Topik: longsor

  • Badan Geologi Sebut Lokasi Longsor Cilacap Masuk Zona Gerakan Tanah Menengah

    Badan Geologi Sebut Lokasi Longsor Cilacap Masuk Zona Gerakan Tanah Menengah

    Badan Geologi Kementerian ESDM menebutkan informasi terkahir yang diterima soal dampak gerakan tanah atau tanah longsor terjadi di dua dusun, yaitu Tarukahan dan Cibaduyut, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada hari Kamis, 13 November 2025 pukul 20.00 WIB dengan koordinat diperkirakan 7.290648 derajat S, 108.742234 derajat E.

    Berdasarkan info Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD dan media massa, akibat kejadian tersebut 47 korban terdiri dari 3 orang meninggal dan diperkirakan setidaknya 21 orang hilang dan masih dalam pencarian serta 26 selamat.

    “Akibat kejadian itu diketahui aliran listrik dan sinyal juga ikut putus. Update korban masih berlanjut, pencarian 21 orang hilang akibat longsor di Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, dilanjutkan pada Jumat (14/11/2025) mulai pukul 08.00 WIB,” tutur Wafid.

    Bencana gerakan tanah yang terjadi diperkirakan berupa longsoran atau gelinciran bahan rombakan bertipe rotasional.

    Dilansir Liputan6, longsor yang melanda Desa Cibeunying, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis malam, menyebabkan puluhan orang dilaporkan hilang, dan dua orang ditemukan meninggal dunia. Tim SAR sampai saat ini masih terus melakukan pencarian korban.

    “Pagi ini, tim SAR gabungan kembali melakukan evakuasi dan pencarian. Masih ada 21 warga yang dalam pencarian,” kata Camat Majenang Aji Pramono di Cilacap, Jumat (14/11/2025).

    Aji juga mengatakan tanah longsor yang melanda Dusun Cibuyut dan Tarukahan, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, terjadi pada Kamis (13/11/2025), sekitar pukul 20.00 WIB

    Longsor Cilacap berdampak terhadap 28 warga, dua orang di antaranya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, lima orang ditemukan dalam kondisi selamat, dan 21 orang dalam pencarian.

    Ia menduga tanah longsor tersebut sebagai dampak dari hujan lebat yang terjadi sejak akhir pekan lalu.

    “Kalau kemarin hujannya normal. Ini (longsor) mungkin dampak dari hujan lebat yang terjadi selama beberapa hari sebelumnya, terakumulasi, sehingga tanah tidak mampu menahan beban,” kata Aji.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Budi Setyawan mengatakan dua korban yang ditemukan meninggal dunia terdiri atas Julia (20) dan Maya (15), warga Dusun Tarukahan.

    Menurut dia, di Dukuh Tarukahan terdapat tujuh korban yang masih dalam pencarian, yakni Yuni, Nina, Fani, Fatin, Lilis, Danu, dan seorang balita anak Lilis.

     

  • Akses Cemoro Sewu–Sarangan Magetan Tertutup Longsor

    Akses Cemoro Sewu–Sarangan Magetan Tertutup Longsor

    Magetan (beritajatim.com) – Akses jalan tembus Cemoro Sewu–Sarangan yang melintasi wilayah Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, Magetan, tertutup total akibat longsor yang terjadi setelah kawasan tersebut diguyur hujan deras dalam sepekan terakhir.

    Material tanah dan bebatuan menutup seratus persen badan jalan, membuat jalur ini tidak bisa dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, pada Sabtu (15/11/2025).

    Akibat penutupan total ini, pengendara terpaksa memutar arah dan menggunakan jalur lama sebagai alternatif. Kondisi ini menyebabkan arus lalu lintas tersendat, terutama pada jam-jam sibuk ketika banyak warga maupun wisatawan melintas menuju kawasan Sarangan dan Cemoro Sewu.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan hingga kini masih berada di lokasi kejadian. Petugas melakukan pembersihan material longsor dan mengupayakan pembukaan akses secepat mungkin. Tidak ada korban jiwa dari peristiwa ini.

    Longsor ini diduga dipicu oleh intensitas hujan tinggi yang terjadi selama sekitar satu minggu terakhir. Kondisi tanah yang jenuh air membuat tebing di sisi jalan tidak mampu menahan beban, sehingga terjadi pergerakan tanah.

