Topik: kebocoran data

  • Laptop Bisnis Tangguh Tahan Banting dengan AI

    Laptop Bisnis Tangguh Tahan Banting dengan AI

    Jakarta

    Asus kembali menghadirkan inovasi untuk kalangan profesional melalui Asus ExpertBook P3 (P3405CVA). Ini adalah laptop bisnis yang dirancang untuk mendukung produktivitas maksimal dengan performa tinggi, desain portabel, dan fitur keamanan canggih.

    Dilengkapi dengan teknologi AI dan dukungan Microsoft Copilot, laptop ini menjadi solusi ideal untuk pekerja modern yang membutuhkan efisiensi dan fleksibilitas dalam bekerja, baik di kantor maupun secara remote.

    “Asus ExpertBook P3 ideal untuk mobilitas dan performa saat bepergian,” kata Yulianto Hasan, Director Commercial Products saat acara peluncuran di Jakarta, Rabu (4/6/2025).

    Performa Tangguh untuk Tuntutan BisnisPeluncuran Asus Expert Series Foto: Rizky Nur Amalia/detikINER

    Asus ExpertBook P3 (P3405CVA) ditenagai oleh prosesor hingga Intel Core i7-13620H (2.4 GHz, hingga 4.9 GHz, 10 core, 16 thread) atau Intel Core i5-13420H, yang mampu menangani tugas berat dan aplikasi berbasis AI dengan lancar.

    Dengan opsi memori DDR5 hingga 16 GB dan penyimpanan dual SSD hingga 1 TB (PCIe 4.0 M.2), laptop ini menawarkan kecepatan dan kapasitas besar untuk multitasking serta penyimpanan data yang luas. Grafis Intel UHD Graphics memastikan visual yang jernih untuk presentasi atau kebutuhan multimedia lainnya.

    Sistem pendingin ExpertCool menjadi salah satu keunggulan, memastikan performa optimal bahkan saat beban kerja tinggi. Desain ventilasi dengan lapisan mesh mencegah debu masuk, sehingga kipas tetap bekerja efisien dalam jangka panjang.

    Asus ExpertBook P3405CVA Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Layar 14 inch tersedia dalam resolusi WUXGA (1.920 x 1.200) dengan kecerahan 300 nits dan gamut warna 100% sRGB. Layar anti-glare dengan rasio 16:10 memberikan visual imersif dan nyaman untuk bekerja dalam waktu lama.

    “Layar adalah pusat produktivitas anda, jadi kami menciptakan lebih sempurna. Rasio layar 16:10, ruang vertikal 7%, lebih luas untuk multitask. Layarnya 2,5 dengan anti silau menjaga kenyamanan mata saat bekerja,” jelas Yulianto.

    Baterai 50Wh dengan teknologi pengisian cepat USB-C (65W) mendukung mobilitas tinggi, memungkinkan pengguna tetap produktif tanpa khawatir kehabisan daya.

    Desain Portabel dan Tahan BantingAsus ExpertBook P3405CVA Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Dengan bobot mulai dari 1,36 kg, ExpertBook P3 sangat ringan dan mudah dibawa, menjadikannya teman ideal untuk profesional yang sering bepergian. Bodinya terbuat dari material aluminium yang kokoh, memenuhi standar militer AS (MIL-STD 810H), sehingga tahan terhadap kondisi ekstrem.

    Tidak hanya itu, fitur seperti keyboard tahan tumpahan cairan, chassis metal yang ringan namun kuat, dan struktur internal yang diperkuat, dirancang untuk mendukung mobilitas maupun pemakaian intensif harian di meja kerja.

    Durabilitas seperti ini bukan hanya melindungi perangkat, tetapi juga menjaga produktivitas tim dan menekan potensi kerugian akibat downtime, servis mendadak, atau penggantian unit yang terlalu cepat. Baik digunakan secara bergantian oleh tim frontliner, sebagai workstation kantor yang aktif setiap hari, maupun perangkat mobile yang dibawa ke lapangan.

    Fitur AI untuk Kolaborasi EfisienAsus ExpertBook P3405CVA Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    ExpertBook P3 dilengkapi dengan Asus AI ExpertMeet, asisten rapat berbasis AI yang mendukung terjemahan real-time, identifikasi pembicara, dan ringkasan poin-poin penting dalam rapat. Teknologi AI noise-cancelation memastikan kualitas suara jernih selama konferensi video, menghilangkan gangguan suara latar.

    Fitur ini sangat membantu untuk komunikasi lintas negara atau lingkungan kerja yang bising. Ada pula AI Camera yang mampu melakukan auto-framing, eye contact correction, hingga latar blur pintar, perangkat ini membantu pengguna tampil profesional di setiap sesi video call, bahkan dalam kondisi kerja yang serba dinamis. Baik itu di ruang rapat, area publik, atau saat bekerja dari rumah, fitur ini memberikan kesan terorganisir dan siap menghadapi audiens digital.

    Dengan AI yang berjalan langsung dari perangkat (on-device), pengguna mendapatkan manfaat efisiensi dan keamanan sekaligus-tanpa ketergantungan pada koneksi cloud atau risiko kebocoran data sensitif. Inilah bentuk dukungan Asus terhadap ekosistem kerja yang makin cepat, serba digital, dan tetap mengedepankan keamanan saat bekerja.

    Selain itu, laptop ini terintegrasi dengan Microsoft Copilot, memanfaatkan AI untuk mengoptimalkan alur kerja, mulai dari pengelolaan tugas hingga analisis data, menjadikan pekerjaan lebih cerdas dan efisien.

