Topik: Listrik

  • Bantuan Subsidi Upah (BSU) 2025 Naik jadi Rp300.000, Menkeu Sri Ungkap Alasannya

    Bantuan Subsidi Upah (BSU) 2025 Naik jadi Rp300.000, Menkeu Sri Ungkap Alasannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah memutuskan menaikkan nominal Bantuan Subsidi Upah (BSU) dari sebelumnya Rp150.000 per bulan menjadi Rp300.000 untuk periode stimulus ekonomi Juni–Juli 2025.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengamini bahwa keputusan ini diambil sebagai respons atas dibatalkannya program diskon tarif listrik 50%. Oleh karena itu, kenaikan BSU dilakukan agar efek pengungkit terhadap daya beli masyarakat tetap optimal.

    “Ya, kita ingin dampak pengungkitnya lebih baik, lebih kuat. Dan tentu tadi karena diskon listrik tidak jadi dilakukan, maka kita memutuskan untuk bisa [memberikan] daya ungkit sama kuat atau lebih baik, maka dinaikkan,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (2/6/2025).

    BSU senilai Rp300.000 akan diberikan dua kali pada Juni dan Juli kepada sekitar 17 juta pekerja berpenghasilan di bawah Rp3,5 juta serta 3,4 juta guru honorer. Kenaikan ini diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat di tengah tekanan ekonomi global yang memengaruhi sektor ketenagakerjaan.

    Namun, saat ditanya lebih lanjut apakah pembatalan diskon listrik disebabkan oleh kendala anggaran, Sri Mulyani tidak memberikan jawaban.

    Sebelumnya, pemerintah memang telah mengonfirmasi bahwa program diskon listrik batal dijalankan karena proses penganggarannya dinilai tidak cukup cepat untuk diterapkan pada periode Juni–Juli 2025.

    Sri Mulyani mengungkapkan bahwa alasan pembatalan tersebut adalah karena proses penganggaran yang dinilai tidak memungkinkan untuk direalisasikan dalam waktu dekat.

    “Kami sudah rapat di antara para menteri, dan untuk pelaksanaan diskon listrik ternyata untuk kebutuhan atau proses penganggarannya jauh lebih lambat, sehingga kalau kita tujuannya adalah untuk Juni dan Juli, kami memutuskan [diskon listrik ini] tak bisa dijalankan,” kata Sri Mulyani di Kantor Presiden, Senin (2/6/2025).

    Bendahara negara itu menjelaskan bahwa sebelumnya, saat BSU digulirkan pada masa pandemi Covid-19, data BPJS Ketenagakerjaan masih belum sepenuhnya siap.

    Namun saat ini, dia melanjutkan, data tersebut telah dibersihkan dan lebih akurat, termasuk dari Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), sehingga memungkinkan program dapat dijalankan dengan lebih cepat dan tepat sasaran.

    “Sekarang, karena BPJS Ketenagakerjaan datanya sudah clean untuk betul-betul pekerja yang di bawah Rp3,5 juta dan sudah siap, maka kami memutuskan, dengan kesiapan data dan kecepatan program, untuk menargetkan [mengalokasikan ke] bantuan subsidi upah,” pungkas Sri Mulyani.

    Sebelumnya, pemerintah mewacanakan untuk memberikan insentif diskon tarif listrik sebesar 50% kepada sekitar 79,3 juta rumah tangga (pelanggan ≤1.300 VA).

    Nantinya, pemberlakuan diskon listrik skemanya sama dengan Program Diskon Listrik pada Januari–Februari 2025 lalu, yakni dimulai pada 5 Juni sampai dengan 31 Juli 2025.

    Untuk BSU, akan diberikan bantuan Rp300.000 per bulan pada Juni dan Juli 2025 atau dengan total Rp600.000 kepada 17,3 juta pekerja dengan gaji kurang dari Rp3,5 juta dan 288.000 guru honorer, dengan total anggaran Rp10,72 triliun.

