Topik: karhutla

  • Sudah Sepekan Karhutla di Kampar Belum Padam, Hanguskan 25 Hektare Lahan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 Juli 2025

    Sudah Sepekan Karhutla di Kampar Belum Padam, Hanguskan 25 Hektare Lahan Regional 27 Juli 2025

    Sudah Sepekan Karhutla di Kampar Belum Padam, Hanguskan 25 Hektare Lahan
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, masih berlangsung hingga Minggu (27/7/2025).
    Api yang membakar lahan kosong semak belukar tersebut telah berlangsung selama delapan hari.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    , meskipun api tidak terlihat di permukiman penduduk, namun api masih ada di dalam gambut yang memiliki kedalaman sekitar satu setengah meter, dan mengeluarkan asap.
    Lahan yang terbakar bersebelahan dengan perkebunan kelapa sawit milik perusahaan, dengan batas parit selebar tiga meter.
    Di lokasi kejadian, hanya tim
    Manggala Agni
    Daops Sumatera IV/Pekanbaru yang terlihat berjuang memadamkan api.
    Petugas menggunakan mesin pompa air untuk memadamkan api, dengan air yang diambil dari parit perusahaan yang baru saja diperdalam.
    Kepala Tim Pemadam Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru,
    Muliadi
    , menyatakan bahwa luas lahan yang terbakar diperkirakan mencapai 25 hektare.

    “Karhutla di sini sudah 8 hari. Kondisinya saat ini tinggal api di dalam gambut dan berasap,” ungkap Muliadi saat ditemui di lokasi kebakaran.
    Pemadaman api dimulai pada Minggu (20/7/2025).
    Muliadi menjelaskan bahwa selama lima hari pertama, kebakaran berlangsung sangat besar dan terus meluas, sehingga menyulitkan petugas gabungan untuk mengendalikan situasi.
    Beruntung, hujan deras turun pada Jumat (25/7/2025) malam, yang membantu memadamkan beberapa titik api.
    Namun, cuaca panas yang kembali melanda pada Sabtu dan hari ini menyebabkan asap kembali meningkat.
    Meski mengalami berbagai kendala, Muliadi menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya memadamkan api hingga tuntas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapolda Jambi perintahkan selidiki karhutla di Gambut Jaya

    Kapolda Jambi perintahkan selidiki karhutla di Gambut Jaya

    Kapolda Jambi saat meninjau lokasi karhutla di Muaro Jambi, Sabtu (26/7/2025). ANTARA/HO/Humas Polda Jambi

    Kapolda Jambi perintahkan selidiki karhutla di Gambut Jaya
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 26 Juli 2025 – 15:57 WIB

    Elshinta.com – Kepala Kepolisian Daerah Jambi Irjen Polisi Krisno H. Siregar minta Direktur Kriminal Reserve Kriminal Khusus untuk segera menyelidiki penyebab kebakaran hutan dan lahan di Desa Gambut Jaya, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Mauro Jambi, yang terbakar sejak sepekan lalu.

    “Saya sudah perintahkan Dirreskrimsus melakukan penyelidikan seluruh kasus karhutla di Provinsi Jambi dengan koordinasi polres setempat,” kata Krisno usai meninjau lokasi karhutla di Desa Gambut Jaya, Muaro Jambi, Sabtu.

    Kapolda mengungkapkan bahwa hingga saat ini terdapat 32 titik api yang tersebar di beberapa kabupaten di wilayah hukum Polda Jambi. Ia juga meminta anggotanya untuk menyelidiki penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu.

    “Langkah-langkah pencegahan telah dilakukan, termasuk dengan menerbitkan Maklumat Kapolda melalui media sosial dan spanduk, serta saya juga telah memerintahkan seluruh anggota untuk bekerja sama dengan semua pihak terkait dalam menghadapi karhutla ini,” tegas Krisno.

