Topik: longsor

  • Potensi Cuaca Ekstrem, Pemprov Jatim-BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

    Potensi Cuaca Ekstrem, Pemprov Jatim-BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

    Surabaya (beritajatim.com) – BMKG Stasiun Juanda telah memberikan peringatan bahwa mulai tanggal 12 sampai 17 September 2025 akan terjadi potensi cuaca ekstrem. Yakni, hujan intensitas sedang hingga deras.

    “Maka telah dilakukan koordinasi antara Gubernur Jatim dan Kepala BNPB. Sehingga, hasilnya adalah akan dilaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Jawa Timur mengingat adanya potensi cuaca ekstrem terjadi hujan intensitas sedang hingga deras. Pos operasi sejak tanggal 12 September itu ada di Lanudal Base Ops Juanda menggunakan anggaran APBN BNPB,” kata Sekretaris BPBD Jatim yang juga Plh Kalaksa BPBD Jatim, Andhika Nurrahmad Sudigda, Senin (15/9/2025).

    Posko OMC ada di Lanudal Base Ops Juanda ini dalam rangka penanganan darurat Bencana Hidrometeorologi di Provinsi Jatim Tahun 2025.

    Bencana Hidrometeorologi seperti hujan sedang hingga lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es ini melanda 22 dilayah di Jatim.

    Dalam rilis BMKG Stasiun Juanda, ada 22 kabupaten/kota yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan. Daerah-daerah itu yakni di Bondowoso, Jember, Kabupaten Kediri, Jombang, Kota Malang.

    Kemudian Kota Batu, Lumajang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Mojokerto, Nganjuk, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Kabupaten Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.

    Pantauan beritajatim.com di Posko OMC, sejumlah pihak dari BNPB, BMKG Stasiun Juanda, BPBD Jatim, Alkonost (operator penerbangan) dan Puspenerbal sedang menggelar rapat evaluasi pelaksanaan OMC yang sudah dilakukan tiga kali sejak Sabtu (13/9/2025). Yakni, pertama dilakukan di Mojokerto, Tuban, dan Bojonegoro. Kemudian, kedua dilakukan di perairan timur dan selatan Banyuwangi serta ketiga di Tuban dan Lamongan. [tok/aje]

  • Musim Hujan Maju di RI, BMKG Warning Cuaca di Wilayah Ini

    Musim Hujan Maju di RI, BMKG Warning Cuaca di Wilayah Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan sejumlah daerah telah memasuki musim hujan terlebih dulu. Termasuk beberapa daerah di Pulau Jawa.

    Dalam konferensi pers yang dilakukan BMKG, Jumat (12/9/2025), Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan 42% wilayah Indonesia (294 Zona Musim atau ZOM) masuk dalam daerah yang mengalami musim hujan lebih awal dari biasanya.

    “Sebagian besar wilayah Indonesia curah hujan, sifat hujannya adalah normal secara mayoritas dengan diwarnai di beberapa daerah 27% itu di atas normal,” jelasnya.

    Selain itu, 7,1% atau 51 ZOM memasuki musim hujan secara normal. Sementara itu, 8% atau 56 ZOM diprediksi mundur.

    Sejumlah wilayah Indonesia (27% ZOM) akan mengalami musim hujan di atas normal atau lebih basah. Daerah yang mengalaminya mulai dari sebagian kecil Sumatra, sebagian besar Banten, sebagian besar Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara Timur, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, Papua Barat bagian timur, dan sebagian Papua.

    Dalam kesempatan itu juga diumumkan cuaca selama sepekan ke depan. Diperkirakan wilayah Indonesia akan mengalami hujan lebat dan angin kencang dengan angin kencang.

    “Berdasarkan dinamika atmosfer di kondisi sepekan ke depan. Selama sepekan ke depan, cuaca Indonesia diperkirakan bervariasi dengan potensi hujan lebat disertai angin kencang di banyak wilayah,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati

    Dwikorita mengingatkan untuk mewaspadai dampak hujan lebat dan angin kencang, mulai dari anjir, genangan air, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, serta gangguan transportasi. Selain itu banjir rob yang akan menimpa wilayah pesisir Indonesia.

