Topik: longsor

  • 2 Hari Krusial Pencarian Korban Longsor di Trenggalek, 4 Orang Ditemukan Meninggal 1 Selamat

    2 Hari Krusial Pencarian Korban Longsor di Trenggalek, 4 Orang Ditemukan Meninggal 1 Selamat

    Proses evakuasi tak mudah. Tim SAR gabungan menghadapi sejumlah kendala di lapangan, antara lain minimnya penerangan saat pencarian dini hari serta risiko longsor susulan.

    “Selama proses pencarian berlangsung, kami menempatkan safety officer untuk mengawasi keamanan tim di lapangan. Petugas ini bertugas memberikan peringatan apabila muncul tanda-tanda bahaya,” ujarnya.

    Dalam operasi SAR ini, puluhan personel dari berbagai unsur terlibat, antara lain Pos SAR Trenggalek, Kodim 0806 Trenggalek, BPBD Kabupaten Trenggalek, Polres Trenggalek, Koramil Bendungan, Polsek Bendungan, Damkar, Dinas Kesehatan, BP 1303 Trenggalek, serta warga sekitar dan potensi SAR lainnya.

    Berdasarkan laporan awal, peristiwa tanah longsor yang menimpa satu rumah warga di Dusun Banaran terjadi pada Sabtu (1/11/2025) sekitar pukul 23.00 WIB, dan mengakibatkan lima orang menjadi korban. Dengan ditemukannya seluruh korban, operasi SAR secara resmi dinyatakan selesai dan ditutup.

     

  • 2 Hari Krusial Pencarian Korban Longsor di Trenggalek, 4 Orang Ditemukan Meninggal 1 Selamat

    2 Hari Krusial Pencarian Korban Longsor di Trenggalek, 4 Orang Ditemukan Meninggal 1 Selamat

    Proses evakuasi tak mudah. Tim SAR gabungan menghadapi sejumlah kendala di lapangan, antara lain minimnya penerangan saat pencarian dini hari serta risiko longsor susulan.

    “Selama proses pencarian berlangsung, kami menempatkan safety officer untuk mengawasi keamanan tim di lapangan. Petugas ini bertugas memberikan peringatan apabila muncul tanda-tanda bahaya,” ujarnya.

    Dalam operasi SAR ini, puluhan personel dari berbagai unsur terlibat, antara lain Pos SAR Trenggalek, Kodim 0806 Trenggalek, BPBD Kabupaten Trenggalek, Polres Trenggalek, Koramil Bendungan, Polsek Bendungan, Damkar, Dinas Kesehatan, BP 1303 Trenggalek, serta warga sekitar dan potensi SAR lainnya.

    Berdasarkan laporan awal, peristiwa tanah longsor yang menimpa satu rumah warga di Dusun Banaran terjadi pada Sabtu (1/11/2025) sekitar pukul 23.00 WIB, dan mengakibatkan lima orang menjadi korban. Dengan ditemukannya seluruh korban, operasi SAR secara resmi dinyatakan selesai dan ditutup.

     

  • Hujan Lebat 24 Jam & Banjir Parah, 35 Orang Tewas di Wilayah Ini

    Hujan Lebat 24 Jam & Banjir Parah, 35 Orang Tewas di Wilayah Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hujan lebat dan banjir di wilayah tengah Vietnam pada pekan ini telah menewaskan 35 orang. Adapun lima orang lainnya masih hilang dalam banjir tersebut.

    Mengutip AFP, hujan deras yang melanda provinsi-provinsi pesisir Vietnam sejak akhir pekan lalu, mencapai rekor curah tiggi hujan hingga 1,7 meter (5 kaki 6 inci) dalam 24 jam antara Minggu dan Senin lalu.

    Menurut laporan Otoritas Pengelolaan Bencana dan Tanggul Vietnam (VDDMA) Ke-35 korban tewas terjadi di provinsi Hue, Da Nang, Lam Dong, dan Quang Tri.

    Kota tua Hoi An, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, terendam air setinggi pinggang, dengan warga menavigasi kota menggunakan perahu kayu setelah sungai lokal meluap hingga level tertinggi dalam 60 tahun.

    “Semua orang terkejut setelah banjir. Orang-orang sudah bersiap menghadapi banjir, tapi mereka tidak menyangka air akan naik setinggi ini,” kata Chuong Nguyen, warga Hoi An, kepada AFP pada Minggu, (2/11/2025).

