Topik: Listrik

  • Brand Mobil China Sudah Banyak di Indonesia, Apa yang Bikin Maxus Beda?

    Brand Mobil China Sudah Banyak di Indonesia, Apa yang Bikin Maxus Beda?

    Jakarta

    Maxus resmi mengumumkan jajaran produknya di Indonesia. Sebagai permulaan, mereka membawa dua mobil listrik terbarunya, yakni Mifa 7 dan Mifa 9. Apa yang membuat Maxus berbeda dibandingkan mobil-mobil China lain?

    Sebagai catatan, sejak satu-dua tahun terakhir, pasar kendaraan di Indonesia diserbu merek-merek asal China. Sebelum Maxus, sudah ada nama-nama lain yang menjejakkan kakinya lebih dulu. Sebut saja BYD, BAIC, GAC AION, Jetour, Zeekr dan masih banyak lagi.

    Dengan penuhnya daftar tersebut, Maxus tentu membawa keunggulan unik yang tak ditawarkan brand-brand senegaranya. Sebab, jika tidak, mereka hanya akan menjadi penonton abadi.

    Maxus Mifa 7 dan 9. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikOto

    Faktor pembeda yang ditawarkan Maxus ke konsumen Indonesia adalah melalui segmentasi produknya. Mereka merupakan produsen pertama yang menjual MPV premium bertenaga listrik di Tanah Air.

    Selain itu, Maxus juga menjalin kemitraan bisnis dengan Indomobil Group yang sudah puluhan tahun berkecimpung di industri otomotif Indonesia. Hal tersebut yang membuat mereka yakin mampu bersaing di dalam negeri.

    “Kalau ngomongin brand China, menarik ya. Saya rasa setiap tahun brand China selalu ada yang masuk (Indonesia). Tahun ini masuk, tahun depan juga ada lagi yang masuk. Padahal (pasarnya) lagi turun sekarang,” ujar Yudhy Tan selaku Chief Executive Officer (CEO) Maxus Indonesia di Menteng, Jakarta Selatan.

    “Karena persaingan menarik, makanya kita juga punya strategi juga. Fokus kami ke pelanggan, brand yang tidak berhasil kadang-kadang karena tidak memperhatikan kepuasan pelanggan, tapi kalau mereka puas, saya rasa kita tak perlu khawatir,” tambahnya.

    Maxus Mifa 7 dan 9. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikOto

    Ketika ditanya mengenai kemungkinan mengikuti jejak produsen China lain dengan menawarkan garansi panjang, Yudhy belum bisa menjawabnya. Sebab, produknya baru secara resmi meluncur di pameran Gaikindo Jakarta Auto Week atau GJAW 2024.

    “Jadi tunggu di GJAW 2024 saja ya,” kata dia.

    Harga Maxus Mifa 7 dan 9 akan diumumkan di GJAW 2024. Kabarnya, Mifa 9 akan dibanderol Rp 1,1 miliar dengan status on the road Jakarta. Sementara untuk Mifa 7 masih belum ada bocoran hingga sekarang.

    Kendaraan yang dijual Maxus di Indonesia masih berstatus impor utuh atau completely built up (CBU) dari China. Namun, dalam waktu dekat, mereka akan merakitnya secara lokal di Purwakarta, Jawa Barat.

    (sfn/dry)

  • Honda HR-V Facelift Meluncur, Segini Harganya

    Honda HR-V Facelift Meluncur, Segini Harganya

    Jakarta

    Honda resmi meluncurkan HR-V Facelift di Thailand. Mobil ini mendapatkan penyegaran eksterior dan sudah dibekali dengan teknologi hybrid.

    Honda HR-V facelift menerima penyegaran ringan pada eksteriornya. Pembaruannya berpusat di sekitar bumper depan yang sedikit lebih ramping dan grill yang lebih lebar. Ada juga lampu belakang yang memberikan tampilan yang lebih ramping pada mobil.

    Model RS untuk pasar Thailand mempertahankan bodykit hitam mengilap dengan spoiler depan yang menonjol. Yang baru untuk varian flagship adalah lampu depan LED proyektor matriks dengan fitur active cornering lamps, bersama dengan lampu belakang smoke.

