Topik: Listrik

  • Produsen China Diminta Setop Jual Mobil Terlalu Murah

    Produsen China Diminta Setop Jual Mobil Terlalu Murah

    Jakarta

    Perang harga mobil buatan China belakangan makin sengit dan tak masuk akal. Bahkan, sejumlah pabrikan mulai mematok nominal kendaraan yang jauh di bawah rata-rata.

    Kondisi itu, menurut pemerintah setempat, akan berdampak buruk untuk industri. Itulah mengapa, mereka memanggil beberapa petinggi perusahaan ke Beijing untuk menghentikan perang dagang tersebut. Mereka juga meminta produsen melakukan self-regulation sebelum terlambat.

    Pemerintah setempat menyadari, perang harga antarprodusen lokal di China memang berperan besar dalam peningkatan penjualan di sana. Namun, demi mencegah persaingan berlebihan dan potensi ‘race to the bottom’ antarprodusen, mereka meminta ini segera dihentikan.

    Ilustrasi Mobil China. Foto: AFP via Getty Images/STR

    Regulator pasar di China turut menyuarakan hal serupa. Mereka menyerukan upaya untuk ‘secara komprehensif merapikan kompetisi yang involusioner’. Istilah ‘involusioner’ digunakan juga Perdana Menteri Li Qiang dalam laporan kerja tahunan untuk menggambarkan dinamika pasar yang makin merugikan diri sendiri.

    Dalam dua tahun terakhir, harga mobil listrik dan hybrid baru di China memang mengalami penurunan drastis. Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM) memperingatkan, perang harga yang tak masuk akal bisa memperburuk kompetisi di pasar lokal.

    Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China (MIIT) berencana memperketat regulasi terkait persaingan yang tak produktif. Mereka ingin menegakkan hukum yang mendorong persaingan lebih sehat. Namun, sejumlah pihak pesimis itu akan berhasil. Mereka justru yakin perang harga akan semakin sengit di masa depan.

    Mobil buatan XPENG Foto: Dok. Xpeng

    He Xiaopeng selaku Chief Executive Officer (CEO) Xpeng merupakan salah satu pihak yang ragu perang dagang akan berakhir di China. Sebab, di masa depan, kompetisi makin ketat dan produsen makin bertambah banyak.

    “Persaingan akan menjadi lebih intens dalam lima tahun ke depan. Ini baru hidangan pembuka,” kata Xiaopeng, dikutip dari Carscoops, Senin (9/6).

    Selama dua tahun terakhir, rata-rata harga ritel mobil baru di China turun sekira 19 persen. Kini, harga tersebut berada di kisaran 165 ribu yuan atau Rp 370 jutaan. Pertanyaannya, apakah harga serendah itu bisa bertahan tanpa membuat sistemnya jebol di tengah jalan?

    (sfn/din)

  • 6
                    
                        Kronologi Bos Gudang Ban Terbakar Dimintai Rp 8 Juta oleh Oknum Warga
                        Megapolitan

    6 Kronologi Bos Gudang Ban Terbakar Dimintai Rp 8 Juta oleh Oknum Warga Megapolitan

    Kronologi Bos Gudang Ban Terbakar Dimintai Rp 8 Juta oleh Oknum Warga
    Penulis
    BEKASI, KOMPAS.com – 
    Di tengah duka dan kepanikan akibat
    kebakaran
    hebat yang melanda gudang sekaligus toko bannya di kawasan Pondok Gede, Bekasi, Oscar Fernando harus menelan pil pahit lainnya.
    Oscar justru dimintai uang oleh seorang oknum warga, dengan dalih untuk operasional petugas pemadam kebakaran.
    “Iya, dimintain uang Rp 8 juta,” kata Oscar kepada
    Kompas.com
    , Senin (9/6/2025).
    Menurut bos toko dan gudang ban tersebut, permintaan uang itu datang pada Sabtu (7/6/2025) sore, dua hari setelah api melahap gudangnya di Jalan Raya Jatimakmur.
    Oknum yang mengaku sebagai “penengah” itu menyodorkan alasan operasional dan kebutuhan konsumsi bagi para petugas damkar yang masih berjibaku di lokasi untuk proses pendinginan.
    Oscar mengaku sempat diminta untuk segera menemui orang tersebut langsung di lokasi kebakaran.
    Setibanya di sana, Oscar yang masih terguncang akibat musibah tak langsung menyerahkan uang.
    Oscar lantas memilih memastikan kepada petugas damkar terlebih dahulu. Hal ini yang kemudian membongkar adanya dugaan pemerasan.
    “Saya tanya ke damkar, dan mereka kaget. Katanya, ‘kita enggak pernah minta duit’,” ujar Oscar.
    Petugas damkar menegaskan, tidak ada permintaan uang dalam bentuk apapun dari pihak mereka. Bahkan, mereka mengaku bersyukur hanya dengan diberi makan saat bertugas.
    “Boro-boro minta duit, dikasih makan saja sudah bersyukur banget,” ujar salah satu petugas.
    Merasa dibohongi, Oscar kecewa berat. Ia menilai tindakan oknum itu tidak berperikemanusiaan, mengingat dirinya tengah menanggung kerugian besar akibat kebakaran yang disebabkan dugaan korsleting listrik.
    “Bayangin, saya lagi rugi Rp 8 miliar. Masih sempat-sempatnya ada yang minta uang,” ujar Oscar lirih.
    Kejadian ini menjadi potret ironi di tengah bencana, ketika korban belum sempat bangkit dari keterpurukan, malah dimanfaatkan oleh segelintir pihak yang tak bertanggung jawab.
    Dugaan pemerasan ini juga menambah tekanan psikologis bagi Oscar, yang sedang menghitung kerugian dan mencari cara bangkit dari kehancuran usahanya.
    Pihak Dinas Pemadam
    Kebakaran
    dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kota Bekasi memastikan, bahwa oknum tersebut bukan bagian dari petugas resmi mereka.
    Mereka juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap pihak-pihak yang mengatasnamakan institusi mereka untuk kepentingan pribadi.
    Kebakaran yang terjadi pada Kamis malam (5/6/2025) sekitar pukul 23.35 WIB itu meluluhlantakkan seluruh isi gudang dan toko milik Oscar. Meski tidak ada korban jiwa, kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.
    Bagi Oscar, selain harus memulihkan kondisi usahanya, dia juga harus berhadapan dengan kenyataan pahit bahwa empatinya telah disalahgunakan.
    (Reporter: Achmad Nasrudin Yahya | Editor: Abdul Haris Maulana)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mobil Baru Honda Meluncur Hari Ini, HR-V Hybrid?

