Topik: longsor

  • Tim Kaisar KKSP Salurkan Bantuan Sembako

    Tim Kaisar KKSP Salurkan Bantuan Sembako

    Setelah berhasil mencapai lokasi, Tim Sobat Kaisar langsung menyalurkan bantuan berupa satu paket sembako untuk setiap Kepala Keluarga (KK) terdampak. Bantuan disalurkan berdasarkan data dan koordinasi dengan perangkat desa.

    Di lokasi banjir, kondisi masih mengkhawatirkan. Menurut keterangan Bapak Untung selaku warga Desa Sidamulya saat diwawancarai, debit air masih cukup tinggi.

    “Saat ini debit air kurang lebih masih tinggi sekitar 50 cm Pak. Di beberapa jalan utama juga masih terendam Pak,” kata Bapak Untung.

    Bapak Untung juga mengeluhkan buruknya sistem drainase, yang membuat air sulit surut dan meningkatkan kekhawatiran akan terbatasnya akses desa jika terjadi hujan susulan. Ia menambahkan, “Di sini banjir setiap tahun Pak, yang paling parah tahun 2002, waktu itu banjirnya sampai atap rumah.”

    Meskipun demikian, dilaporkan tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam dua bencana ini. Korban banjir mengungsi di pos ronda dan Kantor Desa Sidamulya, sementara korban puting beliung ditampung di rumah Kepala Dusun. Sayangnya, fasilitas umum seperti jalan, sekolah, dan fasilitas air bersih juga terdampak parah.

    Saat dihubungi wartawan melalui pesan WhatsApp, Kaisar KKSP mengungkapkan keprihatinan mendalam atas rentetan musibah ini:

    “Iya Mas, belum habis luka kita akibat bencana longsor. Saya dapat info dari tim saya, Sobat Kaisar, ada bencana puting beliung dan banjir di dapil,” kata Kaisar.

    Ia memastikan bahwa bantuan dan komunikasi akan terus berjalan. “Saya sudah infokan kepada tim di dapil untuk segera membantu mengirimkan bantuan sosial dan menggali informasi apa saja yang menjadi kebutuhan di sana. Saya juga minta kepada tim untuk tetap berkomunikasi dan aktif memberikan bantuan.”

    Mengakhiri pesannya, ia mengajak semua pihak waspada. “Mohon doanya Mas, semoga Allah melindungi kita semua tidak ada lagi bencana yang terjadi. Belakangan ini cuaca sedang tidak menentu, saya berpesan tetap waspada. Adapun banjir yang terjadi di tiap tahunya saya akan komunikasikan dengan pemerintah terkait agar bencana banjir dapat segera ditangani dan tidak menjadi rutinitas di tiap tahun.”

  • Indonesia Rugi Rp 22 Triliun Setiap Tahun Akibat Bencana Alam

    Indonesia Rugi Rp 22 Triliun Setiap Tahun Akibat Bencana Alam

    Sementara itu, Bupati Bogor Rudy Susmanto mengatakan, suatu kehormatan bagi wilayah Kabupaten Bogor menjadi salah satu venue atau tuan rumah pelaksanaan Hari Pohon Sedunia bersama Menko PMK dan beberapa stake holder terkait.

    “Pelaksanaan penanaman bukan hanya di Eiger Adventure Land, tetapi kami melakukan penanaman pohon di 9 lokasi, lalu di eks Giri Pangrango, eks Pancawati, sampai dengan Sukaraja, Gunung Putri terkait penanganan banjir,” katanya.

    Menurutnya, di Kabupaten Bogor, bencana banjir, tanah longsor, bukan hanya terjadi di tahun 2025-2024 bahkan 5-10 tahun yang lalu sudah terjadi.

    “Selain itu, penanaman pohon yang diinisiasi oleh BNPB, kita lakukan penghijauan di seluruh daerah aliran sungai Cikeas, Ciliwung dan beberapa daerah aliran sungai lainnya,” katanya.

