Topik: kebocoran data

  • Layanan Bermasalah, Dirut Bank DKI Klaim Tak Ada Data Bocor-Dana Nasabah Aman

    Layanan Bermasalah, Dirut Bank DKI Klaim Tak Ada Data Bocor-Dana Nasabah Aman

    Jakarta

    Direktur Utama (Dirut) Bank DKI, Agus Haryoto Widodo angkat bicara terkait layanan Bank DKI yang bermasalah berujung Direktur IT Amirul Wicaksono dicopot. Agus mengatakan tidak ada kebocoran data ataupun kehilangan dana nasabah saat layanan bermasalah.

    “(penyebab permasalahan layanan) kami belum dapat menyampaikan detail lebih jauh karena proses audit dan analisa teknis masih berlangsung. Namun yang dapat kami pastikan: tidak ada kebocoran data, tidak ada kehilangan dana nasabah, dan sistem core banking utama tetap aman,” kata Agus saat dihubungi, Kamis (10/4/2025).

    Agus menyebut pihaknya sudah menangani permasalahan tersebut. Manajemen juga telah mengambil langkah strategis untuk mempercepat pemulihan layanan.

    “Memang benar bahwa sebelumnya terdapat gangguan layanan yang kami tangani secara serius. Dan Manajemen telah mengambil langkah strategis untuk mempercepat pemulihan dan transformasi sistem teknologi informasi di Bank DKI,” ujarnya.

    Agus tidak berkomentar banyak saat ditanya terkait pencopotan Amirul Wicaksono sebagai Direktur IT. Dia mengatakan pencopotan sepenuhnya kewenangan Dewan Komisaris dan pemegang saham.

    “Hal tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan Dewan Komisaris dan atau pemegang saham sesuai ketentuan anggaran dasar. Saya tidak dalam kapasitas menjawab hal ini,” tuturnya.

    Tidak sedikit nasabah yang menyampaikan kekecewaannya. Sebab, mereka tidak bisa menggunakan tunjangan hari raya (THR) dan gaji yang dicairkan lewat Bank DKI.

    Pramono Bilang Ada Kebocoran

    “Kejadian di Bank DKI ini bukan pertama kali. Ini sudah ketiga kali dan kejadiannya hampir serupa. Di mana IT tidak dilaksanakan, tidak dijaga secara baik. Terus terang ada kebocoran. Jumlah angkanya yang tahu direksi Bank DKI,” kata Pramono di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (9/4).

    Karena kejadiannya sudah tiga kali, lanjut Pramono, dirinya memutuskan melaporkan hal tersebut ke Bareskrim (Badan Reserse Kriminal). Sementara itu, jabatan Direktur IT kini diisi oleh Direktur Umum Agus Haryoto Widodo dan mulai berlaku sejak Selasa (8/4).

    “Karena kejadiannya sudah tiga kali, saya memutuskan, yang pertama, semuanya dilaporkan kepada Bareskrim,” ungkapnya.

    “Yang kedua, diambil tindakan kepada Direktur IT. Karena sudah berulang kali, ini yang ketiga kali, dibebastugaskan dan jabatan itu dirangkap oleh Direktur Umum. Dan mulai berlaku kemarin,” sambungnya.

    Pramono pun telah meminta lembaga independen internasional untuk melakukan audit, tracing, dan monitoring untuk mengetahui ke mana kebocoran dana itu.

    “Nanti tentunya, selain Bank DKI, Bareskrim pasti akan segera mengetahui ini. Karena yang namanya apa pun tentang jejak digital uang lari ke mana saja. Dalam sistem sekarang pasti kelihatan,” tuturnya.

    (wnv/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bareskrim Terima Laporan Kebocoran Data Bank DKI, Kasus Bakal Didalami

    Bareskrim Terima Laporan Kebocoran Data Bank DKI, Kasus Bakal Didalami

    Jakarta, Beritasatu.com – Bareskrim Polri membenarkan telah menerima laporan kasus dugaan kebocoran data Bank DKI. Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri Kombes Erdi A Chaniago mengatakan, laporan tersebut diterima pada Selasa (1/4/2025) lalu.

