Topik: Kebakaran Lahan

  • Kebakaran lahan di jalan Bandara Singkawang semakin meluas

    Kebakaran lahan di jalan Bandara Singkawang semakin meluas

    Kondisi kebakaran lahan di Jalan Bandara Singkawang, Kalimantan Barat (ANTARA/Narwati)

    Kebakaran lahan di jalan Bandara Singkawang semakin meluas
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Minggu, 27 Juli 2025 – 22:47 WIB

    Elshinta.com – Daops Manggala Agni Kalimantan IX/Singkawang mengatakan, kebakaran lahan yang terjadi di jalan Bandara Singkawang, Kalimantan Barat semakin meluas. Dari kejadian ini, kabut asap pun mulai terlihat di kota setempat.

    “Kejadian karhutla di Jalan Bandara Singkawang khususnya di jembatan 9 sudah meluas hingga 5 hektare,” ujar Kepala Daops Manggala Agni Kalimantan IX/Singkawang, Yuyu Wahyudin di Singkawang, Minggu.

    Namun katanya, yang berhasil dipadamkan baru sekitar 0,35 hektare. Menurutnya, kebakaran lahan di jembatan 9 sudah semakin meluas dan sulit untuk dipadamkan.

    “Karena jenis lahan yang terbakar merupakan tanah gambut yang memiliki kedalaman lebih kurang 3 meter,” ujarnya.

    Menurutnya, pemadaman akan terus dilanjutkan pada esok hari, karena harus mencegah api supaya tidak menjalar ke areal lain yang lebih luas

    Sementara Menyikapi hal tersebut, Walikota Singkawang, Tjhai Chui Mie mengatakan, jika Pemkot Singkawang segera membuat pembatas lahan berupa parit dan sumur bor agar kebakaran lahan tidak semakin meluas.

    “Kebakaran lahan di sekitaran jalan bandara ini terus meningkat, dan kita akan buat semacam parit agar api tidak meluas,” katanya.

    Selain parit pembatas, Pemkot Singkawang juga akan membuat sumur bor untuk mempermudah akses tim pemadam dalam mendapatkan sumber air.

    Tjhai Chui Mie juga berharap, agar Water Bombing bisa segera dikerahkan dalam memadamkan titik api di lokasi tersebut agar tidak berdampak pada terganggunya penerbangan di Bandara Singkawang.

    “Water Bombing kita harapkan hari ini sudah bisa datang, supaya cepat padam dan tidak mengganggu penerbangan,” ujarnya.

    Dia juga meminta pihak Camat dan Forkopimcam bekerjasama meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas masyarakat yang berpotensi menyebabkan kebakaran lahan, serta mengedukasi mereka akan bahaya kebakaran lahan bagi ekosistem dan kesehatan.

    “Semua pihak harus ikut terlibat dalam mengawasi lingkungannya jangan sampai ada pihak yang berani melakukan pembakaran lahan, karena ini sedang musim kemarau,” pesannya.

    Sumber : Antara

  • Karhutla di Riau, KLH segel 4 perusahaan perkebunan dan tutup 1 pabrik sawit

    Karhutla di Riau, KLH segel 4 perusahaan perkebunan dan tutup 1 pabrik sawit

    Garis kuning dari Kementerian Lingkungan Hidup di area kebakaran hutan Provinsi Riau. ANTARA/HO – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)

    Karhutla di Riau, KLH segel 4 perusahaan perkebunan dan tutup 1 pabrik sawit
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Sabtu, 26 Juli 2025 – 12:07 WIB

    Elshinta.com – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengambil langkah tegas dalam menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terus meluas di Provinsi Riau dengan menyegel empat perusahaan serta satu pabrik kelapa sawit.

    Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, Deputi Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Rizal Irawan mengatakan berdasarkan hasil pengawasan dari Januari hingga Juli 2025, pihaknya mendeteksi sejumlah titik panas (hotspot) di area konsesi enam perusahaan. Temuan ini langsung ditindaklanjuti dengan penyegelan lokasi dan penghentian operasional perusahaan.

