Topik: Listrik

  • Modus Menyamar Jadi Petugas Listrik, Pria di Jambi Gasak Kabel Ditangkap

    Modus Menyamar Jadi Petugas Listrik, Pria di Jambi Gasak Kabel Ditangkap

    Jakarta

    Polisi menangkap pria di Jambi berinisial OS (40) usai kepergok menggasak kabel listrik. Pelaku beraksi dengan modus menyamar sebagai petugas listrik.

    Pelaku ditangkap saat mencuri kabel listrik di wilayah Mestong, Muaro Jambi, Selasa (9/12) dini hari. Kapolsek Mestong Iptu Hengky Lesmana mengatakan penangkapan pelaku berdasarkan laporan masyarakat.

    “Berawal dari laporan masyarakat karena merasa aneh ada petugas listrik bekerja di malam hari. Atas kecurigaan kita segera melakukan penangkapan bersama warga,” kata Hengky dilansir detikSumbangsel, Sabtu (13/12/2025).

    Saat mencuri, kata Hengky, pelaku OS beraksi dengan temannya berinisial HD, yang saat ini masih buronan polisi. HD berhasil kabur setelah terciduk warga.

    Hengky menambahkan modus pelaku beraksi dengan menyamar sebagai petugas listrik lengkap dengan atribut. Namun, saat kejadian warga curiga karena mereka beraksi pada dini hari.

    Baca selengkapnya di sini.

    (rfs/rfs)

  • Arya Dega Usulkan Kurikulum Drone Agar Peristiwa Maut Terra Drone Tidak Terulang

    Arya Dega Usulkan Kurikulum Drone Agar Peristiwa Maut Terra Drone Tidak Terulang

    Malang (beritajatim.com) – Pakar drone tanah air, Arya Dega mengatakan bahwa perlu ada kurikulum khusus yang mengatur dan berisi regulasi terkait drone di Indonesia. Saat ini menurutnya masih kurang sosialisasi dari otoritas terkait standar operasional prosedur atau SOP.

    “Jadi insiden yang terjadi di Terra Drone ini sebenarnya karena batrai drone itu sendiri. Memang banyak penanganan batrai drone yang masih belum sesuai SOP, dan itu sebenarnya juga masih kurang disosialisasikan,” kata Arya di Malang, Jumat, 12 Desember 2025.

    Soal kebakaran di kantor PT Terra Drone Indonesia dia menduga kuat karena baterai. Nahasnya dalam kebakaran pada Selasa (9/12/2025) 22 orang dinyatakan meninggal dunia.

    Dia sendiri mendorong perlunya sebuah kurikulum yang mengatur terkait drone. Sebab, dalam kurikulum nanti akan menjadi dasar bagi para operator drone atau pemilik drone dalam melakukan perawatan untuk menghindari insiden berbahaya.

    “Kalau saya melihat, di dunia per dronean itu, yang banyak disosialisaikan malah hanya regulasi saja. Sedangkan, untuk perawatan dan maintanance masih kurang, memang sebaiknya dimasukkan dalam kurikulum ketika ada training maupun sertifikasi anatomi drone,” ujar Arya.

    Dari sejumlah piranti drone. Baterai merupakan elemen yang mudah terbakar. Dalam peristiwa kebakaran Terra Drone ada kemungkinan pegawai tidak paham cara mengelola baterai. Kebakaran tersebut menewaskan 22 orang. Polisi sebelumnya mengatakan kebakaran maut itu berawal dari terbakarnya baterai yang disimpan di lantai 1 Gedung Terra Drone yang terletak di Kemayoran, Jakarta Pusat.

    “Karena baterai drone ini yang paling beresiko terbakar. Jadi, dari komponen lain lain drone tidak ada yang mudah terbakar kecuali baterai. Bahkan sudah ada regulasi, kalau naik pesawat terbang, komponen seperti baterai drone, power bank itu ketat. Maka teman teman ini sebaiknya memperhatikan kondisi baterai,” kata Arya.

    Ada pula kondisi beresiko di ruang perakitan baterai atau drone yaitu. Jumlah baterai yang banyak dan berdekatan. Kesalahan prosedur pengisian. Ada terminal yang terbuka dan berdekatan dengan alat-alat yang menghantarkan listrik.Ventilasi dan proteksi terbatas.