    “Benar pada 1 April 2025 kami telah menerima laporan dari pihak Bank DKI,” kata Erdi saat dikonfirmasi Kamis (10/4/2025).

    Erdi menambahkan, seusai menerima laporan tersebut, pihaknya bakal melakukan pendalaman dalam kasus tersebut.

    “Saat ini pelaporan tengah didalami dan dipelajari lebih lanjut,” ucap dia.

    Sebelumnya, Direktur IT Bank DKI Amirul Wicaksono dipecat menyusul dugaan kebocoran data dan gangguan sistem berulang di lembaga perbankan milik daerah tersebut.

    Gubernur Jakarta Pramono Anung mengungkapkan, insiden gangguan sistem yang melibatkan infrastruktur teknologi informasi Bank DKI ini bukan yang pertama. Ia mencatat kasus serupa di Bank DKI telah terjadi sebanyak tiga kali dengan pola permasalahan yang mirip.

  • Simak! Cara Aktivasi MFA ASN Digital hingga Manfaatnya

    Simak! Cara Aktivasi MFA ASN Digital hingga Manfaatnya

    Jakarta

    Seluruh akses layanan kepegawaian BKN akan memberlakukan Multi-Factor Authentication (MFA) dengan login lewat satu akses, yakni melalui ASN Digital. Ini membuat ASN tidak perlu repot harus mengingat dan mengakses ke setiap tautan layanan BKN.

    Aktivasi MFA perlu dilakukan sebelum akses langsung ke tautan setiap layanan BKN ditutup dan dialihkan melalui ASN Digital ini. Akses langsung ke tautan setiap layanan akan ditutup dan dialihkan ke ASN Digital mulai tanggal 13 April 2025

    Berikut ini cara aktivasi MFA untuk ASN Digital.

    Apa itu MFA?

    Berdasarkan informasi resmi dari BKN, MFA adalah metode keamanan yang memerlukan lebih dari satu bentuk verifikasi ketika pegawai ASN mengakses layanan digital BKN. Jadi, seluruh layanan BKN akan menerapkan single access login untuk memudahkan para ASN mengakses seluruh layanan manajemen ASN dengan satu login tanpa perlu membuka banyak tautan.

    Hal ini sebagai bentuk mitigasi siber terhadap potensi serangan pada keamanan digital, seperti pencurian identitas, peretasan akun, dan kebocoran data yang bisa berdampak luas kepada masyarakat, khususnya dalam hal keamanan data di instansi pemerintah.

    Berikut ini langkah-langkah aktivasi MFA ASN Digital.

    Login melalui platform ASN Digital pada tautan https://asndigital.bkn.go.idUsername dengan menggunakan NIP dan password yang digunakan pada akun MyASN sebelumnyaLalu klik masuk dan aktivasi MFA, di mana akan tampil Mobile Authentication SetupPilih antara Free OTP atau Google Authenticator untuk diunduhScan Qr-code atau pindai barcode pada Mobile Authentication Setup melalui aplikasi Free OTP atau Google AuthenticatorTinggal input angka OTP yang muncul dan lengkapi nama device yang digunakanSelesai.

    (kny/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pramono Anung Copot Direktur IT Bank DKI, Sistem Error dan Diduga Bocor – Page 3

    Pramono Anung Copot Direktur IT Bank DKI, Sistem Error dan Diduga Bocor – Page 3

    Selain pemecatan dan laporan ke Bareskrim, Pramono Anung juga mengungkapkan adanya kebocoran dana Bank DKI akibat gangguan sistem tersebut. Meskipun nominal pastinya belum diungkapkan, pengakuan ini semakin memperparah situasi dan meningkatkan kekhawatiran publik. Transparansi terkait jumlah kerugian yang dialami Bank DKI sangat penting untuk membangun kembali kepercayaan publik.

    Sebagai upaya pemulihan dan pencegahan, Gubernur menginstruksikan penggantian seluruh personel di departemen IT Bank DKI. Langkah ini termasuk penggantian kata sandi dan komputer untuk memastikan keamanan sistem ke depannya. Direktur Utama Bank DKI juga diminta untuk memilih pengganti yang lebih kompeten dan berpengalaman untuk memimpin departemen IT.