    “Setiap pemegang izin wajib memastikan lahannya tidak terbakar. Tidak ada alasan pembiaran, karena mitigasi adalah kewajiban yang melekat pada setiap konsesi. Kami pastikan, siapa pun yang terbukti lalai atau sengaja membakar lahan akan berhadapan dengan proses hukum yang tegas dan transparan,” kata Rizal.

    Empat perusahaan yang disegel merupakan pemegang izin konsesi kebun sawit dan Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH), yaitu:

    PT Adei Crumb Rubber – ditemukan 5 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang
    PT Multi Gambut Industri – ditemukan 5 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang
    PT Tunggal Mitra Plantation – ditemukan 2 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang
    PT Sumatera Riang Lestari – ditemukan 13 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang

    Selain itu, katanya, PT Jatim Jaya Perkasa, yang mengoperasikan pabrik kelapa sawit, terpantau memiliki 1 hotspot dengan tingkat kepercayaan tinggi. Verifikasi lapangan menunjukkan bahwa cerobong pabrik ini mengeluarkan emisi yang menyebabkan pencemaran udara di sekitar wilayah Kabupaten Rokan Hilir.

    “Seluruh operasional pabrik tersebut telah dihentikan sebagai tindakan pengamanan lingkungan,” katanya.

    Dia menjelaskan, dari enam perusahaan yang diawasi, empat lokasi konsesi kebun sawit dan PBPH dikenakan sanksi administratif serta disegel, dan satu pabrik sawit dikenakan sanksi administratif serta penghentian kegiatan

    Adapun proses pengawasan masih berlangsung dan tim Gakkum KLH sedang mengumpulkan bukti tambahan untuk langkah penegakan hukum berikutnya.

    “Tim Deputi Gakkum KLH/BPLH menegaskan akan menggunakan seluruh instrumen penegakan hukum yang tersedia—pidana, perdata, dan administrasi—untuk memastikan para pemegang izin bertanggung jawab atas pencegahan karhutla di wilayah operasional masing-masing,” katanya.

    Dalam keterangan yang sama, Direktur Pengaduan dan Pengawasan KLH Ardyanto Nugroho mengingatkan seluruh pelaku usaha untuk memperkuat sistem pengawasan dan pencegahan karhutla menjelang puncak musim kemarau.

    Dia mencontohkan, upaya mitigasi seperti pembangunan sekat kanal, penyediaan embung air, serta patroli terpadu harus terus ditingkatkan dan dilaksanakan secara konsisten.

    “Kami tidak akan mentolerir kebakaran lahan oleh korporasi. Penegakan hukum akan dilakukan secara tegas agar korporasi tidak abai terhadap tanggung jawabnya dalam mencegah kebakaran lahan,” kata Ardyanto.

    Sumber : Antara

  • Cegah Karhutla Riau, KLH Segel 4 Perusahaan & Tutup Satu Pabrik Sawit

    Cegah Karhutla Riau, KLH Segel 4 Perusahaan & Tutup Satu Pabrik Sawit

    Jakarta

    Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) melalui Deputi Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup (Gakkum) mengambil langkah tegas menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terus meluas di Riau.

    Berdasarkan hasil pengawasan dari Januari hingga Juli 2025, Tim Deputi Gakkum KLH/BPLH mendeteksi sejumlah titik panas (hotspot) di area konsesi enam perusahaan, yang kemudian ditindaklanjuti dengan penyegelan dan penghentian operasional.

    “Setiap pemegang izin wajib memastikan lahannya tidak terbakar. Tidak ada alasan pembiaran, karena mitigasi adalah kewajiban yang melekat pada setiap konsesi. Kami pastikan, siapa pun yang terbukti lalai atau sengaja membakar lahan akan berhadapan dengan proses hukum yang tegas dan transparan,” ujar Deputi Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup, Irjen Pol. Rizal Irawan dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/7/2025)

    Empat perusahaan yang disegel merupakan pemegang izin konsesi kebun sawit dan PBPH (Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan), yaitu:

    1. PT Adei Crumb Rubber – ditemukan 5 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang

    2. PT Multi Gambut Industri – ditemukan 5 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang

    3. PT Tunggal Mitra Plantation – ditemukan 2 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang

    4. PT Sumatera Riang Lestari – ditemukan 13 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang

    Sementara itu, PT Jatim Jaya Perkasa, yang mengoperasikan pabrik kelapa sawit, juga terpantau memiliki 1 hotspot dengan tingkat kepercayaan tinggi.