    Kemudian ventilasi sangat penting karena ketika baterai mulai overheat atau mengeluarkan gas, gas mudah menumpuk dan memicu ledakan susulan. Setahu saya belum ada alat detektor yang dapat mendeteksi gas-gas yang dikeluarkan oleh lithium. Oleh karena itu ventilasi sangat penting. Suhu ruangan yang harus selalu dipantau karena lithium terpengaruhi oleh suhu ruangan.

    “Untuk memperkecil resiko kebakaran akibat baterai untuk drone dan juga baterai-baterai besar lainnya, sebenarnya sudah banyak beredar baterai tipe Sodium atau Natrium-Ion. Baterai ini menggunakan bahan dasar garam. Tidak mudah terbakar ketika terjadi korsleting atau tertusuk,” kata Arya. (luc/ian)

  • Tinjau Bener Meriah, Prabowo Pastikan Ganti Rumah Warga yang Hanyut

    Tinjau Bener Meriah, Prabowo Pastikan Ganti Rumah Warga yang Hanyut

    Bisnis.com, BENER MERIAH – Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan melakukan ganti terhadap rumah warga yang terdampak bencana di Sumatra sebagai bagian dari langkah percepatan penanganan bencana yang telah dipersiapkan pemerintah.

    Hal ini dia sampaikan saat melanjutkan rangkaian kunjungan ke wilayah terdampak bencana di Provinsi Aceh dengan mendatangi posko pengungsian di SMPN 2 Wih Pesam, Kabupaten Bener Meriah, pada Jumat (12/12/2025).

    Di hadapan para pengungsi, Prabowo menegaskan komitmen negara dalam memulihkan infrastruktur yang rusak dan membantu warga yang kehilangan tempat tinggal.

    “Kami sudah siapkan rencana semua jembatan akan kita perbaiki, jalan-jalan longsor akan kita tembus, listrik akan kita hidupkan semuanya, dan kalau masih ada kekurangan kita akan kejar atasi bersama ya,” ujarnya.

    Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pemerintah telah mengerahkan armada udara untuk mempercepat penanganan logistik serta akses ke wilayah-wilayah terisolasi.

    “Kita sudah kerahkan puluhan helikopter, puluhan pesawat, ya kita akan atasi ini bersama,” kata Prabowo.

    Selain itu, dia memastikan pemerintah akan mengganti rumah-rumah warga yang hanyut akibat bencana.

    “Dan kita sudah siapkan juga rencana untuk mengganti semua rumah yang hanyut. Tapi tentunya kita butuh kesabaran dari bapak-bapak, ibu-ibu sekalian karena tidak bisa kita seketika selesaikan semua itu, ya,” pungkas Prabowo.

  • 80.000 Koperasi Desa Merah Putih Siap Beroperasi Maret 2026

    80.000 Koperasi Desa Merah Putih Siap Beroperasi Maret 2026

    Tangerang, Beritasatu.com – Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono menegaskan, percepatan pembangunan 80.000 unit koperasi desa Merah Putih (KDMP) ditargetkan beroperasi Maret 2026. Target ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam rapat Kabinet Paripurna.

    “Saya mengacu pada target presiden. Maret 2026, beliau ingin 80.000 KDMP siap beroperasi,” ujar Menteri Ferry Juliantono di Kantor B-Universe, Kabupaten Tangerang, PIK2, Jumat (12/12/2025).

    Saat ini, sekitar 27.000 gedung atau gerai KDMP telah memasuki tahap pembangunan. Ferry Julianto menyebut, kini terdapat sekitar 35.000 lahan siap bangun, termasuk yang berada di wilayah bencana seperti Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

    Melihat perkembangan tersebut, pembangunan KDMP di wilayah bencana akan diprioritaskan. Ia menargetkan pembangunan dapat menyentuh 40.000 unit, dengan data ketersediaan lahan mencapai 50.000 hingga akhir Desember 2025.

    “Proses ini tidak mudah. Tanah harus diverifikasi dulu ada yang strategis, ada yang harus diusahakan lagi,” jelasnya.

    Untuk mendukung percepatan operasional, Kementerian Koperasi menyiapkan tenaga bisnis asisten untuk melatih pengurus dan pengelola KDMP, project management officer (PMO) di provinsi, kabupaten, dan kota untuk memperkuat kapasitas dinas koperasi.