    Perombakan total di departemen IT ini diharapkan dapat memperbaiki sistem keamanan dan mencegah kejadian serupa terulang kembali. Pemilihan pengganti yang kompeten juga krusial untuk memastikan pengelolaan sistem IT Bank DKI lebih efektif dan aman.

    Penggantian seluruh personel, termasuk kata sandi dan komputer, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan sistem dan mencegah kebocoran data atau dana di masa mendatang.

  • Sistem Bank DKI Bermasalah Lagi, Pramono: Ganti Semua Orang yang Punya Akses
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 April 2025

    Sistem Bank DKI Bermasalah Lagi, Pramono: Ganti Semua Orang yang Punya Akses Megapolitan 9 April 2025

    Sistem Bank DKI Bermasalah Lagi, Pramono: Ganti Semua Orang yang Punya Akses
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Gubernur Jakarta
    Pramono Anung
    meminta seluruh personel
    Bank DKI
    yang memiliki akses ke sistem informasi bank segera diganti.
    Instruksi ini menyusul gangguan layanan perbankan yang kembali terjadi di bank milik Pemerintah Provinsi Jakarta tersebut.
    “Saya juga sudah meminta semua orang yang selama ini punya
    password
    dan PC di departemen itu semuanya diganti. Orang-orang baru yang dipilih oleh Direktur Utama yang sekarang,” ucap Pramono saat ditemui di Gedung DPRD Jakarta, Rabu (9/4/2025).
    Pramono menyatakan, gangguan di Bank DKI bukan yang pertama, melainkan sudah terjadi tiga kali. Ia menduga kuat adanya unsur kesengajaan dan keterlibatan pihak internal dalam insiden ini.
    “Kejadian di Bank DKI ini bukan pertama kali. Ini sudah ketiga kali,” ucap Pramono.
    Pramono menilai, lemahnya pengawasan sistem teknologi informasi menjadi masalah utama yang menyebabkan berulangnya gangguan.
    Ia juga menduga adanya indikasi kebocoran data yang berulang terjadi dan menimbulkan kerugian pada Bank DKI.
    Namun, Pramono belum mengungkap angka pasti kerugian yang dialami bank daerah tersebut.
    “Kejadiannya hampir serupa. Di mana IT tidak dilaksanakan, tidak dijaga secara baik. Dan hal itu terlihat dari terus terang ada kebocoran. Jumlah angkanya yang tahu direksi Bank DKI,” kata dia.
    Atas dasar itu, Pramono meminta Bank DKI untuk melaporkan kasus ini ke Bareskrim Polri.
    “Karena kejadiannya sudah tiga kali, maka saya memutuskan. Yang pertama, semuanya dilaporkan kepada Bareskrim,” katanya.
    Tak hanya itu, Pramono juga mencopot Amirul Wicaksono dari jabatannya sebagai Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI.
    Jabatan tersebut kini dirangkap oleh Direktur Umum Bank DKI sebagai bentuk penegakan disiplin.
    “Yang kedua, diambil tindakan kepada Direktur IT. Karena sudah berulang kali. Ini yang ketiga kali. Dibebastugaskan dan jabatan itu dirangkap oleh Direktur Umum, mulai berlaku kemarin,” kata Pramono.
    Sebagai langkah lanjutan, Pramono menyatakan telah menunjuk lembaga independen internasional untuk melakukan audit, pelacakan, dan pemantauan sistem Bank DKI secara menyeluruh.
    Sebelumnya, keluhan dari para nasabah Bank DKI mulai ramai sejak 29 Maret 2025 di akun X (dulu Twitter).
    Banyak yang melaporkan tidak bisa melakukan transaksi via aplikasi JakOne Mobile, termasuk transfer antarbank, pembayaran QRIS, hingga tarik tunai di ATM Bersama.
    Salah satu nasabah Bank DKI melaporkan ke akun X @bank_dki karena tidak dapat menemukan fitur transfer uang ke bank lain di aplikasi JakOne Mobile pada 29 Maret 2025.
    “Halo
    bank Dki
    , ini kenapa ya dari siang tidak ada fitur transfer external di aplikasi JakOne, Mohon segera diperbaiki ya karena saya mau transfer ke bank lain,” tulis akun X @archive********.
    Kemudian, pada 30 Maret 2025, pemilik akun @unknown***** mengunggah tangkapan layar dari pesan yang dia kirimkan ke Instagram Bank DKI.
    Akun tersebut komplain karena tidak dapat menggunakan QRIS m-banking.
    Pada aplikasi mobile banking Bank DKI hanya tertulis ‘Terjadi kesalahan, harap coba lagi nanti’. Namun, setelah pemilik akun mencoba transaksi yang sama sebanyak lima kali, ternyata saldonya sudah terpotong tapi tidak masuk ke dalam riwayat transaksi.
    “Gimana nih @bank_dki??” tulis akun @unknown*****.
    Masalah ini bahkan berlanjut saat Lebaran 2025 yang jatuh pada 31 Maret.
    Nasabah dengan akun X @erza*******22 menyuarakan kekesalan karena tidak bisa melakukan transaksi antarbank, membayar dengan debit atau QRIS, serta gagal tarik tunai di ATM Bersama.
    “Hey @bank_dki sampe kapan maintenance sistemmu? Dari mudik tanggal 29 sampe sekarang gak bisa transaksi antar bank, gak bisa bayar debit, gak bisa bayar QRIS, gak bisa tarik tunai ATM bersama. Lu kira gerai ATM-mu udah nyebar ke daerah2?” tulisnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perbedaan Kartu Kredit dan Debit, Pahami Keuntungan dan Kerugiannya