    Verifikasi lapangan menemukan cerobong pabrik ini mengeluarkan emisi yang menyebabkan pencemaran udara di sekitar wilayah Kabupaten Rokan Hilir.

    Tim Deputi Gakkum KLH/BPLH telah menghentikan seluruh operasional pabrik tersebut sebagai tindakan pengamanan lingkungan.

    Dengan demikian, dari enam perusahaan yang diawasi, empat lokasi konsesi kebun sawit dan PBPH akan diberikan sanksi administratif dan penyegelan sedangkan satu pabrik sawit akan dikenakan sanksi administrasi dan penghentian kegiatan.

    Proses pengawasan masih berlangsung, dan Tim Deputi Gakkum KLH/BPLH sedang mengumpulkan bukti tambahan untuk langkah penegakan hukum berikutnya.

    Tim Deputi Gakkum KLH/BPLH menegaskan akan menggunakan seluruh instrumen penegakan hukum yang tersedia-pidana, perdata, dan administrasi-untuk memastikan para pemegang izin bertanggung jawab atas pencegahan karhutla di wilayah operasional mereka.

    “Setiap pemegang izin wajib memastikan lahannya tidak terbakar. Tidak ada alasan pembiaran, karena mitigasi adalah kewajiban yang melekat pada setiap konsesi. Kami pastikan, siapa pun yang terbukti lalai atau sengaja membakar lahan akan berhadapan dengan proses hukum yang tegas dan transparan,” terang Rizal Irawan.

    Menjelang puncak musim kemarau, KLH/BPLH mengingatkan seluruh pelaku usaha untuk memperkuat sistem pengawasan dan pencegahan karhutla. Upaya mitigasi seperti pembangunan sekat kanal, penyediaan embung air, serta patroli terpadu harus terus ditingkatkan dan dilaksanakan secara konsisten.

    “Kami tidak akan mentolerir kebakaran lahan oleh korporasi. Penegakan hukum akan dilakukan secara tegas agar korporasi tidak abai terhadap tanggung jawabnya dalam mecegah kebakaran lahan,” pungkas Direktur Pengaduan dan Pengawasan Kementerian Lingkungan Hidup, Ardyanto Nugroho.

    (hns/hns)

  • Riau Darurat Karhutla, Pembuang Puntung Rokok Ditangkap Polisi

    Riau Darurat Karhutla, Pembuang Puntung Rokok Ditangkap Polisi

    Liputan6.com, Pekanbaru – Kabupaten Rokan Hilir menjadi daerah paling parah mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Juli ini. Gambut kering terbakar sehingga membuat kabut asap pekat yang terbawa angin ke Malaysia. Ratusan personel gabungan TNI, Polri, BNPB, Manggala Agni dan lainnya dikerahkan memadamkan kebakaran lahan. Penegakan hukum dilakukan tanpa kompromi karena status Riau sudah tanggap darurat karhutla.

    Bahkan seorang pria berinisial YS ditangkap karena menyebabkan kebakaran lahan 1 hektare. Kebakaran terjadi ketika pria 51 tahun tersebut membuang puntung rokok di lahan gambut kering. Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan mengatakan, penangkapan oleh personel Polres Rokan Hilir merupakan langkah tegas, komitmen moral dan strategis dalam melindungi lingkungan serta ekosistemnya di Riau.

    Menurut Herry, penegakan hukum ini bukan hanya soal pelanggaran administratif. Ini tentang keberpihakan kepada alam, kepada hak hidup rakyat atas udara bersih dan kepada generasi mendatang. “Tidak ada ampun bagi pembakar hutan, jika anda bakar hutan, anda membakar masa depan bangsa, jami akan datang menjemput,” ujar Herry.

