Topik: kota metropolitan

  • Kemenhub Ungkap Ongkos Mahal Tantangan Utama Logistik Indonesia

    Kemenhub Ungkap Ongkos Mahal Tantangan Utama Logistik Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan tantangan besar logistik yang masih Indonesia hadapi, dan perlu penyelesaian secara bersama-sama seluruh stakeholder. 

    Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda Kemenhub Risal Wasal menuturkan, saat ini, potensi Indonesia sangat besar dalam mobilitas dan angkutan barang, dengan memiliki 391 terminal, 669 stasiun, 353 pelabuhan, dan 257 bandara. 

    Meski demikian, masih menjadi tantangan dalam mengangkut dan mendistribusikan barang ke seluruh wilayah Nusantara. Termasuk soal biaya yang lebih efisien dan murah.

    “Tantangan pertama kita, bagaimana mobilitas barang dan orang yang efisien terhubung berkelanjutan,” ujarnya dalam malam penghargaan BILA 2025 di Hotel Borobudur, Rabu (5/11/2025). 

    Padahal, sektor transportasi dan pergudangan tumbuh rata-rata 19,07% selama 5 tahun terakhir. Capaian tersebut jauh ebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Ini bukti nyata bahwa sektor logistik merupakan salah satu tulang punggung perekonomian di Indonesia. Namun demikian, kita juga masih menghadapi tantangan yang harus kita jawab bersama,” tambah Risal. 

    Saat ini pun, Indonesia memiliki 10 kota metropolitan, 71 daerah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan), 17 kawasan industri, 25 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 10 Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP), yang perlu dihubungkan. 

    Tantangan lainnya, yakni dalam pengembangan sektor transportasi multimoda untuk industri logistik. 

    Dirinya tidak menampik, bahwa saat ini infrastruktur multimoda yang ada belum betul-betul terintegrasi pada moda-moda lainnya, seperti darat, laut, maupun udara. 

    Sementara Tol Laut, yang digadang-gadang bakal mempermudah arus barang di wilayah 3T, justru mengalami masalah baru. Tak jarang kapal-kapal yang beroperasi sebagai Tol Laut tidak tepat waktu, sehingga barang yang diangkut terbengkalai. 

    Di samping itu, Logistic Performance Index (LPI) pun masih menjadi pekerjaan rumah yang menjadi perhatian besar. LPI Indonesia masih berada di angka 3,0. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan beberapa negara Asean, misalnya Singapura 4,3, Malaysia 3,6, Thailand 3,5, Filipina 3,3, dan Vietnam 3,3. 

    “Ini tantangan kita bersama bagaimana kita menaikkan daripada logistik performance index Indonesia,” tambahnya. 

    Risal menegaskan bahwa Kementerian Perhubungan berkomitmen untuk menjawab tantangan tersebut, sekaligus mendorong sisi transportasi yang efisien, terhubung, terindikasi, berdaya saing di seluruh Indonesia.

    Kementerian Perhubungan pun terus mendorong langkah-langkah transformasi logistik nasional dengan lima pilar utama integrasi multimoda.

    Pertama, melalui integrasi kelembagaan antara stakeholder terkait. Kedua, integrasi fisik dari simpul logistik, mulai dari pelabuhan, bandara, dry port, dan terminal multimoda. Ketiga, Integrasi pembayaran pengangkutan hingga karantina dan pajak. 

    Keempat, integrasi jaringan berupa jaringan transportasi darat, kereta api barang, laut, dan udara. Terakhir, integrasi infromasi. 

  • Posbankum Perluas Akses Keadilan Bagi Warga Jakarta

    Posbankum Perluas Akses Keadilan Bagi Warga Jakarta

    JAKARTA – Gubernur Jakarta Pramono Anung menegaskan pembentukan 267 Pos Bantuan Hukum (Posbankum) di seluruh kelurahan di Jakarta menjadi pelengkap penting bagi infrastruktur layanan publik di ibu kota.

    Hal itu disampaikan Pramono dalam peresmian capaian 100 persen Pos Bantuan Hukum (Posbankum) di seluruh kelurahan di Provinsi Jakarta

    “Posbankum yang berjumlah 267 akan ada di setiap kelurahan, dan itu melengkapi semua infrastruktur yang ada di Jakarta,” katanya dalam keterangan tertulis dikutip pada Sabtu, 1 November.