    Kapolda bersama pejabat utama Polda Jambi melakukan pengecekan langsung ke lokasi kebakaran hutan dan lahan di Desa Gambut Jaya, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi. Pengecekan ini dilakukan sebagai bentuk respons cepat dan keseriusan Polda Jambi dalam penanganan karhutla yang kembali terjadi di wilayah Jambi.

    Dalam kesempatan tersebut, Kapolda menyampaikan pentingnya pengecekan langsung ke lapangan untuk memastikan langkah-langkah penanggulangan karhutla dapat dilakukan secara cepat dan tepat.

    “Saat ini kita berada di titik karhutla, tepatnya di Desa Gambut Jaya, dan penting bagi kami untuk mengecek TKP ini dalam menetapkan langkah-langkah apa yang harus kita lakukan,” kata Krisno.

    Kapolda juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penanganan karhutla di wilayah tersebut.

    “Saya atas nama Kapolda Jambi mengucapkan banyak terima kasih kepada semua stakeholder yang telah terlibat dalam menanggulangi karhutla ini,” katanya.

    Data Bidang Humas Polda Jambi, khusus di daerah lahan Gambut Jaya, luas areal yang terbakar sekitar 264 hektare. Kebakaran sudah berlangsung sepekan, namun belum berhasil dipadamkan apinya. Sedangkan di Kabupaten Tanjabbar, luas yang terbakar kali ini baru sekitar 20 hektare dan di Batang Hari sedikitnya 10 hektare.

    Sumber : Antara

  • Karhutla di Riau, KLH segel 4 perusahaan perkebunan dan tutup 1 pabrik sawit

    Karhutla di Riau, KLH segel 4 perusahaan perkebunan dan tutup 1 pabrik sawit

    Garis kuning dari Kementerian Lingkungan Hidup di area kebakaran hutan Provinsi Riau. ANTARA/HO – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)

    Karhutla di Riau, KLH segel 4 perusahaan perkebunan dan tutup 1 pabrik sawit
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Sabtu, 26 Juli 2025 – 12:07 WIB

    Elshinta.com – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengambil langkah tegas dalam menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terus meluas di Provinsi Riau dengan menyegel empat perusahaan serta satu pabrik kelapa sawit.

    Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, Deputi Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Rizal Irawan mengatakan berdasarkan hasil pengawasan dari Januari hingga Juli 2025, pihaknya mendeteksi sejumlah titik panas (hotspot) di area konsesi enam perusahaan. Temuan ini langsung ditindaklanjuti dengan penyegelan lokasi dan penghentian operasional perusahaan.

    “Setiap pemegang izin wajib memastikan lahannya tidak terbakar. Tidak ada alasan pembiaran, karena mitigasi adalah kewajiban yang melekat pada setiap konsesi. Kami pastikan, siapa pun yang terbukti lalai atau sengaja membakar lahan akan berhadapan dengan proses hukum yang tegas dan transparan,” kata Rizal.

    Empat perusahaan yang disegel merupakan pemegang izin konsesi kebun sawit dan Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH), yaitu:

    PT Adei Crumb Rubber – ditemukan 5 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang
    PT Multi Gambut Industri – ditemukan 5 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang
    PT Tunggal Mitra Plantation – ditemukan 2 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang
    PT Sumatera Riang Lestari – ditemukan 13 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang

    Selain itu, katanya, PT Jatim Jaya Perkasa, yang mengoperasikan pabrik kelapa sawit, terpantau memiliki 1 hotspot dengan tingkat kepercayaan tinggi. Verifikasi lapangan menunjukkan bahwa cerobong pabrik ini mengeluarkan emisi yang menyebabkan pencemaran udara di sekitar wilayah Kabupaten Rokan Hilir.

    “Seluruh operasional pabrik tersebut telah dihentikan sebagai tindakan pengamanan lingkungan,” katanya.

