Topik: longsor

  • Potret Terkini Petaka Longsor di Cilacap, 11 Orang Tewas & 12 Hilang

    Potret Terkini Petaka Longsor di Cilacap, 11 Orang Tewas & 12 Hilang

    Musim hujan di negara Asia Tenggara ini dimulai pada bulan September dan akan berlangsung hingga April, kata BNPB, yang membawa risiko banjir dan curah hujan ekstrem yang lebih tinggi. Tanah longsor lainnya pada bulan Januari yang dipicu oleh hujan deras di kota Pekalongan, Jawa Tengah, menewaskan sedikitnya 25 orang. (REUTERS/Stringer)

  • Operasi Pencarian H-4 Longsor Cilacap, 21 Alat Berat dan 600 Personel Dikerahkan

    Operasi Pencarian H-4 Longsor Cilacap, 21 Alat Berat dan 600 Personel Dikerahkan

    Liputan6.com, Jakarta – Tim SAR gabungan melakukan operasi pencarian besar-besaran dengan memaksimalkan potensi SAR dan dukungan peralatan maksimal pada hari keempat operasi SAR bencana tanah longsor Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Minggu (16/11/2025).

    Hari ini, sebanyak 21 alat berat dan 17 alkon dikerahkan dalam pencarian ini. Kemudian, sedikitnya sebanyak 600 personel gabungan terlibat dengan dukungan sembilan anjing pelacak.

    Kepala Kantor SAR Cilacap, Muhammad Abdullah, menjelaskan pencarian kini dipersempit dan dipusatkan dilakukan di sektor A dan B, meliputi worksite A1, A2, dan worksite B1 dan B2.

    “Sektor A3 dihentikan operasinya karena seluruh korban di lokasi tersebut telah ditemukan,” kata Abdullah.

    Abdullah mengungkapkan, masih ada 12 korban yang belum ditemukan sehingga seluruh unsur SAR dimaksimalkan untuk mempercepat proses evakuasi.

     

  • 12 Korban Longsor Cilacap Masih Dicari, Tim SAR Fokuskan Pencarian di Dua Sektor

    12 Korban Longsor Cilacap Masih Dicari, Tim SAR Fokuskan Pencarian di Dua Sektor

    Liputan6.com, Jakarta – Tim SAR gabungan mempersempit sektor pencarian pada hari keempat operasi penanganan longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap. Fokus pencarian kini diarahkan pada dua sektor dengan empat titik kerja setelah area sebelumnya dinyatakan tuntas dan seluruh titik prioritas dievaluasi.

    Kepala Kantor SAR Cilacap, Muhammad Abdullah, mengatakan penyempitan skema tersebut dilakukan karena Worksite A3 telah berhasil dituntaskan dan seluruh korban di titik itu ditemukan.

    “Hari ini pencarian dipusatkan di sektor A dan sektor B, masing-masing pada Worksite A1, A2, B1, dan B2. Kita mengerahkan 21 ekskavator, 17 alat bantu kompresor, sembilan anjing pelacak, serta lebih dari 600 personel,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Minggu (16/11).

    Ia menjelaskan bahwa pada Worksite A1 dan A2 di Dusun Cibuyut masih terdapat enam korban dalam pencarian. Kondisi serupa juga terjadi di Worksite B1 dan B2 di Dusun Tarukahan, di mana enam korban lainnya masih dicari.

    Menurut Abdullah, asesmen lapangan yang dilakukan pada pukul 05.30 WIB memastikan tidak ada perubahan signifikan pada titik-titik pencarian. “Setiap worksite seluas 500 meter persegi. Jika ada pergeseran satu hingga dua meter, area itu masih terkendali dalam rencana operasi,” ujarnya.

    Dandim 0703/Cilacap, Letkol Inf Andi Aziz, mengatakan cuaca menjadi kendala utama karena hujan lebat pada Sabtu (15/11) malam menyebabkan lokasi tergenang dan tanah berubah seperti bubur.

    “Ini menambah tantangan bagi kami, sehingga koordinasi antar-tim harus lebih solid,” katanya.

     

    Perbarui informasi Anda bersama Fokus edisi (14/11) dengan beberapa berita pilihan sebagai berikut, Longsor Terjang Dua Dusun, 21 Orang Tertimbun, Banjir Luapan Sungai Rendam Ratusan Rumah, Pedagang Pasar Pramuka Mogok Berjualan.

