Topik: Listrik

  • Kata Geely Soal Merek Mobil Listrik Aletra di Indonesia

    Kata Geely Soal Merek Mobil Listrik Aletra di Indonesia

    Jakarta

    Geely resmi mengumumkan kehadirannya di Indonesia. Dalam kesempatan kedua ini, Geely memiliki keseriusan dan komitmen untuk berbisnis di Tanah Air. Di samping itu, produsen asal China itu juga mengomentari merek mobil listrik Aletra yang dimiliki orang Indonesia.

    Dijelaskan Vice President of Geely Auto International Corporation, Evin Ye, Geely dan Aletra merupakan dua entitas yang beda. Memang Aletra menjalin kerja sama dengan anak perusahaan Geely Group, Livan Auto. Namun secara operasional di Indonesia, baik Geely maupun Aletra tidak ada hubungannya.

    “Aletra ini memiliki kemitraan dengan Livan Auto yang juga merupakan bagian dari Geely Holding Group. Tapi perbedaannya adalah, Aletra ini beroperasi secara independen dan terpisah dari Geely Auto tanpa adanya tumpang tindih operasional secara langsung,” tegas Evin di sela-sela peluncuran Geely Auto Indonesia di Hotel Pullman, Central Park, Jakarta Barat.

    Sebelumnya PT Aletra Mobil Nusantara juga sudah menegaskan bahwa mereka memang tidak ada kaitannya dengan Geely yang beroperasi di Indonesia. Aletra bekerja sama hanya dengan Livan Auto.

    “Positioning Aletra dengan Geely, kami memang identitas yang terpisah. Artinya Livan Auto bagian dari Geely auto group, kami Aletra berpartner dengan Livan Auto,” ungkap Technical Director Aletra, Joko Purwanto, ditemui di ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024, November, lalu.

    Di Indonesia, Aletra sudah memboyong dan meniagakan model Aletra L8 EV dalam 2 varian baterai: varian untuk jarak tempuh pendek (Short Range) di 415 km dan varian untuk jarak tempuh panjang (Long Range) di 540 km.

    Sementara itu Geely Auto Indonesia akan memasarkan model SUV listrik kompak, EX5. Mobil ini rencananya akan mulai dirakit di PT Handal Indonesia Motor pada kuartal II 2025. Saat ini Geely Indonesia sudah membuka pesanan mobil listrik kembaran Proton eMAS 7 tersebut.

    Geely EX5 Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    (lua/lth)

  • Tampang Mobil Listrik Terbaru Toyota yang Pakai Platform Suzuki

    Tampang Mobil Listrik Terbaru Toyota yang Pakai Platform Suzuki

    Tampang Mobil Listrik Terbaru Toyota yang Pakai Platform Suzuki

  • Mengenal Smelter Merah Putih, Tambang Nikel Ramah Lingkungan yang Segera Beroperasi

    Mengenal Smelter Merah Putih, Tambang Nikel Ramah Lingkungan yang Segera Beroperasi

    Kolaka: Salah satu industri pertambangan nikel atau Smelter Merah Putih segera beroperasi di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Pertambangan nikel yang dioperasikan PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) ini disokong energi bersih yang bersumber dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
     
    “Smelter Merah Putih siap menghasilkan green nickel product yang akan diserap pasar global,” kata Deputy President Director yang juga Director of Corporate Affairs Ceria Group, Djen Riza, melalui keterangan tertulis, Jumat, 24 Januari 2025.
     
    Smelter Merah Putih merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Objek Vital Nasional (Obvitnas). Saat ini, Ceria Group yang berstatus sebagai perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sedang dalam tahap akhir membangun membangun teknologi pengolahan bijih nikel bernama Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), dan persiapan konstruksi High-Pressure Acid Leach (HPAL).

    “Smelter Merah Putih ini menjadi komitmen Ceria melaksanakan program hilirisasi pemerintah. Diharapkan bisa memberikan nilai tambah sebagaimana diamanatkan dalam Asta Cita ke-5 dan ke-6 Presiden Prabowo Subianto, yaitu melanjutkan program hilirisasi dan pertumbuhan, pemerataan ekonomi, dan pemberantasan kemiskinan,” ujar dia.
     
