Topik: longsor

  • BMKG: Gempa Hari Ini Awal Pekan Senin 29 September 2025, Getarkan Alor NTT – Page 3

    BMKG: Gempa Hari Ini Awal Pekan Senin 29 September 2025, Getarkan Alor NTT – Page 3

    Tanggap Bencana Gempa Bumi

    Meski tak bisa dicegah, gempa bumi adalah bencana yang bisa dihadapi. Salah satu cara menghadapi gempa bumi adalah tanggap akan bencana gempa bumi.

    Contoh tanggap gempa bumi adalah mengetahui prosedur evakuasi dan mematuhi pedoman keselamatan ketika bencana ini datang.

    Menurut BNPB, gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.

    Menurut BMKG, gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

    Menurut WHO, gempa bumi adalah guncangan hebat dan tiba-tiba dari tanah, yang disebabkan oleh pergerakan antara lempeng tektonik di sepanjang garis patahan di kerak bumi.

    Gempa bumi dapat mengakibatkan goncangan tanah, likuifaksi tanah, tanah longsor, retakan, longsoran, kebakaran dan tsunami.

  • Mabes Polri Serahkan 2 Anjing K9 untuk Perkuat Tim SAR Polda NTT

    Mabes Polri Serahkan 2 Anjing K9 untuk Perkuat Tim SAR Polda NTT

    Jakarta

    Direktorat Polisi Satwa Korsabhara Baharkam Polri menyerahkan dua ekor K9 dengan spesifikasi Search and Rescue (SAR) kepada Polda Nusa Tenggara Timur (NTT). Penyerahan dua ekor K9 dalam rangka memberi tambahan kekuatan baru dalam upaya penanggulangan bencana.

    Dilansir MediaHub Polri, Senin (29/9/2025), penyerahan dua ekor k9 ini berlangsung di Halaman Mako Ditsabhara Polda NTT pada Senin (29/9/2025). Kabid Humas Polda NTT Kombes Henry Novika hal ini memberi penguatan signifikan bagi tim SAR Polda NTT.

    “Karel dan Felicia akan memperkuat kesiapsiagaan kami dalam menghadapi potensi bencana. Dengan kemampuan SAR, K9 ini akan sangat membantu pencarian dan penyelamatan korban secara cepat,” ujar Henry.

    Di sela acara penyerahan, digelar simulasi singkat pencarian korban tanah longsor oleh tim K9, yang disaksikan oleh Kapolda NTT Irjen Rudi Darmoko bersama para pejabat utama Polda NTT. Dalam simulasi tersebut, dua anjing pelacak K9 bernama Karel dan Felicia memperlihatkan keterampilan mendeteksi keberadaan korban di bawah reruntuhan.

    “Polri hadir bukan saja menjaga keamanan, tetapi juga memberi pertolongan saat bencana. Kehadiran K9 adalah wujud nyata kepedulian itu,” jelas Henry.

    Dengan penambahan dua K9 SAR ini, Polda NTT optimistis dapat lebih cepat, tepat, dan tanggap dalam setiap upaya penyelamatan korban bencana di wilayah Nusa Tenggara Timur.

    Iptu Erasnus Hermi Talaperuw menuturkan, warga bahkan menggelar acara perpisahan khusus bagi tim K9. “Selama bertugas, warga begitu menghargai kehadiran tim K9. Mereka bahkan membuat acara perpisahan, sesuatu yang belum pernah kami alami sebelumnya. Itu bukti betapa besar apresiasi masyarakat terhadap Polri,” ungkapnya.

    (aud/idn)

  • 2 Alat Berat Diterjunkan Evakuasi Longsor di Jalur Pacet–Trawas, Mojokerto

    2 Alat Berat Diterjunkan Evakuasi Longsor di Jalur Pacet–Trawas, Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Proses evakuasi material longsor di jalan penghubung Kecamatan Pacet–Trawas, Kabupaten Mojokerto terus dilakukan. Dua alat berat dikerahkan untuk membersihkan timbunan material longsor dari Tembok Penahan Tanah (TPT) milik warga di Dusun Kambengan, Desa Cempoko Limo, yang ambrol.