  • Gemuruh Kembali Terdengar, Warga Panik Tinggalkan Lokasi Longsor Cibeunying Cilacap
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 November 2025

    Gemuruh Kembali Terdengar, Warga Panik Tinggalkan Lokasi Longsor Cibeunying Cilacap Regional 15 November 2025

    Gemuruh Kembali Terdengar, Warga Panik Tinggalkan Lokasi Longsor Cibeunying Cilacap
    Tim Redaksi

    CILACAP, KOMPAS.com
    – Suara gemuruh kembali terdengar di lokasi longsor Cibeunying, Cilacap pada Sabtu (15/11/2025) malam.
    Suara ini mirip seperti yang terjadi saat
    longsor
    melanda pada Kamis (13/11/2025) lalu. Waga pun panik dan langsung meninggalkan lokasi.
    Diketahui, suara itu bersumber dari
    aliran air
    di area lokasi longsor. Air dilaporkan tiba-tiba membesar usai diguyur hujan lebat pada sore hari.
    Informasi terkini, kondisi sudah mulai aman.
    Meski begitu, situasi tadi sempat membuat warga, relawan, dan awak media yang sedang berada di sekitar posko bencana panik dan langsung meninggalkan lokasi.
    Kejadian itu berlangsung Sabtu (15/11/2025) sekitar pukul 19.15 WIB. Saat itu para awak media sedang berkumpul di salah satu rumah warga.
    Tiba-tiba, salah seorang relawan datang memberitahu agar segera meninggalkan lokasi. Relawan itu menginformasikan bahwa aliran air dari atas membesar.
    “Suara aliran air dari atas membesar,” seru relawan tersebut.
    Sontak, para awak media langsung berkemas dan meninggalkan lokasi.
    Warga juga berbondong-bondong meninggalkan rumahnya setelah diberi peringatan untuk meninggalkan rumah.
    Kondisi tersebut membuat jalan desa macet karena banyaknya kendaraan.
    Kemacetan juga diperparah karena pada beberapa titik jalan tergenang, akibat luapan air bercampur lumpur dari selokan.
    Salah satu relawan, Timbul (45), mengatakan, saat itu dirinya sedang berada di tenda belakang posko induk.
    “Dari posko suaranya terdengar
    gemuruh
    , kata warga sekitar waktu kejadian longsor kemarin juga suaranya seperti itu,” kata Timbul.
    Ia kemudian langsung meninggalkan lokasi dan saat ini telah berada di tempat yang aman, jauh dari posko.
    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (
    BPBD
    )
    Cilacap
    , Taryo, yang berada di lokasi, mengatakan bahwa saat ini kondisinya sudah aman.
    “Tadi memang sempat terjadi kepanikan karena aliran air dari atas (lokasi longsor) membesar. Sekarang kondisinya sudah aman, aliran air di sungai juga sudah mengecil,” kata Taryo saat dihubungi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mitigasi Jadi Prioritas, Pemkot Malang Gelar Simulasi Besar Hadapi Potensi Bencana

    Mitigasi Jadi Prioritas, Pemkot Malang Gelar Simulasi Besar Hadapi Potensi Bencana

    Malang (beritajatim.com) – Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menegaskan pentingnya mitigasi bencana di Kota Malang. Ia mendorong langkah pencegahan dan penanggulangan dilakukan secara kolektif sebagai tanggung jawab bersama.

    Dalam upaya mitigasi, Pemkot Malang menggelar simulasi atau gladi bencana di Lapangan Amprong, Kota Malang, pada Sabtu (15/11/2025). Simulasi ini bertujuan meningkatkan kompetensi, mempererat koordinasi, serta menumbuhkan peran aktif masyarakat dalam menghadapi situasi darurat.

    “Kota Malang yang kita cintai ini memang terus berkembang sebagai kota yang maju dan dinamis. Namun, di saat yang sama, kita tidak boleh lengah terhadap risiko bencana seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan ancaman lainnya,” ujar Wahyu.

    Pria yang akrab disapa Pak Mbois ini menuturkan bahwa penanggulangan bencana tidak dapat dilakukan sendiri. Diperlukan kolaborasi, komunikasi yang efektif, serta sinergi kuat antara berbagai lembaga dan masyarakat.