  • Oalah, Pemerintah Batalkan Diskon Tarif Listrik 50%

    Oalah, Pemerintah Batalkan Diskon Tarif Listrik 50%

    GELORA.CO –  Pemerintah batal memberikan diskon tarif listrik 50 persen pada bulan Juni dan Juli. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan alasannya. 

    Ia menerangkan, setelah mengadakan rapat dengan para menteri terkait, proses penganggaran untuk program diskon tarif listrik berjalan lambat.

    Sehingga tidak memungkinkan untuk dilaksanakan pada bulan Juni dan Juli.

    “Kita sudah rapat di antara para menteri dan untuk pelaksanaan diskon listrik ternyata untuk kebutuhan atau proses penganggarannya jauh lebih lambat. Sehingga kalau kita tujuannya adalah Juni dan Juli kita memutuskan tidak bisa dijalankan,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (2/6/2025). 

    “Sehingga yang itu digantikan menjadi bantuan subsidi upah,” tambahnya. 

    Sebelumnya, diskon tarif listrik diumumkan oleh Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto sebagai salah satu paket stimulus ekonomi bersama diskon transportasi dan BSU. 

    Dalam konferensi pers akhir Mei lalu, Airlangga mengatakan, diskon tarif listrik sebesar 50 persen akan diberikan kepada sekitar 79,3 juta rumah tangga.

    Penerima diskon tarif listrik adalah mereka yang masuk dalam kategori pelanggan ≤1300 VA. 

    Skema diskon tarif listrik itu sama dengan yang diterapkan pada periode awal tahun ini dan program ini akan dijalankan oleh Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan dan PLN. 

  • Inflasi Mei 2025 Lebih Rendah dari Perkiraan, Ekonom Perkirakan Akan Berlanjut

    Inflasi Mei 2025 Lebih Rendah dari Perkiraan, Ekonom Perkirakan Akan Berlanjut

    Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga konsumen Mei 2025 mengalami inflasi sebesar 1,6% secara tahunan, lebih rendah dari April yang sebesar 1,95% maupun dari perkiraan mayoritas ekonom yang sebelumnya meramalkan di angka 1,87%. Inflasi juga lebih rendah dari capaian Mei 2024 lalu yang mencapai 2,84%. 

    Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengungkapkan berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terutama didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 9,24% dan andil 0,59%.

    “Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah emas perhiasan,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (2/6/2025).

    Tercatat, emas menjadi komoditas penyumbang utama inflasi Mei 2025 sebesar 0,47% YoY, diikuti tarif air minum PAM yang berkontribusi sebesar 0,14%.

    Kemudian, komoditas ikan segar, kopi bubuk, dan minyak goreng menyumbang inflasi masing-masing sebesar 0,12% YoY, 0,11%, dan 0,11%.

    Meski dari lima komoditas tersebut saja telah menyumbang lebih dari setengah porsi inflasi tahunan, kenaikan IHK relatif terbatas karena terjadi deflasi pada sejumlah komoditas.

    Pudji menjelaskan kelompok yang mengalami deflasi terdalam pada Mei 2025 adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan deflasi 0,28% dan andil -0,02%, didorong oleh penurunan harga telepon seluler.

    Selain kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi 1,03% dengan andil 0,3%.

    Komoditas utama yang memberikan sumbangan inflasi tahunan dari kelompok ini yaitu ikan segar sebesar 0,12%, kopi bubuk dan minyak goreng masing-masing 0,11%, beras 0,10%, serta sigaret kretek mesin (SKM) 0,09%.

    Selain itu, sigaret kretek tangan (SKT) menyumbang 0,04%, sedangkan kelapa, sigaret putih mesin (SPM), dan santan jadi masing-masing 0,03%.

    Sementara itu, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi sebesar 1,54% dengan andil 0,24%.

