Topik: kebocoran data

  • Hacker Bjorka Klaim 4,9 Juta Database Nasabah Bank BCA Bocor, Benarkah?

    Hacker Bjorka Klaim 4,9 Juta Database Nasabah Bank BCA Bocor, Benarkah?

    JABAR EKSPRES – Dunia maya kembali diguncang dengan kabar mengejutkan terkait dugaan kebocoran data nasabah Bank Central Asia (BCA). Kali ini, hacker terkenal Bjorka mengklaim bahwa jutaan database nasabah BCA telah menjadi target serangan ransomware. Klaim tersebut disampaikan melalui akun X (sebelumnya Twitter) miliknya, @bjorkanesiaaa, yang bahkan menandai akun resmi Bank BCA @BankBCA.

    Dalam unggahannya, Bjorka memberikan peringatan keras kepada bank-bank di Indonesia. Ia menyebut bahwa jika tidak ada respons dari pihak terkait, maka Bank BCA bisa mengalami pelanggaran data berskala besar.

    “Sebuah kejutan bagi bank-bank di Indonesia. Jika hal ini tidak direspons, maka Bank BCA akan mengalami pelanggaran besar-besaran,” tulisnya pada Kamis, 6 Februari 2024.

    Tak hanya itu, ia juga menyebutkan bahwa kelompok ransomware yang terlibat kemungkinan tidak hanya menargetkan BCA, tetapi juga seluruh bank di Indonesia. Namun, ia menyampaikan hal tersebut dengan nada bercanda, yang semakin menambah teka-teki di balik klaimnya.

    Baca artikel lainnya: Pinjaman BCA Online Langsung Cair Tanpa Jaminan!

    “BCA diincar oleh kelompok ransomware, dan mungkin akan menyasar seluruh bank yang ada di Indonesia. Tapi entahlah, coba tebak saja. Hahahaha,” lanjutnya dalam unggahan tersebut.

    Dalam Dark Forum, sebuah situs yang sering digunakan oleh peretas untuk menjual data ilegal, Bjorka menyebut bahwa sekitar 4,9 juta database milik BCA diduga telah disiapkan untuk diperjualbelikan. Harga yang dipatok untuk database tersebut mencapai US$10.000 atau sekitar Rp160 juta.

    Lebih lanjut, dalam forum tersebut terdapat keterangan bahwa mereka menjual database beserta aksesnya, dengan harga akses yang ditentukan berdasarkan saldo rekening.

    “We sell databases and access, access prices are based on balance (Kami menjual database dan akses, harga akses berdasarkan saldo),” demikian bunyi keterangan dalam situs tersebut.

    Menanggapi isu ini, Bank BCA akhirnya buka suara dan membantah klaim yang disampaikan oleh Bjorka. Melalui pernyataan resmi yang dirilis pada Rabu, 6 Februari 2025, BCA menegaskan bahwa informasi mengenai bocornya data nasabah tidaklah benar.

    “Sehubungan dengan informasi di media sosial yang mengklaim adanya data nasabah BCA yang tersebar, kami sampaikan bahwa informasi tersebut TIDAK BENAR,” tegas perwakilan BCA dalam rilis resminya.

  • Giliran Negara Tetangga RI Larang DeepSeek

    Giliran Negara Tetangga RI Larang DeepSeek

    Jakarta

    Pemerintah beberapa negara dan sejumlah organisasi mulai melarang penggunaan DeepSeek, khususnya di lingkungan pekerjaan. Kini, giliran negara tetangga Indonesia yaitu Australia, terjadi pelarangan teknologi AI yang berasal dari China itu.

    Departemen Dalam Negeri Australia menyatakan DeepSeek akan dilarang untuk dipakai di seluruh perangkat pemerintahan federal terkait isu keamanan nasional, yang tidak disebutkan secara detail. Nasihat dari intelijen negara itu menyatakan bahwa ada risiko yang mengintai dalam pemakaian DeepSeek.

