Topik: Listrik

  • Pramono Mau Bikin Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Jika Menang Pilgub

    Pramono Mau Bikin Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Jika Menang Pilgub

    Jakarta

    Calon Gubernur Jakarta, Pramono Anung, bicara mengenai pentingnya keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) untuk memenuhi kebutuhan kota. Ia mengatakan inovasi itu akan dilakukan untuk visi Jakarta Kota Global jika dirinya menang di Pilgub Jakarta 2024.

    Pramono mengatakan dengan penggunaan listrik dari PLTS ini, tingkat polusi di Jakarta yang diketahui sudah sangat parah ini dapat ditekan sedemikian rupa.

    “Hal yang menyangkut pemakaian bahan bakar, kemudian wilayah di sekitar Jakarta ini yang memakai batu bara, memang waktunya untuk diminta tidak lagi memakai batu bara, tetapi memakai gas ataupun pemakaian listrik tenaga sampah,” kata Pramono

    Dalam hal ini, Pramono mengatakan akan mengambil kebijakan tegas terkait realisasi rencana tersebut jika benar terpilih sebagai Gubernur baru Jakarta, meski keputusan ini bisa jadi tidak populer di masyarakat.

    “Yang paling penting sekali lagi, kalau saya jadi Gubernur Jakarta, saya akan berani untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan kemenangan saya, yaitu pembangkit listrik tenaga sampah yang dari kemarin-kemarin nggak terselesaikan, saya akan selesaikan,” terangnya.

    Tidak hanya ingin mendorong penggunaan listrik hijau dari PLTS, Pramono mengatakan dirinya juga berencana untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik di Jakarta. Sebab menurutnya dalam jangka panjang penggunaan kendaraan listrik akan sangat mempengaruhi pengurangan emisi karbon.

    “Ya, untuk jangka menengah-panjang memang didorong untuk menggunakan kendaraan listrik seperti yang terjadi di China, di Beijing,” ucapnya.

    “BYD kan tiba-tiba pemakaiannya melonjak tinggi karena memang masyarakat dipaksa untuk memakai itu, dan kalau di Jakarta kendaraan listrik makin banyak maka sulfur yang dibakar, bahan bakar mobil non listrik itu akan mengurangi banyak polusi,” terang Pramono lagi.

    Menurutnya, dengan dua langkah ini tingkat polusi di Jakarta dapat ditekan sedemikian rupa dan menjadikannya sebagai satu kota global yang ramah lingkungan. Walaupun cita-cita ini juga memerlukan campur tangan dan keterlambatan langsung dari pemerintah pusat.

    “Kalau itu bisa dilakukan, maka penekanan terhadap udara Jakarta yang polusi itu pasti akan turun drastis. Sehingga hal yang berkaitan dengan polusi Jakarta, nggak bisa ditangani oleh Jakarta sendiri, harus juga melibatkan pemerintah pusat,” pungkasnya.

    (fdl/fdl)

  • Jurus Jitu Polairud Pemalang Antisipasi Kebakaran Kapal di Dermaga Tanjungsari

    Jurus Jitu Polairud Pemalang Antisipasi Kebakaran Kapal di Dermaga Tanjungsari

    Liputan6.com, Pemalang – Satuan kepolisian perairan dan udara (Satpolairud) Polres Pemalang gelar patroli di area dermaga Tanjungsari Pemalang. Polisi menyampaikan pesan-pesan kepada para nelayan yang sedang bekerja di atas kapal, untuk mengantisipasi berbagai potensi yang dapat menyebabkan kebakaran kapal, Kamis (14/11/2024).

    “Di antaranya pekerjaan pengelasan di atas kapal, kami mengimbau para nelayan untuk melanjutkan pekerjaannya di area yang lebih aman, dikarenakan pengelasan tidak boleh dikerjakan di atas kapal,” kata Kapolres Pemalang AKBP Eko Sunaryo melalui Kasat Polairud AKP Totok Purwantoro.

    Kemudian, Kasat Polairud juga mengingatkan para nelayan agar berhati-hati dalam penggunaan kompor gas di atas kapal.

    “Jangan sampai lupa mematikan kompor gas apabila sudah tidak digunakan, hendaknya para nelayan saling mengingatkan dalam penggunaannya,” kata Totok.

    Dalam kegiatan tersebut, Polairud Pemalang juga mengecek instalasi kabel listrik dan ketersediaan alat pemadam api ringan (APAR) di setiap kapal nelayan.