    Komoditas dominan yang menyumbang inflasi tahunan di kelompok ini yaitu tarif air minum PAM sebesar 0,14%, sewa rumah 0,04%, serta bahan bakar rumah tangga dan kontrak rumah masing-masing 0,02%.

    Ke depan, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal melihat tren inflasi yang lebih rendah atau disinflasi berpotensi berlanjut dalam beberapa bulan mendatang.

    “Dari sisi domestik ada pelemahan permintaan, kami melihat indikasi pelemahan masih terus berlanjut, termasuk dari data-data yang dikeluarkan BPS hari ini. Deflasi [bulanan] cukup tajam dan di luar kebiasaan,” jelasnya, Senin (2/6/2025).

    Bank Indonesia sendiri sebelumnya memperkirakan tekanan inflasi pada Mei 2025 akan menurun.

  • Diskon Listrik Dibatalkan, Warga: Kenapa Cuma Bikin Senang Sebentar?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Juni 2025

    Diskon Listrik Dibatalkan, Warga: Kenapa Cuma Bikin Senang Sebentar? Megapolitan 2 Juni 2025

    Diskon Listrik Dibatalkan, Warga: Kenapa Cuma Bikin Senang Sebentar?
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com —
    Sejumlah warga menyatakan kekecewaannya setelah pemerintah membatalkan rencana pemberian diskon 50 persen terhadap tarif listrik untuk bulan Juni dan Juli 2025.
    Salah satu warga yang menyuarakan kekecewaannya adalah Farid (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan. Ia merasa seolah diberi harapan palsu oleh pemerintah usai wacana diskon listrik itu urung direalisasikan.
    “Ketika kemarin dengar mau ada wacana diskon listrik lagi, itu berharap banget. Eh malah di-PHP-in pemerintah gini,” ucap Farid di Depok, Senin (2/6/2025).
    Farid mengaku kecewa karena tagihan listrik di rumahnya kerap mencapai Rp 650.000 per bulan. Ia menilai program diskon yang sempat diberlakukan pada Januari dan Februari 2025 sangat membantu mengurangi pengeluaran rumah tangganya.
    “Kan biasa per bulan itu Rp 600.000-650.000, pas ketika diskon yang awal tahun itu berasa banget karena tagihan jadi cuma Rp 250.000-300.000,” ujar Farid.
    Kekecewaan serupa juga dirasakan oleh Jessica (25), warga Tugu, Depok. Ia mengaku telah menantikan kebijakan diskon listrik selama tiga bulan terakhir, terutama karena termasuk dalam kategori pelanggan rumah tangga dengan daya listrik 1.300 VA.
    “Disayangkan banget keputusan pemerintah, padahal saya sudah nungguin dari Februari pas terakhir dapat diskon. Soalnya sangat membantu, beban berkurang yang awalnya bayar Rp 500.000 jadi cuma Rp 200.000,” jelas Jessica.
    “Kenapa pemerintah bikin senang warganya cuma sebentar doang?” tambahnya.
    Sebelumnya, pemerintah sempat menyampaikan bahwa diskon listrik 50 persen akan menjadi bagian dari enam stimulus ekonomi yang direncanakan meluncur pada 5 Juni 2025.
    Namun, dalam pengumuman resmi,
    diskon tarif listrik
    tidak termasuk dalam daftar stimulus yang diberikan.
    Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, proses penganggaran untuk diskon listrik berjalan lebih lambat dibandingkan program stimulus lainnya.
    Sebagai alternatif, pemerintah memutuskan memberikan Bantuan Subsidi Upah (BSU) senilai Rp 600.000 untuk dua bulan kepada 17,3 juta pekerja berpenghasilan di bawah Rp 3,5 juta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Puluhan Dealer Tutup, Kekayaan Pendiri BYD Wang Chuanfu Jadi Sorotan

    Puluhan Dealer Tutup, Kekayaan Pendiri BYD Wang Chuanfu Jadi Sorotan

    Jakarta, Beritasatu.com – Perusahaan mobil listrik BYD milik Wang Chuanfu tengah menghadapi tantangan besar di pasar domestik Tiongkok. Salah satu jaringan dealer terbesarnya, Qiancheng Holdings, yang berbasis di provinsi Shandong, baru-baru ini menghentikan operasionalnya.

