Topik: Listrik

  • Diskon Tiket Pesawat Bikin Sektor Transportasi Deflasi pada Lebaran 2025 – Page 3

    Diskon Tiket Pesawat Bikin Sektor Transportasi Deflasi pada Lebaran 2025 – Page 3

    Sebelumnya, Nilai Tukar Petani (NTP) per Maret 2025 mencapai 123,72 atau naik 0,22 persen secara bulanan (month to month/mtm) dibandingkan Februari 2025.

    Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS), M.Habibullah menuturkan, kenaikan NTP terjadi disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani atau IT naik sebesar 1,51 persen menjadi 152,24. 

    “Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani atau IB yang sebesar 1,29 persen menjadi 123,05,” ujar Habibullah dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Habibullah mengatakan, komoditas yang dominan yang mempengaruhi kenaikan harga yang diterima petani yakni kelapa sawit, bawang merah, gaba dan cabai rawit. Sedangkan subsektor yang mengalami peningkatan NTP terbesar adalah horticultura, sedangkan subsektor yang turun paling dalam adalah tanaman pangan. 

    “Subsektor horticultura mengalami kenaikan NTP sebesar 3,80 persen karena kenaikan IT sebesar 5,23 persen. Nilai tersebut lebih besar dari kenaikan IB yang sebesar 1,28 persen,” ujar dia.

    Sedangkan komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan IT adalah bawang merah, cabai rawit, pisang dan petai. Kendati begitu, NTP subsektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 0,57 persen. Hal ini karena kenaikan IT yang sebesar 0,82 persen. Nilai tersebut lebih kecil dibandingkan kenaikan IB yang sebesar 1,40 persen. 

    “Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan IB adalah tanda listrik, bawang merah, cabai rawit, dan telur ayam ras,” kata dia.

  • BPS: Nilai Tukar Petani Naik 0,22 Persen pada Maret 2025 – Page 3

    BPS: Nilai Tukar Petani Naik 0,22 Persen pada Maret 2025 – Page 3

    Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2025 terjadi deflasi sebesar 0,48% secara bulanan atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 105,99 pada januari 2025 menjadi 105,48 pada Februari 2025.

    “Secara YoY, juga terjadi deflasi 0,09% dan secara tahun kalender mengalami deflasi sebesar 1,24%,” kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025).

    Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi terbesar adalah perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan deflasi sebesar 3,59% dan memberikan andil deflasi 0,52%.

    “Karena komoditas yang dominan mendorong deflasi kelompok ini adalah diskon tarif listrik yang memberikan andil deflasi 0,67%,” ujarnya.

    Adapun komoditas lain yang juga memberikan andil deflasi, karena penurunan harga beberapa pangan bergejolak, seperti daging ayam ras yang harganya turun, sehingga memberikan andil deflasi 0,06%.

    “Bawang merah, dan cabai merah juga mengalami penurunan ahrga sepanjang bulan Februari, sehingga memberikan andil deflasi masing-masing sebesar 0,05% dan 0,04%,” ujarnya.

    Selain itu, terdapat komoditas-komoditas lain yang memberikan andil inflasi pada Februari 2025, antara lain kenaikan tarif air minum PAM memberikan andil inflasi sebesar 0,13%. Kemudian, masih naiknya emas dan perhiasan dan ada penyesuaian harga bensin. Hal itu berturut-turut memberikan andil inflasi sebesar 0,08% untuk emas perhiasan, dan 0,03% andil dari bensin.

     

     

  • Tarif Listrik Jadi Biang Kerok Inflasi Maret 2025 – Page 3

    Tarif Listrik Jadi Biang Kerok Inflasi Maret 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi mencapai 1,65 persen pada Maret 2025 secara bulanan. Komoditas yang paling besar menyumbang inflasi yakni tarif listrik hingga bahan bakar rumah tangga.

    Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah menerangkan penyumbang inflasi terbesar datang dari kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga. Angka inflasi kelompok ini mencapai 8,45 persen dengan andil inflasi Maret 2026 sebesar 1,18 persen.

    “Kelompok penyumbang inflasi terbesar adalah perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan inflasi sebesr 8,45 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 1,18 persen,” kata Habibullah dalam Rilis Berita Resmi Statistik, Selasa (8/4/2025).

    Dia mengatakan, dalam kelompok tersebut, tarif listrik menjadi satu komoditas yang memberikan andil inflasi paling besar. Adapun, pada Maret 2025 biaya listrik yang dibayarkan konsumen telah kembali normal usai diskon 50 persen untuk periode Januari-Februari 2025.

