Topik: Listrik

  • Langkah Nyata Menuju Masa Depan Berkelanjutan  

    Langkah Nyata Menuju Masa Depan Berkelanjutan  

    JABAR EKSPRES – Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April setiap tahunnya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menegaskan komitmennya dalam mendukung pelestarian lingkungan melalui implementasi energi terbarukan.

    Peringatan Hari Bumi Internasional 2025 mengusung tema “Our Power, Our Planet”, yang mengajak seluruh masyarakat dunia untuk bersatu dalam mendorong peningkatan pemanfaatan energi terbarukan hingga tiga kali lipat pada tahun 2030.

    Telkom melalui program ESG (Environmental, Social, and Governance) bertajuk GoZero% – Sustainability Action by Telkom Indonesia yang berfokus pada tiga pilar yaitu Save Our Planet, Empower Our People, dan Elevate Our Business, secara aktif mengambil langkah nyata dalam mengurangi jejak karbon dan mendorong keberlanjutan operasionalnya melalui transisi menuju energi bersih.

    Sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia, Telkom memahami peran strategis sektor industri untuk mendukung upaya global dalam menghadapi perubahan iklim.

    Sejalan dengan hal tersebut, Telkom secara bertahap namun pasti mengintegrasikan sumber energi terbarukan ke dalam infrastruktur dan aktivitas operasionalnya.

    “Hari Bumi menjadi momentum penting dan pengingat bagi kita semua akan tanggung jawab bersama dalam menjaga keberlangsungan bumi. Telkom berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi dengan terus mendorong implementasi energi terbarukan sebagai salah satu pilar utama strategi keberlanjutan perusahaan. Kami percaya bahwa transisi menuju energi bersih bukan hanya sebuah kebutuhan, tetapi juga peluang untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Kami akan terus berupaya dalam memperluas inisiatif ini di masa yang akan datang,” ujar SVP Group Sustainability and Corporate Communication Telkom Ahmad Reza.

    Telkom telah mencatat sejumlah pencapaian signifikan dalam pemanfaatan energi terbarukan, sebagaimana tercantum dalam Sustainability Report Telkom Tahun 2024 yang dirilis pada 21 April 2025, antara lain:

    1. Penggunaan Energi Terbarukan : Telkom telah memasang panel surya di berbagai infrastruktur, meliputi Base Transceiver Station (BTS), Point of Presence (PoP), dan data center. Inisiatif ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil, tetapi juga menghasilkan penghematan biaya operasional jangka panjang. Hingga saat ini, konsumsi listrik dari energi terbarukan pada tahun 2021 – 2024 telah mencapai 126.448,20 Gigajoule (GJ) dan terus bertambah seiring dengan ekspansi infrastruktur hijau Perusahaan.

  • GAC AION Janji Bakal Lama di Indonesia, Belajar dari Toyota-Honda

    GAC AION Janji Bakal Lama di Indonesia, Belajar dari Toyota-Honda

    Guangzhou

    Stigma pabrikan China yang kerap datang dan pergi masih menghantui. Namun GAC AION tampaknya ingin mematahkan hal tersebut.

    GAC mengklaim hadir dengan strategi yang disebut-sebut mirip ‘cara main’ pabrikan Jepang yakni konsisten, membangun ekosistem, dan berorientasi jangka panjang.

    Saat ditemui oleh detikcom dalam kunjungan ke Guangzhou, China, GAC AION bahkan secara terang-terangan menyebut mereka belajar langsung dari Toyota dan Honda, notaben dua merek Jepang paling senior di Indonesia.

    “Pertama-tama kami ingin menyampaikan bahwa kami sudah bekerjasama dengan Toyota dan Honda selama lebih dari 20 tahun, jadi kami belajar banyak dari Honda dan Toyota dalam hal strategi jangka panjang,” ujar Wei Haigang, President GAC International kepada detikcom.

    Tak sampai di situ, Wei juga menyebut ada orang yang melihat GAC lebih mirip seperti pabrikan Jepang dibandingkan pabrikan China lainnya.

    “Seseorang juga mengatakan kepada kami, dalam beberapa perspektif kita bisa melihat sesuatu seperti Jepang. Sehingga GAC seperti bukan merek China. Kami selalu mengikuti strategi jangka panjang,” lanjut Wei.