    Kegiatan penghijauan ini, kata dia, menjadi sebuah semangat buat Pemerintah Kabupaten Bogor untuk tidak berjalan sendiri, beberapa kementerian membantu, BNPB turut serta di paling depan, dan tentunya pihak-pihak swasta, para pelaku usaha turut serta membangun bersama-sama untuk bangsa Indonesia.

    Sementara itu, Direktur Utama Eiger Adventure Land, Imanuel Wirajaya berharap, destinasi ini dapat menghadirkan ekowisata yang tidak hanya menawarkan pengalaman wisata alam, tetapi juga membuka jalan bagi upaya restorasi melalui pengembalian fungsi ekologis.

    “Melalui kolaborasi pentaheliks antara swasta, pemerintah, akademisi, komunitas, dan media, kami ingin menjadikan kawasan ini sebagai contoh nyata bahwa ekowisata yang selaras dengan pelestarian alam dapat memberikan kontribusi nyata bagi mitigasi bencana sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi mendatang,” pungkasnya.

  • Personel Dipastikan Siap untuk Digerakkan

    Personel Dipastikan Siap untuk Digerakkan

    Liputan6.com, Jakarta Kapolri Jenderal Listyo Sigit melakukan pengecekan langsung kesiapsiagaan tanggap bencana Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di Satbrimobda Polda DIY.

    “Alhamdulillah hari ini saya meninjau langsung terkait dengan bagaiamma kesiapan provinsi DIY dalam hadapi potensi bencana. Ini adalah kegiatan kesekian kali setelah saya mengecek beberapa wilayah untuk memastikan bahwa seluruh stakeholder terkit baik TNI, Polri seluruh institusi yang terkait penanganan bencana betul-betul siap untuk digerakan,” kata dia dalam keterangannya, Jumat (21/11/2025).

    Berdasarkan laporan BMKG, mulai dari bulan Oktober hingga Januari, saat ini sudah memasuki musim penghujan disertai dengan La Nina skala lemah. Namun, di bulan November rata-rata hujan akan di atas normal.

    Sehingga memunculkan potensi bencana alam berupa banjir, tanah longsor dan lainnya yang berdampak pada keselamatan masyarakat. Antisipasi kesiapsiagaan personel dikerahkan di lokasi rawan bencana hingga tempat wisata.

    Sigit menambahkan, pihaknya beserta instansi terkait juga mewaspadai soal erupsi gunung Merapi. Ia meminta agar dilakukan sosialisasi dan informasi yang kuat untuk keselakatan masyarakat.

    “Dan juga disampaikan dari badan meteorologi bagaimana kondisi kini dari gunung merapi yang memang tiap hari terjadi erupsi sehingga tentunya tanggap bencana untuk terus disosialisasikan,” kata dia.

    “Sehingga masyarakat tiap hari ter-update oleh informasi, sehingga pada saatnya manakala harus dilakukan evakuasi masyarakat sudah terinformasi. Kapan harus evakuasi, arahnya kemana, lalu perlengkapan yanh dibawa apa, semuanya kita harapkan tersosialiasi dengan baik,” sambungnya.

     

  • Kemendagri Minta BPBD-Damkar Se-RI Waspadai Banjir hingga Longsor

    Kemendagri Minta BPBD-Damkar Se-RI Waspadai Banjir hingga Longsor

    Jakarta

    Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar rapat virtual membahas potensi cuaca ekstrem yang melanda Indonesia. Rapat diikuti Kepala Pelaksana BPBD, Kepala Satpol PP hingga Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan seluruh Indonesia.

    Rapat digelar hari ini dan dipimpin Dirjen Bina Adwil Kemendagri, Safrizal ZA. Rapat tersebut merupakan tindak lanjut dari surat edaran Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian tentang kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

    Dalam arahannya, Safrizal menegaskan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia saat ini berada pada tingkat risiko tinggi terhadap bencana hidrometeorologi, terutama banjir dan tanah longsor. Kondisi cuaca ekstrem, curah hujan yang meningkat, serta tingginya kerentanan wilayah menjadi faktor yang harus diantisipasi dengan langkah kesiapsiagaan yang terukur dan terpadu.

