Topik: longsor

  • Banjir Hambat Mobilisasi Alat Berat ke Jalinsum Tarutung-Sipirok

    Banjir Hambat Mobilisasi Alat Berat ke Jalinsum Tarutung-Sipirok

    Jakarta

    Pemulihan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang menghubungkan Tarutung di Tapanuli Utara dengan Sipirok di Tapanuli Selatan masih menemui kendala. Banjir yang merendam jalan akses membuat alat berat kesulitan untuk menjangkau lokasi.

    Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya dihubungi langsung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang meminta bantuan untuk membuka akses antara Tarutung dan Sipirok.

    Menyusul hal tersebut, pihaknya telah menghubungi balai setempat untuk membantu mengerahkan alat berat ke lokasi. Sayangnya, pergerakan alat berat tersebut terhambat banjir.

    “Nah saya telpon kepala balai jalan yang ada di sana untuk segera mengerahkan alat beratnya di sana. Kalau kemarin belum bisa (dikerahkan) karena alat trailernya yang ke sana saja itu juga susah karena nggak bisa ngelewatin (banjir),” kata Diana ditemui di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Jumat (28/11/2025).

    Atas kondisi tersebut, pihaknya mesti menunggu banjir di kawasan itu surut, barulah alat berat bisa dimobilisasi. Kementerian PU telah berhasil memobilisasi alat berat ke sejumlah lokasi bencana yang banjirnya telah mereda.

    Diana merincikan, setidaknya total ada sebanyak 20 unit alat berat yang dikirimkan ke Aceh, lalu 21 alat berat ke Sumatera Utara, dan 15 alat berat ke Sumatera Barat. Alat berat itu dikirimkan ke lokasi-lokasi yang sudah bisa terjangkau.

    “Alat berat ini yang semuanya sudah ada di lokasi yang sudah terjangkau. Tapi yang belum (akses tertutup banjir), menunggu sampai surut banjirnya. Juga kami sedang upayakan juga untuk (semua alat berat dan bantuan)sampai ke sana, ada yang masih kurang dan sebagainya kami upayakan karena ini darurat ya harus secepat,” tegasnya.

    Diana juga optimistis, ke depannya banjir akan lebih cepat surut. Hal ini berkaca pada proyeksi BMKG yang menyebut bahwa badai Siklon Tropis Senyar telah usai sehingga seharusnya hujan sudah berhenti.

    “Tadi Aceh saya dengar juga sudah bisa (dibuka jalan aksesnya), Sumatera Utara ini masih mencari yang jalan tadi karena juga hari ini tadi masih hujan. Tapi kalau ramalan BMKG, Siklon Tropis Senyar itu sudah habis hari ini. Berarti, angin sama hujan itu harusnya sudah selesai. Tapi kita tetap harus antisipasi dan tentunya kita bisa turun untuk membuka jalan yang longsor-longsor sama ini mudah-mudahan bisa dibuka,” ujar Diana.

    (shc/eds)

  • Pemuda Masjid Dunia minta remaja masjid beri layanan kepada pengungsi

    Pemuda Masjid Dunia minta remaja masjid beri layanan kepada pengungsi

    Banyak masyarakat yang terdampak banjir dan mengungsi. Remaja masjid diharapkan bisa turun membantu tim SAR yang telah sibuk melakukan evakuasi

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Pemuda Masjid Dunia Said Aldi Al Idrus meminta remaja masjid di setiap daerah yang wilayahnya dilanda bencana banjir bandang untuk dapat memberikan layanan dan pertolongan kepada pengungsi.

    “Banyak masyarakat yang terdampak banjir dan mengungsi. Remaja masjid diharapkan bisa turun membantu tim SAR yang telah sibuk melakukan evakuasi,” ujar Said dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, hal tersebut penting untuk dilakukan karena beberapa wilayah di Indonesia pada saat ini, seperti Aceh, Sumatera Utara, hingga Sumatera Barat dilanda banjir.

    Selain itu, dia meminta kepada seluruh masjid di wilayah terdampak banjir agar membuka pintu selebar-lebarnya untuk menjadi hunian darurat bagi warga yang membutuhkan.