    Honda HR-V Facelift Foto: Dok. Honda

    Honda HR-V tetap menawarkan pilihan velg 17 dan 18 inci. Khusus velg 18 inci mendapatkan lapisan dua warna. Untuk pilihan warna eksteriornya, kini tersedia Sand Khaki Pearl dengan atap hitam yang tersedia pada varian EL dan RS.

    Honda HR-V Facelift Foto: Dok. Honda

    Beralih ke interiornya, konsol tengah diganti dengan unit simetris yang lebih konvensional dengan kompartemen penyimpanan tambahan di bawah kontrol AC. Head unit baru hadir dengan layar sentuh delapan inci. Head unit itu sudah mendapatkan dukungan Apple CarPlay dan Android Auto wirless. Ventilasi AC belakang, enam speaker, dan dua cermin rias dengan lampu kini menjadi standar.

    Honda HR-V tipe EL mendapatkan port USB-C di bagian depan dan belakang, jok pengemudi yang dapat disetel delapan arah secara elektrik, serta pengisian daya nirkabel Qi.

    Seperti sebelumnya, HR-V terus hadir sebagai standar dengan paket Honda Sensing. Di dalamnya termasuk fitur autonomous emergency braking, adaptive cruise control dengan Low Speed Follow, lane centring assist serta front departure alert.

    HR-V untuk pasar Thailand mengandalkan teknologi hybrid. Mobil ini ditenagai motor listrik yang menghasilkan tenaga 131 PS dan torsi 253 Nm, yang dikombinasikan dengan mesin i-VTEC 1,5 liter bertenaga 106 PS dengan torsi 127 Nm. Konsumsi bahan bakarnya diklaim mencapai 25,6 km per liter. Sekali full tank, mobil ini bisa menjangkau jarak 800 km..

    Honda HR-V Facelift di Thailand dijual mulai 899.000 baht (Rp 410,6 juta) untuk varian terendah HR-V e:HEV E. Harga tersebut berlaku terbatas dan akan naik menjadi 949.000 baht (Rp 433,4 juta) setelah 1 Januari 2025.

    Sementara itu, dua varian lainnya harganya sama seperti sebelumnya. HR-V e:HEV EL dijual seharga 1.079.000 baht (Rp 492,8 juta) dan e:HEV RS yang merupakan varian tertinggi seharga 1.179.000 baht (Rp 538,5 juta).

    (rgr/dry)

  • Mobil Listrik Konsep Audi E Concept Melantai di China, Performanya Sangar!

    Mobil Listrik Konsep Audi E Concept Melantai di China, Performanya Sangar!

    Jakarta

    Dengan logo serta nama yang unik, Audi meluncurkan merek khusus mobil listrik untuk pasar China, yakni AUDI. Bertepatan dengan peluncuran mereknya, mereka sekaligus memperkenalkan AUDI E concept.

    Meski berupa konsep, AUDI merancang mobil ini dengan spesifikasi yang dapat diterapkan pada mobil produksi massalnya. AUDI E Concept juga mengusung desain yang cukup masuk akal dan potensial untuk diproduksi.

    Mobil ini dirancang dengan kolaborasi bersama Shanghai Automotive Industry Corporation (SAIC) yang menjadi partner bisnis Audi di China. Bahkan diklaim bahwa AUDI E concept merupakan preview atau pratinjau dari tiga produk yang akan mereka rilis pada pertengahan 2025 mendatang.

    Mobil listrik AUDI E concept diluncurkan di Shanghai, China oleh CEO Audi Gernot Döllner Foto: dok. AUDI

    AUDI E concept dirancang sebagai mobil full elektrik dengan bodi Sportback. Mereka menggunakan platform baru untuk merancang mobil ini, yakni dengan new Advanced Digitized Platform.

    “AUDI E concept hadir dengan proporsi yang sempurna dan bahasa desain eksterior yang sangat berbeda. Di bagian dalam, interior yang luas, bergaya, dan digital menawarkan kepraktisan yang luar biasa dan pengalaman berkendara yang sepenuhnya terhubung,” tulis AUDI pada keterangan resminya.

