Topik: Listrik

  • Litium Jadi Pemicu Kebakaran Terra Drone, Awas Kejadian Juga di Mobil Listrik

    Litium Jadi Pemicu Kebakaran Terra Drone, Awas Kejadian Juga di Mobil Listrik

    Jakarta

    Gedung Terra Drone di Jakarta Pusat mengalami kebakaran yang menewaskan 22 orang. Pemicu kebakaran diduga dari baterai litium pada drone.

    Dari hasil pemeriksaan saksi, dugaan sementara penyebab kebakaran bersumber dari baterai drone. “Kalau dari keterangan tadi, memang sementara baru karena baterai ya, baterai dari drone yang terbakar. Namun sebabnya terbakar, saat ini tim Labfor masih bekerja. Mohon waktunya agar tim Labfor bisa segera menangani dan mengetahui titik sumber api pertama dari kebakaran ini,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro dikutip detikNews.

    Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Bayu Megantara, mengatakan api sudah dicoba dipadamkan oleh karyawan dengan menggunakan lima alat pemadam api ringan (APAR). Namun upaya tersebut tidak berhasil dan asap semakin tebal.

    “Informasi yang kami terima, sudah berupaya dipadamkan dengan APAR. Itu sekitar lima unit APAR berupaya untuk memadamkan,” jelas Bayu.

    Baterai Litium Dipakai Juga di Mobil Listrik

    Baterai litium juga banyak digunakan di kendaraan listrik saat ini. Baterai litium-ion dinilai cocok untuk kendaraan listrik karena memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi sehingga memungkinkan desain yang ringkas dan ringan pada kendaraan listrik. Ini merupakan keuntungan yang signifikan ketika keterbatasan ruang dan berat menjadi perhatian.

    Sebenarnya dari pabriknya baterai kendaraan listrik sudah dipastikan aman. Baterai tersebut telah melalui serangkaian pengetesan, bahkan dalam kondisi ekstrem.

    Salah satu pengujian baterai kendaraan listrik adalah nail penetration test. Dalam pengetesan ini, sel baterai ditusuk menggunakan semacam paku dalam kondisi baterai terisi 100 persen State of Charge (SOC). Dalam pengujian itu, baterai tidak boleh terbakar atau meledak.

    Lebih lanjut, ada juga pengujian cycler test pada kondisi suhu ekstrem dan kondisi fast CDC (charging-discharging). Dalam pengetesan itu, baterai dicas secara berulang-ulang dari 0-100 persen kemudian discharging dari 100 ke 0 persen dengan kondisi ekstrem. Pengetesan itu membuktikan bahwa baterai tidak mengalami panas berlebih saat dipakai dalam kondisi ekstrem.

    Kasus Kebakaran Mobil Listrik yang Sulit Dipadamkan

    Meski begitu, ternyata masih ada risiko mobil listrik terbakar. Di luar negeri, sudah ada beberapa kejadian mobil listrik terbakar.

    Baterai mobil listrik yang berbahan litium bisa mengalami kerusakan karena beberapa faktor, di antaranya penyalahgunaan mekanis, kimia, atau termal. Masalah ini kemudian bisa menyebabkan fenomena yang disebut sebagai thermal runaway. Ketika thermal runaway berlangsung, prosesnya hampir mustahil dihentikan. Inilah yang kemudian kerap memicu kebakaran atau bahkan ledakan.

    Tahun lalu, ada kasus kebakaran mobil listrik di Malaysia. Mobil itu disebut tengah dicas dengan menggunakan arus DC. Direktur Jenderal Pemadam Kebakaran Malaysia, Nor Hisham Mohammad berkata, insiden itu terjadi karena adanya kerusakan pada komponen baterai yang kemudian menyebabkan hubungan listrik arus pendek alias korsleting.

    “Hasil investigasi dengan produsen mobil dan tim ahli kami menemukan bahwa kebakaran tersebut tidak disebabkan oleh catu daya atau stasiun pengisian daya. Melainkan karena kerusakan yang sudah ada sebelumnya di dalam kapsul baterai, yang menyebabkan korsleting antarsel,” kata Nor Hisham.

    Ada juga kebakaran kapal kargo di tengah laut yang membawa lebih dari 3.000 mobil dari China, beberapa di antaranya mobil listrik. Kapal tersebut terbakar selama berminggu-minggu dan akhirnya tenggelam. Laporan awal menyebutkan asap besar terlihat dari dek yang memuat kendaraan listrik. Seluruhnya disebut sebagai unit baru.

    Di Amerika Serikat, tepatnya di Pine Level, Carolina Utara, juga pernah ada kejadian kebakaran mobil listrik Tesla Model Y yang sulit dipadamkan. Departemen Pemadam Kebakaran Pine Level memerlukan waktu sejam dan 36 ribu galon berisi air untuk menuntaskan misi pemadaman tersebut. Padahal, untuk mematikan api di mobil konvensional, pemadam hanya perlu 300 sampai 1.000 galon air. Departemen Pemadam Kebakaran Pine Level juga menegaskan, kendaraan elektrik yang terbakar di suhu 2.500 derajat celcius, apinya berpotensi muncul lagi beberapa jam setelah dipadamkan.

    Meskipun kasus ini jarang terjadi, hal ini patut menjadi perhatian bagi semua produsen mobil untuk bersiap menghadapi insiden semacam itu dan mempertimbangkan buat memperkenalkan perlindungan tambahan untuk memperingatkan pengguna.

