Topik: La Nina

  • Muncul 2 Bibit Siklon Tropis di Wilayah RI, BMKG Minta Warga Siaga

    Muncul 2 Bibit Siklon Tropis di Wilayah RI, BMKG Minta Warga Siaga

    Daftar Isi

    Prakiraan Cuaca Sepekan, Jawa Barat Hati-Hati

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan dampak munculnya dua bibit siklon tropis terhadap pola cuaca di Indonesia dalam sepekan ke depan, 11-17 Februari 2025.

    Dalam keterangan di situs resmi, BMKG mengungkapkan kemunculan bibit siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia. Yaitu Bibit Siklon Tropis 96S di Samudra Hindia sebelah barat Australia dan Bibit Siklon Tropis 93W di Laut China Selatan sebelah utara Kalimantan.

    “Dampak dari Bibit Siklon Tropis 96S berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta angin kencang di Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Sementara, Bibit Siklon Tropis 93W diperkirakan dapat memicu hujan sedang hingga lebat di Kalimantan Utara,” tulis BMKG, Selasa (11/2/2025).

    “Selain kedua bibit siklon tersebut, wilayah Indonesia juga masih terkena dampak dari Siklon Tropis Taliah yang menyebabkan gelombang tinggi hingga 2,5 meter di Samudra Hindia bagian barat. Namun saat ini Siklon Tropis Taliah semakin menjauh dari wilayah Indonesia,” tambah BMKG.

    BMKG memperkirakan, dalam sepekan ke depan, kedua bibit siklon tropis itu akan memengaruhi dinamika atmosfer.

    Selain efek Bibit Siklon Tropis 96S dan Bibit Siklon Tropis 93W, juga ada pengaruh akibat fenomena La Nina lemah, Monsun Asia, gelombang atmosfer yang berkontribusi terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.

    Juga ada fenomena Gelombang Kelvin diprediksi aktif di sebagian wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, dan Papua. Serta Gelombang Equatorial Rossby diprediksi aktif di Kalimantan, Sulawesi bagian tengah hingga utara, dan Maluku Utara. Analisis OLR juga menunjukkan nilai negatif pada periode 15-17 Februari 2025, yang mengindikasikan peningkatan signifikansi potensi hujan di beberapa wilayah di Indonesia.

    Tidak hanya itu, analisis kondisi lokal/mikro juga menunjukkan kecenderungan peningkatan aktivitas konvektif akibat kondisi labilitas yang kuat di Sumatra Utara, Riau, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, dan sebagian besar Papua.

    “Kondisi ini menjadi beberapa faktor yang berpotensi meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Indonesia,” tulis BMKG.

    Karena itu, BMKG meminta warga waspada dan siap siaga. Serta, selalu informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG.

    “Waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai petir. Berhati-hati terhadap jalanan licin yang berpotensi membahayakan keselamatan,” demikian peringatan BMKG.

    “Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja. Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru,” tambah BMKG.

    Prakiraan Cuaca Sepekan, Jawa Barat Hati-Hati

    BMKG pun mengeluarkan prospek cuaca di Indonesia, berlaku mulai hari ini, Selasa (11/2/2025) hingga Senin (17/2/2025).

    Periode Tanggal 11-13 Februari 2025

    Cuaca di Indonesia umumnya didominasi berawan hingga hujan ringan.

    Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di wilayah berikut:

    Sumatra Utara, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua barat daya, Papua Barat, papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

    Hujan Lebat – Sangat Lebat

    Aceh, Kepulauan Bangka belitung, Jawa Barat, DI Yogyakarta, NTB, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua.

    Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara.

    Periode Tanggal 14-17 Februari 2025

    BMKG memprediksi pada umumnya cuaca wilayah Indonesia masih didominasi berawan hingga hujan ringan.

    Perlu diwaspadai adanya potensi peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berada di wilayah berikut:

    Aceh, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Kepulauan  Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, DI Yogyakarta, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi selatan, Maluku Utara, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan.

    Hujan Lebat – Sangat Lebat

    Sumatra Selatan, Lampung, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Papua.

    Hujan Sangat Lebat – Ekstrem: Jawa Barat.

    “Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG https://www.bmkg.go.id/, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial @/infoBMKG,” tulis BMKG.

    Foto: Kondisi banjir yang melanda wilayah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat pada hari Senin (10/2). Foto: BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat.
    Kondisi banjir yang melanda wilayah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat pada hari Senin (10/2). Foto: BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat.

