Topik: longsor

  • Israel Gelar Protes Nasional Menuntut Diakhirinya Perang Gaza

    Israel Gelar Protes Nasional Menuntut Diakhirinya Perang Gaza

    Selamat hari Senin!

    Kami kembali menghadirkan rangkuman sejumlah informasi utama yang terjadi selama 24 jam terakhir dari berbagai tempat di dunia.

    Dunia Hari Ini edisi Senin, 18 Agustus 2025, diawali dengan perkembangan terkini dari Gaza.

    Protes nasional di Israel

    Setidaknya 500.000 warga Israel turun jalan menyerukan agar perang segera diakhiri dan dicapai kesepakatan untuk membebaskan para sandera.

    Menurut laporan media, lima puluh sandera Israel masih berada di Gaza, 20 orang di antaranya diyakini masih hidup.

    Para pengunjuk rasa membawa spanduk yang menyerukan Presiden AS Donald Trump untuk “menyelamatkan” Israel dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

    “Mereka yang hari ini menyerukan diakhirinya perang tanpa kekalahan Hamas tidak hanya memperkuat Hamas dan menunda pembebasan sandera, tapi mereka juga memastikan bahwa kengerian 7 Oktober akan terulang kembali, dan putra-putri kita harus berjuang lagi dan lagi dalam perang tanpa akhir,” demikian tanggapan PM Netanyahu soal unjuk rasa.

    Qantas didenda karena memecat ribuan pekerja

    Hakim Pengadilan Federal Australia Michael Lee mengatakan denda untuk maskapai penerbangan nasional Australia bisa mencapai maksimum AU$121 juta, dan tidak boleh kurang dari A$90 juta, atau 75 persen dari jumlah maksimum.

    Ia mengatakan AU$50 juta dari denda tersebut harus dibayarkan kepada Serikat Pekerja Transportasi (TWU).

    Hal ini menyusul keputusan Qantas pada tahun 2020 untuk memberhentikan ‘ground staff’-nya saat COVID, yang kemudian dinyatakan ilegal oleh Pengadilan Federal.

    TWU meminta agar maskapai tersebut didenda maksimum AU$121 juta, di samping kompensasi AU$120 juta yang wajib dibayarkan kepada karyawan yang terdampak.

    Lebih dari 300 orang tewas karena banjir

    Badan penanggulangan bencana di Pakistan mengatakan korban tewas akibat hujan lebat di wilayah utara Pakistan sudah meningkat menjadi setidaknya 337 orang.

    Pihak berwenang sudah memperingatkan akan adanya banjir bandang dan kemungkinan tanah longsor antara hari ini dan Selasa besok, sehingga mendesak pemerintah daerah untuk tetap waspada.

    Dalam konferensi persnya, Letnan Jenderal Inam Haider, ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana, mengatakan Pakistan mengalami perubahan pola cuaca akibat perubahan iklim.

    Beberapa negara sudah menghubungi Pakistan untuk menawarkan bantuan, tetapi Inam mengatakan Pakistan memiliki sumber daya yang memadai dan tidak memerlukan bantuan asing saat ini.

    Para pemimpin Eropa ke Gedung Putih

    Menjelang perundingan soal perang di Ukraina yang akan digelar di Gedung Putih, Kanselir Jerman Friedrich Merz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer akan bergabung untuk menjamu koalisi sekutu, termasuk Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, untuk memperkuat posisi Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.

    Para pemimpin berharap bisa mengamankan jaminan keamanan bagi Ukraina yang akan mencakup peran Amerika Serikat.

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengatakan Rusia akan menghadapi “konsekuensi”, termasuk sanksi yang lebih berat, jika kesepakatan tidak tercapai.

    Setelah KTT Alaska dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, Presiden Trump menelepon Presiden Zelenskyy dan mengatakan jika para pemimpin Rusia sudah menawarkan untuk membekukan sebagian besar garis depannya jika Ukraina menyerahkan seluruh Provinsi Donetsk, yang merupakan salah satu target utama Moskow.

    Menurut seorang sumber, Presiden Zelenskyy menolak tuntutan tersebut, sementara Rusia sudah menguasai seperlima wilayah Ukraina, termasuk sekitar tiga perempat Provinsi Donetsk, yang pertama kali dimasukinya pada tahun 2014.

