Topik: Listrik

  • Diskon Tarif Listrik Berakhir, Inflasi Jateng Tembus 1,43 Persen pada Maret 2025

    Diskon Tarif Listrik Berakhir, Inflasi Jateng Tembus 1,43 Persen pada Maret 2025

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Jawa Tengah mencatatkan inflasi sebesar 1,43 persen secara month-to-month (m-to-m) pada Maret 2025.

    Angka inflasi tersebut tercatat lebih rendah dari inflasi nasional yang sebesar 1,65 persen.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih memaparkan, ini merupakan pertama kalinya terjadi inflasi secara m-to-m di atas 1 persen, setelah September 2022 lalu yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM.

    Ia menyebutkan, pada Maret 2025, inflasi secara m-to-m utamanya karena berakhirnya diskon tarif listrik 50 persen kepada pelanggan rumah tangga dengan daya terpasang listrik 450 VA-2200 VA.

    “Penyumbang terbesar inflasi m-to-m (Maret) tahun 2025 adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, utamanya disebabkan karena berakhirnya diskon tarif listrik prabayar sebesar 50 persen.

    Seperti diketahui, diskon ini diterapkan pada pelanggan rumah tangga dengan daya listrik 450 VA sampai dengan 2200 VA,” kata Endang pada pemaparan secara daring, Selasa (8/4/2025).

    Endang melanjutkan, pendorong inflasi adalah dari kelompok makanan minuman dan tembakau yang memberikan andil inflasi kedua, terutama disebabkan naiknya harga bawang merah.

    Sementara kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, memberikan sumbangan inflasi terbesar berikutnya, utamanya disebabkan oleh naiknya harga emas perhiasan.

    Ia menyebutkan, berdasarkan komoditas penyumbang inflasi, lima terbesarnya adalah tarif listrik dengan andil sebesar 0,84 persen.

    Disusul bawang merah dengan andil sebesar 0,17 persen; emas perhiasan dengan andil 0,05 persen; dan cabai rawit serta beras dengan andil masing-masing sebesar 0,04 persen.

    Ia menjelaskan, bawang merah memberikan andil inflasi karena mengalami kenaikan harga setelah pada Januari dan Februari sempat mengalamai penurunan harga.

    Kenaikan harga disebabkan karena berkurangnya pasokan yang ada di pasaran.

    Sedangkan inflasi emas perhiasan, disebutkan karena harga emas mengalami kenaikan menyesuaikan harga emas dunia serta meningkatnya permintaan masyarakat akan aset save haven.

    “Harga cabai rawit mengalami kenaikan, utamanya pada rawit merah. Musim juga memengaruhi pasokan cabai rawit,” jelasnya.

    Sementara itu, deflasi terbesar Jawa Tengah pada Maret 2025 berasal dari angkutan udara, dengan andil sebesar -0,02 persen.

    Disusul kacang panjang dengan andil sebesar -0,02 persen; dan tarif kereta api, buncis, serta melon dengan andil masing-masing sebesar -0,01 persen.

    “Kelompok transportasi memberikan sumbangan deflasi terbesar, utamanya disebabkan turunnya tarif angkutan udara dan tarif kereta api. Selain itu, juga turunnya harga bensin, solar, dan diskon tarif jalan tol yang utamanya diterapkan untuk ruas Cikampek sampai Kalikangkung,” paparnya.

    Sementara itu, pada Maret 2025, inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Jawa Tengah tercatat sebesar 0,75 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,26 dan tingkat inflasi year to date (y-to-d), tercatat sebesar 0,18 persen. (idy)

  • Warnai Momentum Idul Fitri, PLN Siagakan 50 Posko Mudik dan SPKLU Lounge di Jateng DIY

    Warnai Momentum Idul Fitri, PLN Siagakan 50 Posko Mudik dan SPKLU Lounge di Jateng DIY

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG — Warnai momentum perayaan Idul Fitri 1446 H pada tahun 2025 kali ini, PT PLN (Persero) kembali hadirkan Posko Mudik dan SPKLU Lounge yang ditempatkan pada Rest Area tol Trans-Jawa dan jalur mudik non-tol di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta (8/3).