    Dia menjelaskan, dari enam perusahaan yang diawasi, empat lokasi konsesi kebun sawit dan PBPH dikenakan sanksi administratif serta disegel, dan satu pabrik sawit dikenakan sanksi administratif serta penghentian kegiatan

    Adapun proses pengawasan masih berlangsung dan tim Gakkum KLH sedang mengumpulkan bukti tambahan untuk langkah penegakan hukum berikutnya.

    “Tim Deputi Gakkum KLH/BPLH menegaskan akan menggunakan seluruh instrumen penegakan hukum yang tersedia—pidana, perdata, dan administrasi—untuk memastikan para pemegang izin bertanggung jawab atas pencegahan karhutla di wilayah operasional masing-masing,” katanya.

    Dalam keterangan yang sama, Direktur Pengaduan dan Pengawasan KLH Ardyanto Nugroho mengingatkan seluruh pelaku usaha untuk memperkuat sistem pengawasan dan pencegahan karhutla menjelang puncak musim kemarau.

    Dia mencontohkan, upaya mitigasi seperti pembangunan sekat kanal, penyediaan embung air, serta patroli terpadu harus terus ditingkatkan dan dilaksanakan secara konsisten.

    “Kami tidak akan mentolerir kebakaran lahan oleh korporasi. Penegakan hukum akan dilakukan secara tegas agar korporasi tidak abai terhadap tanggung jawabnya dalam mencegah kebakaran lahan,” kata Ardyanto.

    Sumber : Antara

  • Cegah Karhutla Riau, KLH Segel 4 Perusahaan & Tutup Satu Pabrik Sawit

    Cegah Karhutla Riau, KLH Segel 4 Perusahaan & Tutup Satu Pabrik Sawit

    Jakarta

    Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) melalui Deputi Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup (Gakkum) mengambil langkah tegas menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terus meluas di Riau.

    Berdasarkan hasil pengawasan dari Januari hingga Juli 2025, Tim Deputi Gakkum KLH/BPLH mendeteksi sejumlah titik panas (hotspot) di area konsesi enam perusahaan, yang kemudian ditindaklanjuti dengan penyegelan dan penghentian operasional.

    “Setiap pemegang izin wajib memastikan lahannya tidak terbakar. Tidak ada alasan pembiaran, karena mitigasi adalah kewajiban yang melekat pada setiap konsesi. Kami pastikan, siapa pun yang terbukti lalai atau sengaja membakar lahan akan berhadapan dengan proses hukum yang tegas dan transparan,” ujar Deputi Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup, Irjen Pol. Rizal Irawan dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/7/2025)

    Empat perusahaan yang disegel merupakan pemegang izin konsesi kebun sawit dan PBPH (Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan), yaitu:

    1. PT Adei Crumb Rubber – ditemukan 5 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang

    2. PT Multi Gambut Industri – ditemukan 5 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang

    3. PT Tunggal Mitra Plantation – ditemukan 2 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang

    4. PT Sumatera Riang Lestari – ditemukan 13 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang

    Sementara itu, PT Jatim Jaya Perkasa, yang mengoperasikan pabrik kelapa sawit, juga terpantau memiliki 1 hotspot dengan tingkat kepercayaan tinggi.

    Verifikasi lapangan menemukan cerobong pabrik ini mengeluarkan emisi yang menyebabkan pencemaran udara di sekitar wilayah Kabupaten Rokan Hilir.

    Tim Deputi Gakkum KLH/BPLH telah menghentikan seluruh operasional pabrik tersebut sebagai tindakan pengamanan lingkungan.

    Dengan demikian, dari enam perusahaan yang diawasi, empat lokasi konsesi kebun sawit dan PBPH akan diberikan sanksi administratif dan penyegelan sedangkan satu pabrik sawit akan dikenakan sanksi administrasi dan penghentian kegiatan.

    Proses pengawasan masih berlangsung, dan Tim Deputi Gakkum KLH/BPLH sedang mengumpulkan bukti tambahan untuk langkah penegakan hukum berikutnya.