    “Pemerintah daerah harus meningkatkan kewaspadaan dan memastikan seluruh unsur di daerah berada dalam kondisi siap. Ini penting agar kita tidak gagap ketika bencana terjadi,” kata Safrizal dalam keterangan kepada wartawan, Jumat (21//11/2025).

    Safrizal memerintahkan pemerintah daerah untuk segera melaksanakan Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi di wilayah masing-masing. Apel tersebut diinstruksikan untuk melibatkan BPBD, Satpol PP, Damkar, unsur TNI/Polri, relawan, serta para pemangku kepentingan lainnya.

    “Daerah perlu memastikan kesiapan personel, peralatan, dan logistik dalam menghadapi bencana. Apel kesiapsiagaan menjadi sarana penting untuk memeriksa dan memastikan seluruh unsur tersebut benar-benar siap,” pungkas Safrizal.

    (ygs/jbr)

  • Longsor Tutup Jalan Poros Palopo–Bastem Utara, Tiga Motor Tertimbun
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 November 2025

    Longsor Tutup Jalan Poros Palopo–Bastem Utara, Tiga Motor Tertimbun Regional 21 November 2025

    Longsor Tutup Jalan Poros Palopo–Bastem Utara, Tiga Motor Tertimbun
    Tim Redaksi
    PALOPO, KOMPAS.com
    – Hujan deras yang mengguyur Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Jumat (21/11/2025) sore memicu longsor di Jalan Poros Palopo–Bastem Utara, tepatnya di Kelurahan Latuppa, Kecamatan Mungkajang.
    Material tanah, batu, dan pohon menutup seluruh badan jalan sehingga arus lalu lintas lumpuh total. Bahkan, beberapa kendaraan ikut tertimbun.
    Lurah Latuppa, Konni, mengatakan tiga sepeda motor yang melintas tertimbun material
    longsor
    . Meski demikian, seluruh pengendara dipastikan selamat.
    “Tiga sepeda motor yang kebetulan melintas di lokasi kejadian ikut tertimbun material longsor, meski demikian, seluruh pengendara dipastikan selamat,” ujarnya, Jumat malam.
    Konni memastikan para pengendara berhasil menyelamatkan diri sebelum material menutup penuh badan jalan.
    “Tiga motor tertimbun, tapi pengendaranya selamat karena berhasil menyelamatkan diri,” katanya.
    Hingga malam hari, evakuasi motor belum dapat dilakukan karena kondisi tanah masih labil dan hujan masih turun.
    “Material longsor belum bisa ditangani, termasuk pemindahan motornya. Besok baru bisa, karena material masih berpotensi longsor susulan,” ujar Konni.
    Longsor di jalur pegunungan Latuppa bukan yang pertama terjadi pada musim hujan tahun ini.
    Jalan Poros Palopo–Bastem Utara sudah tiga kali tertutup longsor dalam sebulan terakhir — pada 30 Oktober 2025, kemudian dua titik longsor kembali terjadi pada 11 November 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jembatan Penghubung Bojonegoro-Lamongan Putus, Akses Dua Desa Lumpuh Total

    Jembatan Penghubung Bojonegoro-Lamongan Putus, Akses Dua Desa Lumpuh Total

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Akses vital yang menghubungkan Kabupaten Bojonegoro dan Lamongan terputus setelah sebuah jembatan yang melintasi Sungai Semar Mendem ambruk diterjang hujan deras, pada Rabu (19/11/2025) sekitar pukul 11.00 WIB

    Jembatan yang menjadi jalur penghubung utama antara Desa Kendung Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro dan Desa Talunrejo Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan tersebut kini lumpuh total, mengisolasi mobilitas warga di dua wilayah.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Heru Wicaksi, membenarkan kejadian ini. Tim BPBD telah melakukan asesmen di lokasi pada hari Jumat, (21/11/2025) setelah menerima laporan dari pemerintah desa setempat.

    Menurut informasi awal dari Pemerintah Desa, intensitas hujan yang sangat tinggi dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan debit air di Sungai Semar Mendem naik dan turun seacara drastis. Akibatnya, terjadi longsor yang merusak struktur penyangga, menyebabkan jembatan putus.