    Keamanan Kelas BisnisAsus ExpertBook P3405CVA Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Keamanan data menjadi prioritas utama pada ExpertBook P3. Dilengkapi Asus ExpertGuardian, laptop ini memiliki fitur seperti chip TPM 2.0, sensor sidik jari, dan pelindung webcam fisik untuk menjaga privasi. Kepatuhan terhadap standar NIST SP 800-155 memastikan perlindungan data dari level perangkat keras hingga perangkat lunak. Slot kunci Kensington Nano juga tersedia untuk keamanan fisik.

    ExpertBook P3 menawarkan konektivitas lengkap dengan dua port USB 3.2 Gen 2 Type-C (mendukung DisplayPort dan pengisian daya), dua USB 3.2 Gen 1 Type-A, HDMI 2.1 TMDS, RJ45 Ethernet, dan jack audio 3,5 mm. Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5.4 memastikan koneksi nirkabel yang cepat dan stabil.

    Tata letak port di sisi kiri dirancang untuk memudahkan penggunaan mouse tanpa gangguan, meningkatkan kenyamanan kerja. Keyboard dengan keycap besar dan jarak tekan 1,5 mm memberikan pengalaman mengetik yang nyaman, sementara tombol pintas untuk konferensi video mempermudah pengelolaan rapat online.

    Harga dan Ketersediaan

    Asus ExpertBook P3 (P3405CVA) tersedia dengan harga mulai dari Rp 12.199.000. Laptop ini sudah tersedia di www.asus.com/id, toko resmi Asus Expert Indonesia di e-commerce dan 107 mitra distribusi terpercaya di seluruh Indonesia.

    Harga Asus ExpertBook P3 Foto: Rizky Nur Amalia/detikINER

    Asus ExpertBoon P3 didukung oleh ekosistem layanan enterprise yang dirancang untuk jangka panjang. Mulai dari garansi hingga 5 tahun, pembaruan BIOS/driver berkala, hingga ketersediaan suku cadang, Asus memastikan setiap perangkat siap mendukung produktivitas bisnis hari ini dan tetap andal di tahun-tahun mendatang.

    “Kami percaya bahwa perangkat kerja bukan sekadar alat, tapi mitra produktivitas jangka panjang. Expert Series dirancang agar bisnis-dari kelas menengah hingga institusi besar-memiliki fondasi teknologi yang kuat dan relevan untuk menghadapi tantangan kerja modern. Dengan dukungan layanan purna jual seperti garansi hingga lima tahun dan pembaruan sistem yang berkelanjutan, kami ingin memastikan pengguna bekerja dengan nyaman dan worry-free di setiap fase penggunaan perangkat,” ujar Yulianto.

    (afr/fay)

  • Positive Technologies Bikin Pelatihan Keamanan Siber untuk Universitas

    Positive Technologies Bikin Pelatihan Keamanan Siber untuk Universitas

    Jakarta

    Positive Technologies, perusahaan keamanan siber asal Rusia, menggelar pelatihan keamanan siber dengan sejumlah institusi pendidikan di Indonesia.

    Mereka sudah menandatangani nota kesepahaman dan kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas NU NTB, Business Center Alumni UI (KBA UI), dan Yayasan Sakuranesia.

    Penandatanganan ini merupakan bagian dari Festival Keamanan Siber Internasional Positive Hack Days. Kolaborasi ini akan berfokus pada peningkatan keterampilan para profesional keamanan siber di Asia Tenggara.

    Dalam kerja sama ini akan dibuat proyek-proyek edukasi bersama, yang meliputi pembangunan fasilitas pelatihan praktis keamanan siber, pelatihan untuk para tenaga pengajar, serta pengembangan kursus tentang keamanan ofensif, keamanan defensif, dan praktik pengembangan software yang aman.

    Sebagai bagian dari inisiatif ini, platform simulasi siber EdTechLab akan diimplementasikan universitas-universitas tersebut guna mendukung pelatihan keamanan siber secara praktis.

    “Perusahaan kami telah membangun salah satu tim profesional keamanan siber terbaik dan mengumpulkan berbagai keahlian unik, yang siap kami bagikan untuk memperkuat ketahanan siber berbagai organisasi, industri, dan negara,” kata Denis Baranov, CEO Positive Technologies, dalam keterangan yang diterima detikINET, Senin (2/6/2025).

    “Melalui kemitraan dengan puluhan universitas di Rusia dan seluruh dunia, kami berkontribusi terhadap komunitas ahli keamanan siber global. Kesepakatan dengan universitas-universitas terkemuka di Indonesia, yang merupakan salah satu negara terbesar di dunia, menjadi satu langkah penting dalam mewujudkan misi ini. Kolaborasi kami akan membantu para mahasiswa dan dosen di Indonesia untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan praktis terbaik di bidang keamanan siber,” tambahnya.

    Menurut studi yang dilakukan oleh Positive Technologies, mayoritas iklan (28%) di forum dark web di Asia Tenggara terkait dengan Indonesia, dan 62% dari semua serangan siber yang sukses terhadap organisasi-organisasi di Indonesia mengakibatkan kebocoran data.

    Analisis terhadap unggahan di dark web juga mengungkapkan bahwa sektor sains dan pendidikan masuk dalam lima sektor teratas yang paling rentan terhadap serangan hacker di kawasan Asia Tenggara.