    Tak kurang dari 11 titik SPKLU Lounge pada Rest Area dan 39 posko mudik di luar jalur tol dengan personel yang disiagakan selama 24 jam. Posko ini akan disiagakan dari mulainya arus mudik pada 29 Maret 2025 hingga puncak arus balik berakhir pada 8 April 2025.

    Langkah yang dilakukan PLN ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi para Pemudik terutama pengguna Kendaraan Listrik yang melewati Provinsi Jateng & DIY. Mengingat Jateng & DIY merupakan titik tengah perjalanan yang krusial dimana akan banyak sekali pemudik yang melewati titik tengah Pulau Jawa ini.

    Anang, pemudik dari Bekasi pengguna kendaraan listrik menyampaikan apresiasinya atas langkah nyata yang dilakukan PLN ini.

    “Saya merasa puas dan tempat istirahatnya juga ada, anak-anak saya juga merasa nyaman. Semoga ditingkatkan terus pelayanannya untuk PLN”, ungkap Anang saat beristirahat pada sela perjalanan mudiknya di PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Ajibarang pada Sabtu (29/3).

    General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah & D.I. Yogyakarta, Sugeng Widodo menyampaikan PLN hadir sebagai representasi Pemerintah menjaga kelancaran arus mudik seperti yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

    “Hari Raya Idul Fitri tidak hanya merupakan hari raya bagi umat muslim saja, mudik sudah menjadi tradisi untuk seluruh masyarakat Indonesia tidak memandang suku, agama, ras manapun. Jika pemudik lelah jangan ragu mampir saja di SPKLU Lounge di Rest Area atau juga dapat mencari kantor PLN terdekat, silakan beristirahat, beribadah maupun melepas penat sebelum melanjutkan perjalanan lagi”, ungkap Sugeng.

    Sugeng menambahkan menggunakan fasilitas di Posko Mudik dan SPKLU Lounge ini gratis tanpa dipungut biaya. Kantor PLN yang berletak strategis dan selalu ada di setiap Kota maupun Kabupaten, menjadikan kantor PLN titik yang tepat bagi Pemudik yang ingin beristirahat dalam perjalanannya.

    “Selain posko mudik, kami juga menyediakan fasilitas charging seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sebanyak 307 unit yang tersebar pada 215 lokasi, Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) sebanyak 492 unit pada 92 titik lokasi se-Jateng DIY.

    Selain itu kami juga menyiapkan 1.720 personel untuk mendukung kelancaran arus mudik kali ini yang kami siagakan di fasilitas charging dan lokasi strategis,” jelasnya.

    Selain charging station tersebut, PLN juga kembali menyiagakan 2 unit Emergency Charging Mobile (ECM) seperti tahun- tahun sebelumnya, unit ini distandbykan pada Rest Area 445 B dan 343 A. 

    Unit ECM ini dapat secara darurat mendatangi kendaraan listrik yang kehabisan daya di tengah perjalanan dengan menghubungi panggilan darurat melalui Contact Center PLN 123.

    Sugeng berharap sumbangsih ini dapat mendukung kelancaran agenda rutin tahunan yang menjadi tradisi penting in

  • Diskon Tiket Pesawat Bikin Sektor Transportasi Deflasi pada Lebaran 2025 – Page 3

    Diskon Tiket Pesawat Bikin Sektor Transportasi Deflasi pada Lebaran 2025 – Page 3

    Sebelumnya, Nilai Tukar Petani (NTP) per Maret 2025 mencapai 123,72 atau naik 0,22 persen secara bulanan (month to month/mtm) dibandingkan Februari 2025.

    Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS), M.Habibullah menuturkan, kenaikan NTP terjadi disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani atau IT naik sebesar 1,51 persen menjadi 152,24. 

    “Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani atau IB yang sebesar 1,29 persen menjadi 123,05,” ujar Habibullah dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Habibullah mengatakan, komoditas yang dominan yang mempengaruhi kenaikan harga yang diterima petani yakni kelapa sawit, bawang merah, gaba dan cabai rawit. Sedangkan subsektor yang mengalami peningkatan NTP terbesar adalah horticultura, sedangkan subsektor yang turun paling dalam adalah tanaman pangan. 