    Wahyu berpesan para peserta untuk mengikuti kegiatan simulasi dengan serius, sebab pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh sangat penting untuk menghadapi seluruh tahapan bencana, mulai dari pra-bencana, saat darurat, hingga pemulihan.

    “Tujuannya adalah memastikan kemampuan untuk merespons dengan cepat, bertindak tepat, dan bekerja sama dalam situasi kritis,” tutur Wahyu. (luc/kun)

  • Modal Rp60 Juta, Pengungsi Rohingya Mulai Pelayaran Paling Mematikan

    Modal Rp60 Juta, Pengungsi Rohingya Mulai Pelayaran Paling Mematikan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kapal kargo Filipina berhasil menyelamatkan tiga pengungsi Rohingya dari perairan di lepas pantai Langkawi, Malaysia, pada 8 November. Beberapa hari sebelumnya, para penyelundup memindahkan mereka dari kapal induk besar ke kapal yang lebih kecil saat mendekati pantai Malaysia.

    Kapal yang lebih kecil itu terbalik ketika mengangkut sekitar 70 hingga 100 orang. Sebelas korban selamat lainnya berhasil dievakuasi beberapa hari setelahnya, sedangkan 27 jiwa meninggal, termasuk empat anak-anak.

    Oktober disebut penanda dimulainya “musim berlayar” bagi kegiatan penyelundupan manusia. Ini karena angin muson barat daya mereda dan perairan menjadi lebih tenang.

    Dikutip dari The Economist, Sabtu (14/11/2025), dengan biaya 15.000 ringgit Malaysia atau setara Rp 60 juta (asumsi kurs Rp4.000/MYR) per orang, jaringan kriminal menjanjikan perjalanan aman melalui laut dari daerah perbatasan antara Bangladesh dan Myanmar di pesisir menuju Malaysia.

    Namun, perjalanan yang memakan waktu selama sepekan itu berbahaya dan beberapa kapal dilaporkan tenggelam sebelum mencapai pantai.

    Seorang pengungsi dan aktivis Rohingya yang kini tinggal di Selandia Baru, Hafsar Tameesuddin, menyebut anggota etnis minoritas Rohingya yang sebagian besar Muslim menyadari risiko perjalanan tersebut.

    Mereka juga berisiko ditangkap dan ditahan tanpa batas waktu oleh otoritas imigrasi Malaysia. Namun setiap tahun, ribuan orang memilih untuk tetap mencoba, karena kondisi di negara asal mereka sangat memprihatinkan.

    Di Negara Bagian Rakhine di Myanmar barat, tempat asal Rohingya, mereka terjebak dalam pertempuran antara junta militer Myanmar dan Tentara Arakan (AA), kelompok pemberontak yang berjuang untuk mendirikan tanah air bagi kelompok etnis lain Rakhine. Setidaknya sebanyak 100.000 orang dikurung di kamp-kamp pengungsi.

    PBB menyebut junta militer melancarkan genosida terhadap Rohingya sejak 2017. Namun, Rohingya mengatakan bahwa AA, yang membakar kota Buthidaung dengan mayoritas penduduknya Rohingya, kini juga melakukan kekejaman.

    The Economist mencatat Lebih dari satu juta warga Rohingya tinggal di kamp pengungsi terbesar di dunia, dekat Cox’s Bazar, di seberang perbatasan Bangladesh. Pemerintah melarang mereka membangun tempat tinggal permanen dengan tujuan mendorong mereka kembali ke Myanmar.

    Kebijakan itu tak membuahkan dampak yang diharapkan, tetapi justru membuat kamp-kamp tersebut rentan terhadap kebakaran dan tanah longsor. Lebih parah lagi, Bangladesh juga membatasi akses pendidikan dan pekerjaan.

    “Tidak ada yang bisa mereka dapatkan di sana,” kata istri Hafsar dikutip Sabtu (15/11/2025).

    Tahun ini, musim berlayar dimulai lebih awal. Para pengamat memperkirakan lebih banyak warga Rohingya yang akan mencoba pelayaran ini daripada sebelumnya.

