Topik: longsor

  • 3 Fakta Terkini Terkait Kasus Temuan Jasad Tanpa Kepala di Kali Ciliwung – Page 3

    3 Fakta Terkini Terkait Kasus Temuan Jasad Tanpa Kepala di Kali Ciliwung – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Jasad pria ditemukan mengambang di Kali Ciliwung, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan (Jaksel) pada Rabu siang 9 Juli 2025. Kondisi jasad sangat mengenaskan tidak mengenakan busana dan sudah membusuk.

    Wakil Menteri Dalam Negeri atau Wamendagri Bima Arya pun membenarkan jenazah tanpa kepala yang ditemukan di kali Ciliwung tersebut merupakan salah satu pegawai dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

    “Ada dugaan itu staff pengemudi biro umum Kemendagri,” kata Bima Arya saat dikonfirmasi, Jumat 11 Juli 2025.

    Bima Arya mengatakan korban sebelum ditemukan meninggal dunia, dia sempat memancing di kawasan Bogor, Jawa Barat. Nahas, korban juga pada saat itu sempat dilaporkan menghilang karena tertimpa longsor di kawasan Megamendung, Bogor beberapa waktu lalu.

    Polisi pun melakukan tes DNA. Pemeriksaan dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur.

    “Untuk lebih akurat lagi pihak RS Polri melakukan tes DNA,” kata Kapolsek Pancoran Kompol Mansur, dikutip dari Antara.

    RS Polri, saat ini masih melakukan autopsi untuk pemeriksaan lebih lanjut yang nantinya akan dites DNA. Terlebih, dari hasil autopsi sudah mendekati ciri otentik yang diyakini keluarga korban dengan melihat langsung di RS Polri.

    “Dari autopsi hasil sudah mendekati otentik ciri-ciri seperti tahi lalat di bawah mata, tahi lalat di bawah dagu dan jenggot masih tersisa,” ucap Mansur.

    Berikut sederet fakta terkini usai temuan jasad tanpa kepala di Kali Ciliwung dihimpun Tim News Liputan6.com:

     

    Jasad kedua wanita pasien Covid-19 ini tertukar, salah satunya sempat dikubur. Beruntung keluarga menyadari kejadian ini, jenazah yang terlanjur dikuburkan pun dimandikan ulang, dan dimakamkan di wilayah yang berbeda.

  • BMKG Wanti-wanti Cuaca Ekstrem Masih Mengintai Sepekan ke Depan, Soroti Wilayah Ini

    BMKG Wanti-wanti Cuaca Ekstrem Masih Mengintai Sepekan ke Depan, Soroti Wilayah Ini

    Jakarta

    Meski secara klimatologis Indonesia sudah memasuki musim kemarau, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di berbagai wilayah.

    Hingga akhir Juni 2025, baru 30 persen zona musim di Indonesia yang benar-benar mengalami kemarau. Sebaliknya, wilayah seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua justru masih berisiko diguyur hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang dalam sepekan ke depan.

    “Dinamika atmosfer global dan regional masih cukup aktif, sehingga potensi hujan lebat dan cuaca ekstrem masih tinggi, meski kita berada di musim kemarau,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam keterangan resminya, Jumat (11/7/2025).

    BMKG mencatat sejumlah fenomena atmosfer seperti gelombang Rossby, Kelvin, serta zona konvergensi dan sirkulasi siklonik di sekitar Samudra Hindia dan Pasifik masih memicu terbentuknya awan konvektif yang menyebabkan hujan lebat.

    Dalam beberapa hari terakhir, hujan deras dilaporkan mengguyur beberapa wilayah. Pada 9 Juli, intensitas hujan di atas 50 mm tercatat di Nabire dan Kalimantan Barat, sementara sehari sebelumnya hujan sangat lebat terjadi di Papua Barat, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Maluku, dan Papua.

    Akibatnya, terjadi sejumlah bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, genangan, hingga pohon tumbang dan kerusakan infrastruktur.

    BMKG memprediksi potensi cuaca ekstrem masih tinggi dalam periode 12-18 Juli 2025. Hujan lebat diperkirakan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Papua Pegunungan, hingga Papua Selatan, dengan status siaga telah diberlakukan.