    “Subsektor horticultura mengalami kenaikan NTP sebesar 3,80 persen karena kenaikan IT sebesar 5,23 persen. Nilai tersebut lebih besar dari kenaikan IB yang sebesar 1,28 persen,” ujar dia.

    Sedangkan komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan IT adalah bawang merah, cabai rawit, pisang dan petai. Kendati begitu, NTP subsektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 0,57 persen. Hal ini karena kenaikan IT yang sebesar 0,82 persen. Nilai tersebut lebih kecil dibandingkan kenaikan IB yang sebesar 1,40 persen. 

    “Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan IB adalah tanda listrik, bawang merah, cabai rawit, dan telur ayam ras,” kata dia.

  • BPS: Nilai Tukar Petani Naik 0,22 Persen pada Maret 2025 – Page 3

    BPS: Nilai Tukar Petani Naik 0,22 Persen pada Maret 2025 – Page 3

    Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2025 terjadi deflasi sebesar 0,48% secara bulanan atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 105,99 pada januari 2025 menjadi 105,48 pada Februari 2025.

    “Secara YoY, juga terjadi deflasi 0,09% dan secara tahun kalender mengalami deflasi sebesar 1,24%,” kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025).

    Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi terbesar adalah perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan deflasi sebesar 3,59% dan memberikan andil deflasi 0,52%.

    “Karena komoditas yang dominan mendorong deflasi kelompok ini adalah diskon tarif listrik yang memberikan andil deflasi 0,67%,” ujarnya.

    Adapun komoditas lain yang juga memberikan andil deflasi, karena penurunan harga beberapa pangan bergejolak, seperti daging ayam ras yang harganya turun, sehingga memberikan andil deflasi 0,06%.

    “Bawang merah, dan cabai merah juga mengalami penurunan ahrga sepanjang bulan Februari, sehingga memberikan andil deflasi masing-masing sebesar 0,05% dan 0,04%,” ujarnya.

    Selain itu, terdapat komoditas-komoditas lain yang memberikan andil inflasi pada Februari 2025, antara lain kenaikan tarif air minum PAM memberikan andil inflasi sebesar 0,13%. Kemudian, masih naiknya emas dan perhiasan dan ada penyesuaian harga bensin. Hal itu berturut-turut memberikan andil inflasi sebesar 0,08% untuk emas perhiasan, dan 0,03% andil dari bensin.

     

     

  • Tarif Listrik Jadi Biang Kerok Inflasi Maret 2025 – Page 3

    Tarif Listrik Jadi Biang Kerok Inflasi Maret 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi mencapai 1,65 persen pada Maret 2025 secara bulanan. Komoditas yang paling besar menyumbang inflasi yakni tarif listrik hingga bahan bakar rumah tangga.

    Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah menerangkan penyumbang inflasi terbesar datang dari kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga. Angka inflasi kelompok ini mencapai 8,45 persen dengan andil inflasi Maret 2026 sebesar 1,18 persen.

    “Kelompok penyumbang inflasi terbesar adalah perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan inflasi sebesr 8,45 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 1,18 persen,” kata Habibullah dalam Rilis Berita Resmi Statistik, Selasa (8/4/2025).

    Dia mengatakan, dalam kelompok tersebut, tarif listrik menjadi satu komoditas yang memberikan andil inflasi paling besar. Adapun, pada Maret 2025 biaya listrik yang dibayarkan konsumen telah kembali normal usai diskon 50 persen untuk periode Januari-Februari 2025.

    Habibullah mencatat, selesaikan diskon tarif listrik itu menjadi faktor tingkat inflasi pada Maret 2025.

    “Komoditas yang dominan mendorong inflasi kelompok ini adalah tarif listrik yang memberikan andil inflasi sebesar 1,18 persen,” ungkapnya.

    Kelompok lainnya yang mencatatkan inflasi cukup besar asalah Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan inflasi 1,24 persen dan andil inflasi Maret 2025 sebesar 0,37 persen.