    Sekretaris Daerah (Sekda) Sulawesi Tenggara, Asrun Lio, mengatakan progres PSN Smelter Merah Putih sangat signifikan. Dia optimistis smelter RKEF Ceria ini beroperasi penuh pada April 2025.
     
    “Kita bersyukur atas konstribusi Ceria Group karena ribuan orang dari berbagai suku bangsa di Indonesia kini telah bekerja di smelter,” kata Asrun saat meninjau progres PSN Smelter Merah Putih Ceria Nugraha Indotama di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Rabu, 23 Januari 2025.
     

    Berdasarkan data Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Sulawesi Tenggara, pembangunan Smelter PT Ceria Nugraha Indotama telah mencapai 97,05%. Proyek ini sudah dibangun sejak 2019.
     
    Realisasi capaian target diukur berdasarkan 13 indikator. Beberapa di antaranya meliputi penyiapan proyek, penyediaan lahan, tata ruang, pendanaan proyek, jaminan pemerintah, perizinan/nonperizinan, pengutamaan komponen dalam negeri, pembangunan fisik, pengawasan dan pengendalian proyek, regulasi proyek, cipta kerja, dan Pemanfaatan.
     
    Menggunakan energi bersih
    Asrun mengapresiasi penggunaan energi bersih smelter Ceria Group yang bersumber dari PLTA Bakaru (dalam jaringan transmisi PLN). PLTA itu telah memiliki Sertifikat Energi Terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC).
     
    Ia juga menyaksikan langsung keberadaan Pembangkit Listrik Terapung atau Barge Mounted Power Plant (BMPP) berkapasitas 2 x 60 MW yang telah bersandar di Terminal Khusus Wolo. Adapun, BMPP ini sudah terkoneksi dengan jaringan PLN Kolaka untuk menjaga keandalan dan stabilitas listrik smelter Ceria Group.
     
    Penjabat Bupati Kolaka, Muh Fadliansyah, mengapresiasi Ceria karena memanfaatkan 100 persen tenaga kerja lokal. “Ceria telah berkontribusi besar di Kabupaten Kolaka. Bahkan, saat ini semua masyarakat di Wolo sudah terserap sebagai tenaga kerja di perusahaan,” ujar dia. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (UWA)

  • RI Disebut Coba Tunda Beberapa Ekspor LNG Demi Kebutuhan Dalam Negeri

    RI Disebut Coba Tunda Beberapa Ekspor LNG Demi Kebutuhan Dalam Negeri

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia disebut tengah berupaya untuk menunda ekspor sejumlah kargo liquefied natural gas (LNG) atau gas alam cair. Hal ini dilakukan lantaran kondisi permintaan energi domestik yang meningkat.

    Dikutip dari Bloomberg, Jumat (24/1/2026), sumber yang mengetahui isu itu menyebut bahwa pemerintah telah meminta eksportir untuk menahan pengiriman terjadwal tahun ini. Bahkan, salah satu informan tersebut mengatakan penundaan ekspor diminta berlaku hingga 2026.

    Sumber lainnya menyebut bahwa Indonesia mungkin perlu menahan sekitar 50 pengiriman LNG untuk memenuhi konsumsi dalam negeri. Adapun, menurut Ship-tracking Data, ekspor LNG Indonesia tahun lalu mencapai 300 kargo.

    Sebagai eksportir LNG terbesar keenam di dunia, Indonesia disebut sebagai pemasok yang masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan domestik sehingga menghambat pasokan LNG di pasar global.

    Pada saat yang sama, Mesir yang juga merupakan eksportir LNG kini mengimpor LNG untuk menutupi produksi yang menurun. Di sisi lain, Malaysia tengah mempertimbangkan untuk menerima lebih banyak pengiriman.

    Saat dikonfirmasi Bisnis terkait kabar tersebut melalui pesan singkat, Sekjen Kementerian ESDM Dadan Kusdiana tak menanggapi hingga berita ini diturunkan.

    Diberitakan Bisnis sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberi sinyal kemungkinan untuk menutup keran ekspor gas demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. 

    Opsi tersebut disampaikannya langsung di hadapan Presiden Prabowo Subianto saat seremoni peresmian proyek strategis ketenagalistrikan di PLTA Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025). 