    Ia menegaskan, KDMP adalah entitas bisnis yang harus menghasilkan profit, agar manfaatnya dirasakan oleh pengurus, pengelola, hingga masyarakat desa.

    Tidak hanya fungsi ekonomi, pembangunan KDMP juga membawa manfaat yang tidak terduga. Ferry mengatakan program ini turut menyelesaikan masalah mendasar di banyak daerah, seperti ketersediaan listrik, akses internet, infrastruktur dasar lainnya.

    Dengan percepatan pembangunan, pemerintah berharap KDMP menjadi motor penggerak ekonomi desa sekaligus pusat layanan usaha yang siap meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia.

    “Ada beberapa masalah yang akhirnya harus kita pecahkan sekaligus,” tutupnya.

  • Indonesia di Ambang “Genesis Mission” AS, Kita Perlu Berbuat Sekarang

    Indonesia di Ambang “Genesis Mission” AS, Kita Perlu Berbuat Sekarang

    Indonesia di Ambang “Genesis Mission” AS, Kita Perlu Berbuat Sekarang
    Mengabdi lebih dari empat dekade pengalaman di bidang pertahanan, keamanan, dan penanggulangan bencana, antara lain sebagai Penasihat Militer Indonesia pada Perwakilan Tetap RI di PBB New York hingga 2007, Komandan Pangkalan Utama TNI AL VIII Manado hingga 2010, Deputi I Menko Kesra yang membidangi lingkungan hidup dan kerawanan sosial hingga 2015, serta menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana hingga 2019, dan aktif dalam berbagai forum kebencanaan tingkat ASEAN dan global.
    ADA
    rencana besar sedang berjalan di Washington. Namanya Genesis Mission, yakni strategi ambisius Amerika Serikat untuk menguasai kecerdasan buatan (AI), komputer supercanggih, dan data-data nasional sebagai senjata ekonomi dan militer di abad ke-21.
    Inisiatif ini bukan sekadar program teknologi biasa melainkan tentang siapa yang akan menguasai dunia di era digital.
    Bayangkan,
    AI
    bukan lagi fitur di ponsel Anda. Pikirkan AI sebagai mesin penggerak utama dalam industri manufaktur, sistem pertahanan negara, dan cara kita hidup sehari-hari. Itu yang AS targetkan.
    Mereka mau menguasai
    chip
    semikonduktor, energi baru, bioteknologi, komputer kuantum, dan industri manufaktur canggih. Mereka mau menarik para ilmuwan dan engineer terbaik dari seluruh dunia ke ekosistem riset mereka. Juga mau menulis aturan main global tentang bagaimana AI boleh digunakan, diatur, dan dievaluasi dari segi etika.
    Pertanyaannya untuk Indonesia sederhana, tetapi menggugah: Kita mau jadi pemain utama, atau sekadar pasar pembeli?
    Jika Indonesia hanya menjadi penonton, maka kesenjangan teknologi dengan negara maju bisa melebar dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bukan dalam puluhan tahun, tapi mungkin hanya beberapa tahun saja.
    Pertama
    , menjadi pasar konsumen teknologi AI impor. Perusahaan teknologi global datang membawa solusi AI siap pakai, mulai platform kesehatan, sistem pabrik pintar, sistem perbankan, hingga sistem logistik berbasis AI.
    Indonesia membeli dan menggunakan produk-produk itu, tapi tidak menguasai cara kerjanya. Kita tidak mengontrol data pelanggan kita sendiri dan nilai uang terbesar didapat oleh pihak asing, bukan oleh perusahaan dan negara kita.
    Kedua
    , menjadi sumber data dan bahan baku digital. Data tentang konsumen Indonesia, data transaksi, data pendidikan, dan data kesehatan mengalir ke server perusahaan asing. Mereka menggunakan data itu untuk membuat produk dan layanan yang lebih baik, lalu menjualnya kembali kepada kita dengan harga premium. Ini seperti “koloni digital generasi baru”.
    Indonesia sebagai negara kaya dengan sumber daya besar, tapi bergantung sepenuhnya pada teknologi asing.
    Akan tetapi, cerita ini tidak harus berakhir buruk. Indonesia sebenarnya punya tiga leverage strategis sangat besar yang sering diabaikan.
    Pertama
    , data dan pasar raksasa. Dengan jumlah penduduk lebih dari 280 juta, ekonomi yang terus berkembang, dan ekosistem digital yang dinamis, Indonesia adalah “laboratorium hidup” untuk mengembangkan teknologi AI yang unik.
    Pertanian tropis, logistik kepulauan, sistem keuangan syariah butuh solusi AI khusus yang tidak bisa dibuat hanya dengan meniru negara lain.
    Kedua
    , generasi muda yang cerdas. Banyak anak muda Indonesia sudah bekerja sebagai
    research scientist, engineer
    , dan
    founder startup
    teknologi di berbagai belahan dunia.
    Tantangannya, mencegah mereka hanya menjadi ekspor talenta. Bagaimana membuat mereka ingin pulang atau berkontribusi di Indonesia? Kalau mereka tersedot ke Amerika Serikat, Singapura, atau Eropa saja, Indonesia bakal kehilangan talenta terbaik.
    Ketiga
    , posisi geostrategis dan ekonomi. Indonesia berada di jalur perdagangan global, jalur energi, dan jalur data internasional. Kabel laut yang menghubungkan dunia, pusat data, jaringan satelit ini penting di era AI. Indonesia punya kartu tawar penting jika tahu cara memanfaatkannya.
    Dengan aset-aset ini, Indonesia sebenarnya bisa menjadi mitra strategis yang dihormati di dunia AI global, bukan sekadar pembeli atau pemasok bahan mentah.
    Dampak Genesis Mission akan terasa paling keras di dunia industri dan pabrik.