  • Dedi Mulyadi Sebut Tata Ruang di Jawa Barat Kacau

    Dedi Mulyadi Sebut Tata Ruang di Jawa Barat Kacau

    JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut tata ruang di Jabar saat ini mengalami kekacauan, karena mengadopsi pendekatan politik, bukan konservasi alam.

    “Perkebunan berubah menjadi kawasan tambang dan industri. Gunung pun kehilangan hutan dan laut kehilangan pantai akibat tata ruang yang kacau,” kata Dedi di Bandung, dikutip Antara, Sabtu, 16 Agustus.

    Dedi mengatakan tata ruang di Jabar saat ini tumpang tindih, seperti daerah yang menjadi destinasi wisata tapi juga berlangsung kegiatan pertambangan, sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap tata ruang Jawa Barat.

    Pemprov Jabar, kata dia, berkomitmen mengatur tata ruang di Jawa Barat selaras dengan alam, sebagai upaya mencegah bencana alam.

    “Pada para pejabat, termasuk kepala desa, buatlah tata ruang yang menjauhkan dari musibah. Kalau mengeruk alam seenaknya akan ada musibah,” ujar dia.

    Ia mengatakan tata ruang yang selaras dengan alam bukan berarti meniadakan kawasan industri, permukiman, dan pembangunan lain.

    Namun kelestarian alam tetap harus dijaga, seperti hutan dan mata air.

    “Artinya, gunung indah, air mengalir jernih, sungai berkelok-kelok, pantai bersih, sawah terasering,” ucapnya.

    Dedi juga sempat mengungkapkan keresahannya terhadap tata ruang Jabar di hadapan DPRD Jabar, di mana kesalahan menata ruang telah menghilangkan kawasan hijau seluas 1,2 juta hektare.

    Hilangnya kawasan hijau paling luas terjadi di Bekasi dan Kabupaten Bogor. Perkebunan telah berubah menjadi kawasan pariwisata, permukiman, dan perhotelan.

    Mengetahui masalah tersebut, Dedi berencana mengubah Rencana Tata Ruang Wilayah Jabar pada tahun ini.

    “Kalau tata ruangnya tidak diubah, maka kita akan dikepung bencana longsor dan banjir. Tidak aneh hari ini banjir tidak di daerah dataran, tetapi pegunungan,” kata Dedi.

    Ia menginstruksikan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk mendapatkan detail tata ruang Jabar yang telah dibuat oleh Pemerintah Hindia Belanda.

    Menurut dia, Hindia Belanda telah membuat tata ruang Jabar yang selaras dengan alam. Hal itu patut menjadi rujukan dalam merevisi tata ruang Jabar.

    “Tak akan bisa sama dengan zaman kolonial, tetapi kita dekatkan, jangan sampai kita kacau,” ucap Dedi.

  • Tsunami 200 Meter Hantam Pulau Raksasa, Ilmuwan Bingung-Tanda Kiamat?

    Tsunami 200 Meter Hantam Pulau Raksasa, Ilmuwan Bingung-Tanda Kiamat?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah tsunami raksasa atau megatsunami setinggi 200 meter dilaporkan menghantam Greenland. Kejadian tersebut membuat para ilmuwan bingung.

    Mengutip IFL Science, Minggu (17/8/2025), megatsunami di Fjord, Greenland, tersebut terjadi pada 2023 silam. Namun, insiden itu baru terdeteksi setahun kemudian.

    Megatsunami 200 meter di Greenland kabarnya terjadi akibat tanah longsor yang disebabkan jatuhnya 15 juta meter kubik batu dan es dari lereng sepanjang 600-900 meter.

    Penampakan yang terlihat dari citra satelit mengungkap ada empat longsor baru bersama dengan longsoran lainnya.

    Hal tersebut juga membuat para ilmuwan kebingungan. Hanya sedikit informasi yang bisa mereka dapatkan dari megatsunami tersebut.

    “Saat kami mulai petualangan ilmiah, semua orang bingung dan tidak ada seorangpun yang paham,” ujar Kristian Svennevig dari Survei Geologi Denmark dan Greenland.