    Mobil Baru Honda Meluncur Hari Ini, HR-V Hybrid?

    Jakarta

    Mobil baru Honda meluncur hari ini. Simak bocoran mobil anyar Honda yang diduga kuat adalah HR-V Hybrid.

    Honda akan meluncurkan mobil baru hari ini. Kepastian peluncuran produk terbaru Honda pada 10 Juni, diketahui dari undangan resmi yang dikirim PT Honda Prospect Motor ke meja redaksi detikOto. Honda belum terang-terangan mengungkap model barunya. Namun, pabrikan berlogo H itu sedikit membocorkan calon mobil baru yang bakal mengaspal hari ini.

    Sebagaimana terlihat dalam unggahan foto di akun Instagram Honda Indonesia yang menampilkan siluet mobil menyerupai HR-V hybrid. Terutama terlihat dari sisi samping, sangat kental dengan desain HR-V hybrid.

    “1 Day To Go! Don’t miss out on tommorow’s excitement. Something iconic is coming your way. Stay tuned for the #iconichybrid,” demikian ditulis akun Honda Indonesia.

    Dalam unggahan sebelumnya, Honda juga mengunggah bocoran grille depan dan lampu belakang mobil yang sangat identik dengan HR-V Hybrid. Sinyal kehadiran HR-V hybrid memang sudah tercium saat Honda melakukan penyesuaian distribusi pada jajaran model HR-V.

    Bila mengacu pada data penjualan wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), distribusi Honda HR-V pada April sangatlah minim. Padahal biasanya HR-V kerap menjadi salah satu kontributor utama Honda di segmen SUV kompak.

    Terlebih kalau mengacu pada data penjualan wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Honda terlihat ,melakukan penyesuaian. Distribusi Honda HR-V pada April sangatlah minim. Padahal biasanya HR-V kerap menjadi salah satu kontributor utama Honda di segmen SUV kompak.

    Sepanjang April 2025, Honda tercatat hanya mendistribusikan 18 unit HR-V SE ke seluruh dealer-dealernya. Padahal pada Februari dan Maret, distribusinya lebih dari 1.000-an unit. Di pasar ASEAN, Honda HR-V Hybrid ini sudah lebih dulu mengaspal di Thailand pada September 2024.

    HR-V untuk pasar Thailand mengandalkan teknologi hybrid. Mobil ini ditenagai motor listrik yang menghasilkan tenaga 131 PS dan torsi 253 Nm, yang dikombinasikan dengan mesin i-VTEC 1,5 liter bertenaga 106 PS dengan torsi 127 Nm. Konsumsi bahan bakarnya diklaim mencapai 25,6 km per liter. Sekali full tank, mobil ini bisa menjangkau jarak 800 km.

    (dry/din)

  • Selesai Libur Cuti Bersama Idul Adha, Ganjil Genap Jakarta Berlaku Lagi Selasa 10 Juni 2025 – Page 3

    Selesai Libur Cuti Bersama Idul Adha, Ganjil Genap Jakarta Berlaku Lagi Selasa 10 Juni 2025 – Page 3

    Berkendara di Jakarta membutuhkan strategi yang matang, terutama saat aturan ganjil genap diberlakukan. Bagi pengemudi roda empat atau lebih, memahami dan menyesuaikan diri dengan kebijakan ini sangat penting agar perjalanan tetap lancar, efisien, dan bebas pelanggaran.

    Berikut tips berkendara saat ganjil genap di Jakarta dengan format poin dan pendekatan yang berbeda dari sebelumnya:

    1. Selalu periksa kalender sebelum berkendara

    Pastikan Anda mengetahui apakah hari tersebut tanggal ganjil atau genap, lalu sesuaikan dengan angka terakhir pada pelat nomor kendaraan Anda.

    2. Gunakan fitur jalur bebas ganjil genap di aplikasi navigasi

    Aplikasi seperti Google Maps dan Waze kini menyediakan pilihan rute yang menghindari jalan-jalan yang terkena aturan ganjil genap.