    Pabrik di Eropa dan Asia Timur sudah menggunakan AI untuk desain produk, memprediksi kapan mesin akan rusak, menghemat energi, dan mengoptimalkan pengiriman barang.
    Mereka bisa memproduksi dengan biaya lebih rendah, kualitas lebih bagus, dan inovasi lebih cepat.
    Kalau industri Indonesia tidak ikut menggunakan AI, maka akan terjadi tiga hal buruk: (1) biaya produksi lebih tinggi, (2) inovasi tertinggal jauh, (3) akhirnya hanya menjadi kontraktor murah yang mengerjakan pekerjaan bermargin tipis sehingga tidak mampu menjadi pemimpin industri.
    Akan tetapi ada cara lain. Indonesia bisa memilih tiga sampai lima sektor prioritas untuk jadi ”
    pilot project
    ” adopsi AI:
    Untuk berhasil, Indonesia butuh “Peta Jalan AI Industri Indonesia” yang jelas, bagaimana AI akan meningkatkan produktivitas, hemat energi, dan kurangi emisi karbon.
    Ini tidak bisa dikerjakan pemerintah sendiri. Butuh kemitraan besar mulai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta, universitas, dan bahkan militer. Perusahaan strategis di aviasi, logistik, dan energi harus jadi pusat eksperimen dan akselerasi, bukan sekadar menjalankan operasi rutin.
    Ada kekhawatiran nyata tentang risiko hilangnya pekerjaan. Pekerjaan yang paling terancam saat ini adalah yang ebrkaitan dengan administrasi, input data,
    customer service
    , dan operasional rutin. AI bisa mengerjakan ini lebih cepat dan lebih murah.
    Pekerja dengan skill rendah yang tidak belajar AI bisa menjadi pengangguran dalam jangka panjang.
    Di sisi lain, para ahli Indonesia di bidang AI bisa ditarik keluar negeri dengan gaji fantastis dan fasilitas riset bagus.
    Pekerja yang belajar memanfaatkan AI bisa produktif berkali-kali lipat. Seseorang yang dulunya cuma bisa proses beberapa laporan sehari, dengan bantuan AI bisa meng-handle lebih dari 20 laporan.
    Solusinya, Indonesia harus punya program pelatihan nasional yang serius, bukan sekadar simbolis. Ada tiga tingkat:
    Program Kartu Prakerja bisa dikembangkan fokus pada skill AI. Sekolah kejuruan dan politeknik perlu dibenahi agar langsung selaras dengan kebutuhan industri.
    Sekolah-sekolah di negara maju sudah pakai AI tutor pribadi, pembelajaran yang menyesuaikan kemampuan siswa, dan simulasi lab virtual. Siswa di Eropa bisa belajar fisika lewat simulasi, dapat soal yang disesuaikan dengan kemampuan, dan dapat umpan balik instan dari AI.
    Bila Indonesia tetap memakai metode mengajar puluhan tahun lalu, kesenjangan akan semakin dalam. Lebih serius lagi, kalau semua platform AI pendidikan dari luar negeri, maka nilai Pancasila, sejarah, budaya, agama lokal bisa terpinggirkan. Data puluhan juta siswa Indonesia ada di server asing.
    Solusinya, Indonesia harus membuat Platform Pendidikan AI Nasional sendiri, dengan konten lokal (Bahasa Indonesia, Pancasila, sejarah, agama, sains sesuai kebutuhan lokal / local wisdom).