    “Tim kami masih melakukan penanganan di lokasi,” terang Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi.

    BPBD Magetan mengimbau seluruh pengguna jalan agar tetap waspada, terutama saat melintas di kawasan rawan bencana selama musim hujan. Jalur Cemoro Sewu–Sarangan sendiri masih ditutup sementara sampai pembersihan material selesai dan situasi dinyatakan aman.

    Petugas juga meminta masyarakat untuk mengikuti informasi resmi terkait rekayasa lalu lintas maupun perkembangan penanganan longsor. Pemerintah daerah berharap akses utama ke kawasan wisata Sarangan segera pulih agar aktivitas warga dan mobilitas wisatawan kembali normal. [fiq/ian]

  • Pergeseran Tanah di Desa Cibanteng Cianjur Meluas

    Pergeseran Tanah di Desa Cibanteng Cianjur Meluas

    CIANJUR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menurunkan petugas dan relawan guna melakukan pendataan dan pengawasan terhadap warga di Desa Cibanteng, Kecamatan Sukaresmi serta melakukan evakuasi karena pergeseran tanah terus meluas. 

    Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur Asep Sudrajat mengatakan cuaca ekstrem yang masih melanda sebagian besar wilayah Cianjur memicu terjadinya bencana alam termasuk pergeseran tanah yang terus meluas membuat rumah warga ambruk. 

    “Tercatat satu rumah warga di Kampung Cibuntu yang sebelumnya rusak berat ambruk karena pergeseran tanah terus meluas dan bertambah dalam, sehingga sekitar 12 kepala keluarga terdiri dari 26 jiwa mengungsi ke rumah saudaranya,” katanya dilansir ANTARA, Jumat, 14 November.

    Sedangkan puluhan kepala keluarga lainnya diminta untuk siaga dan waspada segera mengungsi ketika hujan turun deras dengan intensitas lebih dari dua jam karena dapat memicu semakin meluasnya pergeseran tanah di wilayah tersebut. 

    Saat ini sekitar 5 orang petugas didampingi relawan melakukan pendataan dan pengawasan serta pelaporan situasi setiap harinya termasuk melakukan evakuasi terhadap warga ketika melihat tanda alam akan terjadi bencana yang terus meluas.

    “Laporan sementara pergeseran tanah juga menyebabkan bagian bawah jalan utama penghubung antar desa yang sudah di cor beton mengalami amblas sehingga berbahaya saat dilalui,” katanya.

    Pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait guna melakukan penanganan cepat agar landasan jalan tidak sampai amblas sehingga dapat menghambat aktivitas warga terutama perekonomian dan aktivitas anak sekolah.

    Kepala Desa Cibanteng Muryani mengatakan pergeseran tanah sudah terlihat sejak satu pekan terakhir, namun terus meluas dalam dua hari terakhir, sehingga satu dari dua rumah yang rusak ambruk rata dengan tanah.

    Tidak hanya merusak pemukiman warga, pergeseran tanah juga menyebabkan kerusakan jalan desa sepanjang 20 meter, dimana jalan dengan cor beton di bagian bawahnya mulai terkikis sehingga terancam amblas.

    “Seluruh wilayah Desa Cibanteng merupakan daerah rawan terjadi pergeseran tanah dan longsor, sehingga warga diminta selalu waspada dan siap siaga termasuk segera mengungsi ketika hujan turun lebat saat malam hari,” katanya.

     

  • Pohon Trembesi dan Kelapa Tumbang Timpa Dua Rumah di Arjosari, BPBD Lakukan Penanganan Cepat

    Pohon Trembesi dan Kelapa Tumbang Timpa Dua Rumah di Arjosari, BPBD Lakukan Penanganan Cepat

    Pacitan (beritajatim.com) – Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang melanda wilayah Kecamatan Arjosari pada Jumat dini hari (14/11/2025) menyebabkan tiga pohon tumbang dan menimpa dua rumah warga di Dusun Semo, Desa Arjosari.

    Peristiwa terjadi sekitar pukul 03.00 WIB, menimpa rumah milik Yono dan rumah milik Purwoharjono. Tiga pohon yang tumbang terdiri dari satu pohon trembesi berukuran besar dan dua pohon kelapa.