    Mendagri Tony Burke, menyatakan keputusan itu diambil bukan karena DeepSeek berasal dari China, tapi terkait risiko pada pemerintah Australia dan asetnya. “Pemerintahan Anthony Albanese (PM Australia) mengambil aksi cepat untuk melindungi keamanan nasional dan kepentingan Australia,” katanya.

    “AI adalah teknologi yang penuh dengan peluang dan potensi, namun pemerintah takkan segan bertindak saat agen kami mengidentifikasi risiko keamanan nasional,” lanjutnya yang dikutip detikINET dari Guardian.

    Departemen dan lembaga pemerintah Australia diminta untuk memastikan DeepSeek tidak diinstal di perangkat apapun. Sekitar dua tahun silam, TikTok juga dilarang diunduh di perangkat pemerintah Australia.

    Sebelumnya, Italia, Taiwan dan beberapa lembaga pemerintah Amerika Serikat juga memberlakukan pelarangan DeepSeek. Kekhawatiran terbesar yang dilaporkan adalah potensi kebocoran data ke pemerintah China.

    Menurut kebijakan privasi DeepSeek, perusahaan tersebut menyimpan semua data pengguna di China, di mana undang-undang setempat mewajibkan organisasi untuk berbagi data dengan pejabat intelijen atas permintaan.

    NASA misalnya, telah melarang karyawan menggunakan teknologi DeepSeek. Memo dari kepala AI agensi antariksa itu memberi tahu personel bahwa server DeepSeek beroperasi di luar AS, yang menimbulkan kekhawatiran soal keamanan nasional.

    (fyk/rns)

  • Bjorka Ancam BCA Usai Bantahan Kebocoran Data: Tunggu Saja!

    Bjorka Ancam BCA Usai Bantahan Kebocoran Data: Tunggu Saja!

    Jakarta: Peretas Bjorka kembali membuat kegaduhan di dunia maya setelah PT Bank Central Asia Tbk (BCA) membantah adanya kebocoran data nasabah.
     
    Melalui akun X (Twitter) @bjorkanesiaaa, Bjorka merespons bantahan tersebut dengan cuitan menantang.
    Bjorka sindir bantahan BCA
    Dalam cuitannya, Bjorka menulis:
     
    “U say not true? Okay well wait for the reality to happen! We told them that security should be tightened, but they said we were just giving facts or fake news. LoL.”
     
    Pernyataan ini muncul setelah BCA memastikan bahwa informasi terkait kebocoran data nasabah yang beredar di media sosial adalah hoaks. 
     

    BCA Pastikan Data Nasabah Aman 
    EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menegaskan bahwa tidak ada kebocoran data yang terjadi.
     
    “Sehubungan dengan informasi di media sosial yang mengklaim adanya data nasabah BCA yang tersebar, kami sampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar,” ujar Hera kepada Medcom.id, Kamis, 6 Februari 2025.
     
    BCA juga mengimbau nasabah untuk selalu berhati-hati terhadap modus penipuan dan tidak membagikan data perbankan pribadi seperti BCA ID, password, OTP, dan PIN kepada siapapun. Selain itu, nasabah disarankan untuk rutin mengubah PIN dan password demi keamanan.

    Ancaman serangan besar ke perbankan Indonesia
    Sebelumnya, Bjorka mengklaim telah membobol data nasabah BCA dan mengancam akan terjadi pelanggaran keamanan besar-besaran. Dalam cuitannya, ia menyebut bank-bank di Indonesia sedang menjadi target kelompok ransomware.
     
    “A surprise for banks in Indonesia, if they do not respond to this then, bank BCA will experience a major breach.
     
    Bank BSI and BCIA are targeted by ransomware groups, and maybe they will target all banks in Indonesia, but I don’t know just trying to guess, hahahaha. lol,” tulis Bjorka.
     