    Di atas kertas, AUDI E diklaim bisa melesat dari 0-100 km per jam dalam hitungan 3,6 detik saja. Mobil ini ditenagai dengan motor listrik ganda di roda depan dan belakang, sehingga membuatnya menjadi all wheel drive atau Audi menyebutnya dengan quattro.

    Total tenaga yang dapat dihasilkan motor listrik ganda di AUDI E concept mencapai 570 kW atau sekitar 764 HP dan torsi tembus 800 Nm.

    Mobil listrik AUDI E concept Foto: dok. AUDI

    Di sisi lain, AUDI E concept diklaim menggunakan baterai berkapasitas 100 kWh. Di mana, saat dites dengan uji CLTC, mobil ini dapat melaju hingga 700 km dengan satu kali pengisian penuh.

    Lantas untuk pengisian ulangnya, AUDI E concept yang mengusung platform khusus, bisa dicas dengan sistem pengecasan super cepat atau super-fast charging. Di mana, 10 menit pengecasan dapat menghasilkan jarak tempuh 370 km.

    AUDI E concept didesain dengan bahasa desain yang minimalis, lembut, namun tetap terlihat mencolok. Belum lagi beberapa part di mobil ini, khususnya bagian lampu-lampuannya dirancang secara ikonik dan berkarakter.

    Untuk urusan desain, AUDI mengklaim, mobil ini dirancang dengan membawa unsur tradisional China dan mengedepankan keinginan konsumen di pasar tersebut. Di mobil ini juga tersedia layar headunit yang besar dengan AUDI OS atau operating system.

    (mhg/dry)

  • Negara Asean Berebut Investasi, ‘Curi Peluang’ dari Perang Dagang AS-China Jilid II

    Negara Asean Berebut Investasi, ‘Curi Peluang’ dari Perang Dagang AS-China Jilid II

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia kerap menjadi salah satu negara alternatif bagi investor asing menanamkan modalnya di tengah tensi perang dagang AS-China. Hanya saja, Indonesia harus bersaing ketat dengan negara-negara tetangga di Asean.

    Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menjelaskan, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China akan semakin memanas terutama usai terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS 2025—2029.

    Trump memang berencana menaikkan tarif untuk barang-barang impor terutama yang berasal dari China. Akibatnya, dengan ekspektasi ekonomi yang akan melambat, perusahaan-perusahaan multinasional yang ada di China akan coba mencari negara alternatif.

    Dalam konteks tersebut, negara-negara berkembang seperti Indonesia akan menjadi salah satu tujuan investasi baru. Hanya saja, Yusuf mengingatkan bahwa Indonesia bukan satu-satunya alternatif karena Vietnam, Malaysia, Thailand juga akan menarik perhatian investor asing.

    “Melihat dari berbagai aspek termasuk di dalamnya misalnya prospek perekonomian, ketersediaan sumber daya manusia, dan stabilitas politik, saya kira negara tetangga seperti Vietnam ataupun Malaysia relatif masih akan lebih favorable [pilihan utama],” ujar Yusuf kepada Bisnis, Senin (11/11/2024).

    Oleh sebab itu, sambungnya, pemerintah Indonesia punya tantangan berat untuk merayu para investor asing tersebut. Menurutnya, investor asing dari China akan tetap banyak memilih Indonesia karena hubungan kedua negara yang semakin erat dalam 10 tahun terakhir.

    Kendati demikian, dia tidak terlalu yakin dengan negara-negara lain. Berdasarkan perang dagang AS-China Jilid I yang dimulai pada 2018, Yusuf mengungkapkan perusahaan multinasional lebih suku merelokasi ke Vietnam.

    Lebih lanjut, dia menyarankan agar pemerintah tidak hanya fokus menarik investor asing ke industri yang produknya menjadi tujuan hilirisasi seperti nikel atau logam dasar. Pemerintah, sambungnya, juga harus memerhatikan industri atau subsektor yang sedang terpuruk.

    Dia mencontohkan, subsektor tekstil dan produk turunannya kini perlu mendapatkan insentif dari pemerintah. Yusuf menjelaskan, pemerintah bisa mendorong merger antara dua perusahaan pada sektor yang sama.

    “Sektor-sektor yang kinerjanya tidak terlalu baik perlu dimasukkan ke dalam rancangan investasi pemerintah,” tegasnya.