    Sementara itu, dia mengatakan Pemuda Masjid Dunia prihatin terhadap kondisi masyarakat yang terdampak banjir hingga kehilangan rumah dan harus mengungsi.

    “Semoga kita sabar dan tabah dalam menghadapi musibah ini. Mari kita sama-sama berdoa agar musibah banjir dan longsor yang terjadi cepat selesai,” katanya.

    Pada kesempatan berbeda, Presiden Prabowo Subianto menegaskan pemerintah telah bergerak cepat dalam mengirimkan bantuan sejak awal bencana banjir bandang hingga longsor yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, maupun Sumatera Barat.

    “Pemerintah bergerak cepat. Kami dari hari-hari pertama sudah bereaksi, sudah mengirim bantuan dan reaksi melalui jalur darat dan udara. Akan tetapi, memang kondisinya sangat berat, banyak yang terputus, cuaca juga masih tidak memungkinkan, kadang-kadang juga helikopter dan pesawat kita sulit untuk mendarat,” kata Presiden dalam acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2025 di Jakarta, Jumat.

    Pewarta: Rio Feisal
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • "Update" Banjir Lhokseumawe: 26.000 Rumah Warga Rusak, 4 Jembatan Putus
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 November 2025

    "Update" Banjir Lhokseumawe: 26.000 Rumah Warga Rusak, 4 Jembatan Putus Regional 28 November 2025

    “Update” Banjir Lhokseumawe: 26.000 Rumah Warga Rusak, 4 Jembatan Putus
    Tim Redaksi
    LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com
    – Dinas Informasi dan Komunikasi Pemerintah Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh menyampaikan sebanyak 26.000 rumah warga rusak akibat banjir yang merendam kota itu selama sepekan terakhir.
    Rinciannya, 700 rumah rusak berat, 200 rumah rusak sedang, dan 17.000 rumah rusak ringan. Selain itu, dua pesantren rusak berat akibat longsor.
    Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Pemerintah Kota
    Lhokseumawe
    , Taruna Putra Satya, pada Jumat (28/11/2025) menyebutkan jumlah korban jiwa akibat
    banjir
    terus bertambah.
    “Saat ini tiga orang meninggal dunia, satu hilang dan tiga orang luka-luka,” terang Taruna.
    Ia melaporkan warga terdampak banjir mencapai 24.000 kepala keluarga, sementara pengungsi tercatat 3.900 kepala keluarga atau 18.630 jiwa.
    “Hari ini sebagian Kecamatan Banda Sakti dan Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe sudah mulai kering dari banjir. Namun Kecamatan Muara Satu dan Kecamatan Blang Mangat masih terendam,” katanya.
    Taruna menambahkan hingga saat ini bantuan dari pemerintah pusat belum tiba. “Kami terus berkoordinasi, fokus utama evakuasi dan penyelamatan warga,” ujarnya.
    Sebelumnya diberitakan, banjir merendam sejumlah daerah di
    Aceh
    . Saat ini banjir juga melanda Kabupaten Aceh Timur, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Bireuen, Kota Langsa, Pidie, Pidie Jaya, dan Kabupaten Aceh Utara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Keluarga Masih Menanti Kabar 7 Korban Banjir yang Terjebak di Hutan Tapanuli Tengah
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        28 November 2025

    Keluarga Masih Menanti Kabar 7 Korban Banjir yang Terjebak di Hutan Tapanuli Tengah Medan 28 November 2025