    “Banyak rumah tidak sempat bersiap-siap tepat waktu, sehingga banyak barang-barang rusak,” kata pria berusia 43 tahun itu saat hujan terus mengguyur pada Minggu. “Semua orang merasa putus asa akibat kerusakan yang parah.”

    Foto: Seorang pengendara berjalan melewati jalan yang banjir di Hoi An, menyusul banjir mematikan di Vietnam tengah, 31 Oktober 2025. (REUTERS/Thinh Nguyen)
    Seorang pengendara berjalan melewati jalan yang banjir di Hoi An, menyusul banjir mematikan di Vietnam tengah, 31 Oktober 2025. (REUTERS/Thinh Nguyen)

    Lebih mematikan dan merusak

    Lebih dari 16.500 rumah saat ini terendam banjir, menurut VDDMA, sementara lebih dari 40.000 unggas dan ternak hanyut dan lebih dari 5.300 hektar (13.000 acre) lahan pertanian terendam.

    Pada awal pekan ini, Kementerian Lingkungan Hidup Vietnam mengatakan total lebih dari 100.000 rumah terendam banjir dan lebih dari 150 longsor dilaporkan.

    Kementerian Lingkungan Hidup Vietnam sebelumnya pada awal pekan ini memperkirakan jumlah rumah yang terendam banjir mencapai 100.000 dan melaporkan lebih dari 150 longsor.

    Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia membuat peristiwa cuaca ekstrem seperti badai dan banjir menjadi lebih mematikan dan merusak.

    Vietnam berada di salah satu wilayah tropis yang paling aktif di Bumi dan rentan terhadap hujan lebat antara Juni dan September.

    Sepuluh topan atau badai tropis biasanya mempengaruhi Vietnam, baik secara langsung maupun di lepas pantai, dalam setahun, tetapi Vietnam telah mengalami 12 topan atau badai tropis pada tahun 2025.

    Bencana alam, terutama badai, banjir, dan longsor, menewaskan atau membuat 187 orang hilang di Vietnam pada sembilan bulan pertama tahun ini.

    Kerugian ekonomi total diperkirakan mencapai lebih dari $610 juta, menurut data pemerintah.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Banjir-Longsor di 3 Kampung Jonggol Bogor, Tembok Penahan Tanah Ponpes Ambruk

    Banjir-Longsor di 3 Kampung Jonggol Bogor, Tembok Penahan Tanah Ponpes Ambruk

    Bogor

    Banjir dan longsor menerjang tiga kampung akibat hujan deras dan luapan Sungai Cipatujahdi Jonggol, Bogor, Jawa Barat (Jabar). Kejadian ini mengakibatkan dua pondok pesantren (ponpes) terdampak dan seorang santri terluka.

    “Dikarenakan hujan dengan intensitas tinggi, sehingga aliran Sungai Cipatujah meluap dan mengikis TPT (tembok penahan tanah), serta tebingan di beberapa lokasi. Kondisi ini mengakibatkan banjir dan longsor di tiga titik di Desa Jonggol,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor M Adam Hamdani dalam keterangan tertulis, Minggu (2/11/2025).

    “Rinciannya, kejadian banjir di Kampung Pojok Salak RT 04 RW 08, tanah longsor di Kampung Karni RT 02 RW 04, (kemudian) banjir dan tanah longsor di Kampung Jeprah RT 01 RW 01,” imbuhnya.

    Adam menyebutkan banjir dan longsor dilaporkan warga terjadi pada Jumat (30/10) sore. Banjir sempat merendam rumah warga dan ponpes, hingga mengakibatkan seorang santri terluka di bagian kaki.

    “Fasilitas umum terdampak (yakni) musala Darhaj, dan Ponpes Al-Fatiah terendam banjir. Korban luka satu orang santri Ponpes Al- Fatiah atas nama Fatwahana (19), luka pada bagian kaki sebelah kiri dan sudah diobati di Puskesmas Jonggol,” kata Adam.

    “Ponpes Al-Mutajam mengalami kerusakan pada bagian TPT dengan rincian panjang 100 meter dan tinggi 8 meter dan jarak bangunan ke bibir sungai kurang dari 1 meter,” imbuhnya.