    “Bagian rumah mengalami kerusakan, Namun beruntung rumah tersebut sudah tidak ditempati, “kata Erwin Andriatmoko Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Jumat (14/11/2025).

    BPBD Pacitan yang menerima laporan dari pemerintah desa langsung berkoordinasi dan menerjunkan tim ke lokasi.

    “Begitu laporan kami terima, tim langsung turun ke lokasi berkoordinasi dengan pemerintah desa. Pemotongan pohon dan pembersihan material sudah dilakukan untuk memastikan area aman dan tidak mengganggu aktivitas warga,”tambahnya.

    Ia juga menjelaskan bahwa kondisi cuaca menjadi salah satu faktor utama penyebab pohon tumbang. “BMKG telah mengeluarkan peringatan dini hujan intensitas sedang hingga lebat. Kondisi tanah yang mulai labil membuat pohon rentan roboh, terutama yang berukuran besar,” tambahnya.

    Erwin mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, mengingat musim hujan mulai meningkat dan risiko pohon tumbang, tanah longsor, serta banjir dapat terjadi kapan saja. (tri/ian)

  • Tambang Grasberg yang Longsor Ditargetkan Buka Kembali Maret atau April 2026

    Tambang Grasberg yang Longsor Ditargetkan Buka Kembali Maret atau April 2026

    Jakarta

    Tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) milik PT Freeport Indonesia (PTFI) yang mengalami longsor ditargetkan buka kembali dibuka pada Maret atau April 2026. Hal ini disampaikan langsung Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.

    Bahlil mengatakan tim Kementerian ESDM masih terus melakukan evaluasi terhadap bencana tersebut. Ia menyebut tak ingin sembarangan mengambil keputusan karena masalah ini berkaitan langsung dengan nyawa manusia.

    “Ya kita targetkan mungkin bulan 3-4, tahun depan baru bisa (beroperasi). Kita nggak mau sembrono, kalau sembrono kan orang mati nanti siapa yang tanggung jawab lagi? Kita harus hati-hati. Nyawa orang ini, bukan persoalannya bisnis, nyawa orang dan kita harus nge-check apa penyebabnya setelah itu diaudit oleh tim ahli setelah itu rekomendasi dilakukan perbaikan, baru dilakukan produksi,” ujar Bahlil di Kementerian ESDM, Jumat (14/11/2025).

    Bahlil menjelaskan, area yang terdampak longsor memang langsung ditutup dan dilakukan evakuasi. Namun daerah operasional lain yang berjauhan dan tidak berdampak bisa kembali berproduksi.

    “Freeport itu tidak semua areanya itu kan kena masalah. Tapi kemarin pada saat masalah itu kita tutup sampai dilakukan evakuasi. Setelah dilakukan evakuasi kemudian kita membuat analisa ada bagian yang gak ada hubungannya dengan longshore underground itu,” sebutnya.

    “Itu nggak apa-apa berjalan itu kan ada sekitar 6 kilometer atau 7 kilometer itu, itu jalan aja tetapi yang titik dimana bermasalah yang bencana itu tim kita lagi melakukan evaluasi,” sambung Bahlil.

    Sebelumnya, Kementerian ESDM telah menyetujui pengajuan kembali operasional tambang milik PT Freeport Indonesia yang sebelumnya disetop imbas insiden longsor tambang bawah tanah Grasberg pada 8 September lalu. Namun, izin operasional ini diberikan untuk dua blok, yaitu Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan.

    “Sudah, sudah. Yang DMLZ dan Big Gossan,” ungkap Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (13/11/2025).

    Meski begitu, ia menyebut belum ada produksi yang dilakukan Freeport di dua blok tambang tersebut hingga saat ini. Produksi Freeport di dua blok tambang tersebut tidak begitu signifikan.