    Pramono menyebut, keberadaan Posbankum memastikan seluruh lapisan masyarakat kini memiliki akses terhadap perlindungan hukum tanpa terkendala biaya.

    “Seluruh masyarakat Jakarta kini dapat memperoleh perlindungan hukum tanpa terkendala biaya,” ucapnya.

    Diketahui, Posbankum merupakan tempat masyarakat memperoleh layanan konsultasi hukum, advokasi non-litigasi, mediasi oleh Paralegal dan Lurah sebagai juru damai, serta rujukan advokat, baik pro bono maupun melalui Organisasi Bantuan Hukum (OBH).

    Kehadiran Posbankum memperluas akses keadilan, meningkatkan kesadaran hukum, dan mendorong penyelesaian sengketa secara damai di tingkat akar rumput.

    Dengan 267 Posbankum di Jakarta, jumlahnya kini mencapai 57.968 unit atau 69,05 persen dari total 83.953 desa dan kelurahan di Indonesia.

    Sementara itu, Menteri Hukum, Supratman Andi Agtas, menegaskan pentingnya menghadirkan keadilan yang mudah dijangkau oleh masyarakat.

    “Di tengah hiruk-pikuk kota metropolitan yang tidak pernah tidur, masyarakat tidak hanya membutuhkan kepastian hukum, tetapi juga akses terhadap keadilan yang cepat, mudah, dan dekat,” ujarnya

    Menurutnya, tidak semua persoalan hukum harus berakhir di pengadilan karena proses litigasi sering kali memerlukan biaya dan waktu yang besar.

    “Penyelesaian melalui mediasi di tingkat kelurahan bisa menjadi alternatif yang lebih efisien dan berkeadilan,” lanjutnya.

    Menurutnya, kehadiran Pos Bantuan Hukum (Posbankum) menjadi solusi nyata dalam mewujudkan keadilan yang substantif bagi masyarakat. “Tujuan kita adalah menghadirkan hukum yang benar-benar memberikan rasa keadilan, terutama bagi masyarakat pada lapisan terbawah,” katanya.

    Supratman menjelaskan, pembentukan Posbankum merupakan bagian dari upaya pemerintah mewujudkan visi besar Presiden Prabowo Subianto sebagaimana tertuang dalam Asta Cita, yakni menghadirkan hukum sebagai jaminan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

    “Bapak Presiden selalu menekankan bahwa hukum adalah jaminan keadilan. Keadilan bukan hanya hak, tetapi juga tuntutan setiap warga negara,” imbuhnya.

    Ia juga menyoroti peran penting Paralegal dalam setiap Posbankum yang telah memiliki sertifikasi dan kapasitas sebagai penyelesai masalah di tengah masyarakat. Supratman berharap Paralegal dan Lurah yang menggawangi Posbankum aktif mengisi aplikasi Pelaporan Layanan Posbankum yang dikembangkan oleh BPHN.

    “Data yang terkumpul akan menjadi dasar penting bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan berbasis bukti atau evidence-based policy,” tuturnya.

    Selain itu, Duta Posbankum Sherly Tjoanda, menyebut bahwa keberadaan 267 Posbankum di Jakarta menjadi simbol hadirnya keadilan bagi masyarakat kecil. Menurut Sherly, Posbankum tidak hanya membantu penanganan kasus, tetapi juga menyediakan konsultasi dan mediasi untuk menyelesaikan persoalan warga secara damai.

    “Kita hadir di sini untuk menyalakan kembali obor keadilan di jantung Republik Indonesia, yakni Jakarta,” pungkasnya.*

     

  • BNPT: Jakarta Jadi Barometer Nasional Kewaspadaan Terorisme

    BNPT: Jakarta Jadi Barometer Nasional Kewaspadaan Terorisme

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menegaskan Jakarta memiliki posisi strategis sebagai barometer nasional dalam menjaga stabilitas keamanan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme.

    Menurut Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT Brigadir Jenderal Polisi Wawan Ridwan, setiap insiden teror yang terjadi di Jakarta memiliki dampak luas secara nasional. Terkait hal itu, wilayah Jakarta memegang peran vital dalam sistem deteksi dini dan pencegahan terorisme di Indonesia.

    “Jakarta sebagai kota metropolitan menjadi barometer bagi daerah lain. Oleh karena itu, kewaspadaan dan deteksi dini di Jakarta dan sekitarnya harus lebih optimal daripada wilayah lain,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (27/10/2025).