    Ia mengatakan pihaknya hanya mengetahui megatsunami terjadi karena longsor. Ini diketahui melalui beberapa upaya para ilmuwan.

    “Kami hanya tahu kaitannya dengan tanah longsor. Kami berhasil memecahkan teka-teki ini lewat upaya interdisipliner dan internasional yang besar,” jelasnya menambahkan.

    Dalam makalah oleh tim Svennevig disebut megatsunami itu terjadi selama seminggu dan tegak lurus dengan arah tsunami awal. Mereka juga menemukan kemungkinan asal usul penyebab mega tsunami.

    Longsor dikatakan oleh tim peneliti karena adanya perubahan iklim. Terdapat perbedaan suhu ekstrem pada musim panas dan dingin membuat longsor terjadi pada musim semi.

    Sejumlah hal menyebabkan longsor, misalnya lapisan es yang mencair, kurangnya penopang es dan perubahan pola presipitasi.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Potret Kehancuran Akibat Banjir Bandang & Longsor, Ratusan Orang Tewas

    Potret Kehancuran Akibat Banjir Bandang & Longsor, Ratusan Orang Tewas

    Banjir menghantam wilayah pegunungan terpencil di Khyber Pakhtunkhwa, disertai sambaran petir, tanah longsor, dan arus deras yang menyapu rumah-rumah warga. Badan Penanggulangan Bencana Provinsi mencatat sedikitnya 307 korban jiwa hingga Sabtu, sementara jumlah orang hilang masih terus bertambah. (REUTERS/Stringer)

  • Terus Bertambah, Korban Tewas Banjir-Longsor Pakistan Sudah 321 Jiwa

    Terus Bertambah, Korban Tewas Banjir-Longsor Pakistan Sudah 321 Jiwa

    Korban tewas akibat banjir bandang dan longsor yang melanda bagian utara Pakistan terus bertambah seiring dengan proses evakuasi. Data terkini mencatat sudah 321 jiwa melayang dari bencana ini.

    Diketahui saat ini ada ratusan lainnya yang masih dilaporkan hilang. Badan meteorologi setempat pun masih terus mengeluarkan peringatan hujan lebat untuk beberapa hari ke depan.

  • Bertambah, 321 Orang Tewas Akibat Banjir-Longsor di Pakistan

    Bertambah, 321 Orang Tewas Akibat Banjir-Longsor di Pakistan

    Islamabad

    Petugas penyelamat Pakistan berjuang keras untuk mengevakuasi jenazah dari puing-puing setelah banjir bandang dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan monsun lebat melanda wilayah utara negara tersebut. Dalam waktu 48 jam terakhir, jumlah korban tewas dilaporkan bertambah menjadi sedikitnya 321 orang.

    Otoritas Manajemen Bencana Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/8/2025), melaporkan bahwa sebagian besar korban tewas, atau sebanyak 307 korban tewas di antaranya, ada di area pegunungan provinsi tersebut.

    Para korban kehilangan nyawa akibat banjir bandang dan rumah-rumah yang ambruk. Terdapat 15 wanita dan 13 anak-anak di antara korban tewas di provinsi itu.

    Sekitar 23 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Sembilan orang lainnya tewas di area Kashmir yang dikuasai Pakistan, sedangkan lima korban tewas lainnya ada di wilayah utara Gilgit Baltistan.

    Dilaporkan juga bahwa lima orang lainnya, termasuk dua pilot, tewas ketika sebuah helikopter pemerintah jatuh akibat cuaca buruk saat menjalankan misi penyelamatan pada Jumat (15/8).

    Badan penyelamat Provinsi Khyber Pakhtunkhwa mengatakan kepada AFP bahwa sekitar 2.000 petugas penyelamat terlibat dalam upaya evakuasi jenazah dari reruntuhan dan puing, serta memberikan bantuan di sembilan distrik yang terdampak, di mana hujan masih menghambat upaya semacam itu.