    “Informasi yang kami terima, sayap jembatan tergerus oleh derasnya arus sungai yang mengalami fluktuasi,” jelas Heru Wicaksi.

    Meskipun kejadian terjadi pada hari Rabu, BPBD Bojonegoro baru menerima laporan resmi pada Jumat (21/11/2025) pukul 11.15 WIB. Setelah mendapatkan informasi, tim BPBD langsung bergerak cepat dan tiba di lokasi untuk melakukan penilaian dampak dan kerusakan.

    Berdasarkan hasil asesmen di lapangan, kerusakan jembatan tergolong parah. Jembatan yang memiliki panjang 20 meter dan lebar 3,5 meter itu kini ambrol dengan kedalaman mencapai 8 meter. “Dampaknya, jalur penghubung antara Desa Kendung di Bojonegoro dan Desa Talunrejo di Lamongan putus,” ungkap Heru.

    Jembatan tersebut sama sekali tidak bisa dilewati, baik oleh kendaraan roda dua, roda empat, maupun pejalan kaki. Hal ini praktis memutus rantai mobilitas harian dan ekonomi warga di kedua desa. Namun, untuk akses pejalan kaki, warga membuat akses darurat menggunakan tangga yang terbuat dari bambu.

    Menyikapi kondisi tersebut, BPBD Bojonegoro menyarankan kepada pihak Pemerintah Desa untuk segera menyusun surat laporan resmi mengenai kejadian tersebut. Agar penanganan dan perencanaan pembangunan kembali bisa segera dilakukan.

    “Kami sarankan kepada Pemdes agar membuat surat laporan kejadian yang ditujukan kepada Bapak Bupati Bojonegoro, dengan tembusan kepada BPBD dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga,” tutup Heru.

    Warga diimbau untuk mencari jalur alternatif yang lebih aman dan menjauhi area jembatan yang putus untuk menghindari potensi bahaya lebih lanjut. Perhatian kini tertuju pada respons Pemerintah Daerah untuk memulihkan akses vital ini secepatnya. [lus/ian]

  • 935 Warga Terdampak Longsor Banjarnegara Akan Direlokasi ke Hunian Sementara
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 November 2025

    935 Warga Terdampak Longsor Banjarnegara Akan Direlokasi ke Hunian Sementara Regional 21 November 2025

    935 Warga Terdampak Longsor Banjarnegara Akan Direlokasi ke Hunian Sementara
    Tim Redaksi
    WONOSOBO, KOMPAS.com
    – Pemerintah memastikan ratusan warga terdampak longsor di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, akan direlokasi dari wilayah rawan bencana.
    BNPB
    melaporkan sekitar 935 jiwa yang kini mengungsi akan dipindahkan ke lokasi relokasi yang telah disiapkan pemerintah daerah.
    Data posko penanganan darurat di Desa Pandanarum mencatat 934 penyintas atau 335 KK yang mengungsi, terdiri dari 454 laki-laki dan 480 perempuan.
    Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto mengatakan pemindahan dilakukan bertahap sambil pemerintah menyiapkan hunian sementara sebelum pembangunan permukiman permanen.
    “Sebagian besar nanti juga direlokasi. Tanah untuk relokasi sudah disiapkan dan sama seperti Majenang, ini pun sedang proses penyiapan hunian sementara,” ujarnya, Jumat (21/11/2025).
    Relokasi dilakukan karena tanah di lokasi terdampak masih labil dan tidak aman untuk permukiman.
    “Semua sedang disiapkan, logistik dan kebutuhan dasar bagi warga relatif terpenuhi,” lanjut Suharyanto.
    Hunian sementara akan dibangun dalam waktu dekat. Pemerintah daerah menyiapkan lahan, sementara BNPB dan kementerian terkait menyiapkan logistik dan konstruksi dengan prioritas keselamatan, sanitasi, dan akses kebutuhan dasar.
    Suharyanto memastikan bantuan berupa makanan, tenda, layanan kesehatan, dan kebutuhan harian terdistribusi dengan baik dari berbagai instansi pemerintah dan masyarakat.
    “Permakanan, tempat tinggal, kebutuhan dasar bagi manusia ini relatif terpenuhi,” jelasnya.
    Selain penanganan pengungsi, pencarian terhadap 18 korban hilang masih dilakukan meski kondisi tanah di lokasi bergerak. Evakuasi dijalankan dengan pengamanan ketat demi meminimalkan risiko bagi tim SAR.
    Suharyanto kembali menegaskan pentingnya mitigasi agar bencana serupa tidak terus menimbulkan kerugian besar.
    “Setelah terjadi bencana, semua unsur bersatu padu. Tapi yang harus terus kita tingkatkan adalah mitigasi sebelum terjadi bencana,” kata Suharyanto.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BPBD Ponorogo Kebut Pembersihan Longsor di Jalur Wagir Kidul–Banaran