    (dce/dce)

  • Tanda Kiamat Muncul Bulan Januari Bikin Peneliti Tercengang

    Tanda Kiamat Muncul Bulan Januari Bikin Peneliti Tercengang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tahun 2025 baru memasuki bulan Februari, dan kita telah melewati periode waktu terpanas. Menurut peneliti, Januari menjadi bulan yang paling panas dengan suhu permukaan mencapai 1,75 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.

    “Januari 2025 merupakan bulan yang mengejutkan, rekor suhu yang teramati selama dua tahun terakhir terus berlanjut,” kata pimpinan iklim di European Centre for Medium-Range Weather Forecast, Samantha Burgess, dikutip dari The Guardian, Senin (10/2/2025).

    Januari meneruskan rekor suhu permukaan rata-rata global di atas 1,5 derajat Celcius. Angka tersebut berdasarkan perjanjian iklim Paris, di mana para pemimpin dunia berjanji membuat kenaikan suhu di bawah yang sudah disepakati.

    Tren yang berlanjut hingga Januari ini sebenarnya juga mengejutkan para peneliti. Sebab menurut catatan seharusnya kini masuk fase yang lebih dingin atau La Nina setelah El Nino telah mencapai puncaknya pada Januari 2024.

    “Ini yang membuat sedikit mengejutkan, Anda tidak melihat efek pendinginan ini atau setidaknya penghambatan sementara pada suhu yang kita harapkan,” kata ilmuwan iklim dari Copernicus, Julien Nicolas.

    Copernicus juga menyatakan akan memantau suhu laut. Ini karena laut merupakan pengatur iklim dan membantu menurunkan suhu udara.

    Laut akan menyerap karbon yang penting, serta air yang lebih dingin menyerap panas lebih banyak dari atmosfer.

    Sejumlah ilmuwan menyatakan penyebab pemanasan global yang begitu panjang karena pembakaran bahan bakar fosil. Selain itu juga disebabkan karena variabilitas iklim alami.

    Meski begitu, siklus seperti El Nino tidak bisa dijelaskan melalui atmosfer maupun lautan. Salah satu teori yang mungkin adalah karena peralihan pada bahan bakar pengiriman lebih bersih, karena pengurangan emisi sulfur membuat awan seperti cermin dan memantulkan sinar matahari.

    Makalah lain pada Desember meneliti soal berkurangnya awan rendah menjadi penyebab suhu panas mencapai permukaan Bumi. Namun makalah ini masih ditinjau oleh sejawat.

    “Hal ini masih menjadi bahan perdebatan,” kata Nicolas.

    (dem/dem)

  • Januari 2025 Terpanas Sepanjang Masa, Ilmuwan Kebingungan

    Januari 2025 Terpanas Sepanjang Masa, Ilmuwan Kebingungan

    Jakarta

    Serangkaian rekor suhu global terus berlanjut, bahkan saat pola cuaca La Nina mendinginkan Pasifik tropis. Copernicus Climate Change Service, program pengamatan Bumi yang didanai Uni Eropa, mengatakan bahwa bulan lalu adalah Januari terhangat yang pernah tercatat, dengan suhu udara permukaan 1,75C di atas tingkat masa praindustri.

    “Januari 2025 adalah bulan mengejutkan lain, melanjutkan rekor suhu yang diamati selama dua tahun terakhir. Copernicus akan terus memantau suhu laut dan pengaruhnya terhadap perubahan iklim sepanjang 2025,” kata Samantha Burgess dari European Centre for Medium-Range Weather Forecast.

    Hal ini membingungkan ilmuwan. Mereka sebenarnya memperkirakan periode panas akan mereda setelah peristiwa pemanasan El Nino mencapai puncaknya Januari 2024 dan kondisi beralih ke fase La Nina yang berlawanan alias mendingin.

    Namun, suhu panas masih bertahan pada level rekor atau mendekati rekor, memicu perdebatan tentang faktor-faktor lain yang memicunya. “Ini yang membuatnya sedikit mengejutkan, Anda tak melihat efek pendinginan ini, atau setidaknya hambatan sementara, pada suhu global yang kami perkirakan akan terjadi,” kata Julien Nicolas, ilmuwan iklim di Copernicus.