    Perlu diketahui, GAC AION resmi masuk ke pasar Indonesia sejak 2024 lalu. Menariknya, mereka tak butuh waktu lama untuk mencatatkan angka penjualan yang cukup impresif.

    Data menunjukkan, penjualan AION di Maret 2025 meroket hingga lebih dari 500 persen dibanding bulan sebelumnya. Pada Maret 2025, AION berhasil mendistribusikan 959 unit ke konsumen.

    “Sejak masuk ke pasar Indonesia, kami memilih untuk bekerjasama dengan grup Indomobil dan kami ingin, seperti yang kami katakan dan kami lalukan di Indonesia, yakni untuk berkontribusi untuk Indonesia,” papar Wei.

    GAC AION juga tidak datang dengan tangan kosong. Mereka telah menyiapkan sejumlah lini kendaraan listrik untuk berbagai segmen. Bahkan, dalam waktu dekat, mereka siap memulai produksi mobil di dalam negeri.

    “Kami juga akan melakukan bisnis dengan memproduksi mobil secara lokal dan beroperasi secara lokal. Kami tidak hanya ingin memberikan produk kepada pelanggan, tapi juga membangun ekosistem. Iya kita akan mulai dengan satu produk, dan akan banyak lagi produk, termasuk ekosistemnya,” tutup Wei.

    (mhg/dry)

  • Modal Kecil, Untung Maksimal! Ini Panduan Lengkap Buka Bisnis Cuci Sepatu dari Nol

    Modal Kecil, Untung Maksimal! Ini Panduan Lengkap Buka Bisnis Cuci Sepatu dari Nol

    Jakarta: Di era serba cepat seperti sekarang, orang makin sibuk dan butuh solusi praktis untuk urusan kebersihan sepatu. 
     
    Sepatu jadi bagian penting dari gaya hidup, dipakai untuk kerja, olahraga, sampai nongkrong. Tapi, nggak semua orang punya waktu atau skill buat membersihkannya sendiri.
     
    Di sinilah peluang bisnis cuci sepatu muncul. Dengan modal yang relatif kecil dan target pasar yang luas, bisnis ini bisa jadi mesin cuan yang menjanjikan.

    Merangkum dari laman Kita Lulus, berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan jika mau memulai bisnis cuci sepatu.
     

    Rincian modal awal bisnis cuci sepatu
    Berikut estimasi modal awal untuk membuka bisnis cuci sepatu:
     
    Mesin Cuci Sepatu: Rp5.000.000
    Dryer (Pengering): Rp5.500.000
    Rak Sepatu & Alat: Rp1.000.000
    Perlengkapan Kebersihan: Rp750.000
    Meja dan Kursi: Rp500.000
    Kantong Plastik Sepatu: Rp500.000
    ATK (Alat Tulis Kantor): Rp100.000
    Biaya Listrik dan Air: Rp1.000.000
    Gaji Karyawan (opsional): Rp3.000.000
     
    Total: Sekitar Rp17.350.000
     
    Untuk operasional bulanan, biasanya butuh sekitar setengah dari total modal awal tersebut.
     

    Langkah jitu mulai bisnis cuci sepatu

    1. Analisis pasar dan lokasi

    Cek potensi pasar di sekitarmu. Wilayah yang banyak dihuni mahasiswa, pekerja kantoran, atau komunitas olahraga biasanya jadi lokasi strategis.

    2. Siapkan tempat usaha

    Bisa mulai dari rumah dengan ruang yang cukup untuk cuci, kering, dan penyimpanan sepatu. Pastikan tempat bersih dan rapi.

    3. Gunakan mesin cuci khusus sepatu

    Jangan pakai mesin cuci baju! Investasikan pada mesin khusus agar sepatu pelanggan tetap aman dan hasil maksimal.

    4. Sediakan alat dan bahan 

    Kamu butuh perlengkapan untuk metode wet clean, dry clean, atau kombinasi. Stok deterjen khusus sepatu, sikat, pengering, dan bahan tambahan lainnya.

    5. Tentukan target pasar

    Fokus ke jenis sepatu atau segmen pasar tertentu, misalnya sepatu olahraga, sneakers premium, atau sepatu sekolah.

    6. Buat promosi menarik

    Manfaatkan media sosial, daftar di Google Maps, dan berikan promo launching agar cepat dikenal.
     