    Habibullah mencatat, selesaikan diskon tarif listrik itu menjadi faktor tingkat inflasi pada Maret 2025.

    “Komoditas yang dominan mendorong inflasi kelompok ini adalah tarif listrik yang memberikan andil inflasi sebesar 1,18 persen,” ungkapnya.

    Kelompok lainnya yang mencatatkan inflasi cukup besar asalah Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan inflasi 1,24 persen dan andil inflasi Maret 2025 sebesar 0,37 persen.

    “Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi adalah bawang merah dengan andil inflasi sebesar 0,11 persen, cabai rawit dengan andil inflasi 0,06 persen, emas perhiasan dengan andil inflasi 0,05 persen, dan daging ayam ras dengan andil inflasi 0,03 persen,” urainya.

     

  • Tren Naik Turun Pemudik Lebaran, Bagaimana Tahun Ini?

    Tren Naik Turun Pemudik Lebaran, Bagaimana Tahun Ini?

    Bisnis.com, JAKARTA – Mudik Lebaran 2025 agaknya tampak berbeda jika dibandingkan dengan momen pada perayaan Idulfitri pada tahun-tahun sebelumnya.

    Pasalnya, setelah masa pandemi Covid-19 pada 2020, tren realisasi para pemudik terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun, pada tahun ini trennya mulai mengalami penurunan.

    Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat arus mudik Lebaran 2025 dimulai pada 21 Maret 2025 hingga 11 April 2025. Puncak arus mudik pun terjadi pada 28 Maret 2025, sedangkan puncak arus balik diprediksi jatuh pada esok hari atau 6 April 2025. 

    Pada puncak arus mudik atau H-3 Idulfitri, pergerakan masyarakat harian di sejumlah moda transportasi sempat mencapai level tertingginya selama masa angkutan Lebaran 2025. Pergerakan tertinggi berada di moda angkutan udara atau pesawat yang mencapai 303.468 penumpang.

    Kemudian, penumpang angkutan penyeberangan tercatat menyentuh level 297.342 penumpang dan kereta api sebanyak 247.611 penumpang. Adapun angkutan laut sekitar 115.993 penumpang. 

    Perbedaan hanya ada pada angkutan bus di mana pergerakan tertinggi jatuh pada H-4 Idulfitri atau 27 Maret 2025 sebesar 300.793 orang.

    Adapun sampai dengan H+1 Idulfitri atau 1 April 2025, jumlah penumpang angkutan umum secara akumulasi tercatat turun apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun ini, jumlah penumpang angkutan umum secara akumulasi sejak 21 Maret—1 April 2025 baik kereta api, udara, laut, penyeberangan dan bus sebesar 12,1 juta penumpang.

    Jumlah itu turun dari akumulasi 2024 yakni 12,5 juta penumpang atau terjadi penurunan sebesar 3,57%. Penurunan utamanya terjadi pada moda angkutan laut, penyeberangan dan bus. Moda kereta api dan udara tercatat masih naik dari periode 2024.

    Berbeda dengan moda angkutan umum, jumlah pemudik dengan moda angkutan pribadi pada 2025 masih tercatat naik dari 2024. Berdasarkan data yang dihimpun posko Angkutan Lebaran Kemenhub, jumlah penumpang angkutan pribadi dari 21 Maret hingga 1 April 2025 tercatat sebanyak 47,1 juta orang atau naik dari tahun sebelumnya 44,1 juta. Kenaikan itu sebesar 6,85%.

    Adapun Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengamini penurunan jumlah pemudik tahun ini. Dia menilai penurunan utamanya terjadi pada angkutan bus, sebagaimana terlihat di empat terminal seperti Pulo Gebang, Tanjung Priok, Kalideres dan Poris.

    Menurut Djoko, pemudik banyak yang masih memilih moda sepeda motor. Dia juga melihat tren yang berbeda tahun ini, di mana masyarakat mudik tanpa dibarengi dengan belanja.

    “Bisa juga orang mudik yang penting kumpul tetapi tidak belanja. Buktinya di daerah juga kuliner-kuliner tidak seramai dulu, hotel-hotel juga enggak marak,” ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (5/4/2025).

    Djoko memandang penurunan jumlah pemudik turut disebabkan oleh faktor ekonomi. Misalnya, kalangan aparatur sipil negara (ASN) menahan belanjanya saat mudik Lebaran karena penghasilannya yang tidak setinggi dulu lagi.