    “Termasuk risiko gelombang tinggi di perairan dan banjir pesisir atau rob, terutama di wilayah pantai utara Jawa serta pesisir selatan di wilayah Indonesia,” jelasnya.

    Berikut perkiraan potensi hujan lebat dan angin kencang selama 15-18 September:

    Hujan Lebat: Sumatra Utara, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
    Angin Kencang: Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, dan Maluku.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Banjir Bandang Nagekeo: 747 KK Mengungsi, 7 Jembatan Putus

    Banjir Bandang Nagekeo: 747 KK Mengungsi, 7 Jembatan Putus

    Liputan6.com, Nagekeo – Banjir dan longsor yang menerjang Kabupaten Nagekeo NTT meninggalkan kerusakan parah, di antaranya 27 bangunan irigasi hancur, 24 titik ruas jalan rusak sepanjang 57 km, dan tujuh jembatan utama putus total. Selain itu, 40 rumah warga hanyut, 17 rusak berat, dan 48 mengalami kerusakan ringan.

    Data sementara mencatat lima korban jiwa, tiga orang masih hilang, serta 16 warga luka-luka. Sebanyak 747 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke rumah kerabat.

    Pemerintah telah menyiapkan tenda darurat, dapur umum, serta menyalurkan bahan pangan. Sementara itu, PUPR, TNI, dan Polri fokus membuka akses jalan dan jembatan agar bantuan bisa menjangkau desa yang terisolasi.

    Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma menegaskan, distribusi bantuan harus tepat sasaran, terutama bagi anak-anak, lansia, dan keluarga yang paling terdampak.

    Johni juga menyampaikan komitmen pemerintah untuk pemulihan bertahap, dari penanganan darurat hingga pembangunan jangka panjang.

    Pernyataan itu saat Johni melakukan kunjungan ke Kabupaten Nagekeo untuk meninjau langsung kondisi wilayah yang dilanda banjir bandang pada 7-9 September lalu.

    Selama hampir tiga jam, ia bersama rombongan melihat kerusakan infrastruktur, kondisi pengungsi, dan merumuskan langkah penanganan bersama pemerintah daerah serta instansi terkait.

    Ia menegaskan pemerintah hadir bersama masyarakat yang terdampak banjir bandang Nagekeo NTT.

    “Atas arahan Presiden Prabowo, kami akan berupaya maksimal menanggulangi semua kerusakan dan memastikan masyarakat mendapat perlindungan, bantuan, dan harapan baru,” katanya.

     

  • Banjir Bandang Lampung Barat Sapu Puluhan Rumah Akibat 29 Ribu Hektare Hutan Berubah Fungsi

    Banjir Bandang Lampung Barat Sapu Puluhan Rumah Akibat 29 Ribu Hektare Hutan Berubah Fungsi

    Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Suoh sejak Rabu sore membuat Sungai Way Haru meluap. Arus deras membawa lumpur, kayu besar, hingga menghantam permukiman warga.

    Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Yuni Iswandari Yuyun, mengatakan puluhan rumah rusak berat dan lima di antaranya hanyut terbawa arus.

    “Begitu laporan masuk, tim segera diterjunkan untuk membantu evakuasi warga terdampak banjir bandang dan longsor,” ujarnya, Kamis (11/9/2025).

    Petugas gabungan dari Polsek Bandar Negeri Suoh, BPBD, Babinsa, aparat kecamatan, hingga warga setempat bergotong royong melakukan evakuasi. 

    Dalam kondisi gelap dan arus deras, mereka menyeberangi sungai demi menyelamatkan penduduk yang terjebak.