    Bisnis cuci sepatu bisa untung sampai belasan juta per bulan!
    Berikut simulasi keuntungannya:
     
    Rata-rata harga jasa cuci sepatu: Rp25.000-Rp250.000 per pasang
     
    Jumlah pelanggan per hari: 10 orang
     
    Operasional: 25 hari per bulan
    Omzet per bulan: Rp6.250.000 – Rp62.500.000
     
    Jika keuntungan bersih sekitar 25 persen, maka:
    Laba bersih bulanan: Rp1.562.500 – Rp15.625.000
     
    Bisnis cuci sepatu cocok untuk pemula yang ingin memulai usaha modal kecil tapi berpotensi besar. Kuncinya ada di kualitas layanan, lokasi yang strategis, dan pemasaran yang kreatif. Siap cuan dari sepatu?
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • 9
                    
                        Momen KRL Baru Buatan INKA Bersanding dengan KRL dari China…
                        Megapolitan

    9 Momen KRL Baru Buatan INKA Bersanding dengan KRL dari China… Megapolitan

    Momen KRL Baru Buatan INKA Bersanding dengan KRL dari China…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Ada momen menarik dalam peringatan 100 tahun kereta rel listrik (
    KRL
    ) yang digelar PT KAI Commuter Indonesia (KCI) di Stasiun Jakarta Kota, Selasa (22/4/2025).
    Di sana, untuk pertama kalinya, KRL yang diproduksi PT Industri Kereta Api (INKA) dipamerkan di depan publik.
    Di akhir parade KRL dari masa ke masa, kereta milik INKA ditampilkan bersebelahan dengan kereta impor produksi China.
    KRL dari China tiba terlebih dahulu di peron 4 Stasiun Jakarta Kota, disusul KRL produksi Inka 10 menit kemudian di peron sebelahnya.
    Kedatangan kedua kereta tersebut disambut antusias warga dan komunitas pencinta kereta yang berkerumun di Stasiun Jakarta Kota.
    Mereka kompak merekam kedatangan KRL yang masih diuji coba tersebut dengan ponsel masing-masing.
    Salah satu pencinta kereta, Firman (20), mengaku terkagum dengan KRL baru yang belum resmi melayani penumpang di Jabodetabek itu. Ia ikut mengantre untuk berfoto di atas KRL tersebut.
    “Kayak model kereta Jepang, modern banget,” ujar Firman saat mengomentari penampilan KRL produksi INKA.
    “Kalau yang produksi China sudah sering lihat waktu uji coba. Yang produksi INKA baru ini,” imbuh pria asal Bogor itu.
    Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto mengatakan, perjalanan KRL di Indonesia dimulai pada 6 April 1925, saat Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda.
    KRL pertama bernama ASS 8500 atau dikenal dengan nama “Si Bon-Bon” yang dioperasikan oleh Stadsvervoerwegen SS dari Belanda. Jalur pertamanya menghubungkan Jatinegara dan Tanjung Priok.
    Selain KRL baru dari INKA dan China, kereta seri Jepang seperti 6000, 7000, 203, 8500, dan JR205 juga ditampilkan di Stasiun Jakarta Kota.
    “Kami juga menghadirkan kereta baru buatan CRRC China dan kereta buatan anak bangsa INKA yang saat ini sedang dalam tahap uji coba,” ujar Asdo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KAI Commuter hadirkan parade KRL lawas rayakan 100 tahun operasi KRL

    KAI Commuter hadirkan parade KRL lawas rayakan 100 tahun operasi KRL

    Kami menghadirkan perjalanan Lokomotif listrik ESS 3200 dan perjalanan Commuter Line Jabodetabek dengan livery vintage (corak lawas), yaitu corak JALITA

    Jakarta (ANTARA) – PT Kereta Api Indonesia Commuter menghadirkan parade Kereta Rel Listrik (KRL) lawas (vintage) dalam rangka merayakan 100 tahun beroperasinya KRL di Indonesia.

    “Kami menghadirkan perjalanan lokomotif listrik ESS 3200 dan perjalanan Commuter Line Jabodetabek dengan livery vintage (corak lawas), yaitu corak JALITA,” ucap Direktur Utama KAI Commuter, Asdo Artriviyanto dalam acara perayaan 100 tahun KRL di Stasiun Jakarta Kota, Selasa.