    Wawan menambahkan, penguatan peran tiga pilar kewilayahan, yaitu lurah/kepala desa, Babinsa (TNI), dan Bhabinkamtibmas (Polri), sangat penting untuk mencegah penyebaran paham radikal di tingkat akar rumput. Hal itu juga sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme (UU Terorisme).

    “Tiga Pilar adalah garda terdepan dalam mencegah penyebaran ideologi kekerasan. Peningkatan kapasitas mereka akan mempersempit ruang gerak jaringan teror,” jelasnya.

    Sementara itu, Direktur Pusat Kajian Moderasi Beragama Sholehuddin menjelaskan tiga fokus utama dalam kewaspadaan dan deteksi dini yang dapat dilakukan tiga pilar di wilayah masing-masing.

    Pertama, deteksi pemahaman, yaitu mengamati apakah ada penolakan terhadap ideologi dan sistem pemerintahan NKRI. Kedua, deteksi sikap, dengan melihat kecenderungan anti terhadap pemerintah, perbedaan, atau budaya lokal. Ketiga, deteksi tindakan, yaitu mengidentifikasi individu yang terlibat dalam provokasi atau kegiatan penolakan ideologi.

    Lurah Bojong Sari Baru, Adeyasya Aziza, yang ikut dalam pelatihan tiga pilar berharap mampu memperkuat sinergi antarunsur di lapangan. “Kami berharap sinergi antara bhabinkamtibmas, babinsa, dan lurah semakin kuat agar dapat bersama-sama mencegah potensi ideologi kekerasan di wilayah kami,” ujarnya.

    Kegiatan pelatihan yang berlangsung pada 21-23 Oktober 2025 itu bertujuan untuk memperkuat peran iiga pilar dalam melakukan deteksi dini dan pencegahan penyebaran paham radikal di tingkat kelurahan dan desa.

  • BNPT: Jakarta barometer nasional kewaspadaan dan deteksi dini teroris

    BNPT: Jakarta barometer nasional kewaspadaan dan deteksi dini teroris

    Jakarta sebagai kota metropolitan dan barometer bagi daerah-daerah lain

    Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan Jakarta memiliki posisi strategis sebagai barometer nasional stabilitas keamanan negara dalam kewaspadaan dan deteksi dini terorisme.

    Dalam Kegiatan Pelatihan Tiga Pilar dalam Rangka Antisipasi Potensi Radikal Terorisme di Jakarta, Kamis (23/10), Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT Brigadir Jenderal Polisi Wawan Ridwan mengatakan ketika terjadi aksi di Jakarta, maka akan berdampak luas ke seluruh Indonesia.

    “Jakarta sebagai kota metropolitan dan barometer bagi daerah-daerah lain. Oleh karena itu, kewaspadaan dan deteksi dini di wilayah Jakarta dan sekitar harus lebih optimal dari daerah lainnya,” ucap Brigjen Pol Wawan, seperti dikutip dari keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

    Untuk itu, dia menegaskan penguatan peran Tiga Pilar Kewilayahan selaras dengan amanat Undang-undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, khususnya yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas aparatur.

    Adapun Tiga Pilar Kewilayahan dimaksud terdiri atas kepala kelurahan, Bintara Pembina Desa atau Babinsa (TNI), serta Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat atau Bhabinkamtibmas (Polri).

    Wawan menuturkan peningkatan kapasitas Tiga Pilar dalam mencegah penyebaran ideologi kekerasan sebagai garda terdepan diperlukan agar kesempatan jaringan menyebarkan ideologi kekerasan semakin sempit, bahkan tidak ada.

    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pusat Kajian Moderasi Beragama Sholehuddin menjelaskan tiga aspek fokus kewaspadaan dan deteksi dini Tiga Pilar yang bisa dilakukan di wilayah masing-masing.

    Dikatakan bahwa fokus kewaspadaan dan deteksi dini dimulai dari pertama, deteksi pemahaman dengan melihat apakah pemahaman keagamaannya menyerukan penolakan terhadap ideologi dan sistem pemerintahan NKRI.

    Kedua, deteksi sikap dengan melihat sikap yang anti terhadap pemerintahan, anti perbedaan, atau anti budaya lokal. Ketiga, deteksi tindakan dengan melihat keterlibatan melakukan provokasi dengan motif penolakan ideologi.