    Dengan begitu, guru tidak digantikan, malah di-upgrade jadi “pengajar berbasis AI” yang fokus pada nilai, makna, dan pengembangan karakter, sementara tugas mengajar rutin dibantu AI.
    Di dunia bisnis, AI sudah jadi mesin di balik rekomendasi produk e-commerce, penilaian risiko fintech, optimasi rute logistik.
    Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tidak pakai AI akan kalah dalam jangka panjang karena kurang terlihat dan kurang ekspos, iklan kurang efisien, serta pelayanan pelanggan kurang cepat.
    Jangan lupa, ada peluang besar juga dari
    chatbot customer
    service, otomasi pembukuan, tool design dan promosi yang
    AI-powered
    ,
    startup
    lokal di agritech, healthtech dan, fintech syariah.
    Pemerintah harus buat regulasi yang melindungi data konsumen tapi tidak menghambat inovasi. Perlu tempat uji coba regulasi untuk
    startup AI
    , dan dorong pembangunan data center lokal dengan keamanan tinggi.
    Genesis Mission bukan hanya soal ekonomi, tapi juga keamanan militer. AI akan mengubah cara perang, drone swarm, sistem pertahanan udara otomatis, cyber attack yang dijalankan AI, termasuk intelijen berbasis big data.
    Negara yang infrastruktur listrik, komunikasi, transportasinya tidak terlindungi bisa dilumpuhkan tanpa perang fisik.
    Indonesia harus membangun kemampuan pertahanan AI sendiri, mulai cyber defense, pengawasan maritim dengan AI, hingga analisis ancaman.
    Hal ini memerlukan kolaborasi Tentara Nasional Indonesia (TNI), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), juga pihak universitas dan industry untukmengadaptasi Genesis Mission yang fokus untuk Indonesia.
    Untuk jangka panjang, Indonesia butuh visi besar: “Indonesia AI Mission” dengan lima pilar: (1) Kedaulatan data nasional, (2) Penguasaan teknologi kritikal di beberapa titik kunci, (3) Jutaan pekerja yang melek AI, (4) AI untuk kesejahteraan rakyat (pangan, kesehatan, dan pendidikan), (5) Sishankam yang canggih berbasis AI.
    Perusahaan besar, terutama BUMN di aviasi, logistik, dan energi, harus punya rencana AI 5–10 tahun, pahami risiko AI, mulai dari
    cyber
    , data, dan model, hingga tata kelola yang jelas.
    Genesis Mission menunjukkan
    kecerdasan buatan
    dan data bukan lagi pilihan, tapi keharusan untuk tetap relevan di dunia global dan telah menjadi dasar kekuatan Nasional.
    Indonesia memiliki peluang emas. Kita punya pasar besar, talenta yang terus berkembang, letak geografis strategis. Jika kita cerdas, fokus, dan berani bertindak, kita bisa jadi pemain penting di dunia AI, bukan sekadar pembeli atau konsumen.
    Pertanyaannya bukan lagi apakah AI akan mengubah Indonesia? Namun, “Apakah kita ingin menentukan sendiri bentuk perubahan itu? atau kita sekedar sebagai
    follower
    dari Keputusan dari negara lain?
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mobil Masa Depan Citroen ELO Meluncur, Mirip Rumah Berjalan