    3. Rencanakan waktu perjalanan dengan cermat

    Jika memungkinkan, berangkatlah lebih awal atau tunda keberangkatan hingga di luar jam pemberlakuan ganjil genap untuk menghindari sanksi.

    4. Pertimbangkan moda transportasi publik

    Saat kendaraan Anda tak bisa digunakan, manfaatkan MRT, TransJakarta, LRT, atau KRL untuk mobilitas yang lebih efisien.

    5. Coba kendaraan ramah lingkungan

    Mobil listrik atau berbasis energi alternatif umumnya dikecualikan dari aturan ganjil genap, menjadikannya opsi menarik dalam jangka panjang.

    6. Gunakan skema berbagi kendaraan

    Carpooling bersama teman atau kolega yang memiliki pelat sesuai bisa menjadi solusi praktis dan ramah lingkungan.

    7. Ikuti perkembangan kebijakan dari pemerintah

    Aturan ganjil genap bisa berubah sewaktu-waktu, baik dari segi waktu maupun ruas jalan. Selalu ikuti informasi resmi agar tidak keliru.

    Dengan menerapkan tips di atas, pengendara dapat lebih siap menghadapi pembatasan ganjil genap tanpa harus mengorbankan mobilitas.

    Kepatuhan terhadap aturan tak hanya membantu kelancaran lalu lintas, tapi juga mendukung terciptanya udara yang lebih bersih dan lingkungan kota yang lebih tertib.

  • Jurus Chery Pikat Konsumen Indonesia, Riset dan Inovasi Jadi Kunci – Page 3

    Jurus Chery Pikat Konsumen Indonesia, Riset dan Inovasi Jadi Kunci – Page 3

    Keunggulan kedua, Chery juga memberikan perhatian besar pada pengembangan kendaraan listrik baru. Chery, kata dia memiliki jajaran produk yang sangat lengkap, mulai dari mobil konvensional, PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), EV (Electric Vehicle), hingga sedan dan SUV.

    Adapun Chery memiliki beberapa lini produk unggulan, di antaranya Tiggo Series (SUV), Arrizo Series (sedan), dan Omoda Series (SUV crossover yang ditujukan untuk pasar global). 

    Selain itu, Chery juga berkomitmen mendukung prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam pengembangan bisnisnya di Tanah Air. 

     

  • Dewan Ekonomi Nasional Usul Standar Kemiskinan Nasional Minimal Rp765.000 per Bulan

    Dewan Ekonomi Nasional Usul Standar Kemiskinan Nasional Minimal Rp765.000 per Bulan

    Bisnis.com, JAKARTA — Dewan Ekonomi Nasional mengusulkan standar garis kemiskinan nasional minimal Rp765.000 per orang per bulan, lebih tinggi dibandingkan dengan ambang batas garis kemiskinan nasional saat ini senilai Rp595.243 per orang per bulan.

    Anggota Dewan Ekonomi Nasional Arief Anshory Yusuf menjelaskan bahwa usulan ambang batas garis kemiskinan itu tidak terlalu jauh dari standar yang dipakai oleh Bank Dunia yang telah menaikkan standar garis kemiskinannya per Juni 2025.

    Arief memaparkan bahwa Bank Dunia menentukan garis kemiskinan berdasarkan median atau nilai tengah garis kemiskinan nasional negara di kelompok miskin, berpendapat menengah rendah, dan berpendapat menengah atas.

    Perinciannya, garis kemiskinan internasional (kemiskinan ekstrem) menjadi $3 per orang per hari (dari sebelumnya $2,15); garis kemiskinan negara berpenghasilan menengah bawah menjadi $4,20 per orang per hari (dari $3,65); dan garis kemiskinan negara berpenghasilan menengah atas menjadi $8,30 per orang per hari (dari $6,85).

    Adapun, kenaikan itu didasarkan pada pengadopsian nilai purchasing power parity (PPP) 2021 di tiga kelompok negara. Sebelumnya, Bank Dunia masih menggunakan basis PPP 2017 di tiga kelompok negara.

    “Jika dikonversikan ke rupiah maka $1 PPP 2021 setara dengan sekitar Rp6.000-an. Jumlah tersebut meningkat dari konversi $1 PPP 2017 senilai Rp5.506,5,” kata Arief kepada Bisnis, Senin (9/6/2025).

    Guru Besar FEB Universitas Padjajaran itu juga mengungkapkan bahwa standar kemiskinan ekstrem versi Bank Dunia sebesar $3 per orang per hari itu setara Rp545.000 per orang per bulan. Jumlah tersebut sudah mendekati standar garis kemiskinan nasional Indonesia sebesar Rp595.242 per kapita per bulan.

    “Padahal, negara-negara [miskin] itu pendapatan per kapitanya itu paling tinggi juga cuma US$1.100. Kita [Indonesia] sudah US$4.810. Jadi, ini menurut saya peringatan kepada kita. Kita mau terus dikategorikan sebagai negara miskin nih? Garis kemiskinannya mirip dengan mereka,” ujarnya.

    Arief menggarisbawahi pentingnya revisi standar garis kemiskinan nasional. Hanya saja, dia menilai Indonesia belum layak memakai standar kemiskinan negara berpendapatan menengah atas versi Bank Dunia sebesar $8,3 per orang per hari atau sekitar Rp1,5 juta per orang per bulan.