    Sedikitnya 80 rumah rusak berat, puluhan sepeda motor terendam, dan satu unit mobil Avanza tertimpa pohon tumbang. Kerugian ditaksir mencapai setengah miliar rupiah, meski beruntung tidak ada korban jiwa. Selain evakuasi, aparat bersama pemerintah daerah juga menyalurkan bantuan darurat.

    “Kepedulian bersama sangat dibutuhkan agar korban segera bangkit dari dampak bencana ini,” tutup dia.

  • Musim Hujan Datang Lebih Cepat, BMKG Paparkan Ancaman dan Peluang

    Musim Hujan Datang Lebih Cepat, BMKG Paparkan Ancaman dan Peluang

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan 2025/2026 di Indonesia akan datang lebih awal dari kondisi normal. Ada ancaman dan peluang yang dihadapi.

    Berdasarkan pemantauan iklim terkini, sebagian wilayah Indonesia mulai memasuki musim hujan sejak Agustus 2025. Secara bertahap akan meluas ke sebagian besar wilayah pada periode September hingga November 2025.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa dibandingkan dengan rata-rata klimatologis 1991–2020, awal musim hujan tahun ini cenderung maju di sebagian besar wilayah Indonesia. 

    “Musim hujan diprediksi berlangsung dari Agustus 2025 hingga April 2026, dengan puncak hujan yang bervariasi, sebagian besar terjadi pada November–Desember 2025 di Sumatera dan Kalimantan, serta Januari–Februari 2026 di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” katanya melalui keterangan pers, Sabtu (13/9/2025)

    Dari 699 zona musim (ZOM) di Indonesia, 79 di antaranya (11,3%) diprediksi akan memasuki musim hujan pada September 2025.

    Kawasan itu meliputi sebagian besar Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat bagian utara, Jambi bagian barat, Bengkulu bagian utara, Bangka Belitung bagian selatan, Sumatera Selatan, sebagian kecil Jawa, Kalimantan Selatan, dan sebagian Papua Selatan.

    Sebanyak 149 ZOM (21,3%) lainnya diprediksikan memasuki musim hujan pada Oktober 2025 yang meliputi sebagian Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, Sulawesi bagian selatan, dan Papua bagian tengah. 

    Sementara itu, 105 ZOM (15%) akan mulai mengalami musim hujan pada November 2025 yang meliputi sebagian besar Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Sulawesi bagian tengah dan tenggara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, serta sebagian Papua.

    “Dengan kondisi ini, potensi ancaman bahaya hidrometeorologi yang dapat menyebabkan dampak seperti banjir, banjir bandang, genangan air, tanah longsor, dan angin kencang tetap perlu diwaspadai, terutama pada wilayah dengan prediksi curah hujan atas normal,” ujarnya.

    Oleh karena itu, lanjut Dwikorita, BMKG mengimbau kementerian/lembaga, pemerintah daerah, sektor terkait, dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan. 

    Penyesuaian kalender tanam pertanian, pengelolaan waduk dan irigasi, perbaikan drainase, pengendalian hama di perkebunan, hingga langkah mitigasi dampak ancaman bahaya hidrometeorologi harus dilakukan sejak dini agar dampak dapat ditekan.

    Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menerangkan bahwa faktor global dan regional turut memengaruhi dinamika musim hujan tahun ini. 

    Pada Agustus 2025, fenomena El Niño–Southern Oscillation (ENSO) berada dalam kondisi netral (indeks –0,34), sehingga tidak ada pengaruh signifikan dari Samudra Pasifik. 

    Di sisi lain, Indian Ocean Dipole (IOD) tercatat dalam kondisi negatif (indeks –1,2), yang menandakan adanya suplai tambahan uap air dari Samudra Hindia ke wilayah Indonesia khususnya bagian barat.

    Selain itu, kata dia, suhu muka laut di perairan sekitar Indonesia lebih hangat (+0,42) dari rata-rata klimatologis, sehingga memicu pembentukan awan hujan lebih intensif. 