    “Kami mengimbau nelayan untuk mengecek Instalasi kabel listrik secara berkala, juga memastikan APAR yang disediakan masih dalam keadaan baik dan tidak kedaluwarsa,” ujar dia.

    Selain itu, kata dia, Polairud juga meminta para nelayan untuk memperhatikan jarak aman antar kapal saat parkir di dermaga. “Hindari parkir berimpit-impitan, sehingga bila terjadi kebakaran, tidak cepat merambat ke kapal lainnya,” kata ucap dia.

    Kasat Polairud mengatakan, imbauan tersebut disampaikan secara rutin setiap harinya, untuk mencegah terjadinya kebakaran kapal di area dermaga.

    “Harap para nelayan selalu berhati-hati dan saling bekerja sama, demi keamanan dan keselamatan bersama,” kata Kasat Polairud.

     

    Aksi Heroik Kapal Bakamla Usir Kapal China Coast Guard di Laut Natuna

  • PLN Siapkan Teknologi Smart Grid untuk Pasok Listrik Nasional Berbasis EBT

    PLN Siapkan Teknologi Smart Grid untuk Pasok Listrik Nasional Berbasis EBT

    Jakarta – PT PLN (Persero) berkomitmen menjalankan transisi energi sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi Indonesia agar dapat mencapai 8%. Hal ini searah dengan visi Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto yang juga menuju swasembada energi berkelanjutan di Tanah Air.

    Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Eniya Listiani Dewi menyampaikan bahwa salah satu visi Presiden Prabowo Subianto adalah memastikan ketahanan energi (energy security) melalui transisi energi.

    “Presiden ingin mendorong kemandirian nasional kita dan tentunya menciptakan pertumbuhan ekonomi, green economy dan blue economy, serta harus mendukung visi kita untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8%,” ungkap Eniya, dalam keterangan tertulis, Kamis (14/11/2024).

    Eniya memaparkan bahwa Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang sangat besar, mencapai 13,8 terawatt (TW).

    “Tentunya dari pemerintah akan menyusun kebijakan energinya dan membuat inovasi-inovasi baru mengenai perencanaan kami 10 tahun ke depan. Karena sebentar lagi kami akan meluncurkan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dengan PLN,” paparnya.

    Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi menekankan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendukung visi pemerintah dalam memaksimalkan pemanfaatan sumber EBT sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Mencapai pertumbuhan ekonomi 8% memerlukan infrastruktur energi yang aman dan berkelanjutan. Tanpa listrik yang andal, kita tidak dapat mencapai target pertumbuhan tersebut,” ujar Evy.

    Saat ini, kata Evy, PLN telah merancang pengembangan kapasitas energi terbarukan hingga 75 Gigawatt (GW) pada tahun 2040. Selain itu, Perseroan juga merancang pembangunan jaringan transmisi listrik bertajuk Green Enabling Transmission Line sepanjang 70 ribu kilometer sirkuit (kms) agar mampu menyalurkan listrik hijau dari sumber-sumber EBT yang mayoritas berada di daerah terpencil ke pusat demand.

    Tidak hanya itu, PLN juga tengah menyiapkan teknologi Smart Grid agar sistem kelistrikan nasional mampu mengakomodasi sifat intermitensi dari pasokan listrik berbasis EBT intermittent seperti PLTS dan PLTB.

    “Pembangunan infrastruktur sebesar itu tentu akan menimbulkan efek domino yang sangat besar terhadap perekonomian. Inisiatif ini akan menciptakan banyak lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia, baik pekerjaan formal maupun informal. Industri-industri baru yang terkait dengan inisiatif berkelanjutan, misalnya produsen PLTS dan baterai, akan bangkit dan melalui inovasi serta transfer teknologi yang akan meningkatkan kapasitas industri lokal,” jelas Evy.

    Lebih lanjut, Evy mencontohkan besarnya potensi EBT dan kebutuhan energi di Indonesia bagian timur. Mengingat, disana telah direncanakan untuk dibangun beberapa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti di Sorong, Timika, hingga Raja Ampat yang membutuhkan pasokan energi yang memadai.

    “Di Indonesia timur, potensi pengembangan energi terbarukan sangat menjanjikan. Infrastruktur energi baru dapat meningkatkan ekonomi regional. Penambahan kapasitas pembangkit satu gigawatt yang direncanakan di Papua saja diperkirakan dapat meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) wilayah tersebut hingga 240%,” kata Evy.