    Perbedaan Kartu Kredit dan Debit, Pahami Keuntungan dan Kerugiannya

    PIKIRAN RAKYAT – Dalam era transaksi digital, keberadaan kartu kredit dan kartu debit menjadi elemen penting dalam pengelolaan keuangan pribadi maupun bisnis. Keduanya memang terlihat mirip dari segi fisik, namun secara fungsi dan mekanisme kerja, perbedaan antara keduanya sangat signifikan.

    Memahami seluk-beluk dua jenis kartu ini penting untuk menentukan pilihan pembayaran yang paling sesuai dengan kebutuhan dan situasi finansial.

    Definisi dan Mekanisme Kerja

    Kartu debit adalah alat pembayaran elektronik yang langsung terhubung dengan saldo tabungan atau giro. Transaksi yang dilakukan menggunakan kartu ini akan secara otomatis mengurangi jumlah uang yang tersedia di rekening.

    Sementara itu, kartu kredit berfungsi sebagai fasilitas pinjaman yang diberikan oleh bank atau lembaga keuangan. Setiap transaksi dengan kartu kredit berarti meminjam dana dari pihak penerbit kartu, yang nantinya harus dibayar kembali sesuai tenggat waktu yang ditentukan. Jika pembayaran dilakukan melewati jatuh tempo atau tidak dalam jumlah penuh, maka akan dikenakan bunga.

    Sumber Dana

    Perbedaan paling mendasar antara kartu debit dan kredit terletak pada sumber dana. Kartu debit memanfaatkan dana milik sendiri, sedangkan kartu kredit memanfaatkan dana dari bank dengan sistem bayar kemudian (postpaid). Ini menjadikan kartu debit lebih aman dalam pengendalian pengeluaran, sementara kartu kredit memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi untuk kebutuhan mendesak.

    Persyaratan Kepemilikan

    Kartu debit umumnya diberikan secara otomatis saat seseorang membuka rekening di bank. Tidak ada proses seleksi yang kompleks karena pengguna menggunakan uangnya sendiri.

    Sebaliknya, untuk memperoleh kartu kredit, penerbit kartu biasanya melakukan evaluasi kelayakan finansial. Proses pengajuan bisa melibatkan pengecekan riwayat kredit, bukti penghasilan, dan komitmen pembayaran lainnya. Ini karena bank menanggung risiko atas dana yang dipinjamkan kepada pemilik kartu.