    Sementara itu, angin kencang diperkirakan melanda dari barat ke timur Indonesia, termasuk wilayah Aceh, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, NTT, hingga Maluku.

    Tak hanya darat, laut pun diprediksi terdampak. Gelombang tinggi akibat angin kencang (>25 knot) berpotensi terjadi di sejumlah perairan, seperti Laut Natuna Utara, Laut Jawa bagian timur, Laut Flores, Laut Arafuru, hingga Samudera Hindia selatan Jawa dan NTT.

    Dwikorita mengingatkan masyarakat agar tidak terlena dengan kalender musim kemarau. Ia menekankan, kondisi cuaca masih sangat labil dan bisa berubah cepat.

    “Masyarakat harus tetap waspada. Jangan anggap remeh cuaca ekstrem. Hindari tempat terbuka saat petir, jauhi pohon atau bangunan tua saat angin kencang, dan tetap jaga kesehatan karena panas terik juga masih bisa terjadi,” tegasnya.

    (naf/naf)

  • Polisi Sebut Jasad Tanpa Kepala di Kali Ciliwung Adalah Korban Longsor di Megamendung – Page 3

    Polisi Sebut Jasad Tanpa Kepala di Kali Ciliwung Adalah Korban Longsor di Megamendung – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Polisi menemukan fakta bahwa jasad tanpa kepala yang ditemukan di Kali Ciliwung merupakan korban dari peristiwa longsor di Megamendung, Bogor, Jawa Barat.

    Saat kejadian, korban disebut tengah memancing.

    “Betul, mereka sedang aktif saat mancing dengan teman-temannya. Namun dia keasyikan, sudah dikasih tahu yang temannya suruh kembali ke tempat yang lebih aman tidak dihiraukan,” tutur Kapolsek Pancoran Kompol Mansur kepada wartawan, Sabtu (12/7/2025).

    “Dia tetep asyik memancing di lokasi tersebut. Padahal situasinya sudah tidak bersahabat lagi itu, tidak kondusif,” sambungnya.

    Menurut Mansur, berdasarkan hasil autopsi, sementara diketahui korban meninggal akibat longsor dan tertimpa pohon, sebelum akhirnya terseret arus air.

    “Kalau dikaitkan dengan pembunuhan sampai saat ini belum ada,” kata Mansur.

     

  • Curah Hujan Tinggi, BPBD Jakarta Minta Wilayah Ini Waspadai Longsor – Page 3

    Curah Hujan Tinggi, BPBD Jakarta Minta Wilayah Ini Waspadai Longsor – Page 3

    Isnawa menjelaskan, antisipasi lainnya yang dapat dilakukan yakni dengan membuat bronjong dan turap mandiri, apabila tanah dalam keadaan miring atau berpotensi bergerak atau bergeser.

    BPBD DKI Jakarta juga mengajak masyarakat untuk melakukan penanaman pohon di lokasi rawan dan sudah minim vegetasi untuk mencegah potensi bahaya tanah longsor serta meminimalisir dampak yang lebih serius jika terjadi hujan lebat.

    “Penanganan bencana harus secara komprehensif. Bisa dilakukan swadaya atau kolektif oleh masyarakat,” kata Isnawa.

    Berdasarkan PVMBG, beberapa wilayah di Provinsi DKI Jakarta berada di Zona Menengah potensi terjadinya tanah longsor, yaitu Jakarta Selatan, yang meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan.

    Kemudian, Jakarta Timur yang meliputi wilayah Kramat Jati dan Pasar Rebo.