    Penanganan Kebakaran Mobil Listrik

    Untuk menangani kebakaran mobil listrik dengan baterai litium, dibutuhkan fire blanket khusus kendaraan listrik yang mampu menahan suhu tinggi. Ada juga teknik pemadaman menggunakan cairan AF31 Lithium Fire Killer (LFK) yang efektif menghentikan reaksi berantai pada baterai, sesuai standar keselamatan internasional.

    Fire blanket khusus untuk mengatasi kebakaran mobil listrik Foto: Pool

    Diberitakan detikOto sebelumnya, APAR konvensional saja tidak mempan untuk memadamkan api yang dikeluarkan dari baterai litium. Soalnya APAR konvensional biasanya dibuat berbahan dasar bubuk.

    Disarankan para pemilik kendaraan listrik menyediakan APAR yang mengandung water based chemical dan mengandung senyawa Potassium yang mampu memadamkan api dari baterai litium yang memiliki temperatur lebih dari 1.200 derajat celcius.

    “Karena APAR jenis powder based didesain untuk memadamkan api dengan temperatur 600 derajat celcius ke bawah. Sedangkan api pada baterai lithium memiliki temperatur dari 1.200 derajat celcius,” kata Willy Hadiwijaya selaku CEO PT FAST waktu itu.

    (rgr/dry)

  • Henti Jantung Bisa Terjadi Saat Olahraga, Masih Bisakah Diselamatkan?

    Henti Jantung Bisa Terjadi Saat Olahraga, Masih Bisakah Diselamatkan?

    Jakarta

    Henti jantung merupakan penyebab kematian yang kerap terjadi tanpa peringatan yang jelas. Kondisi darurat ini bisa terjadi pada siapa saja, baik orang dengan riwayat penyakit jantung maupun yang tampak sehat.

    Kondisi ini kebanyakan terjadi secara mendadak. Lantas, seberapa besar peluang untuk bisa diselamatkan?

    Spesialis olahraga, dr Andhika Raspati, SpKO mengungkapkan seseorang yang mengalami henti jantung, tak terkecuali saat olahraga, masih memiliki peluang selamat, jika segera diberikan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP).

    “Kalau serangan jantung ya lumayan ada waktu ke IGD,” ucapnya dalam acara detikSore, Selasa (9/12/2025).

    “Tapi, kalau (henti) jantung harus on site, mesti langsung bahkan kita cuma punya waktu 3 menit sebenarnya untuk segera CPR atau AED (Automated External Defibrillator),” sambungnya.

    Automated External Defibrillator (AED) atau defibrilator eksternal otomatis merupakan alat medis portabel yang berfungsi menganalisis irama jantung dan memberikan kejutan listrik secara otomatis. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan detak jantung normal pada orang yang mengalami henti jantung.

    Lalu, kondisi seperti apa yang harus langsung mendapat CPR?

    dr Andhika mengatakan penting untuk mengidentifikasi orang seperti apa yang sangat membutuhkan CPR. Salah satunya memberikan rangsangan kepada orang yang mendadak pingsan.

    “Kalau ada orang pingsan terus kita kasih rangsangan, mau dipanggil-panggil, kita tepuk-tepuk, kita kasih rasa nyeri tapi tidak memberikan respons dalam bentuk apapun, kita bisa anggap dia henti jantung,” terang dia.

    “Kalau misalkan ragu nih, kita mungkin bisa ngecek nadi atau ragu sendiri, sudah start (mulai) CPR. Tapi, sebelum itu call for help dulu, karena kalau kita nggak panggil bantuan, seperti ambulans atau segala macam, mau sampai kapan (CPR),” pungkasnya.

    (sao/up)

  • Pindad Siapkan Pabrik Mobil Nasional, Mobil Apa yang Diproduksi?

    Pindad Siapkan Pabrik Mobil Nasional, Mobil Apa yang Diproduksi?

    Jakarta

    Pindad dikabarkan sedang menyiapkan pabrik untuk produksi mobil nasional. Mobil jenis apa yang akan diproduksi Pindad?

    Baru-baru ini, Kementerian PPN/Bappenas bersama Himpunan Kawasan Industri (HKI) dan PT Pindad menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk memperkuat perencanaan kawasan industri prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 serta akselerasi Program Mobil Nasional sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). MoU ini menjadi langkah awal penyelarasan kebijakan dan pembangunan ekosistem industri yang terintegrasi.

    Direktur Utama PT Pindad Sigit P. Santosa, mengatakan proyek mobil nasional tidak boleh berhenti pada slogan. Pindad telah menyiapkan lahan industri di Subang dan menargetkan kapasitas produksi 500.000 unit per tahun. Disebutkan, pabrik itu akan dimulai dengan 100.000 unit pada 2028 sebagai tahap awal fase produksi.

    “Pesan yang sama dari semua komisi kepada Pindad adalah: jangan jadi euforia kalah. Pengembangan mobil nasional tidak bisa hanya sekadar program, kita harus melakukan piloting untuk inovasi teknologi dan membangun ekosistemnya,” kata Sigit dikutip dari keterangan tertulis Bappenas.

    Sigit bilang, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas research dan pengembangan memperkuat kemampuan produksi dan rantai pasok nasional, serta menghasilkan setiap tahapan pembangunan mobil nasional berjalan sesuai dengan arahan serta keputusan jangka panjang pemerintah.

    “Kesempatan yang diberikan ini tentunya menjadi wadah para akademisi kita untuk berkecimpung di bidang pengembangan produk otomotif dari hulu sampai hilir, mulai dari pengembangan desain konsep, kemudian development, mass production, sampai after salesnya,” tutur Sigit.