    Bahlil menyampaikan bahwa kementeriannya tengah mendorong prioritas penggunaan gas bumi dari blok-blok garapan kontraktor untuk diserap sepenuhnya di dalam negeri. Dia menambahkan, keran ekspor gas dibuka bila kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi.

    “Pak Presiden agar kita tidak defisit terhadap konsumsi kita, saya minta izin dalam perencanaan kami ke depan seluruh konsesi-konsesi gas yang ada di Indonesia kami prioritas kebutuhan dalam negeri,” ujar Bahlil.

    Bahlil menuturkan, alokasi gas domestik itu bakal diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik dan program hilirisasi industri. 

    Prioritas alokasi gas untuk dalam negeri ini tak lepas dari meningkatnya kebutuhan gas yang signifikan selama periode 2025-2030. Selama 5 tahun mendatang, kebutuhan gas untuk memenuhi sektor pembangkit mencapai 1.741 billion British thermal unit per day (BBtud). Kebutuhan gas diproyeksikan naik ke level 2.695 BBtud pada 2034 mendatang. 

    “Kalau kita belum cukup, mohon maaf Bapak Presiden, atas arahan Bapak Presiden kami belum mengizinkan untuk ekspor, tapi kalau kebutuhan dalam negeri sudah cukup kita akan melakukan ekspor,” kata dia. 

  • Apa Kabar Pabrik Ford di Indonesia?

    Apa Kabar Pabrik Ford di Indonesia?

    Jakarta

    Mobil-mobil Ford yang dijual di Indonesia saat ini masih berstatus impor utuh atau completely built up (CBU) dari Thailand. Kapan perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut mulai membangun pabrik di Tanah Air?

    RMA Indonesia selaku agen pemegang merek (APM) Ford di Tanah Air mengatakan, membangun pabrik harus mempertimbangkan banyak faktor. Kini, mereka masih mempelajari berbagai kemungkinan.

    “RMA Indonesia dan Ford berkomitmen untuk terus bertumbuh sesuai dengan perkembangan industri otomotif dan kami akan selalu mencari solusi terhadap apapun yang menjadi opportunity kami di Indonesia,” ujar Country Manager RMA Indonesia, Toto Suharto di Cilandak, Jakarta Selatan.

    Ford Ranger XL. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Sayangnya, saat ditanya kapan tahun pastinya, Toto belum mau bicara. Dia masih menutup seluruh informasinya rapat-rapat.

    “Untuk saat ini, (rencana pembangunan pabrik Ford di Indonesia) belum bisa disampaikan,” ungkapnya.

    Sebelumnya, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah meminta Ford membangun pabrik perakitan di Tanah Air. Bahkan, permintaan itu sudah disampaikan ketika pabrikan tersebut baru mengumumkan comeback dua-tiga tahun lalu.

    “Mereka datang lagi ke sini, kami tanya, rencananya bagaimana? Mau bikin pabrik atau enggak? Kalau enggak bikin pabrik, ya percuma, nanti kalau volume (permintaan)-nya naik yang kelabakan mereka,” kata Sekretariat Umum Gaikindo, Kukuh Kumara pada November 2024, dikutip dari laman resmi Gaikindo.

    Kukuh menegaskan, pemerintah akan membatasi kuota impor setiap merek mobil, termasuk Ford. Sebab, saat ini Indonesia sudah swasembada otomotif.

    “Itu nanti (impornya) kan terbatas, kuotanya bisa dibatasi oleh pemerintah. Karena kan kita swasembada, apa spesifiknya harus mendatangkan dari luar?” ungkapnya.

    Ford Ranger XL. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Kemungkinan Ford berinvestasi di Indonesia sebenarnya sudah digaungkan sejak Juli 2024. Ketika itu, Menteri BUMN, Erick Thohir bicara mengenai Indonesia sebagai pemain nikel terbesar di dunia dan terdepan dalam investasi baterai kendaraan listrik.

    “Kita patut berbangga bagaimana Indonesia menjadi salah satu pemain nikel terbesar di dunia. Kita berbangga sekarang investasi untuk ekosistem EV battery kita saya rasa salah satu terdepan. Di sini ada investasi dari China, dari Korea, ada juga nantinya dari Volkswagen dan Ford Motor Company. Artinya kita luar biasa,” kata Erick.