  • BMKG: Musim Kemarau Belum Dominan, Potensi Cuaca Ekstrem Mengintai di Berbagai Wilayah

    BMKG: Musim Kemarau Belum Dominan, Potensi Cuaca Ekstrem Mengintai di Berbagai Wilayah

    BMKG: Musim Kemarau Belum Dominan, Potensi Cuaca Ekstrem Mengintai di Berbagai Wilayah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) memperingatkan bahwa
    cuaca ekstrem
    masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun
    musim kemarau
    secara klimatologis telah dimulai.
    Pasalnya, hingga akhir Juni 2025, baru sekitar 30 persen zona musim di Indonesia yang benar-benar memasuki musim kemarau.
    “Meskipun kita sudah memasuki pertengahan musim kemarau, berbagai faktor atmosfer global dan regional masih mendukung terjadinya
    hujan lebat
    dan cuaca ekstrem di banyak wilayah,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dikutip dari siaran pers BMKG, Sabtu (12/7/2025).
    Sebagian besar wilayah, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua, masih berisiko tinggi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang dalam sepekan ke depan.
    Dwikorita menegaskan, hal ini terjadi lantaran dinamika atmosfer yang kompleks.
    Dinamika tersebut masih memicu terbentuknya awan-awan konvektif penyebab hujan deras.
    Fenomena seperti gelombang ekuatorial Rossby dan Kelvin, zona konvergensi dan pertemuan angin, serta potensi sirkulasi siklonik di sekitar Samudra Hindia dan Pasifik, terus mendorong pembentukan awan hujan dalam skala luas.
    Dwikorita mengemukakan, intensitas hujan yang signifikan telah tercatat di sejumlah wilayah dalam beberapa hari terakhir.
    Pada 9 Juli, hujan harian di atas 50 mm terjadi di Nabire dan Kalimantan Barat.
    Sementara pada 8 Juli, hujan sangat lebat tercatat di Papua Barat, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Maluku, dan Papua.
    Kondisi ini telah menyebabkan bencana hidrometeorologis, seperti banjir, tanah longsor, genangan air, pohon tumbang, hingga kerusakan infrastruktur.
    BMKG, kata dia, memprakirakan bahwa potensi cuaca ekstrem masih tinggi dalam periode 12–18 Juli 2025.
    Hujan lebat
    berisiko terjadi di berbagai wilayah, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan, dengan status siaga yang telah dikeluarkan.
    Selain itu, angin kencang berpotensi melanda wilayah barat hingga timur Indonesia, termasuk Aceh, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.
    Di lautan, kecepatan angin lebih dari 25 knot diprediksi akan memicu gelombang tinggi di beberapa perairan, seperti perairan utara Aceh, Laut Cina Selatan, Laut Natuna Utara, Laut Jawa bagian timur, Laut Flores, Laut Arafuru, Laut Timor, Laut Banda, Laut Seram, Samudera Pasifik sebelah utara Maluku Utara, serta Samudera Hindia sebelah barat daya Banten, sebelah selatan Jawa, dan sebelah selatan NTT.
    Oleh karenanya, ia mengimbau masyarakat untuk tidak menganggap enteng potensi cuaca ekstrem yang bisa datang tiba-tiba.
    Ia juga meminta masyarakat menjauhi area terbuka saat terjadi petir, menghindari pohon atau bangunan tua saat angin kencang, serta tetap menjaga kesehatan karena cuaca terik masih mungkin terjadi di tengah pola hujan yang aktif.
    “Masyarakat harus tetap waspada, meskipun secara kalender kita berada di musim kemarau. Jangan lengah. Cuaca bisa berubah cepat dan membawa dampak besar,” tegasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Awas Banjir! BMKG Peringatkan Hujan Lebat Hantam Wilayah RI Sepekan

    Awas Banjir! BMKG Peringatkan Hujan Lebat Hantam Wilayah RI Sepekan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hujan lebat dan angin kencang diprediksi masih akan menghantam wilayah Indonesia sepekan ke depan, dalam periode 11-17 Juli 2025. Berdasarkan pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga akhir Juni 2025, baru sekitar 30% zona musim (ZOM) di Indonesia yang sudah masuk musim kemarau.

    Hal ini berarti sebagian besar ZOM di Indonesia masih berada dalam fase peralihan dengan curah hujan tinggi. Lebih spesifik, wilayah-wilayah seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua masih menunjukkan potensi hujan tinggi.