    Keluarga Masih Menanti Kabar 7 Korban Banjir yang Terjebak di Hutan Tapanuli Tengah
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Rosmawati Zebua (30) masih menanti kabar tujuh keluarganya yang terjebak di hutan saat banjir bandang dan longsor melanda Kampung Baru, Kelurahan Huta Nabolon, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
    “Sampai saat belum ada kabar dari mereka. Nomornya pun sudah tak aktif,” kata Rosmawati kepada
    Kompas.com
    melalui saluran telepon pada Jumat (28/11/2025).
    Rosmawati mengaku sudah mencari informasi dari media sosial hingga menghubungi
    call center
    Basarnas, namun belum mendapat perkembangan apa pun.
    “Saya sudah hubungi Basarnas. Katanya jalan ke lokasi masih terhambat longsor. Terus airnya masih deras. Itu kendalanya,” ujar Rosmawati.
    Ia menuturkan pihak keluarga lain juga berupaya menuju
    Tapteng
    , tetapi perjalanan terhambat.
    “Jadi saya udah komunikasi dengan mereka juga. Kemarin kabarnya terhambat di Tarutung. Sekarang tak bisa dihubungi lagi,” katanya.
    Menurut Rosmawati, ia sudah menitipkan pesan kepada keluarga yang berangkat dari Batam agar segera memberi kabar ketika tiba di lokasi pengungsian.
    “Ini lah masih menunggu informasi dari mereka bagaimana. Apakah sudah sampai di lokasi atau tidak,” ucapnya.
    Rosmawati mengatakan tetap berharap keluarganya dapat ditemukan dalam kondisi selamat.
    “Saya masih tetap berharap keluarga selamat semuanya,” ucapnya.
    Sebelumnya diberitakan, 50 warga korban banjir dan longsor di
    Tapanuli Tengah
    terjebak di hutan saat berusaha mengevakuasi diri. Rosmawati menyebut tujuh di antaranya adalah keluarganya. Ia sempat berkomunikasi dengan mereka pada Selasa (25/11/2025).
    “Sebenarnya pas itu (video call) mereka nggak dengar apa yang kita omongin. Soalnya HP masuk air juga. Tapi mereka ngomong ‘ini kami sudah mengungsi ya’. Udah nggak di rumah lagi. Pokoknya banjir bandang sudah menghadang semua,” jelasnya saat dihubungi
    Kompas.com
    , Rabu (26/11/2025).
    Ia menambahkan, komunikasi terakhir menunjukkan kondisi para pengungsi yang sangat melemah.
    “Sudah tenggelam seperti lautan katanya, ‘makanya kami lari ke atas, tanpa bawa apa pun’. Mereka berteriak minta tolong, kami belum makan ini, pergi dari pagi. Pokoknya kalian berdoa saja buat kami. Kalau pun kami nggak ada kabar, mungkin kami sudah ini katanya,” tuturnya.
    Sejak sekitar pukul 11.00 WIB di hari yang sama, ponsel keluarganya tidak lagi bisa dihubungi. Rosmawati mengatakan, dalam rombongan tersebut terdapat bayi berusia tiga bulan dan seorang lansia yang lumpuh akibat stroke.
    “Ada bayi umur tiga bulan, itu anak abang saya. Dan ada lansia yang lumpuh karena kena stroke juga,” ujarnya.
    Ia menjelaskan hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Sabtu (22/11/2025), membuat warga bersiap mengungsi ke gereja. Namun banjir bandang yang datang lebih besar dari perkiraan memaksa warga naik lebih tinggi ke hutan tanpa membawa makanan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Puluhan SPBU dan Penyaluran LPG di Sumut Terdampak Banjir dan Longsor
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        28 November 2025

    Puluhan SPBU dan Penyaluran LPG di Sumut Terdampak Banjir dan Longsor Medan 28 November 2025