    Arief tidak menampik bahwa Bank Dunia sudah mengategorikan Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah atas sejak 2023 usai mencapai gross national income (GNI) atau pendapatan nasional bruto sebesar US$4.580 per kapita.

    Sebagai gambaran, Bank Dunia mengklasifikasikan sebuah negara sebagai negara berpendapatan menengah atas apabila memiliki GNI di kisaran US$4.466—US$13.845 per kapita.

    Artinya, jelas Arief, GNI Indonesia (US$4.580) masih berada di kisaran batas bawah GNI negara pendapatan menengah atas (US$4.466—US$13.845). “Jadi kalau kita pakai median mereka, agaknya kejauhan, agaknya terlalu ketinggian,” jelasnya.

    Berdasarkan perhitungan Bank Dunia, jika Indonesia memakai standar kemiskinan negara berpendapatan menengah, maka persentase penduduk miskin mencapai 68,2% dari total populasi atau setara 194,4 juta orang pada 2024.

    Oleh sebab itu, Arief menilai Indonesia minimal mengikuti standar garis kemiskinan negara berpendapatan menengah bawah sebesar $4,2 per orang per bulan atau sekitar Rp765.000 per orang per bulan.

    “Jadi, nanti kemiskinannya itu akan sekitar 20% [dari total populasi], dibanding 8% [persentase penduduk miskin versi BPS]. Nah, ini yang menurut saya lebih masuk akal. Mudah-mudahan nanti juga angkanya akan mendekati ke arah sana,” katanya.

    Menurut Arief, standar garis kemiskinan nasional saat ini memang sudah tidak relevan karena sudah berusia 26 tahun. Selama itu, imbuhnya, pendapatan per kapita masyarakat sudah meningkat tajam dan pola konsumsi sudah banyak berubah.

    Itu sebabnya, Badan Pusat Statistik (BPS) bersama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Forum Masyarakat Statistik, dan Dewan Ekonomi Nasional saat ini menggodok standar garis kemiskinan yang baru.

    Adapun, BPS selama ini menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar dalam menghitung standar kemiskinan nasional. Kebutuhan dasar tersebut dibagi menjadi dua kategori, yakni komoditas makanan dan komoditas bukan makanan.

    Untuk makanan, BPS memakai standar kebutuhan gizi versi Kementerian Kesehatan yaitu minimum 2.100 kilokalori (kkal) per kapita per hari. BPS pun menggunakan 52 jenis komoditas makanan untuk menentukan kebutuhan 2.100 kkal tersebut seperti beras, kue basah, hingga rokok kretek filter.

    Untuk bukan makanan, BPS menggunakan 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditas di pedesaan yang dirasa diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti perumahan, listrik, hingga pajak kendaraan motor.

    BPS pun mengalkulasi garis kemiskinan sesuai nilai pengeluaran masyarakat untuk membeli komoditas makanan dan bukan makanan tersebut. Kalkulasi garis kemiskinan tersebut dilakukan lewat Susenas yang diadakan dua kali dalam setahun yaitu pada Maret dan September.

    Hasilnya, berdasarkan Susenas September 2024, didapati ambang batas garis kemiskinan nasional senilai Rp595.243 per orang per bulan. Pada saat yang sama, BPS mencatat rata-rata satu rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,71 anggota rumah tangga sehingga garis kemiskinan nasional sebesar Rp2.803.590 per rumah tangga.

    Hanya saja, BPS menggarisbawahi bahwa garis kemiskinan nasional tersebut merupakan hasil perhitungan total semua wilayah Indonesia sehingga kurang cocok digunakan secara spesifik.

    BPS menyatakan garis kemiskinan berbeda untuk setiap provinsi—yang kemudian di bagi lagi berdasarkan wilayah perkotaan, dan perdesaan. Misalnya, ambang batas garis kemiskinan di Jawa Tengah Rp521.093 per orang per bulan atau Rp2.318.864 per rumah tangga per bulan.

    Sementara itu, ambang batas garis kemiskinan di Jakarta senilai Rp846.085 per kapita per bulan, sedangkan di Papua Pegunungan sebesar Rp1.079.160 per kapita per bulan atau Rp3.841.810 per rumah tangga per bulan.

    Dengan demikian, seorang penduduk Papua Pegunungan yang pengeluarannya sebesar Rp900.000 per bulan tetap tergolong miskin meski pengeluarannya berada di atas garis kemiskinan nasional karena tetap berada di bawah garis kemiskinan provinsi per bulan.

  • Insentif Pemerintah untuk Mobil Listrik, Apa Saja yang Bisa Didapat?

    Insentif Pemerintah untuk Mobil Listrik, Apa Saja yang Bisa Didapat?

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan melalui pemberian insentif mobil listrik.

    Langkah tersebut diwujudkan melalui penerbitan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 12 Tahun 2025, yang mengatur insentif pajak ditanggung pemerintah (DTP) untuk kendaraan listrik berbasis baterai serta kendaraan rendah emisi karbon tertentu.

    Kebijakan ini resmi berlaku mulai 4 Februari 2025, dan bertujuan untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di masyarakat sekaligus mendukung pertumbuhan industri otomotif dalam negeri.

    Berikut penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis insentif mobil listrik 2025.