    Peluang Indonesia

    Pemerintah memproyeksikan bahwa ke depan investor asing akan semakin melirik Indonesia usai Trump memenangkan ajang Pilpres AS 2024.

    Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan menjelaskan, perang dagang antara AS dan China akan berlanjut ke Jilid II usai Trump kembali memimpin Negeri Paman Sam.

    Ketika pertama kali menjadi presiden AS pada 2017—2021, Trump sudah menaikkan tarif impor sejumlah komoditas strategis dari China yang kini akan semakin naik. Misalnya, tarif impor panel surya dan semikonduktor dari 25% (2018) menjadi 50% (2024) hingga tarif impor mobil listrik dari 25% (2018) menjadi 100% (2024).

    Selama kampanye, sambung Ichwan, Trump juga kerap menyampaikan rencananya menetapkan blanket tariff sebesar 10%—20% untuk semua barang impor ke AS dengan tambahan 60%—100% tarif untuk barang asal China.

    “Di tengah perang dagang AS-Tiongkok sejak 2019, Indonesia menerima relokasi dan diversifikasi investasi dari 58 perusahaan senilai US$14,7 miliar yang berasal dari AS, Eropa, dan Asia,” ungkap Ichwan kepada Bisnis, Sabtu (9/11/2024).

    Menurutnya, investor asing memang melirik negara-negara Asia Tenggara (Asean) sebagai alternatif dari China. Di Asean, menurutnya, investasi di sejumlah sektor penting seperti semikonduktor dan panel surya semakin meningkat pesat sejak perang dagang AS-China.

    Oleh sebab itu, Ichwan menegaskan pemerintah akan coba memanfaatkan perang dagang AS-China yang kemungkinan akan semakin terekskalasi akibat kemenangan Trump.

  • Harga Mazda MX-30 Rp 860 Juta, Jarak Tempuh Kok Cuma 200 Km?

    Harga Mazda MX-30 Rp 860 Juta, Jarak Tempuh Kok Cuma 200 Km?

    Jakarta

    Mazda MX-30 punya spesifikasi jarak tempuh 200 kilometer untuk sebuah mobil listrik dengan harga jual Rp 860 juta. Direntang harga tersebut, sebenarnya banyak mobil listrik yang punya jarak tempuh lebih jauh disertai fitur lengkap.

    Ricky Thio, Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia mengatakan Mazda MX-30 memiliki filosofi dasar ‘Jinba Ittai’, filosofi dari sekian banyak model besutan Mazda, yang berarti kesatuan antara mobil dan pengemudi.

    “Kita menargetkan lebih kepada menargetkan orang-orang yang suka Mazda, orang-orang yang suka Jinba Ittai, tapi kepengin mobil EV juga. Nah ini mobil ini,” kata Ricky Thio di Jakarta Selatan, Senin (11/11/2024).

    MX-30 diperuntukkan untuk mobilitas perkotaan. Di sisi lain makin maraknya infrastruktur pendukung untuk pengisian daya ulang baterai.

    “Kita sudah ukur pengguna mobil ini, kalau saya tinggal di Kelapa Gading, dari rumah saja jalan pakai mobil ini, sampai ke kantor saya charge, setelah itu saya mau pakai ke kantor Porsche, sampai sana, balik lagi saya charge. (ditinggal) makan siang. Jadi memang mesti ada trip planner-nya untuk mobil ini,” jelas Thio.

    Mobil listrik Mazda MX-30 meluncur di Indonesia. Ini jadi mobil listrik pertama Mazda di RI. Foto: Ridwan Arifin/detikOto

    Product & Dealer Marketing Asst. Manager PT Eurokars Motor Indonesia (Mazda Indonesia) Glen Reinner menyebut lebih lanjut jarak tempuh Mazda MX-30 itu didesain sudah oke untuk konsumen Indonesia.

    “Pas, karena baterai itu ujung-ujungnya ngaruh ke bobot. Bobot itu ngaruhnya ke Jinba Ittai,” kata Glen.

    “Ukuran yang pas dalam hal dua aspek, pertama bobot kendaraan, kedua penggunaannya. Karena penggunaan ini untuk urban, penggunaan dalam kota. 200 kilometer itu sebenarnya sudah banyak (jarak tempuhnya),” tambahnya lagi.