    Puluhan SPBU dan Penyaluran LPG di Sumut Terdampak Banjir dan Longsor
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Aktivitas puluhan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) serta penyaluran LPG di wilayah Sumatera Utara mengalami gangguan akibat bencana tanah longsor dan banjir yang melanda daerah tersebut.
    Area Manager Communication, Relations & CSR
    Pertamina Patra Niaga
    Regional Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw menyatakan, pihaknya terus memperkuat langkah penanganan darurat untuk menjaga kelancaran distribusi energi.
    “Kondisi jalur transportasi yang sempat terputus menyebabkan beberapa SPBU dan SPPBE mengalami keterbatasan operasional,” ujar Fahrougi dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com pada Jumat (28/11/2025).
    Fahrougi menambahkan, berdasarkan laporan operasional hingga 27 November 2025 pukul 21.00 WIB, sebanyak 23 dari 403 SPBU di Sumut terdampak bencana.
    Ia menyampaikan, stok BBM di Lembaga Penyalur tercatat sebanyak 4.489 KL Gasoline dan 1.910 KL Gasoil.
    Namun, terdapat kendala di mana dua kapal pengangkut BBM tidak dapat bersandar di Pelabuhan Belawan sejak 23 November.
    Beruntung, cuaca mulai membaik pada hari ini sehingga gelombang laut yang sebelumnya tinggi telah mereda.
    Kapal tersebut kini telah dapat bersandar di Fuel Terminal
    Medan
    Group.
    “Sejak hari ini, proses
    recovery
    dan normalisasi penyaluran BBM kembali dilakukan ke SPBU-SPBU terdampak secara bertahap,” jelas Fahrougi.
    Pertamina Patra Niaga Sumbagut memastikan suplai terus bergerak dan mengimbau masyarakat untuk tetap tenang serta membeli BBM sesuai kebutuhan.
    Di sisi lain, Fahrougi mengungkapkan,
    penyaluran LPG
    ke 15 agen dan 5 Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Sumut turut terdampak.
    “Sejumlah akses jalur logistik di beberapa titik rusak, termasuk rute Pangkalan Susu-Brandan,” tuturnya.
    Sebagai langkah mitigasi, Pertamina melakukan Reguler Alternatif Supply (RAE) dari IT Dumai untuk mendukung suplai LPG ke sejumlah SPPBE yang aksesnya terhambat.
    “Hingga hari ini, beberapa SPPBE tercatat masih dapat menyalurkan LPG ke agen sehingga kebutuhan masyarakat tetap terlayani,” kata Fahrougi.
    Ia menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan LPG untuk kebutuhan memasak di rumah, karena langkah-langkah percepatan telah dilakukan.
    “Mulai dari penambahan mobil tangki dari Dumai, pemanfaatan skid tank, penggunaan AE Suplai, serta penugasan Awak Mobil Tangki dari luar
    region
    untuk mempercepat
    recovery
    distribusi,” ungkapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3 Hari Hilang Kontak, Wali Kota Sibolga Akhirnya Ditemukan Selamat
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        28 November 2025

    3 Hari Hilang Kontak, Wali Kota Sibolga Akhirnya Ditemukan Selamat Medan 28 November 2025

    3 Hari Hilang Kontak, Wali Kota Sibolga Akhirnya Ditemukan Selamat
    Tim Redaksi
    SIBOLGA, KOMPAS.com –
      Wali Kota Sibolga, Akhmad Syukri Nazri Penarik, yang sempat hilang kontak sejak Selasa (25/11/2025) hingga Jumat (28/11/2025) siang, telah dilaporkan kembali dan sudah tiba di Kota Sibolga.
    Kabar tersebut disampaikan Mantan Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), Bakhtiar Ahmad Sibarani, saat dikonfirmasi lewat akun Instagram miliknya @bakhtiar_sibarani.
    Ia menyebut Syukri, yang merupakan koleganya di Partai Nasdem, telah sampai dengan selamat.
    “Alhamdulillah. Beliau (
    Wali Kota Sibolga
    ) sudah sampai di Sibolga,” ungkap Bakhtiar, Jumat sore.
    Meski demikian, Bakhtiar belum menjelaskan penyebab atau kendala yang membuat Syukri hilang kontak selama tiga hari.
    Sebelumnya, Wali Kota Sibolga dilaporkan hilang kontak setelah banjir dan longsor melanda wilayah Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah (Tapteng) sejak Selasa (25/11/2025).
    Hingga Jumat siang, posisi dan kondisinya masih belum diketahui.
    Ketua DPP Nasdem Teritorial Sumut–Aceh yang juga mantan Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani, sebelumnya juga membenarkan bahwa Syukri tidak dapat dihubungi.
    Bakhtiar menambahkan bahwa pada Selasa (25/11/2025) siang, ia masih sempat berkomunikasi dengan Syukri.
    Dalam pesan tersebut, Wali Kota mengabarkan bahwa ia terjebak banjir dan longsor di daerah Sitahuis, Tapanuli Tengah, saat hendak menuju Kota Sibolga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BNPB: 3.840 Keluarga Mengungsi Akibat Banjir-Longsor di Sumatera Utara
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        28 November 2025

