Topik: longsor

  • Badan Geologi: Gempa Nabire Magnitudo 6,6 Berpotensi Bawa Bahaya Ikutan

    Badan Geologi: Gempa Nabire Magnitudo 6,6 Berpotensi Bawa Bahaya Ikutan

    Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

    Sebelum Gempa:

    – Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.

    – Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

    – Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

    – Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.

    – Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.

    – Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi

    – Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

    – Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

    – Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

    Saat Terjadi Gempa Bumi:

    – Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

    – Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

    – Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

    – Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

    – Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

    Setelah Terjadi Gempa Bumi:

    – Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

    – Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

    – Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

    – Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

    – Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

    – Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

    – Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

  • Badan Geologi: Gempa Nabire Magnitudo 6,6 Berpotensi Bawa Bahaya Ikutan

    Badan Geologi: Gempa Nabire Magnitudo 6,6 Berpotensi Bawa Bahaya Ikutan

    Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

    Sebelum Gempa:

    – Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.

    – Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

    – Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

    – Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.

    – Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.

    – Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi

    – Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

    – Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

    – Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

    Saat Terjadi Gempa Bumi:

    – Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

    – Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

    – Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

    – Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

    – Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

    Setelah Terjadi Gempa Bumi:

    – Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

    – Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

    – Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

    – Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

    – Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

    – Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

    – Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

  • Banjir Bandang dan Longsor Hantam India, 14 Orang Hilang-Rumah Hancur

    Banjir Bandang dan Longsor Hantam India, 14 Orang Hilang-Rumah Hancur

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hujan deras yang memicu banjir bandang dan tanah longsor melanda distrik Chamoli, Uttarakhand, India, sejak Rabu malam (17/9/2025). Sedikitnya 14 orang dilaporkan hilang, 20 orang luka-luka, dan lebih dari 30 rumah hancur.

    Peristiwa terjadi di kawasan Nandanagar, sekitar 260 km dari ibu kota negara bagian Dehradun. Desa yang terdampak parah antara lain Kuntari Lagaphali, Kuntari Lagasarpani, Sera, dan Dhurma. Aliran deras puing dan lumpur menghanyutkan rumah, sementara infrastruktur jalan dan jembatan putus.

    “Kami berfokus pada pemulihan layanan penting secara cepat. Sejauh ini 85 persen jaringan listrik telah dipulihkan dan sisanya akan selesai dalam satu hingga dua hari,” ujar Kepala Menteri Uttarakhand, Pushkar Singh Dhami, dikutip media lokal, Jumat (19/9).

    Tim Satuan Tugas Tanggap Bencana Nasional (NDRF) diterjunkan ke lokasi untuk mencari korban yang masih hilang. Namun, operasi evakuasi terhambat kondisi cuaca buruk. Badan meteorologi setempat memperingatkan hujan lebat masih akan terus terjadi hingga 20 September, dengan risiko longsor dan runtuhnya infrastruktur lebih lanjut.

    Hanya empat hari sebelumnya, hujan deras di Dehradun menewaskan sedikitnya 13 orang dan merusak rumah, toko, hingga dua jembatan utama. Secara keseluruhan, pemerintah negara bagian melaporkan 15 orang masih hilang dan lebih dari 900 orang lainnya mengungsi akibat bencana hidrometeorologi di Uttarakhand.

    Selain Uttarakhand, negara bagian Himachal Pradesh juga terdampak hujan deras pekan ini. Tiga orang dilaporkan tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor di wilayah perbukitan tersebut.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Update Jalan Sumbar-Riau Lumpuh Total Imbas Longsor Limapuluh Kota
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        19 September 2025

    Update Jalan Sumbar-Riau Lumpuh Total Imbas Longsor Limapuluh Kota Regional 19 September 2025

    Update Jalan Sumbar-Riau Lumpuh Total Imbas Longsor Limapuluh Kota
    Tim Redaksi
    PADANG, KOMPAS.com
    – Jalan Sumbar-Riau putus total di Limapuluh Kota, Sumatera Barat, akibat longsor yang terjadi pada Kamis (18/9/2025) malam sekitar pukul 19.00 WIB.
    Longsor tersebut terjadi di dua titik, yaitu Pangkalan dan Kelok 9. Hingga Jumat (19/9/2025) dini hari pukul 01.00 WIB, akses jalan masih belum dapat dibuka.
    “Belum terbuka. Kita menunggu datangnya alat berat ekskavator,” ujar Kepala BPBD Limapuluh Kota, Rahmadinol, yang dihubungi Kompas.com.
    Rahmadinol menjelaskan, longsor ini disebabkan oleh tingginya intensitas hujan di daerah tersebut.
    Di titik longsor Pangkalan, proses pembersihan sudah dimulai. Namun di Kelok 9, akses masih terhalang.
    “Longsornya terus menerus sehingga materialnya semakin tinggi. Kita terpaksa menunggu longsor reda,” tambahnya.
    Akibat longsor ini, akses jalan Sumbar-Riau putus total. Hal ini menyebabkan antrean panjang ratusan kendaraan dari arah Sumbar maupun Riau.
    Rahmadinol menekankan pentingnya segera mengatasi masalah ini untuk memulihkan akses transportasi di wilayah tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Longsor di Kelok 9, Akses Riau-Sumbar Putus Malam Ini

