Jakarta, Beritasatu.com – Perusahaan asal Tiongkok, Huayou, resmi mengambil alih proyek pengembangan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia. Peran strategis ini sebelumnya diemban oleh LG Energy Solution, perusahaan asal Korea Selatan, yang memutuskan mundur dari proyek tersebut.
Proyek yang dijuluki Indonesia Grand Package itu merupakan bagian dari upaya besar Indonesia dalam membangun rantai pasok baterai EV domestik.
Dikutip dari Antara, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyatakan secara menyeluruh proyek yang sebelumnya dibangun oleh LG memiliki total nilai sebesar US$ 9,8 miliar atau setara Rp 165,5 triliun, dan Huayou nantinya akan mengisi sisa investasi yang sebesar US$ 8,6 miliar atau setara Rp 145,2 triliun.
Sementara itu, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BPKM Nurul Ichwan menjelaskan, proyek baterai EV tersebut sudah terealisasi sebesar US$ 1,2 miliar atau Rp 20,2 triliun, dan nantinya Huayou akan mengisi sebagian besar sisa investasi.
Kehadiran Huayou menjadi angin segar bagi kelanjutan proyek ini, yang digadang-gadang akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat industri kendaraan listrik di Asia Tenggara.
Profil Huayou, Raksasa Material Baterai dari Tiongkok
Huayou Cobalt Co Ltd didirikan pada 1994, dengan kantor pusat di Tongxiang, Zhejiang, Tiongkok. Perusahaan ini merupakan salah satu pelaku utama global dalam pengembangan, riset, dan manufaktur material baterai lithium-ion, khususnya untuk sektor energi baru.
Selain itu, Huayou juga dikenal sebagai produsen material kobalt yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Setelah lebih dari tiga dekade beroperasi, Huayou telah membangun ekosistem bisnis global dengan strategi yang mencakup sumber daya internasional, jaringan manufaktur global, dan ekspansi pasar lintas benua.
Perusahaan ini mengelola lima lini bisnis utama, yaitu industri energi baru, industri material baru, industri nikel Indonesia, industri sumber daya Afrika, dan industri daur ulang.
Cakupan bisnisnya sangat luas, meliputi seluruh rantai nilai industri material baterai lithium-ion, mulai dari eksplorasi dan pengembangan sumber daya kobalt, nikel, lithium, tembaga, dan fosfor, pemurnian ramah lingkungan logam nonferrous, R&D dan produksi material baterai, hingga pengelolaan limbah dan daur ulang sumber daya.
Huayou mengusung misi untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan mendorong transformasi industri. Fokus utamanya adalah mengendalikan sumber daya di hulu, mengembangkan pasar di hilir, serta meningkatkan kapasitas dan efisiensi dari dalam perusahaan.
Huayou juga menerapkan strategi pengembangan berkelanjutan yang disebut “Dua Area Baru dan Tiga Tren”, dengan tujuan menjadi perusahaan panutan dalam manufaktur hijau material baterai lithium-ion, serta penerapan prinsip environmental, social, and governance (ESG).
Masuknya Huayou ke dalam proyek baterai EV di Indonesia mencerminkan strategi pemerintah dalam mencari mitra yang mampu memastikan kelanjutan investasi besar ini. Selain memperkuat rantai pasok bahan baku, seperti nikel dan kobalt, keterlibatan Huayou juga diharapkan dapat mendukung target hilirisasi industri yang selama ini dicanangkan.