    BNPB: 3.840 Keluarga Mengungsi Akibat Banjir-Longsor di Sumatera Utara Nasional 28 November 2025

    BNPB: 3.840 Keluarga Mengungsi Akibat Banjir-Longsor di Sumatera Utara
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 3.840 keluarga terpaksa mengungsi, akibat banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara dalam beberapa hari terakhir.
    Kepala
    BNPB

    Suharyanto
    mengatakan bahwa para korban tersebut tersebar di sejumlah titik pengungsian di tujuh kabupaten/kota yang terdampak.
    “Kemudian untuk pengungsian, ini tersebar, jumlahnya lebih dari seribuan KK,” ujar Suharyanto dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring, Jumat (28/11/2025).
    Dia merinci, di Tapanuli Utara terdapat satu titik pengungsian terpusat di jalur penghubung Tarutung-Sibolga, yakni di sebuah bangunan gereja dengan jumlah sekitar 600 kepala keluarga (KK).
    Di Tapanuli Tengah, pengungsian terkonsentrasi di Gelanggang Olahraga milik Pemerintah Daerah Tapanuli Tengah.
    Pada malam hari, jumlah pengungsi mencapai 1.100 KK. Namun, saat siang hari, jumlahnya berkurang menjadi sekitar 600 KK karena sebagian warga keluar membantu membuka akses-akses yang masih terputus.
    “Ini kalau malam penuh sekitar 1.100, tetapi kalau siang kami hitung, kami cek sekitar 600, karena pada saat siang sebagian masyarakat yang mengungsi juga mengecek dan membantu membuka jalur-jalur yang masih putus,” kata Suharyanto.
    Untuk wilayah Tapanuli Selatan, BNPB mencatat sekitar 250 KK mengungsi. Sementara di Kota Sibolga terdapat sekitar 200 KK, dan di Humbang Hasundutan sekitar 150 KK.
    “Untuk Mandailing Natal, ini tersebar ada di lima titik tempat pengungsian, ini kami hitung sekitar 1.500 kakak,” kata Suharyanto.
    Selain jumlah pengungsi, BNPB juga memperbarui data korban jiwa akibat bencana tersebut. Hingga sore ini, tercatat 116 orang meninggal dunia dan 42 lainnya masih dalam pencarian.
    “Untuk Provinsi Sumatra Utara, per hari ini, per sore ini, kami mendata untuk seluruh Provinsi Sumatra Utara, korban meninggal dunia ada 116 jiwa, kemudian 42 jiwa masih dalam pencarian,” ujar Suharyanto.
    Menurut dia, angka tersebut berpotensi terus bertambah seiring masih adanya sejumlah titik longsor yang belum dapat ditembus.
    “Tentu data ini akan berkembang terus karena kami informasikan juga masih ada titik-titik yang belum bisa ditembus, yang masih dalam proses penanganan,” ucap dia.
    BNPB merinci sebaran korban meninggal dunia, yakni di Tapanuli Utara 11 jiwa, Tapanuli Tengah 47 jiwa, Tapanuli Selatan 32 jiwa, Kota Sibolga 17 jiwa, Humbang Hasundutan 6 jiwa, Kota Padangsidimpuan 1 jiwa, dan Pakpak Bharat 2 jiwa.
    Adapun di Mandailing Natal, belum ada laporan korban meninggal dunia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Telkomsel Siapkan Baterai dan Genset untuk Pulihkan Jaringan Pasca-Banjir Sumatra dan Aceh

    Telkomsel Siapkan Baterai dan Genset untuk Pulihkan Jaringan Pasca-Banjir Sumatra dan Aceh

    Liputan6.com, Jakarta – Bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara berdampak pada sejumlah infrastruktur strategis, salah satunya jaringan telekomunikasi.