    Para ahli mencatat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami kemajuan signifikan dalam memperkuat infrastruktur digital serta memperluas program literasi digital bagi masyarakat. Namun, pengadopsian teknologi digital yang pesat di Indonesia juga menegaskan adanya kebutuhan mendesak atas langkah-langkah keamanan siber yang lebih kuat.

    “Di tengah akselerasi transformasi digital di Indonesia, membangun sistem keamanan siber yang kokoh menjadi prioritas utama. Mencetak tenaga kerja yang terampil di bidang keamanan siber sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut,” kata Prof Yudi Darma, Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Republik Indonesia.

    “Positive Technologies, dengan rekam jejak dan pengalaman praktis yang kuat, menawarkan dukungan yang sangat berharga dalam upaya nasional tersebut. Kami mengapresiasi komitmen Positive Technologies terhadap teknologi dan layanan terbaik dan kami menyambut kehadirannya sebagai mitra terpercaya di bidang keamanan siber, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga bagi di seluruh kawasan Asia Tenggara,” tutupnya.

    (asj/fay)

  • Studi: Mayoritas Iklan di Forum Dark Web Asia Tenggara Terkait dengan Indonesia – Page 3

    Studi: Mayoritas Iklan di Forum Dark Web Asia Tenggara Terkait dengan Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menurut studi yang dilakukan Positive Technologies, mayoritas iklan (28%) di forum dark web di Asia Tenggara terkait dengan Indonesia.

    Masih dengan studi yang sama, 62% dari semua serangan siber yang menyerang organisasi-organisasi di Indonesia mengakibatkan kebocoran data.

    Analisis terhadap unggahan di dark web juga mengungkapkan bahwa sektor sains dan pendidikan masuk dalam lima sektor teratas yang paling rentan terhadap serangan hacker di kawasan Asia Tenggara.

    Para ahli mencatat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami kemajuan signifikan dalam memperkuat infrastruktur digital serta memperluas program literasi digital bagi masyarakat.

    Namun, pengadopsian teknologi digital yang pesat di Indonesia juga menegaskan adanya kebutuhan mendesak atas langkah-langkah keamanan siber yang lebih kuat.

    Untuk mendorong keamanan siber di Indonesia, Positive Technologies menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dan kerja sama dengan empat institusi pendidikan terkemuka di Indonesia.

    Antara lain Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas NU NTB, Business Center Alumni UI (KBA UI), dan Yayasan Sakuranesia. Kolaborasi ini akan berfokus pada peningkatan keterampilan para profesional keamanan siber di Asia Tenggara.

     

  • Waspada! Ini Ciri-ciri dan Tips Menghindari Modus Penipuan Sistem COD

    Waspada! Ini Ciri-ciri dan Tips Menghindari Modus Penipuan Sistem COD

    Jakarta

    Perkembangan e-commerce yang begitu pesat dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab untuk menjalankan modus penipuan. Berbagai modus pun dijalankan untuk menarget mereka yang suka belanja secara daring.

    Dikutip dari berbagai sumber, salah satu modus penipuan yang kerap terjadi yakni dengan memanfaatkan sistem pengiriman pake Cash on Delivery (COD). Modus penipuan paket COD bisa dibilang cukup sederhana. Tapi modus ini sudah memakan banyak korban.

    Penipu memanfaatkan kebingungan korban yang kaget mengapa ada paket COD yang tiba-tiba nyasar ke rumah mereka. Modus penipuan ini terjadi dengan cara penipu mengirimkan paket dengan metode pembayaran COD secara acak ke alamat korban.

    Para penipu mengirimkan paket COD dengan harapan korban akan segera melakukan pembayaran secara tidak sadar karena merasa pernah melakukan pemesanan.

    Namun perlu digarisbawahi, penipuan paket COD dapat terjadi bukan karena adanya kebocoran data dari platform tertentu. Tanpa kita sadari, data dasar seperti nama dan alamat kini sudah semakin sering digunakan dalam berbagai aktivitas seperti belanja online, pemesanan makanan dan ojek online, pengisian formulir undian, dan masih banyak lagi yang membuat informasi tersebut memang menjadi rentan tersebar.

    Kombinasi informasi dasar inilah yang sering dimanfaatkan oknum penipu untuk mencoba peruntungan penipuan berkedok pengiriman paket COD. Nah, berikut adalah cara menghindari modus penipuan paket COD.

    1. Jangan Asal Terima Paket

    Meskipun sistem paket COD mengharuskan Pembeli membayar sejumlah uang kepada kurir setelah paket tiba, pastikan agar Anda tidak langsung menerima dan membayar paket COD.

    Informasikan pada kurir bahwa Anda mau melakukan pengecekan lebih lanjut dulu. Hal ini bertujuan untuk memastikan agar barang yang dikirim merupakan paket yang benar-benar dipesan secara daring dan memanfaatkan sistem COD.

    2. Periksa Detail Paket

    Periksa lebih lanjut detail informasi paket mulai dari pengirim dan penerima paket, hingga informasi isi paket tersebut.

    Jika hanya tertulis ‘toko online’, tidak ada informasi isi paket atau bahkan tidak ada label sama sekali, Anda harus berhati-hati. Sebab nama samaran tersebut kerap digunakan oleh penipu.

    3. Cek Riwayat Belanja

    Selalu cek riwayat pesanan yang Anda lakukan di platform online. Gunakan fitur ‘pesanan saya’ di aplikasi e-commerce untuk memeriksa status transaksi.