    Soal dapur pacunya, Mazda MX-30 dibekali motor listrik e-SkyActiv dengan baterai kapasitas 35,5 kWh yang dapat menempuh jarak 200 km (WLTP) dalam satu kali pengecasan penuh. Motor listrik yang diusung oleh mobil ini diklaim bertenaga 145 PS pada 4.500 hingga 11.000 rpm dan torsi 271 Nm pada 0 hingga 3.243 rpm.

    Untuk mengisi daya mulai dari 20 persen hingga 80 persen hanya dalam waktu 25 menit dari pengisi daya Fast Charging. Mazda MX-30 memiliki port pengisian cepat CCS2.

    Mazda MX-30 juga memiliki fitur Electronic G-Vectoring Control Plus (e-GVC Plus) pada Mazda MX-30 yang memastikan stabilitas kendaraan dengan menyesuaikan torsi untuk memudahkan saat berbelok. Selain itu, Paddle pada setir memberikan kontrol halus dan responsif.

    Mazda tidak menargetkan berapa besaran mobil yang masih diimpor utuh dari Hiroshima, Jepang ini. Namun unitnya saat ini masih ready stock. Sebab mobil listrik ini harganya Rp 860 juta dan sadar akan menyasar konsumen yang terbatas. Ricky bilang sudah empat orang antre untuk memesan MX-30 yang datang dari Jakarta.

    Tidak ikut-ikutan tren mobil listrik

    Ricky menyebut Mazda MX-30 tidak diperuntukkan menyasar segmen mobil listrik seperti kebanyakan crossover di Indonesia. Mobil listrik merek China misalnya menawarkan harga lebih kompetitif dan daya tempuh yang lebih jauh.

    “Kami melihat bahwa memang sekarang kan EV itu rata-rata range harganya di level itu [mobil China]. Tetapi kami tetap berpegang pada idealisme kami dan tidak terburu-buru mengikuti tren EV. Kami memprioritaskan strategi yang mencakup berbagai jenis kendaraan, dari EV, hybrid, hingga ICE,” kata Ricky.

    “Jadi kami tetap mengikuti idealisme kami, dibandingkan hanya mengikuti tren sesaat. Kami nggak tahu apakah EV ini akan mampu bertahan sampai 10 tahun lagi? Mungkin ke depannya bukan EV, mungkin ada lagi teknologi baru,” jelas dia lagi.

    (riar/dry)

  • Nenek Hasna Tempati Rumah Layak Huni Pemberian dari Kementerian PKP

    Nenek Hasna Tempati Rumah Layak Huni Pemberian dari Kementerian PKP

    Jakarta, Beritasatu.com – Nenek Hasna dan 13 anggota keluarga kini pindah ke rumah yang lebih layak untuk dihuni. Sebelumnya, Nenek Hasna hanya tinggal di rumah kontrakan dengan ukuran 2×3 meter. Nenek Hasna dibantu oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait atau Ara.

    Sebelumnya, Ara dan tim Kementerian PKP melihat langsung rumah tinggal Nenek Hasna di RT 8 RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.

    “Menteri Ara mendapatkan laporan bahwa ada seorang ibu yang bekerja sebagai pengumpul botol plastik. Tinggal di rumah dengan luas 2×3 meter, dengan kondisi yang tidak layak,” tulis caption pada TikTok resmi Kementerian PKP dikutip Senin (11/11/2024).

    Ara kemudian menawarkan kepada Nenek Hasna dan keluarga untuk pindah ke Rusun Pasar Rumput di Jakarta Selatan. Namun, hal itu urung terlaksana karena cucunya sekolah di Jakarta Pusat.

    Kementerian PKP pun mencarikan solusi hingga akhirnya mencarikan rumah sewa baru untuk Nenek Hasna. Selain itu, Kementerian PKP juga membelikan sembako.

    Lokasi rumah layak huni tersebut berjarak sekitar 200 meter dari rumah lama Nenek Hasna. Rumah itu memiliki satu lantai dan terdiri dari dua kamar tidur, satu ruang tamu merangkap ruang tengah yang luas, satu dapur dan satu kamar mandi yang lebih layak dibandingkan sebelumnya.