    Tim Deputi Gakkum KLH/BPLH menegaskan akan menggunakan seluruh instrumen penegakan hukum yang tersedia-pidana, perdata, dan administrasi-untuk memastikan para pemegang izin bertanggung jawab atas pencegahan karhutla di wilayah operasional mereka.

    “Setiap pemegang izin wajib memastikan lahannya tidak terbakar. Tidak ada alasan pembiaran, karena mitigasi adalah kewajiban yang melekat pada setiap konsesi. Kami pastikan, siapa pun yang terbukti lalai atau sengaja membakar lahan akan berhadapan dengan proses hukum yang tegas dan transparan,” terang Rizal Irawan.

    Menjelang puncak musim kemarau, KLH/BPLH mengingatkan seluruh pelaku usaha untuk memperkuat sistem pengawasan dan pencegahan karhutla. Upaya mitigasi seperti pembangunan sekat kanal, penyediaan embung air, serta patroli terpadu harus terus ditingkatkan dan dilaksanakan secara konsisten.

    “Kami tidak akan mentolerir kebakaran lahan oleh korporasi. Penegakan hukum akan dilakukan secara tegas agar korporasi tidak abai terhadap tanggung jawabnya dalam mecegah kebakaran lahan,” pungkas Direktur Pengaduan dan Pengawasan Kementerian Lingkungan Hidup, Ardyanto Nugroho.

    (hns/hns)

  • Api Karhutla Sudah Banyak Padam, tapi Semangat Masih Menyala

    Api Karhutla Sudah Banyak Padam, tapi Semangat Masih Menyala

    Jakarta

    Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja sama menangani kebakaran hutan di Riau hingga titik api terkendali. Irjen Herry juga mengaku bahagia dengan kolaborasi seluruh pihak.

    “Hari ini saya sangat bahagia, sangat bangga atas upaya kolaboratif yang kita lakukan, karena api karhutla sudah banyak padam, namun yg lebih membahagiakan lagi adalah api kebersamaan tambah menyala dan semakin membara,” kata Irjen Herry dalam jumpa pers, Sabtu (26/7/2025).

    Irjen Herry mengatakan seluruh pihak dari mulai pucuk pimpinan hingga personel di lapangan telah melakukan kerja sama baik. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan relawan.

    “Api kebersamaan itu, api kolaboratif semakin buat kita bersemangat memberikan motivasi kepada personel-personel kita yg sampai saat ini masih berjibaku, baik itu dari personel Polri Brimob, Samapta, ada dari Korem Batalyon, Manggala Agni, masyarakat peduli api, dan para relawan, dan juga ada dari beberapa perusahaan yang membantu bersama-sama lakukan upaya-upaya kolaboratif tersebut,” katanya.

    Dia pun berharap Riau aman dari api. Dia berharap tidak ada lagi titik api.

    Sebelumnya, titik hotspot di wilayah Provinsi Riau menunjukkan adanya penurunan yang cukup signifikan hari ini. Meski demikian, Polda Riau bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan stakeholders lainnya tetap meningkatkan kewaspadaan.

    Kewaspadaan ditingkatkan, terutama dalam verifikasi titik-titik yang belum terkonfirmasi dan pemadaman tuntas di wilayah dengan struktur gambut dalam.

    (zap/mea)

  • Kementerian LH Segel 4 Perusahaan dan Tutup 1 Pabrik Sawit di Riau
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 Juli 2025

    Kementerian LH Segel 4 Perusahaan dan Tutup 1 Pabrik Sawit di Riau Regional 26 Juli 2025

    Kementerian LH Segel 4 Perusahaan dan Tutup 1 Pabrik Sawit di Riau
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com