    “Kerusakan pada TPT dan jembatan belum diperbaiki. Perlu tidak lanjut dari dinas terkait. Kerusakan belum diperbaiki sehingga dikhawatirkan akan semakin berdampak pada masyarakat,” imbuhnya.

    (sol/idn)

  • Longsor di Trenggalek, 4 Orang Tewas Tertimbun

    Longsor di Trenggalek, 4 Orang Tewas Tertimbun

    Bencana tanah longsor terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Trenggalek, Jawa Timur, pada Sabtu malam. Tebing setinggi 25 meter runtuh dan menimbun rumah milik Sarip (60) bersama lima penghuninya. Dari hasil pencarian, empat orang ditemukan meninggal dunia, sementara satu korban selamat dengan luka-luka.

    Koordinator Pos Basarnas Trenggalek, Bayu Prasetyo, mengatakan seluruh korban berhasil dievakuasi dari timbunan material setebal 1,5 meter yang menutupi ruang tamu, kamar, dan bagian belakang rumah.

  • 9
                    
                        Ini Daftar Wilayah di Indonesia yang Sudah Memasuki Musim Hujan
                        Nasional

    9 Ini Daftar Wilayah di Indonesia yang Sudah Memasuki Musim Hujan Nasional

    Ini Daftar Wilayah di Indonesia yang Sudah Memasuki Musim Hujan
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebanyak 43,8 persen wilayah di Indonesia telah memasuki musim hujan berdasarkan pembaruan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
    “Berdasarkan pembaruan data zona musim (ZOM), pada dasarian ketiga Oktober, sekitar 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara dengan 306 zona musim, telah memasuki musim hujan,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam agenda jumpa pers Kesiapsiagaan Hadapi Puncak Musim Hujan 2025/2026, Sabtu (1/11/2025).
    Berikut wilayah di Indonesia yang telah memasuki musim hujan:
    Adapun puncak musim hujan di Indonesia, BMKG memperkirakan bahwa hal tersebut akan terjadi pada November 2025 hingga Februari 2026.
    Puncak musim hujan tahun ini juga diperkirakan lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya yang biasa berlangsung dalam waktu lebih singkat.
    “Jadi ini relatif berbeda signifikan dengan tahun-tahun sebelumnya, puncak musim hujan itu biasanya tidak sepanjang ini, jadi biasanya Desember-Januari atau Januari-Februari,” ujar Dwikorita.
    BMKG pun memperingatkan masyarakat untuk bersiaga menghadapi bencana alam yang berisiko terjadi pada puncak musim hujan.
    Potensi bencana banjir dan tanah longsor semakin meningkat seiring dengan kondisi cuaca yang diperkuat dengan angin Asia.
    “Kondisi ini diperkuat oleh mulai aktifnya monsun Asia atau angin Asia, angin yang bertiup dari arah Asia. Monsun Asia membawa masa udara lembap dari wilayah samudra menuju daratan Indonesia,” ujar Dwikorita.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tanah Longsor Terjang Kenya, 21 Orang Tewas- 30 Lainnya Masih Hilang

    Tanah Longsor Terjang Kenya, 21 Orang Tewas- 30 Lainnya Masih Hilang

    Jakarta

    Tanah longsor akibat hujan deras terjang wilayah Kenya barat. Imbas insiden tersebut, 21 orang dilaporkan tewas dan 30 orang masih hilang.

    Dilansir AFP, Minggu (2/11/2025), insiden ini dilaporkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri Kenya Kipchumba Murkomen. Ia mengatakan sebanyak 21 orang tewas imbas longsor.

    “Kami telah mengonfirmasi hilangnya 21 orang akibat tragedi ini,” kata Kupchumba lewat media sosialnya.

    Selain itu, ia menyebut sampai saat ini 30 orang masih hilang akibat tanah longsor tersebut. Sebagai informasi, insiden itu terjadi Sabtu (1/11) kemarin waktu setempat akibat adanya hujan deras.

    “Sementara lebih dari 30 orang masih belum ditemukan sebagaimana dilaporkan oleh keluarga mereka,” imbuh Kipchumba.

    (maa/maa)

  • Siap-Siap Puncak Musim Hujan Dimulai, Ini Penjelasan Kepala BMKG

    Siap-Siap Puncak Musim Hujan Dimulai, Ini Penjelasan Kepala BMKG

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan, puncak pertama musim hujan agan segera mulai. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan musim hujan di beberapa wilayah RI sudah mulai di bulan September dan Oktober lalu, kemudian ada yang akan baru mulai di bulan November.