    Anda juga dapat mengecek ke orang-orang terdekat apakah mereka mengirimkan paket atau tidak. Jika tidak sebaiknya paket tersebut jangan langsung diterima.

    4. Tolak dan Laporkan Paket

    Jika merasa bahwa Anda atau orang terdekat tidak melakukan pemesanan paket COD, maka bisa menolak paket tak dikenal tersebut kepada kurir. Jelaskan ke kurir detail informasinya mengapa Anda menolak paket tersebut.

    Setelah itu, Anda dapat melaporkan kejadian tersebut ke pihak jasa kirim maupun e-commerce yang bersangkutan untuk segera ditindaklanjuti.

    Sebagai contoh jika e-commerce yang tertera di detail paket adalah Shopee, Anda bisa mengecek dan melaporkan kejadiannya ke tim Customers Service dengan klik Cek Fakta atau Chat/Telepon Customers Service Shopee di aplikasi Shopee. CS Shopee melayani 24 jam selama 7 hari untuk membantu pengguna.

    5. Edukasi Keluarga dan Penghuni Rumah

    Bantu edukasi anggota keluarga dan penghuni rumah terkait modus penipuan paket COD ini. Pastikan agar mereka tidak sembarangan langsung membayar paket COD tanpa melakukan pengecekan lebih lanjut.

    Modus penipuan COD mungkin terlihat sepele, tapi jika dibiarkan, dampaknya akan semakin luas. Selain kerugian finansial, ini bisa merusak ekosistem e-commerce yang tengah berkembang pesat.

    (akn/ega)

  • 184 Juta Password Apple, Google Cs Bocor, Segera Perbarui Punyamu!

    184 Juta Password Apple, Google Cs Bocor, Segera Perbarui Punyamu!

    Jakarta

    Lagi-lagi terjadi kebocoran data yang mengekspos password dan informasi sensitif lainnya. Kebocoran data kali ini skalanya cukup besar, karena melibatkan 184 juta kredensial untuk platform online populer seperti Apple, Google, Facebook, dan masih banyak lagi.

    Peneliti keamanan siber Jeremiah Fowler menemukan database online yang berisi informasi sensitif seperti username, email, password, dan URL untuk login ke aplikasi dan website relevan. Database itu juga berisi kredensial untuk rekening bank, platform kesehatan, dan portal pemerintahan.

    Parahnya, database itu tidak dienkripsi, dikunci pakai password, atau memiliki bentuk perlindungan lainnya. Hanya file plain text berisi jutaan informasi sensitif yang dapat dilihat siapa saja.

    Berdasarkan analisisnya, Fowler menyimpulkan data-data tersebut dikumpulkan menggunakan malware infostealer. Malware jenis ini sering digunakan oleh penjahat siber untuk mencuri username, password, dan data sensitif lainnya.

    Setelah menemukan database ini, Fowler langsung menghubungi penyedia layanan hosting untuk mengunci server berisi database tersebut. Fowler mengatakan ia tidak tahu apakah database itu dibuat secara sah lalu kemudian tidak sengaja terekspos atau sengaja digunakan untuk tujuan jahat.

    Untuk mengecek validitas informasi yang ada di database, Fowler mengirimkan email ke beberapa orang yang tercantum dalam file tersebut dan mengaku sedang meneliti kebocoran data. Beberapa orang yang dihubungi mengonfirmasi file tersebut berisi password dan data lainnya yang valid.

    Fowler juga menguji sampel 10.000 data dalam database tersebut, dan menemukan password untuk platform online berikut:

    FacebookGoogleInstagramRobloxDiscordMicrosoftNetflixPayPalAmazonAppleNintendoSnapchatSpotifyTwitterWordPressYahoo

    Dalam laporannya, Fowler mengatakan korban kebocoran data berpotensi menjadi korban serangan siber seperti pembajakan akun, ransomware, phishing, rekayasa sosial, dan lain-lain, seperti dikutip dari ZDNet, Senin (26/5/2025).

    Jika kalian memiliki akun di salah satu platform di atas, sangat disarankan untuk mengganti password. Jangan lupa gunakan password yang kuat dan selalu aktifkan autentikasi dua faktor (2FA) agar akun tidak mudah dibobol.

    (vmp/vmp)

  • Komisi II sarankan agar penerapan e-voting tetap sediakan formulir C1

    Komisi II sarankan agar penerapan e-voting tetap sediakan formulir C1

    Kalau e-voting, begitu sudah naik, enggak punya lagi data C1 untuk melakukan gugatan.

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi II DPR RI Dede Yusuf menyarankan agar penerapan sistem pemilihan secara elektronik (e-voting) pada pemilu di Tanah Air tetap menyediakan formulir C1 yang dihitung secara manual sebagai bahan untuk melakukan pemeriksaan banding (cross-checking).

    “Jadi, sarannya ke depan, kita harus memiliki tetap secara manual untuk melakukan cross-checking,” kata Dede di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.

    Menurut dia, formulir C1 tetap diperlukan sebagai bahan untuk mengajukan gugatan sengketa hasil pemungutan suara ulang (PSU) pemilu.

    “Kalau e-voting, begitu sudah naik, enggak punya lagi data C1 untuk melakukan gugatan. Nah, gugatan ini dibutuhkan secara fisik. Jadi, C1 masih tetap dibutuhkan. Nah, ini yang mungkin ke depan mesti kita pikirkan bersama,” ujarnya.

    Terkait dengan wacana penerapan e-voting pada pemilu selanjutnya di Tanah Air, Dede menilai hal itu mungkin untuk diterapkan di sejumlah kota-kota besar di Indonesia yang infrastruktur teknologi informasinya sudah memadai.