    2 Proyek Mobil Nasional

    Hingga kini, belum dipastikan jenis mobil nasional apa yang akan diproduksi Pindad. Namun, saat ini Pindad sudah memiliki lini mobil nasional buatan dalam negeri, yaitu Maung. Namun, Maung untuk saat ini baru tersedia untuk kalangan terbatas, yaitu sebagai kendaraan taktis (rantis) TNI dan Polri, serta kendaraan kepresidenan.

    Pindad belum memproduksi massal Maung untuk pasar konsumen sipil. Begitu juga rencana menjadikan Maung sebagai kendaraan dinas menteri, belum ada unit produksinya.

    Selain Maung, ada satu lagi dugaan calon mobil nasional Indonesia. Di GIIAS 2025 lalu, sempat dipamerkan mobil yang disebut-sebut menjadi calon mobil nasional yaitu i2C atau Indigenous Indonesian Car dari PT Teknologi Militer Indonesia (TMI).

    PT Teknologi Militer Indonesia (TMI) memperkenalkan sebuah konsep mobil listrik yang diprakarsai dan didesain langsung oleh talenta-talenta terbaik bangsa Indonesia di ajang GIIAS 2025, Jumat (25/7/2025). Foto: Grandyos Zafna

    i2C atau Indigenous Indonesian Car diduga menjadi salah satu calon mobil nasional pertama yang bakal diproduksi. Desain mobil konsep ini dikerjakan oleh PT TMI dengan panduan atau pengawasan langsung dari tim Italdesign asal Italia.

    “i2C adalah electric vehicle tipe SUV yang dikembangkan oleh PT TMI, untuk versi sipil sebagai bagian dari penugasan,” ungkap Perwakilan TMI, Verly Joshua dikutip CNBC Indonesia.

    “PT. Pindad memiliki versi militer yang bisa dikonversi menjadi sipil seperti brand Hummer, juga sebagai bagian dari penugasan,” jelas Verly.

    (rgr/dry)

  • AMDAL PLTSa Benowo Ditolak PTUN, DPRD Surabaya Minta Pemkot Segera Buka Dokumen ke Publik

    AMDAL PLTSa Benowo Ditolak PTUN, DPRD Surabaya Minta Pemkot Segera Buka Dokumen ke Publik

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota DPRD Surabaya, Imam Syafi’i, meminta Pemerintah Kota Surabaya segera membuka dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo kepada publik. Desakan ini muncul setelah gugatan Pemkot Surabaya terhadap Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur ditolak Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Surabaya.

    “Dokumen AMDAL ini sesungguhnya tidak perlu menunggu gugatan Pemkot dikalahkan dulu, karena sejak awal bukan kategori dokumen yang dirahasiakan,” kata Imam Syafi’i di DPRD Surabaya, Rabu (10/12/2025).

    Dia menilai, sebelum perkara ini masuk ke PTUN, Pemkot Surabaya sudah seharusnya membuka dokumen AMDAL tersebut. Putusan Komisi Informasi Publik sebelumnya juga menyatakan Pemkot kalah dalam sengketa keterbukaan informasi.

    “Ketika di Komisi Informasi Publik kemarin Pemkot kalah, sebetulnya di situ saja sudah bisa langsung dibuka, atau bahkan sebelum itu,” ujar legislator NasDem itu.

    Menurut Imam, keterbukaan dokumen AMDAL sangat penting karena menyangkut dampak lingkungan yang dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar lokasi PLTSa. Dokumen tersebut juga menjadi bagian dari kontrol publik dan lembaga lingkungan seperti Walhi.

    “Untuk kepentingan publik, apalagi soal dampak lingkungan, warga sekitar harus tahu. Itu bagian dari kontrol masyarakat dan Walhi,” ucapnya.

    Imam juga menyampaikan bahwa setelah adanya putusan PTUN, tidak ada lagi alasan bagi Pemkot untuk menunda keterbukaan dokumen. Putusan hukum tersebut harus segera dijalankan sebagaimana mestinya.

    “Apalagi sekarang sudah ada putusan, Pemkot kalah. Menurut saya harus segera dilaksanakan dan dokumen AMDAL dibuka,” katanya.

    Lebih jauh, dia mengungkapkan pengalamannya saat meminta sejumlah dokumen terkait kerja sama PLTSa Benowo yang juga tidak diberikan secara utuh. Hal tersebut terjadi ketika dia masih bertugas di Komisi A DPRD Surabaya.

    “Dulu kami meminta seluruh perjanjian terkait kerja sama itu, tapi tidak diberikan oleh dinas aset dan bagian hukum. Ini yang membuat tanda tanya besar,” ujar Imam.

    Dia juga menyebut adanya informasi soal sejumlah adendum kontrak dengan PT SO yang dinilai janggal. Saat perusahaan disebut wanprestasi, sanksi tidak dijatuhkan, melainkan justru muncul adendum-adendum baru.

    “Kami dengar ketika PT SO wanprestasi, tidak ada penalti, tapi malah adendum-adendum. Ini perlu dibuka supaya terang,” ungkapnya.

    Selain itu, Imam menyinggung persoalan buffer zone di sekitar lokasi PLTSa yang terdampak pengelolaan sampah dan pencemaran lindi. Tanggung jawab atas dampak tersebut seharusnya berada pada pihak pengelola.

    “Zona penyangga akibat pengelolaan sampah itu harusnya menjadi tanggung jawab PT SO, tapi yang terjadi malah Pemkot membeli lahan dengan APBD,” katanya.