    Peristiwa longsor tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. TPT milik Prasetyo Budi setinggi delapan meter tersebut longsor. Material longsor berupa batu, tembok dan tanah menutup badan jalan dengan panjang 10 meter dan ketebalan empat meter hingga tak bisa dilalui kendaraan dari kedua arah.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, proses evakuasi dilakukan segera setelah laporan diterima. “Kami bersama tim gabungan langsung menerjunkan dua alat berat untuk mempercepat pembersihan,” ungkapnya, Minggu (28/9/2025).

    Material longsor menutup jalur Pacet-trawas. [Foto : Misti/beritajatim.com]Meski malam, lanjutnya, evakuasi tetap berjalan karena kondisi di lokasi aman, tidak ada hujan muapun cuaca ekstrem. Ada dua alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mojokerto diterjunkan ke lokasi. Dengan alat berat lebih dari satu yang diterjunkan diharapkan proses evakuasi material longsor cepat selesai.

    “Untuk sementara, jalur dari arah Pacet maupun Trawas ditutup total hingga evakuasi selesai. Kami targetkan pembersihan cepat selesai sehingga jalan kembali bisa dilalui kendaraan, mengingat jalur ini merupakan akses utama penghubung Pacet–Trawas. Longsor juga mengakibatkan sebuah mobil Honda Jazz terperosok ke jurang,” jelasnya.

    Mobil Handa Jazz yang dikemudikan Widya Astutik bersama sang cucu yang berusia 5 tahum terperosok ke jurang sedalam lima meter. Beruntung, keduanya hanya mengalami luka ringan dan sudah mendapatkan perawatan di Puskesmas Pacet.

    Sebelumnya, Tembok Penahan Tanah (TPT) di Dusun Kambengan, Desa Cempoko Limo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto longsor, Minggu (28/9/2025). TPT setinggi delapan meter ambrol dan menutup total jalan penghubung dua kecamatan yakni Pacet–Trawas.

    Peristiwa tersebut juga menyebabkan sebuah mobil Honda Jazz yang melintas terperosok ke jurang sedalam lima meter. Sang sopir panik saat kejadian dan tidak mampu mengendalikan kendaraannya hingga terperosok ke dalam jurang. Beruntung korban hanya mengalami luka ringan dan dibawa ke Puskesmas Pacet. [tin/but]

  • Longsor, Jalur Pacet–Trawas Mojokerto Ditutup Sementara

    Longsor, Jalur Pacet–Trawas Mojokerto Ditutup Sementara

    Mojokerto (beritajatim.com) – Jalan penghubung Kecamatan Pacet–Trawas, Kabupaten Mojokerto untuk sementara ditutup total menyusul longsornya Tembok Penahan Tanah (TPT) di Dusun Kambengan, Desa Cempoko Limo, Minggu (28/9/2025). Hingga saat ini evakuasi material longsor masih berlangsung.

    TPT rumah milik Prasetyo Budi setinggi delapan meter ambrol hingga menutup penuh badan jalan dengan ketebalan material longsor mencapai 20–30 sentimeter. Akibatnya, arus lalu-lintas dari kedua arah dialihkan. Kendaraan dari arah Trawas menuju Pacet dialihkan melalui jalur Desa Cempoko Limo ke Bendungan Jati.

    Kapolsek Pacet AKP MK Umam mengatakan, kondisi jalur saat ini relatif aman, namun untuk memperlancar proses evakuasi material longsor, jalan ditutup sementara. “Kami bersama BPBD, Dinas PUPR, dan relawan sedang melakukan proses evakuasi material longsor,” ungkapnya.

    Material longsor menutup jalur Pacet-trawas. [Foto : Misti/beritajatim.com]Untuk sementara jalur ditutup agar tidak membahayakan pengguna jalan. Kapolsek membenarkan, peristiwa tersebut juga menyebabkan sebuah mobil Honda Jazz terperosok ke jurang sedalam lima meter. Mobil tersebut dikemudikan oleh Widya Astutik asal Pasuruan yang saat itu bersama cucunya berusia lima tahun.