    Corak (livery) JALITA, kata Asdo, adalah akronim dari “jalan-jalan lintas Jakarta” yang merupakan sarana KRL seri Tokyu 8500 yang pertama kali dibeli oleh KAI Commuter pada tahun 2009 dan langsung menjadi ikon perusahaan saat itu.

    “Selain itu, KAI Commuter juga menghadirkan lokomotif listrik ESS 3200 yang digandeng dengan kereta Joko Kendil yang dahulu pernah melayani masyarakat di jalur Tanjungpriok – Meester Cornelis pada masanya,” kata dia.

    Kemudian, untuk memeriahkan peringatan 100 tahun operasional KRL di Indonesia, KAI Commuter juga menghadirkan KRL dengan tipe terbaru dan akan dioperasikan di wilayah Jabodetabek. Mulai dari KRL baru produksi CRRC hingga KRL baru produksi PT INKA (Persero) akan dihadirkan pada parade ini.

    “Kehadiran sarana KRL baru ini merupakan salah satu bukti dari perkembangan KRL yang menjelma sebagai transportasi andalan masyarakat,” ujar Asdo.

    Lebih lanjut, Asdo menyebut KAI Commuter juga akan mengeluarkan Kartu Multi Trip (KMT) tematik 100 Tahun Operasional KRL yang bisa dibeli oleh pengguna Commuter Line dan masyarakat sebagai kartu pembayaran tiket Commuter Line dan pembayaran transaksi lainnya di tenant-tenant yang sudah bekerja sama dengan KAI Commuter.

    “Dengan telah beroperasinya KRL di Indonesia selama 100 tahun, KAI Commuter berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan kepercayaannya untuk mengelola transportasi KRL dan kepercayaannya dalam menjadikan moda transportasi Commuter sebagai pilihan,” kata dia.

    Asdo berkomitmen untuk selalu meningkatkan layanan kepada para penggunanya mengingat Commuter Line merupakan transportasi yang ikut menggerakkan kemajuan perekonomian.

    “Commuter Line merupakan angkutan perkotaan yang efisien, ramah lingkungan, bebas macet, dan terjangkau,” imbuh Asdo.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ferdinand Hutahaean Sindir Pembatalan Investasi Konsorsium Korea: Saya Nggak Heran

    Ferdinand Hutahaean Sindir Pembatalan Investasi Konsorsium Korea: Saya Nggak Heran

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Politikus PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahaean, menanggapi kabar soal batalnya investasi konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG Energy Solution dalam proyek baterai listrik di Indonesia.

    Menurut Ferdinand, keputusan tersebut bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Ia bahkan menyampaikan sindiran terkait posisi Indonesia dalam rantai pasok bahan baku.

    “Korea batalkan investasi battery? Saya ngga heran,” ujar Ferdinand di X @ferdinand_mpu (22/4/2025).

    Ia kemudian menyinggung soal kepemilikan nikel yang selama ini menjadi komoditas andalan dalam ekosistem baterai kendaraan listrik.

    Ferdinand mengklaim, kendati nikel diambil dari tanah Indonesia, namun penguasaan pasarnya disebut bukan berada di tangan bangsa sendiri.

    “Nikel ya bukan punya kita, belinya dari China,” tandasnya.

    Sebelumnya, Konsorsium asal Korea Selatan yang dipimpin oleh LG Energy Solution akhirnya membatalkan keterlibatannya dalam proyek rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia, dengan nilai mencapai sekitar 11 triliun won atau setara USD 7,7 miliar, atau sekitar Rp129,9 triliun jika mengacu pada kurs Rp16.876 per dolar AS.

    Menurut laporan dari Yonhap News Agency, konsorsium tersebut terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, serta sejumlah mitra lainnya.

    Diketahui mereka telah menjalin kerja sama dengan pemerintah Indonesia dan beberapa perusahaan BUMN untuk membangun ekosistem baterai EV yang terintegrasi, mulai dari hulu hingga hilir.

    Proyek ini dirancang untuk mencakup seluruh tahapan rantai pasok dari penyediaan bahan mentah, pembuatan prekursor, bahan katode, hingga produksi sel baterai.