    Para ilmuwan mengatakan setiap peningkatan derajat pemanasan di atas 1,5C berpotensi meningkatkan intensitas dan frekuensi peristiwa cuaca ekstrem seperti gelombang panas, hujan lebat, dan kekeringan.

    Suhu permukaan laut terpantau sangat hangat pada tahun 2023 dan 2024. Copernicus juga mengatakan pembacaan data temperatur laut pada bulan Januari 2025 adalah yang tertinggi kedua yang pernah tercatat. “Itulah yang sedikit membingungkan, yakni mengapa suhu tetap begitu hangat,” kata Nicolas yang dikutip detikINET dari Guardian.

    Para ilmuwan sepakat bahwa pembakaran bahan bakar fosil telah mendorong pemanasan global jangka panjang, dan bahwa variabilitas iklim alami juga dapat memengaruhi suhu dari satu tahun ke tahun berikutnya. Namun ilmuwan masih mencaritahu faktor lainnya di balik pemanasan Bumi yang berkelanjutan.

    (fyk/asj)

  • Bakal Ada Cuaca Ekstrem, BMKG Sebut Siklon Tropis 96S Terpantau Di Wilayah Selatan NTT

    Bakal Ada Cuaca Ekstrem, BMKG Sebut Siklon Tropis 96S Terpantau Di Wilayah Selatan NTT

    KUPANG – Saat ini bibit siklon tropis 96S terpantau berada di wilayah Selatan Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini diungkap Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang.

    “Bibit Siklon Tropis 96S ini menyebabkan daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan belokan angin (Shear Line) di wilayah NTT yang dapat menyebabkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat,” kata Kepala BMKG Stasiun Meterorologi Kelas II El Tari Kupang Sti Nenotek di Kupang, dilansir dari ANTARA, Sabtu, 8 Februari.

    Hal ini disampaikan Sti ketika ditanya seputar perubahan cuaca di NTT yang mengakibatkan hujan sedang hingga sangat lebat dan disertai angin kencang di sejumlah wilayah NTT, salah satunya di Kota Kupang dan sekitarnya.

    Dia mengatakan bahwa bibit siklon tropis 96S diperkirakan akan terus meningkat menjadi Siklon Tropis.

    BMKG juga telah mengeluarkan peringatan dini tiga harian berkaitan dengan cuaca ekstrem di NTT berlaku mulai Sabtu (8/2) hingga Senin (10/2) pekan depan.

    Dia mengatakan bahwa angin kencang yang terjadi di wilayah Kota Kupang disertai hujan sedang hingga sangat lebat itu karena aktifnya Monsun Asia dan Fenomena La Nina Lemah.

    “Selain itu, juga pengaruh dari gelombang Ekuatorial Rossby yang masih ada di sekitar wilayah NTT, yang dapat menyebabkan hujan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang,” tambah dia.

    Karena itu, BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dampak hujan sedang hingga sangat lebat serta angin kencang di wilayah NTT yang dapat menyebabkan sejumlah bencana alam.

    Mulai dari bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, jalan licin, dan kerusakan pada bangunan atau fasilitas umum.

  • Cuaca Indonesia Sabtu 8 Februari 2025: Langit Indonesia Mayoritas Cerah Berawan dari Pagi Hingga Malam – Page 3

    Cuaca Indonesia Sabtu 8 Februari 2025: Langit Indonesia Mayoritas Cerah Berawan dari Pagi Hingga Malam – Page 3

    El Nino merupakan fenomena iklim yang ditandai dengan peningkatan suhu permukaan laut di wilayah Samudera Pasifik bagian tengah dan timur di sekitar garis khatulistiwa.

    Fenomena ini terjadi secara periodik, umumnya setiap 2 hingga 7 tahun sekali. Nama “El Nino” berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki-laki”, merujuk pada bayi Yesus karena fenomena ini sering terjadi sekitar masa Natal.

    Secara lebih spesifik, El Nino didefinisikan sebagai kondisi dimana suhu permukaan laut di wilayah Pasifik ekuator bagian tengah dan timur mengalami peningkatan sebesar 0,5°C atau lebih di atas rata-rata normalnya selama periode minimal 3 bulan berturut-turut.

    Peningkatan suhu ini memicu perubahan pola sirkulasi atmosfer yang berdampak luas pada cuaca dan iklim di berbagai belahan dunia.