    (ily/hns)

  • Hujan Turun, Ratusan Warga Desa Cibeunying Cilacap Dekat Lokasi Longsor Diungsikan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 November 2025

    Hujan Turun, Ratusan Warga Desa Cibeunying Cilacap Dekat Lokasi Longsor Diungsikan Regional 14 November 2025

    Hujan Turun, Ratusan Warga Desa Cibeunying Cilacap Dekat Lokasi Longsor Diungsikan
    Tim Redaksi
    CILACAP, KOMPAS.com
    – Ratusan warga Dusun Cibuyut, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, diungsikan pada Jumat (14/11/2025) malam.
    Pengungsian ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi
    longsor susulan
    menyusul hujan yang mengguyur wilayah tersebut.
    “Malam ini total ada sekitar 200-an warga dari RT 1, 2, dan 4, saya imbau untuk keluar dari zona merah karena hujan,” kata Kepala
    Dusun Cibuyut
    , Ryan Hermawan, Jumat. 
    Ia mengungkapkan kekhawatirannya akan terjadinya longsor susulan, mengingat kejadian serupa yang terjadi secara tiba-tiba malam sebelumnya.
    “Apalagi cuaca malam ini hujan, seperti kemarin tiba-tiba longsor tidak ada tanda-tandanya,” tambah Ryan.
    Ia juga menjelaskan bahwa tidak semua warga mengungsi ke balai desa.
    Sebagian besar memilih untuk mengungsi di rumah sanak familinya masing-masing.
    “Ini sifatnya sementara, tapi kalau cuaca seperti ini terus (hujan) saya sarankan tidak kembali ke rumah dulu. Untuk warga di RT 2, saya minta tidak kembali ke rumah dulu karena wilayah itu yang terdampak longsor,” imbuhnya.
    Salah satu pengungsi, Heryadi (65), mengungkapkan alasannya memilih untuk mengungsi.
    “Rumah saya sebenarnya jauh dari lokasi longsor, tapi karena hujan saya khawatir terjadi longsor lagi,” ucap Heryadi.
    Ia bersama anak dan kedua cucunya mengungsi di balai desa, dan berencana kembali ke rumah jika cuaca membaik.
    Sebelumnya, operasi pencarian hari kedua ditutup pada pukul 15.30 WIB karena terkendala hujan.
    Hingga hari kedua pencarian, tiga orang ditemukan dalam kondisi meninggal, sementara 20 lainnya yang diduga tertimbun material longsor masih dalam pencarian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kabar Terbaru Jumlah Korban Longsor Cilacap

    Kabar Terbaru Jumlah Korban Longsor Cilacap

    Cilacap, Beritasatu.com – Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap korban bencana longsor di Dusun Tarukahan (worksite B) dan Dusun Cibuyut (worksite A), Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, memasuki hari kedua.

    Tim SAR Gabungan melakukan penyisiran di dua lokasi terdampak hingga akhirnya menghentikan sementara operasi pada Jumat (14/11/2025) pukul 17.00 WIB untuk evaluasi dan perencanaan lanjutan.

    Berdasarkan data sementara Jumat (14/11/2025) hingga pukul 17.00 WIB, berikut rekapitulasi korban di dua titik pencarian:

    A. Dusun Tarukahan 
        •    Selamat: 15 orang
        •    Meninggal dunia: 3 orang
        •    Dalam pencarian: 6 orang
        •    Total: 24 orang

    B. Dusun Cibuyut 
        •    Selamat: 8 orang
        •    Meninggal dunia: 0
        •    Dalam pencarian: 14 orang
        •    Total: 22 orang

    Total keseluruhan korban: 46 orang
        •    Selamat: 23 orang
        •    Meninggal dunia: 3 orang
        •    Dalam pencarian: 20 orang

    Sebanyak 20 orang masih belum ditemukan dan terus menjadi fokus utama pencarian.

    Pada pukul 10.53 WIB, Tim SAR Gabungan menemukan satu korban bernama Yuni dalam kondisi meninggal dunia yang berada di area worksite B. Jenazah kemudian dievakuasi ke RSUD Majenang untuk penanganan lebih lanjut. Temuan ini menambah daftar korban sesuai rekapitulasi sementara.

    Seluruh personel mengikuti briefing untuk mengevaluasi jalannya operasi hari ini. Penutupan sementara dilakukan guna memastikan kesiapan tim dan peralatan sebelum operasi kembali dilanjutkan.

    Operasi SAR dijadwalkan kembali berjalan Sabtu (15/11/2025) besok mulai pukul 07.00 WIB dengan strategi pencarian yang telah disesuaikan berdasarkan kondisi lapangan dan hasil evaluasi.