    “Hujan deras, tanah longsor di beberapa area, dan jalanan yang tergenang memberikan tantangan yang signifikan dalam penyaluran bantuan, terutama dalam pengangkutan alat berat dan ambulans,” kata juru bicara badan penyelamat Kyhber Pakhtunkhwa, Bilal Ahmed Faizi, kepada AFP.

    “Karena penutupan jalan di sebagian besar wilayah, para petugas penyelamat berjalan kaki untuk melakukan operasi di daerah-daerah terpencil,” sebutnya.

    “Mereka berusaha mengevakuasi korban selamat, tetapi sangat sedikit orang yang mengungsi karena kematian kerabat atau orang tercinta mereka yang terjebak di reruntuhan,” ucap Ahmed Faizi.

    Pemerintah Provinsi Kyhber Pakhtunkhwa telah menetapkan distrik pegunungan Buner, Bajaur, Swat, Shangla, Mansehra, dan Battagram sebagai area terdampak bencana. Pemerintah Provinsi Khyber Pakhtunkhwa juga mengumumkan hari berkabung pada Sabtu (16/8), dengan pengibaran bendera setengah tiang.

    Badan meteorologi setempat telah mengeluarkan peringatan hujan lebat untuk wilayah barat laut Pakistan, dan mengimbau masyarakat untuk mengambil “tindakan pencegahan”.

    Musim monsun membawa sekitar tiga perempat curah hujan tahunan ke wilayah Asia Selatan, yang vital bagi pertanian dan ketahanan pangan, namun juga membawa kerusakan. Longsor dan banjir bandang sering terjadi selama musim ini, yang biasanya dimulai pada Juni dan mereda pada akhir September.

    Lihat juga Video ‘Badai Debu di Pakistan, 8 orang Tewas’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Janji Prabowo Berantas Tambang Ilegal Meski Dibekingi Jenderal

    Janji Prabowo Berantas Tambang Ilegal Meski Dibekingi Jenderal

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menaruh perhatian serius terhadap keberadaan tambang ilegal yang belakangan mendapatkan sorotan publik.

    Tambang ilegal sangat berisiko longsor dan membahayakan nyawa para penambang. Belum lama ini, sekitar 20 orang penambang meninggal akibat tanah longsor di area penambangan ilegal di Gunung Kuda, Cirebon, Jawa Barat.

    Bukan hanya membahayakan keselamatan, tambang ilegal juga disebut merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah.

    Dalam pidato kenegaraan pada 15 Agustus 2025, Presiden Prabowo berjanji bakal menindak 1.063  Praktik Pertambangan Tanpa Izin (PETI) yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurutnya, potensi kerugian negara dari keberadaan tambang ilegal itu bisa mencapai minimal Rp300 triliun.

    “Kami akan tertibkan tambang-tambang yang melanggar aturan, saya telah diberi laporan oleh aparat-aparat bahwa terdapat 1.063 tambang ilegal,” ujarnya dalam pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) yang digelar hari ini, Jumat (15/8/2025).

    Keseriusan Prabowo dalam memberantas tambang ilegal juga tampak dari pembentukan Direktorat Penegakkan Hukum (Ditjen Gakkum) oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

    Untuk diketahui, pembentukan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Energi dan Sumber Daya Mineral (Ditjen Gakkum ESDM) merujuk pada amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 169 Tahun 2024 tentang Kementerian ESDM yang ditandatangani pada 5 November 2024. 

    Ditjen Gakkum mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penegakan hukum ESDM. Ditjen Gakkum juga menyelenggarakan fungsi perumusan, pelaksanaan, serta koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang pencegahan, dan penanganan pengaduan.

    Lalu, pengawasan kepatuhan hukum, penyidikan, pengenaan sanksi administratif, dan penerapan hukum pidana, serta dukungan operasi penegakan hukum energi dan sumber daya mineral.

    Jenderal Bekingan Tambang Ilegal

    Presiden Prabowo Subianto memperingatkan jenderal aktif maupun pensiunan Polisi atau TNI jika menghalang-halangi penindakan terkait 1.063 dugaan tambang ilegal di Indonesia.

    Hal tersebut disampaikan Prabowo saat melakukan pidato kenegaraan perdananya di sidang tahunan MPR RI di kompleks Senayan, Jakarta, pada Jumat (15/8/2025).