    Insentif Mobil Listrik

    1. PPN DTP mobil listrik 2025

    Salah satu insentif utama yang tercantum dalam PMK Nomor 12 Tahun 2025 adalah PPN DTP (pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah) untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBL berbasis baterai). Insentif ini berlaku untuk transaksi masa pajak dari Januari hingga Desember 2025.

    Untuk mendapatkan insentif PPN DTP, kendaraan harus memenuhi ketentuan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian. Untuk mobil listrik roda empat harus memiliki TKDN minimal 40%.

    Sementara, bus listrik dibagi dalam dua kategori berdasarkan TKDN, yaitu TKDN minimal 40% akan mendapatkan insentif PPN 10% dari harga jual, sedangkan TKDN antara 20% hingga kurang dari 40% akan mendapatkan insentif PPN 5% dari harga jual.

    2. PPnBM DTP mobil hybrid 2025

    Selain kendaraan listrik murni, pemerintah juga memberikan insentif berupa PPnBM DTP (pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah) untuk kendaraan rendah emisi karbon yang menggunakan teknologi hybrid.

    Jenis kendaraan yang termasuk dalam skema ini, antara lain full hybrid, mild hybrid, dan plug-in hybrid. Besaran insentif yang diberikan adalah 3% dari harga jual kendaraan.

    Agar dapat menerima insentif PPnBM DTP, kendaraan harus memenuhi syarat administratif dan teknis berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73 Tahun 2019 yang telah diubah dengan PP Nomor 74 Tahun 2021. Adapun dokumen yang harus disiapkan oleh produsen seperti berikut ini.

    Surat penetapan perusahaan kendaraan bermotor emisi karbon rendah yang diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian.Surat penetapan kendaraan emisi karbon rendah, yang menyatakan kendaraan memenuhi kriteria sebagai low carbon emission vehicle (LCEV).Setelah itu, Kementerian Perindustrian akan mengirimkan daftar perusahaan dan kendaraan yang memenuhi kriteria kepada Kementerian Keuangan untuk memproses pemberian insentif.
    Tenggat Waktu Pelaporan Insentif

    Insentif PPN DTP dan PPnBM DTP berlaku untuk transaksi sepanjang Januari hingga Desember 2025. Namun, pelaporan penggunaan insentif harus diselesaikan sebelum 31 Januari 2026.

    Jika pelaporan tidak dilakukan tepat waktu atau dokumen tidak lengkap, maka insentif dinyatakan batal, dan pajak akan menjadi tanggungan pengusaha kena pajak (PKP) sesuai tarif normal.

    Penerapan insentif mobil listrik 2025 menjadi bukti nyata dukungan pemerintah dalam menciptakan ekosistem kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Dengan adanya insentif ini, diharapkan masyarakat semakin terdorong untuk beralih ke kendaraan listrik dan hybrid, sehingga tercipta lingkungan yang lebih bersih sekaligus memperkuat industri otomotif nasional.

  • Penasihat Ekonomi Presiden Minta Batas Garis Kemiskinan Indonesia Diubah

    Penasihat Ekonomi Presiden Minta Batas Garis Kemiskinan Indonesia Diubah

    Bisnis.com, JAKARTA — Penasehat ekonomi Presiden Prabowo di Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Arief Anshory Yusuf menekankan bahwa sudah saatnya garis kemiskinan nasional naik, terlebih Bank Dunia telah merevisi garis kemiskinannya per Juni 2025.

    Berdasarkan laporan bertajuk June 2025 Update to the Poverty and Inequality Platform, Bank Dunia resmi mengadopsi perhitungan purchasing power parity (PPP) 2021 dalam menentukan garis kemiskinan. Sebelumnya, Bank Dunia masih menggunakan basis PPP 2017.

    Akibatnya, kini garis kemiskinan internasional menjadi US$3 PPP per orang per hari (dari sebelumnya US$2,15 berdasarkan perhitungan PPP 2017); garis kemiskinan negara berpenghasilan menengah bawah menjadi US$4,20 per orang per hari (dari US$3,65); dan garis kemiskinan negara berpenghasilan menengah atas menjadi US$8,30 per orang per hari (dari US$6,85).

    Sebagai informasi, kurs PPP tidak sama dengan harga pasar. Arief menyebut jika dikonversikan ke rupiah maka US$1 PPP 2021 setara dengan sekitar Rp6.000an. Jumlah tersebut meningkat dari konversi US$1 PPP 2017 senilai Rp5.506,5.

    Arief menjelaskan Bank Dunia menentukan garis kemiskinan berdasarkan median atau nilai tengah garis kemiskinan nasional  negara di kelompok miskin, berpendapat menengah rendah, dan berpendapat menengah atas.

    Khusus untuk negara miskin, pada survei 2017 didapati median garis kemiskinannya sebesar US$2,15 PPP per orang per hari. Kini pada survei 2021, didapati median garis kemiskinannya sebesar US$$3 PPP per orang per hari.

    Arief mengungkap kenaikan tersebut karena 16 dari 23 negara miskin telah menaikkan standar garis kemiskinannya. Selain itu, faktor inflasi juga berpengaruh.

    “Ini itu bukti yang menunjukkan bahwa negara-negara miskin pun biasa melakukan revisi terhadap garis kemiskinannya. Negara tetangga kita juga yang gak miskin melakukannya; Malaysia melakukan di tahun 2018, Vietnam melakukan revisi di tahun 2021,” jelas Arief kepada Bisnis, Senin (9/6/2025).