    Hal itu diketahui lantaran efisiensi anggaran pemerintahan yang diberlakukan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto melalui Instruksi Presiden (Inpres) No.1/2025 yang memerintahkan kementerian/lembaga untuk melakukan efisiensi anggaran kementerian.

    Konsekuensinya, kata Djoko, ASN yang biasanya mendapatkan tambahan penghasilan dari seminar, diskusi maupun dinas ke luar kota kini harus menahan belanja saat momen Lebaran.

    “Hanya dapat gaji saja. Ya terus mau apa? Berat mereka itu. Kalau pejabatnya eselon 2 dan 3 dapat tunjangan. Apalagi eselon 1. Coba yang staf-stafnya, belum lagi [swasta, red] yang kena PHK atau yang honorer-honorer itu. Terasa mereka,” terang akademisi Universitas Unika Soegijapranata itu.

    Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut bahwa penurunan pendapatan menjadi penyebab utama sepinya pergerakan mudik.

    “Sekarang ini, pendapatan sedang turun, terutama di pedagang kaki lima, sektor informal, dan UMKM,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (6/4/2025).

    Bagi kelompok ini, kata Bhima, omzet yang merosot berarti lebaran tanpa mudik adalah keputusan rasional. Namun, bukan hanya sektor informal. Kalangan pekerja formal pun kini lebih berhati-hati.

    Meski masih menerima Tunjangan Hari Raya (THR), banyak yang memilih menyimpan dana tersebut sebagai cadangan darurat pasca-Lebaran.

    “Kalau setelah lebaran kena PHK bagaimana? Banyak yang akhirnya menunda mudik,” lanjut Bhima.

    Bhima menjelaskan bahwa transportasi menjadi sektor yang paling terdampak. Tiket pesawat, bus, kereta, hingga kapal laut biasanya melonjak karena permintaan tinggi saat mudik. Penurunan jumlah pemudik artinya lesunya pemasukan dari sektor ini.

    “Begitu juga sektor perhotelan, makanan-minuman, hingga industri oleh-oleh yang omzetnya saat Lebaran bisa menutup biaya operasional sepanjang tahun,” imbuhnya.

    Menurutnya, ketika mudik sepi, banyak pengusaha di daerah yang “gigit jari”. Tenaga kerja di sektor ini pun ikut menanggung dampak. Bagi banyak daerah yang mengandalkan momentum Lebaran untuk mendorong pendapatan asli daerah, kondisi ini jelas memprihatinkan.

    Oleh sebab itu, Bhima menilai bahwa solusinya ada pada kebijakan pemerintah yang lebih berpihak pada perlindungan daya beli masyarakat.

    Bhima menambahkan bahwa Ramadan dan Lebaran merupakan periode konsumsi rumah tangga tertinggi dalam setahun. Jika momentum ini hilang, maka pertumbuhan ekonomi nasional pun terancam stagnan. 

    “Jangan ada kebijakan yang mendistorsi konsumsi. Diskon tarif listrik harus diperpanjang hingga akhir tahun. Bantuan sosial harus tepat sasaran dan diperkuat,” tegas Bhima.

  • Ekonomi Indonesia Inflasi 1,65 Persen pada Maret 2025 – Page 3

    Ekonomi Indonesia Inflasi 1,65 Persen pada Maret 2025 – Page 3

    Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2025 terjadi deflasi sebesar 0,48% secara bulanan atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 105,99 pada januari 2025 menjadi 105,48 pada Februari 2025.

    “Secara YoY, juga terjadi deflasi 0,09% dan secara tahun kalender mengalami deflasi sebesar 1,24%,” kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025).

    Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi terbesar adalah perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan deflasi sebesar 3,59% dan memberikan andil deflasi 0,52%.

    “Karena komoditas yang dominan mendorong deflasi kelompok ini adalah diskon tarif listrik yang memberikan andil deflasi 0,67%,” ujarnya.

    Adapun komoditas lain yang juga memberikan andil deflasi, karena penurunan harga beberapa pangan bergejolak, seperti daging ayam ras yang harganya turun, sehingga memberikan andil deflasi 0,06%.

    “Bawang merah, dan cabai merah juga mengalami penurunan ahrga sepanjang bulan Februari, sehingga memberikan andil deflasi masing-masing sebesar 0,05% dan 0,04%,” ujarnya.