    El Nino merupakan bagian dari siklus yang lebih besar yang disebut El Nino Southern Oscillation (ENSO). ENSO mencakup tiga fase, yaitu El Nino (fase hangat), La Nina (fase dingin), dan fase netral. Fenomena El Nino mempengaruhi pola curah hujan, suhu, arah angin, dan tekanan udara di wilayah tropis maupun subtropis.

  • Tahun 2025 Catatkan Januari Terpanas Meski “La Nina” – Halaman all

    Tahun 2025 Catatkan Januari Terpanas Meski “La Nina” – Halaman all

    Tahun 2025 mencatatkan Januari terhangat dalam sejarah cuaca, melanjutkan serangkaian suhu ekstrem global, menurut layanan observasi iklim Eropa, Copernicus Climate Change Service, C3S, pada hari Kamis (6/2).

    Pemanasan berlanjut meskipun sedang terjadi pergeseran ke arah pola cuaca “La Nina” yang membawa hawa dingin.

    Rata-rata suhu di bulan Januari meningkat 1,75 derajat Celsius lebih panas daripada masa pra-industri. Angka tersebut juga memecahkan rekor suhu bulanan tertinggi pada tahun 2023 dan 2024, menurut temuan para ilmuwan.

    Laporan Global Climate Highlights yang diterbitkan bulan lalu mengonfirmasi bahwa tahun 2024 adalah tahun terpanas yang pernah tercatat.

    Studi C3S mengungkap kenaikan 1,6 derajat Celsius di atas masa pra-industri, antara tahun 1850 dan 1900. Sebelumnya, tahun 2023 adalah tahun terhangat.

    Pada konferensi iklim internasional di Paris tahun 2015, sebanyak 196 negara dunia sepakat untuk membatasi pemanasan global tidak lebih dari 2 derajat Celsius, dan untuk melakukan upaya guna menjaga suhu di bawah 1,5 derajat.

    Samantha Burgess, wakil direktur C3S, mengatakan kepada DW bahwa dunia sekarang “berada di ambang melewati level 1,5 derajat.”

    Dia menambahkan bahwa meskipun rata-rata dua tahun terakhir telah melampaui ambang batas, hal itu tidak menyiratkan bahwa Perjanjian Paris telah dilanggar, karena perjanjian tersebut didasarkan pada rata-rata yang dihitung selama beberapa dekade dan bukan tahun-tahun individual.

    Namun, “angka ini menunjukkan lintasan yang kita lalui,” katanya. “Kami tahu dari pemahaman kami tentang sistem iklim bahwa semakin hangat atmosfer, semakin besar kemungkinan kita mengalami peristiwa cuaca ekstrem yang berbahaya dan itulah yang benar-benar berdampak pada manusia dan ekosistem,” katanya.

    Bagaimana pemanasan memengaruhi cuaca?

    Sejauh ini, suhu rata-rata global yang diukur selama beberapa dekade telah naik sebanyak 1,3 derajat Celsius. Saat ini pun, konsekuensi pemanasan global sudah sangat terasa.

    Pada tahun 2024, kebakaran hutan menghanguskan sebagian lahan basah Pantanal di Brasil dan memengaruhi beberapa negara di kawasan tersebut, sementara sebagian Sudan, Uni Emirat Arab, dan Spanyol dilanda banjir besar. Gelombang panas melanda Eropa dan Afrika Barat, dan badai tropis melanda sebagian Amerika Serikat dan Filipina.

    Para ilmuwan yang bekerja sebagai bagian dari World Weather Attribution, sebuah organisasi yang mempelajari hubungan antara cuaca ekstrem dan perubahan iklim, menemukan bahwa 26 peristiwa yang mereka amati tahun lalu menjadi lebih buruk atau lebih mungkin terjadi karena peningkatan suhu.

    Pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia untuk kegiatan seperti pemanasan, industri, dan transportasi merupakan pendorong utama pemanasan global, tetapi fenomena alam seperti El Nino juga berperan dalam mendorong kenaikan suhu selama dua tahun terakhir, kata para ilmuwan di C3S.

    Pemanasan lautan meningkatkan suhu pada tahun 2025

    Fenomena El Nino, yang biasanya terjadi setiap dua hingga tujuh tahun, dikaitkan dengan pemanasan Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur, yang menyebabkan suhu permukaan laut rata-rata keseluruhan meningkat 0,51 derajat Celsius daripada rata-rata tahun 1991–2020.