    (prf/ega)

  • Emiten Otomotif Ini Cetak Laba Rp 412 M, Bidik Industri Kendaraan Listrik

    Emiten Otomotif Ini Cetak Laba Rp 412 M, Bidik Industri Kendaraan Listrik

    Jakarta

    Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan laba bersih Rp 412 miliar pada kuartal III-2024. Angka itu meningkat 69% secara kuartal ke kuartal.

    President Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso mencatat perusahaan membukukan penjualan Rp 4 triliun atau naik 20% secara kuartal ke kuartal. Meskipun jika dibandingkan dari tahun sebelumnya ada penurunan 5%. Laba usaha tercatat sebesar Rp 548 miliar, naik 65% kuartal ke kuartal, meskipun turun 20% secara tahun ke tahun.

    Irianto optimis dapat mempertahankan kinerja di kuartal IV tahun ini. Optimisme tersebut didukung oleh peningkatan efisiensi kerja dengan melakukan improvement secara terus-menerus dalam sistem produksi yang di mana salah satunya adalah dengan otomatisasi sistem produksi, serta situasi dunia usaha yang mulai bergairah menyambut dimulainya kerja pemerintahan yang baru.

    “Sejauh ini DRMA telah menunjukkan kemampuannya dalam mengelola sumber daya secara lebih optimal dan efisien, sehingga peningkatan yang dicapai mampu melampaui pertumbuhan industri. Oleh karenanya, mempertahankan kinerja yang baik di kuartal ke empat tahun ini, sembari menyiapkan diri untuk menyongsong tahun 2025 merupakan langkah bijaksana pilihan kami,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (14/11/2024).

    Dalam hal peningkatan efisiensi, anak perusahaan DRMA, PT Dharma Controlcable Indonesia (DCI) baru-baru ini telah meningkatkan lini produksi battery pack menjadi sepenuhnya otomatis. Melalui investasi yang berfokus pada produksi battery pack untuk sepeda motor listrik (2W EV) dan sistem penyimpanan energi baterai ini, perusahaan berharap bisa menggenjot pendapatan dari produksi battery pack seiring dengan semakin kencangnya derap pertumbuhan industri kendaraan listrik di Tanah Air.

    Sementara itu, anak perusahaan yang lain, yaitu PT Dharma Precision Parts (DPA) telah membangun pabrik baru yang akan melipatgandakan area produksinya. Pabrik baru ini akan menjadi tempat produksi motor BLDC (Brushless Direct Current), yaitu penggerak utama (motor) untuk kendaraan listrik 2W.

    Saat ini, BLDC yang diproduksi oleh DRMA telah digunakan dalam bisnis konversi kendaraan 2W berbahan bakar ICE menjadi EV. Nantinya, beroperasinya pabrik baru ini otomatis menciptakan sumber pendapatan baru bagi Perseroan.

    “Battery pack dan BLDC ini merupakan kunci dari proyek konversi kendaraan listrik roda dua DRMA, dengan tujuan untuk menciptakan jalur penjualan baru bagi perseroan,” tambah Irianto.

    Strategi ini akan memperkuat posisi cengkeraman terhadap pangsa pasar perusahaan saat ini, dan sekaligus membuka peluang untuk memperluas pangsa pasar melalui peluncuran model baru di masa mendatang. Dalam hal ini, DRMA bertekad untuk meningkatkan kemampuan engineering dalam mengembangkan produk-produk yang belum memenuhi syarat minimal persentase Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

    DRMA melihat aturan pemerintah mengenai syarat TKDN telah menghadirkan peluang besar untuk pertumbuhan bisnis DRMA ke depan. Di kalangan masyarakat, penggunaan sepeda motor listrik di Tanah Air terus meningkat signifikan setiap tahunnya.

    DRMA semakin mempertajam fokus dalam mengincar berbagai peluang bisnis di segmen kendaraan listrik dengan mengembangkan Dharma Connect, sebuah ekosistem kolaboratif yang mendorong pengembangan kendaraan listrik. Dalam hal ini, ekosistem kolaboratif Dharma Connect (DC) terbagi dalam lima segmen yaitu DC Battery (battery pack & energy storage system), DC Power (slow & fast charging station), DC Motor (BLDC Hub & Mid Drive Motor), DC Solar, dan DC Cross (2W & 4W EV Conversion).