    Mobil Masa Depan Citroen ELO Meluncur, Mirip Rumah Berjalan

    Jakarta

    Citroën resmi memperkenalkan ELO, mobil konsep terbarunya yang menjadi simbol inovasi dan visi mereka terhadap mobilitas masa depan. ELO merupakan kelanjutan dari konsep OLI yang debut pada 2022. Jika OLI menekankan efisiensi ekstrem melalui material ringan dan desain sederhana, ELO melangkah lebih jauh dengan menghadirkan ruang kabin modular yang fungsional layaknya rumah berjalan.

    Meski panjangnya hanya 4,10 m, Citroën ELO menawarkan ruang kabin yang sangat luas berkat arsitektur 100% listrik. Mobil konsep ini mampu menampung hingga enam penumpang dan bisa diatur menjadi berbagai mode, seperti ruang istirahat, ruang bermain, hingga ruang kerja, sejalan dengan konsep rest, play, work.

    Citroen ELO. Foto: Dok. Citroen

    Tak sekadar alat transportasi, ELO dirancang sebagai mobil multifungsi. Interiornya bisa berubah menjadi ruang tidur untuk dua orang, ruang kerja dengan kursi pengemudi yang bisa diputar, home cinema, hingga bisa dijadikan genset untuk aktivitas luar ruangan.

    Dari luar, ELO tampil compact dan modern. Namun masuk ke kabin, nuansa ceria dan penuh warna langsung terasa. Posisi duduk pengemudi berada di tengah dengan sudut pandang hingga 180 derajat, menghadirkan pengalaman berkendara yang futuristis, sekaligus memberikan visibilitas optimal.

    Citroen ELO. Foto: Dok. Citroen

    Dalam pengembangannya, Citroën menggandeng dua mitra besar: Decathlon dan Goodyear. Decathlon membawa keahliannya dalam desain outdoor untuk menciptakan fitur interior yang praktis dan serbaguna. Goodyear menghadirkan ban pintar yang tahan penggunaan intensif di berbagai kondisi luar ruang.

    Citroën ELO rencananya akan melakukan debut global pada Brussels Motor Show, 9 Januari 2026. Mobil konsep ini diharapkan memberi gambaran bagaimana Citroën melihat masa depan mobilitas yang lebih fleksibel, fungsional, dan menyatu dengan gaya hidup modern.

    (lua/lth)

  • Pemerintah Akan Habis-habisan Bantu Kalian

    Pemerintah Akan Habis-habisan Bantu Kalian

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto berharap para pengungsi korban bencana untuk bersabar dengan kondisi usai bencana. Prabowo berjanji pemerintah akan kerja keras habis-habisan untuk rakyat.

    Hal itu disampaikan Prabowo saat meninjau posko pengungsian di SMP 2 Wih Pesan, Bener Meriah, Aceh. Prabowo datang untuk melihat langsung keadaan para pengungsi.

    “Kami hari ini datang untuk melihat keadaan sebenarnya, melihat keadaan ibu-ibu, bapak-bapak sekalian, dan melihat apa yang kami bisa lebih cepat lagi mengirim bantuan,” kata Prabowo.

    Prabowo mengungkap proses pengiriman bantuan ke daerah terdampak memang masih sulit karena faktor alam yang tidak diprediksi. Prabowo berjanji akan bekerja keras untuk memulihkan kondisi pasca bencana.

    “Memang keadannya memang sulit, alam sedang kita harus waspada. Tapi percayalah bahwa pemerintah akan bekerja sangat keras, akan berbuat habis-habisan untuk membantu bapak-bapak, ibu-ibu sekalian di sini,” ujarnya.

    “Kami sudah siapkan rencana semua jembatan akan kita perbaiki, jalan-jalan longsor akan kita tembus, listrik akan kita hidupkan semuanya, dan kalau masih ada kekurangan kita akan kejar atasi bersama ya,” ujarnya.

    Prabowo mengatakan dirinya tidak punya tongkat nabi musa. Namun, pemerintah tetap akan bekerja keras membantu korban terdampak.

    “Saya minta maaf presiden Republik Indonesia tidak punya tongkat Nabi Musa, tidak punya. Tapi kita akan bekerja keras untuk membantu saudara-saudara sekalian,” ujarnya.