    “Untuk beberapa wilayah kita, sebut kayak Papua, NTT (Nusa Tenggara Timur), Kalimantan, termasuk Kaltara (Kalimantan Utara), atau di daerah-daerah lain yang infrastruktur IT-nya masih belum maksimal, ini akan bermasalah. Satu, yang mestinya data itu real time, bisa delay, dan delay ini yang menyebabkan bisa terjadi sesuatu,” tuturnya.

    Dede memandang perlu simulasi penerapan e-voting terlebih dahulu di sejumlah daerah yang infrastruktur teknologi informasinya telah mumpuni tersebut.

    “Saya katakan beberapa daerah jadi perlu exercise, menurut saya harus ada exercise dahulu di daerah yang memang infrastruktur IT-nya sudah bagus,” ucapnya.

    Hal itu, menurut Dede, perlu untuk mengevaluasi jalannya sistem keamanan data pada penerapan e-voting guna menutup celah kebocoran data yang kerap menjadi masalah dalam pemilu di Indonesia, sebagaimana saat penggunaan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) oleh KPU RI pada Pemilu 2024.

    “Dari situ kita bisa evaluasi apakah masih terjadi kecurangan? Apakah itu bisa terdata dengan baik?” ucapnya.

    Simulasi itu, kata dia, juga diperlukan sebagai langkah awal untuk dapat merealisasikan penerapan e-voting pada pemilu di Indonesia.

    “E-voting ini sudah dijalankan di beberapa negara, termasuk India, dan itu butuh proses cukup lama 10 tahun untuk penyempurnaan,” kata dia.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Hapus Jejak Digital Biar Tidak Menyesal, Begini Cara Mudahnya

    Hapus Jejak Digital Biar Tidak Menyesal, Begini Cara Mudahnya

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bagi Anda yang rajin menyelam di dunia maya, sebaiknya gera hapus jejak digital yang telah lama bersemayam di internet.

    Sebab jejak digital ini bisa dimanfaatkan untuk banyak hal, dari sisi positif sampai yang bikin kita tidak nyaman.

    Seperti diketahui, ketika bermain internet aktivitas yang kita lakukan akan terekam sebagai jejak digital.

    Misalnya saja informasi terkait situs yang dikunjungi, e-mail yang dibagikan, pencarian di media sosial, sampai informasi yang diserahkan ketika mendaftarkan diri pada akun layanan online.

    Bicara soal jejak digital dari sisi positifnya, pengguna tak perlu repot memasukkan data diri di suatu website karena biasanya sudah tersimpan otomatis. Namun, jejak digital yang tersimpan pada layanan mesin pencari seperti Google, atau media sosial seperti TikTok dan Instagram, serta yang dipegang produsen HP, bisa juga dimanfaatkan untuk kepentingan iklan.

    Jika Anda tak nyaman dengan praktik ini, ada cara untuk menghapus jejak digital di internet.

    1. Memakai Incognito

    Dengan cara ini, aplikasi tidak akan merekam situs yang dituju serta tidak menyimpan keyword yang digunakan pengguna. Namun perlu diingat ini bukan artinya Anda lolos dari pengawasan.

    Misalnya saat masuk ke Facebook, media sosial itu akan merekam aktivitas yang dilakukan. Untuk menutupi ISP, gunakan VPN saat menggunakan internet.

    2. Potensi Data Bocor

    Anda juga harus mengecek apakah menjadi korban dari kebocoran data, mengingat banyak kasus yang menimpa beberapa platform belakangan ini termasuk Yahoo dan Adobe. Caranya dengan menggunakan laman Have I Been Pwned? untuk mengetahui apakah data telah bocor.

    Setelah masuk ke website, isi alamat e-mail yang digunakan. Selanjutnya akan terlihat apakah data yang Anda miliki pernah mengalami kebocoran atau tidak.

    Cara ini membuat tidak ada lagi situs yang bisa melacak Anda. Menghapus cookie dapat dilakukan di seluruh browser seperti Chrome dan Firefox.

    Cookie bisa dihapus satu per satu atau seluruhnya secara sekaligus dengan bantuan pihak ketiga seperti Advanced System Optimizer.

    4. Membatasi Pelacakan

    Beberapa data mungkin dilacak oleh aplikasi. Namun beberapa diantaranya membiarkan pengguna menggunakan mode Incognito jika diminta.

    Sebaiknya periksa lebih dulu pengaturan aplikasi untuk menghentikan pelacakan. Jika tidak menemukan opsi tersebut, hapus seluruh aktivitas secara manual. Proses tersebut bervariasi bergantung pada sistem operasi yang digunakan.

    5. Menghapus Riwayat Pencarian (history)

    Sejumlah aplikasi mengandalkan penyimpanan data pengguna secara lokal maupun cloud, jadi dapat menghubungkan informasi ke perangkat lain. Artinya untuk menghapus log pencarian dari ponsel hapus catatan di berbagai platform.

    Misalnya akun Google menyimpan riwayat pencarian dari ponsel Android Anda. Untuk menghapusnya, akses Google dari web dan buka halaman riwayat aktivitas lalu hapus.

    6. Layanan DeleteMe

    Pengepul data, seperti Spokeo, Whitepages.com dan PeopleFinder, akan mengumpulkan informasi serta menjualnya ke pihak ketiga. Layanan DeleteMe atau DesseatMe bisa membantu untuk membersihkan jejak digital.