    (ada/ara)

  • Di COP29, PLN Paparkan Strategi Dorong Pertumbuhan Swasembada Energi

    Di COP29, PLN Paparkan Strategi Dorong Pertumbuhan Swasembada Energi

    Jakarta – PT PLN (Persero) berkomitmen menjalankan transisi energi sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi Indonesia agar dapat mencapai 8%. Hal ini searah dengan visi Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto yang juga menuju swasembada energi berkelanjutan di Tanah Air.

    Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Eniya Listiani Dewi menyampaikan bahwa salah satu visi Presiden Prabowo Subianto adalah memastikan ketahanan energi (energy security) melalui transisi energi.

    “Presiden ingin mendorong kemandirian nasional kita dan tentunya menciptakan pertumbuhan ekonomi, green economy dan blue economy, serta harus mendukung visi kita untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8%,” ungkap Eniya, dalam keterangan tertulis, Kamis (14/11/2024).

    Eniya memaparkan bahwa Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang sangat besar, mencapai 13,8 terawatt (TW).

    “Tentunya dari pemerintah akan menyusun kebijakan energinya dan membuat inovasi-inovasi baru mengenai perencanaan kami 10 tahun ke depan. Karena sebentar lagi kami akan meluncurkan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dengan PLN,” paparnya.

    Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi menekankan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendukung visi pemerintah dalam memaksimalkan pemanfaatan sumber EBT sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Mencapai pertumbuhan ekonomi 8% memerlukan infrastruktur energi yang aman dan berkelanjutan. Tanpa listrik yang andal, kita tidak dapat mencapai target pertumbuhan tersebut,” ujar Evy.

    Saat ini, kata Evy, PLN telah merancang pengembangan kapasitas energi terbarukan hingga 75 Gigawatt (GW) pada tahun 2040. Selain itu, Perseroan juga merancang pembangunan jaringan transmisi listrik bertajuk Green Enabling Transmission Line sepanjang 70 ribu kilometer sirkuit (kms) agar mampu menyalurkan listrik hijau dari sumber-sumber EBT yang mayoritas berada di daerah terpencil ke pusat demand.

    Tidak hanya itu, PLN juga tengah menyiapkan teknologi Smart Grid agar sistem kelistrikan nasional mampu mengakomodasi sifat intermitensi dari pasokan listrik berbasis EBT intermittent seperti PLTS dan PLTB.

    “Pembangunan infrastruktur sebesar itu tentu akan menimbulkan efek domino yang sangat besar terhadap perekonomian. Inisiatif ini akan menciptakan banyak lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia, baik pekerjaan formal maupun informal. Industri-industri baru yang terkait dengan inisiatif berkelanjutan, misalnya produsen PLTS dan baterai, akan bangkit dan melalui inovasi serta transfer teknologi yang akan meningkatkan kapasitas industri lokal,” jelas Evy.

    Lebih lanjut, Evy mencontohkan besarnya potensi EBT dan kebutuhan energi di Indonesia bagian timur. Mengingat, disana telah direncanakan untuk dibangun beberapa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti di Sorong, Timika, hingga Raja Ampat yang membutuhkan pasokan energi yang memadai.

    “Di Indonesia timur, potensi pengembangan energi terbarukan sangat menjanjikan. Infrastruktur energi baru dapat meningkatkan ekonomi regional. Penambahan kapasitas pembangkit satu gigawatt yang direncanakan di Papua saja diperkirakan dapat meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) wilayah tersebut hingga 240%,” kata Evy.

    (prf/prf)

  • Kata Fuso soal Produksi Truk Listrik eCanter di Indonesia

    Kata Fuso soal Produksi Truk Listrik eCanter di Indonesia

    Jakarta

    PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) selaku produsen Mitsubishi Fuso di Indonesia bicara peluang memproduksi lokal truk listrik eCanter di Tanah Air. Kendaraan komersial ramah lingkungan tersebut saat ini masih berstatus impor utuh (CBU) dari Jepang.

    Aji Jaya selaku Direktur Sales & Marketing Division PT KTB mengaku tak menutup kemungkinan memproduksi lokal truk listrik eCanter. Pihaknya saat ini masih dalam tahap riset dan studi.

    “Soal posibilitas produksi lokal eCanter, mungkin saya bisa sampaikan di sini bahwa kami masih dalam tahap studi. Kami masih di tahap awal ya, karena kami juga baru mulai menjual eCanter tahun ini,” ujar Aji Jaya di Tangerang, Banten, Rabu (13/11).

    Truk listrik Fuso eCanter. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikOto

    Lebih jauh, Aji juga menegaskan, keputusan memproduksi lokal kendaraan butuh pertimbangan banyak faktor, termasuk perkembangan pasar dan jumlah permintaan. Apalagi truk listrik merupakan kendaraan baru yang populasinya sangat terbatas di Indonesia.