    “Sopir panik saat terjadi longsor, karena kondisi jalan menanjak sehingga kendaraan mundur lalu terperosok ke jurang sedalam 5 meter. Alhamdulillah pengendara dan cucunya selamat, hanya luka ringan. Mereka hanya mengalami luka ringan,” katanya.

    Keduanya dievakuasi ke Puskesmas Pacet untuk mendapat perawatan. Kapolsek menghimbau kepada masyarakat yang akan melewati jalur tersebut untuk menggunakan jalur alternatif yang telah disiapkan hingga pembersihan material longsor selesai dilakukan.

    Sebelumnya, Tembok Penahan Tanah (TPT) di Dusun Kambengan, Desa Cempoko Limo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto longsor, Minggu (28/9/2025). TPT setinggi delapan meter ambrol dan menutup total jalan penghubung dua kecamatan yakni Pacet–Trawas.

    Peristiwa tersebut juga menyebabkan sebuah mobil Honda Jazz yang melintas terperosok ke jurang sedalam lima meter. Sang sopir panik saat kejadian dan tidak mampu mengendalikan kendaraannya hingga terperosok ke dalam jurang. Beruntung korban hanya mengalami luka ringan dan dibawa ke Puskesmas Pacet. [tin/but]

  • Longsor Pacet Mojokerto, Sopir Panik, Mobil Terperosok ke Jurang

    Longsor Pacet Mojokerto, Sopir Panik, Mobil Terperosok ke Jurang

    Mojokerto (beritajatim.com) – Tembok Penahan Tanah (TPT) di Dusun Kambengan, Desa Cempoko Limo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto longsor, Minggu (28/9/2025). TPT setinggi delapan meter ambrol dan menutup total jalan penghubung dua kecamatan yakni Pacet–Trawas.

    Peristiwa tersebut juga menyebabkan sebuah mobil Honda Jazz yang melintas terperosok ke jurang sedalam lima meter. Sang sopir panik saat kejadian dan tidak mampu mengendalikan kendaraannya hingga terperosok ke dalam jurang. Korban hanya mengalami luka ringan dan dibawa ke Puskesmas Pacet.

    Kepala Desa (Kades) Cempoko Limo, Mahfud Sulaiman mengatakan, TPT rumah milik Prasetyo Budi longsor sekira pukul 15.00 WIB yang dipicu konstruksi pondasi yang tidak mampu menahan tanah uruk. “Di atas ada pengurukan. Diduga pondasi tidak kuat sehingga terjadi longsor,” ungkapnya.

    Material longsor menutup jalan Pacet-Trawas. [Foto : Misti/beritajatim.com]Material berupa tanah dan pondasi menutup jalan penghubung Pacet-Trawas. Akibatnya jalan ditutup sementara sampai proses evakuasi material longsor selesai dilakukan. Selain menutup akses jalan, material longsoran juga menimpa mobil yang nahas tersebut.

    “Sopir panik saat kejadian, kemudian atret (berjalan mundur), hingga akhirnya masuk jurang sedalam 5 meter. Beruntung hanya luka ringan tapi mobilnya terkena material longsor juga. Iya jalan ditutup sementara karena tidak bisa dilewati kendaraan baik roda dua maupun roda empat,” katanya.

    Untuk mempercepat penanganan, alat berat dikerahkan ke lokasi. Jalan Pacet–Trawas sementara ditutup total hingga proses evakuasi material selesai. Tampak sejumlah petugas dari BPBD, Dinas PUPR, Polsek Pacet, Koramil Pacet dan relawan di lokasi kejadian. [tin/but]

  • PAD Tambang Hanya Rp700 Juta, Ketua DPRD Magetan: Tak Sebanding dengan Risiko dan Kerusakan

    PAD Tambang Hanya Rp700 Juta, Ketua DPRD Magetan: Tak Sebanding dengan Risiko dan Kerusakan

    Magetan (beritajatim.com) – Ketua DPRD Kabupaten Magetan, Suratno, menyoroti kecilnya kontribusi sektor pertambangan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Magetan yang hanya sekitar Rp700 juta. Ia menegaskan angka tersebut tidak sebanding dengan risiko keselamatan, kerusakan lingkungan, hingga dampak sosial yang ditimbulkan akibat aktivitas pertambangan.

