Topik: kereta cepat Jakarta Bandung

  • Di Balik Kecepatan Whoosh 350 Km/Jam, Kerugian Melaju Lebih Cepat, Terancam Bangkrut?

    Di Balik Kecepatan Whoosh 350 Km/Jam, Kerugian Melaju Lebih Cepat, Terancam Bangkrut?

    FAJAR.CO.ID — Di balik kecepatan kereta cepat Whoosh mencapai 350 km/jam, kerugiannya justru melaju lebih cepat. Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) mencatat kerugian Rp1,6 triliun pada semester I 2025. Bahkan pada 2024 lalu, PSBI mencatat kerugian mencapai Rp4,196 triliun. Akankan proyek kereta cepat yang terus merugi ini akan bangkrut?

    Kerugian Whoosh telah membebani keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Kerugian itu diketahui dari laporan keuangan konsolidasi per Juni 2025.

    Dalam Laporan Keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero) per 30 Juni 2025 (unaudited), PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia atau PT PSBI sebagai entitas asosiasi KAI, mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp4,195 triliun sepanjang tahun 2024.

    Kerugian masih berlanjut di tahun 2025. Per Juni 2025, PT PSBI kembali merugi dengan nilai cukup besar, yakni mencapai Rp1,625 triliun.

    Dampak dari kerugian besar yang diderita PT PSBI sebagai pemegang saham mayoritas di PT KCIC, maka perusahaan-perusahaan BUMN yang tergabung dalam konsorium harus ikut menanggung kerugian dari operasional Whoosh.

    merujuk laporan keuangannya, PT KAI sebagai pemimpin konsorsium dengan kepemilikan 58,53 saham PT PSBI, harus ikut menanggung rugi hampir Rp1 triliun, yakni sebesar Rp 951,48 miliar sepanjang semester pertama 2025.

    Sementara pada 2024, KAI harus ikut menanggung rugi sebesar Rp2,23 triliun. Hal ini membuat keuangan KAI sangat terbebani setelah ditugasi pemerintah menjadi pengendali saham di Whoosh.

    KAI telah dibebani kerugian dari proyek Whoosh sejak operasi komersial pada Oktober 2023. Kontribusi pendapatan belum mampu menutup tingginya biaya investasi dan beban operasional.

  • Simalakama BUMN di Kereta Cepat, Utang Didapat, Rugi Ditanggung

    Simalakama BUMN di Kereta Cepat, Utang Didapat, Rugi Ditanggung

    GELORA.CO –  Proyek ambisius Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh kembali menjadi sorotan. Meski sudah resmi beroperasi dan mengangkut jutaan penumpang, kinerja keuangannya merugi hingga triliunan.

    Alhasil, sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tergabung dalam konsorsium harus menanggung renteng kerugian besar dari beban keuangan konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC).

    Empat BUMN Indonesia tergabung dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebagai pemegang saham pengendali PT KCIC.

    Keempatnya yaitu PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PTPN VIII, turut menanggung beban utang kepada China Development Bank (CDB) serta bunga pinjaman yang tinggi.

    Sejak mulai dikerjakan pada 2016, proyek KCJB memang tak lepas dari masalah pembengkakan biaya atau cost overrun, serta beban utang yang harus dilunasi setelah proyek rampung.

    Audit bersama yang dilakukan pemerintah Indonesia dan China mencatat, total biaya pembangunan membengkak hingga 7,27 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 108,14 triliun. Angka ini naik 1,2 miliar dolar AS dari perhitungan awal.

    Mayoritas dana proyek ditopang oleh pinjaman dari CDB, ditambah penyertaan modal negara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lewat KAI, serta investasi dari konsorsium BUMN Indonesia dan perusahaan China.

    Rugi triliunan konsorsium BUMN

    Kondisi finansial PT PSBI sebagai pemegang saham mayoritas KCIC babak belur. Dalam laporan keuangan PT Kereta Api Indonesia (KAI) per 30 Juni 2025 (unaudited), PSBI sebagai entitas anak usaha KAI, mencatat kerugian bersih sebesar Rp 4,195 triliun sepanjang 2024.

    Kerugian berlanjut hingga pertengahan 2025. Per Juni, PSBI kembali membukukan rugi Rp 1,625 triliun. Dampaknya, BUMN yang menjadi pemegang saham PSBI harus ikut menanggung beban secara proporsional.