    Atas kondisi tersebut, Imam menegaskan dukungan DPRD terhadap upaya Walhi membuka seluruh dokumen terkait PLTSa Benowo. Dia meminta semua dokumen yang berpotensi merugikan kepentingan publik dibuka secara transparan.

    “Kami mendukung Walhi untuk membuka semuanya. Setelah AMDAL, kalau ada dokumen lain yang berpotensi merugikan publik, menurut saya itu juga harus dibuka,” pungkasnya. [asg/kun]

  • Litium Diduga Pemicu Kebakaran Terra Drone, Pemilik Mobil Listrik Perlu Waspada

    Litium Diduga Pemicu Kebakaran Terra Drone, Pemilik Mobil Listrik Perlu Waspada

    Jakarta

    Kebakaran terjadi di gedung Terra Drone, Jakarta Pusat. Sebanyak 22 orang meninggal dunia akibat kebakaran ini.

    Dari hasil pemeriksaan saksi, sementara penyebab kebakaran diduga bersumber dari baterai drone. Meski begitu, keterangan ini akan didalami lewat pemeriksaan tim labfor.

    “Kalau dari keterangan tadi, memang sementara baru karena baterai ya, baterai dari drone yang terbakar. Namun sebabnya terbakar, saat ini tim Labfor masih bekerja. Mohon waktunya agar tim Labfor bisa segera menangani dan mengetahui titik sumber api pertama dari kebakaran ini,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro dikutip detikNews.

    Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Bayu Megantara, mengatakan api sudah dicoba dipadamkan oleh karyawan dengan menggunakan lima alat pemadam api ringan (APAR). Namun upaya tersebut tidak berhasil dan asap semakin tebal.

    “Informasi yang kami terima, sudah berupaya dipadamkan dengan APAR. Itu sekitar lima unit APAR berupaya untuk memadamkan,” jelas Bayu.

    Baterai Litium Banyak Dipakai Mobil Listrik

    Baterai litium saat ini juga umum digunakan di mobil listrik. Dalam kasus mobil listrik, kebakaran akibat baterai litium bahkan sulit dipadamkan dengan pemadaman biasa.

    Tahun lalu, ada kasus kebakaran mobil listrik di Malaysia. Mobil itu disebut tengah dicas dengan menggunakan arus DC. Direktur Jenderal Pemadam Kebakaran Malaysia, Nor Hisham Mohammad berkata, insiden itu terjadi karena adanya kerusakan pada komponen baterai yang kemudian menyebabkan hubungan listrik arus pendek alias korsleting.

    “Hasil investigasi dengan produsen mobil dan tim ahli kami menemukan bahwa kebakaran tersebut tidak disebabkan oleh catu daya atau stasiun pengisian daya. Melainkan karena kerusakan yang sudah ada sebelumnya di dalam kapsul baterai, yang menyebabkan korsleting antarsel,” kata Nor Hisham.

    Meskipun kasus ini jarang terjadi, hal ini patut menjadi perhatian bagi semua produsen mobil untuk bersiap menghadapi insiden semacam itu dan mempertimbangkan buat memperkenalkan perlindungan tambahan guna memperingatkan pengguna.

    Kendaraan listrik dengan baterai litium yang terbakar tak bisa serta-merta disiram atau disemprot air untuk memadamkan api. Bahkan pada sejumlah kasus di luar negeri, menyiramkan air ke mobil listrik yang terbakar justru tak berdampak apa-apa.

    “Jadi di beberapa negara ketika terjadi kebakaran kendaraan listrik dia dimasukkan kolam air. Sudah biarkan saja sampai habis di situ, karena terjadi proses berantai, jadi dalam box itu ada ribuan sel baterai, satu sel baterai mengalami thermal runaway, dia akan menimbal-nimbal terus, itu nggak akan padam sebelum itu habis semua,” kata Investigator senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan beberapa waktu lalu.

    Untuk menangani kebakaran mobil listrik dengan baterai litium, dibutuhkan fire blanket khusus EV yang mampu menahan suhu hingga 1.600°C. Ada juga teknik pemadaman menggunakan cairan HARTINDO AF31 Lithium Fire Killer (LFK) yang efektif menghentikan reaksi berantai pada baterai, sesuai standar keselamatan internasional.

    Diberitakan detikOto sebelumnya, APAR konvensional saja tidak mempan untuk memadamkan api yang dikeluarkan dari baterai litium. Soalnya APAR konvensional biasanya dibuat berbahan dasar bubuk.

    Disarankan para pemilik kendaraan listrik menyediakan APAR yang mengandung water based chemical dan mengandung senyawa Potassium yang mampu memadamkan api dari baterai litium yang memiliki temperatur lebih dari 1.200 derajat celcius.

    “Karena APAR jenis powder based didesain untuk memadamkan api dengan temperatur 600 derajat celcius ke bawah. Sedangkan api pada baterai litium memiliki temperatur dari 1.200 derajat celcius,” kata Willy Hadiwijaya selaku CEO PT FAST waktu itu.

    (rgr/dry)

  • Pemulihan Internet di Aceh Capai 50%, Terkendala Pasokan Listrik

    Pemulihan Internet di Aceh Capai 50%, Terkendala Pasokan Listrik

    Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan pemulihan konektivitas di wilayah bencana Sumatra Utara dan Sumatra Barat hampir mencapai 100%. Sementara itu untuk Aceh masih berkisar 50%.

    Menteri Komdigi Meutya Hafid mengatakan konektivitas di Sumatra Barat saat ini sudah stabil di angka 98%, sementara di Sumatra Utara berada di kisaran 96%.