    Limitasi Penggunaan

    Kartu debit membatasi transaksi sesuai jumlah saldo yang tersedia di rekening. Apabila dana tidak mencukupi, transaksi otomatis akan ditolak.

    Kartu kredit memiliki limit atau batas kredit yang ditetapkan oleh bank berdasarkan profil risiko pemilik kartu. Limit ini dapat digunakan sepenuhnya, asalkan masih berada dalam batas yang ditentukan. Kelebihannya, kartu kredit memungkinkan transaksi dalam jumlah besar meski dana belum tersedia saat itu juga.

    Kartu Kredit

    Keuntungan Kartu Kredit

    Fleksibilitas Pembayaran
    Memungkinkan pembelian barang/jasa terlebih dahulu dan pembayaran di kemudian hari, memberikan waktu bernapas dalam pengaturan arus kas. Fasilitas Cicilan
    Beberapa kartu menawarkan cicilan tetap dengan bunga ringan, ideal untuk transaksi besar seperti pembelian gadget, elektronik, atau tiket perjalanan. Program Loyalitas dan Cashback
    Poin reward, diskon eksklusif, dan cashback menjadi insentif utama yang membuat kartu kredit menarik untuk digunakan secara rutin. Skor Kredit
    Penggunaan kartu kredit yang disiplin dan teratur dapat membangun reputasi keuangan yang baik, berguna untuk pengajuan kredit rumah, kendaraan, atau pinjaman usaha di masa depan. Perlindungan Konsumen
    Transaksi yang tidak sah, penipuan, atau pembelian gagal bisa lebih mudah diselesaikan melalui perlindungan dari penerbit kartu.

    Risiko Penggunaan Kartu Kredit

    Bunga Tinggi
    Jika tidak dibayar lunas tepat waktu, sisa tagihan akan dikenakan bunga yang umumnya cukup tinggi dibanding jenis pinjaman lainnya. Denda dan Biaya Tambahan
    Termasuk biaya keterlambatan, biaya tahunan, dan biaya konversi mata uang asing. Potensi Utang Berlebih
    Kemudahan bertransaksi tanpa dana nyata dapat memicu gaya hidup konsumtif, terutama jika tidak ada perencanaan anggaran yang disiplin. Risiko Penurunan Skor Kredit
    Telat membayar tagihan, penggunaan mendekati limit maksimum, atau pemakaian di luar batas kemampuan finansial dapat merusak reputasi keuangan jangka panjang. Kartu Debit

    Keuntungan Kartu Debit

    Pengeluaran Lebih Terkontrol
    Karena transaksi hanya bisa dilakukan sesuai saldo yang tersedia, potensi untuk berutang sangat kecil. Tanpa Bunga dan Denda
    Tidak ada beban bunga karena tidak ada sistem pinjaman di dalamnya. Praktis dan Mudah Digunakan
    Dapat digunakan di ATM, mesin EDC, serta transaksi online yang mendukung jaringan Visa, Mastercard, atau GPN. Keamanan Dasar
    Dilengkapi fitur PIN dan chip yang meminimalkan risiko penyalahgunaan.

    Kekurangan Kartu Debit

    Tidak Meningkatkan Skor Kredit
    Penggunaan kartu debit tidak dicatat dalam sistem pelaporan kredit, sehingga tidak berdampak pada penilaian kredit masa depan. Minim Promo dan Reward
    Umumnya tidak disertai program loyalitas atau diskon yang kompetitif seperti halnya kartu kredit. Risiko Keamanan Transaksi Online
    Karena langsung terhubung ke rekening tabungan, kebocoran data atau transaksi ilegal dapat langsung memengaruhi saldo pribadi. Biaya Tersembunyi
    Beberapa bank menerapkan biaya administrasi bulanan, biaya saldo minimum, atau biaya tarik tunai antarbank yang dapat menggerus saldo secara perlahan. Kapan Sebaiknya Menggunakan Kartu Kredit atau Debit? Gunakan kartu debit untuk keperluan harian seperti belanja rutin, makan di restoran, atau membayar tagihan utilitas, terutama jika ingin menjaga pengeluaran tetap dalam batas saldo yang tersedia. Gunakan kartu kredit saat memerlukan fleksibilitas pembayaran, melakukan pembelian besar yang butuh cicilan ringan, atau ingin memanfaatkan promo khusus. Namun pastikan untuk membayar tagihan tepat waktu agar terhindar dari bunga dan denda.