    PT KAI, sebagai pemimpin konsorsium dengan kepemilikan 58,53 persen saham PSBI, mencatat ikut menanggung rugi Rp 951,48 miliar hanya dalam enam bulan pertama 2025.

    Pada 2024, angka kerugian yang ditanggung KAI bahkan mencapai Rp 2,23 triliun. Kondisi ini membuat keuangan KAI semakin tertekan setelah ditugasi pemerintah menjadi pengendali saham Whoosh.

    Rugi BUMN di konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia, pemegang saham PT KCIC operator Kereta Cepat Jakarta Bandung Whoosh. (PT KAI)

    Sebagai catatan, konsorsium PT KCIC terdiri dari sembilan perusahaan. Dari pihak Indonesia, ada empat BUMN melalui PSBI.

    Sementara dari China, bergabung lima perusahaan, antara lain China Railway International Company Limited, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRRC Corporation Limited, dan China Railway Signal and Communication Corp.

    Dalam struktur kepemilikan, PSBI menguasai 60 persen saham KCIC. Adapun 40 persen sisanya dimiliki konsorsium perusahaan asal China.

    WIKA merugi

    Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Whoosh disebut-sebut menjadi salah satu kontribusi besar membengkaknya kerugian yang dialami PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

    Sepanjang tahun 2023, perusahaan konstruksi pelat merah ini menderita rugi sebesar Rp 7,12 triliun. Kerugian perseroan ini meningkat sangat besar dibandingkan pada tahun 2022 yang mencatat rugi Rp 59,59 miliar.

    Kerugian WIKA ini jauh lebih besar dibandingkan kerugian yang juga dialami BUMN karya lainnya di tahun yang sama, PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang pada 2023 mencatat rugi Rp 3,77 triliun. Terbaru pada 2024, WIKA juga kembali menderita rugi, mencapai Rp 2,33 triliun.

    Mengutip Kontan, Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito, menyebut dua faktor menjadi penyebab utama pembengkakan kerugian, yakni beban bunga dan beban lain-lain.

    Beban bunga meningkat akibat perusahaan harus menerbitkan surat utang (obligasi) untuk urunan membiayai mega proyek Kereta Cepat Whoosh. Beban lain yang ditanggung termasuk beban provisi dan beban administrasi dari utang yang diperoleh WIKA.

    “Beban lain-lain ini di antaranya mulai tahun 2022 kami sudah mencatat adanya kerugian dari PSBI atau kereta cepat,” jelas Agung saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, pada Agustus tahun lalu.

    Agung menyebut, WIKA sendiri menyetor modal cukup besar ke Kereta Cepat Whoosh melalui PSBI, di mana dana yang digelontorkan mencapai Rp 6,1 triliun.

    “Penyertaannya saja sudah Rp 6,1 triliun (untuk konsorsium Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung). Kemudian, yang masih dispute atau belum dibayar sekitar Rp 5,5 triliun, sehingga hampir Rp 12 triliun,” beber dia.

    Yang jadi masalah, dana yang disetorkan ke konsorsium untuk permodalan kereta cepat diperoleh WIKA melalui penerbitan utang. Praktis, perusahaan harus terbebani dengan beban bunga yang tinggi.

    “Untuk memenuhi uang ini, mau tidak mau WIKA harus melakukan pinjaman melalui obligasi,” ungkap Agung.

    Mengutip laporan keuangan WIKA 2023, sejumlah beban WIKA memang tercatat membengkak. Paling besar, beban lain-lain naik 310,16 persen menjadi Rp 5,40 triliun dan beban keuangan meningkat 133,70 persen sebesar Rp 3,20 triliun di tahun 2023.

  • Bakal Bangun Kereta Gantung, Pemkab Bandung Bocorkan Perkembangannya

    Bakal Bangun Kereta Gantung, Pemkab Bandung Bocorkan Perkembangannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bupati Kabupaten Bandung, Dadang Supriatna mengungkapkan rencana pembangunan Kereta Gantung yang sebelumnya sempat ramai dibicarakan beberapa tahun silam. Saat ini menurutnya, rencana kereta gantung ini baru memasuki studi pra-kelayakan (pre-feasibility study).