    “Nenek Hasna dan keluarga sudah mendapatkan rumah yang layak untuk sementara selama 6 bulan ke depan,” ujar Ara.

    Video yang dirilis oleh pada akun TikTok Kementerian PKP, terlihat Nenek Hasna dan keluarga sudah pindah ke rumah yang lebih layak huni.

    Rumah itu juga sudah memiliki listrik dan dalam kondisi bersih. Tim dari Kementerian PKP juga melakukan recheck tempat tinggal baru yang dihuni keluarga Nenek Hasna.

  • Ini Sebabnya Motor Listrik Kurang Laku di Indonesia

    Ini Sebabnya Motor Listrik Kurang Laku di Indonesia

    Jakarta

    Motor listrik masih kurang diminati di Indonesia. Jika dibandingkan dengan penjualan motor konvensional, perbedaannya bak bumi dan langit. Motor konvensional bisa terjual di atas 6 juta unit per tahunnya, sementara motor listrik hanya terjual belasan ribu hingga puluhan ribu unit per tahunnya. Lantas kenapa motor listrik belum banyak diminati konsumen Indonesia?

    Dijelaskan Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) Hari Budianto, tahun ini penjualan motor listrik di Indonesia diproyeksikan tembus 70 ribu unit. Angka tersebut tergolong kecil jika dibandingkan penjualan motor konvensional yang sepanjang Januari-Oktober 2024 terjual 5,4 juta unit.

    “Tahun ini kemungkinan akan mencapai angka 70 ribuan. Memang jauh perbandingannya (dengan motor konvensional). Motor listrik terjual 6.000-an per bulannya,” ungkap Hari kepada wartawan di Cikarang, belum lama ini.

    Capaian itu memang jauh dari kata ideal, apalagi sebelumnya pemerintah menargetkan industri roda dua untuk memproduksi motor listrik sebanyak dua juta unit pada tahun 2025.

    Kata Hari, motor listrik belum bisa diterima masyarakat umum di Indonesia lantaran merupakan teknologi baru, sehingga butuh waktu bagi masyarakat untuk bisa menerima keberadaan motor listrik.

    “Masih banyak faktor. Salah satunya harga. Oke dikasih insentif, tapi kan orang Indonesia itu naik motor supaya bisa dipakai kapan saja dan ke mana saja. Mereka melakukan kegiatan ekonomi, yang paling murah untuk sarana mobilitas itu sepeda motor,” jelas Hari.

    Menurut Hari, motor banyak diandalkan oleh pekerja di sektor non-formal maupun formal. Dengan mengendarai motor, mereka lebih bisa mengatur waktu. Nah, kalau mereka menggunakan motor listrik, mereka bisa direpotkan dengan urusan mengisi ulang daya baterai.

    “Oke motor sekarang sudah punya teknologi baterai swap. Tapi fokusnya di mana? Paling di Jakarta kan? Misalnya orang mau bepergian ke Cikarang mungkin masih berani ya, beberapa motor pakai dua baterai dengan jarak tempuh kurang lebih 60 km. Tapi kan tahu sendiri harga baterai itu masih mahal, 40% dari harga motor,” jelas Hari lagi.

    “Maka itu, hal seperti inilah yang harus diselesaikan oleh kita semua, supaya bagaimana motor listrik itu bisa dipakai ke mana saja dan kapan saja,” terang Hari.

    (lua/rgr)

  • Kota Banjar Raih Bhumandala Award 2024 dari Badan Informasi Geospasial

    Kota Banjar Raih Bhumandala Award 2024 dari Badan Informasi Geospasial

    JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota Banjar kembali menunjukkan prestasi gemilang di tingkat nasional dengan meraih dua penghargaan Bhumandala Award 2024 dari Badan Informasi Geospasial (BIG). Penghargaan ini diberikan dalam dua kategori, yaitu Kategori Informasi Geospasial Batas Desa Kelurahan dan Kategori Nama Rupabumi.