    Chris Lewa, yang telah melacak bisnis penyelundupan manusia di Laut Andaman selama hampir seperempat abad, mengatakan bahwa setidaknya 16 kapal, yang membawa sekitar 2.000 hingga 3.000 orang, meninggalkan Bangladesh dan Myanmar sejak September.

    Ia dan analis lainnya menyoroti satu faktor khusus yang mendorong lonjakan penyelundupan manusia, yakni kekhawatiran warga Rohingya terhadap Amerika yang akan berhenti menyediakan makanan di kamp-kamp.

    Awal 2025, Pemerintahan Trump memangkas anggaran bantuan pangan, sebelum kemudian menyetujui serangkaian langkah sementara jangka pendek. Namun, karena paket bantuan hanya bertahan beberapa bulan, lembaga-lembaga bantuan terus memperingatkan bahwa makanan mungkin akan segera habis.

    Hal ini membuat banyak warga Rohingya cemas hingga memesan tiket ke Malaysia. Situasinya bahkan lebih buruk di Myanmar, di mana konflik telah membuat distribusi bantuan pangan menjadi lebih sulit.

    Satu alasan kecil yang dapat memperbaiki keadaan adalah para pejabat Amerika tampaknya akan melanjutkan bantuan pangan dengan Bangladesh agar para pengungsi Rohingya dapat bekerja. Hal itu akan membuat kehidupan di kamp-kamp jauh lebih nyaman dan mengurangi ketergantungan Rohingya pada anggaran bantuan luar negeri yang terbatas.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Update Pencarian Korban Longsor Cibeunying Cilacap Hari Ketiga: 11 Meninggal, 12 Hilang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 November 2025

    Update Pencarian Korban Longsor Cibeunying Cilacap Hari Ketiga: 11 Meninggal, 12 Hilang Regional 15 November 2025

    Update Pencarian Korban Longsor Cibeunying Cilacap Hari Ketiga: 11 Meninggal, 12 Hilang
    Tim Redaksi

    CILACAP, KOMPAS.com
    – Operasi pencarian hari ketiga korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, ditutup pada Sabtu (15/11/2025) petang.
    Pada hari ketiga ini,
    tim SAR
    gabungan berhasil menemukan delapan jenazah. 
    Seluruh korban yang ditemukan merupakan warga Dusun Cibuyut.
    Dengan demikian, sampai saat ini total terdapat 11 korban yang meninggal dunia.
    Kepala Kantor SAR (Basarnas)
    Cilacap
    , M Abdullah menyampaikan, saat ini masih tersisa 12 korban yang belum ditemukan.
    “Di hari ketiga ini berhasil menemukan dan mengevakuasi delapan korban meninggal dunia. Korban tersisa 12 orang (yang belum ditemukan),” katanya, Sabtu (15/11/2025).
    Diberitakan sebelumnya, ketebalan material longsor di Desa
    Cibeunying
    mencapai 8 meter.
    Kondisi tersebut menjadi salah satu kendala yang dialami tim SAR gabungan dalam melakukan operasi
    pencarian
    korban hilang selama beberapa hari terakhir.
    “Karena kita lihat bersama bahwa korban-korban ini tertimbun sangat dalam, terutama yang di bawah (Dusun Tarukahan). Itu ada kedalaman dari 2-3 meter sampai dengan 8 m,” ungkap Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Budi Irawan di lokasi bencana, Sabtu (15/11/2025).
    Oleh karena itu, hari ini pihaknya kembali menambah jumlah alat berat untuk memudahkan pencarian.
    “Awalnya alat berat hanya ada dua, kemudian tambah dua menjadi empat. Sekarang sudah bertambah lagi menjadi tujuh. Dan kami dapat perbantuan lagi dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Ibu Diana. Nantinya akan ada sampai dengan 12 alat berat,” jelas Budi.
    Selain pencarian korban, pemerintah juga memastikan terpenuhinya kebutuhan dasar para korban dan masyarakat terdampak.
    “Perlu kami sampaikan juga bahwa untuk diketahui seluruh kebutuhan dasar baik korban maupun terdampak dari bencana alam ini semuanya sudah terpenuhi. Jadi kami sampaikan seluruh kebutuhan dasar semuanya sudah terpenuhi,” ujar Budi.
    BNPB menyiapkan modifikasi cuaca untuk mengurangi potensi hujan di wilayah terdampak
    longsor Cibeunying
    .
    Modifikasi cuaca dilakukan dengan menabur garam di awan. Armada dan logistik rencananya akan diberangkatkan dari Lanud Husein Sastranegara, Bandung.
    Langkah ini dilakukan untuk mendukung percepatan operasi pencarian korban yang masih hilang akibat tanah longsor yang terjadi pada Kamis (13/11/2025) malam lalu.
    Budi Irawan mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepala BNPB untuk percepatan pelaksanaan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
    “Tadi saya sudah berkoordinasi dengan Kepala BNPB. Kami minta agar di wilayah sini, di Kabupaten Cilacap, diadakan modifikasi cuaca,” kata Budi Irawan saat ditemui di lokasi bencana, Sabtu (15/11/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hujan Seharian, Tebing di Padureso Kebumen Longsor Hantam Rumah Warga
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 November 2025