    Ancaman ini menjadi sorotan, terutama karena Bjorka dikenal pernah membocorkan data-data penting milik instansi pemerintah dan swasta di Indonesia.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • DeepSeek Diblokir di Mana-Mana, Ini Alasan Banyak yang Takut AI China

    DeepSeek Diblokir di Mana-Mana, Ini Alasan Banyak yang Takut AI China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Korea Selatan ikut melarang penggunaan DeepSeek di dalam negeri. Kementerian Perindustrian telah memblokir akses platform ke karyawannya.

    Laporan tersebut berasal dari Reuters yang mengutip seorang pejabat Kementerian. Pemerintah setempat juga telah mengeluarkan pemberitahuan untuk kementerian dan lembaga berhati-hati pada penggunaan AI di tempat kerja, dikutip Kamis (6/2/2025).

    Namun peringatan itu bukan hanya untuk DeepSeek. Melainkan juga pada ChatGPT buatan OpenAI yang jadi awal pengembangan pesat AI beberapa tahun lalu.

    Sejumlah lembaga dan kementerian juga telah melakukan pemblokiran. Misalnya lembaga Korea Hydro & Nuclear Power yang memblokir DeepSeek bersama layanan AI lain pada awal bulan Februari.

    Kementerian Pertahanan melakukan hal serupa. Pejabat setempat menyebutkan pemblokiran akses dilakukan pada komputer kementerian yang digunakan untuk keperluan militer.

    DeepSeek juga telah dibatasi aksesnya untuk komputer yang terhubung pada jaringan eksternal di Kementerian Luar Negeri, menurut laporan Yonhap. Reuters mengatakan Kementerian tidak mengonfirmasi tindakan keamanan tertentu.

    Langkah Korea Selatan ini menyusul larangan yang dilakukan oleh pemerintah Australia dan Taiwan. Kedua negara melarang DeepSeek digunakan pada semua perangkat pemerintah.

    Sementara itu otoritas perlindungan data Italia telah meminta DeepSeek mematikan chatbot di negara tersebut. Ini terjadi setelah perusahaan asal China itu gagal memberikan kepastian soal kekhawatiran mengenai kebijakan privasinya.

    CTO Firma keamanan siber Armis, Nadir Izrael juga mengatakan banyak konsumen Netskope yang membatasi akses ke DeepSeek. Netskope sendiri adalah perusahaan keamanan jaringan untuk membatasi akses karyawan ke situs tertentu.

    “Sebanyak 70% klien Armis telah meminta pemblokiran akses, kata Izrael. Sebanyak 52% klien Netskop juga telah memblokir akses ke DeepSeek secara total, menurut Ray Canzanese, direktur ancaman lab Netskope.

    “Kekhawatiran terbesar adalah potensi kebocoran data pada model AI [DeepSeek] ke pemerintah China,” kata Izrael, dikutip dari Japan Times,

    (dem/dem)

  • Heboh Bjorka Bilang Data Nasabah BCA Bocor, Manajemen Langsung Jawab

    Heboh Bjorka Bilang Data Nasabah BCA Bocor, Manajemen Langsung Jawab

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) diklaim diretas oleh hacker Bjorka. Informasi tersebut diungkap Bjorka melalui akun X (dulunya Twitter) @bjorkanesiaaa.

    Dalam unggahannya, Bjorka memuat tangkapan layar akses dan database BCA Mobile. Database tersebut berisi nama nasabah, nomor rekening, riwayat transaksi dan jumlah uang yang disimpan di rekening.

    “Kami telah berhasil meretas rekening bank BCA Anda, Anda harus terus memperbarui sistem Anda, Ini hanya sebagai pengingat agar Anda tetap aman dan penting untuk privasi pengguna di negara Anda!,” tulis dia melalui X, dikutip Kamis (6/2/2025).

    Dalam pernyataannya, BCA memastikan bahwa informasi terkait kebocoran data nasabah yang beredar di media sosial tidak benar.

    “Sehubungan dengan informasi di media sosial yang mengklaim adanya data nasabah BCA yang tersebar, kami sampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar,” tulis EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn.

    Saat ini, pihak BCA memastikan bahwa data nasabah tetap aman.