    Penutupan tersebut berdampak pada lebih dari 20 gerai di berbagai kota, termasuk Jinan dan Weifang, serta meninggalkan 1.000 pelanggan tanpa layanan purna jual.

    Qiancheng menyalahkan perubahan kebijakan dealer BYD yang menyebabkan tekanan arus kas, sementara BYD menyebut ekspansi agresif Qiancheng tanpa manajemen keuangan yang memadai sebagai penyebab utama.

    Ironisnya, di tengah krisis tersebut, nama sang pendiri sekaligus CEO BYD Wang Chuanfu, justru kembali mencuri perhatian publik. Hal ini bukan karena langkah penyelamatan perusahaan, melainkan karena besarnya harta kekayaannya.

    Disitat dari Forbes, pria kelahiran Anhui ini kini tercatat memiliki kekayaan bersih mencapai US$ 26,2 miliar atau setara Rp 426,6 triliun per Juni 2025. Jumlah kekayaan ini menjadikannya salah satu orang terkaya di Tiongkok dan pemain utama dalam industri kendaraan listrik global.

    Kekayaan Wang Chuanfu sebagian besar berasal dari kepemilikan saham di BYD, perusahaan kendaraan listrik terkemuka yang telah mengungguli Tesla dalam penjualan global pada 2023. Kisah inspiratif Wang, dari anak yatim di Anhui hingga miliarder global, mencerminkan ketekunan dan visi inovatif dalam industri otomotif.

    Perjalanan Hidup Wang Chuanfu dan Kesuksesan BYD

    Lahir pada 1966 di Anhui, Tiongkok, Wang Chuanfu kehilangan kedua orang tuanya di usia muda dan dibesarkan oleh saudara-saudaranya. Dengan latar belakang pendidikan di bidang kimia dan teknologi baterai, dia mendirikan BYD pada 1995. Awalnya fokus pada produksi baterai ponsel, BYD kemudian beralih menjadi raksasa kendaraan listrik di bawah kepemimpinan Wang.

    Di bawah visi Wang Chuanfu, BYD berhasil mengalahkan Tesla sebagai produsen kendaraan listrik terbesar di dunia pada 2023. Perusahaan ini kini beroperasi di lebih dari 60 negara, dengan rencana ekspansi pabrik di Meksiko dan Hungaria. Meski begitu, BYD menghadapi tantangan seperti hambatan regulasi dan isu tenaga kerja di Brasil.

    Wang Chuanfu dikenal sebagai pemimpin detail dan inovatif, terutama dalam teknologi baterai. Pendekatan integrasi vertikalnya memungkinkan BYD mengendalikan rantai produksi dari baterai hingga kendaraan, menjaga daya saing di pasar global. Strategi ini menjadi kunci kesuksesan BYD dalam menghadapi perubahan pasar yang dinamis.

    Meskipun memiliki harta kekayaan yang luar biasa, Wang Chuanfu tetap menjalani kehidupan sederhana.

    Kisah Wang Chuanfu dan BYD menunjukkan bagaimana ketekunan dan inovasi dapat menciptakan perubahan besar. Dengan harta kekayaan yang terus bertumbuh dan pengaruh global yang semakin kuat, Wang tetap menjadi sosok inspiratif yang membuktikan kesuksesan sejati lahir dari visi dan kerja keras.

  • Baru, Ini Cara Tentukan Proyeksi Permintaan Listrik di RUPTL 2025-2034

    Baru, Ini Cara Tentukan Proyeksi Permintaan Listrik di RUPTL 2025-2034

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT PLN (Persero) menyampaikan pendekatan dalam penyusunan proyeksi permintaan listrik di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2025-2034 mengalami perubahan apabila dibandingkan dengan RUPTL sebelumnya.

    Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa proses penyusunan proyeksi permintaan listrik dulunya berfokus pada proyeksi aggregate demand. Namun, proyeksi ini seringkali meleset karena tidak memperhitungkan karakteristik dari tiap wilayah.

    “Ternyata pertumbuhan demand yang kita prediksi tinggi malah rendah. Pertumbuhan demand yang tadinya kita prediksi rendah ternyata malah tinggi. Kenapa bisa begitu? Karena ini berbasis pada agregat,” kata Darmawan dalam dalam acara Diseminasi RUKN dan RUPTL PLN 2025-2034 di kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta, Senin (2/6/2025).

    Oleh sebab itu, setelah mendapat arahan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, PLN diminta untuk meninggalkan pendekatan agregat dan menyusun proyeksi secara lebih rinci.

    Ia lantas mencontohkan di Pulau Jawa, pertumbuhan permintaan listrik sebagian besar bersifat organik, berasal dari sektor rumah tangga. Namun, tambahan permintaan juga datang dari sektor data center dan investasi industri.

    Sementara di wilayah lain, pertumbuhan tinggi disebabkan oleh program hilirisasi. Meliputi hilirisasi di sektor minerba dan palm oil.

    “Maka di RUPTL 2025-2034 analisisnya sudah berbasis pada geospasial. Kalau mau bahasa romantik, we journey, perjalanan kita is true, tiga dimensi, space, time, and capacity. Romantik kan? Ada space, lokasi, ada waktunya kapan, dan kapasitasnya berapa,” kata Darmawan.

    Sebagaimana diketahui, di dalam RUPTL terbaru rencana penambahan kapasitas pembangkit listrik hingga 2034 ditargetkan mencapai 69,5 Giga Watt (GW). Dari total kapasitas tersebut, sekitar 42,6 GW akan berasal dari pembangkit EBT, 10,3 GW dari sistem penyimpanan energi (storage), sedangkan 16,6 GW dari pembangkit berbasis energi fosil.

    Adapun rinciannya untuk kapasitas pembangkit EBT adalah sebagai berikut Surya: 17,1 GW, Air: 11,7 GW, Angin: 7,2 GW, Panas bumi: 5,2 GW, Bioenergi: 0,9 GW, Nuklir: 0,5 GW.

    Sementara itu, untuk kapasitas sistem penyimpanan energi mencakup PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6,0 GW. Kemudian, untuk pembangkit fosil masih akan dibangun sebesar 16,6 GW, terdiri dari gas 10,3 GW dan batu bara 6,3 GW.

    (wia)

  • Kejar Target EBT 61% di RUPTL, Bos PLN Genjot Pembangunan Supergrid

    Kejar Target EBT 61% di RUPTL, Bos PLN Genjot Pembangunan Supergrid

    Bisnis.com JAKARTA — PT PLN (Pesero) menggenjot pembangunan jaringan transmisi raksasa atau supergrid ketenagalistrikan untuk mendukung target penambahan porsi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sebesar 61% dalam RUPTL 2025-2034. 

    Dalam RUPTL tersebut, pembangunan tambahan jaringan transmisi ditarget mencapai 48.000 km sirkuit dan tambahan gardu induk 108.000 MVA dalam rangka mengembangkan ekosistem green enabling super grid.

    Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan langkah tersebut akan mengatasi mismatch supply-demand, mengevakuasi EBT yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara ke pusat-pusat demand atau permintaan. 

    “Kita dapat memanfaatkan sumber daya tersebut, menyalurkan energi sesuai permintaan, pusat permintaan dan industri adalah dengan merancang dan membangun Green Enabling Super Grid,” kata Darmawan dalam Diseminasi RUKN dan RUPTL PLN, Senin (2/6/2025). 