    “Saya beri peringatan apakah ada orang-orang besar orang-orang kuat jenderal-jenderal dari manapun. Apakah jenderal dari TNI atau jenderal dari polisi atau mantan jenderal tidak ada alasan. Kami akan bertindak atas nama rakyat,” ujar Prabowo.

    Eks Danjen Kopassus ini mengklaim bahwa dirinya sudah mengetahui seluk beluk dari tindakan yang diduga dilakukan oleh petinggi aparat keamanan baik itu kepolisian maupun TNI tersebut.

    “Saya sudah lama jadi orang Indonesia, segala ulah, apalagi saya ini senior mantan tentara, jadi junior-junior itu jangan macam-macam ya, aku tahu,” ujar Prabowo.

    Kemudian, dia juga mengemukakan bahwa cara untuk melakukan penindakan itu dilakukan dengan memerintahkan pasukan yang tidak bertugas di wilayahnya.

    Instruksi itu pun sudah disampaikan ke Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Prabowo agar anggotanya tidak membekingi aktivitas ilegal terkait kekayaan alam di Indonesia.

    “Kalau ada yang berani saya telah perintahkan Panglima TNI dan Kapolri. Kalau anda mau ke provinsi ini pakai pasukan dari provinsi lain. Jangan-jangan ada anak buahmu di kebun-kebun itu,” tutur Prabowo.

    Di samping itu, orang nomor satu di Indonesia ini juga menyatakan tidak akan tebang pilih dalam menindak pihak yang terlibat dalam pelanggaran ini.

    Pasalnya, Prabowo mengakui tidak akan segan menindak kader Gerindra yang terlibat dengan aktivitas ilegal tersebut.

    “Laporkan saja karena walaupun kau Gerindra tidak akan saya lindungi,” pungkas Prabowo.

  • Banjir-Longsor di Pakistan Tewaskan Nyaris 200 Orang dalam 24 Jam

    Banjir-Longsor di Pakistan Tewaskan Nyaris 200 Orang dalam 24 Jam

    Islamabad

    Banjir bandang dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan monsun lebat melanda wilayah Pakistan bagian utara. Sedikitnya 199 orang tewas dalam waktu 24 jam akibat berbagai insiden yang terjadi saat bencana alam itu terjadi.

    Bencana banjir dan longsor ini memicu situasi mengerikan yang disebut oleh penduduk setempat bagaikan “kiamat”.

    Laporan para pejabat nasional dan lokal Pakistan, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/8/2025), menyebut bahwa sebanyak 180 korban tewas di antaranya berada di area Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

    Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan menambahkan bahwa sekitar sembilan korban tewas lainnya ada di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan dan lima korban tewas lainnya ada di wilayah Gilgit-Baltistan.

    Sebagian besar korban tewas akibat banjir bandang dan rumah-rumah yang ambruk, dengan para korban tewas termasuk 19 wanita dan 17 anak-anak. Sebanyak 28 orang lainnya mengalami luka-luka di wilayah-wilayah tersebut.

    Sekitar lima orang lainnya, termasuk dua pilot, menurut kepala menteri Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Ali Amin Gandapur, tewas ketika sebuah helikopter pemerintah wilayah provinsi tersebut terjatuh akibat cuaca buruk saat menjalankan misi penyelamatan.

    Pemerintah provinsi tersebut menyatakan distrik pegunungan Buner, Bajaur, Mansehra, dan Battagram sebagai area-area terdampak parah bencana tersebut.

    Di Bajaur, distrik suku yang berbatasan dengan Afghanistan, kerumunan orang berkumpul di sekitar ekskavator yang sedang menggali area perbukitan yang diselimuti lumpur. Doa pemakaman dimulai di area padan rumput di dekatnya, dengan orang-orang berkabung di depan beberapa jenazah yang ditutupi selimut.

    “Saya mendengar suara keras seolah-olah gunung itu longsor. Saya bergegas keluar dan melihat seluruh area berguncang, seolah-olah akhir dunia akan tiba,” tutur seorang penduduk distrik Buner, Azizullah, kepada AFP. Puluhan korban tewas dan korban luka tercatat di Buner.