    Longsor di Kelok 9, Akses Riau-Sumbar Putus Malam Ini

    Jakarta

    Jalan lintas Riau-Sumatera Barat di Kabupaten Lima Puluh tertutup tanah longsor. Masyarakat Riau yang akan bepergian ke Sumatera Barat diimbau putar balik atau tunda keberangkatan.

    Dilansir detikSumut, Senin (19/9/2025) longsor terjadi sekitar pukul 19.00 WIB, Kamis (18/9). Material longsor berupa tanah dan batu menutup total akses dari kedua arah.

    “Iya, jalur lintas Riau-Sumbar tutup total. Ini kami terus koordinasi dengan teman-teman di Sumbar tertutup total,” kata Kasat Lantas Polres Kampar, AKP Wulan, saat dikonfirmasi, Kamis (18/9).

    Wulan mengatakan akses tertutup total di Kelok 9. Sehingga Satlantas turut menyiapkan personel di XIII Koto Kampar untuk mengatur lalu lintas dan memberikan imbauan ke pengendara.

    “Ini kami siapkan petugas untuk berjaga di XIII Koto Kampar. Begitu juga di pintu tol, kami koordinasi sama PT HK agar memberi imbauan ke pengendara untuk putar balik,” kata Wulan.

    Sementara itu untuk masyarakat Riau yang akan ke Sumatera Barat, diimbau menunda keberangkatan. Sebab, akses putus total di lokasi akibat tertimbun material longsor.

    Baca selengkapnya di sini.

    (rfs/rfs)

  • Update Jalan Sumbar-Riau Lumpuh Total Imbas Longsor Limapuluh Kota
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        19 September 2025

    Longsor Timbun Jalan di Kelok 9, Jalur Sumbar–Riau Lumpuh Total Regional 18 September 2025

    Longsor Timbun Jalan di Kelok 9, Jalur Sumbar–Riau Lumpuh Total
    Editor
    KOMPAS.com
    – Longsor terjadi di kawasan Jembatan Kelok 9, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, pada Kamis (18/9/2025) malam sekitar pukul 19.00 WIB.
    Material longsor menimbun badan jalan hingga membuat jalur lintas Sumbar–Riau tidak bisa dilalui sama sekali.
    Kepala BPBD Limapuluh Kota, Rahmadinol, saat dihubungi
    Tribunpadang.com
    , membenarkan peristiwa tersebut.
    “Lokasi longsor tepatnya di Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota. Tepatnya di kelok pertama, dari Kelok 9 yang ada di Kecamatan Harau,” jelas Rahmadinol, dikutip dari
    Tribunpekanbaru
    .
    Ia menegaskan, timbunan material yang menutup jalan membuat lalu lintas lumpuh total.
    “Kendaraan roda dua, roda empat, dan kendaraan lainnya tak bisa lewat sama sekali. Lumpuh total,” katanya.
    Rahmadinol menyebut, tim gabungan dari BPBD, TNI, dan Polri sudah berada di lokasi untuk melakukan pembersihan material longsor.
    Namun, hingga berita ini diturunkan, informasi lebih lanjut mengenai kondisi dan penanganan masih menunggu keterangan resmi berikutnya.
    Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul
    Longsor di Kelok 9 Malam Ini, Jalur Lintas Sumbar-Riau Lumpuh Tertutup Timbunan
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 10 Hari Berlalu, Freeport Masih Cari 7 Pekerja Terjebak Longsor Tambang

    10 Hari Berlalu, Freeport Masih Cari 7 Pekerja Terjebak Longsor Tambang

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Freeport Indonesia (PTFI) masih terus melakukan evakuasi tujuh pekerja yang terjebak imbas longsor di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC). Pencarian terus dilakukan sejak kejadian longsor pada Senin (8/9/2025) malam.