    Suhu permukaan laut menjadi perhatian khusus para ilmuwan, karena laut menyimpan sekitar 90% panas di permukaan Bumi.

    “Lautan telah bertindak sebagai penyangga selama setengah abad terakhir, atau 70 tahun, bagi kita. Kita melampaui kapasitas penyangga itu, dan kita merasakannya dalam hal kejadian ekstrem di daratan,” kata Brenda Ekwurzel, direktur keunggulan ilmiah di lembaga nirlaba Union of Concerned Scientists, yang tidak terlibat dalam penyusunan data C3S.

    Meskipun fase El Nino berakhir pada tahun 2024, Burgess mengatakan lautan menahan lebih banyak panas daripada siklus sebelumnya yang dapat memengaruhi tingkat panas di tahun mendatang. “Sampai kita melihatnya menghilang secara efektif ke laut dalam, kemungkinan besar kita akan terus melihat suhu yang sangat tinggi, tetapi mungkin tidak akan memecahkan rekor,” katanya.

    Waktu kian mendesak

    Meski demikian, tingkat emisi gas rumah kaca di atmosfer terus meningkat. C3S melaporkan bahwa laju peningkatan karbon dioksida lebih tinggi daripada yang diamati dalam beberapa tahun terakhir. Gas rumah kaca yang menetap di atmosfer selama 300 hingga 1.000 tahun, bertanggung jawab atas meningkatnya suhu Bumi.

    John Noel, juru kampanye iklim senior di LSM lingkungan Greenpeace di AS, menyalahkan industri migas dan politik karena “sengaja membangun hambatan” yang menciptakan “tonggak sejarah suram” berupa tahun terpanas.

    “Kita harus membongkar delusi perusahaan yang berbahaya bahwa perluasan bahan bakar fosil dapat terus berlanjut tanpa konsekuensi. Sebaliknya, kita harus memanfaatkan kesempatan sekali seumur hidup untuk membangun infrastruktur nol-karbon yang dibutuhkan untuk masa depan yang aman yang mencakup semua orang,” katanya dalam sebuah pernyataan pers.

    El Nino menambah bahan bakar ke dalam api

    Menurut pemerhati lingkungan Delcio Rodrigues,kondisi cuaca saat ini, yang dipengaruhi oleh perubahan iklim, berkontribusi terhadap kebakaran. Wilayah tersebut mengalami kekeringan yang luar biasa, dan sungai-sungai hanya memiliki permukaan air yang rendah. Menurut para ahli, kekeringan yang telah terjadi sejak akhir tahun 2023 diperburuk oleh fenomena cuaca El Nino, yang membawa serta suhu tinggi.

    Sementara itu, Burgess mengatakan kepada DW bahwa tanpa tindakan segera, tidak mungkin suhu rata-rata jangka panjang dapat dipertahankan di bawah batas 1,5 derajat. Namun, ia menambahkan bahwa dunia tidak boleh mengabaikan target tersebut, karena setiap fraksi derajat itu penting.

    “[Perubahan iklim] bukanlah masalah masa depan yang harus kita hadapi atau yang harus dihadapi oleh generasi mendatang, ini adalah masalah yang perlu kita bicarakan sekarang,” katanya. “Kita perlu memastikan bahwa siapa pun yang kita pilih mengambil tindakan terhadap isu-isu yang penting bagi kita, untuk memastikan kita dapat mengurangi perubahan iklim di masa mendatang dan beradaptasi dengan iklim saat ini,” tambahnya.

    Dialog demi iklim

    Sementara itu, Burgess mengatakan kepada DW bahwa tanpa tindakan segera, tidak mungkin suhu rata-rata jangka panjang dapat dipertahankan di bawah batas 1,5 derajat. Namun, dia menambahkan bahwa dunia tidak boleh mengabaikan target tersebut, karena setiap fraksi derajat itu penting.

    “Perubahan iklim bukanlah masalah masa depan yang harus kita hadapi atau yang harus dihadapi oleh generasi mendatang, ini adalah masalah yang perlu kita bicarakan sekarang,” kata dia.