    Sementara itu, Kabid Humas Polda Riau Kombes Anom Karibianto menjelaskan kebakaran itu terjadi di lahan sawit, Jalan Parit Atmo, Kepulauan Bagan Punak Meranti, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, Senin malam, 21 Juli 2025. (21/7) malam. Kebakaran diketahui Polsek Bangko dari aplikasi Dashboard Lancang Kuning. Dari pemantauan aplikasi Dashboard Lancang Kuning, terdeteksi titik api di Kecamatan Bangko, tepatnya di koordinat 2.126002°N, 100.840616°E.

     

    *** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Pemkot Palangka Raya tetapkan status Siaga Darurat Karhutla

    Pemkot Palangka Raya tetapkan status Siaga Darurat Karhutla

    “Kita telah masuk dalam status siaga karhutla. Ini berarti kita harus terus waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan, terutama mengingat musim kemarau yang sedang berlangsung,”

    Palangka Raya (ANTARA) – Pemerintah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) menerapkan status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) guna meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana musim kemarau 2025.

    “Kita telah masuk dalam status siaga karhutla. Ini berarti kita harus terus waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan, terutama mengingat musim kemarau yang sedang berlangsung,” kata Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin di Palangka Raya, Kamis.

    Menurut dia, saat ini Kota Palangka Raya yang merupakan Ibu Kota Provinsi Kalteng memiliki risiko tinggi untuk terjadi kebakaran lahan. Terutama pada lahan tidur atau yang tidak produktif.

    Untuk itu, dia meminta berbagai pihak terkait untuk memastikan persiapan dan kesiapan personel, sarana maupun prasarana, termasuk memeriksa dan mengaktifkan posko-posko penanggulangan karhutla serta memastikan bahwa sumur bor berfungsi maksimal.

    Wali Kota Palangka Raya ini juga mengingatkan pentingnya koordinasi antara berbagai instansi terkait seperti BPBD, Damkar, dan relawan. Selain itu, ia juga menekankan perlunya keterlibatan aktif masyarakat dalam pencegahan karhutla.

    “Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Edukasi dan sosialisasi mengenai pencegahan karhutla akan terus kami lakukan untuk memastikan semua pihak sadar akan risiko dan langkah-langkah preventif yang dapat diambil,” katanya.

    Menurut Fairid semangat gotong royong menjadi kunci menjaga kota dari ancaman karhutla.

    “Kita tidak boleh lengah. Karhutla bukan hanya urusan pemerintah atau relawan, tapi tanggung jawab kita semua,” katanya.

    Penurunan curah hujan dan prediksi puncak kemarau pada Agustus oleh BMKG menandai peningkatan risiko kebakaran. Meskipun sejauh ini karhutla di Palangka Raya masih berskala kecil, namun potensi ancaman tetap harus diwaspadai sejak dini.

    Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar dan berhati-hati terhadap hal kecil seperti membuang puntung rokok di area terbuka.

    “Hal-hal kecil bisa menjadi bencana besar kalau kita abai,” katanya.

    Dia juga menginstruksikan jajaran kecamatan dan kelurahan agar aktif mengedukasi warga serta memperkuat patroli dan deteksi dini di titik-titik rawan. Ia menyebut pendekatan komunitas sebagai kekuatan utama untuk pencegahan.

    “Kita sudah punya tim, sudah punya sistem. Sekarang mari kita perkuat kesadaran bersama,” katanya.

    Pewarta: Rendhik Andika
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Karhutla 8 Hektare di Rimbo Panjang, Api Tak Kunjung Padam

    Karhutla 8 Hektare di Rimbo Panjang, Api Tak Kunjung Padam

    Kampar, Beritasatu.com – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi di Riau. Titik api terpantau di Dusun II, Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, dengan luas lahan terbakar mencapai delapan hektare. Hingga Kamis (24/7/2025), karhutla Rimbo Panjang belum sepenuhnya padam meskipun telah 10 hari petugas berjibaku melakukan pemadaman.