    Lihat data yang disimpan Google

    Untuk menghapus jejak digital, pengguna internet sebaiknya juga mengecek data aktivitas mereka yang disimpan oleh Google.

    Dalam aktivitas internet tiap harinya, Google jadi salah satu yang mungkin paling sering digunakan. Namun perlu diketahui raksasa teknologi itu melacak gerak-gerik penggunanya.

    Bahkan pelacakan itu terjadi meski pengguna telah mematikan riwayat lokasi pada platform tersebut.

    Sebagai catatan, data yang tersimpan setelah pelacakan dimatikan tidak akan hilang. Google tidak akan menyimpan informasi di masa depan, namun data yang telah tersimpan sebelumnya tidak akan terhapus.

    Cara menghapus riwayat internet

    Selain memastikan diri Anda tidak terlacak di internet, Anda juga bisa menghapus jejak digital di HP dan ponsel. Caranya adalah dengan rutin menghapus riwayat penelusuran di browser.

    Berikut adalah caranya:

    1. Google Chrome

    Untuk menghapus riwayat di Google Chrome, klik tiga titik untuk masuk ke menu. Berikutnya pilih Settings dan pada sidebar buka menu Privacy & Security.

    Berikutnya pilih Clear browsing data. Anda harus memilih periode waktu yang ingin dihapus setelah itu klik Clear data.

    Sebagai catatan, jika Anda mengatur browser sinkron dengan komputer lain melalui akun Google maka saat menghapus riwayat pada satu perangkat akan terjadi hal yang sama di perangkat lain.

    2. Mozilla Firefox

    Klik lebih dulu tiga garis horizontal di bagian kanan untuk masuk ke menu. Lalu pilih Settings > Privacy & Security dan scroll ke bawah hingga Cookies & Site Data.

    Anda bisa menghapus seluruh data dan mengelola data agar memiliki kontrol pada apa yang dihapus. Selain itu centang kotak yang menghapus data browsing setiap menutup Firefox jika tidak ingin melakukan secara manual.

    3. Safari

    Di Safari, buka lebih dulu menu dan klik Clear History. Pilih rentang waktu yang datanya ingin Anda hapus dan klik Clear History.

    Saat menghapus riwayat di Safari, maka tidak bisa mendapatkan pilihan menghapus berbagai jenis data. Jadi cookie dan file cache ikut terhapus juga.

    4. Microsoft Edge

    Pengguna Windows 11 bisa menghapus riwayatnya dengan menekan tanda tiga titik di sebelah kanan. Lanjutkan dengan memilih Settings dari menu yang muncul.

    Pada menu Privacy temukan Clear browsing data dan klik Choose what to clear. Tentukan pilihan dari daftar, termasuk riwayat penjelajahan, data cache. Terakhir klik Clear Now.

    5. Opera

    Langkah pertama klik ikon Settings di bagian kanan bar alamat. Pada menu yang muncul, scroll dan temukan Privacy & Security di samping Browsing data lalu klik Clear.

    Berikutnya Anda bisa memilih jenis data yang ingin dihapus, termasuk menentukan jangka waktu. Setelah semuanya selesai, klik Clear Data.

    (fab/fab)

  • Anggota DPR sebut BIN perlu investasi teknologi intelijen terkini

    Anggota DPR sebut BIN perlu investasi teknologi intelijen terkini

    Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Kamis (17/4/2025). ANTARA/Fath Putra Mulya.

    Anggota DPR sebut BIN perlu investasi teknologi intelijen terkini
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 08 Mei 2025 – 09:39 WIB

    Elshinta.com – Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet mengatakan bahwa Badan Intelijen Negara (BIN) yang sudah genap berusia 79 tahun itu perlu melakukan investasi pada teknologi intelijen terkini demi meningkatkan kapasitas dalam menjaga keamanan dan kedaulatan bangsa Indonesia.

    Menurut dia, transformasi digital di tubuh BIN dan penguatan analisis prediktif menjadi sebuah keniscayaan, di tengah era disrupsi teknologi yang membuat BIN tidak bisa lagi hanya mengandalkan metode konvensional semata.

    “Di usianya yang ke-79, BIN tidak hanya merayakan sejarah panjang pengabdiannya, tetapi juga merefleksikan tantangan berat di masa depan,” kata Bamsoet di Jakarta, Kamis.

    Menjadi ‘mata dan telinga’ negara yang tajam dan terpercaya di tengah pusaran ancaman siber dan terorisme global, menurut dia, BIN harus berkomitmen tanpa batas untuk bangsa dan negara Indonesia.

    “Perjalanan senyap BIN dalam menjaga negeri harus terus berlanjut, memastikan setiap warga negara dapat merasa aman dan terlindungi,” kata dia.

    Dia mengatakan ancaman siber bukan lagi sekadar peretasan situs web biasa, melainkan sudah berubah menjadi spionase siber canggih, serangan terhadap infrastruktur kritis nasional, pencurian data sensitif berskala besar, hingga operasi disinformasi dan misinformasi yang bertujuan mengganggu stabilitas politik dan sosial.

    Menurut dia, berbagai insiden kebocoran data di lembaga pemerintah maupun swasta dalam beberapa waktu terakhir menjadi contoh nyata. BIN dituntut tidak hanya reaktif, tetapi proaktif dalam memetakan aktor-aktor ancaman siber. Upaya ini mencakup peningkatan kapabilitas intelijen sinyal, intelijen siber dan kolaborasi erat dengan BSSN, Kementerian Kominfo, serta penyedia layanan internet.

