini adalah negara yang paling rawan bencana. Hasilnya, negara-negara di Asia lebih banyak mencatatkan korban akibat bencana iklim dibanding negara lain.

    Berdasarkan data dari Center for Research on the Epidemiology of Disasters’ Emergency Eventes, jumlah korban jiwa per bencana alam secara global adalah 189 orang. Di Asia dan wilayah Pasifik, jumlah korban jiwa per bencana mencapai 338 orang.

    Area Pegunungan Himalaya adalah wilayah yang paling bergantung pada gletser. Sekitar 2 miliar orang bergantung kepada gletser sebagai sumber air bersih. Kini, gletser Himalayan mencair lebih cepat akibat pemanasan global.

    Dalam beberapa dekade terakhir, ratusan danau baru terbentuk akibat pencairan gletser. Jika batas danau tersebut bobol, penduduk yang tinggal di lembah di sekitarnya rawan menjadi korban. Apalagi, permafrost (es abadi) kini makin melunak sehingga membuat risiko longsor makin besar.

    (dem/dem)

  • Dua penambang emas tewas di kawasan konsensi CPM

    Dua penambang emas tewas di kawasan konsensi CPM

    “Benar, kami menerima laporan adanya dua korban jiwa akibat aktivitas tambang ilegal di kawasan Kijang 30. Dugaan awal, korban tertimpa material longsoran batu dari atas bukit,”

    Palu (ANTARA) – Dua orang penambang emas tanpa izin (PETI) dilaporkan tewas tertimbun longsor di kawasan konsesi PT Citra Palu Mineral (CPM), Selasa.

    Informasi yang dihimpun, mereka tewas di kawasan Kijang 30, Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Kedua korban diketahui berasal dari luar Kota Palu. Satu di antaranya merupakan warga Palolo, Kabupaten Sigi, yang meninggal di tempat kejadian. Korban lainnya berasal dari Gorontalo dan dinyatakan meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.

    Kapolresta Palu, Kombes Pol. Deny Abrahams, membenarkan kejadian tersebut.

    Dia menjelaskan bahwa longsoran batu dari atas bukit diduga menjadi penyebab utama insiden maut itu.

    “Benar, kami menerima laporan adanya dua korban jiwa akibat aktivitas tambang ilegal di kawasan Kijang 30. Dugaan awal, korban tertimpa material longsoran batu dari atas bukit,” katanya.

    Lanjut dia, proses identifikasi korban masih terus dilakukan. Namun, pihak kepolisian mengalami kendala dalam pengumpulan informasi di lapangan karena warga setempat enggan memberikan keterangan.

    “Kami masih terus mendalami identitas korban, namun proses pengumpulan informasi di lapangan cukup terkendala, karena masyarakat belum terbuka memberikan keterangan,” ungkapnya.

    Hingga saat ini, kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas penambangan di area rawan longsor demi keselamatan bersama.

    Pewarta: Fauzi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

  • 2 Penambang Ilegal Tewas Tertimpa Longsor di Poboya Kota Palu

    2 Penambang Ilegal Tewas Tertimpa Longsor di Poboya Kota Palu

    Palu, Beritasatu.com – Peristiwa tragis kembali terjadi di lokasi penambangan emas tanpa izin (Peti) di kawasan Kijang 30, Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). 

    Dua orang penambang dilaporkan tewas akibat tertimpa longsoran batu dari atas bukit saat sedang berada di area tambang, Selasa (3/6/2025).

    Satu korban diketahui merupakan warga Palolo, Kabupaten Sigi meninggal dunia di lokasi kejadian. Sementara satu korban lainnya berasal dari Gorontalo, mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju rumah sakit setelah dievakuasi oleh warga sekitar.

    Kapolresta Palu, Kombes Pol Deny Abrahams mengungkapkan dugaan awal penyebab kematian para korban adalah material longsoran dari ketinggian yang menghantam lokasi aktivitas tambang ilegal.

    “Benar, kami menerima laporan adanya dua korban jiwa akibat aktivitas tambang ilegal di kawasan Kijang 30. Dugaan awal korban tertimpa material longsoran batu dari atas bukit,” ujar Kombes Pol. Deny dalam keterangannya, Selasa (3/6/2025).

    Ia juga menyampaikan proses penyelidikan di lapangan mengalami hambatan akibat minimnya informasi dari warga setempat.