    “Dan untuk Aceh, kita sekarang tengah fokus untuk terus meningkatkan, tadi saya disampaikan Telko sudah 50%, beberapa hari lalu kita masih 40%,” kata Meutya dalam konferensi pers Deklarasi Arah Indonesia Digital: Terhubung, Tumbuh, Terjaga di Jakarta pada Rabu (10/12/2025).

    Meutya menilai pemulihan konektivitas memang sangat dinantikan masyarakat karena menjadi bagian penting dalam pemulihan pascabencana. Dia menambahkan, atas nama Komdigi, pihaknya turut mendoakan para korban dan keluarga korban, serta berharap pemulihan dapat dilakukan secepat mungkin. 

    Di bawah pimpinan Presiden Prabowo Subianto, menurutnya, berbagai langkah pemulihan telah dijalankan secara terukur dan responsif, dengan melibatkan banyak pihak, termasuk pelaku industri.

    Dia juga menyampaikan Kepala Negara selalu menekankan pentingnya kerja bersama. Karena itu, masyarakat dan industri diharapkan turut mendukung proses pemulihan yang tengah berlangsung.

    Meutya memastikan Komdigi bersama para operator terus melakukan percepatan pemulihan jaringan setiap hari.  “Banyak pegawai-pegawai operator kita yang di daerah terdampak juga menjadi korban, namun di bagian tetap melakukan percepatan,” lanjutnya.

    Tantangan Pemulihan Konektivitas di Wilayah Bencana

    Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria mengungkapkan pemulihan konektivitas di Aceh masih fluktuatif.

    “Jadi kita pernah 54% lalu pernah juga 62% gitu ya. Dan target kita sebenernya 75% untuk bisa segera di masa tanggap darurat ini,” kata Nezar usai konferensi pers

    Nezar mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan PLN karena banyak BTS yang harus dinyalakan menggunakan genset akibat ketiadaan suplai listrik. BBM untuk genset juga menjadi faktor pendukung utama. “Nah karena itu kita koordinasi dengan Pertamina. Dan Alhamdulillah suplai kalau untuk BBM ini sudah makin membaik bisa diatasi. Tapi yang listrik, listrik kita masih up and down,” ungkapnya.

    Nezar menjelaskan target pemulihan konektivitas mencapai 75% terlebih dahulu, setidaknya agar wilayah yang masih kritis dapat terlayani dan kebutuhan telekomunikasi untuk mendukung distribusi bantuan logistik dapat terpenuhi.

    Dia menambahkan tim pemulihan jaringan bekerja selama 24 jam, melibatkan Balai Monitoring serta Satgas yang dibentuk bersama operator seluler untuk mempercepat pemulihan di lapangan. Pihaknya juga memantau kondisi bersama BNPB, pemerintah daerah, serta posko TNI dan Polri untuk menentukan area yang paling membutuhkan layanan sinyal.

    Dia berharap pemulihan jaringan listrik dapat segera mencapai 100%. “Tapi kendalanya itu tadi. Karena suplai listrik itu belum normal gitu ya. Dan kita berharap bisa segera normal kembali,” ujarnya.

  • Waspada Jantung Kolaps saat Lari, Ini Saran Dokter soal Surat Keterangan Sehat

    Waspada Jantung Kolaps saat Lari, Ini Saran Dokter soal Surat Keterangan Sehat

    Jakarta

    Jantung bisa tiba-tiba kolaps saat olahraga, termasuk lari. Karenanya, beberapa event olahraga mensyaratkan peserta untuk melampirkan surat sehat. Cukupkah hanya dengan surat sehat?

    Spesialis olahraga, dr Andhika Raspati, SpKO menekankan untuk mawas diri atau mengetahui kemampuan diri sendiri. Misalnya seperti harus tahu kapasitas fisiknya, dalam kondisi sehat atau tidak.

    Salah satu yang menjadi perhatian dr Andhika adalah bagaimana sebuah surat keterangan sehat diterbitkan. Sebenarnya, beberapa event lari sudah mengharuskan peserta untuk melampirkan surat keterangan sehat sebagai persyaratannya.

    Namun demikian, sekadar surat sehat memang tidak menjamin keamanan dan keselamatan peserta. Terlebih, faktanya surat sehat mudah sekali dikeluarkan.

    “Dan dengan adanya keterangan sehat dari dokter, seolah-olah orangnya ‘aman’ buat lari,” terangnya dalam acara detikSore, Selasa (9/12/2025).

    “Padahal, with all respect dengan teman-teman sejawat, tapi seringkali kalau misalnya ke fasilitas kesehatan, dateng, minta surat sehat, cuma ditimbang sama tensinya normal, selamat Anda sehat,” sambungnya.

    Artinya, surat keterangan sehat bisa didapatkan dengan semudah itu. Padahal, seharusnya tidak hanya sekadar mengukur berat badan dan tekanan darah.

    “Kalau ada pasien datang terus kemudian bilang mau ultra trail, ya mungkin nggak bisa sama seperti biasa gitu. Minimal EKG,” tegasnya.

    EKG atau elektrokardiogram merupakan tes sederhana untuk merekam aktivitas listrik jantung. Biasanya digunakan untuk mendeteksi masalah seperti detak jantung tidak teratur (aritmia), serangan jantung, atau penyumbatan pembuluh darah.

    “Tapi, jarang lho ada klinik mau bikin surat sehat diarahkan EKG,” kata dr Andhika.

    Tetap Tahu Kapasitas Diri

    Karenanya, dr Andhika tetap mengingatkan orang yang mau mulai berlari untuk mengetahui kapasitas diri. Jika misalnya belum siap untuk event lari seperti ultra trail, coba daftar yang masih ringan dan tidak terlalu jauh jaraknya.