    Selain itu, dia mengatakan bahwa penguatan sumber daya manusia intelijen yang ahli teknologi siber dan penguasaan big data analytics serta kecerdasan buatan (AI) mutlak diperlukan.

    Terlebih lagi, dia menilai bahwa Indonesia menjadi target yang potensial untuk peretasan data karena memiliki pengguna internet mencapai 221,56 juta orang di tahun 2024. Data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) di tahun 2023, telah terjadi lebih dari 400 juta upaya serangan siber dan anomali trafik di Indonesia.

    “Meskipun detail operasi BIN bersifat rahasia, perannya dalam memberikan peringatan dini dan analisis intelijen mendalam terkait potensi serangan siber terhadap target-target strategis nasional menjadi sangat krusial,” kata dia.

    Di samping itu, dia mengatakan bahwa Indonesia mencatatkan nol serangan terorisme selama dua tahun terakhir. Keberhasilan itu, menurut dia, tidak terlepas dari peran aktif BIN dalam koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Detasemen Khusus 88 Polri dalam melakukan pencegahan, penindakan, dan deradikalisasi.

    “Langkah-langkah seperti pemantauan aktivitas online, penangkapan pelaku terorisme, dan program deradikalisasi telah memberikan dampak positif dalam menekan aktivitas terorisme di Indonesia,” kata dia.

    Sumber : Antara

  • Ganti Password ‘Bismillah’ Sebelum Telat, Ini Tips Paling Aman!

    Ganti Password ‘Bismillah’ Sebelum Telat, Ini Tips Paling Aman!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Masih pakai password seperti “123456”, “admin”, atau “password”? Kalau iya, Anda sedang dalam bahaya besar. Sebab password yang menggunakan gabungan kata tersebut gampang bocor dan dibobol oleh penjahat siber.

    Menurut laporan terbaru dari Cybernews yang dikutip oleh ZDNet, lebih dari 19 miliar password bocor telah dianalisis dari 200 insiden kebocoran data selama setahun terakhir. Hasilnya menunjukkan bahwa banyak orang masih menggunakan pola password yang lemah dan mudah ditebak.

    Password seperti “1234”, “123456”, dan “password” masih jadi favorit banyak orang. “1234” ditemukan dalam 727 juta akun bocor, sementara “123456” muncul sebanyak 338 juta kali. Padahal, kata “123456” dan “password” sudah dikenal sebagai password paling rawan sejak 2011.

    Bahkan banyak perangkat seperti router masih menggunakan kata “admin” sebagai username dan password bawaan. Masalah muncul karena banyak orang tidak mengganti password default ini, baik di lingkungan rumah maupun kantor.

    “Masalah password default masih jadi pola paling berbahaya dalam dataset kebocoran yang kami analisis,” kata Neringa Macijauskaitė, peneliti keamanan informasi di Cybernews.

    Kondisi yang lebih mengkhawatirkan, 94% password yang dianalisis ternyata merupakan hasil duplikasi atau penggunaan ulang. Hanya sekitar 6% yang benar-benar unik dan relatif aman.

    “Kita sedang menghadapi epidemi global dalam penggunaan ulang password lemah,” ujar Macijauskaitė.

    Password populer lainnya juga tak kalah mengejutkan, mulai dari nama seperti “Ana” (178 juta kali), hingga tokoh pop culture seperti “Mario”, “Batman”, “Thor”, hingga kata-kata positif seperti “love” dan “freedom”. Bahkan, kata-kata kasar juga masuk daftar password populer.

    Tips Bikin Password Aman

    Agar data pribadi dan akun penting Anda tidak jadi sasaran empuk peretas, berikut beberapa tips dari Cybernews:

    Gunakan password minimal 12 karakter.

    Pastikan kata sandi Anda memiliki setidaknya 12 karakter dan terdiri dari huruf kecil dan huruf besar, angka, dan setidaknya satu karakter khusus. Hindari penggunaan kata, nama, atau string lain yang umum atau mudah dikenali.

    Kombinasikan huruf besar, kecil, angka, dan simbol

    Organisasi harus memberlakukan kebijakan yang mewajibkan kata sandi minimal 12 karakter dengan campuran huruf besar dan huruf kecil, angka, dan karakter khusus.

    Review secara bertahap

    Bagi perusahaan atau organisasi, harus secara teratur meninjau kontrol akses mereka dan menjalankan audit keamanan. Perbaiki setiap kelemahan yang ditemukan untuk mengurangi kemungkinan kredensial dan data bocor.

    Aktifkan autentikasi multi-faktor atau multi-factor authentication (MFA)

    Bentuk autentikasi ini memberikan lapisan keamanan kedua. Meskipun kata sandi Anda dicuri, penyerang tidak dapat mengakses akun Anda tanpa kode MFA yang diperlukan.

    Gunakan password manager atau pengelola kata sandi

    Alat bantu tersebut dapat secara otomatis membuat, menyimpan, dan menerapkan kata sandi yang kuat untuk setiap akun dan situs yang Anda gunakan.

    Memantau kebocoran kredensial

    Organisasi harus menggunakan alat dan teknologi yang tepat untuk mendeteksi kredensial yang bocor secara real time. Sehingga dapat memblokir akses atau meminta kata sandi baru untuk akun yang ditargetkan.

    Ingat ya, membuat password yang rumit memang butuh usaha, tapi jauh lebih baik daripada jadi korban peretasan.