    “Cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor atmosfer dan laut yang saling mendukung. Kombinasi dinamika atmosfer inilah yang menyebabkan masih terdapat potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan,” tertera dalam keterangan resmi BMKG, dikutip Sabtu (12/7/2025).

    Lebih spesifik, berikut fenomena yang memengaruhi cuaca di Indonesia sepekan ke depan, menurut BMKG:

    •⁠ ⁠Gelombang Equatorial Rossby aktif di: Sumatera, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT

    •⁠ ⁠Gelombang Kelvin memengaruhi: Sulawesi Utara, NTB, NTT, dan Papua Selatan

    •⁠ ⁠Sirkulasi Siklonik diperkirakan terbentuk di: Samudra Pasifik timur Filipina dan Samudra Hindia barat Bengkulu,.yang membentuk zona konvergensi dan konfluensi angin di wilayah sekitarnya.

    •⁠ ⁠Labilitas atmosfer lokal yang cukup kuat di berbagai wilayah turut mendorong pembentukan awan konvektif dan hujan lebat secara sporadis.

    Prospek Cuaca Sampai 17 Juli 2025 di RI

    13 Juli 2025

    Waspada (Hujan Sedang-Lebat):

    Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumsel, Kep. Babel, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kaltara, Kalsel, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulsel, Sultra, Malut, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua.

    Siaga (Hujan Lebat-Sangat Lebat):

    Aceh, Papua Selatan

    Angin Kencang Berpotensi Terjadi di:

    Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Sulsel, Sultra, Sulbar, Sulut, Papua Selatan

    14-17 Juli 2025

    Waspada (Hujan Sedang-Lebat):

    Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kaltara, Kalsel, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Malut, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Papua Selatan

    Siaga (Hujan Lebat-Sangat Lebat):

    Sumsel, Kep. Babel, Maluku, Papua Pegunungan

    Angin Kencang Berpotensi Terjadi di:

    Aceh, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Malut, Sulut, Sulsel, Papua Barat, Papua Selatan

    BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:

    •⁠ ⁠Perhatikan perubahan cuaca harian yang dapat berlangsung cepat dan tiba-tiba.

    •⁠ ⁠Hindari aktivitas luar ruangan saat terjadi hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

    •⁠ ⁠Jauhi pohon besar, baliho, tiang listrik, serta bangunan yang rapuh saat cuaca buruk.

    •⁠ ⁠Tetap waspada terhadap kemungkinan banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, khususnya di wilayah rawan.

    •⁠ ⁠Saat cuaca cerah dan panas, lindungi diri dengan tabir surya dan cukupkan asupan cairan tubuh.

    •⁠ ⁠Pantau akun resmi BMKG di berbagai platform untuk memantau kondisi cuaca terkini.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jenazah Dibawa Pakai Motor, Bupati Donggala Janji Benahi Infrastruktur

    Jenazah Dibawa Pakai Motor, Bupati Donggala Janji Benahi Infrastruktur

    Donggala, Beritasatu.com – Bupati Donggala, Vera Elena Laruni, angkat bicara terkait viralnya video jenazah seorang aparatur sipil negara (ASN) penyuluh keluarga berencana (KB) yang dievakuasi menggunakan sepeda motor di pedalaman Kecamatan Pinembani. Ia berjanji akan segera membenahi infrastruktur dasar di wilayah tersebut.

    Korban bernama Ariel Sharon, seorang ASN  Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang bertugas sebagai penyuluh keluarga berencana, meninggal dunia saat menjalankan tugas di Desa Palentuma, Kamis (10/7/2025). Akibat keterbatasan akses jalan dan tidak tersedianya ambulans, warga terpaksa membawa jenazah almarhum menggunakan sepeda motor sejauh belasan kilometer.

    Video yang merekam peristiwa tersebut menyebar luas di media sosial dan memicu keprihatinan serta kritik terhadap lambannya pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal.

    “Saya menyampaikan duka mendalam atas wafatnya saudara Ariel Sharon. Ini menjadi momen evaluasi besar bagi pemerintah daerah,” kata Bupati Vera, Jumat (11/7/2025).