    Tim Manggala Agni Daops IV bersama personel TNI dan Polri terus berupaya memadamkan api di areal gambut yang menjadi lokasi kebakaran. Dari total 8 hektare yang terbakar, 5 hektare telah berhasil dipadamkan, tetapi 3 hektare lainnya masih mengeluarkan asap dan bara api.

    Sumber Air Terbatas dan Angin Kencang

    Sekretaris Manggala Agni Daops IV Sumatera, Nadia Dwi Utami menjelaskan, kesulitan utama dalam pemadaman adalah terbatasnya sumber air di sekitar lokasi serta kondisi lahan gambut yang dalam. Selain itu, angin kencang mempercepat penyebaran api, membuat proses pemadaman menjadi lebih rumit.

    “Kami telah berupaya memadamkan api di lokasi ini sejak 10 hari lalu. Namun, api sulit dipadamkan karena lahan gambut yang cukup dalam. Sumber air yang minim dan angin kencang juga menambah sulitnya pemadaman,” jelas Nadia.

    Untuk mengatasi krisis air, tim pemadam dibantu pemerintah desa setempat telah menggali parit menggunakan ekskavator agar bisa mendapatkan pasokan air lebih banyak. Namun, karena kondisi yang belum memungkinkan, proses pemadaman dan pendinginan terpaksa dihentikan sementara.

    “Kami akan lanjutkan pemadaman setelah air kembali tersedia,” pungkas Nadia.

    Kebakaran lahan Kampar kembali menjadi pengingat akan tingginya kerentanan lahan gambut terhadap api, terutama saat musim kering.

    Dengan dukungan lintas instansi dan keterlibatan masyarakat, upaya pemadaman terus dilanjutkan demi mencegah meluasnya karhutla Rimbo Panjang dan dampak kabut asap yang bisa merugikan lebih banyak pihak.

  • Polda Riau selidiki kebakaran lahan 100 hektare di Rokan Hilir

    Polda Riau selidiki kebakaran lahan 100 hektare di Rokan Hilir

    Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan ketika turun ke lokasi kebakaran lahan di Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan hilir, pada pekan ini. ANTARA/HO-Polda Riau

    Polda Riau selidiki kebakaran lahan 100 hektare di Rokan Hilir
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 20 Juli 2025 – 10:57 WIB

    Elshinta.com – Kepolisian Daerah (Polda) Riau menyelidiki pelaku pembakaran lahan dalam kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang luasnya mencapai 100 hektare di Kelurahan Sei Gajah Induk, Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir. Kepala Polda Riau Irjen Pol Herry Heryawan dalam keterangannya di Pekanbaru, Minggu menyatakan pihaknya akan memanggil kepala desa dan pihak terkait untuk penyelidikan, pasalnya kebakaran tersebut sudah terjadi selama lima hari terakhir.

    “Setelah ini kami akan panggil kepala desa dan pihak terkait untuk mencari tahu siapa yang membuka lahan pertama kali. Ini tidak main-main,” kata Irjen Herry yang telah meninjau langsung lokasi kebakaran tersebut.

    Dia mengatakan saat ini aparat gabungan dari TNI, Polri, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadaman Kebakaran Riau masih mengerahkan personel untuk memadamkan api di lokasi. Jika api belum padam dalam waktu dekat, menurut dia, pihaknya akan mempertimbangkan meminta bantuan helikopter “water bombing” dari TNI AU ataupun perusahaan.

    Dia menegaskan komitmennya menindak tegas pelaku pembakaran hutan sebagai bentuk penegakan hukum dan pencegahan karhutla di wilayah Riau. Selain penegakan hukum, Irjen Herry juga menekankan pentingnya edukasi dan kolaborasi dalam menjaga kelestarian alam dan mencegah terulangnya bencana kabut asap yang berdampak luas.

