BMKG Ungkap Mengapa Jakarta Rawan Alami Banjir Rob
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG
), Guswanto mengungkapkan bahwa
Jakarta
memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana
tsunami
dan
banjir rob
, terutama karena kondisi geografisnya yang rendah.
“Secara ketinggian wilayah, hampir 80-90 persen Jakarta berada di bawah 15 meter di atas permukaan laut (MDPL),” kata Guswanto dalam diskusi secara virtual, Senin (24/3/2025).
“Jika terjadi banjir rob atau bahkan tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 meter, maka Jakarta menjadi daerah yang paling rawan terdampak pertama kali,” ujarnya lagi.
Selain itu, BMKG juga mencatat bahwa meskipun luas wilayah Jakarta tidak begitu besar, namun mengalami frekuensi banjir dan genangan yang cukup tinggi setiap tahunnya.
BMKG menjelaskan bahwa terdapat delapan faktor utama yang memengaruhi kondisi cuaca ekstrem di Indonesia, termasuk yang berkontribusi terhadap risiko tsunami dan banjir rob di Jakarta.
Faktor-faktor tersebut meliputi, El Nino dan La Nina, yang mempengaruhi suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah.
Kemudian, suhu muka laut yang berperan dalam pembentukan awan dan pola curah hujan. Lalu, Indian Ocean Dipole (IOD) yang berdampak pada pola cuaca di Samudra Hindia.
Selanjutnya, ada siklon tropis, yang bisa memicu hujan ekstrem dan gelombang tinggi di wilayah pesisir. Kemudian, kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global, yang memperburuk dampak banjir rob.
Ada juga perubahan pola angin Monsun atau Monsun Asia/ Australia, yang berpengaruh pada curah hujan di wilayah Indonesia.
Sementara itu, Direktur Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab mengungkapkan bahwa perubahan iklim di Indonesia semakin mengkhawatirkan.
Berdasarkan laporan terbaru World Meteorological Organization (WMO)–State of Global Climate 2025, suhu global terus meningkat dengan tren yang semakin ekstrem.
“Tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah pengamatan suhu dunia selama 175 tahun terakhir. Laju kenaikan suhu global telah mencapai 1,55 derajat Celcius, melampaui ambang batas yang disepakati dalam
Paris Agreement
,” ungkap Fachri.
Tidak hanya secara global, Indonesia juga disebut mengalami peningkatan suhu yang sangat drastis. Fachri menunjukkan data
warming stripe
yang mengindikasikan tren kenaikan suhu di Indonesia sejak tahun 1981 hingga 2024.
“Dulu, hingga awal tahun 2000-an, kita masih melihat warna biru, artinya suhu masih di bawah rata-rata,” kata Fachri.
“Namun, sejak 2000 ke atas, semuanya berubah menjadi merah, dan pada 2024, warnanya bahkan merah tua. Ini menunjukkan bahwa suhu di Indonesia meningkat dengan signifikan,” ujarnya lagi.
BMKG mencatat bahwa tahun 2024 bukan hanya tahun terpanas di dunia, tetapi juga di Indonesia. BMKG memperkirakan, suhu rata-rata Indonesia akan terus meningkat hingga tahun 2100.
“Peningkatan suhu sampai (tahun) 2100 hampir merata di seluruh wilayah Indonesia,” kata Fachri.
“Proyeksi perubahan curah hujan, di periode musim hujan, hari-hari dengan hujan ekstrem akan bertambah dan meningkat. Di musim kemarau, hari-hari tanpa hujan panjang akan meningkat,” ujarnya lagi menjelaskan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: La Nina
-
/data/photo/2025/01/14/67861b78a9b9d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
BMKG Ungkap Mengapa Jakarta Rawan Alami Banjir Rob
-

Video: Ahok Kaget Ada Fraud Tata Kelola Minyak Mentah – Anomali Cuaca
Jakarta, CNBC Indonesia – Kejaksaan Agung memeriksa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang. Pemeriksaan terkait kasus hukum di PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023 ini berlangsung hingga 9 Jam. Selain itu memasuki pertengahan bulan Maret 2025 fenomena anomali iklim, La Nina, dinyatakan berakhir.
Simak informasi selengkapnya dalam program Profit CNBC Indonesia (Jumat, 14/03/2025) berikut ini.