    ENSO netral diprediksikan bertahan hingga akhir 2025, sementara IOD negatif diperkirakan berlangsung hingga November 2025.

    “Kondisi musim hujan yang maju dari normal memberikan manfaat positif bagi petani untuk menyesuaikan pola tanam lebih dini, guna meningkatkan produktivitas sekaligus mendukung upaya swasembada pangan,” terangnya.

    Oleh karena itu, BMKG mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memanfaatkan informasi cuaca dan iklim yang sudah disediakan sebagai dasar dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

    Di saat yang sama, BMKG menekankan pentingnya langkah antisipasi di berbagai sektor dalam menghadapi musim hujan ini. 

    Untuk sektor pertanian, penyesuaian jadwal tanam, penggunaan varietas tahan genangan, serta perbaikan irigasi dan drainase menjadi kunci agar produksi tidak terganggu. 

    Di sektor perkebunan, kelembaban tinggi perlu diantisipasi melalui pengendalian hama dan penyakit, pengelolaan drainase yang baik, serta penyesuaian pemupukan.

  • Musim Hujan Datang Lebih Cepat, BMKG Paparkan Ancaman dan Peluang

    Musim Hujan Datang Lebih Cepat, BMKG Paparkan Ancaman dan Peluang

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan 2025/2026 di Indonesia akan datang lebih awal dari kondisi normal. Ada ancaman dan peluang yang dihadapi.

    Berdasarkan pemantauan iklim terkini, sebagian wilayah Indonesia mulai memasuki musim hujan sejak Agustus 2025. Secara bertahap akan meluas ke sebagian besar wilayah pada periode September hingga November 2025.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa dibandingkan dengan rata-rata klimatologis 1991–2020, awal musim hujan tahun ini cenderung maju di sebagian besar wilayah Indonesia. 

    “Musim hujan diprediksi berlangsung dari Agustus 2025 hingga April 2026, dengan puncak hujan yang bervariasi, sebagian besar terjadi pada November–Desember 2025 di Sumatera dan Kalimantan, serta Januari–Februari 2026 di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” katanya melalui keterangan pers, Sabtu (13/9/2025)

    Dari 699 zona musim (ZOM) di Indonesia, 79 di antaranya (11,3%) diprediksi akan memasuki musim hujan pada September 2025.

    Kawasan itu meliputi sebagian besar Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat bagian utara, Jambi bagian barat, Bengkulu bagian utara, Bangka Belitung bagian selatan, Sumatera Selatan, sebagian kecil Jawa, Kalimantan Selatan, dan sebagian Papua Selatan.

    Sebanyak 149 ZOM (21,3%) lainnya diprediksikan memasuki musim hujan pada Oktober 2025 yang meliputi sebagian Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, Sulawesi bagian selatan, dan Papua bagian tengah. 

    Sementara itu, 105 ZOM (15%) akan mulai mengalami musim hujan pada November 2025 yang meliputi sebagian besar Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Sulawesi bagian tengah dan tenggara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, serta sebagian Papua.

    “Dengan kondisi ini, potensi ancaman bahaya hidrometeorologi yang dapat menyebabkan dampak seperti banjir, banjir bandang, genangan air, tanah longsor, dan angin kencang tetap perlu diwaspadai, terutama pada wilayah dengan prediksi curah hujan atas normal,” ujarnya.

    Oleh karena itu, lanjut Dwikorita, BMKG mengimbau kementerian/lembaga, pemerintah daerah, sektor terkait, dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan. 

    Penyesuaian kalender tanam pertanian, pengelolaan waduk dan irigasi, perbaikan drainase, pengendalian hama di perkebunan, hingga langkah mitigasi dampak ancaman bahaya hidrometeorologi harus dilakukan sejak dini agar dampak dapat ditekan.

    Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menerangkan bahwa faktor global dan regional turut memengaruhi dinamika musim hujan tahun ini. 