    “Saya pikir itu kiamat,” ucapnya. “Tanah bergetar karena derasnya air, dan rasanya seperti kematian sedang menatap saya,” kata Azizullah.

    Badan meteorologi setempat telah mengeluarkan peringatan hujan lebat untuk wilayah barat laut Pakistan, mengimbau masyarakat untuk menghindari “paparan yang tidak perlu ke area-area rentan”.

    Pemerintah Khyber Pakhtunkhwa mengumumkan hari berkabung pada Sabtu (16/8) waktu setempat.

    “Bendera setengah tiang akan dikibarkan di seluruh wilayah provinsi ini, dan para korban tewas akan dimakamkan dengan penghormatan kenegaraan penuh,” demikian pernyataan kantor kepala menteri Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Ali Amin Gandapur.

    Lihat juga Video ‘Badai Debu di Pakistan, 8 orang Tewas’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Hujan Deras Picu Banjir-Tanah Longsor di Pakistan, 30 Orang Tewas

    Hujan Deras Picu Banjir-Tanah Longsor di Pakistan, 30 Orang Tewas

    Jakarta

    Hujan deras memicu tanah longsor dan banjir bandang di Pakistan utara, menewaskan sedikitnya 30 orang. Banyak orang lainnya terjebak di reruntuhan rumah mereka.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (15/8/2025, setidaknya 23 orang tewas dalam 24 jam terakhir di provinsi pegunungan Khyber Pakhtunkhwa, sementara tujuh orang tewas di area wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan, kata otoritas penanggulangan bencana regional pada hari Jumat (15/8).

    Hujan deras menghanyutkan beberapa rumah di distrik Bajaur di barat laut Pakistan, menewaskan 16 orang dan membuat lebih dari 20 orang lainnya terlantar, kata badan penanggulangan bencana provinsi kepada AFP.

    Badan Meteorologi juga telah mengeluarkan peringatan hujan deras untuk wilayah barat laut, mendesak masyarakat untuk menghindari “paparan yang tidak perlu ke daerah-daerah rentan”.

    Musim hujan tahunan membawa 70 hingga 80 persen curah hujan ke Asia Selatan, yang vital bagi pertanian dan ketahanan pangan, tetapi juga membawa kerusakan.

    Sebelumnya pada tahun 2022, banjir selama musim hujan telah menenggelamkan sepertiga wilayah negara tersebut dan menewaskan 1.700 orang.

    Lihat juga Video: Melihat Parahnya Dampak Banjir di India, 4 Nyawa Melayang

    (ita/ita)

  • Tambang Emas di Tanzania Longsor, 25 Pekerja Tertimbun Tanah

    Tambang Emas di Tanzania Longsor, 25 Pekerja Tertimbun Tanah

    Jakarta

    Tambang emas di Tanzania longsor. Sebanyak 25 orang saat ini hilang tertimbun tanah.

    “Operasi penyelamatan sedang berlangsung di sebuah tambang Tanzania yang runtuh tiga hari lalu, mengubur setidaknya 25 orang, kata Presiden Tanzania, Samia Suluhu Hassan, dilansir AFP, Jumat (15/8/2025).

    Longsor terjadi pada Senin (11/8) waktu setempat. Petugas saat itu sedang melakukan pemeliharaan tambang emas di lokasi.

    Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di X, Hassan mengatakan bahwa “25 rekan senegara kami yang bekerja di tambang itu terkubur di bawah reruntuhan”.

    Ia menyampaikan “kesedihan yang mendalam” atas kecelakaan tersebut, dan mengatakan bahwa badan keamanan akan membantu pasukan pemadam kebakaran dan penyelamat untuk mempercepat operasi penyelamatan yang sedang berlangsung.

    “Orang-orang yang terkubur sedang melakukan pemeliharaan di terowongan,” katanya.

    Pada bulan Januari tahun lalu, 22 penambang tewas dalam tanah longsor di tambang emas lain di wilayah utara negara itu, setelah diguyur hujan deras.

    Dan pada bulan Januari 2017, 15 orang diselamatkan setelah terjebak di bawah tanah selama dua hari setelah tambang mereka runtuh.

    (ygs/ygs)