    (sfn/din)

  • Gulkarmat DKI imbau masyarakat cek listrik sebelum tinggalkan rumah

    Gulkarmat DKI imbau masyarakat cek listrik sebelum tinggalkan rumah

    Jika ingin meninggalkan rumah, pastikan alat-alat listrik yang tidak terpakai seperti stopkontak dicabut

    Jakarta (ANTARA) – Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengimbau kepada masyarakat yang ingin berlibur di akhir pekan panjang (long weekend) untuk memeriksa kelistrikan sebelum meninggalkan rumah.

    Satriadi mengatakan imbauan ini penting untuk diterapkan terutama bagi masyarakat yang menghuni di kawasan permukiman padat.

    “Jika ingin meninggalkan rumah, pastikan alat-alat listrik yang tidak terpakai seperti stopkontak dicabut. Pastikan meninggalkan rumah dalam keadaan aman,” kata Satriadi mengingatkan di Jakarta, Jumat.

    Selain memeriksa listrik di rumah, Satriadi juga mengimbau masyarakat yang hendak meninggalkan rumah untuk melepas regulator kompor guna mengantisipasi kebakaran.

    Penting juga bagi masyarakat untuk memeriksa kondisi peralatan listrik di rumahnya serta membersihkan kompor gas secara rutin.

    Dia berharap jangan sampai terjadi akibat kelalaian satu rumah, namun dampak yang ditimbulkan sangat besar.

    “Kemudian saat meninggalkan rumah, titipkan kepada tetangga atau petugas keamanan terdekat (untuk memantau rumah). Dan apabila jika memiliki binatang peliharaan, titipkan ke tempat-tempat pemeliharaan, jangan ditinggal,” kata Satriadi.

    Satriadi mengatakan peran aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan sangat penting untuk mencegah kebakaran. Untuk itu, masyarakat pun diharapkan tidak abai mengenai hal-hal yang dapat mengakibatkan kebakaran.

    Sebagai contoh memakai alat listrik yang tak sesuai standar atau pemakaian saklar yang bertumpuk-tumpuk.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • PLN Indonesia Power Dorong Transisi Energi Bersih Melalui Pemanfaatan Green Hydrogen

    PLN Indonesia Power Dorong Transisi Energi Bersih Melalui Pemanfaatan Green Hydrogen

    TRIBUJATENG.COM, SEMARANG – PT PLN Indonesia Power UBP Semarang mengambil langkah nyata untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) dan transformasi energi nasional. 

    Salah satu upaya inovatif yang dilakukan adalah pengisian pertama (first filling) excess green hydrogen ke isotube di PLTGU Tambak Lorok, yang menjadi bagian penting dari implementasi co-firing amonia di PLTU Labuan yang direncanakan mulai 2025.

    Pemanfaatan excess green hydrogen ini tidak hanya mendukung pengurangan emisi karbon, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan industri baru dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional. 

    Melalui kerja sama dengan PT Pupuk Kujang dan Transportir PT Tira Gas, PLN Indonesia Power menunjukkan komitmennya untuk menghadirkan pembangkit listrik berbasis energi bersih.

    “Green hydrogen yang dihasilkan dari H2 Plant PLTGU Tambak Lorok digunakan sebagai bahan baku utama untuk memproduksi amonia. Proses ini dilakukan dengan mencampur green hydrogen dengan nitrogen di PT Pupuk Kujang. Amonia yang dihasilkan akan dikirim ke PLTU Labuan sebagai bahan bakar co-firing, menggantikan sebagian bahan bakar fosil,” jelas F. Erwin Putranto, Senior Manager PLN IP UBP Semarang, Jumat (24/1/2025).

    Langkah awal untuk pengolahan ini sudah dimulai pada 15 Januari 2025 di H2 Plant PLTGU Cilegon, dengan pengisian excess green hydrogen ke Tube Trailer sebanyak 250 kg pada tekanan 140 bar.

    Pemanfaatan green hydrogen yang dihasilkan dari elektrolisis air menggunakan energi terbarukan ini menjadi langkah konkret dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. 

    Setelah diolah menjadi amonia dan digunakan untuk co-firing, emisi karbon dapat berkurang secara signifikan dibandingkan bahan bakar fosil konvensional.

    Program ini menjadi bagian dari upaya Indonesia untuk mencapai target global Net Zero Emission. 