    Penganugerahan ini berlangsung pada Senin, awal November 2024, di Jakarta, dan diserahkan langsung oleh Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar BIG, Ir. Mohamad Arief Syafi’i, M.Eng.Sc, kepada Penjabat (Pj) Wali Kota Banjar, Dr. Hj. Ida Wahida Hidayati, S.E., S.H., M.Si.

    Pj Wali Kota Banjar, Ida Wahida Hidayati, mengungkapkan rasa syukurnya atas prestasi yang diraih.

    “Alhamdulillah, Kota Banjar berhasil meraih Bhumandala Award 2024 dari BIG untuk dua kategori sekaligus,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa penghargaan ini mencerminkan komitmen Kota Banjar dalam meningkatkan kualitas serta transparansi pengelolaan informasi geospasial.

    BACA JUGA: Sukseskan Progam MBG, Bapanas Beri Syarat Khusus Bagi Penyedia Pangan yang Ingin Terlibat

    Lebih lanjut, Ida menjelaskan pentingnya informasi geospasial dalam mendukung percepatan pembangunan melalui penyediaan data yang akurat.

    “Informasi geospasial menjadi salah satu acuan utama bagi kami dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Kota Banjar. Semoga penghargaan ini menjadi motivasi bagi kita untuk terus meningkatkan kualitas pembangunan dengan pendekatan yang lebih terfokus dan terintegrasi,” jelasnya.

    Kota Banjar juga telah melakukan persiapan yang signifikan dalam inisiatif kebijakan satu peta yang diusung oleh BIG. Menurut Kabag Tapem Setda Kota Banjar, Yudi Permadi, persiapan infrastruktur pemerintahan seperti nama jalan, nama tempat gedung atau ruang rapat, serta penamaan gang sudah mencapai hampir 50 persen.

    BACA JUGA: Hindari Bencana, Dikdik S Nugharawan Janji Bakal Pindahkan Kabel Listrik dan Internet ke Bawah Tanah

    “Penentuan titik koordinat juga menjadi bagian penting dalam upaya ini,” katanya.

    Penghargaan Bhumandala Award merupakan bentuk apresiasi dari BIG kepada lembaga, pemerintah daerah, dan kementerian yang berhasil mengembangkan dan menerapkan inovasi dalam pemanfaatan informasi geospasial. Melalui penghargaan ini, diharapkan dapat memberikan motivasi dan inspirasi serta memperkuat komitmen pengelolaan informasi geospasial di berbagai daerah di Indonesia.

  • Banjir di Kota Bandung, Pemkot Beberkan Titik-Titik Krisis dan Upaya Penanggulangan

    Banjir di Kota Bandung, Pemkot Beberkan Titik-Titik Krisis dan Upaya Penanggulangan

    JABAR EKSPRES – Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Penataan Ruang (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi, mengungkapkan sejumlah titik rawan banjir kembali terpantau sejak hujan deras pada beberapa hari terakhir.

    Berdasarkan laporan dari tim lapangan, beberapa daerah mengalami peningkatan intensitas genangan, meski upaya penanggulangan terus berjalan. Kawasan Cibaduyut, yang sebelumnya terdampak banjir cukup parah, kini menunjukkan sedikit pergeseran titik genangan.

    “Banjir di Cibaduyut bergeser ke arah Mekarwangi, dan genangan juga masih terlihat dekat dengan kawasan Tol,” jelas Didi kepada wartawan di Balaikota Bandung, Senin (11/11).

    BACA JUGA: Sukseskan Progam MBG, Bapanas Beri Syarat Khusus Bagi Penyedia Pangan yang Ingin Terlibat

    Selain itu, beberapa daerah seperti Gedebage, Andir, dan Citarip juga tercatat mengalami genangan, meski dalam beberapa kasus, debit air lebih cepat surut dibandingkan minggu lalu. Banjir yang terjadi di Gedebage, misalnya, lebih cepat surut, meski ada jalur lambat Sorkarno-Hatta yang masih terendam.

    Didi juga mengungkapkan, banjir di Citarip kali ini tergolong lebih parah, dengan adanya temuan benda besar seperti sofa yang diduga dibuang oleh pihak tertentu. “Di Citarip, ada temuan sofa yang cukup besar, yang sepertinya sengaja dibuang. Hal-hal seperti ini tentu saja menambah buruk situasi,” ungkapnya.