    Menyambut pelatihan tersebut, salah satu perwakilan peserta, Adeyasya Aziza selaku Lurah Bojong Sari Baru berharap kegiatan tersebut memperkuat sinergi Tiga Pilar.

    “Kami berharap seusai kegiatan, sinergi Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Lurah/Kepala Desa bisa lebih kuat, serta bersama-sama mengantisipasi serta menghentikan potensi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ideologi kekerasan di wilayah kami,” ungkap Adeyasya.

    Kegiatan pelatihan diadakan pada 21-23 Oktober 2025 dengan tujuan menguatkan peran Tiga Pilar Kewilayahan dalam rangka antisipasi potensi penyebaran ideologi kekerasan.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Sambas
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Antisipasi ISPA Saat Pancaroba, Pemkot Surabaya Gratiskan Vaksin PCV untuk Balita
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        23 Oktober 2025

    Antisipasi ISPA Saat Pancaroba, Pemkot Surabaya Gratiskan Vaksin PCV untuk Balita Surabaya 23 Oktober 2025

    Antisipasi ISPA Saat Pancaroba, Pemkot Surabaya Gratiskan Vaksin PCV untuk Balita
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya gratiskan vaksinasi pneumonia bagi para balita untuk antisipasi penyebaran infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) selama musim pancaroba.
    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, berdasarkan data yang dihimpunnya, kasus ISPA menunjukkan angka fluktuatif selama 10 tahun terakhir.
    “Sangat dipengaruhi oleh perubahan musiman, kondisi lingkungan, serta dinamika kepadatan dan mobilitas penduduk kota metropolitan,” kata Nanik, saat dikonfirmasi, Kamis (23/10/2025).
    Musim pancaroba merupakan periode kritis dalam mencegah lonjakan kasus ISPA.
    Dengan demikian, Dinkes Surabaya gratiskan imunisasi
    pneumococcal conjugate vaccine
    (PCV) untuk balita.
    “Selain program pemerintah, masyarakat yang butuh perlindungan tambahan terhadap influenza, vaksinasi dapat dilakukan secara mandiri di fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) swasta,” ucapnya.
    Di sisi lain, Dinkes Surabaya memberi instruksi kepada seluruh tenaga kesehatan untuk mendeteksi dini indikasi ISPA.
    Tujuannya, mencegah penyakit itu berkembang menjadi pneumonia.
    “Kami menerapkan pelaporan kasus secara
    real-time
    melalui aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) Kemenkes RI,” kata dia. 
    “Sistem ini memungkinkan Dinkes menganalisis tren kasus untuk menilai potensi KLB (kejadian luar biasa) dan mengambil langkah cepat bila ditemukan lonjakan kasus di suatu wilayah,” ucap dia. 
    Nanik mengimbau agar masyarakat menjaga daya tahan tubuh dengan selalu mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, serta rutin olahraga
    “Dan segera memeriksakan diri ke fasyankes jika muncul gejala ISPA seperti demam, batuk, atau sesak napas, terutama pada balita dan lansia, untuk deteksi dan penanganan dini,” ujar dia. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • DKI janjikan kejutan di luar ekpektasi kota metropolitan di ITB Asia

    DKI janjikan kejutan di luar ekpektasi kota metropolitan di ITB Asia

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berjanji memberikan kejutan di luar ekspektasi kota metropolitan, terutama bagi sektor Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) dalam pameran Internationale Tourismus-Börse (ITB) Asia 2025 yang digelar di Singapura pada 15-17 Oktober 2025.

    Melalui pameran tersebut, delegasi Jakarta dengan mengusung tema “Enjoy More The Unexpected of Jakarta,” juga menunjukkan diri siap mengadakan acara berskala internasional.

    “Jakarta memiliki berbagai infrastruktur dan fasilitas yang sangat mumpuni, menjadikannya kota yang mampu menggelar acara MICE berskala internasional,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Andhika Permata dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Adapun pameran tersebut juga menjadi langkah strategis meningkatkan wisatawan khususnya dari pasar Asia. Karena itu, Pemprov DKI memboyong sebanyak 19 pelaku industri pariwisata termasuk hotel bintang lima, BUMD yang bergerak di bidang pariwisata, penyedia jasa perjalanan, hingga pengelola destinasi unggulan.