    Pernyataan itu disampaikan usai insiden longsor di area tambang Desa Trosono, Kecamatan Parang, yang merenggut korban jiwa. Suratno menilai kejadian ini menjadi peringatan sekaligus pekerjaan rumah besar bagi pemerintah daerah maupun provinsi.

    “Langkah cepat BPBD dan kepolisian 24 jam tanpa henti patut diapresiasi. Tentu, ini jadi pelajaran bersama. PAD dari tambang hanya Rp700 juta, sangat kecil bila dibandingkan dengan risiko dan kerusakan yang muncul,” tegasnya.

    Suratno mengungkapkan, DPRD bersama badan anggaran (Banggar) dan OPD sudah beberapa kali menggelar rapat untuk membahas persoalan tersebut. Menurutnya, perlu ada evaluasi menyeluruh, termasuk jumlah tambang yang sudah berizin maupun yang masih dalam proses.

    Suratno juga menyoroti pentingnya pengawasan pasca penambangan. Ia mencontohkan rehabilitasi tambang di kawasan Sobontor yang dinilai cukup baik, namun masih perlu ditingkatkan di lokasi-lokasi lain.

    “Ke depan pengawasannya harus lebih ketat. Jangan hanya izin keluar, tapi pasca penambangan juga harus diperhatikan,” katanya.

    Sejalan dengan itu, Kapolres Magetan, AKBP Raden Erik Bangun Prakasa, menekankan bahwa faktor keselamatan harus menjadi perhatian utama. Ia menegaskan, evaluasi akan dilakukan bersama pemerintah daerah dan DPRD terkait aktivitas pertambangan di wilayah tersebut.

    “Kemudian dari masyarakat juga, ini kami bersama dengan Pak Ketua DPRD, ini nanti menjadi evaluasi kita ke depan terkait dengan kegiatan yang ada di lokasi ini. Faktor keselamatan itu adalah hal yang utama,” ujar Kapolres. [fiq/aje]

    .

  • Wakil Ketua DPRD Jatim Desak Dinas ESDM Evaluasi Total Tambang Galian C di Magetan

    Wakil Ketua DPRD Jatim Desak Dinas ESDM Evaluasi Total Tambang Galian C di Magetan

     

    Magetan (beritajatim.com) – Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Deni Wicaksono, mendesak Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jatim melakukan evaluasi total terhadap seluruh aktivitas tambang galian C di Kabupaten Magetan.

    Desakan ini menyusul tragedi longsor di tambang pasir dan batu di Dusun Kletak, Desa Trosono, Kecamatan Parang, yang menewaskan seorang pekerja pada Sabtu (27/9/2025).

    “Ini alarm keras. Dinas ESDM Jatim harus menghentikan sementara aktivitas, melakukan pemeriksaan menyeluruh, dan memberi sanksi tegas jika ditemukan pelanggaran,” tegas Deni, Minggu (28/9/2025).

    Deni menilai penutupan lokasi tambang merupakan langkah awal yang tepat untuk mencegah korban tambahan. Namun, menurutnya, audit teknis dan administratif tetap harus dilakukan agar penyebab utama longsor benar-benar diketahui.

    “Paling penting adalah audit teknis dan administratif agar penyebab utama longsor benar-benar diketahui,” ujar Deni.

    Deni menyebut bahwa tambang di lokasi tersebut memiliki izin formal hingga September 2026. Menurutnya, keberadaan izin tidak boleh menjadi tameng bagi perusahaan untuk mengabaikan kaidah teknis pertambangan dan keselamatan kerja.

    “Izin formal bukan blanko kosong. Jika praktiknya berbahaya seperti undercut tanpa terasering, itu sudah melanggar kaidah teknis dan standar keselamatan,” jelas politisi PDI Perjuangan ini.