    Sebelumnya pada Sabtu (19/7), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru mendeteksi 294 titik panas di Provinsi Riau, di antaranya terbanyak berada di Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 175 titik. Selain Kabupaten Rokan Hilir titik panas terbanyak lainnya, antara lain di Kabupaten Rokan Hulu sebanyak 69 titik, Pelalawan (13), Siak (12), Kampar (11), Kota Dumai (8), Bengkalis (4), dan masing-masing satu titik di Kepulauan Meranti dan Kuantan Singingi.

    Sementara itu untuk Sumatera secara keseluruhan ada 440 titik panas. Selain Riau sebanyak 294 titik panas, juga terpantau di Sumatra Utara sebanyak 98 titik, Sumatera Barat (28), Sumatera Selatan (10), Jambi (6), Kepulauan Riau (3), dan Aceh (1).

    Sumber : Antara

  • 586 Hotspot Karhutla Terdeteksi di Riau, Rohan Hilir Paling Parah

    586 Hotspot Karhutla Terdeteksi di Riau, Rohan Hilir Paling Parah

    Pekanbaru, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru mendeteksi 586 hotspot (titik panas) kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau. 

    Kepala BMKG SSK II Pekanbaru, Irwansyah Nasution melalui forecaster on duty, Anggun R mengatakan, seluruh hotspot itu berada 10 kabupaten/kota, terbanyak di Rokan Hilir (Rohil). 

    “Ada 354 hotspot karhutla di Rohil ini yang tertinggi sedangkan yang paling sedikit terdeteksi di Indragiri Hulu satu titik,” kata Anggun, Minggu (20/7/2025). 

    Dia memaparkan, selain di Rokan Hilir, di Kabupaten Rokan Hulu juga banyak terdeteksi titik panas yakni sebanyak 142 lokasi. Kemudian di Kampar 16 lokasi, Pelalawan 20 lokasi, Siak 17 lokasi, Dumai 15 lokasi, Kuansing empat titik dan Meranti dua titik. 

    “Jarak pandang untuk Kota Pekanbaru dan sekitarnya berkisar antara tiga sampai empat kilometer dengan status udara kabur,” lanjutnya. 

    Citra sebaran asap kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera khususnya Riau menunjukkan arah asap bergerak ke arah utara dan timur laut. Arah sebaran asap di wilayah Riau terdeteksi bergerak melintasi batas ke arah timur laut memasuki wilayah Selat Malaka dan Semenanjung Malaysia. 

    Karhutla Rohil
    Lahan gambut seluas 100 hektare lebih di Kelurahan Sei Gajah Induk, Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) juga terbakar hebat. Lahan tersebut diduga sengaja dibakar untuk dibuka menjadi perkebunan kelapa sawit. Kebakaran lahan ini telah terjadi sejak lima hari lalu. 

    Api pertama kali muncul di lokasi sejak lima hari yang lalu. Kondisi cuaca yang panas ekstrem dan angin kencang membuat kebakaran api terus meluas. 

  • Kebakaran Lahan Gambut di Rokan Hilir Meluas, Asap Capai Malaysia

    Kebakaran Lahan Gambut di Rokan Hilir Meluas, Asap Capai Malaysia

    Rokan Hilir, Beritasatu.com – Kebakaran hebat melanda lahan gambut seluas lebih dari 100 hektare di Kelurahan Sei Gajah Induk, Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau. Kebakaran yang diduga akibat pembukaan lahan untuk kebun sawit ini telah berlangsung sejak lima hari terakhir dan menyebarkan asap tebal hingga ke Malaysia.

    Asap kuning pekat terlihat membubung tinggi dari udara dan telah menyelimuti sebagian besar wilayah Rokan Hilir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa asap bahkan telah menyeberang ke Teluk Kemang, Malaysia, akibat angin kencang yang bertiup dari tenggara menuju timur laut.

    Untuk memadamkan api, ratusan personel gabungan dari TNI-Polri, BPBD, dan instansi pemerintah setempat telah dikerahkan. Kapolda Riau, Irjen Hery Heryawan, mengatakan bahwa titik api pertama muncul sekitar lima hari lalu dan terus membesar karena cuaca panas ekstrem serta angin kencang.