    Proyek jaringan transmisi raksasa ini penting untuk membuat jarak pembangkit listrik dengan pusat-pusat demand makin pendek. Apalagi, potensi pengembangan pembangkit EBT di berbagai wilayah sangat besar. 

    Kendati demikian, dia mengakui bahwa rata-rata pengembalian investasi transmisi terbilang rendah jika dibandingkan dengan pembangunan pembangkit itu sendiri. Terlebih, untuk mengambil pinjaman dengan bunga bisa mencapai 7%.

    “Price tag US$25 miliar, lebih dari Rp400 triliun rupiah. Rate of return berbeda dengan pembangkit, rate of return-nya di atas 10%. Transmisi ini rate of return sudah kita hitung ulang-ulang-ulang-ulang, hanya sekitar 2-3%,” ujarnya. 

    Meski begitu, Darmawan menerangkan bahwa pembangunan transmisi raksasa atau supergrid ini merupakan tugas negara yang mesti dilakukan bersama, baik PLN maupun Independent Power Producer (IPP).

    “Ini adalah bagian dari de-risking agar nanti IPP pada waktu lelang harganya bisa kompetitif karena gardu induknya mendekat pada lokasi pembangkit itu dibangun,” tuturnya. 

    Sebagai informasi, dalam RUPTL PLN 2025-2034 disebutkan 76% penambahan kapasitas pembangkit berasal dari EBT yang mencakup surya 17,1 GW, air 11,7 GW angin 7,2 GW; panas bumi 5,2 GW; bioenergi 0,9 GW; dan nuklir 0,5 GW. Sementara itu, untuk storage, akan berasal dari PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6 GW.

  • Melihat dari Dekat Mobil Listrik Xiaomi YU7, Siap Tantang Tesla Model Y

    Melihat dari Dekat Mobil Listrik Xiaomi YU7, Siap Tantang Tesla Model Y

    Melihat dari Dekat Mobil Listrik Xiaomi YU7, Siap Tantang Tesla Model Y

  • Bus Pahala Kencana Terbakar di Bangkalan, Diduga Angkut Rokok Ilegal

    Bus Pahala Kencana Terbakar di Bangkalan, Diduga Angkut Rokok Ilegal

    Bangkalan (beritajatim.com) – Sebuah bus Pahala Kencana mengalami kebakaran hebat di Jalan Raya Paterongan, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan, Minggu (1/6/2025).

    Insiden ini diduga disebabkan oleh korsleting listrik, dan informasi yang beredar menyebutkan bahwa bus tersebut membawa muatan rokok ilegal.

    Kasatlantas Polres Bangkalan, AKP Diyon Fitrianto, membenarkan adanya temuan rokok di dalam bus. Namun, ia menegaskan bahwa pihaknya belum dapat memastikan apakah rokok tersebut legal atau tidak.

    “Iya, ada temuan rokok. Kami sudah limpahkan ke reskrim,” ujarnya kepada wartawan.

    Saat ini, pihak kepolisian masih mendalami penyebab pasti kebakaran tersebut. Untuk dugaan muatan rokok ilegal, penanganannya kini ditangani oleh Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Bangkalan.

    “Bus sudah kami evakuasi untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut,” imbuh AKP Diyon.

    Diketahui, bus bernomor polisi B 7424 TK itu dikemudikan oleh Agus Salim (60), warga Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Ia didampingi dua kru, Ummu asal Kabupaten Kudus, dan Laji (37) dari Kabupaten Tuban.

    Beruntung, seluruh penumpang yang berjumlah tiga orang berhasil dievakuasi dengan selamat.

    “Ada tiga penumpang, semuanya selamat, dan sudah kami pindahkan ke bus lain dengan tujuan yang sama,” pungkasnya. (sar/ted)

  • Jaecoo Kenalkan J7 Discover, Bernuansa Range Rover-Nambah Rp 28 Jutaan

    Jaecoo Kenalkan J7 Discover, Bernuansa Range Rover-Nambah Rp 28 Jutaan

    Jakarta

    Jaecoo merilis aksesoris agar SUV J7 bernuansa Range Rover. Bagi yang tertarik, siapkan duit Rp 28 jutaan.