    Deni mengungkapkan, keluhan terkait aktivitas galian C sudah lama disampaikan warga Magetan kepadanya saat melakukan kunjungan konstituen. Warga resah dengan dampak kerusakan lingkungan dan keselamatan yang ditimbulkan aktivitas tambang.

    “Sudah berkali-kali warga mengadu soal jalan rusak dan debu dari truk pengangkut material, bahkan mereka khawatir jika longsor seperti ini terjadi lagi di dekat permukiman,” ungkapnya.

    Menurut Deni, pengelola tambang wajib menyediakan zona aman dan rambu peringatan untuk melindungi pekerja. Dia menilai tidak adanya pengawasan di lapangan menjadi salah satu penyebab korban berada di area berbahaya saat longsor terjadi.

    “Tidak boleh ada pekerja atau kendaraan di bawah lereng aktif. Rambu peringatan dan pos pengawasan harus dipasang untuk mencegah korban jiwa,” tegasnya.

    Dia meminta evaluasi yang dilakukan pemerintah provinsi tidak hanya menyasar aspek teknis, tetapi juga administratif dan lingkungan. Hasil evaluasi harus disampaikan secara terbuka agar masyarakat mendapatkan kepastian hukum dan rasa aman.

    “Kami minta hasil evaluasi diumumkan ke publik agar masyarakat mendapat kepastian. Jika ada perusahaan yang tidak patuh, izinnya harus dicabut,” kata Deni.

    Lebih lanjut, Deni menyebut pentingnya pelaksanaan reklamasi untuk memulihkan lahan pasca-penambangan. Menurutnya, tanggung jawab perusahaan tidak berhenti saat material tambang diambil.

    “Perusahaan harus bertanggung jawab, tidak hanya mengambil hasil tambang tetapi juga memperbaiki kerusakan. Pemerintah provinsi harus memastikan reklamasi benar-benar dilakukan,” katanya.

    Lebih lanjut, Deni sebelumnya juga sudah mengusulkan agar Pemprov Jawa Timur bersama DPRD membentuk tim pengawasan terpadu untuk memetakan ulang titik-titik tambang aktif, status legalitasnya, serta memverifikasi dampak terhadap lingkungan dan infrastruktur.

    “Sudah saatnya ada evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola tambang di Jatim. Tidak cukup hanya dengan laporan administratif. Harus ada verifikasi di lapangan dan transparansi data tambang,” pungkasnya.[asg/aje]

  • Korban Longsor Galian C di Parang Magetan Ditemukan Meninggal Dunia

    Korban Longsor Galian C di Parang Magetan Ditemukan Meninggal Dunia

    Magetan (beritajatim.com) – Setelah hampir 2 hari tertimbun material longsor, korban bernama Suroso (55), warga Desa Nguri, Kecamatan Lembeyan, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Minggu (27/9/2025) pukul 12.30 WIB.

    Suroso dilaporkan tertimbun longsoran di Galian C masuk Desa Trosono, Kecamatan Parang, Magetan pada Sabtu (26/9/2025) pukul 08.00 WIB. BPBD Magetan dan petugas gabungan dibantu dua unit alat berat milik penambang menggali timbunan. Setelah, sekitar 28 jam, korban akhirnya ditemukan.

    Dantim Basarnas Pos SAR Trenggalek, Fitra Adma Chasanda, menjelaskan bahwa tubuh korban pertama kali terlihat saat proses pencarian memasuki waktu istirahat siang. Sejumlah petugas pengaman (safety officer) melihat bagian tubuh korban yang muncul di antara timbunan tanah.

    “Awalnya terlihat bagian punggung hingga kepala korban dalam posisi tengkurap di pinggiran tebing. Saat ditemukan, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia,” ungkap Fitra.

    Korban ditemukan dalam kondisi tertindih material tanah longsor. Hingga saat ini, sepeda motor yang digunakan korban untuk beraktivitas di tambang belum berhasil ditemukan.

    Jenazah kemudian dievakuasi dan dibawa ke RSUD dr. Sayidiman Magetan untuk proses identifikasi lebih lanjut.