    BPBD Ponorogo Kebut Pembersihan Longsor di Jalur Wagir Kidul–Banaran

    Ponorogo (beritajatim.com) – Upaya pemulihan pascalongsor di jalur poros yang menghubungkan Desa Wagir Kidul dengan Desa Banaran, Kecamatan Pulung, kembali dikebut BPBD Ponorogo. Sejak Jumat (21/11/2025) pagi, satu unit eskavator terus bekerja menyingkirkan material tanah yang menutup total akses utama antardesa tersebut.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetyo, menyampaikan bahwa progres pembersihan hingga Jumat pagi telah mencapai sekitar 50 persen. Dia optimistis jalur poros desa itu bisa terbuka kembali pada Jumat sore. Dengan catatan, wilayah tersebut tidak diguyur hujan.

    “Pembersihan material longsor untuk jalan sudah mencapai 50 persen. Kami targetkan selesai pada Jumat sore,” kata Agung.

    Namun, proses penanganan pada hari sebelumnya berjalan kurang maksimal. Cuaca hujan membuat tanah labil, bahkan memicu longsor susulan. Kondisi tebing yang masih memiliki banyak retakan juga menambah kewaspadaan petugas di lapangan.

    “Kemarin pembersihan terkendala cuaca hujan sehingga mengganggu prosesnya. Bahkan terjadi longsor susulan. Hasil asesmen kami, memang masih ada rentakan di bagian atas,” lanjutnya.

    Selain struktur tanah yang labil, kawasan itu juga dipadati vegetasi pohon keras yang berpotensi ikut menggugurkan material ketika hujan deras. Karena itu, BPBD telah berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk mengambil langkah pencegahan tambahan.

    “Kami sudah menyampaikan ke pihak pemdes agar membuat drainase di sisi utara mahkota longsor,” kata Agung.

    Setelah jalur utama kembali bisa dilalui, BPBD akan melanjutkan pembersihan material pada dua rumah warga yang sebelumnya tertimbun longsor. Beberapa alat berat masih bersiaga hingga seluruh titik terdampak dapat ditangani dengan aman.

    BPBD meminta warga tetap waspada, terutama selama hujan masih turun dengan intensitas tinggi di kawasan perbukitan Pulung. Potensi pergerakan tanah masih bisa terjadi sewaktu-waktu. [end/aje]

  • Dua Maskapai Australia Larang Bawa Power Bank ke Bagasi

    Dua Maskapai Australia Larang Bawa Power Bank ke Bagasi

    Anda sedang membaca rangkuman sejumlah berita pilihan mancanegara yang terjadi dalam 24 jam terakhir dalam Dunia Hari Ini.

    Edisi Jumat, 21 November 2025 kami awali dari Australia.

    Larangan bawa ‘power bank’ ke bagasi

    Mulai 1 Desember, penumpang Virgin Australia diwajibkan untuk menyimpan ‘power bank’ di tempat yang mudah dilihat dan diakses selama penerbangan, atau dalam arti lain: tidak boleh diletakkan di bagasi.

    ‘Power bank’ tidak bisa digunakan atau di-‘charge’ di dalam pesawat, dan penumpang hanya diperbolehkan membawa dua ‘power bank’. Selain itu, yang kekuatannya di atas 100 watt-hours harus mendapat persetujuan pihak maskapai.

    Qantas, QantasLink, dan Jetstar akan menerapkan langkah serupa mulai 15 Desember.