    “Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi adalah bawang merah dengan andil inflasi sebesar 0,11 persen, cabai rawit dengan andil inflasi 0,06 persen, emas perhiasan dengan andil inflasi 0,05 persen, dan daging ayam ras dengan andil inflasi 0,03 persen,” urainya.

     

  • Tren Naik Turun Pemudik Lebaran, Bagaimana Tahun Ini?

    Tren Naik Turun Pemudik Lebaran, Bagaimana Tahun Ini?

    Bisnis.com, JAKARTA – Mudik Lebaran 2025 agaknya tampak berbeda jika dibandingkan dengan momen pada perayaan Idulfitri pada tahun-tahun sebelumnya.

    Pasalnya, setelah masa pandemi Covid-19 pada 2020, tren realisasi para pemudik terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun, pada tahun ini trennya mulai mengalami penurunan.

    Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat arus mudik Lebaran 2025 dimulai pada 21 Maret 2025 hingga 11 April 2025. Puncak arus mudik pun terjadi pada 28 Maret 2025, sedangkan puncak arus balik diprediksi jatuh pada esok hari atau 6 April 2025. 

    Pada puncak arus mudik atau H-3 Idulfitri, pergerakan masyarakat harian di sejumlah moda transportasi sempat mencapai level tertingginya selama masa angkutan Lebaran 2025. Pergerakan tertinggi berada di moda angkutan udara atau pesawat yang mencapai 303.468 penumpang.

    Kemudian, penumpang angkutan penyeberangan tercatat menyentuh level 297.342 penumpang dan kereta api sebanyak 247.611 penumpang. Adapun angkutan laut sekitar 115.993 penumpang. 

    Perbedaan hanya ada pada angkutan bus di mana pergerakan tertinggi jatuh pada H-4 Idulfitri atau 27 Maret 2025 sebesar 300.793 orang.

    Adapun sampai dengan H+1 Idulfitri atau 1 April 2025, jumlah penumpang angkutan umum secara akumulasi tercatat turun apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun ini, jumlah penumpang angkutan umum secara akumulasi sejak 21 Maret—1 April 2025 baik kereta api, udara, laut, penyeberangan dan bus sebesar 12,1 juta penumpang.

    Jumlah itu turun dari akumulasi 2024 yakni 12,5 juta penumpang atau terjadi penurunan sebesar 3,57%. Penurunan utamanya terjadi pada moda angkutan laut, penyeberangan dan bus. Moda kereta api dan udara tercatat masih naik dari periode 2024.

    Berbeda dengan moda angkutan umum, jumlah pemudik dengan moda angkutan pribadi pada 2025 masih tercatat naik dari 2024. Berdasarkan data yang dihimpun posko Angkutan Lebaran Kemenhub, jumlah penumpang angkutan pribadi dari 21 Maret hingga 1 April 2025 tercatat sebanyak 47,1 juta orang atau naik dari tahun sebelumnya 44,1 juta. Kenaikan itu sebesar 6,85%.

    Adapun Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengamini penurunan jumlah pemudik tahun ini. Dia menilai penurunan utamanya terjadi pada angkutan bus, sebagaimana terlihat di empat terminal seperti Pulo Gebang, Tanjung Priok, Kalideres dan Poris.

    Menurut Djoko, pemudik banyak yang masih memilih moda sepeda motor. Dia juga melihat tren yang berbeda tahun ini, di mana masyarakat mudik tanpa dibarengi dengan belanja.

    “Bisa juga orang mudik yang penting kumpul tetapi tidak belanja. Buktinya di daerah juga kuliner-kuliner tidak seramai dulu, hotel-hotel juga enggak marak,” ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (5/4/2025).

    Djoko memandang penurunan jumlah pemudik turut disebabkan oleh faktor ekonomi. Misalnya, kalangan aparatur sipil negara (ASN) menahan belanjanya saat mudik Lebaran karena penghasilannya yang tidak setinggi dulu lagi.

    Hal itu diketahui lantaran efisiensi anggaran pemerintahan yang diberlakukan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto melalui Instruksi Presiden (Inpres) No.1/2025 yang memerintahkan kementerian/lembaga untuk melakukan efisiensi anggaran kementerian.