    “Kami menawarkan pengalaman berwisata yang komprehensif. Jakarta menawarkan beragam atraksi dinamis bagi para pebisnis maupun pelancong, membuat kunjungan mereka bukan hanya sekedar urusan kantor dan benar-benar ‘Enjoy More The Unexpected of Jakarta’,” tambah Andhika.

    Pimpinan delegasi Jakarta di ITB Asia 2025, Helma Dahlia menyampaikan, keikutsertaan Pemprov DKI dalam pameran diperkuat dengan sinergi aktif bersama Kementerian Pariwisata RI dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura.

    “Kami sedang menjajaki berbagai potensi kerja sama program di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif antar kota untuk memastikan Jakarta dan Singapura dapat tumbuh bersama sebagai motor pariwisata regional,” kata dia.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pentingnya kehadiran alam untuk tumbuh kembang anak Jakarta

    Pentingnya kehadiran alam untuk tumbuh kembang anak Jakarta

    Dengan segala keterbatasan yang dimiliki Jakarta, kota ini mampu menunjukkan prestasinya dengan menjadi kota bahagia ke-18 di dunia menurut survei internasional Time Out.

    Jakarta (ANTARA) – Di tengah modernnya ibu kota dengan deretan gedung-gedung yang menjulang, tawa anak-anak yang berlarian di bawah rindangnya pepohonan menjadi pemandangan langka di Jakarta.

    Di kota metropolitan ini, pohon bukan lagi tempat bermain yang mengasyikan bagi anak-anak, melainkan sekadar pemandangan di pinggir jalan.

    Padahal, kehadiran alam bukan tempat bermain semata, tetapi juga ruang untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, empati, dan kebahagiaan anak-anak ibu kota.

    Dari tanah dan udara segar itulah imajinasi tumbuh, dan jiwa belajar hidup berdampingan dengan alam tercipta. Namun, hal ini seolah perlahan hilang di tengah kehidupan Jakarta yang digadang-gadang sebagai kota global.

    Pentingnya stimulasi

    Kesibukan warga kota dengan layar gawai yang tak pernah redup membuat banyak anak yang lahir diperkotaan tumbuh dengan stimulasi yang serba terbatas.

    Banyak orang tua yang akhirnya menyerahkan gawai kepada anak-anaknya demi bisa mengelola waktu mengasuh anak sambil mengerjakan hal lainnya.

    Padahal, sentuhan, percakapan, dan eksplorasi alam menjadi kebutuhan dasar yang tak bisa digantikan teknologi.

    Dokter Spesialis Anak Prof DR Rini Sekartini menjelaskan, stimulasi merupakan salah satu kebutuhan dasar anak yang wajib dipenuhi orang tua. Salah satu stimulasi yang dapat dilakukan adalah bermain.

    “Bermain juga merupakan kebutuhan dasar anak. Selain bermanfaat untuk sosialisasi dengan anak sebaya atau orang lain, bermain dapat meningkatkan kemampuan dan perkembangan anak baik aspek motor kasar, motor halus, bicara bahasa, kemandirian dan kecerdasan,” kata Rini.

    Itulah sebabnya, bermain di alam akan memungkinkan anak mendapat kesempatan untuk mendengar suara binatang, suara angin, teriakan ataupun candaan sesama anak. Hal ini sangat baik untuk merangsang proses perkembangan bicara.

    Selain itu, dengan bermain di alam, tanpa alas kaki dan bertelanjang tangan, dapat melatih sensori anak terutama perabaan.

    Upaya pemerintah

    Meski tampaknya Jakarta sudah penuh sesak dengan berbagai bangunan, namun Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo tetap bertekad menghadirkan ruang terbuka hijau untuk masyarakat khususnya anak-anak.

    Salah satunya, Pemerintah Jakarta kini sedang dalam proses pembangunan Taman Bendera Pusaka yang menyatukan tiga taman sekaligus yakni Taman Ayodya, Taman Leuser dan Taman Langsat.

    Untuk itu, DKI memutuskan untuk membuka beberapa taman selama 24 jam. Beberapa taman juga dibuka hingga malam hari misalnya Tebet Eco Park yang bisa dikunjungi masyarakat hingga pukul 22.00 WIB.

    Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Urban Farming di Semarang: Harapan Baru Ketahanan Pangan Usai Nitimongso Terlindas Krisis Iklim
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 Oktober 2025

    Urban Farming di Semarang: Harapan Baru Ketahanan Pangan Usai Nitimongso Terlindas Krisis Iklim Regional 18 Oktober 2025

    Urban Farming di Semarang: Harapan Baru Ketahanan Pangan Usai Nitimongso Terlindas Krisis Iklim
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Semarang terik dan panas seperti biasanya.
    Cuaca ini membentuk kebiasaan masyarakat untuk menghindari berkegiatan di luar rumah pada siang hari.
    Di sudut kota, tak jauh dari Taman Indonesia Kaya, terdapat sebuah ruang hijau terbuka yang disebut Urban Farming Corner (UFC) yang berada tepat di Jl Menteri Supeno No. 1, Mugasari, Kec Semarang Selatan, Kota Semarang.
    UFC tidak sekadar mendampingi masyarakat Kota Semarang untuk belajar mengenai tata kelola pertanian perkotaan, tetapi juga membicarakan ketahanan pangan mandiri, seperti menanam sayur organik.
    Pada pelatihan ini, UFC melakukan pelatihan dengan tajuk budidaya sayur organik yang didampingi oleh Wahyu Aditya dari Sekolah Berkebun Ceria pada Jumat, (17/10/2025).
    Wahyu Aditya, penyuluh dari Sekolah Berkebun Ceria dan juga seorang pegiat muda bertani organik, menjelaskan bahwa ia dan komunitasnya memiliki fokus mengenalkan berkebun dan menanam untuk semua kalangan, dari usia dini hingga dewasa.
    “Kita selalu memiliki tagline, yaitu satu siswa, satu tanaman, sejuta harapan. Tanaman pangan yang tumbuh akan menciptakan pangan yang sehat, pangan yang sehat akan mempengaruhi kesehatan kita, tetapi tanaman yang baik adalah yang dimulai dari tangan kita sendiri. Makanya kita fokus pelatihan di rumah-rumah warga maupun di sekolah-sekolah,” ujarnya menjelaskan.
    Belajar menanam di Kota Semarang, menurut Aditya, cukup menantang.
    Krisis iklim menghilangkan tata cara bertani menggunakan nitimongso atau perkiraan cuaca tradisional, sehingga kita harus beradaptasi.
    “Kita bisa menanam dari tanpa tanah sampai menggunakan tanah dan alat-alat yang ada. Bisa kita kolaborasikan dengan budidaya ikan, masyarakat juga bisa menyesuaikan kebutuhan tanaman apa yang mereka tanam, ya itu yang mereka panen,” jelasnya.
    Sekolah Berkebun Ceria memiliki visi yang sederhana, yaitu membangun minat berkebun sejak dini dan siapapun bisa menjadi petani di rumah.
    “Kami bersyukur, tiap kegiatan masih ada yang berminat. Di UFC sendiri, tiap dua minggu sekali dalam satu bulan ada pelatihan, dan beberapa sekolah selain mengisi pelatihan juga seperti SMP 1 Kota Semarang yang punya ekstrakurikuler berkebun,” ujarnya.
    Jumartono, Sub Koordinator Metode dan Informasi Dinas Pertanian Kota Semarang, menjadikan UFC untuk mendukung program swasembada pertanian di perkotaan dan mengembangkan wacana pertanian di Kota Semarang, terutama untuk anak muda.
    “Kota Semarang sebagai kota metropolitan memang sudah mengalami keterbatasan lahan pertanian. Acara ini adalah upaya mengedukasi masyarakat untuk bisa cinta dan gemar bertani, terutama untuk kalangan generasi mudanya. Karena, sebagaimana kita tahu, generasi muda sekarang itu untuk bertani agak-agak susah, gitu, sulit,” jelasnya Jumartono, yang juga sebagai Penanggung Jawab Teknik Lapangan.
    Dinas Pertanian Kota Semarang membangun sosialisasi urban farming melalui kelompok-kelompok di masyarakat lewat penyuluh, yang paling tidak satu penyuluh di setiap kecamatan yang ada di Kota Semarang.
    “Di lapangan, kita biasanya lewat kelompok-kelompok yang ada di masyarakat. Kalau biasanya ada kelompok tani dan kelompok wanita tani. Biasanya itu bagian dari PKK, maupun RT/RW yang membentuk suatu kelompok dan memaksimalkan mengolah lahan yang ada di lingkungan mereka. Walaupun lahan itu sekecil apapun, dengan metode Perkotaan Tani ini, mereka bisa ikut menanam,” jelasnya.
    Ira, seorang ibu muda yang mengikuti pelatihan ini, mengaku merasa terbantu untuk menambah pengetahuan mengenai tata cara urban farming yang ia geluti selama beberapa tahun lalu.
    “Awalnya sih dari hobi. Saya sudah mulai bertanam organik sejak enam tahun lalu, saya menanam utamanya sayuran. Dampaknya, ya sekecil keluarga saya punya kemandirian pangan. Sudah bertahun-tahun, saya jarang sekali membeli sayur. Saya memanen sayur dari kebun saya yang tentunya bebas pestisida, dan tentu itu bisa dimulai dari rumah,” ujarnya saat diwawancarai Kompas.com seusai pelatihan.
    Ibu muda yang berasal dari Kelurahan Kali Pancur, Kecamatan Ngaliyan, ini menjelaskan bahwa bertanam juga jadi bagian menciptakan ruang hijau kecil di rumah di tengah suhu panas Kota Semarang.
    “Meskipun kecil, paling enggak bertanam di rumah membangun ruang hijau yang dimulai dari diri kita sendiri. Semarang kini sudah banyak gedung dan berkurangnya pohon di ruang publik,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Canton Fair resmi dibuka, catat angka tertinggi ekshibitor dan pembeli