    Seorang juru bicara Qantas mengonfirmasi bahwa penumpang juga akan dibatasi hanya boleh membawa dua power bank, masing-masing di bawah 160 watt-jam, di bagasi kabin.

    “Secara global, semakin banyak perangkat bertenaga baterai litium yang dibawa oleh para pelaku perjalanan, dan meskipun barang-barang ini umumnya aman jika dikemas dan ditangani dengan tepat, langkah ini akan meminimalkan potensi risiko yang terkait dengan perangkat ini,” kata CEO Virgin Australia, Chris Snook.

    Qantas / Jetstar / Qantas LinkVirgin AustraliaPenerapan15 Desember 20251 Desember 2025Penggunaan saat terbangDilarangDilarangJumlah maksimum yang bisa dibawaDua unit per penumpangDua unit per penumpangKapasitas maksimum160 Wh per power bankLebih dari 100 Wh diperbolehkan; 100-160 Wh butuh persetujuan; >160 Wh dilarangTempat penyimpananDi kantung yang ada di kursi, di bawah kursi, kantung baterai harus dilepasYang mudah diakses oleh penumpang, tidak bisa ditaruh di atas kabin.Dibawa ke bagasiDilarangDilarangRatusan orang diselamatkan dari Gunung Semeru

    Sekitar 178 orang yang terjebak dalam letusan Gunung Semeru telah diselamatkan dan kini berada di tempat yang aman, setelah ada indikasi letusan Gunung Semeru akan terus berlanjut.

    Mereka adalah pendaki, pemandu wisata, petugas, serta wisatawan, yang memulai pendakian pada hari Rabu (19/11) sebelum akhirnya terdampar di area perkemahan.

    “Mereka dalam keadaan selamat dan sekarang sedang dibantu untuk kembali,” kata Priatin Hadi Wijaya, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, dalam konferensi pers melalui video.

    Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, menyebut hampir 1.000 warga di tiga desa paling berisiko di Kabupaten Lumajang juga telah dievakuasi ke posko-posko pemerintah, dan tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

    Presiden Taiwan dukung langkah Jepang

    Presiden Taiwan, Lai Ching-te, mengunggah foto dirinya sedang menyantap sushi untuk menunjukkan dukungannya kepada Jepang di tengah meningkatnya sengketa diplomatik antara Jepang dan China.

    China dilaporkan sedang bersiap untuk menghentikan impor makanan laut dari Jepang setelah PM Jepang, Sanae Takaichi, mengisyaratkan akan melibatkan militernya jika China menyerang Taiwan.

    Pemerintah Taiwan mengecam “perilaku intimidasi” China, dan mendesak warganya untuk mendukung Jepang dengan mengunjungi Jepang dan membeli produk-produk asal Jepang.

    China menegaskan klaimnya atas Taiwan, sementara Jepang dan Taiwan mempertahankan hubungan yang dekat namun tidak resmi.

    Puluhan warga tewas akibat banjir di Vietnam

    Jumlah korban tewas akibat hujan deras, banjir, dan tanah longsor di Vietnam tengah sejak akhir pekan lalu meningkat menjadi 41 orang, demikian laporan dari media pemerintah, sementara ketinggian air terus meningkat di kota-kota dan desa-desa yang sudah terendam banjir.

    Curah hujan melebihi 1.500 milimeter di beberapa wilayah Vietnam tengah selama tiga hari terakhir, yang menjadi kawasan produsen kopi serta pantai-pantai yang populer bagi turis.

    Pemerintah mengatakan lebih dari setengah juta rumah tangga dan pelaku bisnis kopi mengalami pemadaman listrik akibat banjir.

    Badan prakiraan cuaca nasional memperingatkan terjadinya lebih banyak banjir dan tanah longsor, dengan hujan lebat diperkirakan akan terus berlanjut di wilayah tersebut.

    Tonton juga video “Power Bank Berasap di Pesawat Tujuan Belanda, Penumpang Panik!”