    Dengan ditemukannya korban, operasi pencarian difokuskan pada pencarian kendaraan yang masih tertimbun material galian. [fiq/aje]

  • Detik-Detik Longsor Tambang di Magetan, Korban Sempat Teriak Peringatkan Rekan Sebelum Tewas Tertimbun
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 September 2025

    Detik-Detik Longsor Tambang di Magetan, Korban Sempat Teriak Peringatkan Rekan Sebelum Tewas Tertimbun Regional 28 September 2025

    Detik-Detik Longsor Tambang di Magetan, Korban Sempat Teriak Peringatkan Rekan Sebelum Tewas Tertimbun
    Tim Redaksi
    MAGETAN, KOMPAS.com
    – Suroso (55), korban tewas longsor di area tambang galian C di Dukuh Kletak, Desa Trosono, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, sempat berteriak memperingati rekan-rekannya sebelum akhirnya tertimbun material.
    “Sebelum kejadian saya ngobrol dengan korban. Dia yang pertama kali berteriak ada longsor,” ujar Rangga, rekan korban, saat menunggu upaya evakuasi Sabtu malam (27/9/2025).
    “Korban lari ke arah kiri, saya ke kanan, ternyata dia yang jadi korban tertimbun,” sambung dia.
    Dwi, salah satu pemilik kendaraan truk yang saat itu masih antre untuk memuat galian C, juga mengaku mendengar teriakan korban.
    “Korban dekat kendaraan saya. Dia sempat berteriak memperingatkan orang-orang agar segera menjauh. Dia teriak longsor-longsor gitu. Naas, justru Mbah Roso tidak selamat karena tertimbun material,” katanya.
    Sebelumnya, area tambang galian C di Dukuh Kletak mengalami longsor pada Sabtu siang (27/9/2025).
    Satu pekerja, Suroso (55), warga Dusun Betok 2, Desa Nguri, Kecamatan Lembeyan, tertimbun material tanah setinggi belasan meter.
    Kapolsek Parang, AKP Sukarno, mengatakan longsor diduga dipicu getaran dari alat berat excavator yang beroperasi di sekitar lokasi.
    “Saat kejadian, korban tengah berbincang dengan rekannya. Korban yang memberi tahu saksi akan adanya longsor. Saksi berhasil lari, sedangkan korban berlari ke arah berbeda dan tertimbun material dari atas,” ujarnya di lokasi tambang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bupati Magetan Tinjau Lokasi Longsor Galian C, Tegaskan Izin Masih Berlaku hingga 2026

    Bupati Magetan Tinjau Lokasi Longsor Galian C, Tegaskan Izin Masih Berlaku hingga 2026

    Magetan (beritajatim.com) – Bupati Magetan, Nanik Endang Rusminiarti, meninjau lokasi longsor galian C di Desa Trosono, Kecamatan Parang, Sabtu (27/9/2025). Ia menegaskan tambang tersebut memiliki izin resmi yang masih berlaku hingga September 2026.

    “Kalau izinnya ada, lengkap, dan masih berlaku sampai September 2026. Untuk penghentian sementara tambang ini, kewenangannya ada di provinsi. Jadi nanti segera kita koordinasikan,” kata Nanik.

    Korban longsor diketahui bernama Suroso (55), warga Desa Nguri, Kecamatan Lembeyan. Ia tertimbun material setinggi lebih dari 10 meter saat bekerja bersama rekannya. Hingga malam hari, korban belum berhasil ditemukan. Bupati Nanik sudah mendatangi rumah duka korban di Desa Nguri, Kecamatan Lembeyan, Magetan.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, menyebut proses pencarian terkendala kondisi tebing setinggi 30 meter yang rawan longsor susulan serta material longsor setebal enam meter. Tim sempat menghentikan sementara pengoperasian alat berat karena muncul tanda-tanda longsor susulan.

    Sekitar 50 personel gabungan dilibatkan dalam pencarian, termasuk 10 anggota BPBD Magetan, dengan dukungan dua unit alat berat dari pihak pengelola tambang. Hingga kini, proses pencarian masih berlanjut dengan harapan korban segera ditemukan. [fiq/kun]