    “Dengan inovasi seperti ini, PLN Indonesia Power memperkuat komitmennya dalam mendukung transisi energi bersih dan pembangunan berkelanjutan di Tanah Air,” imbuhnya. (*)

     

  • Bea Cukai Malang fasilitasi ekspor pellet kayu ke Korea Selatan

    Bea Cukai Malang fasilitasi ekspor pellet kayu ke Korea Selatan

    Malang, Jawa Timur (ANTARA) – Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai Malang memfasilitasi ekspor perdana produk pellet kayu dari salah satu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) setempat dengan tujuan Korea Selatan.

    Kantor Kepala Kantor Bea Cukai Malang Gunawan Tri Wibowo di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat, mengatakan pada tahap awal total pellet kayu yang dilepas ke pasar Korea Selatan sebanyak satu kontainer dengan nilai devisa ekspor 2.700 dolar Amerika Serikat atau Rp43.578.810.

    “Produk wood pellet sebanyak satu kontainer ke negara tujuan Korea Selatan. Lalu, untuk nilai devisa ekspornya 2.700 dolar Amerika Serikat,” katanya.

    Gunawan menjelaskan pengiriman pellet kayu ke Korea Selatan menjadi rangkaian dari ekspor produk serupa dengan total mencapai 300 kontainer.

    “Dalam dua bulan dengan total nilai devisa ekspor sebesar 810 ribu dolar Amerika Serikat (sekitar Rp13 miliar),” ujarnya.

    Pelepasan produk pellet kayu ke Korea Selatan menjadi bagian dari pemenuhan permintaan pasar. Sebab, serbuk kayu tersebut dapat dimanfaatkan untuk menjadi bahan bakar alternatif ramah lingkungan, pemanas ruangan dan energi penghasil listrik.

    Selain itu, produk tersebut juga berguna untuk memenuhi sumber energi rumah tangga, salah satunya keperluan memasak untuk pemanggangan dan pengasapan.

    Melalui kolaborasi Bea Cukai, lembaga pemerintahan dan swasta dalam pembinaan UMKM setempat, produk pellet kayu tersebut dapat menembus pasar global.

    Sementara itu, Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Malang Dwi Prasetyo Rini menuturkan ekspor pellet kayu merupakan salah satu bentuk komitmen pihaknya dalam mendukung kemajuan iklim UMKM di daerah setempat.

    “Dengan adanya kegiatan pelepasan ekspor ini menunjukkan bahwa UMKM memiliki potensi yang besar untuk menembus pasar internasional,” katanya.

    Pihaknya akan terus memaksimalkan upaya peningkatan kualitas berbagai produk yang dikembangkan oleh UMKM.

    “Klinik Ekspor Bea Cukai Malang siap memberikan pendampingan kepada UMKM agar berhasil merealisasikan ekspornya,” ujarnya.

    Pewarta: Ananto Pradana
    Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
    Copyright © ANTARA 2025

  • Toyota Luncurkan Mobil Listrik Terbaru, Begini Wujudnya

    Toyota Luncurkan Mobil Listrik Terbaru, Begini Wujudnya

    Jakarta

    Toyota baru saja memamerkan mobil listrik terbarunya yang diberi nama Urban Cruiser EV. Begini wujud mobil listrik terbaru Toyota tersebut.

    Toyota Urban Cruiser EV belum lama ini melakoni debut perdananya di Brussels Motor Show 2025. Meski sudah dikenalkan ke publik di Eropa, nyatanya buat konsumen yang berminat sudah bisa memesan namun unit baru bisa didapat pada akhir musim panas. Urban Cruiser EV ini mengusung desain dengan nuansa ‘Urban Tech’ yang sekaligus mengekspresikan kualitasnya sebagai sebuah SUV.

    Toyota Urban Cruiser EV Foto: Dok. Toyota Eropa

    Di bagian depan, tampilannya terlihat seperti martil dengan lampu depan ramping. Ini sekaligus menjadi pembeda dalam model mobil Toyota generasi terbaru. Sedangkan di bagian belakang menyajikan desain kokoh nan stabil khas SUV.

    Dari sisi dimensi, Urban Cruiser EV sedikit lebih besar dari Yaris Cross dan menawarkan radius putar 5,2 meter. Hal ini memungkinkan mobil bisa bermanuver di tempat sempit. Di bagian dalam, berkat jarak sumbu roda mencapai 2.700 m pengaturan kursi jadi lebih fleksibel dan dapat digeser. Ruang kaki di kursi belakang dapat diperluas hingga menyerupai SUV segmen D.