    Vera menyampaikan akan segera mengambil langkah konkret, seperti melakukan audit menyeluruh terhadap fasilitas kesehatan dan transportasi darurat di wilayah pedalaman, mempercepat pembangunan akses jalan ke desa-desa terisolasi seperti Palentuma, serta mengevaluasi kinerja instansi terkait, termasuk Dinas Kesehatan.

    “Kami mohon maaf kepada keluarga almarhum dan berkomitmen untuk memastikan kejadian seperti ini tidak terulang,” tambahnya.

    Desa Palentuma hingga kini masih tergolong wilayah dengan akses terbatas di kawasan pegunungan Donggala. Kondisi jalan yang rusak, tidak beraspal, dan rawan longsor menjadi kendala utama dalam pelayanan publik, terutama saat situasi darurat medis.

    Aktivis layanan publik menyoroti bahwa kasus ini hanyalah satu dari banyak insiden serupa di wilayah-wilayah yang belum tersentuh pembangunan memadai.

    “Ketika jenazah harus dibawa pakai motor karena tak ada jalan dan ambulans, itu bukan sekadar tragedi, tetapi cermin kegagalan sistem,” ujar Ketua Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Celebes Ahmad HT.

  • Cuaca Hari Ini Jumat 11 Juli 2025: Jakarta dan Sekitarnya Berawan Tebal – Page 3

    Cuaca Hari Ini Jumat 11 Juli 2025: Jakarta dan Sekitarnya Berawan Tebal – Page 3

    Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), melaporkan cuaca ekstrem diperkirakan masih berlangsung dalam sepekan ke depan, terutama di Pulau Jawa dan Jabodetabek.

    “Pada sepekan ke depan, BMKG mewaspadai cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di berbagai wilayah, terutama di Pulau Jawa bagian barat dan tengah, termasuk Jabodetabek,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam temu media secara daring, Senin (7/7/2025).

    Cuaca ekstrem sepekan ke depan juga berpotensi terjadi di Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan wilayah sekitarnya, Nusa Tenggara Barat termasuk Mataram, Maluku bagian Tengah, Papua bagian tengah dan utara.

    “Kemudian periode 10-12 Juli 2025, potensi hujan signifikan diperkirakan akan bergeser ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur seiring dengan pergeseran gangguan atmosfer dan distribusi kelembapan tropis,” lanjutnya.

    Dwikorita juga menjelaskan soal banjir di Bogor. Menurutnya, banjir di Kabupaten Bogor adalah akibat dari hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat pada 5 Juli 2025.

    “Pada 5 Juli 2025, hujan intensitas lebih dari 100 mm per hari (lebat hingga sangat lebat) di wilayah Bogor, Mataram, dan sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan. Hujan ekstrem tersebut berdampak kepada banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang,” jelas Dwikorita.

  • Aipda Jirin, Polisi yang Hadir Membawa Solusi di Bojonegoro

    Aipda Jirin, Polisi yang Hadir Membawa Solusi di Bojonegoro

    Bojonegoro

    Aipda Rahmad Muhajirin mengatakan tugas Bhabinkamtibmas adalah hadir dan menjawab setiap kebutuhan masyarakat. Rahmad Muhajirin mengatasi masalah warga mulai dari membangun komunitas tanggap bencana hingga menyediakan ambulans gratis untuk warga yang membutuhkan.

    detikcom melihat lebih dekat aksi yang dilakukan oleh Bhabinkamtimbas Ledok Kulon, Bojonegoro, Jawa Tengah (Jateng) tersebut. Aipda Rahmad Muhajirin atau biasa dipanggil Jirin adalah salah satu kandidat 3 besar Hoegeng Awards 2025 kategori Polisi Berdedikasi.

    Sejumlah program digagas oleh Aipda Jirin di Ledok Kulon. Pertama adalah membuat komunitas masyarakat tanggap bencana dan peduli sesama (Marcapada), untuk merespons banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo.