    Ketika sudah merasa yakin sanggup dan layak, perlu juga kontrol kesehatan di hari race berlangsung. Bisa dengan smartwatch untuk melihat heart rate atau kondisi yang terjadi pada tubuh.

    “Kayak sudah mulai ngerasa kok engap banget ya. Slow down, pelan-pelan. Atau mulai ngerasa nggak nyaman di dada, kliyengan, atau mau pingsan itu bisa menjadi tanda atau alarm tubuh,” jelas dr Andhika.

    “Kalau lagi race, intinya lo mau ngebut ya monggo. Pace gue segini, yaudah biar aja, sama-sama dapat medali. Terlebih kalau memang merasa tidak fit atau tidur kurang,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/up)

    Lagi-lagi Kolaps saat Lari

    20 Konten

    Anjuran ‘listen to your body’ saat lari tak selalu gampang diterapkan. Ego untuk ‘push the limit’ dan mendapatkan progres tertentu sesuai target, dapat mengaburkan batas-batas kemampuan fisik. Risiko jantung kolaps mengintai para pelari.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Diduga Picu Kebakaran Gedung Terra Drone, Ini Penyebab Baterai Lithium Bisa Meledak

    Diduga Picu Kebakaran Gedung Terra Drone, Ini Penyebab Baterai Lithium Bisa Meledak

    Jakarta: Insiden kebakaran yang diduga dipicu ledakan baterai lithium, seperti yang terjadi di gedung Terra Drone di di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Desember 2025, kembali menyoroti risiko keamanan dari sumber daya berkapasitas tinggi tersebut.

    Baterai lithium-ion (Li-ion) dan lithium polymer (Li-Po) dikenal luas karena kepadatan energinya yang tinggi serta bobot yang ringan. Karakteristik ini membuatnya menjadi pilihan utama untuk berbagai perangkat, mulai dari drone, kendaraan listrik, hingga ponsel pintar.

    Namun, di balik keunggulan tersebut, baterai lithium juga menyimpan potensi bahaya apabila terjadi kegagalan sistem. Dalam kondisi tertentu, kegagalan ini dapat memicu panas berlebih yang berujung pada kebakaran atau bahkan ledakan.

    Lantas, apa yang membuat baterai lithium begitu rentan terbakar atau bahkan meledak?
    Penyebab Baterai Lithium Meledak atau Terbakar
    Penyebab utama baterai lithium meledak atau terbakar adalah fenomena yang dikenal sebagai thermal runaway. Kondisi ini terjadi ketika panas yang dihasilkan di dalam sel baterai melebihi kemampuan sistem untuk melepaskan atau meredam panas tersebut.

    Thermal runaway merupakan reaksi berantai kimia yang menyebabkan peningkatan suhu secara cepat dan tidak terkendali. Saat suhu internal mencapai titik kritis, sejumlah komponen di dalam baterai mulai terurai dan melepaskan panas tambahan. Proses ini kemudian mempercepat reaksi secara eksponensial.

    Dalam kondisi ekstrem, suhu baterai dapat melonjak hingga ratusan derajat Celsius hanya dalam hitungan menit. Dampaknya, baterai dapat melepaskan gas beracun, menghasilkan asap tebal, dan berujung pada kebakaran atau ledakan.

    Terdapat beberapa faktor utama yang dapat memicu terjadinya thermal runaway, antara lain:
    1. Pengisian daya berlebihan (overcharging)
    Kondisi ini dapat memicu peningkatan suhu hingga melampaui batas aman sel baterai.

    2. Overheating

    Overheating saat digunakan, seperti ketika penerbangan drone berlangsung terlalu lama, sehingga memberikan tekanan berlebih pada sel baterai.
    3. Kerusakan fisik

    Misalnya akibat terjatuh, tertusuk, atau terhimpit, yang dapat memicu korsleting internal.
    4. Penyimpanan yang tidak tepat
    Menyimpan baterai pada suhu ekstrem atau dalam kondisi terisi penuh dalam waktu lama bisa memicu terjadinya thermal runaway.
     

     

    Tips Mencegah Kebakaran Baterai Lithium
    Untuk mengurangi risiko kebakaran, pengguna disarankan menerapkan penanganan dan perawatan baterai lithium secara disiplin. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:

    – Gunakan charger asli
    Selalu gunakan pengisi daya yang direkomendasikan pabrikan atau yang dilengkapi sistem manajemen baterai (battery management system/BMS) berkualitas guna mencegah overcharging.

    – Hindari kerusakan fisik
    Jaga baterai dari benturan, tusukan, atau tekanan berlebihan yang dapat merusak struktur internal.

    – Perhatikan suhu
    Hindari mengisi daya atau menyimpan baterai di bawah paparan sinar matahari langsung atau di lingkungan bersuhu tinggi. Simpan baterai pada suhu ruangan normal.

    – Jangan ditinggal saat mengisi daya
    Awasi proses pengisian dan segera cabut charger jika baterai terasa terlalu panas atau terlihat menggelembung.

    – Simpan dengan aman
    Jika tidak digunakan dalam waktu lama, simpan baterai dengan tingkat daya sekitar 40–50 persen dan letakkan di wadah tahan api.

    – Buang baterai yang rusak
    Apabila baterai tampak menggembung, bocor, atau mengeluarkan bau tidak normal, segera hentikan penggunaan dan buang sesuai prosedur daur ulang yang benar.