    “Kami terus melihat update situasi, perkembangan situasi yang terjadi di pasar. Dan sampai hari ini tentunya sangat terbuka bagi kami (untuk memproduksi lokal eCanter). Tapi posisinya masih dalam tahap studi,” tegasnya.

    Sebagai catatan, Fuso eCanter meluncur di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2024. Sementara konsumen pertama yang sudah membeli kendaraan tersebut adalah perusahaan logistik bernama PT Yusen Logistics Indonesia (YLI).

    Truk listrik Fuso eCanter. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikOto

    Meski sudah mulai dijual, namun harga Fuso eCanter belum diumumkan. Pabrikan hanya menegaskan, untuk versi dasar, truk nonemisi tersebut dibanderol mulai Rp 1 miliaran.

    “Jadi kalau soal harga, sebelum dipaketkan, belum termasuk paket, bisa kita sampaikan bahwa itu mungkin di atas Rp 1 miliar. Tapi soal berapa tepatnya, itu tadi tergantung kebutuhan dan fungsi,” tuturnya.

    “Termasuk dengan apabila mereka butuh charger, bagaimana proses pembayarannya, apa betul-betul rental atau butuh operating risk dan beli langsung. Itu tergantung konsumen,” kata dia menambahkan.

    Fuso eCanter menggunakan baterai ukuran M berkapasitas 83 kWh yang mampu menempuh jarak 140 KM dengan GVW sebesar 6 ton. Kendaraan tersebut punya wheelbase atau jarak sumbu roda 3,4 meter dan torsi besar cocok untuk mengangkut muatan dengan volume maksimal

    (sfn/dry)

  • Erick Thohir Pamer Kapasitas EBT RI Besar, Dukung Pengembangan AI Data Center

    Erick Thohir Pamer Kapasitas EBT RI Besar, Dukung Pengembangan AI Data Center

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai potensi energi hijau Indonesia yang besar berpotensi dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) di Tanah Air, termasuk milik Indosat dan Nvidia.

    Erick mengatakan, potensi energi hijau atau energi baru dan terbarukan (EBT) di dalam negeri diprediksi sekitar 3.680 gigawatt. Potensi itu berasal dari energi surya, bayu, hidro, bioenergi, panas bumi, dan juga laut.

    “Jadi kita memiliki potensi besar untuk listrik hijau,” kata Erick dalam acara Indonesia AI Day di The Tribrata Jakarta, Kamis (14/11/2024).

    Meski begitu, Erick menuturkan bahwa pemerintah perlu bergerak cepat untuk mendorong transisi energi lebih cepat guna masifnya pemanfaatan EBT.

    Sebab, percepatan transisi energi nantinya juga berkesinambungan dengan perkembangan AI di Indonesia. Sebab, listrik dari EBT nantinya dapat menjadi sumber listrik yang digunakan oleh pusat data.

    Apalagi, pemerintah saat ini tengah mendorong untuk membangun lebih banyak pusat data agar bisa mengembangkan teknologi AI.

    “Tetapi pada saat yang sama, ini adalah sesuatu yang kami butuhkan lebih banyak pusat data di Indonesia untuk mendukung pengembangan AI,” ujar Erick.

    Diberitakan sebelumnya, PT IBM Indonesia mengklaim mencatatkan pertumbuhan pelanggan kecerdasan buatan generatif (generatif AI) hingga berkali-kali lipat pada September 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

    President Director PT IBM Indonesia Roy Kosasih mengatakan pertumbuhan tersebut didorong oleh kebutuhan AI yang tinggi di setiap perusahaan. Hampir seluruh korporasi telah memutuskan untuk menggunakan kecerdasan buatan. Pasalnya, jika korporasi tidak menggunakan generatif AI maka akan tertinggal dari kompetitornya.

    Para pekerja di sebuah perusahaan yang menggunakan kecerdasan buatan akan mendorong perusahaan tersebut berkembang lebih cepat. 

    Dalam sebuah survei Bisnis Value yang diluncurkan oleh IBM, disebutkan bahwa hampir 40% perusahaan di Indonesia dan global sudah memutuskan untuk menggunakan kecerdasan buatan. 

    Roy mengatakan bahwasanya sektor yang paling berminat menggunakan solusi AI IBM adalah perbankan, asuransi dan layanan finansial lainnya. 