    Konsekuensinya, kata Djoko, ASN yang biasanya mendapatkan tambahan penghasilan dari seminar, diskusi maupun dinas ke luar kota kini harus menahan belanja saat momen Lebaran.

    “Hanya dapat gaji saja. Ya terus mau apa? Berat mereka itu. Kalau pejabatnya eselon 2 dan 3 dapat tunjangan. Apalagi eselon 1. Coba yang staf-stafnya, belum lagi [swasta, red] yang kena PHK atau yang honorer-honorer itu. Terasa mereka,” terang akademisi Universitas Unika Soegijapranata itu.

    Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut bahwa penurunan pendapatan menjadi penyebab utama sepinya pergerakan mudik.

    “Sekarang ini, pendapatan sedang turun, terutama di pedagang kaki lima, sektor informal, dan UMKM,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (6/4/2025).

    Bagi kelompok ini, kata Bhima, omzet yang merosot berarti lebaran tanpa mudik adalah keputusan rasional. Namun, bukan hanya sektor informal. Kalangan pekerja formal pun kini lebih berhati-hati.

    Meski masih menerima Tunjangan Hari Raya (THR), banyak yang memilih menyimpan dana tersebut sebagai cadangan darurat pasca-Lebaran.

    “Kalau setelah lebaran kena PHK bagaimana? Banyak yang akhirnya menunda mudik,” lanjut Bhima.

    Bhima menjelaskan bahwa transportasi menjadi sektor yang paling terdampak. Tiket pesawat, bus, kereta, hingga kapal laut biasanya melonjak karena permintaan tinggi saat mudik. Penurunan jumlah pemudik artinya lesunya pemasukan dari sektor ini.

    “Begitu juga sektor perhotelan, makanan-minuman, hingga industri oleh-oleh yang omzetnya saat Lebaran bisa menutup biaya operasional sepanjang tahun,” imbuhnya.

    Menurutnya, ketika mudik sepi, banyak pengusaha di daerah yang “gigit jari”. Tenaga kerja di sektor ini pun ikut menanggung dampak. Bagi banyak daerah yang mengandalkan momentum Lebaran untuk mendorong pendapatan asli daerah, kondisi ini jelas memprihatinkan.

    Oleh sebab itu, Bhima menilai bahwa solusinya ada pada kebijakan pemerintah yang lebih berpihak pada perlindungan daya beli masyarakat.

    Bhima menambahkan bahwa Ramadan dan Lebaran merupakan periode konsumsi rumah tangga tertinggi dalam setahun. Jika momentum ini hilang, maka pertumbuhan ekonomi nasional pun terancam stagnan. 

    “Jangan ada kebijakan yang mendistorsi konsumsi. Diskon tarif listrik harus diperpanjang hingga akhir tahun. Bantuan sosial harus tepat sasaran dan diperkuat,” tegas Bhima.

  • Ekonomi Indonesia Inflasi 1,65 Persen pada Maret 2025 – Page 3

    Ekonomi Indonesia Inflasi 1,65 Persen pada Maret 2025 – Page 3

    Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2025 terjadi deflasi sebesar 0,48% secara bulanan atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 105,99 pada januari 2025 menjadi 105,48 pada Februari 2025.

    “Secara YoY, juga terjadi deflasi 0,09% dan secara tahun kalender mengalami deflasi sebesar 1,24%,” kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025).

    Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi terbesar adalah perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan deflasi sebesar 3,59% dan memberikan andil deflasi 0,52%.

    “Karena komoditas yang dominan mendorong deflasi kelompok ini adalah diskon tarif listrik yang memberikan andil deflasi 0,67%,” ujarnya.

    Adapun komoditas lain yang juga memberikan andil deflasi, karena penurunan harga beberapa pangan bergejolak, seperti daging ayam ras yang harganya turun, sehingga memberikan andil deflasi 0,06%.

    “Bawang merah, dan cabai merah juga mengalami penurunan ahrga sepanjang bulan Februari, sehingga memberikan andil deflasi masing-masing sebesar 0,05% dan 0,04%,” ujarnya.