    Fase ini merupakan penilaian awal yang dilakukan untuk mengevaluasi kelayakan suatu proyek, sebelum studi kelayakan lebih dalam dilakukan. Bukan hanya kereta gantung, Dadang juga mengungkapkan rencana jalan tol Pangalengan, Rancabali hingga Cidaun-Cianjur yang juga dalam studi pra-kelayakan.

    “Kami sudah membuat Pra-FS untuk kereta gantung dan jalan tol Pangalengan, Rancabali hingga Cidaun Cianjur,” dalam Head To Head – Laporan Keuangan Daerah di Panggung Nasional, Jumat (15/8/2025).

    Jika kedua proyek ini dapat terealisasi, maka akan berdampak positif pada laju pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Kabupaten Bandung. Dalam beberapa tahun terakhir, Kabupaten Bandung telah merasakan efek positif kereta cepat Jakarta-Bandung pada pariwisata.

    Dia menjabarkan pada 2023 jumlah wisatawan di Kabupaten Bandung tercatat naik 5,53% dan pada 2024 naik 4,97% mencapai 7 juta wisatawan. Peningkatan jumlah wisatawan di Kabupaten Bandung juga turut mendongkrak perekonomian daerah.

    “Pada 2020 jumlah wisatawan sekitar 2 juta, baik domestik maupun wisatawan asing. Pada 2024 melesat sampai ke angka 7 juta, ini karena ada akses yang mumpuni dengan kehadiran KCIC di Tegalluar dan Padalarang,” ujar Dadang.

    Untuk semakin mendorong perkembangan pariwisata daerah, dia pun mendorong tempat-tempat kegiatan usaha pariwisata dapat mengurus perizinan. Dengan begitu, pariwisata yang berkembang dapat berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    “Karena saat ini ada beberapa tempat wisata yang belum berizin, sehingga pemerintah daerah belum bisa menarik izin dari tempat kegiatan usaha pariwisata tersebut,” katanya.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • AHY Buka-bukaan Tantangan Bangun Kereta Cepat Nyambung Surabaya

    AHY Buka-bukaan Tantangan Bangun Kereta Cepat Nyambung Surabaya

    Jakarta

    Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mendapat arahan khusus dari Presiden Prabowo Subianto untuk melanjutkan pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sampai ke Surabaya. Namun ada sejumlah tantangan untuk merealisasikannya.

    AHY mengatakan, saat ini wacana perpanjangan proyek kereta cepat hingga Surabaya masih dalam studi. Meski sebelumnya telah merealisasikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, menurutnya pendalaman perlu dilakukan secara detail mengingat proyek ini merupakan proyek besar yang membutuhkan dana tidak sedikit.

    “Ini adalah sesuatu yang besar, proyek besar, sehingga kami ingin lengkap dulu (proses kajian dan pendalaman),” ujar AHY, usai rapat koordinasi di Kantor Kemenko IPK, Jakarta, Rabu (13/8/2025).

    “Karena kita juga sudah punya pengalaman kereta cepat Jakarta-Bandung dan kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Tiongkok, kita ingin pastikan selain berdasarkan pengalaman apa saja, menjadi lessons learned, apakah ada yang bisa kita perbaiki ke depan. Tapi juga ada best practice hal-hal yang sudah baik juga bisa menjadi referensi kita,” sambungnya.

    Selain itu, menurut AHY, mega proyek Kereta Cepat Surabaya ini memiliki tantangan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan proyek Jakarta Bandung. Ia menaruh perhatian lebih dari sisi pengadaan lahannya, tempat lintasan kereta cepat nantinya akan dibangun.

    “Untuk membangun jalur kereta cepat, kalau Jakarta-Bandung saja menantang, challenging, termasuk lahan dan lain sebagainya, bisa dibayangkan kalau ditarik sampai dengan Surabaya, melewati banyak provinsi termasuk kabupaten, kota,” ujar AHY.

    “Jadi pasti membutuhkan waktu bagi kami bukan hanya lintas KL, tapi juga antara pemerintah pusat dengan daerah jadi mohon bersabar ini terus kita olah,” sambungnya.

    Di samping itu, Presiden juga meminta agar AHY bersama Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani untuk berkoordinasi ketat bersama berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri, yang memiliki ketertarikan dan juga kemampuan untuk menggarap proyek ini.

    “Presiden juga mendorong kami termasuk saya bersama Menteri Investasi juga, berkoordinasi ketat untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak di dalam maupun luar negeri yang memiliki ketertarikan dan juga kemampuan tentunya berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan,” kata dia.