    Pada Agustus 2025, fenomena El Niño–Southern Oscillation (ENSO) berada dalam kondisi netral (indeks –0,34), sehingga tidak ada pengaruh signifikan dari Samudra Pasifik. 

    Di sisi lain, Indian Ocean Dipole (IOD) tercatat dalam kondisi negatif (indeks –1,2), yang menandakan adanya suplai tambahan uap air dari Samudra Hindia ke wilayah Indonesia khususnya bagian barat.

    Selain itu, kata dia, suhu muka laut di perairan sekitar Indonesia lebih hangat (+0,42) dari rata-rata klimatologis, sehingga memicu pembentukan awan hujan lebih intensif. 

    ENSO netral diprediksikan bertahan hingga akhir 2025, sementara IOD negatif diperkirakan berlangsung hingga November 2025.

    “Kondisi musim hujan yang maju dari normal memberikan manfaat positif bagi petani untuk menyesuaikan pola tanam lebih dini, guna meningkatkan produktivitas sekaligus mendukung upaya swasembada pangan,” terangnya.

    Oleh karena itu, BMKG mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memanfaatkan informasi cuaca dan iklim yang sudah disediakan sebagai dasar dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

    Di saat yang sama, BMKG menekankan pentingnya langkah antisipasi di berbagai sektor dalam menghadapi musim hujan ini. 

    Untuk sektor pertanian, penyesuaian jadwal tanam, penggunaan varietas tahan genangan, serta perbaikan irigasi dan drainase menjadi kunci agar produksi tidak terganggu. 

    Di sektor perkebunan, kelembaban tinggi perlu diantisipasi melalui pengendalian hama dan penyakit, pengelolaan drainase yang baik, serta penyesuaian pemupukan.

  • Respons Cepat PLN Pulihkan Listrik Pascabencana, Warga Bali Kembali Beraktivitas
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        13 September 2025

    Respons Cepat PLN Pulihkan Listrik Pascabencana, Warga Bali Kembali Beraktivitas Nasional 13 September 2025

    Respons Cepat PLN Pulihkan Listrik Pascabencana, Warga Bali Kembali Beraktivitas
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah menormalkan kembali jaringan listrik di Bali, Kamis (11/9/2025) sekitar pukul 19.45 WITA. Sebelumnya, jaringan listrik dihentikan sementara akibat banjir dan longsor.
    Lebih dari 90.000 pelanggan yang sebelumnya terdampak kini kembali menikmati pasokan listrik.
    Pemulihan jaringan listrik dilakukan secara bertahap dengan mengutamakan keselamatan masyarakat. Upaya ini juga diprioritaskan untuk memastikan pasokan ke fasilitas vital tetap terjaga, seperti rumah sakit dan layanan publik.
    Direktur Distribusi PLN Arsyadany Ghana Akmalaputri menegaskan, keselamatan pelanggan dan keandalan pasokan listrik tetap menjadi prioritas utama PLN, meski dalam kondisi darurat.
    Ia menjelaskan, penghentian sementara aliran listrik di sejumlah titik dilakukan untuk melindungi pelanggan dan aset masyarakat. Setelah kondisi dipastikan aman, jaringan segera dinormalkan kembali.
    “Selama proses tersebut, kami memastikan fasilitas vital tetap mendapat pasokan listrik, seperti rumah sakit, bandara, dan layanan publik lainnya,” ujar Arsyadany dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/9/2025).
    Arsyadany juga mengapresiasi partisipasi masyarakat yang sigap memberikan informasi lapangan. Hal ini sangat membantu tim PLN dalam mempercepat pemulihan jaringan listrik di wilayah terdampak.
    General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali Eric Rossi Priyo Nugroho menyampaikan bahwa PLN telah mengerahkan 973 personel yang bersiaga 24 jam untuk mengamankan pasokan listrik di wilayah terdampak.
    Tim PLN bekerja siang dan malam untuk mempercepat pemulihan pasokan listrik. Terlebih, masyarakat di Bali tengah merayakan Hari Raya Pagerwesi.
    “Prioritas kami adalah memastikan layanan di rumah sakit dan bandara tetap terjaga. Selanjutnya, pemulihan dilakukan bertahap untuk pelanggan umum,” kata Eric.
    PLN, lanjut Eric, sempat menghentikan sementara pasokan listrik pada 6 penyulang dan 52 gardu akibat banjir. Pihaknya juga mematikan 11 penyulang dan 527 gardu karena terdampak angin kencang dan longsor.
    PLN mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap bahaya listrik di tengah banjir. Masyarakat diminta segera mematikan listrik melalui MCB di kWh meter jika air mulai masuk rumah. Hindari kontak dengan peralatan listrik dan menggunakan penerangan darurat yang aman.
    “Jika butuh bantuan, masyarakat dapat melaporkan gangguan melalui aplikasi PLN Mobile atau
    contact center
    123,” tutur Eric.
    Salah satu pelanggan dari sektor perhotelan di Kuta, Badung, Bali, Kusno Hariyanto, mengatakan, langkah responsif PLN sangat membantu menjaga operasional di tengah bencana.
    Oleh karena itu, ia berterima kasih kepada PLN yang cepat membantu mengamankan aliran listrik di area terdampak banjir.
    “(Normalisasi jaringan listrik) ini sangat membantu kami dalam proses evakuasi dan pembersihan sehingga operasional kami bisa kembali berjalan normal,” ujar Kusno.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6
                    