  • Anggota Komisi XII DPR: Indonesia Memiliki Peluang Menjadi Pemain Kunci Pasar Hidrogen Global – Halaman all

    Anggota Komisi XII DPR: Indonesia Memiliki Peluang Menjadi Pemain Kunci Pasar Hidrogen Global – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR RI Christiany Eugenia Tetty Paruntu, menyatakan dukungannya terhadap pengembangan ekosistem hidrogen di Indonesia sebagai langkah strategis menuju transisi energi bersih dan berkelanjutan. 

    Tetty menegaskan, hidrogen memiliki peran vital dalam mendorong tercapainya target bauran energi terbarukan nasional serta pengurangan emisi gas rumah kaca.

    “DPR mendorong percepatan pengembangan infrastruktur ekosistem hidrogen di Indonesia. Ini bukan hanya soal pemenuhan kebutuhan energi semata, tapi komitmen kita untuk masa depan energi yang lebih bersih dan mandiri,” ujar Tetty, Selasa (22/4/2025).

    Hidrogen hijau misalnya—yang dihasilkan melalui proses elektrolisis air dengan menggunakan energi terbarukan seperti tenaga surya dan air—diakui sebagai salah satu sumber energi terbarukan paling bersih. Selain bebas emisi karbon, penggunaannya sangat luas, mulai dari sektor transportasi, industri berat, hingga penyimpanan energi.

    Politisi Partai Golkar itu mengingatkan, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang melimpah, memiliki peluang besar untuk menjadi pemain kunci dalam pasar hidrogen global. Oleh karena itu perlu dilakukan percepatan pembangunan infrastruktur serta regulasi yang mendukung, termasuk pemberian insentif guna menarik minat investasi.

    “Dibutuhkan regulasi yang progresif dan insentif menarik untuk mendorong pertumbuhan industri hidrogen hijau di Indonesia. Selain itu, inovasi teknologi perlu terus didorong agar biaya produksi menjadi lebih kompetitif,” ujar legislator asal Daerah Pemilihan Sulawesi Utara itu.

    Tak hanya aspek energi, pengembangan eksosistem hidrogen juga diperkirakan akan berdampak positif terhadap penciptaan banyak lapangan kerja baru yang berkualitas, sejalan dengan visi ketahanan energi nasional dan pertumbuhan ekonomi hijau. 

    Sebelumnya sebagaimana dikutip dari Antaranews, Menteri Bahlil menyampaikan bahwa pengembangan hidrogen selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto, khususnya terkait kedaulatan dan swasembada energi. Adapun pengembangan hidrogen dapat ditempuh melalui program hilirisasi yang kini diusung oleh pemerintah.

    Menurut dia, pemanfaatan hidrogen dapat turut mendukung industri strategis nasional, salah satunya di sektor transportasi. Akan tetapi, yang menjadi tantangan ke depannya adalah bagaimana industri mobil hidrogen dapat bersaing dengan mobil listrik.

  • Dedi Mulyadi Sebut Pembangunan Pabrik BYD di Subang Tinggal Pembebasan Tanah

    Dedi Mulyadi Sebut Pembangunan Pabrik BYD di Subang Tinggal Pembebasan Tanah

    Jakarta

    Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau biasa disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengungkap kemajuan pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat.

    KDM menyebut saat ini pembangunan pabrik BYD Subang sedang dalam tahap pembebasan tanah.

    “BYD sudah lagi progres berjalan, tinggal pembebasan tanah. Minggu depan mau kita undang para pihak agar cepat pembebasannya,” kata Dedi dikutip dari detikJabar, Selasa (22/4/2025).

    Fasilitas produksi mobil listrik BYD dibangun di area Fase 2 Subang Smartpolitan, Jawa Barat. Diberitakan detikcom sebelumnya, BYD menggelontorkan investasi hingga Rp 11,7 triliun.

    Kawasan industri Subang Smartpolitan terintegrasi dengan berbagai infrastruktur strategis nasional. Lokasi ini diklaim mudah untuk diakses melalui Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di KM 89 yang sedang dalam tahap pengembangan.

    Selain itu, kawasan juga dekat dengan Jalan Tol Akses Patimban yang langsung terhubung ke Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, dan Jalan Tol Trans Jawa yang menghubungkan menuju Jakarta, Bandung, dan kota-kota lain di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

    Dalam keterangan yang disampaikan Badan dan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pabrik BYD di Indonesia ini akan menjadi pabrik otomotif terbesar di ASEAN. Saat ini, luas lahan pabrik BYD adalah 108 hektare (Ha) dan telah memutuskan pengembangan serta penambahan baru menjadi 126 Ha.