    Kartu kredit dan kartu debit memiliki fungsi yang sama sebagai alat pembayaran, tetapi bekerja dengan sistem yang sangat berbeda. Debit mengandalkan dana sendiri, sementara kredit mengandalkan pinjaman bank.

    Keduanya memiliki manfaat besar jika digunakan secara bijak dan sesuai dengan kebutuhan. Pemahaman mendalam mengenai keunggulan dan risiko masing-masing kartu akan membantu pengambilan keputusan finansial yang lebih cerdas dan aman.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Cara Ubah Data Email & Nomor HP pada Akun Coretax DJP

    Cara Ubah Data Email & Nomor HP pada Akun Coretax DJP

    Bisnis.com, JAKARTA — Alamat surat elektronik atau email dan nomor HP menjadi salah satu data penting dalam akun perpajakan. Tak jarang, wajib pajak terpaksa mengubah nomor HP maupun email karena satu dan lain hal. 

    Oleh karena perubahan tersebut, perlu dilakukan pengkinian data pada akun pajak masing-masing wajib pajak (WP), dalam hal ini pada akun Coretax DJP. 

    Email dan nomor HP pun menjadi salah satu data penting apabila wajib pajak lupa kata sandi alias password. Pada sistem sebelumnya, wajib pajak dapat langsung mengubah nomor HP maupun email untuk memulihkan kata sandi. 

    Sejak implementasi Coretax per 1 Januari 2025, fitur ubah data saat lupa kata sandi pada laman DJP Online telah dihapus. 

    Direktorat Jenderal Pajak menyampaikan bahwa wajib pajak dapat mengajukan permohonan perubahan data ke kantor pajak terdekat dalam hal email dan nomor HP yang terdapat pada laman Permohonan Ubah Kata Sandi tidak sesuai keadaan sebenarnya. 

    “Jika email atau nomor gawai di laman permohonan ubah kata sandi tidak sesuai, ajukan permohonan perubahan data ke KPP terdaftar,” tulis Ditjen Pajak dalam unggahan di media sosial Instagram @ditjenpajakri, dikutip pada Sabtu (5/4/2025). 

    Ditjen Pajak menegaskan bahwa kebijakan ini diterapkan sejak implementasi multi factor authentication (MFA) demi keamanan data wajib pajak.

    Untuk informasi dan layanan konsultasi, silakan menghubungi Kring Pajak 1500200 atau X kring_pajak atau Helpdesk Kantor Pajak terdekat.

    Mengutip dari laman resmi Ditjen Pajak, fitur MFA ini menambah prosedur yang harus dilakukan wajib pajak saat mengakses djponline.pajak.go.id. 

    Wajib pajak harus memasukkan token one time password (OTP) yang disampaikan ke alamat email atau SMS nomor handphone. 

    Masalahnya, alamat email atau nomor gawai dalam profil wajib pajak tersebut seringkali berbeda dari yang digunakan wajib pajak. 

    Pada akhirnya, kondisi ini memaksa wajib pajak untuk datang ke kantor pajak untuk menyelesaikan segala urusan pelaporan SPT Tahunan mulai dari membuka akses ke website sampai dengan pelaporannya selesai dilakukan. 

    Meski terkesan menambah kompleksitas dalam mengakses akun pajak, hal ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan akun DJP Online, mengurangi potensi kebocoran akun, meningkatkan kepercayaan WP, serta mendorong WP lebih peduli pada data perpajakannya sendiri. 

    Mengingat, beberapa kali tersiar kabar soal penipuan yang mengatasnamakan Ditjen Pajak maupun soal kebocoran data. Maka fitur MFA menjadi solusi dari kekhawatiran tersebut. 

  • Peringatan Keras FBI, Waspada Monster Medusa di Gmail Cs

    Peringatan Keras FBI, Waspada Monster Medusa di Gmail Cs

    Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas federal Amerika Serikat memperingatkan pengguna Gmail, Outlook, dan layanan email populer lainnya tentang ransomware berbahaya.