    Hujan Seharian, Tebing di Padureso Kebumen Longsor Hantam Rumah Warga Regional 15 November 2025

    Hujan Seharian, Tebing di Padureso Kebumen Longsor Hantam Rumah Warga
    Tim Redaksi

    KEBUMEN, KOMPAS.com
    – Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen sejak Jumat (14/11/2025) sore hingga Sabtu (15/11/2025) dini hari memicu terjadinya tanah longsor di Dukuh Kalapacung, Desa Sidototo.
    Longsor terjadi pada Sabtu (15/11/2025) pagi dan menimpa rumah milik Ngadimin (51), warga setempat.
    Meski tidak ada korban jiwa, peristiwa ini sempat membuat panik warga sekitar. Kerugian ditaksir mencapai Rp17 juta.
    Wakapolres Kompol Faris Budiman mengatakan laporan pertama diterima dari Kepala Desa Sidototo, Sulyanto, sekitar pukul 08.15 WIB.
    Menindaklanjuti laporan tersebut, Polsek
    Padureso
    langsung mengirimkan personel untuk pengecekan dan penanganan awal.
    “Tebing setinggi enam meter dengan panjang sekitar sepuluh meter di sisi rumah korban ambrol akibat struktur tanah yang tidak mampu menahan derasnya hujan sejak sore sebelumnya. Beruntung, tidak ada korban jiwa,” ujar Kompol Faris.
    Warga menyebut hujan turun tanpa henti sejak Jumat pukul 15.00 WIB hingga menjelang pagi.
    Kondisi itu membuat tebing menjadi labil dan akhirnya longsor, menghantam dinding rumah Ngadimin dan menimbulkan kepanikan.
    Petugas gabungan dari Polsek Padureso, Posramil, Pemerintah Desa Sidototo, dan Tim Reaksi Cepat (TRC) Kebencanaan Kecamatan Padureso langsung melakukan asesmen serta pembersihan material longsor.
    “Padureso memiliki banyak tebing curam dan struktur tanah yang labil. Karena itu, tim langsung bergerak cepat agar risiko tidak semakin besar,” tambah Kompol Faris.
    Pada Sabtu siang, personel gabungan dan warga bergotong-royong membersihkan material longsor yang menutup akses di sisi rumah korban.
    Polres
    Kebumen
    juga berkoordinasi dengan BPBD untuk langkah lanjutan, termasuk pemantauan kondisi tebing serta imbauan kewaspadaan kepada warga mengingat curah hujan diprediksi masih tinggi.
    “Kami mengimbau warga segera melapor apabila melihat retakan atau pergerakan tanah sekecil apa pun. Ini penting untuk mencegah dampak lanjutan,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Legislator PDIP Bangun Posko-Dapur Umum bagi Korban Longsor Cilacap

    Legislator PDIP Bangun Posko-Dapur Umum bagi Korban Longsor Cilacap

    Jakarta

    Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Kaisar Kiasa Kasih Said Putra (Kaisar KKSP) menerjunkan tim untuk mendirikan posko bantuan dan dapur umum bagi korban longsor di Cilacap, Jawa Tengah.

    Adapun bantuan ini akan melayani 198 pengungsi yang kini ditampung di Balai Desa Cibeunying dan rumah kerabat. Posko ini menjamin kebutuhan dasar pengungsi, seperti makanan dan fasilitas kesehatan.