    Artinya, Guru Besar FEB Universitas Padjajaran itu mengungkapkan standar kemiskinan ekstrem versi Bank Dunia sebesar US$3 per orang per hari itu sekitar Rp545.000 per orang per bulan. Jumlah tersebut sudah mendekati standar garis kemiskinan nasional Indonesia sebesar Rp595.242 per kapita per bulan.

    “Padahal negara-negara [miskin] itu pendapatan perkapitanya itu paling tinggi juga cuma US$1.100. Kita [Indonesia] sudah US$4.810. Jadi, ini menurut saya peringatan kepada kita. Kita mau terus dikategorikan sebagai negara miskin nih? Garis kemiskinannya mirip dengan mereka,” ujar Arief.

    Oleh sebab itu, dia menjelaskan standar garis kemiskinan nasional harus segera direvisi. Apalagi, sambungnya, metode perhitungan garis kemiskinan nasional sudah tidak berubah sejak 26 tahun padahal pola konsumsi masyarakat sudah banyak berubah.

    Menurut Arief, saat ini Badan Pusat Statistik (BPS) bersama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Forum Masyarakat Statistik, dan Dewan Ekonomi Nasional sedang menggodok standar garis kemiskinan yang baru.

    “Memang sudah rada telat, jadi harus segera. Jadi, mudah-mudahan tahun ini, dalam waktu dekat, kita akan segera mengumumkan yang baru,” ungkapnya.

    Senada, Koordinator Bidang Kajian Pengentasan Kemiskinan dan Ketimpangan FEB UGM Wisnu Setiadi Nugroho menilai garis kemiskinan nasional memang perlu dilakukan pembaharuan. Hanya saja, garis kemiskinan tak diubah total namun secara diperbaharui secara komplementaritas.

    Artinya, di satu sisi garis kemiskinan lama tetap bisa digunakan sebagai pembanding antar waktu. Di sisi lain, dilakukan pembaharuan untuk basis komoditasnya karena banyak pengeluaran yang sebelumnya tidak tercantum dalam standar yang terakhir kali diperbaharui pada 1998

    “Saya mendorong [pemerintah] membentuk garis kemiskinan sensitif nutrisi misalnya, yang lebih cocok dari segi lokalitas atau preferensi konsumsi dan kebutuhan nutrisi masyarakat,” jelas Wisnu kepada Bisnis, Senin (9/6/2025).

    Lebih lanjut, dia menilai pemerintah tidak perlu mentah-mentah mengikuti standar garis kemiskinan versi Bank Dunia. Alasannya, garis kemiskinan Bank Dunia merupakan agregasi dari nilai banyak negara sehingga kurang menggambarkan konteks lokalitas masyarakat di satu negara.

    Cara BPS Menghitung Garis Kemiskinan

    Adapun dalam menghitung kemiskinan, BPS memang menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar tersebut dibagi menjadi dua kategori: komoditas makanan dan komoditas bukan makanan.

    Untuk makanan, BPS memakai standar kebutuhan gizi versi Kementerian Kesehatan yaitu minimum 2.100 kilokalori (kkal) per kapita per hari. BPS pun menggunakan 52 jenis komoditas makanan untuk menentukan kebutuhan 2.100 kkal tersebut seperti beras, kue basah, hingga rokok kretek filter.

    Untuk bukan makanan, BPS menggunakan 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditas di pedesaan yang dirasa diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti perumahan, listrik, hingga pajak kendaraan motor.

    BPS pun mengkalkulasi garis kemiskinan sesuai nilai pengeluaran masyarakat untuk membeli komoditi-komoditi makanan dan bukan makanan tersebut. Kalkulasi garis kemiskinan tersebut dilakukan lewat Susenas yang diadakan dua kali dalam setahun yaitu pada Maret dan September.

    Hasilnya, berdasarkan Susenas September 2024, didapati ambang batas garis kemiskinan nasional senilai Rp595.243 per orang per bulan. Pada saat yang sama, BPS mencatat rata-rata satu rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,71 anggota rumah tangga sehingga garis kemiskinan nasional sebesar Rp2.803.590 per rumah tangga.

    Hanya saja, BPS menggarisbawahi bahwa garis kemiskinan nasional tersebut merupakan hasil perhitungan total semua wilayah Indonesia sehingga kurang cocok digunakan secara spesifik.

    BPS menyatakan garis kemiskinan berbeda untuk setiap provinsi—yang kemudian di bagi lagi berdasarkan wilayah perkotaan, dan pedesaan. Misalnya, ambang batas garis kemiskinan di Jawa Tengah ‘hanya’ Rp521.093 per orang per bulan atau Rp2.318.864 Per rumah tangga per bulan, sementara di Jakarta senilai Rp846.085 per kapita per bulan, sedangkan di Papua Pegunungan sebesar Rp1.079.160 per kapita per bulan atau Rp3.841.810 per rumah tangga per bulan.

    Dengan demikian, seorang penduduk Papua Pegunungan yang pengeluarannya sebesar Rp900.000 per bulan tetap tergolong miskin meski pengeluarannya berada di atas garis kemiskinan nasional namun tetap berada di bawah garis kemiskinan provinsi per bulan.