    Terkait gangguan jaringan internet di wilayah tersebut, Telkomsel menegaskan komitmennya untuk mempercepat pemulihan layanan di tengah situasi krisis yang terjadi.

    VP Network Strategic Collaboration and Settlement Telkomsel, Nizar Fuadi, menyatakan bahwa fokus utama saat ini adalah pemulihan sesegera mungkin, baik dari aspek sosial masyarakat, kondisi infrastruktur, maupun layanan telekomunikasi.

    Namun, ia menekankan bahwa kunci utama pemulihan jaringan adalah kembalinya pasokan listrik dari PLN sebagai daya jaringan Base Transceiver Station (BTS), mengingat banyak lokasi mengalami pemadaman.

    “Kami ingin pemulihan sesegera mungkin, baik dari sisi masyarakat, kondisi sosial, maupun layanan telekomunikasi. Dan tentu saja, yang terpenting adalah pemulihan dari PLN, karena listrik sedang padam,” ujar Nizar.

    Nizar mengungkapkan, Telkomsel telah mengerahkan seluruh sumber daya dan jaringan untuk mempercepat pemulihan layanan informasi agar masyarakat dapat kembali memanfaatkannya.

    Upaya pemulihan BTS yang terdampak bencana dilakukan dengan menyiapkan suplai baterai dan genset. Meski demikian, terdapat kendala operasional

    “Baterai sendiri hanya bertahan hingga 4 jam, sementara genset membutuhkan bahan bakar solar. Kami akan mendistribusikan dua solusi tersebut jika akses sudah mulai aman dari banjir,” ia menambahkan.

    Dampak Jaringan di Tiga Provinsi

    Sementara VP Corporate Communications and Social Responsibility Telkomsel, Abdullah Fahmi, merinci gangguan jaringan yang dialami di wilayah Sumatera.

    “Di wilayah Aceh, ada sekitar 60% jaringan Telkomsel yang terdampak. Gangguan disebabkan oleh banjir, banjir bandang, dan akses ke beberapa jembatan yang terputus. Pihak Telkomsel saat ini masih bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memulihkan jaringan, katanya.

    Ia menambahkan, jaringan yang terdampak di Sumatera Utara, tercatat sekitar 12%. Lalu, di Sumatera Barat: jaringan yang terdampak mencapai 11,03%.

    “Kami berharap pemulihan jaringan dapat segera terealisasi agar komunikasi dapat kembali normal dan membantu penanganan situasi di wilayah tersebut,” ucap Fahmi memungkaskan.

  • Tanggap Bencana, BRI Peduli Bergerak Cepat Salurkan Bantuan bagi Warga Terdampak di Wilayah Sumatera

    Tanggap Bencana, BRI Peduli Bergerak Cepat Salurkan Bantuan bagi Warga Terdampak di Wilayah Sumatera

    FAJAR.CO.ID, MEDAN – Banjir bandang menerjang beberapa wilayah di Pulau Sumatera seperti di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh sejak 24 November 2025. Bencana tersebut tidak hanya menimbulkan bencana banjir tetapi juga menyebabkan longsor dan menimbulkan korban jiwa serta banyak warga mengungsi.

    Atas kejadian tersebut, BRI melalui aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) BRI Peduli, bergerak cepat menyalurkan bantuan tanggap bencana bagi warga terdampak di wilayah Sumatera.

    Di wilayah Sumatera Utara, bantuan diberikan berupa bantuan yang diberikan berupa ribuan paket makanan cepat saji, air mineral, sembako, obat-obatan dan lain-lain.

    Bantuan diserahkan langsung oleh pekerja-pekerja BRI melalui Unit Kerja BRI terdekat di wilayah yang terdampak bencana banjir, secara khusus di Desa Sialang, Desa Silaiya, Desa Bange dan Desa Sipange yang berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan.

    Sementara di wilayah Sumatera Barat, bantuan yang diberikan berupa perahu karet beserta pelampung yang disalurkan langsung di Posko Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kota Padang.