    “Betul, Tim Sobat Kaisar sudah bergerak. Di sana sudah terbangun Posko dapur umum dan fasilitas kesehatan untuk saudara-saudara kita di dapil,” ujar Kaisar KKSP dalam keterangannya, Sabtu (15/11/2025).

    Ia menyampaikan saat ini sedang dalam perjalanan dari Jakarta menuju lokasi bencana. “Insyaallah besok (16/11) saya sudah bisa berada di tengah-tengah saudara kita yang sedang dilanda musibah,” tambahnya.

    Diketahui, bencana longsor terjadi di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, kemarin.Bencana tersebut menimbulkan dampak signifikan. Berdasarkan data dari Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Cilacap, Mochamad Toyib, hingga hari ini tercatat ada 198 pengungsi, 3 korban meninggal dunia, 21 orang belum ditemukan dan 4 orang mengalami luka-luka. Selain itu, terdapat 16 unit rumah rusak berat akibat (tertimbun), dan 30 unit rumah rusak ringan.

    Mengenai penyebab longsor, ia menduga musibah ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi. Oleh karena itu, Kaisar KKSP juga akan melakukan peninjauan lapangan saat berkunjung ke lokasi.

    “Nanti saya akan cek di lokasi, sekiranya apa yang perlu menjadi perhatian kita berikutnya agar musibah seperti ini bisa diantisipasi dan memiliki mitigasi,” tutupnya.

    (anl/ega)

  • Longsor Hantam Rumah Warga di Binakal Bondowoso, BPBD Tangani 80 Persen Material dalam Sehari

    Longsor Hantam Rumah Warga di Binakal Bondowoso, BPBD Tangani 80 Persen Material dalam Sehari

    Longsor Hantam Rumah Warga di Binakal Bondowoso, BPBD Tangani 80 Persen Material dalam Sehari

    Bondowoso (beritajatim.com) – Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Bondowoso pada Jumat (14/11/2025) sore memicu tanah longsor di Dusun Pal 16, Desa Sumbertengah, Kecamatan Binakal. Material longsor menerjang bagian dapur rumah milik warga bernama Suriya dan menyebabkan kerusakan cukup signifikan, meski seluruh penghuni rumah dipastikan selamat.

    Plt Kalaksa BPBD Bondowoso, Kristianto, menyampaikan bahwa laporan pertama diterima melalui pesan WhatsApp pada pukul 16.39 WIB. Tim Pusdalops dan Agen Bencana Jatim segera diberangkatkan ke lokasi untuk melakukan asesmen cepat serta memastikan kondisi warga.

    “Hujan deras membuat struktur tanah tidak stabil. Dampaknya mengenai bagian dapur rumah warga. Kami pastikan seluruh penghuni selamat,” kata Kristianto pada Beritajatim.com, Sabtu (15/11/2025).

    Pada malam hari, BPBD Bondowoso menyalurkan bantuan logistik kepada keluarga terdampak dan melakukan koordinasi dengan Polsek Binakal, Koramil Binakal, serta Pemerintah Desa Sumbertengah. Langkah ini menjadi bagian dari respons cepat untuk memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi dan situasi tetap terkendali.

    Penanganan berlanjut pada Sabtu (15/11/2025) pagi melalui kerja bakti gabungan. BPBD Bondowoso bersama Posramil Binakal, Polsek Binakal, Satpol PP Kecamatan, pemerintah desa, dan warga sekitar melakukan pembersihan material longsor serta pemeriksaan kondisi struktur rumah terdampak.

    “Hari ini pembersihan material longsor mencapai sekitar 80 persen. Kami prioritaskan pengamanan area di sekitar rumah agar tidak menimbulkan risiko lanjutan, mengingat cuaca masih hujan meski berintensitas ringan,” jelas Kristianto.

    Hingga Sabtu siang, kondisi di Desa Sumbertengah dan wilayah Bondowoso secara umum terpantau aman dan terkendali. Meski demikian, BPBD tetap meningkatkan pemantauan mengingat wilayah tersebut termasuk kawasan rawan bencana hidrometeorologi saat musim hujan.

    “Kami berkomitmen melanjutkan asesmen lanjutan dan persiapan tindak lanjut sesuai kebutuhan lapangan, termasuk mitigasi untuk mencegah longsor susulan,” pungkas Kristianto. [awi/beq]