  • Saat Sains, Tradisi, dan Negara Bersua di Tengah Cuaca Ekstrem

    Saat Sains, Tradisi, dan Negara Bersua di Tengah Cuaca Ekstrem

    Jakarta, Beritasatu.com – Hujan turun lebih awal di banyak wilayah Indonesia tahun ini. Dari Sumatera hingga Papua, awan menggulung seolah menyampaikan satu pesan yang sama tentang kewaspadaan.

    Di tengah meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi, wacana mitigasi kini tak lagi berbicara soal alat deteksi semata. Ia merembet ke ranah yang lebih luas yakni narasi masyarakat, cerita turun-temurun, bahasa lokal, dan kebijaksanaan yang lama hidup di antara desa-desa rawan bencana.

    Integrasi Sains dan Kearifan Lokal dalam Mitigasi Bencana

    Di Jakarta, akhir Oktober 2025 lalu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar sebuah webinar yang membicarakan isu ini secara terang-terangan. Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN, Herry Jogaswara, membuka diskusi dengan pernyataan yang terasa seperti menandai babak baru dalam riset kebencanaan Indonesia. “Dikotomi tradisi dan sains sudah seharusnya berakhir,” katanya dilansir laman BRIN yang dikutip Beritasatu.com, Jumat (21/11/2025).

    Menurutnya, bencana di Indonesia tak mungkin dibaca hanya dari sudut satelit atau peta geologi. Narasi masyarakat yang hidup bertahun-tahun di kawasan rawan harus ikut duduk di meja pembahasan. Tradisi, katanya, bukan lawan dari sains, tetapi pintu masuk.

    Ia menunjuk contoh klasik tetapi tetap relevan yakni smong di Aceh. Cerita lisan tentang air besar yang tiba-tiba datang setelah gempa bukan sekadar mitos penyintas. Tradisi itu terbukti menjadi alarm sosial yang menyelamatkan ribuan orang saat tsunami 2004.

    Para peneliti geoteknologi yang bekerja bersama timnya memadukan narasi tersebut dengan pembacaan geologi. Hasilnya bukan hanya penjelasan ilmiah, tetapi pemahaman utuh tentang hubungan masyarakat dengan alam.

    “Kita tidak bisa mengandalkan laboratorium tanpa memahami pengalaman warga yang hidup berdampingan dengan risiko,” ucap Herry.

    Peran BRIN dalam Riset Kebencanaan Terpadu

    Pernyataan itu mengalir ke rencana aksi yang lebih konkret. BRIN bersiap membuka call for collaboration pada 2026 dengan tema ekologi dan lingkungan. Intinya riset kebencanaan ke depan harus lintas disiplin. Bahasa, geologi, antropologi, klimatologi, sampai tradisi lisan harus saling bekerja dan tidak berjalan sendiri-sendiri.

    Fondasi Budaya Lokal dalam Pemahaman Risiko

    Kepala Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan BRIN Sastri Sunarti melanjutkan gagasan tersebut. Indonesia, katanya, negara yang fondasi kebencanaan dan budaya lokalnya sama-sama kuat. Pada satu sisi, ada ancaman patahan megathrust Mentawai yang terus dikaji para seismolog. Pada sisi lain, masyarakat di pesisir Sumatera punya memori kolektif yang terekam dalam pantun, cerita pelaut, atau simbol alam seperti surutnya air secara tiba-tiba.

    “Edukasi yang menggabungkan keduanya justru membuat masyarakat tenang dan sigap,” ucapnya.

    Pendekatan BMKG: Teknologi dan Bahasa Lokal

    Sementara itu, BMKG punya gagasan serupa yang sudah lama hidup dalam praktik. Ketua Tim Kerja Mitigasi Tsunami Hindia Pasifik BMKG Suci Dewi Anugrah menegaskan, alat prediksi tanpa kepekaan budaya sering mandek di lapangan. Ia mengenang beberapa kasus ketika peringatan dini tak ditanggapi karena masyarakat tak merasa dekat dengan bahasa teknis yang digunakan.

    “Kalimat sederhana dalam bahasa daerah sering lebih ampuh,” katanya dilansir dari laman BRIN.