    “Kami masih terus mendalami identitas korban, tetapi proses pengumpulan informasi di lapangan cukup terkendala karena masyarakat belum terbuka memberikan keterangan,” tambahnya.

    Pihak kepolisian saat ini terus melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait insiden tersebut. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di wilayah-wilayah rawan longsor, khususnya di area Peti yang kerap membahayakan keselamatan.

  • Buntut Peristiwa Tambang Maut, Izin Galian C Dikaji Balik ke Pusat

    Buntut Peristiwa Tambang Maut, Izin Galian C Dikaji Balik ke Pusat

    Jakarta

    Kementerian Energi dan Sumber Saya Mineral (ESDM) mengevaluasi pengelolaan dan pengawasan tambang Galian C, termasuk kewenangan pemberian izin tambang akan kembali ke pemerintah pusat.

    Hal ini menyusul insiden longsor di galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa galian C tersebut pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP)dan pengawasan dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Hal ini diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2022.

    “Jadi gini Ini tambang ini kan galian C sejak tahun 2022 Perpres 55 tahun 2022 Itu mendelegasikan kewenangan kepada provinsi, karena kewenangan perizinan kepada provinsi dan termasuk di dalamnya adalah pengawasan,” kata Bahlil saat ditemui di acara The 2nd Human Capital Summit 2025 di Jakarta, Selasa (3/6/2025).

    Saat ini Kementerian ESDM masih melakukan investigasi terhadap insiden tersebut. Nantinya dari hasil tersebut, jika ditemukan kelalaian dalam pengelolaan tambang, maka tidak menutup kemungkinan kewenangan tersebut akan ditarik kembali ke pemerintah pusat.

    “Dengan kejadian seperti ini, maka tidak menutup kemungkinan sedang kami pertimbangkan Untuk kita lakukan evaluasi total. Kalau memang dilihat ada penyalahgunaan maka izinnya tidak menutup kemungkinan untuk dikembalikan lagi ke pusat Itu ya,” katanya.

    Menurut Bahlil galian C di Cirebon tersebut izinnya sudah dicabut oleh Gubernur Jawa Barat. Ia juga memerintah Dirjen Minerba untuk melakukan evaluasi total terhadap galian C di berbagai wilayah Indonesia.

    “Gubernur sudah cabut itu, kalau tidak salah Gubernur sudah cabut. Tapi saya akan melakukan evaluasi total nanti saya minta Dirjen Minerba untuk melakukan evaluasi total,” katanya.

    (hns/hns)

  • Satgas TMMD 124 Gelar Pelatihan Mitigasi Bencana di Sekaran Lamongan

    Satgas TMMD 124 Gelar Pelatihan Mitigasi Bencana di Sekaran Lamongan

    Lamongan (beritajatim.com) – Satgas TMMD ke-124 Kodim 0812/Lamongan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamongan menggelar pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana di Balai Desa Kebalankulon, Kecamatan Sekaran, Selasa (3/6/2025).

    Kegiatan ini diikuti perwakilan desa-desa di Kecamatan Sekaran, personel Satgas TMMD, BPBD, serta petugas pemadam kebakaran. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana di wilayah mereka.

    Komandan Satgas TMMD 124, Lettu Arh Nanang Wijayanto mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program pembentukan Desa Tangguh Bencana.

    “Kami ingin meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam pencegahan dan mitigasi bencana. Pelatihan ini juga bertujuan untuk membentuk dan membina Desa Tangguh Bencana di Kecamatan Sekaran,” ujar Lettu Arh Nanang Wijayanto.

    Pelatihan mencakup materi teori dan simulasi lapangan mengenai penanganan awal bencana seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, dan tanah longsor. Peserta juga diajarkan membaca potensi risiko bencana di lingkungan masing-masing, menyusun rencana evakuasi, serta teknik pertolongan pertama dan pemadaman api ringan.

    Kepala Desa Kebalankulon, Andik Sudarno, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi lintas sektor dalam kegiatan tersebut.

    “Kami sangat berterima kasih kepada Satgas TMMD 124 Kodim 0812/Lamongan dan BPBD Kabupaten Lamongan atas kerjasama dalam menggelar pelatihan ini. Kami berharap bahwa pelatihan ini dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam pencegahan dan mitigasi bencana,” katanya. [fak/beq]