    BCA mengimbau nasabah setia untuk selalu berhati-hati terhadap oknum yang mengatasnamakan BCA dan berbagai modus penipuan yang bertujuan untuk mengetahui data nasabah.

    Nasabah diimbau jangan pernah bagikan data pribadi perbankan yang bersifat rahasia seperti BCA ID, password, One Time Password (OTP), dan Personal Identification Number (PIN), kepada siapapun.

    Nasabah juga diharapkan mengubah PIN dan password secara berkala.

    (int/dem)

  • 4,9 Juta Data Nasabah BCA dan BSI Bocor! BCA Tegas Bantah Klaim Bjorka

    4,9 Juta Data Nasabah BCA dan BSI Bocor! BCA Tegas Bantah Klaim Bjorka

    PIKIRAN RAKYAT – Hacker Bjorka kembali membongkar adanya dugaan kebocoran data dua bank di Indonesia, yakni BCA dan BSI. Dalam unggahan pada Rabu 5 Februari 2025, akun @bjorkanesiaaa menyertakan tangkapan layar foto kebocoran data BCA dan BSI di situs Dark Forum.

    Dalam tangkapan layarnya, Bjorka memperlihatkan adanya 4,9 juta data nasabah BCA dan 5 juta data pegawai BSI bocor di situs Dark Forum.

    “@BankBCA a surprise for banks in indonesia, if they do not respond to this then, bank bca will experience a major breach. Bank BSI and BCA are targeted by ransomware groups, and maybe they will target all banks in indonesia, but i don’t know just trying to guess, hahahaha. lol (Kejutan bagi bank-bank di Indonesia, jika tidak menanggapi hal ini, Bank BCA akan mengalami pelanggaran besar. Bank BSI dan BCA menjadi sasaran kelompok ransomware, dan mungkin mereka akan menargetkan semua bank di Indonesia, tapi saya tidak tahu hanya mencoba menebak, hahahaha. Wakakak),” tuturnya.

    “We Bjorka will always inform you if your country is being monitored by Ransomware Group, and they prioritize banking. So please stay alert and stick to security privacy. (Kami Bjorka akan selalu memberi tahu Anda jika negara Anda dipantau oleh Ransomware Group, dan mereka memprioritaskan perbankan. Jadi harap tetap waspada dan tetap berpegang pada privasi keamanan),” ujar Bjorka menambahkan.

    Tangkapan layar dugaan kebocoran data BCA dan BSI yang diungkap Bjorka.

    Komentar Kompak Pasang Tagar #RansomwareBCA

    Di kolom komentar, warganet memberikan tanggapan dengan kompak memasang tagar #RansomwareBCA. Bak gerakan yang dikerahkan serempak, mereka memberikan komentar bernada serupa terkait kebocoran data tersebut.

    “kirain BCA udh paling aman, ternyata data bocor. Kok bisa sih #RansomwareBCA,” ucap akun @skyo***.

    “Waduu bahaya sih takut bgt data pribadi bocor #RansomwareBCA,” ujar akun @julienm****.

    “Bank besar jadi incaran hacker itu ngeri banget. #RansomwareBCA,” tutur akun @Slawww2***.

    “Udah masuk radar peretasan, gabisa ga khawatir mikirin ini #RansomwareBCA,” ujar akun @rania****.

    “Dulu gangguan transaksi, sekarang ancaman ransomware? Kalo beneran kejadian, bakal jadi peretasan terbesar di Indonesia! #RansomwareBCA,” kata akun @bagin152***.

    “Bahkan bank besar sekali pun tidak punya keamanan yang ketat, sampai data nasabah bisa bocor #RansomwareBCA,” tutur akun @Fitriya****.

    Bantahan Bank BCA

    Menanggapi pernyataan Bjorka, BCA secara tegas membantah adanya kebocoran data tersebut. Mereka menyatakan bahwa sampai saat ini, tidak ada kebocoran data nasabah seperti yang diklaim peretas tersebut.