    VP Corporate Communications PTFI Katri Krisnati menuturkan, tim penyelamat bekerja tanpa henti untuk membuka akses menuju lokasi keberadaan karyawan dengan alat berat jarak jauh (remote loader), bor, dan drone.

    Namun, upaya tersebut masih berisiko serta menghadapi tantangan besar dan risiko keselamatan tinggi.

    “Tantangan terbesar adalah volume material basah yang masih aktif dalam jumlah yang besar, jauh lebih besar dari yang pernah terjadi,” kata Katri, Kamis (18/9/2025).

    Menurutnya, hal ini membuat proses penyelamatan menjadi sangat kompleks, penuh risiko, dan memerlukan waktu tambahan untuk membersihkan material dalam jumlah besar tersebut.

    “Kami menyadari bahwa upaya penyelamatan ini penuh tantangan, dan tidak mudah. Namun demikian, kami tidak akan menyerah dan akan terus mengerahkan segala daya upaya,” ucap Katri.

    Pimpinan Freeport-McMoRan, Chairman of the Board of Directors Richard Adkerson dan President and Chief Executive Officer Kathleen Quirk, didampingi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas pun telah meninjau langsung upaya penyelamatan yang dilakukan. 

    Mereka juga bertemu dengan keluarga karyawan serta mengikuti doa bersama di berbagai komunitas di Tembagapura. Di samping itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Basarnas Mimika telah meninjau beberapa titik di mana upaya evakuasi dilakukan.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia terus meminta tim untuk mempercepat evakuasi tujuh pekerja PTFI yang terjebak itu.

    Bahlil mengatakan, tim dari Kementerian ESDM telah berkolaborasi dengan PTFI untuk melakukan evakuasi. Selain itu, kepala inspektur tambang (KaIT) bersama tim inspektur tambang dari Kementerian ESDM juga berada di lokasi untuk melakukan pemantauan. 

    “Tim kami di sana. Kami mau percepatan, kami kerjanya di sana full terus. Pak Tony Wenas [presiden direktur PTFI] kemarin komunikasi dengan saya,” ucap Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (17/9/2025).

    Bahlil menuturkan, cuaca buruk masih menjadi hambatan dalam proses evakuasi. Saat ini, operasional pertambangan di GBC pun dihentikan sementara agar fokus pada proses penyelamatan tujuh pekerja yang terjebak. 

    “Sampai dengan hari ini, Freeport masih dalam proses persiapan evakuasi. Cuaca di sana memang masih dalam kondisi yang belum dimungkinkan karena memang itu kan terjadi di underground,” tutur Bahlil.

  • Bahlil Ungkap Kabar 7 Karyawan Freeport yang Terjebak Longsor

    Bahlil Ungkap Kabar 7 Karyawan Freeport yang Terjebak Longsor

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan kabar terbaru mengenai tujuh pekerja PT Freeport Indonesia (PTFI) yang terjebak di area tambang Grasberg Block Caving (GBC), sejak Senin (8/9/2025) malam.

    Hingga saat ini, belum ditemukan titik cerah perihal keberadaan ketujuh pekerja yang terjebak tersebut. Namun Bahlil memastikan, tim pihaknya terus berupaya untuk mengevakuasi para pekerja yang terhitung saat ini sudah 9 hari terjebak di dalam tambang PTFI.

    “Sampai dengan hari ini laporan belum ditemukan. saudara-saudara kita pekerja yang di underground. Dan sekarang seluruh potensi baik manpower, peralatan semua lagi fokus untuk menggali lumpur yang masuk dalam underground itu,” jelas Bahlil di sela acara 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE), di Jakarta, Rabu (17/9/2025).

    Bukan tanpa tantangan, proses evakuasi longsoran tambang PTFI dihadapkan dengan penggalian lumpur yang masuk ke bawah tanah tersebut.

    “Tantangannya pasti ada karena itu kan kita menggali lumpur dalam underground. Jadi pasti itu kesulitannya cukup berarti lah. Kita berdoa lah,” tambahnya.

    Di lain sisi, VP Corporate Communication Freeport Indonesia, Katri Krisnati menyampaikan, sejak insiden terjadi, fokus perusahaan saat ini adalah terus berupaya menyelamatkan 7 pekerja yang terdampak insiden luncuran material basah di area tambang bawah tanah GBC.

    “Tim penyelamat bekerja tanpa henti untuk membuka akses menuju lokasi keberadaan karyawan dengan alat berat, bor, dan drone, meski terus menerus menghadapi tantangan besar dan risiko keselamatan tinggi,” ungkap Katri melalui siaran tertulis yang diterima, Rabu (17/9/2025).