    “(Tahun) 2007 di Bojonegoro banjir besar itu luar biasa. Ibu saya itu kan di rumah bikin dapur umum. Malam itu saya pulang dan membawa bahan makanan. Dan anak-anak muda di sini yang itu sudah menunggu saya di sana dengan menggunakan perahu besar itu, menjemput saya. Bahan makanan itu dibawa, dinaikkan perahu, terus dibawa pulang ke rumah ibu saya,” kata Aipda Jirin dalam wawancara kandidat Hoegeng Awards 2025.

    Komunitas Marcapada ini akan mengevakuasi korban banjir. Mereka juga akan menyalurkan bantuan kepada korban. Selain itu, komunitas juga melakukan mitigasi dan pencegahan banjir.

    “Setelah selesai pasca banjir itu, kita melihat kondisi di pinggir Bengawan itu terjadi longsor. Nah jenis tanaman apa yang perlu kita tanam yaitu bambu. Sambil berjalan beberapa tahun itu ada yang berhasil menahan longsor, ada yang ikut longsor dan sebagainya. Sehingga kita lanjutkan lagi penanaman itu,” tutur dia.

    Layanan Ambulans Gratis

    Beberapa bulan program ambulans ini berjalan, koperasi syariah atau Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) desa setempat menawarkan untuk penyediaan ambulans gratis. Jirin kemudian menerima tawaran itu dan bertindak sebagai operator ambulans ketika di luar jam dinas.

    “Dan kebetulan BMT itu punya program membeli itu. Sehingga pada saat itu itu ditawarkan ke siapa saja. Saya tahu itu dan saya yang pertama yang mengacungkan jari saya bersedia mengoperasionalkan ambulan ini. Saya menjadi driver, membantu masyarakat setiap saat,” tutur dia.

    Kandidat Hoegeng Awards 2025 Aipda Rahmad Muhajirin Foto: 20 Detik

    Jirin mengoperasikan ambulans ini bersama satu warga lainnya yang merupakan pegawai koperasi tersebut. Jika Jirin sedang dinas, ambulans itu akan dioperasikan orang rekannya.

    Lansia di Kelurahan Ledok Kulon juga menjadi perhatian Aipda Jirin. Para lansia akan diberikan pendampingan hingga dibawa ke rumah singgah untuk perawatan bagi yang membutuhkan.

    “Setiap RT itu ada berapa lansia yang membutuhkan perhatian. Saya ikut terlibat di dalamnya. Jika ada kegiatan berkunjung itu saya juga melihat ikut mendampingi. Mungkin saat itu perlu dibawa ke rumah singgah,” jelasnya.

    Bangun Sumur Bor

    Pada tahun 2019, Aipda Jirin membangun sumur bor dengan biaya pribadinya. Pembangunan ini sebagai antisipasi kekurangan air pada saat musim kemarau.

    “Jadi sumur bor itu sudah kita mulai buatkan enam tahun yang lalu. Saat itu belum begitu terasa. Warga kekurangan air itu belum-belum terasa. Tapi enam tahun yang lalu saya sudah memprediksi kalau tahun ke depan itu akan terjadi kekurangan air,” tutur Jirin.

    Berkat sumur bor yang dibangun Jirin, warga tidak perlu jauh-jauh mengambil air pada saat musim kemarau. Air dari sumur bor itu disimpan di toren kemudian disalurkan ke rumah-rumah warga setempat hingga musala.

    “(Kita) buat orang lain senang, buat orang lain bahagia, ya sudah lah kita bahagia, kita senang saja. Kita melakukannya dengan asik saja, tidak pernah terbebani, tidak pernah, saya senang saja. Jadi apa yang bisa saya lakukan hari ini, saya lakukan,” tutur Jirin.

    Bagi Jirin, banyak hal yang bisa dilakukan Bhabinkamtibmas untuk membantu masyarakat. Dia selalu ingin menjadi sosok yang mengatasi setiap masalah warga binaannya.

    “Masyarakat itu banyak yang membutuhkan, dengan Bhabinkamtibmas, banyak yang bisa dilakukan untuk masyarakat. Dan itu sudah kita saksikan, bahwa Bhabinkamtibmas di mana-mana itu sudah hadir, berbuat dan bermanfaat. Itu tetap semangat, ya mari kita laksanakan ini dengan ikhlas,” tutur dia.