    “Sehubungan dengan informasi di media sosial yang mengklaim adanya data nasabah BCA yang tersebar, kami sampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar,” kata EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn dalam keterangan resmi yang diterima Pikiran-Rakyat.com pada Kamis 6 Februari 2025.

    Dia mengatakan perusahaan memastikan bahwa data nasabah tetap aman. BCA mengimbau nasabah untuk selalu berhati-hati terhadap oknum yang mengatasnamakan BCA dan berbagai modus penipuan yang bertujuan untuk mengetahui data nasabah.

    “Di samping itu, BCA senantiasa melakukan pengamanan data dengan menerapkan strategi dan standar keamanan berlapis serta mitigasi risiko yang diperlukan untuk menjaga keamanan data dan transaksi digital nasabah,” tutur Hera F. Haryn menambahkan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Korea Selatan Blokir Layanan AI DeepSeek, Simak Penyebabnya

    Korea Selatan Blokir Layanan AI DeepSeek, Simak Penyebabnya

    Bisnis.com, JAKARTA – Korea Selatan telah memblokir akses ke layanan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) DeepSeek dari perangkat pemerintah karena masalah keamanan. 

    Melansir Bloomberg yang mengutip Kantor Berita Yonhap pada Kamis (6/2/2025), Kementerian pertahanan, Kementerian luar negeri, dan Kementerian perdagangan Korea Selatan telah membatasi akses pejabat ke layanan tersebut di komputer pemerintah, berdasarkan informasi dari beberapa sumber yang tidak disebutkan namanya. 

    Kementerian pertahanan mengatakan kepada Bloomberg bahwa mereka telah mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan pada komputer yang digunakan di tempat kerja karena masalah keamanan dan teknis atas layanan AI generatif.

    Sementara itu, kementerian luar negeri Korea Selatan mengatakan, pemerintah tengah melakukan peninjauan keamanan atas layanan tersebut. Namun, mereka menolak untuk mengonfirmasi tindakan pengamanan khusus apa yang telah diambilnya. 

    Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi telah membatasi sementara akses ke DeepSeek di komputer yang dapat terhubung secara eksternal.  

    Dengan pemblokiran ini, Korea Selatan bergabung dengan sejumlah perusahaan dan negara yang telah lebih dulu mengambil tindakan untuk membatasi penggunaan chatbot kecerdasan buatan perusahaan rintisan China tersebut. 

    Perusahaan dan lembaga pemerintah di seluruh dunia telah mengambil tindakan pencegahan untuk membatasi akses ke DeepSeek karena kekhawatiran tentang potensi kebocoran data ke pemerintah China dan lemahnya perlindungan privasi. 

    Australia telah melarang layanan AI DeepSeek dari semua sistem dan perangkat pemerintah, sedangkan Italia memerintahkan pemblokirannya untuk melindungi data konsumen.  

    Irlandia telah meminta informasi lebih lanjut dari perusahaan tersebut atas potensi pelanggaran hukum privasi Uni Eropa. 

    Jepang secara efektif telah melarang penggunaan layanan AI generatif untuk semua perangkat pemerintah yang menangani informasi yang sangat sensitif, meskipun diserahkan kepada masing-masing kementerian untuk memutuskan penggunaan untuk perangkat lain, menurut Menteri Transformasi Digital Masaaki Taira. 

    Kementerian luar negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait masalah pemblokiran ini. 

    Ratusan perusahaan swasta juga telah mengambil tindakan pencegahan dengan memblokir akses ke DeepSeek. 

    AI China tersebut dikembangkan oleh Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence Basic Technology Research Co., dan bersaing dengan layanan ChatGPT yang lebih mapan dari OpenAI Inc. di AS.

  • Telkomsel Gandeng Mastercard, Hadirkan Perlindungan Identitas Digital dari Pencurian Data – Page 3

    Telkomsel Gandeng Mastercard, Hadirkan Perlindungan Identitas Digital dari Pencurian Data – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Dalam upaya meningkatkan keamanan identitas digital, Telkomsel dan Mastercard memperkenalkan layanan terbaru mereka, Proteksi Privasi. Layanan ini dirancang untuk mendeteksi, memantau, dan menyelesaikan potensi penyalahgunaan data pribadi pelanggan.