    Selain itu, terdapat komoditas-komoditas lain yang memberikan andil inflasi pada Februari 2025, antara lain kenaikan tarif air minum PAM memberikan andil inflasi sebesar 0,13%. Kemudian, masih naiknya emas dan perhiasan dan ada penyesuaian harga bensin. Hal itu berturut-turut memberikan andil inflasi sebesar 0,08% untuk emas perhiasan, dan 0,03% andil dari bensin.

     

  • Petaka Tarif Trump, 7 Raksasa Teknologi Tumbang Seketika

    Petaka Tarif Trump, 7 Raksasa Teknologi Tumbang Seketika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan tarif resiprokal baru yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berdampak besar pada sektor teknologi. Setidaknya saham tujuh perusahaan anjlok dan menghapus US$2 triliun (Rp 33.700 triliun) dari nilai gabungannya.

    Reuters melaporkan saham Tesla dibuka ambles 7% menjadi US$223 (Rp 3,7 juta). Ini menjadi penurunan paling besar di antara 7 raksasa teknologi yang dijuluki ‘The Magnificent 7’.

    Saham Apple merosot 4,8%. Sementara perusahaan lainnya, Alphabet (induk perusahaan Google), Microsoft, Amazon, Meta (induk Instagram, Facebook, dan WhatsApp) serta Nvidia menurun antara 1,5% hingga 4,8%.

    Hal ini terjadi karena investor khawatir adanya dampak perang tarif global dari kebijakan Trump. Analis Dan Ives mengatakan akan adanya ‘bencana ekonomi tarif’.

    Ives menjelaskan Apple memiliki dampak paling besar dari kebijakan ini. Khususnya karena sebagian besar iPhone dirakit di China.

    Saat masa jabatan pertama Trump, Apple mendapatkan pengecualian kebijakan tarif AS pada China. Namun para analis ragu perusahaan akan mendapatkan hal serupa.

    Dampaknya akan terasa pada harga iPhone. Misalnya akan sulit memproduksi harga awal model Pro dengan nilai US$1.000 untuk memproduksi smartphone di AS.

    “Menurut kamu, konsep iPhone di AS tidak mungkin dilakukan dengan US$1.000. Harga akan naik drastis membuat sulit dipahami,” ucap Ives.

    Dukungan Elon Musk, CEO Tesla, pada Trump dan politik sayap kanan Eropa juga menjadi tantangan sendiri bagi perusahaan mobil listrik. Karena menurut Ives, menimbulkan krisis merek bagi Tesla.

    Kebijakan AS memang langsung memunculkan banyak masalah. Termasuk aksi balas dendam yang dilakukan China setelah dikenakan tarif impor 34%.

    Tak butuh waktu lama, China mengumumkan membebankan tarif serupa untuk barang yan berasal dari AS. Trump kemudian mengancam akan mengenakan tarif tambahan hingga 50% jika Beijing tak mencabut aturannya.

    (fab/fab)

  • PLN Tegaskan Tak Ada Kenaikan Tarif Listrik Usai Lebaran

    PLN Tegaskan Tak Ada Kenaikan Tarif Listrik Usai Lebaran

    JAKARTA – Sejak 1 Maret 2025, tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 2.200 VA ke bawah telah kembali ke tarif normal sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2024.

    Hal ini terjadi setelah berakhirnya program stimulus berupa potongan tarif listrik sebesar 50 persen yang berlangsung hingga 28 Februari 2025. PLN menegaskan bahwa tidak ada kenaikan tarif dasar listrik pasca-Lebaran, meskipun sebagian pelanggan merasakan tagihan listrik mereka meningkat.

    Menanggapi berbagai keluhan yang menyebutkan adanya lonjakan tagihan listrik setelah Lebaran, PT PLN (Persero) memberikan klarifikasi. Pihak PLN menegaskan bahwa tidak terjadi perubahan tarif dasar, melainkan penyesuaian kembali terhadap pemakaian normal pelanggan setelah program diskon berakhir.

    “Lonjakan yang terlihat pada tagihan pelanggan hanyalah dampak dari kembalinya tarif listrik ke kondisi semula,” jelas Eric Rossi Priyo Nugroho, General Manager PLN UID Bali, dalam keterangan di Denpasar, seperti dikutip ANTARA.

    Ia menambahkan bahwa selama program diskon berlangsung, pelanggan hanya membayar setengah dari pemakaian listrik sebenarnya. Maka, saat diskon dihentikan, jumlah tagihan kembali mencerminkan konsumsi penuh.

    Selain itu, meningkatnya aktivitas rumah tangga selama bulan Ramadhan juga turut menyumbang pada kenaikan konsumsi listrik. Hal ini memperkuat persepsi adanya lonjakan tagihan yang tidak biasa.