    Suci menambahkan, tokoh adat dan pemuka komunitas memainkan peran besar sebagai jembatan ilmu dan tindakan. Tanpa itu, sirine bisa berbunyi, tetapi warga bisa saja tidak bergerak.

    Arsitektur Tradisional dan Adaptasi Lingkungan

    Peneliti BRIN Asep Supriadi menekankan pentingnya menjadikan kearifan lokal lebih dari sekadar ornamen riset. Arsitektur tradisional yang terbukti tahan gempa, misalnya, harus kembali dipertimbangkan dalam perencanaan permukiman. Rumah-rumah panggung di banyak daerah bukan hasil estetika belaka, melainkan respon adaptif terhadap tanah labil, banjir, atau gempa.

    “Pemerintah dan masyarakat perlu menjaga keberlanjutan kearifan seperti ini,” ujarnya. Ia mengingatkan tradisi tak boleh diperlakukan sebagai nostalgia, tetapi sebagai strategi bertahan hidup.

    Cuaca Ekstrem dan Respons Pemerintah

    Sementara BRIN dan BMKG menguatkan dimensi pengetahuan dan budaya, ancaman nyata datang dari lapangan. Pada pertengahan November, tanah di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, bergerak dan meruntuhkan permukiman. Longsor itu menelan korban, memaksa operasi pencarian berlangsung hari demi hari.

    Kesiapsiagaan Pemerintah dan Instruksi Mitigasi

    Di lokasi itulah Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memimpin apel kesiapsiagaan. Lumpur masih basah, garis polisi membentang, dan suara mesin ekskavator terus bekerja. Tito berkata operasi SAR akan diperpanjang jika korban belum semua ditemukan. “Ini hari ketujuh. Kalau belum, kita tambah tiga hari,” ujarnya dilansir dari Antara, Rabu (19/11/2025).

    Tito membawa pesan yang lebih luas dari sekadar kondisi Cilacap. Ia menyebut laporan BMKG yang menunjukkan potensi hujan lebat di hampir seluruh wilayah Indonesia, yakni Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku Selatan, hingga Papua Selatan.

    “Ini harus jadi perhatian semua daerah,” katanya.

    Pulau Jawa, yang penduduknya padat dan topografinya beragam, disebut paling rentan. Setiap tahun, daerah-daerah seperti Banjarnegara, Purworejo, hingga Cilacap menghadapi siklus yang nyaris sama yakni lereng menjadi licin ketika hujan deras datang berturut-turut.

    Ia meminta pemerintah daerah segera memetakan titik rawan dan mempertimbangkan relokasi bagi permukiman di zona merah. Pernyataan ini sejalan dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto agar kepala daerah memanfaatkan data BMKG mengenai wilayah rawan banjir dan longsor dalam penyusunan kebijakan mitigasi.

    “Daerah harus siap logistik, siap apel siaga, dan siap bergerak cepat,” ujar Tito.

    Sebaran kejadian bencana alam periode 1 Januari – 15 Oktober 2025. – (Humas BNPB/Pusdatin BNPB)Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dalam Penanganan Darurat

    Sementara itu, Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menjelaskan operasi yang sedang dijalankan lembaganya yakni Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Operasi ini berlangsung 16-22 November 2025 dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, bekerja sama dengan BNPB dan menggunakan dua pesawat.

    Tujuannya bukan menghentikan hujan, tetapi meredistribusi curah hujan agar intensitasnya di wilayah rawan berkurang.

    “Kami menargetkan pengurangan intensitas 30 sampai 50%,” kata Faisal.

    OMC dimaksudkan untuk mengurangi hambatan proses pencarian korban dan mencegah longsor susulan, terutama karena prakiraan menunjukkan hujan sedang hingga lebat masih mungkin terjadi di Cilacap pada 19-22 November 2025. Di tengah medan yang rentan, sedikit pengurangan curah hujan bisa berarti waktu tambahan bagi tim penyelamat.

    Selain itu, BMKG tetap memperbarui data atmosfer harian sebagai dasar keputusan instansi terkait. Data ini menjadi pegangan pemerintah daerah untuk menentukan apakah warga harus diungsikan, alat berat dipindahkan, atau jalur evakuasi ditutup sementara.