    Alarm bahaya tersebut terkait dengan sekelompok pengembang yang telah membobol ratusan data korban, termasuk orang-orang di bidang medis, pendidikan, hukum, asuransi, teknologi, dan manufaktur.

    Varian ransomware tersebut disebut “Medusa”, pertama kali diidentifikasi pada Juni 2021, Badan Keamanan Siber dan Keamanan Infrastruktur (CISA) dan FBI mengumumkan pada 12 Maret.

    “Nasihat Keamanan Siber bersama ini merupakan bagian dari upaya #StopRansomware yang sedang berlangsung untuk menerbitkan nasihat bagi pembela jaringan yang merinci berbagai varian ransomware dan pelaku ancaman ransomware,” kata lembaga tersebut dikutip dari USA Today pada Senin (31/3/2025).

    “Nasihat #StopRansomware ini mencakup taktik, teknik, dan prosedur (TTP) yang baru-baru ini diamati dan secara historis serta indikator kompromi (IOC) untuk membantu organisasi melindungi diri dari ransomware.”

    Hingga Februari 2025, serangan siber tersebut telah memengaruhi lebih dari 300 korban, menurut lembaga tersebut.

    Pengembang Medusa biasanya merekrut pialang akses dan membayar mereka antara US$100 dan US$1 juta untuk bekerja bagi mereka, dan afiliasi ini akan menggunakan teknik umum untuk membobol data calon korban, seperti kampanye phishing dan mengeksploitasi kerentanan perangkat lunak yang belum ditambal, kata FBI dan CISA.

    Kelompok yang mengoperasikan ransomware diidentifikasi sebagai Spearwing dalam blog pada tanggal 6 Maret oleh Symantec, merek perangkat lunak keamanan perusahaan.

    “Seperti sebagian besar operator ransomware, Spearwing dan afiliasinya melakukan serangan pemerasan ganda, mencuri data korban sebelum mengenkripsi jaringan untuk meningkatkan tekanan pada korban agar membayar tebusan,” kata posting blog Symantec.

    “Jika korban menolak membayar, kelompok tersebut mengancam akan menerbitkan data yang dicuri di situs kebocoran data mereka.”

    Menurut Symantec, Spearwing telah menjadi korban ratusan orang sejak kelompok tersebut pertama kali aktif pada awal tahun 2023. Kelompok tersebut memiliki sekitar 400 korban di situs kebocoran datanya, dan jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi, kata posting blog tersebut.

    Tebusan yang diminta oleh Spearwing menggunakan ransomware Medusa berkisar antara US$100.000 hingga US$15 juta, menurut Symantec.

    (dce)

  • Keamanan Data Jadi Fokus Utama 64% Pelaku Industri Finansial pada Era AI

    Keamanan Data Jadi Fokus Utama 64% Pelaku Industri Finansial pada Era AI

    Bisnis.com, JAKARTA — Hitachi Vantara mengungkap kemajuan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) memaksa pelaku industri di sektor perbankan, finansial, dan asuransi (BFSI) untuk memprioritaskan antara keamanan, kualitas, dan keberlanjutan data.

    Berdasarkan survei terbaru Hitachi Vantara dari dari 231 pemimpin TI dan bisnis global, ditemukan 36% responden mengakui pentingnya kualitas data untuk keberhasilan AI dan sisanya 64% tetap lebih fokus pada keamanan data.

    Dalam survei tersebut juga ditemukan 48% responden menyebut keamanan data sebagai perhatian utama dalam penerapan AI. Hal ini mencerminkan pentingnya perlindungan terhadap ancaman baik dari dalam maupun luar organisasi.

    Vice President dan General Manager untuk wilayah Asean Hitachi Vantara, Joe Ong mengatakan lembaga keuangan di seluruh dunia tengah mempercepat adopsi AI.

    Akan tetapi, dirinya melihat masih banyak yang tidak menyadari bahwa infrastruktur data mereka belum siap untuk mendukung adopsi AI.