    Pada bagian kabin, terdapat panel instrumen horizontal yang rendah namun posisi duduk lebih tinggi. Ini memberikan visibilitas yang baik bagi pengendara. Urban Cruiser ini mengusung baterai lithium iron-phospate yang dipercaya lebih tahan lama namun hemat. Sepanjang perjalanan pengemudi akan dimanjakan dengan layar 10,25 inch combimeter dan layar Multimedia Display dengan ukuran 10,1 inchi. Sistem multimedia itu sudah terintegrasi dengan Apple CarPlay dan Android Auto.

    Ada dua opsi kapasitas baterai yang ditawarkan yaitu 49 kWh dengan output 144 daya kuda dengan penggerak roda depan. Sementara opsi penggerak di semua roda baterainya 61 kWh dengan tenaga mencapai 174 daya kuda. Namun bila baterai 61 kWh itu dipasangkan dengan transmisi AWD dayanya lebih besar yaitu 184 daya kuda karena terdapat motor tambahan 48 kW di gandar belakang.

    Fiturnya keselamatan cukup lengkap. Sebagai standar Toyota menyematkan pre-collision, adaptive cruise control, dan sistem lane departure/keep assist. Sayang hingga saat ini belum diketahui dengan pasti soal harga maupun jarak tempuhnya.

    Sejatinya, Urban Cruiser ev ini merupakan kembaran Suzuki e Vitara. Keduanya bakal diproduksi bersamaan di India.

    (dry/lth)

  • Ternyata Ini yang Dimau oleh Pembeli Mobil Premium

    Ternyata Ini yang Dimau oleh Pembeli Mobil Premium

    Jakarta

    Karakter konsumen mobil premium tidak sama dengan mobil biasa. Ternyata, pembeli mobil mewah memiliki ingin diperlakukan dengan unik.

    Jajaran mobil premium di Indonesia semakin banyak. Kini, merek mobil China, Maxus, sudah berjualan mobil listrik premium, Maxus Mifa 7 dan Maxus Mifa 9.

    Menurut Yudhi Tan, Chief Operating Officer PT Indomobil Energi Baru sebagai agen pemegang merek Maxus di Indonesia, konsumen mobil premium ingin mendapatkan perlakuan yang unik.

    “Saya rasa kalau semua orang yang mau nyari barang premium,pasti maunya dipelakukannya unik.Barang premium apa pun kan begitu. Kenapa bisa dibilang premium ya karena memang dia punya keunikan sendiri. Dari pelakuannya, dari cara kita meng-handle mereka juga,” kata Yudhi ditemui di Bali, Kamis (23/1/2025) malam.

    Makanya, Yudhi menegaskan, Indomobil berupaya untuk memberikan pelayanan premium kepada konsumen. Pengalaman ini diimplementasikan di dealer Maxus.

    Maxus Mifa 7 Foto: Dok. Maxus

    “Di Indomobil kita juga selalu berupaya kasih yang premium juga.Nanti kalau teman-teman main ke showroom kita tuh, itu juga premium. Kita nyiapin kopi, di showroom kita kopinya ada banyak. Ada 7 robusta, ada 9 arabica.Indomobil ini beda dalam memberikan pelayanan, kita mau beda dari yang lain dalam memberikan pelayanan,” ucap Yudhi.

    “Dan juga premium itu biasanya lain daripada yang lain. Karena banyak barang premium kalau sama semua atau ngikutin, ya kadang-kadang jadi nggak premium ya.Jadi follower semua jadinya,” sebutnya.

    Yudhi mengklaim, Maxus Mifa 7 maupun Maxus Mifa 9 memberikan sensasi yang berbeda untuk sopir dan penumpangnya ketimbang kompetitor.

    “Yang kami rasakan, yang saya rasa teman-teman juga rasakan hari ini,pakai mobil MiFa 7 maupun MiFa 9 itu beda tuh.Sensasinya beda.Jadi tidak hanya bisa menikmati duduk di tengah,tapi justru kalau suka nyetir itu mobilnya jauh lebih seru,” ujar Yudhi.

    (rgr/lth)