    Dengan memahami penyebab kebakaran baterai lithium serta faktor-faktor yang memicunya, risiko insiden serupa sebenarnya dapat diminimalkan. Penggunaan yang tepat, pengisian daya sesuai standar, serta penyimpanan yang aman menjadi kunci utama untuk mencegah terjadinya thermal runaway.

    Kasus kebakaran gedung Terra Drone diharapkan menjadi pelajaran penting bagi pengguna maupun pelaku industri agar lebih serius memperhatikan aspek keselamatan baterai berkapasitas tinggi. Kesadaran dan penerapan prosedur keamanan yang ketat menjadi langkah krusial untuk mencegah risiko kebakaran di masa mendatang.

    (Sheva Asyraful Fali)

    Jakarta: Insiden kebakaran yang diduga dipicu ledakan baterai lithium, seperti yang terjadi di gedung Terra Drone di di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Desember 2025, kembali menyoroti risiko keamanan dari sumber daya berkapasitas tinggi tersebut.
     
    Baterai lithium-ion (Li-ion) dan lithium polymer (Li-Po) dikenal luas karena kepadatan energinya yang tinggi serta bobot yang ringan. Karakteristik ini membuatnya menjadi pilihan utama untuk berbagai perangkat, mulai dari drone, kendaraan listrik, hingga ponsel pintar.
     
    Namun, di balik keunggulan tersebut, baterai lithium juga menyimpan potensi bahaya apabila terjadi kegagalan sistem. Dalam kondisi tertentu, kegagalan ini dapat memicu panas berlebih yang berujung pada kebakaran atau bahkan ledakan.

    Lantas, apa yang membuat baterai lithium begitu rentan terbakar atau bahkan meledak?

    Penyebab Baterai Lithium Meledak atau Terbakar
    Penyebab utama baterai lithium meledak atau terbakar adalah fenomena yang dikenal sebagai thermal runaway. Kondisi ini terjadi ketika panas yang dihasilkan di dalam sel baterai melebihi kemampuan sistem untuk melepaskan atau meredam panas tersebut.
     
    Thermal runaway merupakan reaksi berantai kimia yang menyebabkan peningkatan suhu secara cepat dan tidak terkendali. Saat suhu internal mencapai titik kritis, sejumlah komponen di dalam baterai mulai terurai dan melepaskan panas tambahan. Proses ini kemudian mempercepat reaksi secara eksponensial.
     
    Dalam kondisi ekstrem, suhu baterai dapat melonjak hingga ratusan derajat Celsius hanya dalam hitungan menit. Dampaknya, baterai dapat melepaskan gas beracun, menghasilkan asap tebal, dan berujung pada kebakaran atau ledakan.
     
    Terdapat beberapa faktor utama yang dapat memicu terjadinya thermal runaway, antara lain:

    1. Pengisian daya berlebihan (overcharging)

    Kondisi ini dapat memicu peningkatan suhu hingga melampaui batas aman sel baterai.

    2. Overheating

    Overheating saat digunakan, seperti ketika penerbangan drone berlangsung terlalu lama, sehingga memberikan tekanan berlebih pada sel baterai.

    3. Kerusakan fisik

    Misalnya akibat terjatuh, tertusuk, atau terhimpit, yang dapat memicu korsleting internal.

    4. Penyimpanan yang tidak tepat

    Menyimpan baterai pada suhu ekstrem atau dalam kondisi terisi penuh dalam waktu lama bisa memicu terjadinya thermal runaway.
     

     

    Tips Mencegah Kebakaran Baterai Lithium
    Untuk mengurangi risiko kebakaran, pengguna disarankan menerapkan penanganan dan perawatan baterai lithium secara disiplin. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
     
    – Gunakan charger asli
    Selalu gunakan pengisi daya yang direkomendasikan pabrikan atau yang dilengkapi sistem manajemen baterai (battery management system/BMS) berkualitas guna mencegah overcharging.
     
    – Hindari kerusakan fisik
    Jaga baterai dari benturan, tusukan, atau tekanan berlebihan yang dapat merusak struktur internal.
     
    – Perhatikan suhu
    Hindari mengisi daya atau menyimpan baterai di bawah paparan sinar matahari langsung atau di lingkungan bersuhu tinggi. Simpan baterai pada suhu ruangan normal.
     
    – Jangan ditinggal saat mengisi daya
    Awasi proses pengisian dan segera cabut charger jika baterai terasa terlalu panas atau terlihat menggelembung.
     
    – Simpan dengan aman
    Jika tidak digunakan dalam waktu lama, simpan baterai dengan tingkat daya sekitar 40–50 persen dan letakkan di wadah tahan api.
     
    – Buang baterai yang rusak
    Apabila baterai tampak menggembung, bocor, atau mengeluarkan bau tidak normal, segera hentikan penggunaan dan buang sesuai prosedur daur ulang yang benar.
     
    Dengan memahami penyebab kebakaran baterai lithium serta faktor-faktor yang memicunya, risiko insiden serupa sebenarnya dapat diminimalkan. Penggunaan yang tepat, pengisian daya sesuai standar, serta penyimpanan yang aman menjadi kunci utama untuk mencegah terjadinya thermal runaway.
     
    Kasus kebakaran gedung Terra Drone diharapkan menjadi pelajaran penting bagi pengguna maupun pelaku industri agar lebih serius memperhatikan aspek keselamatan baterai berkapasitas tinggi. Kesadaran dan penerapan prosedur keamanan yang ketat menjadi langkah krusial untuk mencegah risiko kebakaran di masa mendatang.
     