    Jaecoo sudah membuka pemesanan terhadap SUV J7 di Indonesia sejak ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025. Setelah mengenalkan sekaligus mengumumkan harga pre-booking, produsen China itu kini menyajikan edisi khusus Jaecoo J7 Discover.

    Jaecoo J7 Discover, bukanlah model yang sepenuhnya baru, melainkan perluasan strategis dari lini J7 yang sudah ada. Varian ini membawa peningkatan fungsional dan desain yang secara khusus memiliki kemampuan dan mendukung menjelajah di luar wilayah perkotaan. J7 Discover hadir untuk konsumen yang mencintai petualangan dan aktivitas di alam terbuka.

    Jaecoo J7 Discover, hadir untuk varian J7 SHS (Super Hybrid System) atau umumnya dikenal dengan Plug in Hybrid Vehicle (PHEV). Juga varian J7 AWD (All Wheel Drive) untuk kendaraan ICE (Internal Combustion Engine).

    Bagi kamu yang tertarik, bisa melakukan pre-booking J7 SHS atau J7 AWD dengan menambahkan Rp 28,8 juta dari harga aksesori normal sebesar Rp 50 juta, atau mendapatkan diskon sebesar 42% selama periode pemesanan. Sebagai informasi, saat ini, harga pre-booking J7 SHS adalah Rp 599 juta dan J7 AWD yaitu Rp 549 juta.

    “Kami menghadirkan Jaecoo J7 Discover sebagai jawaban atas kebutuhan nyata konsumen akan kendaraan. Mobil ini memiliki warisan dari Range Rover, dan melalui edisi terbatas ini kami ingin memenuhi keinginan konsumen terhadap kendaraan yang dapat menunjang petualangan alam terbuka, dengan aksesoris pendukungnya,” ujar Country Director Jaecoo Indonesia Max Zhou dalam siaran persnya.

    J7 SHS Discover dan J7 Discover AWD hadir untuk para pengendara yang ingin menjelajah lebih jauh dari sekadar jalanan kota dan menikmati gaya hidup aktif di alam terbuka, termasuk aktivitas light off-road. Aksesori eksklusif yang ditawarkan mendukung gaya hidup petualang baru Anda. Selain itu, desain Discover menawarkan tampilan berfokus petualangan, dengan fitur tangguh dan fungsi praktis untuk penggunaan luar ruang.

    Secara eksklusif tersedia dalam edisi terbatas ini, J7 Discover dilengkapi dengan:

    Roof platform untuk membawa kargo tambahan atau perlengkapan rekreasiSide box dan tactical box untuk penyimpanan saat bepergianHard-shell side awning untuk perlindungan dari matahari saat istirahat atau bermalamSide ladder untuk akses mudah ke atap kendaraan

    Seluruh komponen ini tersedia dalam satu paket dan tidak dijual secara terpisah, memperkuat identitas Discover sebagai edisi yang dirancang khusus untuk pengguna berjiwa petualang.

    Jaecoo J7 SHS menggabungkan mesin turbo 1.5 turbo dengan motor listrik. Sedangkan baterai yang disematkan berkapasitas 18,3 kWh. Baterai tersebut diklaim bisa menempuh jarak hingga 90 km menurut pengujian WLTP.

    Sedangkan Jaecoo J7 AWD mengusung mesin yang sama yakni 1.6 turbo. Mesin itu bisa menyemburkan tenaga 183 daya kuda dan torsi 275 Nm. Kecepatan maksimalnya 180 km/jam. Akselerasi 0-100 km/jam dapat ditempuh dalam waktu 9,2 detik.

    (dry/din)