    AHY ingin agar proyek ini benar-benar sukses dan tidak ada kendala yang berarti, baik dalam hal teknis maupun keberlanjutan penganggaran di tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, pemerintah ingin memastikan terlebih dahulu segala sesuatunya feasible.

    (acd/acd)

  • KCIC Tambah 3.606 Kursi Kereta Cepat Whoosh Mulai Besok Minggu

    KCIC Tambah 3.606 Kursi Kereta Cepat Whoosh Mulai Besok Minggu

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang mengoperasikan kereta cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh melakukan penambahan enam jadwal perjalanan atau 3.606 tempat duduk tambahan khusus pada Minggu, 10 Agustus 2025. 

    General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengungkapkan bahwa secara total akan mengoperasikan 62 jadwal perjalanan, naik 11% dari jumlah biasanya yaitu 56 perjalanan di hari Minggu. 

    “Penambahan jadwal ini dilakukan karena adanya penyesuaian jadwal perawatan sarana dan prasarana Whoosh sehingga dapat mengakomodir lebih banyak jadwal perjalanan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (8/8/2025). 

    Adapun khusus hari Minggu 10 Agustus 2025, keberangkatan pertama menjadi 06.05 WIB dari Stasiun Tegalluar Summarecon, 06.23 dari Stasiun Padalarang, dan 06.25 dari Stasiun Halim, sehingga memungkinkan pengoperasian lebih banyak jadwal dalam sehari.

    Sebelumnya setiap hari Minggu jadwal perjalanan Kereta Cepat Whoosh dimulai dari sekitar jam 07.30 dari Stasiun Tegalluar Summarecon dan 08.00 dari Stasiun Halim.

    Penambahan jadwal Whoosh pada hari Minggu 10 Agustus 2025 tersebut, juga selaras dengan penambahan jadwal feeder dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Cimahi, Stasiun Bandung, dan sebaliknya.

    Masyarakat juga sudah dapat membeli tiket perjalanan Whoosh tambahan tersebut melalui kanal pembelian tiket secara online melalui aplikasi Whoosh, website ticket.kcic.co.id, serta mitra resmi seperti Access by KAI, Livin’ by Mandiri, BRImo, Wondr by BNI, Tiket.com, dan Traveloka. Pembelian melalui aplikasi Whoosh juga memberikan kemudahan fitur reschedule dan refund secara online. 

    Eva menjelaskan bahwa penambahan jadwal pada 10 Agustus 2025 dilakukan tanpa mengorbankan aspek keselamatan maupun kualitas pemeliharaan.

    “Melalui peningkatan jumlah perjalanan ini KCIC berharap bisa memberi lebih banyak pilihan bagi masyarakat yang melakukan perjalanan akhir pekan. Kami melihat tren peningkatan mobilitas di akhir pekan, sehingga penambahan jadwal ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan ekstra bagi pengguna layanan Whoosh,” tutup Eva.

    Untuk diketahui, tingginya minat masyarakat memilih moda transportasi Whoosh ini pun tercermin dari peningkatan jumlah penumpang dari kereta cepat Jakarta—Bandung. Terbukti pada semester I/2025, jumlah penumpang mencapai 2,94 juta orang atau tumbuh 10,04% secara tahunan (year on year/YoY).

    Secara bulanan atau month to month (MtM), jumlah penumpang Whoosh mencapai 555.000 orang pada Juni 2025 atau tumbuh 4,90%. Lonjakan penumpang tersebut terjadi utamanya didorong oleh momentum Idulfitri, libur sekolah, dan Tahun Baru Islam. 

    Sementara secara kumulatif atau sejak Whoosh pertama kali beroperasi pada 2023, kereta cepat ini total sudah membawa 10 juta pelanggan hingga Juni 2025. Jumlah rata-rata pelanggan yang naik Whoosh per harinya mencapai 24.000—25.000 orang/hari. 