  • Petaka Longsor Timbun Warga di Cilacap, 3 Tewas-20 Orang Hilang

    Petaka Longsor Timbun Warga di Cilacap, 3 Tewas-20 Orang Hilang

    HOME

    MARKET

    MY MONEY

    NEWS

    TECH

    LIFESTYLE

    SHARIA

    ENTREPRENEUR

    CUAP CUAP CUAN

    CNBC TV

    Loading…

    `

    $(‘#loaderAuth’).remove()
    const dcUrl=”https://connect.detik.com/dashboard/”;

    if (data.is_login) {
    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    My Profile

    Logout

    ${suffix}
    `);

    $(“#alloCardIframe”).iFrameResize();

    } else {
    prefix = “

    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    REGISTER

    LOGIN
    ${suffix}
    `);
    }
    }

  • 20 Orang Hilang Diterjang Longsor Cilacap, 200 Personel Diturunkan

    20 Orang Hilang Diterjang Longsor Cilacap, 200 Personel Diturunkan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebanyak 200 personel Basarnas diturunkan untuk mencari 20 orang korban hilang akibat bencana tanah longsor yang terjadi di wilayah Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Sementara itu, 3 orang korban tewas ditemukan akibat bencana ini. 

    Menurut keterangan resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (14/11/2025), peristiwa itu terjadi pada Kamis (13/11/2025) pukul 20.00 WIB, bermula dari hujan deras di wilayah tersebut dalam waktu cukup lama. Tingginya curah hujan menyebabkan tanah longsor dan menimpa rumah warga. Tiga desa terdampak adalah Dusun Cibeunying, Cibaduyut, dan Tarakan.

    Ditambahkan BNPB, bencana dipicu cuaca dan kondisi topografi perbukitan yang kritis serta tanah labil itu.

    Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, pencarian dan pertolongan (Search and Rescue) menjadi prioritas utama.

    Menurut laporan sementara, masih ada 20 orang yang dinyatakan hilang diduga tertimbun material longsoran. Sedangkan tiga orang telah berhasil ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Dalam proses SAR itu sudah ada kurang lebih 200 personel dari Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tagana, PMI, TNI, Polri, dan relawan serta masyarakat sekitar yang berjuang bersama.

    “Kurang lebih ada 200 personel. Semoga seluruh masyarakat yang hilang dapat segera ditemukan. Kami datangkan alat berat, pompa alkon, dan warga di sekitar situ juga kami pastikan kebutuhan dasarnya tercukupi,” kata Suharyanto.

    “Atas arahan Presiden Prabowo Subianto, kami langsung berangkat ke sana,” tambahnya, usai mengisi materi Senior Disaster Management Training (SDMT) di Gedung INA DRTG, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/11).

    Selanjutnya, kata Suharyanto, akan dilakukan relokasi warga yang tinggal di wilayah kritis agar lebih aman dan tidak kembali terancam. Menurutnya, masih ada 28 warga yang saat ini tinggal di kawasan rawan bencana tanah longsor.

    Upaya relokasi akan dilakukan setelah upaya penanganan darurat selesai sepenuhnya. Mengenai lokasi relokasi, Pemerintah Kabupaten Cilacap telah memiliki lahan khusus yang tentunya lebih aman.

    Suharyanto mengimbau kepada masyarakat di sekitar lokasi agar mengosongkan area dari segala jenis aktivitas untuk sementara waktu demi keamanan dan keselamatan bersama.

    “Ada 28 rumah yang harus direlokasi. Itu pun pemerintah daerah telah menyiapkan lokasi relokasinya. Sehingga setelah proses tanggap darurat ini selesai, relokasinya sudah kita siapkan,” ucap Suharyanto.

    “Kita ungsikan dulu yang berada di titik-titik rawan supaya meninggalkan rumah jangan sampai ada longsor susulan yang mengakibatkan korban tambahan,” sambungnya.

    Perkembangan Penanganan Darurat Terkini

    Menurut hasil laporan yang dirangkum Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB, korban jiwa dalam peristiwa tanah longsor di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah per Jumat (14/11/2025) pukul 11.16 WIB, menjadi 3 orang dan 20 lainnya masih dalam proses pencarian. Sedangkan 23 jiwa selamat namun berada di wilayah rawan bencana.