    “Kita perlu memastikan bahwa siapa pun yang kita pilih mengambil tindakan terhadap isu-isu yang penting bagi kita, untuk memastikan kita dapat mengurangi perubahan iklim di masa mendatang dan beradaptasi dengan iklim saat ini,” imbuhnya.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

  • Ini Daftar Wilayah yang Disebut Bakal Terdampak Siklon Tropis

    Ini Daftar Wilayah yang Disebut Bakal Terdampak Siklon Tropis

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem bakal terjadi di sejumlah wilayah Indonesia pada 5-10 Februari 2025. Fenomena ini disebabkan oleh kehadiran dua siklon tropis, yakni Siklon Tropis Vince dan Siklon Tropis Taliah.

    Dampaknya diperkirakan akan dirasakan di berbagai daerah, terutama di wilayah pesisir dan daerah dengan potensi bencana hidrometeorologi. BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana seperti banjir, tanah longsor, dan gelombang tinggi.

    Siklon Tropis yang Memengaruhi Cuaca Indonesia

    Siklon Tropis Vince

    Sebelumnya terdeteksi di Samudra Hindia Selatan, kini telah bergerak menjauh dan tidak lagi memengaruhi cuaca di Indonesia.

    Siklon Tropis Taliah

    Sistem cuaca yang terdeteksi sekitar 920 km di barat daya Cilacap, Jawa Tengah, diperkirakan akan bertahan di Samudra Hindia Selatan dengan pergerakan ke arah barat dalam 24-72 jam ke depan. Fenomena ini berpotensi menyebabkan hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang di pesisir selatan Banten hingga Jawa Timur. 

    Selain itu, risiko gelombang tinggi meningkat, dengan ketinggian 2,5 hingga 4 meter di perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, serta perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara itu, gelombang lebih tinggi, mencapai 4 hingga 6 meter, diperkirakan terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Barat.

    Wilayah-Wilayah yang Berpotensi Mengalami Cuaca Ekstrem

    BMKG memperingatkan bahwa kehadiran siklon tropis ini, dikombinasikan dengan fenomena La Nina lemah, Monsun Asia, Seruak Udara Dingin dari Dataran Tinggi Siberia, serta aktivitas gelombang atmosfer seperti Madden Julian Oscillation (MJO), akan meningkatkan risiko cuaca ekstrem di beberapa daerah. Berikut adalah daftar wilayah yang perlu meningkatkan kewaspadaan:

    Papua, Papua Pegunungan, Papua Selatan, Papua Barat, Papua Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jambi, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Maluku Utara.

    Dampak Dua Siklon Tropis di Indonesia

    Prediksi Cuaca pada 5-6 Februari 2025

    BMKG memperkirakan potensi hujan ringan di beberapa wilayah, sementara hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem disertai kilat, petir, dan angin kencang dapat terjadi di wilayah berikut:

    Hujan sedang hingga hujan lebat

    Aceh, Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Papua Selatan.

    Hujan lebat hingga sangat lebat

    Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Pegunungan.

    Hujan sangat lebat hingga ekstrem

    Sumatera Utara, Jawa Tengah.

    Potensi angin kencang

    Aceh, Kepulauan Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Papua Selatan.

    Prediksi Cuaca pada 7-10 Februari 2025

    BMKG juga memprakirakan bahwa selama periode ini, hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah:

    Hujan sedang hingga hujan lebat

    Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua, Papua Selatan.

    Hujan lebat hingga sangat lebat

    Aceh, Sumatera Barat, Jawa Timur.

    Hujan sangat lebat hingga ekstrem

    Sulawesi Selatan.

    Potensi angin kencang

    Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku.

    Imbauan dan Kesiapsiagaan

    BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana hidrometeorologi, seperti:

    Banjir dan banjir bandang: Menghindari daerah rawan banjir dan memeriksa sistem drainase secara berkala.Tanah longsor: Menghindari aktivitas di area berlereng curam dan memperhatikan tanda-tanda awal longsor seperti retakan tanah.Gelombang tinggi: Nelayan dan pelaku transportasi laut diimbau untuk lebih waspada dan mempertimbangkan kondisi cuaca sebelum melaut.Angin kencang: Memastikan struktur bangunan kuat dan menghindari berteduh di bawah pohon besar saat terjadi angin kencang.

    Dengan meningkatnya dinamika atmosfer akibat siklon tropis ini, masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada, serta mengikuti arahan dari pihak berwenang guna mengurangi risiko bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi.