                        Anjing di Bali Bangunkan Tuannya Saat Kebanjiran, Prabowo: Kamu Pahlawan
                        Nasional

    6 Anjing di Bali Bangunkan Tuannya Saat Kebanjiran, Prabowo: Kamu Pahlawan Nasional

    Anjing di Bali Bangunkan Tuannya Saat Kebanjiran, Prabowo: Kamu Pahlawan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang warga Bali menceritakan saat seekor anjing peliharaan membangunkannya ketika air banjir sudah memasuki kamar.
    Cerita itu disampaikan warga tersebut saat Prabowo blusukan ke dalam gang-gang sempit dan lembah sungai di Bali yang terdampak banjir.
    Saat meninjau di tepian sungai, sejumlah warga mendatangi Prabowo dan menyalaminya.
    Salah seorang perempuan muda kemudian menceritakan bagaimana seekor anjing menyelamatkan dirinya.
    “Pak, ini yang bangunin saya pas banjir, Pak,” ujar warga tersebut sebagaimana terekam dalam video di YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (13/9/2025).
    “Dia bangunin?” timpal Prabowo.
    “Iya, saya digaruk-garuk,” jawab perempuan tersebut.
    Menurut dia, saat itu masih pukul empat dini hari.
    Air sudah memasuki kamar tidurnya, namun ia belum terbangun.
    “Iya, jam 4 pagi,” ujar perempuan itu.
    “Waduh,” kata Prabowo, tampak takjub.
    “Air sudah di kamar, dia yang bangunin. Kalau enggak, saya enggak tahu, Pak,” kata perempuan tersebut.
    “Waduh, waduh, kamu pahlawan dong,” kata Prabowo, sembari menunjuk anjing di bawah kakinya.
    “Iya, iya, dia pahlawan saya,” timpal perempuan itu.
    “Aduh, aduh, selamat kan tuan ya,” ujar Prabowo lagi.
    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, terdapat 120 titik banjir yang menggenangi tujuh wilayah administrasi kabupaten dan kota di Pulau Dewata.
    Titik banjir paling banyak terjadi di Kota Denpasar dengan jumlah 81 titik.
    Kemudian, Kabupaten Gianyar 14 titik, Kabupaten Badung 12 titik, Kabupaten Tabanan 8 titik, Kabupaten Karangasem dan Jembrana masing-masing 4 titik, dan Kabupaten Klungkung 1 titik.
    Selain banjir, BPBD Bali juga melaporkan bencana longsor di 12 titik di Kabupaten Karangasem, 5 titik di Kabupaten Gianyar, dan 1 titik di Kabupaten Badung.
    BPBD melaporkan, sebanyak 15 orang meninggal dunia dan 562 warga mengungsi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Musim Hujan Maju di RI, Waspada Banjir Bandang Cek Peringatan BMKG