    Rencananya BYD Indonesia akan menambah kapasitas produksi dari yang awalnya 150.000 unit per tahun. Kemudian terbuka untuk pengembangan fasilitas baterai dan kendaraan jenis Plug In Hybrid Electric Vehicle (PHEV) premium di awal tahun depan.

    Disebutkan penambahan kapasitas produksi ini rencananya akan menambah total tenaga kerja dari sebelumnya 8.700 orang menjadi 18.814 orang. Pembangunan pabrik ini ditargetkan akan memulai produksi komersialnya pada awal 2026.

    (riar/dry)

  • Ada Program Ruang Angkasa yang Tidak Meninggalkan Bumi

    Ada Program Ruang Angkasa yang Tidak Meninggalkan Bumi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Berita tentang ruang angkasa selalu menjadi hal yang menarik. Ketertarikan ini pun membuat banyak pihak berlomba untuk mencapai bulan dan kembali. Untuk itu, program ruang angkasa Kepulauan Faroe mengambil langkah berani baru dalam eksplorasi luar angkasa, tanpa harus meninggalkan Bumi.

    Salah satu produsen bantalan terbesar, SKF, bersama dengan pengembang energi laut Minesto, meluncurkan program ruang angkasa untuk memanfaatkan energi bulan melalui kekuatan pasang surut. Program ini bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya yang telah tersedia di Bumi.

    CTO & SVP, Pengembangan Teknologi, SKF, Annika Ölme mengatakan bayangkan masa depan yang didorong oleh pasang surut bulan.

    “Proyek unik ini berani bermimpi besar dan mengeksplorasi potensi energi pasang surut terbarukan. Di SKF, kami bangga menjadi bagian dari proyek yang berorientasi pada Bumi ini, yang sejalan dengan nilai-nilai dan ambisi kami untuk menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan,” ungkap Annika dalam keterangan resmi, Selasa (22/4/2025).

    Selama setahun terakhir, SKF dan Minesto telah mempelopori penggunaan energi pasang surut melalui layang-layang pasang surut di Laut Atlantik, di luar Kepulauan Faroe. Misi ini bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan bulan sebagai sumber energi yang dapat diprediksi dan terbarukan.

    Setelah peluncuran yang sukses ke lautan, layang-layang pasang surut yang dikenal sebagai LUNA beroperasi di bawah air, secara tidak terlihat dan tanpa suara mengumpulkan energi dari Bulan, terlepas dari kondisi cuaca. Saat ini, hanya beberapa negara dengan kondisi arus pasang yang menguntungkan yang mulai memanfaatkan potensi penuh energi yang dihasilkan oleh bulan, sebagai sumber energi terbarukan yang paling dapat diprediksi di seluruh dunia.

    SKF terlibat dalam merancang sistem bantalan dan penyegelan untuk kemudi dan elevator layang-layang. Sistem perangkat lunak SKF menghitung, misalnya, umur bantalan dan memperkirakan emisi CO2, yang memungkinkan perbandingan berbagai solusi tidak hanya dari perspektif teknis tetapi juga dari sudut pandang keberlanjutan.

    “Kolaborasi lintas industri sangat penting untuk kemajuan. Bersama Minesto, kami menunjukkan bagaimana teknologi dan inovasi dapat mendorong transisi ke energi terbarukan,” tambah Annika Ölme.

    Dengan membingkai ini sebagai program ruang angkasa (yang tidak pernah meninggalkan Bumi), para mitra bertujuan untuk menekankan pentingnya menjelajahi bagaimana kita dapat memanfaatkan energi bulan. Dia mengatakan energi bulan dapat menghasilkan energi terbarukan, melalui kekuatan pasang-di tengah perlombaan luar angkasa baru di mana banyak pihak mendiskusikan potensi ekstraksi sumber daya dari luar angkasa dan planet lain.

    “Bagi kami, sebagai perusahaan pengembangan teknologi, bekerja sama dengan perusahaan industri global seperti SKF merupakan pengalaman yang berharga dan inspiratif,” kata CEO Minesto, Martin Edlund.