    Selain itu, terdapat komoditas-komoditas lain yang memberikan andil inflasi pada Februari 2025, antara lain kenaikan tarif air minum PAM memberikan andil inflasi sebesar 0,13%. Kemudian, masih naiknya emas dan perhiasan dan ada penyesuaian harga bensin. Hal itu berturut-turut memberikan andil inflasi sebesar 0,08% untuk emas perhiasan, dan 0,03% andil dari bensin.

     

  • Petaka Tarif Trump, 7 Raksasa Teknologi Tumbang Seketika

    Petaka Tarif Trump, 7 Raksasa Teknologi Tumbang Seketika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan tarif resiprokal baru yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berdampak besar pada sektor teknologi. Setidaknya saham tujuh perusahaan anjlok dan menghapus US$2 triliun (Rp 33.700 triliun) dari nilai gabungannya.

    Reuters melaporkan saham Tesla dibuka ambles 7% menjadi US$223 (Rp 3,7 juta). Ini menjadi penurunan paling besar di antara 7 raksasa teknologi yang dijuluki ‘The Magnificent 7’.

    Saham Apple merosot 4,8%. Sementara perusahaan lainnya, Alphabet (induk perusahaan Google), Microsoft, Amazon, Meta (induk Instagram, Facebook, dan WhatsApp) serta Nvidia menurun antara 1,5% hingga 4,8%.

    Hal ini terjadi karena investor khawatir adanya dampak perang tarif global dari kebijakan Trump. Analis Dan Ives mengatakan akan adanya ‘bencana ekonomi tarif’.

    Ives menjelaskan Apple memiliki dampak paling besar dari kebijakan ini. Khususnya karena sebagian besar iPhone dirakit di China.

    Saat masa jabatan pertama Trump, Apple mendapatkan pengecualian kebijakan tarif AS pada China. Namun para analis ragu perusahaan akan mendapatkan hal serupa.

    Dampaknya akan terasa pada harga iPhone. Misalnya akan sulit memproduksi harga awal model Pro dengan nilai US$1.000 untuk memproduksi smartphone di AS.

    “Menurut kamu, konsep iPhone di AS tidak mungkin dilakukan dengan US$1.000. Harga akan naik drastis membuat sulit dipahami,” ucap Ives.

    Dukungan Elon Musk, CEO Tesla, pada Trump dan politik sayap kanan Eropa juga menjadi tantangan sendiri bagi perusahaan mobil listrik. Karena menurut Ives, menimbulkan krisis merek bagi Tesla.

    Kebijakan AS memang langsung memunculkan banyak masalah. Termasuk aksi balas dendam yang dilakukan China setelah dikenakan tarif impor 34%.

    Tak butuh waktu lama, China mengumumkan membebankan tarif serupa untuk barang yan berasal dari AS. Trump kemudian mengancam akan mengenakan tarif tambahan hingga 50% jika Beijing tak mencabut aturannya.

    (fab/fab)

  • PLN Tegaskan Tak Ada Kenaikan Tarif Listrik Usai Lebaran

    PLN Tegaskan Tak Ada Kenaikan Tarif Listrik Usai Lebaran

    JAKARTA – Sejak 1 Maret 2025, tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 2.200 VA ke bawah telah kembali ke tarif normal sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2024.

    Hal ini terjadi setelah berakhirnya program stimulus berupa potongan tarif listrik sebesar 50 persen yang berlangsung hingga 28 Februari 2025. PLN menegaskan bahwa tidak ada kenaikan tarif dasar listrik pasca-Lebaran, meskipun sebagian pelanggan merasakan tagihan listrik mereka meningkat.

    Menanggapi berbagai keluhan yang menyebutkan adanya lonjakan tagihan listrik setelah Lebaran, PT PLN (Persero) memberikan klarifikasi. Pihak PLN menegaskan bahwa tidak terjadi perubahan tarif dasar, melainkan penyesuaian kembali terhadap pemakaian normal pelanggan setelah program diskon berakhir.

    “Lonjakan yang terlihat pada tagihan pelanggan hanyalah dampak dari kembalinya tarif listrik ke kondisi semula,” jelas Eric Rossi Priyo Nugroho, General Manager PLN UID Bali, dalam keterangan di Denpasar, seperti dikutip ANTARA.