    (eva/ygs)

  • Pemulihan BTS Sumut-Sumbar Hampir Tuntas, Aceh Terkendala Listrik

    Pemulihan BTS Sumut-Sumbar Hampir Tuntas, Aceh Terkendala Listrik

    Jakarta, Beritasatu.com – Upaya pemulihan layanan telekomunikasi di wilayah terdampak bencana di Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar), dan Aceh terus berjalan. Dua provinsi pertama menunjukkan perkembangan signifikan, sementara Aceh masih menghadapi kendala utama berupa pasokan listrik yang belum stabil.

    Data Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) pada Rabu (10/12/2025) menunjukkan jumlah menara base transceiver station (BTS) yang terdampak bencana turun menjadi 2.637 unit, dari sebelumnya 3.380 unit pada puncak gangguan 2 Desember 2025. Sebanyak 743 BTS yang telah kembali menyala memungkinkan lebih banyak warga menghubungi keluarga dan mengakses informasi darurat.

    Di Sumatera Utara, 9.292 dari 9.612 BTS telah kembali beroperasi atau mencapai tingkat pemulihan 96,67%. Sementara itu, Sumatera Barat mencatat pemulihan 99,20% setelah 3.709 dari 3.739 BTS aktif kembali.

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan, pemulihan infrastruktur komunikasi menjadi prioritas dalam penanganan pascabencana. Ia menyebut akses komunikasi krusial untuk proses penyelamatan, distribusi bantuan, hingga pemulihan sosial di lapangan.

    “Setiap BTS yang pulih berarti lebih banyak warga bisa memberi kabar dan menerima informasi yang mereka perlukan,” ujar Meutya dalam keterangan di kantor Kemenkomdigi, Jakarta Pusat, Kamis (11/12/2025).

    Berbeda dengan dua provinsi lainnya, Aceh masih tertinggal dalam pemulihan jaringan akibat padamnya aliran listrik di banyak lokasi. Dari 3.414 BTS, baru 1.127 unit atau 33,01% yang kembali beroperasi. Sebanyak 2.287 BTS belum dapat aktif karena jaringan listrik yang belum pulih.

    Meutya menjelaskan, operator seluler bekerja sama dengan PLN untuk mempercepat pemulihan listrik di daerah terdampak sekaligus memperbaiki infrastruktur BTS yang mengalami kerusakan.

    “Pemulihan jaringan di Aceh memang masih terkendala padamnya aliran listrik. Operator seluler, PLN, dan semua pihak terkait tengah bekerja keras saat ini untuk memastikan pasokan listrik kembali normal,” katanya.

    Sebagai langkah darurat, pemerintah meningkatkan dukungan teknis berupa penyediaan genset dan perangkat akses internet satelit. Hingga kini, 18 titik akses Satria-1 telah berfungsi, sementara 88 perangkat Starlink telah didistribusikan ke tiga provinsi, yakni Aceh (27 unit), Sumatera Utara (27 unit), dan Sumatera Barat (34 unit).

    “Fokus kami memastikan warga dapat berkomunikasi tanpa hambatan,” pungkas Meutya.

  • Putin Tawarkan Kerja Sama Nuklir, ESDM: Mitra Harus Kompetitif

    Putin Tawarkan Kerja Sama Nuklir, ESDM: Mitra Harus Kompetitif

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot tanjung menekankan bahwa pemerintah akan memilih mitra pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang kompetitif. 

    Hal ini merespons pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang siap memperdalam kemitraan dengan Indonesia, terutama dalam pengembangan energi nuklir. Tawaran tersebut disampaikan dalam pertemuannya dengan Presiden Prabowo Subianto di Moskow, Rabu (10/12/2025).

    Terkait hal itu, Yuliot menuturkan bahwa dalam memilih mitra, pemerintah mempertimbangkan efisiensi dan listrik yang diproduksi dari PLTN.

    “Kami akan melihat dari sisi pembangunan PLTN-nya, mana yang lebih efisien, kompetitif, dan juga dari sisi output-nya,” ucap Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (12/12/2025).

    Dia juga menyebut bahwa selain Rusia, Kanada, dan Korea Selatan pun sudah menawarkan diri untuk mengembangkan PLTN di Tanah Air. Oleh karena itu, pihaknya juga bakal mempertimbangkan tawaran tersebut.

    “Nanti kami akan memilih dari sisi besaran investasi, output, dan juga efisiensi. Jadi, yang kami harapkan, dengan adanya PLTN, harga HPP [harga pokok penjualan] yang dibeli oleh PLN bisa lebih bersaing,” ungkap Yuliot.