    Ketiga korban meninggal dunia telah dibawa ke Rumah Sakit Majenang dan 20 warga yang selamat telah mengungsi ke rumah kerabat terdekat.

    Adapun kerugian material meliputi 12 rumah rusak berat karena tertimbun material longsor dan 16 rumah yang berada di Dusun Cibuyut dan Dusun Tarukahan di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, terancam longsoran.

    Upaya pencarian dan pertolongan terus dilakukan oleh tim gabungan. Namun kondisi cuaca, kondisi tanah yang masih labil dan minimnya penerangan menjadi tantangan seluruh tim. Kendati demikian, operasi SAR tetap dilakukan dengan melihat sejumlah faktor seperti kondisi cuaca dan kontur tanah yang labil.

    Foto: Tim gabungan melakukan operasi pencarian dan pencarian dalam bencana tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (14/11). (Dok BNPB)
    Tim gabungan melakukan operasi pencarian dan pencarian dalam bencana tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (14/11). (Dok BNPB)

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kesaksian Warga Dengar Suara Gemuruh Saat Detik-Detik Longsor Menerjang Cilacap

    Kesaksian Warga Dengar Suara Gemuruh Saat Detik-Detik Longsor Menerjang Cilacap

    Liputan6.com, Cilacap – Longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis Malam (13/11/2025) memicu duka mendalam. Bagaimana tidak, hingga Jumat siang, sebanyak tiga korban meninggal dunia dan 20 orang lainnya diperkirakan masih tertimbun material longsor.

    Kusnana, warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi longsor Cilacap menceritakan, area longsoran cukup luas. Longsor terjadi di Dusun Nagari, yang dari lokasi berjarak sekitar dua kilometer. Material longsor lantas meluncur dan menerjang perbatasan dua dusun, Cibonto dan Cibuyut.

    Berdasarkan penuturan warga setempat, longsor mendekat dengan cepat dan terdengar gemuruh seperti gerungan mobil yang terjebak atau tak kuat menanjak. Suaranya begitu menakutkan. Kusnana, mendengar langsung kesaksian korban selamat, Dariah dan suaminya, Esok.

    “Pak Esok cerita, sekitar jam delapan malam dia penasaran karena mendengar suara gerung seperti mobil yang nggak kuat berlari. Suaranya lama dan terdengar berat,” kata Kusnana ketika ditemui.

    “Begitu keluar rumah, dia lihat tanah dari arah utara sudah bergerak dan semakin mendekat. Melihat tanah bergerak cepat menuju rumahnya, Esok langsung memanggil istrinya dan anaknya yang saat itu sedang bersantai di dalam rumah. Untungnya dia berhasil membawa istri dan anaknya keluar,” kata Kusnana.

    Kusnana juga menceritakan, dirinya sempat lari ke rumah adiknya di sebelah utara untuk memperingatkan, tapi tanah sudah terlalu cepat. Ketika berusaha menyelamatkan diri, Esok sempat tertimbun material hingga sebatas perut sebelum akhirnya berhasil keluar tepat ketika aliran tanah berhenti. Titik berhentinya longsor berada di sekitar rumahnya.

    Sayangnya, beberapa tetangganya tak seberuntung Dariah dan keluarga. Termasuk rumah adiknya yang kini tertimbun.

    Lokasi bencana berada di cekungan yang ternyata merupakan jalur luncuran tanah dari Dusun Nagari. Asal longsoran jauh lebih tinggi dan berjarak sekitar dua kilometer dari titik berhentinya material longsor.

    Jumlah Rumah Tertimbun

    Di Dusun Cibonto, Kusnana menyebutkan ada tujuh rumah terdampak langsung. Dua rumah hancur dan lima lainnya tertimbun material setinggi sekitar lima meter.

    “Yang di Cibuyut kemungkinan sekitar empat rumah. Itu masih simpang siur, tapi kawasan itu memang berbatasan langsung dengan jalur longsor,” ujarnya.

    Material longsor yang bergerak dari Dusun Nagari berhenti setelah meluncur sekitar dua kilometer, mengubur sebagian besar area rendah yang dilewatinya.