    Dengan dukungan dari Mastercard ID Theft Protection™, Proteksi Privasi memungkinkan pemantauan terhadap 14 jenis data penting, termasuk identitas kependudukan, paspor, nomor telepon, email, akun media sosial, dan informasi keuangan.

    Teknologi ini secara proaktif memantau seluruh internet, termasuk dark web, untuk mendeteksi kebocoran data dan potensi penyalahgunaan.

    Nantinya, pelanggan akan menerima notifikasi real-time dan panduan penyelesaian jika terjadi insiden, guna melindungi data pribadi, mencegah kerugian finansial, dan menjaga reputasi mereka.

    VP Digital Lifestyle Telkomsel, Lesley Simpson, menyatakan, Proteksi Privasi adalah wujud komitmen kami untuk terus menawarkan solusi inovatif yang sejalan dengan kebutuhan pelanggan di era digital.

    “Melalui kerjasama strategis dengan Mastercard, kami berharap layanan ini dapat memberikan ketenangan bagi pelanggan, memungkinkan mereka untuk menikmati kemudahan digital tanpa khawatir akan ancaman pencurian identitas,” katanya, dikutip dari keterangan Telkomsel, Rabu (5/2/2025). 

     

  • Menkomdigi: Efisiensi Anggaran Buka Peluang Transformasi Digital Lebih Inovatif – Page 3

    Menkomdigi: Efisiensi Anggaran Buka Peluang Transformasi Digital Lebih Inovatif – Page 3

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) saat ini tengah melakukan investasi terkait dugaan peretasan yang berdampak pada kebocoran data internal pegawai.

    Meskipun data yang terdampak bersifat umum, Kemkomdigi memastikan langkah-langkah cepat diambil untuk menjaga keamanan informasi serta mengungkap pihak yang bertanggung jawab atas insiden ini.

    Dalam siaran pers yang diterima, Selasa (4/2/2025), Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi, Alexander Sabar mengungkapkan, kementerian telah mendeteksi adanya upaya peretasan pada Pusat Data dan Saran Informatika (PDSI) Kemkomdigi.

    “Kami meminta maaf jika ada pihak yang terdampak. Kami telah melakukan mitigasi dugaan peretasan, menutup semua celah keamanan, serta memperkuat sistem pertahanan siber,” tutur Alexander.

    Sebagai bagian dari investigasi, Kemkomdigi melakukan beberapa hal. Mulai dari audit mendalam pada infrastruktur PDSI, mitigasi risiko dengan menutup celah keamanan, analisis pola serangan siber yang dilakukan, serta pelacakan aktivitas mencurigakan.

    Selain itu, seluruh unit di bawah Kemkomdigi diperintahkan untuk melakukan audit keamanan internal guna meningkatkan respons terhadap insiden siber.

  • Top 3 Tekno: Apple Confetti hingga Kemkomdigi Investigasi Dugaan Peretasan Data Pegawai – Page 3

    Top 3 Tekno: Apple Confetti hingga Kemkomdigi Investigasi Dugaan Peretasan Data Pegawai – Page 3

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) saat ini tengah melakukan investasi terkait dugaan peretasan yang berdampak pada kebocoran data internal pegawai.

    Meskipun data yang terdampak bersifat umum, Kemkomdigi memastikan langkah-langkah cepat diambil untuk menjaga keamanan informasi serta mengungkap pihak yang bertanggung jawab atas insiden ini.

    Dalam siaran pers yang diterima, Selasa (4/2/2025), Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi, Alexander Sabar mengungkapkan, kementerian telah mendeteksi adanya upaya peretasan pada Pusat Data dan Saran Informatika (PDSI) Kemkomdigi.

    Baca Selengkapnya di Sini