    Dalam beberapa hari terakhir, kata dia, hujan dengan intensif sedang hingga lebat melanda sebagian besar wilayah Jawa bagian Barat dan Tengah, meliputi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta sebagian wilayah Yogyakarta. Dwikorita menyoroti, hujan kerap mengguyur langit saat mulai gelap, setelah panas menyengat kala hari masih terang.

    “Meskipun hujan cenderung terjadi pada sore hari hingga malam, pagi hingga siang hari masih terasa panas. Jadi hujannya biasanya sore hingga malam,” ujarnya saat jumpa pers virtual, Sabtu (1/11/2025).

    Menurut Dwikorita, keadaan ini merupakan karakteristik umum periode peralihan menuju awal musim hujan.

    “Tapi mulai hari ini, mulai bulan November ini, kita memasuki puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia,” tukasnya.

    Dwikorita melanjutkan, berdasarkan pembaruan data zona musim, pada dasarian ketiga Oktober, sekitar 43,8% wilayah Indonesia atau setara dengan 306 zona musim telah memasuki musim hujan.

    Wilayah-wilayah yang saat ini mengalami musim hujan mencakup sebagian Aceh, sebagian Sumatra Utara, sebagian Sumatra Selatan, sebagian Lampung, Kepulauan Bangkah-Belitung, sebagian Banten, sebagian Jawa Barat, DKI Jakarta, sebagian Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur bagian Timur, sebagian Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, wilayah Utara Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Utara, sebagian Maluku, serta sebagian wilayah Pulau Papua.

    Ia mengatakan puncak musim hujan di Indonesia dimulai hari ini hingga Februari 2026. Dwikorita menyebut periode tersebut relatif berbeda signifikan dengan tahun-tahun sebelumnya.

    “Puncak musim hujan itu biasanya tidak sepanjang ini ya, jadi biasanya Desember-Januari atau Januari-Februari. Saat ini mulai November hingga Februari, yaitu November 2025 hingga Februari 2026, dengan pola umum pergerakan dari arah Barat ke Timur, artinya terjadinya puncak musim hujan itu tidak serempak,” terang Dwikorita.

    Ia merincikan, puncak musim hujan bulan ini terjadi di wilayah Indonesia bagian Barat, itu November-Desember. Selanjutnya berkembang di Indonesia Tengah hingga Timur pada bulan Januari-Februari.

    Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu ke depan, BMKG mengimbau masyarakat untuk:

    – Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, terutama bagi warga yang tinggal di wilayah rawan terdampak.

    – Saat terjadi hujan disertai petir dan angin kencang, masyarakat diimbau menghindari berteduh di bawah pohon, baliho, atau bangunan yang rapuh, serta tetap menjaga kesehatan dan asupan cairan tubuh karena suhu panas pada siang hari masih dapat terjadi.

    – BMKG mengimbau masyarakat untuk memantau informasi peringatan dini secara aktif serta memastikan kesiapan infrastruktur dan langkah mitigasi risiko dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem di wilayah masing-masing.

    Untuk informasi cuaca dan iklim terkini serta peringatan dini resmi, masyarakat diimbau memantau kanal resmi BMKG melalui situs www.bmkg.go.id, media sosial @infoBMKG, dan aplikasi InfoBMKG.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Talud di Telaga Ngebel Ponorogo Amblas, Akses Jalan Masih Bisa Dilewati

    Talud di Telaga Ngebel Ponorogo Amblas, Akses Jalan Masih Bisa Dilewati

    Ponorogo (beritajatim.com) – Keindahan Telaga Ngebel Ponorogo, sempat terusik oleh kejadian longsor yang menggerus salah satu ruas jalur lingkar telaga. Kejadian itu terjadi pada Rabu (29/10) lalu, talud di sisi selatan waduk ambrol bersamaan dengan tumbangnya pohon trembesi setinggi 5 meter.

    Meskipun begitu, akses jalan utama pun masih bisa dilewati. Namun, peristiwa itu menjadi peringatan agar wisatawan lebih berhati-hati, terutama di musim hujan ini.

    Camat Ngebel, Andri Hendhratmoyo, mengatakan, abrasi badan jalan tersebut sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Lokasinya tak jauh dari SDN 1 Ngebel, tepatnya di Dusun Nglingi, Desa Ngebel. Dia menyebut, talud sepanjang 6 meter itu, tak sanggup menahan tekanan akar pohon yang condong ke arah perairan.