    “Hari ini saya hadir langsung untuk memberikan dukungan moril kepada personel di lapangan. Semoga dengan kerja keras semua pihak, kebakaran ini segera dapat dikendalikan agar tidak merusak citra kita secara nasional maupun internasional,” ujar Irjen Hery, Sabtu (19/7/2025).

    Ia menyatakan bahwa dukungan helikopter water bombing akan dipertimbangkan jika kebakaran belum juga padam dalam beberapa hari ke depan.

    Tindakan Tegas

    Kapolda menegaskan bahwa Polda Riau akan menindak tegas pelaku pembakaran lahan. Pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan untuk mengidentifikasi siapa yang pertama kali melakukan pembakaran.

    “Saya akan panggil kepala desa dan pihak-pihak terkait untuk mengusut siapa yang membuka lahan ini. Ini tidak main-main,” tegasnya.

    Selain penegakan hukum, Kapolda juga menyerukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar memahami bahaya pembakaran hutan dan lahan. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk media, untuk berkolaborasi mencegah bencana asap kembali terjadi.

    “Kalau kekayaan alam ini tidak dijaga, maka citra Riau sebagai ‘penghasil asap’ akan terus melekat. Kita harus hentikan itu bersama,” pungkasnya.

    Sementara itu, BMKG Stasiun Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru mengonfirmasi bahwa asap dari kebakaran lahan di Riau telah melintasi perbatasan dan memasuki wilayah Malaysia, tepatnya ke arah Teluk Kemang.

    “Dari pantauan peta sebaran asap, terlihat asap bergerak ke timur laut, melintasi batas wilayah negara,” ungkap Bibin S, prakirawan BMKG.

    BMKG juga mencatat peningkatan titik panas (hotspot) di beberapa wilayah Riau yang menjadi sumber utama asap. Arah angin dominan di wilayah Sumatera mempercepat penyebaran asap ke wilayah utara Riau dan sekitarnya.

  • 20 Hektar Lahan Hutan di Toba Terbakar, Sudah 3 Hari Api Belum Padam
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        15 Juli 2025

    20 Hektar Lahan Hutan di Toba Terbakar, Sudah 3 Hari Api Belum Padam Medan 15 Juli 2025

    20 Hektar Lahan Hutan di Toba Terbakar, Sudah 3 Hari Api Belum Padam
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Kebakaran lahan hutan (Karhutla) yang diperkirakan seluas 20 hektar terjadi di
    Puncak Sibodiala
    , Desa Pagarbatu Silalahi, Kecamatan Balige, Kabupaten
    Toba
    ,
    Sumatera Utara
    .
    Kebakaran ini dilaporkan terjadi sejak Minggu (13/7/2025) dan hingga hari ini, Selasa (15/7/2025), api masih belum dapat dipadamkan.
    Kepala Bidang Perlindungan, Penegakan Hukum, dan Peningkatan Kapasitas Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Sumut,
    Zainuddin Harahap
    , menjelaskan bahwa api mulai muncul pada malam hari.
    Tim gabungan
    segera dikerahkan untuk memadamkan api.
    “Telah dilakukan upaya pemadaman dari Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) IV Balige, namun (api) tidak seluruhnya bisa dipadamkan,” ujar Zainuddin saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler.
    Zainuddin menambahkan, timnya masih menghadapi kesulitan dalam memadamkan api karena lokasi kebakaran yang sulit dijangkau.
    Medan yang terjal dan curam, serta adanya angin kencang, menjadi tantangan tersendiri.
    “Tim KPH IV masih di lokasi sampai saat ini mencoba memadamkan api secara manual dengan alat pemukul api,” ujarnya.
    Sejauh ini, diperkirakan lahan yang terbakar mencapai 20 hektar.
    Selain berfokus pada pemadaman api, pihaknya juga tengah menyelidiki penyebab kebakaran.
    “Jika sudah dikendalikan, akan segera kami kabari,” tutup Zainuddin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.