  • Siklon Tropis di Selatan Jawa Aktif, BMKG Imbau Waspada Bencana Hidrometeorologi

    Siklon Tropis di Selatan Jawa Aktif, BMKG Imbau Waspada Bencana Hidrometeorologi

     

    PIKIRAN RAKYAT – Siklon Tropis Vince dan Taliah adalah sistem tekanan rendah yang terbentuk di Samudra Hindia, selatan Indonesia. Siklon Tropis Vince terpantau di Samudra Hindia barat daya Bengkulu dengan kecepatan angin maksimum mencapai 75 knot (139 km/jam) dan tekanan udara minimum 970 hPa. 

    Sementara itu, Siklon Tropis Taliah berada di Samudra Hindia selatan Jawa Timur dengan kecepatan angin maksimum 70 knot (130 km/jam) dan tekanan udara minimum 983 hPa.

    Siklon tropis bekerja dengan memanfaatkan energi dari perairan hangat di lautan tropis. Udara hangat dan lembap naik, menciptakan area bertekanan rendah di permukaan laut. 

    Proses ini menghasilkan angin kencang dan pembentukan awan tebal yang berputar di sekitar pusat siklon.

    Dampak dari kedua siklon ini signifikan terhadap cuaca di Indonesia. BMKG melaporkan bahwa keberadaan Siklon Tropis Vince dan Taliah menyebabkan peningkatan kecepatan angin di wilayah perairan Lampung, dengan angin bertiup dari arah barat hingga utara dengan kecepatan berkisar antara 2 hingga 30 knot. 

    Wilayah Jawa Terdampak

    Selain itu, kedua siklon ini juga mempengaruhi intensitas hujan dan angin kencang di wilayah Jawa, Bali, pesisir selatan Jawa Tengah hingga selatan Nusa Tenggara Barat.

    Masyarakat diimbau untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang ditimbulkan oleh siklon tropis ini, termasuk hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang, serta potensi gelombang tinggi di perairan terdampak. Informasi lebih lanjut dan terkini dapat diakses melalui kanal resmi BMKG.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berlaku dari 4 hingga 6 Februari 2025. BMKG mengamati adanya sirkulasi siklonik di dekat Teluk Carpentaria, Australia, yang menyebabkan pusat tekanan rendah. Kondisi ini memicu terbentuknya daerah konvergensi dan belokan angin di wilayah NTT, sehingga meningkatkan pembentukan awan hujan. Akibatnya, beberapa area di NTT berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.

    Selain itu, BMKG juga memantau aktifnya Monsun Asia, fenomena La Nina lemah, dan Madden Julian Oscillation (MJO), yang turut berkontribusi terhadap peningkatan curah hujan di wilayah tersebut. Sementara itu, Siklon Tropis Taliah terdeteksi di Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Timur dengan kecepatan angin maksimum 60 knot (110 km/jam) dan tekanan udara minimum 976 hPa, bergerak menjauhi Indonesia. 

    BMKG Imbau Waspada

    Demikian pula, Siklon Tropis Vince terpantau di Samudra Hindia sebelah selatan-barat daya Bengkulu dengan kecepatan angin maksimum 50 knot (95 km/jam) dan tekanan udara minimum 989 hPa, juga bergerak menjauh.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi dampak dari kondisi cuaca ini, seperti banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, jalan licin, dan kerusakan pada bangunan atau fasilitas umum. Masyarakat diharapkan selalu memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG atau menghubungi layanan informasi cuaca setempat.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Petani Gorontalo Resah, Gabah Rentan Rusak Akibat Cuaca Buruk

    Petani Gorontalo Resah, Gabah Rentan Rusak Akibat Cuaca Buruk

    Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), La Nina merupakan fenomena penurunan suhu permukaan laut di kawasan Samudra Pasifik tropis.

    Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga Mei 2025, memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Gorontalo.

    Selain itu, angin Monsun Asia yang bertiup periodik membawa massa udara lembap, memicu pembentukan awan hujan yang menyebabkan hujan berintensitas ringan hingga lebat.

    “Kondisi atmosfer di Gorontalo yang cenderung labil semakin mendukung terjadinya hujan lebat,” ujar Muhammad Yandar Saputra, staf Stasiun Klimatologi Gorontalo.

    BMKG mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang, terutama di daerah-daerah rawan bencana.

    Muhammad Yandar menjelaskan, meskipun curah hujan rata-rata tergolong ringan hingga sedang, potensi cuaca ekstrem tetap harus diantisipasi. Wilayah-wilayah yang rawan banjir dan longsor disebut memiliki risiko lebih tinggi terkena dampak serius.