    “Kemarin itu sekitar jam 5 sore pohonnya ambruk, bersamaan dengan ambrolnya talud di bawahnya,” terang Andri, Sabtu (1/11/2025).

    Dia menceritakan, hujan deras dalam beberapa hari terakhir, memperparah kondisi tanah di bawah permukaan jalan, sehingga memicu longsor. Namun begitu, jalur lingkar telaga masih bisa dilalui kendaraan, sebab amblas hanya sebagian bahu jalan.

    “Tergerus sudah sebulanan, awalnya kecil dan semakin melebar. Kami koordinasi dengan PJT (Perum Jasa Tirta) dan dinas yang membawahi untuk perbaikan,” jelasnya.

    Dari hasil pengawasan, lanjut Andri, ditemukan beberapa titik lain di jalur lingkar Telaga Ngebel yang berpotensi longsor. Pihaknya sudah melaporkan kondisi tersebut ke instansi terkait agar segera mendapat penanganan.

    “Kami lakukan pengawasan jalan lingkar Ngebel. Titik tergerus ada di beberapa titik, itu kewenangan PJT. Untuk pohonnya kami laporkan ke Bina Marga,” ungkapnya.

    Andri pun mengimbau wisatawan agar lebih waspada, terutama saat hujan deras mengguyur kawasan telaga. Selain permukaan jalan yang licin, beberapa ruas juga memiliki kontur menurun dan tikungan tajam yang rawan tergelincir.

    Telaga Ngebel merupakan salah satu destinasi unggulan Ponorogo yang kerap dipadati pengunjung setiap akhir pekan. Namun, keindahan alamnya juga menyimpan tantangan tersendiri di musim penghujan, sebab ketika alam menuntut kehati-hatian lebih, dari setiap pengunjungnya. (end/ian)

  • Sempat Putus akibat Longsor, Jalan Trans Papua Penghubung Papua dan Papua Pegunungan Bisa Dilintasi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        1 November 2025

    Sempat Putus akibat Longsor, Jalan Trans Papua Penghubung Papua dan Papua Pegunungan Bisa Dilintasi Regional 1 November 2025

    Sempat Putus akibat Longsor, Jalan Trans Papua Penghubung Papua dan Papua Pegunungan Bisa Dilintasi
    Tim Redaksi
    WAMENA, KOMPAS.com
    – Jalan Trans Papua yang menghubungkan Provinsi Papua dan Papua Pegunungan, tepatnya di KM 352, Distrik Benawa, Kabupaten Yalimo, kini telah kembali dapat dilalui oleh kendaraan setelah sempat terputus akibat longsor pada Kamis (30/10/2025).
    Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Wilayah IV Wamena terjun untuk memperbaiki jalan yang putus tersebut.
    Jalur vital ini kini telah dapat dilalui setelah penanganan darurat dilakukan oleh tim teknis.
    Kepala Satker PJN Wilayah IV, Fransiskus Rendra Subekti, menjelaskan bahwa dua alat berat telah diturunkan ke lokasi untuk mempercepat proses perbaikan.
    “Kami ambil langkah cepat dan tepat agar truk-truk pengangkut barang dari Jayapura bisa segera melaju,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (1/11/2025).
    Upaya tersebut membuahkan hasil, di mana jalur yang sempat terhenti kini telah mulai bisa dilalui kendaraan satu per satu, dan kemacetan pun berhasil diurai.


    “Penanganan sementara dilakukan dengan membangun akses jalan darurat yang bisa dilalui kendaraan,” ungkap Fransiskus.
    Fransiskus juga menjelaskan bahwa penyebab jalan tersebut putus adalah hujan deras yang mengakibatkan gerusan pada dasar jembatan box culvert.
    Ia menyampaikan bahwa penanganan permanen akan segera diusulkan setelah dokumen desain perencanaan rampung.
    “Pemerintah berkomitmen menjaga kelancaran mobilitas barang dan orang, terutama menjelang akhir tahun di wilayah Papua Pegunungan,” jelasnya.
    Jalan Trans Papua merupakan urat nadi logistik dan pembangunan antarprovinsi.
    Respons cepat ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memastikan stabilitas akses dan pelayanan publik di wilayah pegunungan Papua.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.