    BRI Peduli juga menyalurkan bantuan berupa ribuan paket makanan cepat saji bagi warga terdampak khsusunya di wilayah Lubuk Minturun, Kec. Koto Tangah, Kota Padang.

    Bantuan diserahkan langsung oleh Tim Satuan Tanggap Bencana ‘Tim Elang Relawan BRI’ serta pekerja BRI melalui Unit Kerja terdekat di wilayah yang terdampak bencana banjir Padang.

    “BRI prihatin atas kejadian bencana yang terjadi di Pulau Sumatera, dan kami berkomitmen untuk memberikan bantuan kepada para korban sehingga dapat meringankan beban mereka,” ungkap Corporate Secretary BRI Dhanny.

  • Pariaman Banjir Lagi Setelah 40 Tahun Aman, Apa Penyebabnya?

    Pariaman Banjir Lagi Setelah 40 Tahun Aman, Apa Penyebabnya?

    Jakarta

    Pemerintah terus menggencarkan aksi tanggap darurat terhadap bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di sejumlah wilayah di Sumatera. Padang Pariaman menjadi salah satu wilayah terdampak banjir, setelah lebih dari 40 tahun aman.

    Ada lebih dari 9 kabupaten/kota di Pulau Sumatera yang dilanda bencana banjir mulai dari Aceh, Sumatera Utara, hingga Sumatera Barat. Banjir di Sumatera menjadi salah satu bencana terparah yang terjadi di Indonesia tahun 2025 ini.

    “Kemarin saya dengar dari, misalnya Padang Pariaman, di situ sudah 40 tahun nggak pernah ada banjir. Tapi sekarang ada banjir kayak gitu,” kata Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti ditemui di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Jumat (28/11/2025).

    Diana mengaku, sebelumnya ia sempat berdiskusi dengan Pakar Geologi UGM yang juga Eks Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, tentang bencana banjir di Sumatera ini. Diduga bahwa penyebab utama banjir ini ialah faktor alam.

    Sebab, dalam beberapa hari ke belakang ini intensitas hujan di kawasan tersebut terbilang sangat tinggi. Selain itu, juga disoroti tentang masalah tata ruang di Pulau Sumatera.

    “Karena hujan yang terus menerus selama empat hari. Ini alam, tetapi salah satu juga yang menjadi penyebab adalah masalah tata ruang ya. Tata ruang alih fungsi, yang mungkin dulunya ini berubah menjadi lahan yang permukiman dan sebagainya, atau lahan dipakai untuk apa, itu yang menyebabkan banjir. Itu saya mengutip Bu Dwikorita,” ujar Diana.

    Diana sendiri belum dapat memastikan berapa jumlah infrastruktur yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera. Sebab, data tersebut masih terus berkembang, seiring dengan proses identifikasi yang dilaksanakan oleh balai setempat, adan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Bantuan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).

    “Masih berproses ya ada, tapi bertambah-bertambah terus tadi barusan saya rapat dengan teman-teman balai jam 10 tadi saya rapat dan itu, bu ini tambah lagi bu ini tambah lagi mungkin belum final ya kami sedang melakukan identifikasi. Kami punya catatannya, tapi ini berubah terus berubah terus,” katanya.

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sendiri telah mengirimkan sejumlah alat berat ke lokasi-lokasi terdampak bencana. Alat tersebut difungsikan salah satunya untuk membuka akses untuk mempercepat mobilitas bantuan.

    Diana merincikan, setidaknya total ada sebanyak 20 unit alat berat yang dikirimkan ke Aceh, lalu 21 alat berat ke Sumatera Utara, dan 15 alat berat ke Sumatera Barat. Alat berat itu dikirimkan ke lokasi-lokasi yang sudah bisa terjangkau.

    “Alat berat ini yang semuanya sudah ada di lokasi yang sudah terjangkau. Tapi yang belum (akses tertutup banjir), menunggu sampai surut banjirnya. Juga kami sedang upayakan juga untuk (semua alat berat dan bantuan)sampai ke sana, ada yang masih kurang dan sebagainya kami upayakan karena ini darurat ya harus secepat,” tegas Diana.

    (shc/eds)