    Berikut daftar jadwal tambahan Whoosh Minggu (10/8/2025):

    1. Rute Halim – Tegalluar Summarecon:

    – G1003 keberangkatan 06.25

    – G1005 keberangkatan 07.00

    – G1007 keberangkatan 07.25

     

    2. Rute Tegalluar Summarecon – Halim

    – G1004 keberangkatan 06.05

    – G1006 keberangkatan 06.35

    – G1008 keberangkatan 07.05

  • Integrasi Moda Transportasi Jakarta-Bandung Sumbang Rp86,5 Triliun ke PDRB

    Integrasi Moda Transportasi Jakarta-Bandung Sumbang Rp86,5 Triliun ke PDRB

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan bahwa langkah pemerintah mengintegrasikan moda transportasi Jakarta dan Bandung mampu menyumbang Rp86,5 triliun terhadap produk domestik bruto regional (PDRB).

    Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal dalam paparannya menyampaikan bahwa kontribusi tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi regional yang substansial.

    Di mana kereta cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh selain memberikan kontribusi terhadap PDRB, tetapi juga menghemat biaya bahan bakar hingga Rp3,2 triliun/tahun. Belum lagi, keberadaan transportasi yang bekerja sama dengan China ini mampu mengefisienkan waktu perjalanan sehingga meningkatkan produktivitas dan konektivitas bisnis serta pariwisata.

    “Ini contoh-contohnya [manfaat ekonomi dari integrasi Jakarta-Bandung],” ujarnya dalam diskusi Kompas: Masa Depan Mobilitas Kota, Jumat (8/8/2025).

    Selain itu, efek berganda dari integrasi tersebut mendorong penciptaan lapangan kerja baru dan stimulus pusat kegiatan ekonomi di skybridge stasiun.

    Contohnya, integrasi moda transportasi di Stasiun Halim berupa keberadaan shelter moda transportasi taxi yang bekerja sama dengan Bluebird Group, integrasi jaringan pelayanan dengan Transjakarta dan Mikrotrans, serta dengan JR Connexion, Damri, PPD, Travel, Shuttle.

    Selain itu, Stasiun Halim juga terintegrasi dengan LRT Jabodebek melalui skybridge, LRT Jakpro (direncanakan operasional pada 2030), serta telah terintegrasi dengan transportasi online. Namun, khusus kendaraan online tersebut masih membutuhkan akses dari sisi Kalimalang.

    Di samping keberhasilan integrasi yang sudah dilakukan tersebut, Risal menyampaikan saat ini pihaknya masih menghadapi tantangan integrasi transportasi antarmoda.

    Menjadi tugas Risal memastikan layanan terintegrasi dengan baik dan seamless. Sementara aksesibilitas dan konektivitas masih menjadi tantangan untuk melakukan integrasi moda transportasi. Pasalnya dua hal tersebut harus selesai terlebih dahulu untuk dilakukan integrasi.

    “Kami bicara terintegrasi jaringan, kelembagaan, sistem informasi, tarif dan pembayaran dan perencanaan tata ruang dan transportasi, ini yang kami kaji,” jelas Risal. 

  • Foto-foto Prabowo Perdana Naik Whoosh ke Bandung, Duduk di Kelas Eksekutif

    Foto-foto Prabowo Perdana Naik Whoosh ke Bandung, Duduk di Kelas Eksekutif

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto untuk pertama kalinya menjajal moda transportasi kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh untuk melakukan kunjungan kerja ke Bandung, Provinsi Jawa Barat. 

    Dalam perjalanan dari Jakarta menuju Bandung Rabu (6/8/2025) malam, Prabowo tidak menggunakan pesawat maupun helikopter, melainkan Kereta Cepat Whoosh yang saat ini lazim digunakan masyarakat umum.

    Berdasarkan keterangan BPMI Setpres, Presiden tiba di Stasiun Whoosh Halim, Jakarta Timur sekitar pukul 19.30 WIB. Ditemani oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Prabowo langsung menuju lantai dua untuk memindai tiket di portal masuk sebelum naik ke peron di lantai tiga. 

    Di sana, kereta dengan nomor perjalanan G1057 telah siap diberangkatkan pada pukul 20.00 WIB menuju Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung.

    Perjalanan kereta cepat dari Jakarta ke Bandung memakan waktu sekitar 45 menit. Selama perjalanan, Prabowo duduk di kelas eksekutif bersama rombongan dan penumpang umum lainnya. 

    Setibanya di Stasiun Tegalluar, suasana hangat langsung terasa. Sejumlah warga menyambut kehadiran Prabowo dengan antusias. Mereka melambaikan tangan, meneriakkan nama Presiden hingga mengajak swafoto. 