    “Kemudian dari manufaktur dan industri jasa juga. Semuanya sudah menunjukkan minat. Namun secara global penggunaan generatif AI tidak tertutup pada tiga industri tadi, tapi juga ada di ritel, transportasi dan logistik,” kata Roy.

  • Terkuak! Alasan Prabowo Kaji Ulang Ekspor Listrik RI ke Singapura

    Terkuak! Alasan Prabowo Kaji Ulang Ekspor Listrik RI ke Singapura

    Baku, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto mengkaji ulang rencana ekspor listrik ke Singapura.

    Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo mengatakan, pemerintah tengah mengkaji ulang rencana ekspor listrik ke Singapura, karena ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, khususnya terkait isu nilai tambah dan potensi kehilangan investasi di dalam negeri.

    Menurutnya, rencana ekspor listrik ke Singapura, apalagi sumber energinya berbasis energi terbarukan, akan cenderung menguntungkan Negeri Singa tersebut. Terlebih, lanjutnya, Singapura ingin mengembangkan data center.

    Padahal, lanjutnya, Indonesia seharusnya bisa menjadi negara tempat investasi data center itu sendiri, sehingga tidak hanya mengekspor listrik.

    “Ini dalam kajian pemerintah, saya tahu ini sedang dikaji (Kementerian) ESDM, ekspor listrik ke Singapura dan lain-lain. Ini ada masalah sedikit, pertimbangan pemerintah, ini AI (artificial intelligence), kita tahu di Singapura banyak data center yang diperlukan untuk mendukung Microsoft, Amazon, dan lain-lain. Mereka punya data center,” tuturnya kepada awak media saat ditemui di sela acara COP29 di Baku, Azerbaijan, Rabu (13/11/2024).

    “Pemerintah Indonesia sedang mengkaji kalau data center hendaknya dibangun di Indonesia, Indonesia bangun data center, misalnya di Pulau Batam, Bintan, Karimun atau dari mana, nah ini nanti kita bagaimana bisa melayani Singapura, high value added kita yang layani Singapura. Saya kira kita harus kaji nanti ya,” ujarnya.

    Namun demikian, lanjutnya, selain industri data center, dia mengakui ada industri-industri lain di Singapura yang memang memerlukan energi bersih sebagai pengurang emisi karbonnya, seperti industri kilang minyak.

    Menurutnya, Indonesia akan berusaha untuk melayani kebutuhan energi bersih dari industri penghasil emisi tersebut.

    “Di lain pihak, Pihak Singapura bilang, pemerintah dan industri Singapura juga perlu, industri-industri lain yang bukan AI, bukan data center itu perlu juga, karena kenapa? Di Singapura ada kilang-kilang yang dimiliki oleh Exxon, Shell, itu kan jadi emiten polusi, itu yang harus kita layani. Nah nanti kita lihat pro dan kontranya bagaimana,” tandasnya.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pihaknya akan mengkaji kembali rencana pemerintah untuk mengekspor listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) ke Singapura.

    Bahlil mengatakan, pemerintah harus mempertimbangkan dan memprioritaskan kebutuhan listrik berbasis EBT untuk kepentingan dalam negeri terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk mengekspor listrik.

    “Oh iya kita kan prinsipnya kan gak ada masalah, tapi kan kita harus berhati-hati kita harus kaji baik-baik ya. Kita harus melihat kepentingan kebutuhan nasional, kita kemudian kita lihat nilai ekonominya dengan kepentingan negara kita, setelah itu baru kita merumuskan ya kan,” jelas Bahlil saat dikonfirmasi apa benar pemerintah akan mengkaji ulang rencana ekspor listrik EBT, saat ditemui usai sebuah forum di Jakarta, Rabu (25/9/2024).

    Dia memastikan bahwa pemerintah akan mengutamakan kepentingan di dalam negeri terlebih dahulu. Menurutnya, jika kebutuhan dalam negeri belum mencukupi atas listrik dari sumber EBT, maka dia pun akan mempertanyakan kenapa listrik EBT di Indonesia harus diekspor.

    Seperti diketahui, pemerintah berencana untuk mengekspor listrik ke Singapura. Hal ini ditandai dengan telah ditandatanganinya nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dengan Singapura terkait ekspor listrik ke Singapura melalui agenda Announcement on Cross-Border Electricity Interconnection pada rangkaian acara Indonesia International Sustainability Forum, di JCC, Kamis (5/9/2024).