    “PLN sangat memahami kekhawatiran pelanggan. Namun perlu kami tekankan, yang terjadi bukanlah kenaikan tarif, melainkan kembalinya ke pola tagihan normal,” ujar Eric.

    Sebagai bentuk pelayanan, PLN menyediakan akses bagi pelanggan pascabayar untuk memantau pemakaian listrik mereka melalui aplikasi PLN Mobile dan layanan Contact Center 123. Untuk yang merasa perlu klarifikasi lebih lanjut, masyarakat bisa mengunjungi kantor PLN terdekat.

    PLN juga membuka layanan pengecekan langsung untuk mencocokkan data konsumsi dan tagihan listrik pelanggan. Di samping itu, masyarakat diimbau untuk menggunakan listrik secara efisien, terlebih saat aktivitas di rumah sedang tinggi, seperti pada bulan puasa dan hari libur nasional.

    PLN menegaskan kembali bahwa tarif listrik untuk triwulan kedua tahun 2025 tetap merujuk pada regulasi yang berlaku dan tidak mengalami perubahan. Pelanggan diharapkan lebih memahami komponen dalam tagihan mereka melalui sumber informasi resmi yang telah disediakan.

  • Polisi Serahkan Perempuan Muda yang Hendak Bunuh Diri di Stasiun Rawa Buntu ke Pihak Keluarga – Halaman all

    Polisi Serahkan Perempuan Muda yang Hendak Bunuh Diri di Stasiun Rawa Buntu ke Pihak Keluarga – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Seorang perempuan muda yang hendak melakukan percobaan bunuh diri di Stasiun Rawa Buntu, Serpong, telah diserahkan kembali kepada pihak keluarga.

    Hal tersebut disampaikan oleh Kapolsek Serpong Kompol Soehardono, dalam keterangannya pada Selasa (8/4/2025).

    “Identitas orang yang ingin bunuh diri adalah HN, perempuan, Islam, lahir di Tegal pada 4 November 2001,” ujarnya.

    Adapun proses penyerahan HN kepada keluarga dilakukan pada Senin (7/4/2025) sekitar pukul 09.30 WIB.

    Kronologi Kejadian

    Kejadian bermula pada Minggu (6/4/2025) sekitar pukul 23.30 WIB.

    Saat itu, diduga HN hendak melakukan percobaan bunuh diri di tempat kosnya dengan cara gantung diri menggunakan kabel listrik.

    Aksi tersebut berhasil digagalkan oleh sang pacar, berinisial E.

    Setelah upaya pertama gagal, HN kemudian pergi meninggalkan kosan dan menuju Stasiun Rawa Buntu sekitar pukul 23.00 WIB.

    Di sana, ia berniat mengakhiri hidup dengan berdiri di tengah rel kereta api jurusan Tanah Abang–Rangkasbitung.

    Namun, niat tersebut kembali berhasil dicegah, kali ini oleh petugas keamanan KAI yang kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Serpong.

    Petugas piket dari Polsek Serpong langsung bergerak cepat mengamankan HN dan membawanya ke kantor polisi untuk ditangani lebih lanjut.

    Diduga Alami Depresi

    Dari hasil pembicaraan dengan HN, diduga ia mengalami depresi akibat permasalahan keluarga, termasuk perceraian kedua orang tuanya serta tekanan ekonomi dan kebutuhan hidup yang besar.

    Kapolsek Serpong, Kompol Soehardono, turut memberikan dukungan moral kepada HN. Ia mengajak HN untuk tetap semangat dan percaya bahwa kehidupan masih memiliki harapan.

    “Yakin bahwa setiap ujian pasti akan berlalu dengan hikmah yang baik,” pungkasnya.

     

  • Bos Freeport Waswas Permintaan Tembaga Terganggu Imbas Tarif Trump

    Bos Freeport Waswas Permintaan Tembaga Terganggu Imbas Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – CEO Freeport-McMoRan (FCX) Kathleen Quirk waswas kebijakan tarif resiprokal ala Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengganggu permintaan tembaga global.

    Menurutnya, Trump yang memberlakukan tarif impor tinggi mulai dari 10% hingga 50%, dapat memperburuk ekonomi global hingga mendorong resesi dan inflasi.

    Selain itu, kebijakan Trump juga memicu kerugian di pasar keuangan dan meningkatkan ketegangan dengan China dan Uni Eropa (UE).