    “Daerah-daerah rawan ini harus menjadi prioritas perhatian, karena curah hujan deras bisa memperburuk kondisi di lokasi tersebut,” tegasnya.

    Sebagai langkah antisipasi, BMKG terus memperbarui informasi cuaca melalui aplikasi InfoBMKG, situs resmi BMKG, serta akun media sosial BMKG Gorontalo.

    Dengan demikian, masyarakat diharapkan dapat memantau perkembangan cuaca secara real-time dan mempersiapkan diri menghadapi potensi cuaca ekstrem.

  • Wilayah barat dan utara Jakarta jadi fokus modifikasi cuaca

    Wilayah barat dan utara Jakarta jadi fokus modifikasi cuaca

    Petugas saat memasukkan garam (NaCl) ke dalam pesawat untuk penyemaian dalam rangka modifikasi cuaca di Jakarta, Minggu (2/2/2025). ANTARA/HO-BPBD DKI Jakarta

    Wilayah barat dan utara Jakarta jadi fokus modifikasi cuaca
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Minggu, 02 Februari 2025 – 23:03 WIB

    Elshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pada hari kedua operasi modifikasi cuaca (OMC) memaksimalkan penyemaian untuk mereduksi risiko bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem dengan fokus di wilayah barat dan utara Jakarta. 

    Ketua Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta sekaligus Juru Bicara OMC BPBD DKI Jakarta Tahun 2025, Michael Sitanggang di Jakarta, Minggu, pelaksanaan OMC yang dilaksanakan pada dasarian pertama Februari 2025 sebagai upaya untuk mengurangi risiko bencana akibat cuaca ekstrem.

    “Potensi-potensi munculnya hujan dari skala sedang hingga lebat harus menjadi perhatian agar dapat mengurangi resiko bencana” katanya.

    Ia juga menambahkan meskipun cuaca di Jakarta terbilang ringan, potensi bencana akibat curah hujan yang meningkat tetap menjadi perhatian.

    Menurut dia, pelaksanaan OMC pada hari ini berlangsung satu kali sorti dengan menyemai 800 kilogram (kg) garam (NaCl) dengan ukuran partikel 30-40 mikron.

    Pada OMC ini, BPBD DKI Jakarta bekerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) serta PT Rekayasa Atmosphere Indonesia (PT RAI).

    Berdasarkan pantauan dari BMKG bahwa prediksi sebaran hujan yang terjadi pada hari ini cenderung ringan hingga sedang, dengan arah angin dari barat laut. Diprediksi curah hujan ringan yang terjadi di wilayah Jakarta akan berlangsung hingga 4 Februari.

    Selain itu, hasil analisis dari Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo mengindikasikan peningkatan curah hujan yang signifikan di wilayah Jawa.

    Hal ini karena terjadi peningkatan kelembaban udara di Indonesia akibat dari penguatan Monsun Asia serta fenomena seruakan dingin (cold surge) yang teridentifikasi berada pada kategori signifikan dan pengaruh dari fenomena La Nina.

    “Untuk wilayah tropis, fenomena La Nina yang berstatus lemah cenderung meningkatkan curah hujan,” katanya.

    Selain itu, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang hari ini aktif di wilayah barat Indonesia, bersama gelombang atmosfer ekuator lainnya seperti Rossby Ekuator dan Kelvin mendukung pembentukan awan konvektif yang berpotensi memicu hujan lebat.

    Kemudian pola sirkulasi siklonik yang terdeteksi di beberapa lokasi, seperti Selat Karimata, Laut Halmahera, Laut Arafuru hingga Samudra Hindia selatan Jawa juga memperbesar peluang curah hujan tinggi di wilayah tersebut.

    “Sehingga curah hujan yang tinggi dan ekstrem di beberapa wilayah Jawa, termasuk DKI Jakarta perlu diperhatikan, terutama dalam penentuan titik-titik penyemaian,” katanya.

    Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan OMC, Kasi Opslat Lanud Halim PerdanakusumaMayor Ari Firmansyah menyatakan, pihaknya siap memberikan dukungan penuh dalam operasional penerbangan.

    “Kami dari Lanud Halim siap mendukung kebutuhan pelaksanaan OMC serta memastikan pesawat dalam kondisi baik dan siap terbang untuk mendukung jalannya operasi,” ujarnya.

    Sumber : Antara