    Ia menambahkan bahwa selama program diskon berlangsung, pelanggan hanya membayar setengah dari pemakaian listrik sebenarnya. Maka, saat diskon dihentikan, jumlah tagihan kembali mencerminkan konsumsi penuh.

    Selain itu, meningkatnya aktivitas rumah tangga selama bulan Ramadhan juga turut menyumbang pada kenaikan konsumsi listrik. Hal ini memperkuat persepsi adanya lonjakan tagihan yang tidak biasa.

    “PLN sangat memahami kekhawatiran pelanggan. Namun perlu kami tekankan, yang terjadi bukanlah kenaikan tarif, melainkan kembalinya ke pola tagihan normal,” ujar Eric.

    Sebagai bentuk pelayanan, PLN menyediakan akses bagi pelanggan pascabayar untuk memantau pemakaian listrik mereka melalui aplikasi PLN Mobile dan layanan Contact Center 123. Untuk yang merasa perlu klarifikasi lebih lanjut, masyarakat bisa mengunjungi kantor PLN terdekat.

    PLN juga membuka layanan pengecekan langsung untuk mencocokkan data konsumsi dan tagihan listrik pelanggan. Di samping itu, masyarakat diimbau untuk menggunakan listrik secara efisien, terlebih saat aktivitas di rumah sedang tinggi, seperti pada bulan puasa dan hari libur nasional.

    PLN menegaskan kembali bahwa tarif listrik untuk triwulan kedua tahun 2025 tetap merujuk pada regulasi yang berlaku dan tidak mengalami perubahan. Pelanggan diharapkan lebih memahami komponen dalam tagihan mereka melalui sumber informasi resmi yang telah disediakan.

  • Polisi Serahkan Perempuan Muda yang Hendak Bunuh Diri di Stasiun Rawa Buntu ke Pihak Keluarga – Halaman all

    Polisi Serahkan Perempuan Muda yang Hendak Bunuh Diri di Stasiun Rawa Buntu ke Pihak Keluarga – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Seorang perempuan muda yang hendak melakukan percobaan bunuh diri di Stasiun Rawa Buntu, Serpong, telah diserahkan kembali kepada pihak keluarga.

    Hal tersebut disampaikan oleh Kapolsek Serpong Kompol Soehardono, dalam keterangannya pada Selasa (8/4/2025).

    “Identitas orang yang ingin bunuh diri adalah HN, perempuan, Islam, lahir di Tegal pada 4 November 2001,” ujarnya.

    Adapun proses penyerahan HN kepada keluarga dilakukan pada Senin (7/4/2025) sekitar pukul 09.30 WIB.

    Kronologi Kejadian

    Kejadian bermula pada Minggu (6/4/2025) sekitar pukul 23.30 WIB.

    Saat itu, diduga HN hendak melakukan percobaan bunuh diri di tempat kosnya dengan cara gantung diri menggunakan kabel listrik.

    Aksi tersebut berhasil digagalkan oleh sang pacar, berinisial E.

    Setelah upaya pertama gagal, HN kemudian pergi meninggalkan kosan dan menuju Stasiun Rawa Buntu sekitar pukul 23.00 WIB.

    Di sana, ia berniat mengakhiri hidup dengan berdiri di tengah rel kereta api jurusan Tanah Abang–Rangkasbitung.

    Namun, niat tersebut kembali berhasil dicegah, kali ini oleh petugas keamanan KAI yang kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Serpong.

    Petugas piket dari Polsek Serpong langsung bergerak cepat mengamankan HN dan membawanya ke kantor polisi untuk ditangani lebih lanjut.

    Diduga Alami Depresi

    Dari hasil pembicaraan dengan HN, diduga ia mengalami depresi akibat permasalahan keluarga, termasuk perceraian kedua orang tuanya serta tekanan ekonomi dan kebutuhan hidup yang besar.

    Kapolsek Serpong, Kompol Soehardono, turut memberikan dukungan moral kepada HN. Ia mengajak HN untuk tetap semangat dan percaya bahwa kehidupan masih memiliki harapan.

    “Yakin bahwa setiap ujian pasti akan berlalu dengan hikmah yang baik,” pungkasnya.