    “Kita tidak dapat mengabaikan fakta bahwa perang dagang dapat menyebabkan orang tidak berinvestasi, tidak membeli, mengubah pola mereka dan memengaruhi permintaan,” kata Quirk dikutip dari Reuters, Selasa (8/4/2025).

    Quirk menjelaskan, tembaga digunakan secara luas di seluruh ekonomi global. Khususnya sebagai komponen dalam pembangkitan listrik, elektronik, dan konstruksi.

    Dia pun mengatakan bahwa saat ini perusahaan tambang perlu menunggu dan melihat perkembangan dari kebijakan Trump. Apalagi, penurunan harga tembaga baru-baru ini tidak baik untuk jangka panjang bagi industri tersebut, yang bergantung pada investasi bernilai miliaran dolar.

    Quirk mengatakan, meskipun tarif tembaga AS dapat meningkatkan laba Freeport sebesar US$$400 juta per tahun, dia tetap khawatir tentang dampaknya terhadap ekonomi global.

    “Kita semua akan bergantung pada pasar yang permintaannya akan terus meningkat dan tidak tunduk pada resesi besar yang telah kita lihat dari waktu ke waktu,” katanya.

    Freeport yang berbasis di AS memang memiliki operasi besar di Chili, Peru, Eropa, dan Indonesia. Namun, Quirk mengatakan bahwa dia menyambut baik gagasan untuk memproduksi lebih banyak tembaga di AS.

    Hal ini selaras dengan tujuan Trump untuk meningkatkan produksi dalam negeri guna mengimbangi dominasi China.

    Perusahaan tersebut sudah menjadi produsen tembaga terbesar di AS dan mengoperasikan satu dari dua pabrik peleburan tembaga di AS.

  • PLN bantah kenaikan tarif dasar listrik setelah Lebaran

    PLN bantah kenaikan tarif dasar listrik setelah Lebaran

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    PLN bantah kenaikan tarif dasar listrik setelah Lebaran
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 07 April 2025 – 23:24 WIB

    Elshinta.com – PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) membantah adanya kenaikan tarif dasar listrik setelah Lebaran sebagaimana dikeluhkan banyak pelanggan.

    Hal tersebut menyusul munculnya berbagai keluhan pelanggan menyatakan tagihan yang terlihat lebih tinggi dibandingkan triwulan pertama.

    “Tagihan yang terlihat naik sebenarnya hanya penyesuaian ke pemakaian normal,” kata General Manager PLN UID Bali Eric Rossi Priyo Nugroho di Denpasar, Senin.

    Menurut penjelasan PLN, kondisi ini wajar terjadi karena sebelumnya pelanggan hanya membayar separuh dari pemakaian riil selama periode diskon.  

    Adapun program diskon tarif listrik 50 persen dari pemerintah resmi berakhir pada 28 Februari 2025. Sejak 1 Maret 2025, tarif listrik bagi pelanggan rumah tangga 2.200 VA ke bawah telah kembali normal sesuai ketentuan Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2024.  

    Eric menjelaskan pola konsumsi yang meningkat selama Ramadhan juga turut berpengaruh terhadap jumlah tagihan listrik.

    Dia mengatakan PLN memahami kekhawatiran pelanggan yang melihat tagihan mereka seolah-olah melonjak dua kali lipat, terutama saat Ramadhan dan menjelang Lebaran. Namun, kondisi ini sebenarnya merupakan penyesuaian wajar setelah berakhirnya program diskon.  

    “Kami ingin pelanggan tidak kaget. Yang terjadi bukanlah kenaikan tarif, melainkan kembalinya tagihan ke jumlah normal setelah sebelumnya mendapat potongan 50 persen” katanya.

    Bagi pelanggan yang merasa ada kejanggalan, PLN menyediakan beberapa solusi. Pelanggan pascabayar dapat memantau riwayat pemakaian melalui aplikasi PLN Mobile atau Contact Center 123. Sedangkan untuk klarifikasi lebih lanjut, pelanggan bisa menghubungi kantor PLN terdekat.  

    PLN siap membantu mengecek dan mencocokkan data tagihan pelanggan satu per satu. PLN juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan listrik secara bijak, terutama ketika aktivitas di rumah cenderung meningkat.  

    Dengan berakhirnya program stimulus ini, kata Eric, PLN memastikan tarif listrik triwulan kedua 2025 tetap mengacu pada peraturan yang berlaku tanpa perubahan. Pelanggan diharapkan dapat lebih memahami komponen tagihan mereka melalui berbagai kanal informasi yang disediakan PLN.

    Sumber : Antara