    Plh Kapolsek Bojonegoro Kota, AKP Sudirman, mengaku bangga atas dedikasi yang dilakukan Aipda Jirin untuk warga binaannya di Kelurahan Ledok Kulon. Dia menyebut Aipda Jirin adalah sosok polisi yang ulet.

    “Bahwa Aida Rahmad Muhajirin ini anggota saya selalu membanggakan, menyenangkan. Jadi polisi yang ulet yang pandai bermasyarakat, dan senang melakukan perbuatan atau tindakan-tindakan yang bersama-sama masyarakat untuk menjadi manfaat di lingkungannya,” kata Sudirman.

    Kandidat Hoegeng Awards 2025 Aipda Rahmad Muhajirin Foto: 20 Detik

    Atasi Masalah Kelangkaan Minyak Goreng

    Mayoritas warga Ledok Kulon adalah pengusaha tahu dan tempat. Pada tahun 2022, para UMKM ini sempat hampir terancam tidak produksi karena kelangkaan minyak goreng.

    Aipda Jirin berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan hingga pabrik minyak goreng. Atas usaha itu, Aipda Jirin berhasil memenuhi kebutuhan minyak goreng warga dengan mendatangkan minyak goreng dengan truk tangki.

    “Untuk men-supply beberapa industri tahu di Ledok Kulon, itu kan membutuhkan hal yang luar biasa,” kata Ketua RT setempat, Kasirin.

    Selain itu, Lurah Ledok Kulon Siti Zumrotin Najiyati mengatakan Aipda Jirin adalah sosok yang luar biasa. Dia menyebut Aipda Jirin cepat tanggap dengan keluhan warga.

    “Beliau ini sangat berdedikasi, sangat membantu kami, baik terkait kamtibmas, maupun tentang kebencanaan, tentang kemanusiaan, apapun, beliau cepat tanggap dan dedikasinya sangat luar biasa,” pungkasnya.

    (lir/knv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pemkot salurkan bantuan untuk korban rumah longsor di Matraman

    Pemkot salurkan bantuan untuk korban rumah longsor di Matraman

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur menyalurkan bantuan untuk korban rumah longsor di bantaran Kali Ciliwung di Jalan Slamet Riyadi IV RT 08/RW 04, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, yang terjadi Selasa (8/7) sore.

    “Kami telah mendistribusikan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penyintas rumah longsor di RT 08/RW04, Kelurahan Kebon Manggis,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Timur Suprapto saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Bantuan yang didistribusikan itu berupa 50 paket kantong berisi sembako, lima karung beras masing-masing seberat 50 kilogram (kg), dan pampers bayi sebanyak 27 bal.

    “Kami juga memberikan bantuan berupa 50 pcs minyak goreng (ukuran 1 L), ikan sarden 50 kaleng, kecap manis 50 botol,” ucap Suprapto.

    Suprapto menyebut, bantuan pemenuhan kebutuhan dasar tersebut sudah didistribusikan sejak Rabu (9/7) sore.

    “Pendistribusian ini kita lakukan bersamaan dengan penyintas genangan di RW 03. Kita serahkan bantuan melalui pihak kelurahan agar tepat sasaran,” ujar Suprapto.

    Sebelumnya, Lurah Kebon Manggis, Ibnu Fajar menyebut tiga rumah warga di bantaran Kali Ciliwung di Jalan Slamet Riyadi IV RT 08/04, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, mengalami longsor, pada Selasa (8/7) sore.

    “Peristiwa longsor terjadi sekitar pukul 15.30 WIB dan para penghuni rumah langsung mengungsi di tenda dekat lokasi kejadian,” kata Lurah Kebon Manggis, Ibnu Fajar saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (9/7).

    Longsor terjadi bukan saat banjir berlangsung, tetapi saat air mulai surut. Hal itu diduga akibat tanah yang terkikis air dan menyusut setelah terendam cukup lama.

    Tidak ada korban jiwa maupun luka karena pemilik rumah berada di area bagian depan. Sekitar tujuh kepala keluarga (KK) yang terdampak dari longsor bagian dapur tersebut.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.