-

BPS Prediksi Produksi Beras Meningkat, Pemerintah Diharapkan Serap Gabah Petani
Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras Januari- April 2025 mencapai 13,95 juta ton beras, atau meningkat sebesar sebesar 2,88 juta ton (25,99%) dibanding Januari-April 2024. Proyeksi ini berdasarkan potensi produksi beras Januari 2025 yang sebesar 1,24 juta ton dan produksi beras Februari-April 2025 diperkirakan mencapai 12,71 juta ton.
“Potensi produksi beras sepanjang Januari-April tahun 2025 diperkirakan menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir atau sejak Januari-April 2019,” ucap Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di kantor BPS pada Senin (3/3/2025).
Terkait hal ini, peneliti dari Center of Reform on Economic (Core) Indonesia Eliza Mardian Eliza menilai laporan BPS ini memberi sinyal positif bagi para petani. Kepastian pasar akan meningkatkan motivasi petani untuk terus menanam. Terlebih lagi, pemerintah berencana untuk menyerap gabah dari petani.
“Jika petani mendapat kepastian pasar, mereka akan lebih bersemangat untuk menanam. Wacana pemerintah untuk menyerap gabah petani tentunya disambut baik oleh para petani,” ujar Eliza kepada wartawan, Senin (3/3/2025).
Dia berharap agar penggiling dan pemerintah dapat memenuhi komitmennya untuk menyerap gabah petani sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto. Dengan demikian, para petani tidak akan kecewa saat panen raya tiba.
“Saat panen raya, pemerintah harus menepati janjinya untuk benar-benar menyerap gabah sehingga petani yang telah bekerja keras untuk menyediakan pangan dalam negeri tidak merasa dirugikan,” lanjut Eliza.
Dia menilai kenaikan produksi padi tersebut bisa dipengaruhi oleh faktor cuaca yang mendukung, salah satunya adalah fenomena La Nina yang menyebabkan curah hujan lebih tinggi.
“Curah hujan yang melimpah tentunya membantu pasokan air untuk irigasi. Namun jika tidak terkendali, bisa menyebabkan banjir yang akhirnya mengancam hasil panen,” jelas Eliza.
Dikatakannya jika dibandingkan dengan tahun lalu yang masih terpengaruh El Nino 2023, pada 2025 ini akan mengalami produksi yang lebih tinggi karena kondisi cuaca yang lebih mendukung.
Selain faktor cuaca, Eliza juga mencatat penggunaan varietas padi yang lebih unggul, yang disalurkan oleh pemerintah, turut mendongkrak produksi. Para petani kini tidak hanya bergantung pada varietas Ciherang, tetapi juga varietas padi Inpari 32 yang memiliki hasil lebih tinggi dan tahan terhadap penyakit.
Menurutnya, perkiraan peningkatan produksi beras dan komitmen pemerintah dalam menyerap gabah petani akan membuat stok beras dalam negeri aman.
-
/data/photo/2013/04/20/0211229-hujan-merata-guyur-di-jakarta-780x390.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ada Bibit Siklon Tropis 99S Dekat NTT, Ini Dampaknya Regional 22 Februari 2025
Ada Bibit Siklon Tropis 99S Dekat NTT, Ini Dampaknya
Tim Redaksi
KUPANG, KOMPAS.com –
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya
bibit Siklon Tropis
99 S di sekitar Samudra Hindia, persisnya sebelah selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam beberapa hari ke depan.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Natalia Ernesta Bajo mengatakan, saat ini wilayah NTT berada pada periode puncak musim hujan.
“Jadi, masih terpantau adanya bibit Siklon Tropis 99 S di sekitar Samudra Hindia selatan NTT,” kata Natalia, kepada Kompas.com, Sabtu (22/2/2025).
Natalia menjelaskan, kecepatan angin maksimum 25 knot atau 46 kilometer per jam dan tekanan minimum 1006 hPa dengan pergerakan ke arah barat daya.
Selain itu kata Natalia, terpantau aktifnya Monsun Asia, Fenomena La Nina lemah dan adanya peningkatan suhu muka laut yang lebih hangat.
Kondisi itu mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah NTT sehingga dapat menyebabkan hujan sedang hingga lebat yang dapat di sertai petir dan angin kencang di wilayah NTT.
Dia pun meminta masyarakat waspadai dampak hujan sedang hingga Lebat serta angin kencang di wilayah NTT, dari hari ini hingga tanggal 24 Februari 2025 mendatang.
Hujan itu, tentunya dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, jalan licin dan kerusakan pada bangunan atau fasilitas umum.(K57-12).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4565722/original/096542400_1693995924-20230906-Kekeringan_di_Sawah-ANG_4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5150774/original/056637800_1741091408-20250304-Ruas_Jalan_Bekasi-HER_7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)