    Canton Fair resmi dibuka, catat angka tertinggi ekshibitor dan pembeli

    Guangzhou (ANTARA) – Pameran Impor dan Ekspor China (China Import and Export Fair) ke-138, yang juga dikenal sebagai Canton Fair, resmi dibuka pada Rabu (15/10), dengan jumlah peserta pameran mencatatkan rekor tertinggi 32.000.

    Dijadwalkan berlangsung dari 15 Oktober hingga 4 November di kota metropolitan Guangzhou di Provinsi Guangdong, China selatan, Canton Fair edisi kali ini juga membukukan rekor tertinggi dalam hal jumlah pembeli.

    Hingga Senin (13/10), lebih dari 240.000 pembeli dari 218 pasar ekspor telah melakukan prapendaftaran, yang mencerminkan peningkatan 10 persen dibandingkan dengan edisi sebelumnya.

    Di antara mereka, jumlah pembeli dari Uni Eropa, Amerika Serikat, serta negara-negara peserta Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra meningkat secara signifikan. Sementara itu, lebih dari 400 perusahaan pembeli terkemuka akan menghadiri pameran ini.

    Menurut survei yang dilakukan menjelang pameran ini, lebih dari 1 juta produk baru yang dikembangkan dalam setahun terakhir akan dipamerkan di pameran edisi kali ini, sementara sekitar 800.000 produk akan memulai debutnya di ajang tersebut.

    Edisi Canton Fair kali ini, untuk pertama kalinya, akan menampilkan zona medis pintar, yang menarik 47 perusahaan untuk memamerkan produk-produk seperti robot bedah, sistem pemantauan cerdas, dan perangkat yang dapat dikenakan (wearables).

    Canton Fair juga akan terus menampilkan zona robot layanan, yang menarik 46 pemain industri terkemuka, untuk memamerkan robot humanoid, robot anjing, dan inovasi lainnya.

    Didirikan pada 1957, Canton Fair digelar dua kali setahun. Pameran ini menjadi yang tertua di antara beberapa ajang perdagangan internasional komprehensif di China, serta disebut-sebut sebagai barometer perdagangan luar negeri China.

    Pewarta: Xinhua
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Tak Sehat bagi Kelompok Sensitif, Warga Disarankan Pakai Masker – Page 3

    Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Tak Sehat bagi Kelompok Sensitif, Warga Disarankan Pakai Masker – Page 3

    Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.

    Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.

    Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama, yaitu Delhi (India) di angka 191, urutan kedua Lahore (Pakistan) di angka 170 dan urutan ketiga Kolkata (India) di angka 167.

    Urutan keempat Ho Chi Minh City (Vietnam) di angka 165 dan urutan kelima Milano (Italia); di angka 162.

    Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta meluncurkan platform perantau kualitas udara terintegrasi yang didukung 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) tersebar di wilayah kota metropolitan tersebut.