    Password paling banyak di RI

    Berikut daftar 20 password paling banyak digunakan di Indonesia pada tahun 2024, waktu yang dibutuhkan untuk dibobol, serta jumlah pemakaiannya:

    123456 12345 qwerty123 12345678 qwerty1 123456789 bismillah 1234567890 password qwerty 1234567 santoso7 51 detik 2.584rahasia 17 menit 2.535Qwerty123 Qwerty1234 admin Qwerty123! 2 detik 1.790indonesia 1 hari 1.779Qwerty1! 2 detik 1.660sayang

    (dem/dem)

  • Heboh Aplikasi World, Pakar Siber Ungkap Bahaya Scan Iris Mata

    Heboh Aplikasi World, Pakar Siber Ungkap Bahaya Scan Iris Mata

    Jakarta

    Aplikasi World mendadak jadi pembicaraan publik karena menjanjikan imbalan finansial hingga Rp 800 ribu hanya dengan memindai iris mata pengguna. Padahal, data iris mata ini terbilang sangat penting dan tidak bisa diberikan ke sembarang orang.

    Iris mata merupakan salah satu data biometrik untuk verifikasi identitas digital selain menggunakan sidik jari, wajah, atau suara. Lembaga riset keamanan siber Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) mengatakan di balik janji kemudahan dan keamanan yang ditawarkan, teknologi pemindaian iris sebenarnya menyimpan risiko yang tidak bisa dianggap remeh.

    “Iris mata adalah bagian dari tubuh manusia yang sangat unik, tidak berubah sepanjang hidup, dan nyaris mustahil dipalsukan. Justru karena karakteristik inilah, iris mata menjadi data biometrik yang sangat sensitif dan bernilai tinggi, baik dalam konteks keamanan digital maupun dalam potensi penyalahgunaannya,” ujar Chairman CISSReC Pratama Persadha dalam keterangan tertulisnya.

    Pratama menyebutkan salah satu bahaya terbesar dari penggunaan data iris adalah ketidakmampuannya untuk diubah. Ketika seseorang membagikan alamat email atau kata sandi, masih ada kemungkinan untuk mengganti data tersebut apabila terjadi kebocoran.

    “Namun dalam kasus iris mata, tidak ada jalan kembali. Jika data biometrik ini bocor ke pihak yang tidak bertanggung jawab, individu tersebut berisiko menjadi target penyalahgunaan identitas seumur hidupnya. Bahkan, pencurian data biometrik semacam ini dapat dimanfaatkan dalam skenario kriminal canggih, mulai dari pemalsuan identitas hingga pembukaan akses ilegal terhadap sistem-sistem sensitif yang menggunakan otentikasi biometrik,” tuturnya.

    Bahaya lain yang mengintai adalah potensi penyalahgunaan data untuk pengawasan massal. Data iris dapat dipadukan dengan teknologi pengenalan wajah atau pengawasan berbasis kamera cerdas di ruang publik.

    Disampaikan Pratama, dalam tangan pemerintah yang otoriter atau perusahaan yang agresif dalam mengejar keuntungan, hal ini dapat berubah menjadi alat pengawasan yang mengikis kebebasan individu. Bahkan dalam sistem demokratis, minimnya regulasi atau pengawasan terhadap penggunaan data biometrik bisa mengarah pada pelanggaran privasi secara sistematis dan tidak terdeteksi.

    Lebih lanjut, Pratama mengungkapkan, tidak kalah penting adalah risiko pelanggaran keamanan data oleh pihak ketiga. Perusahaan yang menyimpan data iris memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan sistem penyimpanan mereka aman dari peretasan. Namun dalam praktiknya, tidak semua perusahaan memiliki standar keamanan siber yang kuat.

    “Banyak kebocoran data besar di masa lalu menunjukkan bahwa bahkan perusahaan teknologi besar pun tidak kebal dari serangan. Jika data iris disimpan tanpa enkripsi atau dengan standar keamanan yang lemah, maka masyarakat sedang mengambil risiko besar tanpa perlindungan memadai,” ungkap dia.

    Masalah lain yang kerap luput dari perhatian publik adalah kemungkinan komersialisasi data biometrik. Data iris, jika disimpan dan dianalisis dalam jumlah besar, bisa digunakan untuk menciptakan profil digital yang sangat spesifik tentang seseorang.

    “Ini berpotensi dimanfaatkan oleh perusahaan untuk kepentingan pemasaran, periklanan yang ditargetkan, atau bahkan ditransfer ke pihak ketiga tanpa persetujuan eksplisit dari pemilik data. Transparansi mengenai bagaimana data akan digunakan, kepada siapa akan dibagikan, dan untuk tujuan apa, sering kali tidak dijelaskan secara tuntas dalam kebijakan privasi perusahaan,” jelasnya.

    Oleh karena itu, sebelum seseorang memutuskan untuk menyerahkan data biometriknya kepada sebuah layanan atau platform digital, ada sejumlah hal penting yang patut dipertimbangkan secara serius. Pertama dan utama adalah kejelasan mengenai tujuan dari pengumpulan data tersebut.

    “Jika alasannya semata-mata demi insentif sementara seperti imbalan mata uang kripto, maka nilai jangka panjang dari risiko yang ditanggung jauh lebih besar daripada manfaat sesaat. Masyarakat harus mengetahui siapa yang mengelola data mereka, di mana data tersebut disimpan, dan apakah data tersebut dilindungi oleh enkripsi atau metode penyimpanan aman lainnya,” pungkas Pratama.

    (agt/agt)