    (Sheva Asyraful Fali)

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (RUL)

  • Skema Nyicil Mobil Listrik Rp 200 Jutaan Geely EX2, per Bulan Bayar Segini

    Skema Nyicil Mobil Listrik Rp 200 Jutaan Geely EX2, per Bulan Bayar Segini

    Jakarta

    Geely EX2 jadi opsi baru buat kamu yang cari mobil listrik Rp 200 jutaan. Kalau belinya dengan kredit, berikut skema cicilannya.

    Pilihan mobil listrik dengan harga ramah di kantong makin bertambah dengan kehadiran Geely EX2. Sebab, hathcback listrik itu dibanderol Rp 200 jutaan. Ada dua varian Geely EX2 yang ditawarkan. Pertama ada EX2 Pro seharga Rp 233 juta dan EX2 Max harganya Rp 273 juta.

    Jika belinya dengan skema kredit, besar cicilannya akan bervariasi. Terendah mulai Rp 4 jutaan, bila uang muka yang dibayarkan sekitar 30 persen dari harga. Skema lengkap cicilannya sebagai berikut.

    Skema Cicilan Geely EX2

    Geely EX2 Max: Rp 233 juta
    DP 30 persen: Rp 69,9 juta

    Tenor: 12 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 91.155.794
    Cicilan per bulan: Rp 15,059 jutaTenor: 24 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 84.274.508
    Cicilan per bulan: Rp 8,169 jutaTenor: 36 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 82.044.197
    Cicilan per bulan: Rp 5,931 jutaTenor: 48 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 80.931.374
    Cicilan per bulan: Rp 4,811 jutaTenor: 60 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 80.323.037
    Cicilan per bulan: Rp 4,196 juta

    Geely EX2 Pro: Rp 273 juta
    DP 30 persen: Rp 81,9 juta

    Tenor: 12 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 106.029.514
    Cicilan per bulan: Rp 17,644 jutaTenor: 24 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 97.958.332
    Cicilan per bulan: Rp 9,564 jutaTenor: 36 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 95.342.112
    Cicilan per bulan: Rp 6,94 jutaTenor: 48 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 94.290.521
    Cicilan per bulan: Rp 5,63 jutaTenor: 60 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 93.578.329
    Cicilan per bulan: Rp 4,91 juta

    Itu tadi skema cicilan Geely EX2. Jika dirasa berat, maka kamu bisa menyesuaikan besar uang mukanya. Terpenting, sebelum nyicil pastikan kondisi finansial kamu memadai ya.

    Spesifikasi Geely EX2

    Sekadar informasi tambahan, Geely EX2 merupakan hatchback listrik dengan ukuran panjang 4.135 mm, lebar 1.805 mm, dan tinggi 1.580 mm. Jarak sumbu rodanya 2.650 mm. Mobil ini sanggup menampung lima orang di dalamnya.

    Mengusung sistem penggerak roda belakang, Geely EX2 menggendong baterai 40,8 kWh yang menjanjikan jarak tempuh hingga 395 km. Mobil memiliki tenaga 85 kW dan torsi 150 Nm. Akselerasi 0-100 km/jam dapat ditempuh dalam waktu 11,5 detik.

    Dengan harga Rp 200 jutaan, ada ragam fitur yang disematkan pada Geely EX2. Fitur-fitur itu di antaranya, empat airbag, kamera belakang, kamera panoramic 540 derajat, hingga ADAS level 2 dengan 12 fungsi.

    (dry/rgr)

  • Layanan Perbankan BSI di 23 Kabupaten-Kota Aceh Mulai Pulih

    Layanan Perbankan BSI di 23 Kabupaten-Kota Aceh Mulai Pulih

    Jakarta

    Layanan perbankan milik PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI di 23 kabupaten/kota Provinsi Aceh kembali pulih setelah sebelumnya terdampak bencana. Dari 145 kantor cabang di Aceh, kini hanya tinggal 10 yang belum beroperasi imbas bencana tersebut.

    Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, mengatakan akses layanan perbankan untuk masyarakat kembali berfungsi penuh. Namun, terdapat beberapa lokasi yang masih terdampak sehingga unit cabang yang beroperasi masih terbatas seperti di Aceh Tamiang.

    “Dari 145 cabang, tadinya kan yang bener-bener nggak bisa 60 (kantor cabang), hari ini tinggal 10,” ungkap Anggoro kepada wartawan di Stasiun MRT Lebak Bulus Bank Syariah Indonesia, Jakarta, Rabu (10/12/2025).

    “Di Aceh Tamiang yang paling sulit, itu ada 2 cabang on. Di sana ada 10 cabang, tapi 2 sudah on,” tambahnya.

    Sementara layanan mesin ATM, Anggoro menjelaskan, ada sebanyak 500 unit yang sudah kembali beroperasi. Adapun total BSI memiliki unit ATM sebanyak 920 di provinsi Aceh.

    “Kalau ATM, dari 920 ATM, itu 500 sudah on. Artinya di semua kabupaten kota sudah on, semua. Tapi beberapa yang belum on, ya karena situasinya ya. Jadi intinya, pelayanan pada masyarakat, sudah fully di semua kabupaten-kota, walaupun belum di semua spot cabang,” imbuhnya.

    Sebagai informasi, muncul kekhawatiran masyarakat Aceh karena tidak dapat menarik uang di ATM beberapa waktu lalu. Hal ini terjadi imbas pemadaman listrik dan gangguan jaringan internet di sejumlah titik bencana di Provinsi Aceh.

    Tonton juga Video: BSI untuk Aceh: Bantuan yang Bergerak Cepat

    (kil/kil)