    Sebelumnya, Putin mengaku siap untuk membantu Indonesia mengembangkan PLTN. Dia menekankan bahwa tahun 2025 menandai 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara, dengan kerja sama pemerintah yang disebutnya terus aktif, termasuk di bidang perdagangan.

    Putin menawarkan tiga agenda kerja sama utama. Pada sektor energi, dia membuka peluang kolaborasi pengembangan tenaga nuklir di Indonesia.  

    “Kita memiliki prospek yang sangat menjanjikan di sektor energi, termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Saya tahu negara Anda memiliki rencana serupa, dan kami selalu siap membantu jika Anda mempertimbangkan melibatkan para spesialis kami,” kata Putin.

    Adapun, arah pembangunan PLTN tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 40 Tahun 2025 tentang Kebijakan Energi Nasional.

    Seluruh dokumen tersebut menegaskan komitmen Indonesia untuk mengoperasikan PLTN pertama pada 2032 dan mencapai kapasitas 44 gigawatt (GW) pada 2060. Dari total rencana 44 GW, sekitar 35 megawatt (MW) akan dialokasikan untuk kebutuhan listrik umum, sementara 9 GW ditujukan bagi produksi hidrogen nasional.

    Sesuai PP tersebut, porsi energi nuklir dalam bauran energi nasional diproyeksikan meningkat menjadi 5% pada 2030 dan mencapai 11% pada 2060.

    Meski prospeknya besar, pengembangan PLTN tidak lepas dari tantangan, terutama dari sisi pendanaan dan waktu pembangunan. Biaya investasi untuk satu unit PLTN dapat mencapai US$3,8 miliar atau setara Rp63,15 triliun (asumsi kurs Rp16.619 per US$) dengan waktu konstruksi sekitar 4-5 tahun. 

    Selain itu, kekhawatiran masyarakat terhadap risiko bencana alam juga menjadi perhatian serius pemerintah. 

  • Kami Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Bantuan Hunian Butuh Waktu

    Kami Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Bantuan Hunian Butuh Waktu

    Aceh Tengah

    Korban bencana di Aceh Tengah meminta bantuan perbaikan rumah mereka yang hancur akibat banjir bandang saat Presiden Prabowo Subianto mengunjungi mereka. Prabowo mengatakan pemerintah pasti membantu, namun dia meminta warga bersabar karena pengerjaan membutuhkan waktu.

    Aspirasi korban bencana itu disampaikan warga bernama Raudah di Posko Pengungsian Takengon, Aceh Tengah. Dia awalnya mengeluhkan logistik hingga sinyal yang masih sulit.

    “Saya mewakili rakyat Aceh Tengah mengucapkan terima kasih yang telah hadir di tanah Gayo tercinta. Kami sangat membutuhkan logistik Pak, sangat sangat membutuhkan, kekurangan air bersih, listrik,” kata Raudah, Jumat (12/12/2025).

    Raudah berharap hunian baru. Dia meminta pemerintah membangun hunian untuk para warga yang terdampak.

    “Kedua saya harapkan bapak agar secepatnya membantu rumah rumah saudara saya yang terkena musibah saya berharap ya Pak. Saya mewakili saudara-saudara saya di Aceh Tengah, Pak, mohon segera dilakukan ya Pak,” ujarnya.

    Prabowo pun merespons. Dia berjanji akan merehabilitasi rumah warga terdampak, namun membutuhkan waktu.

    “Tadi saya sudah sampaikan bahwa pasti pemerintah akan turun dan bantu, tentunya ini yang terkena musibah, kami juga manusia tidak punya tongkat Nabi Musa. Ada nanti hunian sementara kemudian hunian tetap yang kita sudah siapkan sudah kita rencanakan, sudah kita alokasi anggaran,” ujarnya.

    Prabowo menegaskan pemerintah sudah menyiapkan anggaran untuk perbaikan rumah. Dia mengatakan pemerintah bekerja keras.

    “Tapi butuh waktu jadi kami mohon kesabaran saya tidak bisa mengerjakan semua begitu cepat, kita sudah bekerja sebaik-baiknya, saya kira itu saya minta ketabahan dan kesabaran semua pasti kita akan bantu tenang saja,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (eva/haf)