    “Organisasi keuangan perlu memperkuat fondasi data mereka agar AI dapat memberikan dampak nyata dan berkelanjutan,” kata Joe dikutip Kamis (27/3/2025).

    Selain itu ditemukan juga 84% responden mengakui bahwa kehilangan data akibat serangan atau kesalahan akan berdampak katastrofik.

    Dalam survei ini juga ditemukan 36% responden mengkhawatirkan risiko kebocoran data akibat AI internal dan 38% khawatir tidak mampu memulihkan data dari serangan ransomware.

    Meskipun serangan ransomware menjadi perhatian utama para pemimpin TI di sektor BFSI, 36% responden menyatakan bahwa kebocoran data akibat kesalahan AI merupakan tiga kekhawatiran teratas mereka.

    Di sisi lain, 32% responden khawatir bahwa serangan yang didukung AI dapat menyebabkan pelanggaran data.

    Meskipun terdapat tantangan akurasi, adopsi AI di sektor BFSI terus mengalami percepatan. Namun, banyak organisasi yang menerapkan AI tanpa persiapan memadai, dengan 71% responden mengakui bahwa mereka melakukan pengujian dan iterasi langsung pada implementasi aktif. Sementara, hanya 4% yang menggunakan lingkungan sandbox.

    Penelitian ini menegaskan bahwa para pemimpin sektor jasa keuangan meyakini kualitas data sebagai pertimbangan paling penting untuk keberhasilan implementasi AI. 

    Namun, kekhawatiran seperti keamanan data terlalu mendesak untuk diabaikan dan hal ini berdampak pada menurunnya return on investment (ROI).

    Laporan ini disusun berdasarkan Survei Global State of Data Infrastructure 2024 dari Hitachi Vantara, dan mewakili pandangan dari 231 spesialis BFSI, eksekutif tingkat C, serta pengambil keputusan di bidang TI yang berasal dari 15 negara di seluruh dunia.

  • Microsoft Ingin AI Bantu Keamanan Internet

    Microsoft Ingin AI Bantu Keamanan Internet

    Jakarta

    Hampir setiap hari, kita mendengar tentang ancaman siber atau kebocoran data yang terjadi. Hal ini tampaknya menjadi alasan Microsoft yang baru saja meluncurkan Security Copilot Agents untuk membantu memperketat keamanan siber.

    Berita ini muncul dari pembaruan keamanan Microsoft yang baru. Microsoft sendiri sangat mengandalkan teknologi AI selama beberapa tahun terakhir, dan telah membuat beberapa langkah besar.

    Dilansir detikINET dari Android Headline, Rabu (26/3/2025) Microsoft ingin membantu masalah keamanan siber dengan meluncurkan Agen AI tersebut melalui Microsoft Copilot.

    Microsoft baru saja meluncurkan beberapa agen AI yang akan membantu mengotomatiskan beberapa tugas dan membantu di bidang-bidang seperti phishing, keamanan data, dan manajemen identitas.

    Microsoft juga telah meluncurkan lima agen AI untuk tim keamanannya di seluruh dunia. Jadi, tidak diragukan lagi bahwa Microsoft ingin Copilot menjadi bagian utama dari upaya keamanan sibernya.

    Sepertinya ini bisa menjadi ide yang bagus untuk membantu meningkatkan keamanan siber di seluruh Microsoft. Microsoft telah berurusan dengan beberapa kebocoran dan peretasan data besar selama beberapa tahun terakhir, dan kita tahu bahwa para peretas tidak akan berhenti.

    Namun, kita perlu mengakui bahwa teknologi AI belum sempurna. Meskipun secara umum akurat tergantung pada skenarionya, selalu ada kemungkinan adanya halusinasi. Hal itu tidak terlalu buruk jika berbicara tentang membuat cerita pendek atau esai, tetapi ketika berbicara tentang keamanan siber, taruhannya jauh lebih tinggi.

    Tidak hanya itu, tetapi akan ada tingkat otonomi dengan agen-agen ini. Ini berarti Microsoft akan mempercayakan beberapa tugas kepada mereka sepenuhnya.

    (jsn/fay)