    Pada era Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sempat menyebut, Indonesia bakal mengekspor listrik yang berasal dari sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT) ke Singapura berkisar 2-3 Giga Watt (GW).

    Menurut Luhut, kebijakan ekspor listrik ke Singapura sejalan dengan potensi EBT di Indonesia yang sangat besar, terutama dari sumber energi seperti tenaga surya.

    “Listrik hijau yang sedang kami negosiasikan dengan Singapura. Kami akan mengekspor ke Singapura, energi hijau. Seperti 2 Giga Watt (GW) mungkin bisa sampai 3 Giga Watt. Karena potensinya sangat besar di sini,” kata Luhut dalam acara ISF 2024, Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (5/9/2024).

    Di samping itu, menurut Luhut, pemerintah juga berencana untuk membangun industri panel surya di dalam negeri. Hal ini merupakan langkah strategis pemerintah dalam rangka memperkuat posisi negosiasi ekspor listrik bersih ke Singapura.

    “Pemerintah akan membangun industri panel surya sendiri. Dan ini saya pikir merupakan bagian dari diskusi kami dengan Singapura. Dan kami bersedia melakukannya,” kata dia.

    Luhut membeberkan kesepakatan tersebut memiliki nilai investasi mencapai US$ 20 miliar atau setara Rp 308,3 triliun (asumsi kurs Rp 15.418 per US$).

    Rencana besarnya, Luhut mengatakan ekspor listrik tersebut akan dilakukan mulai tahun 2028 untuk 5 perusahaan yang termasuk dalam persetujuan, ditambah dengan ekspor listrik dari 2 konsorsium baru pada tahun 2030 mendatang.

    Wilayah yang akan dijadikan sumber energi untuk bisa mengekspor listrik ke Singapura itu sendiri adalah dari wilayah Sumatera.

    Di lain sisi, Menteri Tenaga Kerja & Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng mengatakan, Indonesia akan mengekspor listrik ke Singapura sebesar 3,4 Giga Watt (GW) yang bersumber dari EBT khususnya dari energi surya.

    Dia mengatakan penandatanganan MoU tersebut disertai dengan persetujuan bersyarat yang telah diberikan kepada lima perusahaan untuk mengimpor listrik rendah karbon sebesar 2 GW dari Indonesia ke Singapura seperti yang sudah disetujui sejak persetujuan antara Indonesia dengan Singapura pada tahun 2023 lalu.

    Bedanya, di tahun ini, kesepakatan ekspor listrik tersebut bertambah 1 GW menjadi total sebesar 3,4 GW dari Indonesia ke Singapura.

    “Proyek ini akan mengekspor tambahan listrik rendah karbon sebanyak 1,4 Giga Watt (GW) dari Indonesia ke Singapura,” ujar Tan See Leng pada kesempatan yang sama, Kamis (5/9/2024).

    Dia menyebutkan penambahan ekspor listrik dari Indonesia ke Singapura tersebut sejalan dengan penambahan target impor listrik Singapura dari yang sebelumnya sebesar 4 GW menjadi 6 GW pada tahun 2035 mendatang.

    Ada pula, izin tambahan untuk ekspor dari dua konsorsium RI antara lain Total Energies RGE dan Shell Vena Energy Consortium.

    Lebih lanjut, dia mengungkapkan lima perusahaan yang telah mendapatkan persetujuan sejak tahun lalu adalah konsorsium Pacific Medco Solar Energy, Medco Power dengan Consortium partners, PacificLight Power Pte Ltd (PLP) and Gallant Venture Ltd, a Salim Group company, Adaro Green, dan TBS Energi Utama.

    (wia/wia)

  • Skema Subsidi Listrik Bakal Sama dengan BBM? Ini Kata Bahlil

    Skema Subsidi Listrik Bakal Sama dengan BBM? Ini Kata Bahlil

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia membeberkan, rencana pemerintah untuk mengubah skema subsidi energi termasuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik di Indonesia.

    Bahlil mengatakan bahwa ada kemungkinan rencana perubahan skema subsidi listrik di Indonesia sama dengan skema subsidi untuk BBM yang saat ini masih digodok. Namun, Bahlil menegaskan hal tersebut baru akan diputuskan bila dirinya sudah melakukan pelaporan pada Presiden RI Prabowo Subianto.

    “Ada beberapa alternatif (subsidi listrik) dan kemungkinan bisa sama (dengan skema subsidi BBM). Kemungkinan ya, tapi belum diputuskan alternatif mana. Ini mungkin (setelah) Pak Presiden datang (dari Amerika Serikat), kami sudah bisa melaporkan,” jelas Bahlil saat ditanya perihal rencana perubahan skema subsidi listrik di Indonesia, ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (14/11/2024).