    Musim Hujan Maju di RI, Waspada Banjir Bandang Cek Peringatan BMKG

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan perihal peningkatan potensi bencana hidrometeorologi, termasuk banjir bandang. Hal itu menyusul datangnya musim hujan yang lebih cepat dari biasanya di sebagian besar wilayah Indonesia.

    Berdasarkan pemantauan iklim terkini, sebagian wilayah Indonesia mulai memasuki musim hujan sejak Agustus 2025, dan secara bertahap akan meluas ke sebagian besar wilayah pada periode September hingga November 2025.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa awal musim hujan tahun ini diprediksi maju dibandingkan rata-rata klimatologis periode 1991-2020.

    “Musim hujan diprediksi berlangsung dari Agustus 2025 hingga April 2026, dengan puncak hujan yang bervariasi, sebagian besar terjadi pada November-Desember 2025 di Sumatera dan Kalimantan, serta Januari-Februari 2026 di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (13/9/2025).

    Dari total 699 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, 79 zona (11,3%) diperkirakan mulai mengalami musim hujan pada September 2025, meliputi sebagian besar Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan sebagian Papua.

    Sementara itu, gelombang musim hujan akan terus meluas dengan 149 ZOM lainnya diprediksi mulai hujan pada Oktober dan 105 ZOM pada November 2025.

    BMKG menyebut terdapat 193 zona (27,6%) yang diprediksi mengalami hujan di atas normal, termasuk:

    Sebagian besar Jawa Barat
    Wilayah di Jawa Tengah
    Beberapa kawasan Sulawesi
    Wilayah Maluku dan Papua

    Kondisi tersebut meningkatkan risiko banjir bandang, tanah longsor, dan gangguan aktivitas harian masyarakat.

    Dengan begitu, Dwikorita mengimbau semua pihak baik pemerintah pusat maupun daerah untuk segera melakukan mitigasi dan peningkatan kesiapsiagaan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tiba di Bali, Prabowo Akan Tinjau Langsung Lokasi Terdampak Banjir – Page 3

    Tiba di Bali, Prabowo Akan Tinjau Langsung Lokasi Terdampak Banjir – Page 3

    Bencana banjir tersebar paling banyak di ibu kota Provinsi Bali yaitu Denpasar dengan 81 titik. Disusul 15 titik di Kabupaten Gianyar, 12 titik di Kabupaten Badung. Ada 28 titik banjir di Kabupaten Tabanan, 23 titik di Kabupaten Jembrana, dan empat titik di Kabupaten Karangasem.

    Kemudian tanah longsor yang terjadi paling banyak di Tabanan dengan 43 titik, pohon tumbang paling banyak di Tabanan 17 titik, jalan rusak di Bangli dua titik, dan tembok jebol paling banyak di Karangasem 11 titik.

    Dari data laporan sementara, Agung Teja memperkirakan kerugian atas kerusakan 514 unit bangunan mencapai Rp 28.915.360.000.

    “Dengan rincian Kota Denpasar 474 los, kios, dan ruko bangunan rusak di Jalan Sulawesi dan Pasar Kumbasari senilai Rp25.537.360.000, Bangli tiga bangunan rusak dengan estimasi kerusakan Rp292.000.000,” ucapnya.

    Selanjutnya di Tabanan ditemukan 29 bangunan rusak dengan estimasi kerugian Rp3.086.000.000, Karangasem enam bangunan rusak dengan nilai kerusakan masih dalam proses penghitungan, dan Gianyar ada bangunan rusak dengan nilai kerusakan yang masih dalam proses penghitungan.