    Prabowo pun membalas sambutan hangat itu dengan senyum ramah, melambaikan tangan, dan bahkan menyempatkan diri untuk berfoto bersama warga. Interaksi singkat tersebut disambut sorak dan tepuk tangan dari masyarakat yang hadir di stasiun.

    Sekadar informasi, Prabowo akan memberikan sambutan dalam agenda Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia  (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesa, Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (7/8/2025).

    Berikut foto-foto Presiden Prabowo Naik Whoosh untuk Pertama Kali 

    Sumber: BPMI Setpres RI

  • KCIC Buka Suara soal Danantara Turun Tangan Bereskan Utang Kereta Cepat

    KCIC Buka Suara soal Danantara Turun Tangan Bereskan Utang Kereta Cepat

    Jakarta

    PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) buka suara terkait rencana Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) melakukan restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

    General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Eva Chairunisa menyampaikan pihaknya mendukung penuh seluruh program dan langkah yang akan diambil oleh pemerintah terkait penyelesaian utang kereta cepat.

    “Saat ini KCIC juga rutin melakukan koordinasi dan rapat teknis dengan berbagai pihak untuk membahas langkah-langkah strategis guna memastikan keberlanjutan layanan Kereta Cepat Whoosh secara jangka panjang. Koordinasi tersebut melibatkan seluruh stakeholder,” kata Eva saat dihubungi detikcom, Senin (4/8/2025).

    Selain itu, Eva mengatakan pihaknya juga memberikan laporan rutin terkait operasional dan berbagai isu yang membutuhkan dukungan Pemerintah seperti Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Kementerian BUMN, Danantara, serta PSBI sebagai pemilik 60% saham KCIC dari sisi indonesia.

    Kordinasi juga dilakukan bersama perwakilan pemerintah China salah satu nya Beijing Yawan sebagai pemegang 40% saham KCIC. “Sehingga terkait restrukturisasi tersebut juga pasti akan dibicarakan dan disepakati kedua belah pihak,” katanya.

    “Pemerintah Indonesia dan China sepakat dan berkomitmen untuk menjaga keberlangsungan operasional Whoosh serta menjaga kualitas layanannya kepada masyarakat,” tambahnya.

    Sebelumnya, Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria mengatakan saat ini Danantara tengah menyiapkan berbagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan utang tersebut. Meski begitu, ia belum menjelaskan lebih detail terkait upaya apa yang akan dilakukan.

    “Jadi memang kereta cepat ini sedang kita pikirkan dan segera akan kita usulkan nanti, tapi kan solusinya masih ada beberapa alternatif yang akan kita sampaikan kepada pemerintah mengenai penyelesaian daripada kereta cepat ini,” kata Dony saat ditemui usia Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu (23/7/2025).

    Berdasarkan catatan detikcom, proyek ini mendapatkan pinjaman dari China Development Bank (CDB) untuk menutup cost overrun atau bengkak proyek Kereta Cepat sebesar Rp 6,98 triliun atau hampir Rp 7 triliun.

    “Nah ini juga operasionalnya kan sedang kita lihat bagaimana nanti solusi jangka panjangnya mengenai hutang-hutang daripada konsorsium ini yang cukup besar ya,” katanya.

    Dony menjelaskan bahwa dalam proses restrukturisasi ini dilakukan agar tidak mengganggu kinerja PT Kereta Api Indonesia ke depannya.

    “Tetapi kita ingin penyelesaian kali ini sebuah komprehensif dan tidak mengganggu kepada kinerja PT Kereta Api Indonesia ke depan,” katanya.

    (acd/acd)

  • Ekonom Sebut Rencana Pemerintah Perluas Rute Whoosh ke Surabaya Perlu Dikaji Ulang

    Ekonom Sebut Rencana Pemerintah Perluas Rute Whoosh ke Surabaya Perlu Dikaji Ulang

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom menilai rencana pemerintah dalam memperpanjang jalur Kereta Cepat Whoosh dari Jakarta-Bandung menuju Surabaya bukanlah pilihan yang tepat di tengah upaya pemerintah melakukan efisiensi. 

    Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai rencana perpanjangan jalur Kereta Cepat Whoosh dalam kondisi keuangan negara saat ini bukanlah pilihan yang baik.

    Menurutnya, berbagai kendala pembiayaan dan beban fiskal yang semakin berat membuat proyek ini perlu dikaji ulang secara mendalam.