  • Urgensi Pemerintah Merevisi Standar Garis Kemiskinan Nasional

    Urgensi Pemerintah Merevisi Standar Garis Kemiskinan Nasional

    Bisnis.com, JAKARTA — Standar penentuan garis kemiskinan nasional dinilai mendesak untuk segera direvisi, mengingat sudah 26 tahun tidak berubah.

    Di sisi lain, selama itu pendapatan per kapita masyarakat Indonesia dinilai sudah meningkat tajam dan pola konsumsi juga sudah banyak berubah.

    Anggota Dewan Ekonomi Nasional Arief Anshory Yusuf mengungkapkan bahwa pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Forum Masyarakat Statistik, dan Dewan Ekonomi Nasional tengah merevisi standar garis kemiskinan nasional.

    “Memang sudah rada telat, jadi harus segera [direvisi]. Jadi, mudah-mudahan tahun ini, dalam waktu dekat, kita akan segera mengumumkan [standar garis kemiskinan nasional] yang baru,” kata Arief kepada Bisnis, Senin (9/6/2025).

    Guru Besar FEB Universitas Padjajaran itu blak-blakan menyebut bahwa setidaknya ada dua pertimbangan mendesak standar garis kemiskinan nasional tersebut harus segera direvisi.

    Pertama, garis kemiskinan nasional akan mempengaruhi arah kebijakan ekonomi pemerintah. Dia mencontohkan ketika angka kemiskinan sudah kecil, pemerintah bisa saja tidak memperdulikan kebijakan industrialisasi yang pro pembukaan lapangan kerja karena masyarakat miskin sudah sedikit.

    “Artinya, kecil tidaknya kemiskinan itu akan mempengaruhi arah kebijakan ekonomi secara langsung maupun tidak langsung,” ujar Arief.

    Kedua, imbuhnya, jika angka statistik terkait dengan kemiskinan tidak tetap maka masyarakat bisa mempertanyakan keterwakilannya. Arief mencontohkan, ketika pemerintah menyatakan penduduk miskin tinggal sedikit tetapi masih banyak permasalahan malnutrisi, stunting, antrean sembako panjang, hingga penunggakan iuran BPJS, maka kepercayaan masyarakat kepada pemerintah akan berkurang.

    “Perasaan tidak puas masyarakat, kepercayaan masyarakat ke negara makin tergerus. Nah, ini yang lebih berbahaya,” tuturnya.

    Menurut Arief, selama ini ada dua faktor yang menyebabkan pemerintah maju-mundur dalam merevisi standar garis kemiskinan nasional.

    Pertama, kekhawatiran politisasi karena jumlah penduduk miskin akan meningkat tajam. Namun, dia menilai kekhawatiran tersebut kurang beralasan karena banyak solusi yang bisa dilakukan agar kenaikan standar kemiskinan tidak dipolitisir seperti sosialisasi yang baik dan penggunaan dua versi.

    “Umumkan dua versi [garis kemiskinan nasional] sementara, misalkan lima tahun ke belakang dan ke depan,” ujar Arief.

    Kedua, sambungnya, ada yang beranggapan bahwa jika garis kemiskinan naik maka anggaran bantuan sosial (bansos) akan ikut membengkak. Arief menilai kekhawatiran itu juga tidak masuk akal karena bansos tidak berkaitan dengan garis kemiskinan nasional.

    Dia menjelaskan bahwa penerima manfaat program bansos sudah terspesifikasi berdasarkan desil yang tidak berkaitan dengan garis kemiskinan nasional. Arief mencontohkan, untuk penerimaan Kartu Indonesia Pintar yaitu masyarakat yang berada di desil 1—3 (meliputi 30% kelompok masyarakat dengan tingkat kesejahteraan terendah).

    “Desil itu tidak dipengaruhi berapa garis kemiskinan kita. Ya segitu-gitu saja, karena sudah ada anggarannya. Jadi, tidak ada kaitan dengan besarnya anggaran bansos,” kata Arief.

    Sementara itu, Koordinator Bidang Kajian Pengentasan Kemiskinan dan Ketimpangan FEB UGM Wisnu Setiadi Nugroho menilai garis kemiskinan nasional memang perlu dilakukan pembaharuan. Hanya saja, garis kemiskinan bukan dibuat total tetapi secara komplementaritas.

    Artinya, di satu sisi garis kemiskinan lama tetap bisa digunakan sebagai pembanding antarwaktu. Di sisi lain, dilakukan pembaharuan untuk basis komoditasnya karena banyak pengeluaran yang sebelumnya tidak tercantum dalam standar yang terakhir kali diperbaharui pada 1998.

    “Saya mendorong [pemerintah] membentuk garis kemiskinan sensitif nutrisi misalnya, yang lebih cocok dari segi lokalitas atau preferensi konsumsi dan kebutuhan nutrisi masyarakat,” jelas Wisnu kepada Bisnis, Senin (9/6/2025).

    Lebih lanjut, dia menilai pemerintah tidak perlu serta merta mengikuti standar garis kemiskinan versi Bank Dunia. Alasannya, garis kemiskinan Bank Dunia merupakan agregasi dari nilai banyak negara sehingga kurang menggambarkan konteks lokalitas masyarakat di satu negara.

    Cara BPS Hitung Garis Kemiskinan Nasional

    Sebagai gambaran, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar dalam menghitung garis kemiskinan nasional. Kebutuhan dasar tersebut dibagi menjadi dua kategori, yakni komoditas makanan dan komoditas bukan makanan.