    Tantangan terbesar, kata Katri, adalah volume material basah yang masih aktif dalam jumlah yang besar atau jauh lebih besar dari yang pernah terjadi. Hal ini membuat proses penyelamatan menjadi sangat kompleks, penuh risiko dan memerlukan waktu tambahan untuk membersihkan material dalam jumlah besar tersebut.

    Asal tahu saja, Pimpinan Freeport-McMoRan, Chairman of the Board of Directors Richard Adkerson, President and Chief Executive Officer Kathleen Quirk, didampingi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas meninjau langsung upaya penyelamatan yang dilakukan.

    “Bertemu dengan keluarga karyawan serta mengikuti doa bersama di berbagai komunitas di Tembagapura,” jelas Katri.

    Di samping itu, Kepala Inspektur Tambang (KaIT) bersama tim Inspektur Tambang dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), beserta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan BASARNAS Mimika telah meninjau beberapa titik dimana upaya evakuasi dilakukan.

    “Kami menyadari bahwa upaya penyelamatan ini penuh tantangan, tidak mudah, dan mengkhawatirkan. Namun demikian, kami tidak akan menyerah dan akan terus mengerahkan segala daya upaya. Keluarga dari karyawan juga telah berada di Tembagapura untuk mendapat informasi langsung, dukungan dan pendampingan,”

    “Kami mengajak seluruh pihak untuk mendoakan kelancaran operasi penyelamatan serta keselamatan tim yang bertugas di lapangan,” tandas Katri.

    5 WNI dan 2 WNA

    Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan saat ini Kementerian ESDM dan PTFI masih fokus mencari ketujuh pekerja tersebut. Adapun, dari tujuh pekerja yang terjebak, dua diantaranya merupakan Warga Negara Asing (WNA).

    Tri mengatakan tujuh pekerja yang terjebak terdiri atas lima warga Indonesia, satu warga Chili dan satu warga Afrika Selatan. Pemerintah telah berkoordinasi dengan kedutaan besar tiap negara terkait perkembangan pencarian.

    “Ada WNA. 1 Cile, 1 Afrika Selatan, yang 5 Indonesia. Tapi udah untuk komunikasi sama kedutaan masing-masing sudah,” ungkap Tri di Gedung DPR RI, Senin (15/9/2025).

    Menurut Tri, akibat adanya insiden tersebut maka proses penambangan PTFI di area GBC untuk sementara dihentikan. Hal ini pun berdampak terhadap total produksi perusahaan.

    “Produksi pasti berdampak. Sementara ini produksi berhenti GBC saja. Tapi turun mungkin cuma 30%-nya lah,” kata Tri.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Sepekan Berlalu, Freeport Masih Cari 7 Pekerja Tambang yang Terjebak Longsor

    Sepekan Berlalu, Freeport Masih Cari 7 Pekerja Tambang yang Terjebak Longsor

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Freeport Indonesia (PTFI) masih terus berupaya menyelamatkan tujuh pekerja yang terjebak insiden luncuran material basah di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC).

    Ketujuh pekerja terjebak sejak insiden tersebut terjadi pada Senin (8/9/2025) malam, sekitar pukul 22.00 WIT. Dalam perkembangan terbaru, PTFI masih berupaya membuka akses menuju lokasi perkiraan keberadaan karyawan.

    “Tim penyelamat bekerja tanpa henti untuk membuka akses menuju lokasi keberadaan karyawan dengan alat berat, bor, dan drone, meski terus menerus menghadapi tantangan besar dan risiko keselamatan tinggi,” ujar VP Corporate Communications PTFI Katri Krisnati melalui keterangan resminya, Rabu (17/9/2025).

    Katri menuturkan bahwa besarnya volume material basah yang masih aktif, jauh lebih besar dari yang pernah terjadi, membuat proses penyelamatan menjadi sangat kompleks, penuh risiko, dan memerlukan waktu tambahan untuk membersihkan material dalam jumlah besar tersebut.

    Pimpinan Freeport-McMoRan, Chairman of the Board of Directors Richard Adkerson dan President and Chief Executive Officer Kathleen Quirk, didampingi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas meninjau langsung upaya penyelamatan yang dilakukan. Bertemu dengan keluarga karyawan serta mengikuti doa bersama di berbagai komunitas di Tembagapura.

    Di samping itu, kepala inspektur tambang (KaIT) bersama tim inspektur tambang dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), beserta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Basarnas Mimika telah meninjau beberapa titik di mana upaya evakuasi dilakukan.