    “Memperpanjang jalur Whoosh dalam kondisi saat ini sepertinya bukan pilihan yang tepat,” ujar Bhima kepada Bisnis, Senin (4/8/2025).

    Bhima menjelaskan jika pemerintah memaksa, negara akan menghadapi dilema besar dalam skema pembiayaan perpanjangan Whoosh.

    Jika dibiayai melalui utang pemerintah, hal ini akan semakin mempersempit ruang gerak APBN mengingat beban biaya utang jatuh tempo yang makin besar dalam beberapa tahun ke depan.

    Alternatif pembiayaan melalui penugasan ke Danantara atau BUMN juga dinilai Bhima berpotensi mempengaruhi rating utang Indonesia karena tingkat risiko likuiditas yang tinggi.

    Lembaga pemeringkat seperti Fitch Ratings telah memperingatkan risiko peningkatan liabilitas bersyarat pada neraca pemerintah jika Danantara terlalu aktif.

    Bhima menyebut satu opsi yang masih bisa dicoba adalah skema pertukaran utang (debt swap) dengan China untuk perpanjangan jalur kereta cepat, atau melalui hibah. Skema ini dinilai lebih realistis mengingat pengalaman Indonesia dengan proyek infrastruktur China sebelumnya.

    “Kecuali hibah ya atau skema utang dari China ditukar dengan perpanjangan jalur kereta cepat (debt swap) itu bisa dicoba,” ungkapnya.

    Kereta Cepat Whoosh

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan saat ini pemerintah tengah mempercepat kajian terkait usulan perluasan jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh ke Surabaya guna mempercepat mobilitas yang terintegrasi dan efisien di seluruh Pulau Jawa.  

    Menurut Menteri AHY, arahan Presiden Prabowo Subianto bukan hanya sebatas perpanjangan jalur kereta cepat. Namun, lebih dari itu, ide ini mencerminkan visi untuk menghubungkan Pulau Jawa melalui mobilitas yang lebih cepat, bersih dan lebih terintegrasi.

    Adapun Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat bahwa layanan Kereta Cepat WHOOSH Indonesia telah melayani 10 juta penumpang sejak dioperasikan secara komersial.

    Selama periode 17 Oktober 2023 hingga 25 Juni 2025, KCIC telah melayani sebanyak 10.014.707 penumpang melalui 29.786 perjalanan Whoosh yang dioperasikan dengan aman dan selamat.

    Kereta Cepat Whoosh pertama kali dicanangkan pada tahun 2015, kemudian dilanjutkan dengan peletakan batu pertama pada 2016.

    Setelah melalui masa konstruksi dan serangkaian uji coba operasional, layanan Whoosh akhirnya diresmikan dan mulai beroperasi secara komersial pada Oktober 2023, menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki layanan kereta cepat.

    Bebani BUMN Karya 

    Sementara itu di balik pencapaian tersebut dan rencana perpanjangan jalur Whoosh, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) membukukan bagian rugi sebesar Rp542,31 miliar pada semester I/2025 dari entitas ventura bersama PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia atau konsorsium proyek kereta cepat Whoosh. 

    PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) merupakan perusahaan patungan yang didirikan oleh konsorsium PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), dan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) (PTPN). 

    PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) tercatat memiliki 60% saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku pengelola Whoosh. 

    Pada 10 Desember 2024, PSBI menerbitkan saham baru sejumlah 2.697.142 lembar saham sebesar Rp2,69 triliun yang diambil seluruhnya oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero). Setelah transaksi itu, persentase kepemilikan Wijaya Karya di PSBI terdilusi dari 39,12% menjadi 33,36%.

    “Pada 30 Juni 2025, saldo investasi ventura bersama atau penyertaan modal di PSBI adalah Rp2,38 triliun atau mencerminkan akumulasi penurunan nilai sebesar Rp4,32 triliun dibandingkan dengan total penyetoran modal awal perusahaan ke PSBI,” tulis manajemen WIKA dalam laporan keuangan semester I/2025, dikutip Senin (28/7/2025). 

    Pada semester I/2025, WIKA mencatat nilai bagian rugi tahun berjalan dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia sebesar Rp542,31 miliar. 

    Jumlah itu melanjutkan kondisi serupa pada semester I/2024. Kala itu, WIKA mencatat nilai bagian rugi tahun berjalan dari PSBI sebesar Rp1,57 triliun.