    Untuk makanan, BPS memakai standar kebutuhan gizi versi Kementerian Kesehatan yaitu minimum 2.100 kilokalori (kkal) per kapita per hari. BPS pun menggunakan 52 jenis komoditas makanan untuk menentukan kebutuhan 2.100 kkal tersebut seperti beras, kue basah, hingga rokok kretek filter.

    Sementara itu, untuk bukan makanan, BPS menggunakan 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditas di pedesaan yang dirasa diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti perumahan, listrik, hingga pajak kendaraan motor.

    BPS pun mengalkulasi garis kemiskinan sesuai dengan nilai pengeluaran masyarakat untuk membeli komoditas makanan dan bukan makanan tersebut. Kalkulasi garis kemiskinan tersebut dilakukan lewat Susenas yang diadakan dua kali dalam setahun yaitu pada Maret dan September.

    Hasilnya, berdasarkan Susenas September 2024, didapati ambang batas garis kemiskinan nasional senilai Rp595.243 per orang per bulan. Pada saat yang sama, BPS mencatat rata-rata satu rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,71 anggota rumah tangga sehingga garis kemiskinan nasional sebesar Rp2.803.590 per rumah tangga.

    Kendati demikian, BPS menggarisbawahi bahwa garis kemiskinan nasional tersebut merupakan hasil perhitungan total semua wilayah Indonesia sehingga kurang cocok digunakan secara spesifik.

    BPS menyatakan garis kemiskinan berbeda untuk setiap provinsi, yang kemudian di bagi lagi berdasarkan wilayah perkotaan, dan pedesaan. Misalnya, ambang batas garis kemiskinan di Jawa Tengah Rp521.093 per orang per bulan atau Rp2.318.864 per rumah tangga per bulan, sementara di Jakarta senilai Rp846.085 per kapita per bulan.

    Di sisi lain, ambang batas garis kemiskinan di Papua Pegunungan sebesar Rp1.079.160 per kapita per bulan atau Rp3.841.810 per rumah tangga per bulan.

    Dengan demikian, seorang penduduk Papua Pegunungan yang pengeluarannya sebesar Rp900.000 per bulan tetap tergolong miskin meski pengeluarannya berada di atas garis kemiskinan nasional, tetapi tetap berada di bawah garis kemiskinan provinsi per bulan.

    Hanya saja, banyak pihak yang merasa standar garis kemiskinan nasional itu terlalu rendah. Terlebih, Bank Dunia mencatat persentase penduduk miskin di Indonesia mencapai 68,2% pada 2024 atau setara dengan 194,4 juta orang apabila dihitung berdasarkan standar negara berpendapatan menengah atas.

    Persentase tersebut jauh lebih tinggi dari perhitungan kemiskinan versi BPS. Pada September 2024, BPS mencatat penduduk miskin hanya sekitar 8,57% atau setara 24,06 juta orang.

  • Delapan KK di Dusun Klanting Mengungsi Akibat Banjir Mojokerto, Satu Warga Tersengat Listrik

    Delapan KK di Dusun Klanting Mengungsi Akibat Banjir Mojokerto, Satu Warga Tersengat Listrik

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sebanyak delapan Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 32 jiwa di Dusun Klanting, Desa Pulorejo, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, terpaksa mengungsi ke rumah kerabat mereka pada Senin (9/6/2025). Langkah ini dilakukan karena genangan air masih merendam rumah warga dan akses jalan desa, meskipun debit air mulai surut.

    Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto telah turun ke lokasi untuk melakukan kajian cepat dan pendataan dampak banjir. Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD terus memantau perkembangan situasi dan memberikan laporan terkini kepada pimpinan daerah.

    Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Mojokerto, Yoi Afrida menjelaskan, terdapat enam desa di dua kecamatan yang terdampak banjir. “Yakni satu desa di Kecamatan Mojoanyar dan lima desa di Kecamatan Dawarblandong. Namun hanya di Desa Pulorejo, Dawarblandong ada yang mengungsi,” ungkapnya.

    Di Desa Pulorejo sendiri, tiga dusun terendam banjir yakni Dusun Klanting, Dusun Beru, dan Dusun Pulo. Sebanyak 100 rumah dilaporkan terdampak genangan air dengan ketinggian rata-rata mencapai 30 cm. Selain itu, sekitar 15 hektare lahan pertanian juga terkena dampak.

    Insiden juga terjadi saat warga mencoba menyelamatkan barang-barang mereka dari rendaman air. “Saat menyelamatkan barang-barang, ada salah satu warga tersengat listrik. Korban seorang perempuan saat ini dirawat di Puskesmas Dawarblandong,” katanya.

    “Kami masih terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan perangkat desa. Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, terutama jika hujan kembali turun dalam beberapa hari ke depan,” lanjutnya.

    Banjir yang terjadi ini merupakan dampak dari hujan berintensitas sedang hingga lebat yang mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Mojokerto pada Minggu malam (8/6/2025). Hujan mulai turun sejak pukul 23.30 WIB berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, yang mengakibatkan meningkatnya debit air sejumlah anak sungai, termasuk Sungai Sadar.

    Situasi ini memperkuat pentingnya koordinasi antara warga, pemerintah desa, dan BPBD untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan. [tin/suf]