    “Kami memperkirakan terdapat setidaknya 3000 ‘Kepulauan Faroe’ lainnya yang memenuhi syarat untuk program ruang angkasa kami. Jika semuanya bergabung, energi Bulan dapat menggantikan seluruh kapasitas pembangkit listrik berbasis batu bara yang saat ini sedang dikembangkan secara global,” tambah Martin.

    Fasilitas energi pasang yang telah dibangun-sebagai basis energi Bulan-akan memulai Program Ruang Angkasa Kepulauan Faroe, yang tetap berfokus di Bumi. Layang-layang Luna memiliki daya terukur sebesar 1,2 MW, cukup untuk memasok listrik bagi 200 vila selama satu tahun.

    Tujuan selanjutnya adalah menerapkan fasilitas energi pasang baru dengan kapasitas 200 MW, yang dapat memenuhi 40% dari kebutuhan listrik yang diperkirakan pada tahun 2030, menyediakan listrik hijau untuk 50.000 penduduk dan 70.000 domba di negara pulau kecil yang terpencil ini. Memanfaatkan kekuatan pasang surut merupakan kerja sama dengan perusahaan listrik Sev.

    “Visi kami adalah mencapai 100% pembangkit listrik terbarukan pada tahun 2030, dan kami percaya bahwa energi pasang dapat menjadi bagian penting dari perjalanan ini,” ujar CEO perusahaan listrik Faroese Sev, Hákun Djurhuus.

    (rah/rah)

  • 100 Tahun KRL Beroperasi, dari Kereta Bon-Bon Belanda hingga Buatan Jepang

    100 Tahun KRL Beroperasi, dari Kereta Bon-Bon Belanda hingga Buatan Jepang

    Jakarta

    Moda transportasi KRL telah beroperasi selama 100 tahun atau satu abad. Menurut Direktur Utama Kereta Commuter Indonesia ( KCI ), Asdo Artrivianto, KRL pertama kali beroperasi pada 6 April 1925.

    “Memperingati 100 tahun atau satu abad KRL atau kereta rel listrik pertama kali beroperasi di Indonesia. Tepatnya kapan? Tepatnya yaitu tanggal 6 April 1925,” ujarnya dalam konferensi pers di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta Barat, Selasa (22/4/2025).

    Asdo menjelaskan, KRL pertama diproduksi dan diimpor langsung dari Belanda. Kereta itu populer dengan sebutan kereta Bon-Bon karena bentuknya yang mirip dengan coklat bon-bon.

    “Pada waktu itu Indonesia masih dalam penjajahan Belanda. Oleh karena itu tahun 1925 Belanda mendatangkan kereta pertama kali yang beroperasi di Indonesia yaitu yang populer disebut Bon-Bon,” tuturnya.

    Rute KRL Pertama

    Jalur pertama pengoperasian KRL adalah rute Tanjung Priok-Jatinegara. Rute itu dipilih karena pertimbangan mudah diakses dan mendukung kawasan bisnis di sekitarnya, serta terintegrasi dengan kawasan pelabuhan.

    Listrik sebagai sumber tenaga KRL berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ubrug yang berlokasi di Sukabumi, Jawa Barat. PLTA Ubrug dibangun oleh Belanda pada 1923 dan beroperasi tahun 1924.

    “PLTA yang ada di Ubrug, di Sukabumi, ini adalah PLTA yang bersejarah yang mensuplai jaringan atau listrik yang ada di Jakarta, terutama mendukung pengoperasian pertama kali KRL lintas Jatinegara ke Tanjung Priok,” tuturnya.

    KRL Buatan Jepang

    Kemudian dalam perkembangan zaman, penggunaan teknologi kereta juga terus berkembang. Dalam hal ini Indonesia mendapat bantuan dari Jepang, hingga saat ini KRL yang melayani masyarakat Jabodebek berasal dari Negeri Matahari Terbit.

    “Kemudian sesuai dengan perkembangan zaman kita terus mengembangkan teknologi Indonesia mendapatkan bantuan dari Jepang. Jadi ada beberapa atau sebagian besar kereta yang beroperasi di Jabodetabek ini yaitu produk Jepang,” tuturnya.

    Sudah 100 tahun berlalu, KRL terus melayani masyarakat dan menjadi salah satu transportasi andalan wilayah perkotaan. Tak kurang ada 1.048 perjalanan KRL yang beroperasi setiap hari.

    (ily/ara)