    Namun, WIKA mencatat rugi bersih sebesar Rp1,66 triliun pada semester I/2025. Angka ini berbalik dari kondisi laba bersih senilai Rp401,95 miliar yang diraih pada periode sama tahun lalu.

    Logo Wika di sebuah Gedung di Jakarta

    Danantara Turun Tangan

    Danantara Indonesia menyiapkan langkah strategis untuk menyelamatkan fundamental keuangan perusahaan pelat merah, yang terlibat dalam proyek kereta cepat Whoosh.

    Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, mengatakan bahwa PT Danantara Asset Management (Persero) kini sedang mengevaluasi sejumlah opsi penyelesaian atas kewajiban finansial konsorsium KCIC. 

    “Solusinya masih ada beberapa alternatif yang akan kami sampaikan kepada pemerintah mengenai penyelesaian daripada kereta cepat ini,” ujar Dony saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pekan lalu. 

    Dia mengakui bahwa beban utang PSBI selaku konsorsium cukup besar. Untuk itu, Danantara akan mengevaluasi operasional dari tiap entitas, serta menyiapkan rencana jangka panjang atas penyelesaian beban tersebut.

    Salah satu opsi yang mengemuka adalah upaya restrukturisasi. Pasalnya, berdasarkan rencana kerja Danantara Asset Management, proyek kereta cepat masuk dalam klaster restrukturisasi yang dijalankan pada semester II/2025.

    “Kereta cepat ini kan hasil konsorsium yang di dalamnya ada KAI, WIKA, kemudian Jasa Marga. Nah, ini operasionalnya sedang kami lihat, bagaimana nanti solusi jangka panjang mengenai utang-utang konsorsium ini yang cukup besar dan kami ingin penyelesaian ini berjalan komprehensif,” kata Dony. 

    Berdasarkan catatan Bisnis, Whoosh telah menelan biaya investasi hingga US$7,2 miliar. Nilai investasi tersebut mengalami pembengkakan biaya sebesar US$1,2 miliar dari target awal proyek sebesar US$6 miliar.

    Sebanyak 60% dari pembengkakan biaya atau sekitar US$720 juta akan dibayarkan oleh konsorsium dari Indonesia, sedangkan 40% sisanya atau sekitar US$480 juta ditanggung oleh konsorsium China.

  • Kereta Cepat Whoosh Lanjut ke Surabaya, AHY: Ini Proyek Besar!

    Kereta Cepat Whoosh Lanjut ke Surabaya, AHY: Ini Proyek Besar!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri koordinator Bidang Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan akan terus membangun konektivitas antar wilayah di Indonesia. Salah satunya adalah lewat pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang diteruskan sampai Surabaya.

    Ia berujar bahwa pembukaan konektivitas antar wilayah serta sentra ekonomi yang baru dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    “Kami akan terus mengawal upaya untuk memperkuat konektivitas antar wilayah dan membuka sentra-sentra pertumbuhan ekonomi baru yang pada akhirnya akan sekali lagi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tentunya termasuk konektivitas di bidang berkereta api,” ucapnya setelah menghadiri pidato politik Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono bertajuk “World Disorder” di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (30/7/2025).

    Ia mengatakan Kereta Cepat menjadi salah satu moda transportasi yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas masyarakat.

    Foto: Kereta Cepat Whoosh. (Dok. KCIC)
    Kereta Cepat Whoosh. (Dok. KCIC)

    “Kita ingin high speed railway dan juga high speed train ini juga bisa menjadi salah satu moda transportasi yang semakin modern dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas masyarakat,” ucapnya.

    Ia juga menegaskan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya merupakan proyek yang besar. Oleh karena itu, AHY mengatakan bahwa tidak ingin tergesa-gesa dan berhati-hati untuk membangun proyek ini.

    “Masih terus direncanakan, ini adalah proyek yang besar. Kita tidak ingin tergesa-gesa karena banyak sekali yang harus dihitung dengan baik karena ini juga melibatkan banyak sekali daerah yang akan dilintasi dan kita juga belajar dari pengalaman kereta cepat Jakarta-Bandung tentu ada hal-hal yang bisa kita terus perbaiki,” bebernya.

    “Tetapi yang jelas semangatnya adalah dengan membangun konektivitas yang semakin baik dan cepat ke depan ini,” pungkasnya.

    (ras/wur)

    [Gambas:Video CNBC]