    Selain itu, Didi menekankan pentingnya pengelolaan sampah dan sedimentasi di saluran air. Menurutnya, masalah utama yang masih ada adalah volume air yang besar ditambah dengan banyaknya sampah yang menghambat aliran air.

    BACA JUGA: Hindari Bencana, Dikdik S Nugharawan Janji Bakal Pindahkan Kabel Listrik dan Internet ke Bawah Tanah

    “Seperti yang terjadi di Andir dan Sudirman, tali air terhambat oleh sampah, yang menyebabkan genangan cukup parah,” ujarnya.

    Dia memastikan, untuk mengatasi masalah tersebut, pihaknya saat ini terus melakukan pembersihan sampah dan pengerukan sedimen di sejumlah titik rawan banjir.

    “Sedimentasi dan pembersihan sampah terus dilakukan di seluruh kawasan rawan banjir, untuk memperlancar aliran air dan mengurangi dampak banjir,” pungkasnya.

  • Alasan Geely Lebih Optimistis Comeback ke Indonesia

    Alasan Geely Lebih Optimistis Comeback ke Indonesia

    Shanghai

    Manufaktur mobil asal China, Geely, akan comeback ke industri otomotif Indonesia. Lewat mobil listrik, mereka lebih optimistis bisa bersaing.

    Geely pernah hadir di Indonesia pada 2011. Tapi, mereka hanya bertahan enam tahun karena sulit bersaing hingga akhirnya hengkang.

    Pasar mobil listrik Indonesia kini sangat bergairah. Di tahun ini, Pemerintah mematok target penjualan mobil listrik sebanyak 50 ribu unit.

    Dalam data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil listrik nasional mencapai 23.045 unit pada bulan Januari-Agustus 2024.

    Geely datang ke Indonesia dengan bendera Geely Auto Indonesia. Rencananya, manufaktur yang berdiri pada 6 November 1986 itu akan memasarkan mobilnya di Indonesia pada kuartal 1 2025.

    Kondisi berbeda pada 2011 dengan sekarang membuat Geely yakin akan bisa memenuhi kebutuhan pasar Indonesia. SUV listrik Geely akan menjadi jagoan pertamanya untuk bersaing di Indonesia. Apalagi, mereka mempunyai tim R&D yang mumpuni di negeri Tirai Bambu.

    “Kalau kita lihat Geely dulu dan sekarang berbeda ya dalam hal perusahaan. Sekarang kami juga lebih siap. Lebih banyak line of product. Secara performa pembeli kami bisa dibilang berkembang signifikan, menduduki rangking ke-10 global sales performance. Dan kami juga melihat Indonesia potensinya sangat tinggi. Walaupun penjualan kami di tahun ini agak turun, tapi kami masih melihat pasar Indonesia itu menjanjikan, itu yang pertama,” kata Yusuf Anshory, Brand Director Geely Auto Indonesia, kepada pewarta termasuk detikOto, di Shanghai, China.

    “Lalu yang kedua, teknologi dari Geely sekarang memang sudah bisa memenuhi kebutuhan pelanggan di Indonesia. Kalau dulu kan mobil-mobil yang dikenalkan Geely itu basic. Sekarang nggak, dengan teknologi baru, itu sebenarnya di pasaran sudah bisa bersaing sekali.”

    “Dan orang Indonesia sendiri saat ini sudah makin melek teknologi. Makin mencari hal baru, makin cari fitur-fitur. Maka dari itu, kami merasa ini waktu yang tepat juga untuk akhirnya Geely datang lagi ke Indonesia. Beda dari kemarin, kali ini kami datang sebagai prinsipal,” kata dia menambahkan.

    Pada 2023, Geely mencatat penjualan mobil listrik sebesar 2,7 juta di seluruh dunia. Meski akan meluncurkan mobil listrik, Geely juga mengintip peluang untuk memasarkan mobil jenis lain di Indonesia.

    “Jadi kami masih proses planning brand launching untuk di Autoshow. Kami juga rencananya ingin bawa produk lainnya tapi belum bisa tentukan yang mana tapi itu semua sedang kami rencanakan,” kata pria yang akrab disapa Ori itu.

    (cas/rgr)