    “Kami menyadari bahwa upaya penyelamatan ini penuh tantangan, tidak mudah, dan mengkhawatirkan. Namun demikian, kami tidak akan menyerah dan akan terus mengerahkan segala daya upaya. Keluarga dari karyawan juga telah berada di Tembagapura untuk mendapat informasi langsung, dukungan dan pendampingan,” tutur Katri.

    “Kami mengajak seluruh pihak untuk mendoakan kelancaran operasi penyelamatan serta keselamatan tim yang bertugas di lapangan.”

    Berikut perkembangan evakuasi tujuh pekerja tambang Freeport yang terjebak luncuran material basah per 17 September 2025:

    Proses pembuatan lubang vertikal tambahan dari level pengangkutan menuju ke level servis di atasnya dengan mesin raisebore. Level servis merupakan lokasi perkiraan keberadaan karyawan./Dok. Freeport

    Proses pemasangan infrastruktur tangga dari bagian dasar sebuah lubang penirisan yang telah diperiksa sebelumnya dengan kamera borehole. Selanjutnya tim penyelamat diharapkan dapat mencapai area di mana karyawan diperkirakan berada./Dok. Freeport

    Alat angkat digunakan untuk mendukung pemasangan infrastruktur tangga dari dasar lubang penirisan yang sebelumnya telah diperiksa dengan kamera borehole dan dinyatakan aman. Pemasangan ini memungkinkan tim penyelamat mencapai service level di atasnya sehingga semakin mendekati area yang diduga menjadi lokasi keberadaan karyawan./Dok. Freeport

  • Fenomena Kemarau Basah Landa Lumajang, Banjir dan Longsor Mengancam

    Fenomena Kemarau Basah Landa Lumajang, Banjir dan Longsor Mengancam

    Lumajang (beritajatim.com) – Fenomena kemarau basah yang melanda Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, meningkatkan sejumlah risiko bencana hidrometeorologi.

    Intensitas curah hujan sedang hingga tinggi selama masa kemarau basah tercacatat sudah menyebabkan beberapa titik wilayah Lumajang terlanda bencana tanah longsor hingga banjir genangan.

    Sebagai informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena kemarau basah masih akan berlangsung hingga Oktober 2025.

    Selain itu, terdapat juga potensi pohon tumbang hingga banjir lahar Gunung Semeru yang harus ikut diwaspadai.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang memetakan sejumlah titik wilayah Lumajang masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) sesuai potensinya.

    Wilayah rawan longsor dan pohon tumbang diantaranya seperti di Desa Argosari, Ranupane dan Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Bencana longsor juga sering melanda kawasan jalur Piket Nol yang menghubungkan Lumajang-Malang.

    Sementara itu, untuk wilayah yang rawan banjir genangan titiknya meliputi Kecamatan Rowokangkung dan Sukodono.

    Sedangkan ancaman banjir lahar tersebar di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di Gunung Semeru seperti sungai Curah Kobokan, sungai Glidik, sungai Besuk Sat, hingga sungai Rejali.

    Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang Yudhi Cahyono mengatakan, imbas curah hujan yang turun di musim kemarau atau dikenal dengan kemarau basah sudah menyebabkan beberapa bencana melanda wilayah Lumajang.

    Diakui, bencana yang paling sering terjadi belakang ini salah satunya longsoran material seperti di jalur Piket Nol.

    Selain itu, banjir genangan akibat hujan dengan intensitas sedang hingga deras juga sering melanda wilayah kota Lumajang.

    “Imbasnya terjadi longsor di Piket Nol, terus juga banjir seperti di Desa Kutorenon, utamanya Dusun Biting, dengan luapan sungai Curah Menjangan dengan Kali Biting. Ini sering merendam sekitar 60 sampai 100 rumah warga,” terang Yudhi, Selasa (16/9/2025).

    Menurutnya, kesiapsiagaan masyarakat, utamanya warga yang tinggal di kawasan rawan menjadi penting diperhatikan.

    Sebagai antisipasi, koordinasi juga dilakukan BPBD Lumajang dengan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) agar selalu memantau informasi cuaca dan melaporkan jika terjadi kondisi darurat.

    Selain itu, penempatan relawan di sejumlah titik rawan juga ikut dilakukan untuk membantu pemantauan serta melaporkan perkembangan berkala.

    “Penting untuk diwaspadai semua potensi bencana selama masa kemarau basah ini, jadi kami imbau masyarakat untuk tetap waspada mengikuti arahan pihak berwenang dan menjaga keselamatan diri,” ungkap Yudhi. (has/but)