    Yang pasti, perubahaan skema subsidi listrik dan BBM yang akan digunakan, demi subsidi tepat sasaran. Kemudian juga mempertimbangkan daya beli masyarakat. “Yang ketiga, subsidi ini kan dialihkan saja, sudah barang tentu untuk mendorong agar sebagian mempunyai daya beli masyarakat, merangsang daya beli masyarakat. Itu sih sebenarnya,” tambahnya.

    Sebelumnya, Bahlil sempat membeberkan bahwa saat ini terdapat tiga opsi rencana perubahan skema subsidi BBM dan listrik di Indonesia.

    Formulasi pertama, memindahkan subsidi BBM menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT). Jika ini dialihkan, kata Bahlil, maka Rumah Sakit, Sekolah, Gereja dan Masjid yang selama ini mendapatkan subsidi akan dicabut.

    “(Ini untuk) UMKM dan segala macamnya, transportasi umum. Nah, akhirnya kita membuat alternatif kedua,” ungkap Bahlil dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XII DPR, Rabu (13/11/2024).

    Formulasi Kedua, yang sifatnya fasilitas umum. Tujuannya untuk bisa menahan inflasi dengan memberikan subsidi ke barang (Dalam hal ini BBM) sesuai dengan yang berhak. “Selebihnya kita pakai BLT,” jelas Bahlil.

    Formulasi Ketiga, pihaknya sedang memformulasikan supaya sebagian barang yang disubsidi bisa dinaikkan angkanya. Sayangnya, Bahlil belum menjelaskan detil maksud dari formulasi ketiga ini.

    “Karena masih dalam pembahasan, tunggu kami laporkan kepada Bapak Presiden dulu. Kalau sudah putus baru kami laporkan kepada Bapak-Ibu anggota DPR yang terhormat,” tandas Bahlil.

    (pgr/pgr)

  • Fitur Keselamatan Jadi Senjata Geely Bersaing di Pasar Global

    Fitur Keselamatan Jadi Senjata Geely Bersaing di Pasar Global

    Nibao

    Geely menjadikan faktor keselamatan sebagai kemewahan dalam semua mobil ciptaannya. Inovasi dilakukan oleh manufaktur mobil asal China itu.

    Beberapa teknologi disematkan Geely untuk fitur keamanan. Pertama soal sasis. Teknologi Global Intelligent Electric Architecture (GEA) bakal dipakai untuk mobil-mobil energi baru (NEV) mereka.

    Perpaduan baja berkekuatan tinggi dan material thermoforming menjadi andalannya. Kekuatan logam ini memberi proteksi untuk baterai dan pengemudi, memastikan keselamatan pengguna.

    Integrasi intelejensia buatan dengan sasis digital mobil Geely disebut menjadi yang pertama bisa melakukan drift otonom. Dengan begitu, bantuan keselamatan untuk pengemudi bisa ditingkatkan dengan mengaktifkan automatic evasive maneuvers hanya dalam empat milidetik. Dengan begitu, ada pencegahan proaktif agar pengemudi terhindar dari kecelakaan.

    “Untuk keselamatan tak ada yang bisa dikompromikan. Keselamatan adalah kemewahan,” kata Lui Bin, bagian dari Tech Promotion Development Geely, dalam pemaparannya kepada pewarta termasuk detiOto di Nibao, China.

    Kabar baiknya, mobil listrik Geely yang dilengkapi dengan fitur keamanan tinggi itu akan hadir di Indonesia. Geely akan kembali ke Indonesia pada kuartal 1 2025. Sebelumnya, Geely pernah hadir di Indonesia pada 2011-2017 sampai akhirnya hengkang.

    Brand Director Geely Auto Indonesia, Yusuf Anshori, kembali menegaskan bahwa keselamatan menjadi DNA dari manufaktur otomotif yang berdiri di China pada 1997 di Hangzhou itu. Standar keselamatan Geely berlaku global.

    “Sebenarnya itu bukan hanya di Indonesia, tapi di seluruh negara sebab itu (safety) DNA-nya Geely. Bahkan di China, Geely itu terkenal safetynya. Makanya kalau kita bicara safety, tidak mungkin kita bicara di negara A atau B. Itu jadi global standar Geely,” kata Ori menegaskan.

    (cas/rgr)