    Kementerian Lingkungan Hidup
    /Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menindak perusahaan terkait
    kebakaran hutan
    dan lahan (
    karhutla
    ) dan satu pabrik kelapa sawit yang menyebabkan kabut asap di Riau, Jumat (25/7/2025).
    Penindakan dilakukan melalui Deputi Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup (Gakkum) KLH/BPLH.
    Deputi Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup, Irjen Rizal Irawan mengatakan, berdasarkan hasil pengawasan dari Januari hingga Juli 2025, terdeteksi titik panas di area konsesi 6 perusahaan di Bumi Melayu Riau.
    Kemudian, ditindaklanjuti dengan penyegelan dan penghentian operasional, karena ditemukan titik api karhutla.
    “Setiap pemegang izin wajib memastikan lahannya tidak terbakar. Tidak ada alasan pembiaran, karena mitigasi adalah kewajiban yang melekat pada setiap konsesi,” ungkap Rizal dalam keterangan tertulis kepada
    Kompas.com
    , Jumat.
    “Kami pastikan, siapa pun yang terbukti lalai atau sengaja membakar lahan akan berhadapan dengan proses hukum yang tegas dan transparan,” tegasnya.
    Rizal menyebut, 4 perusahaan yang disegel merupakan pemegang izin konsesi kebun sawit dan PBPH (Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan).
    Keempatnya adalah, PT Adei Crumb Rubber, PT Multi Gambut Industri, PT Tunggal Mitra Plantation, dan PT Sumatera Riang Lestari.
    Sementara itu, PT Jatim Jaya Perkasa, yang mengoperasikan pabrik kelapa sawit, juga disegel petugas.
    Lebih lanjut, Rizal menjelaskan, verifikasi lapangan menemukan cerobong pabrik ini mengeluarkan emisi yang menyebabkan pencemaran udara di sekitar wilayah Kabupaten Rokan Hilir.
    “Kami telah menghentikan seluruh operasional pabrik tersebut sebagai tindakan pengamanan lingkungan,” jelas Rizal.
    Dengan demikian, kata dia, dari enam perusahaan yang diawasi, empat lokasi konsesi kebun sawit dan PBPH, akan diberikan sanksi administratif dan penyegelan.
    Sedangkan satu pabrik sawit, akan dikenakan sanksi administrasi dan penghentian kegiatan.
    Proses pengawasan masih berlangsung.
    Tim Deputi Gakkum KLH/BPLH sedang mengumpulkan bukti tambahan untuk langkah penegakan hukum berikutnya.
    Rizal mengatakan, pihaknya akan menggunakan seluruh instrumen penegakan hukum, mulai dari pidana, perdata, dan administrasi.
    Hal ini untuk memastikan para pemegang izin bertanggung jawab atas pencegahan karhutla di wilayah operasionalnya.
    Menjelang puncak musim kemarau, KLH/BPLH mengingatkan seluruh pelaku usaha untuk memperkuat sistem pengawasan dan pencegahan karhutla.
    Upaya mitigasi seperti pembangunan sekat kanal, penyediaan embung air, serta patroli terpadu harus terus ditingkatkan dan dilaksanakan secara konsisten.
    Untuk diketahui, Riau dilanda karhutla di sejumlah wilayah. Kebakaran yang terbesar ada di Kabupaten Rokan (Rohil), lahan gambut, dan Rokan Hulu (Rohul), lahan mineral.
    Karhutla
    di dua lokasi ini, menyumbang asap yang berdampak kepada masyarakat Riau.
    Meningkatnya penyebaran kabut asap, membuat Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurrofiq, turun tangan ke Riau.
    Hanif ditugaskan oleh Presiden Prabowo Subianto selama tiga hari di Riau, untuk menangani persoalan kerusakan lingkungan ini.
    Dalam tinjauannya di Riau, Hanif mengungkap bahwa pabrik kelapa sawit menjadi penyumbang asap dan memperparah kondisi kabut asap karhutla.
    Hanif memastikan akan menindak pabrik-pabrik tersebut.
    Termasuk perusahaan perkebunan yang terbukti membakar atau lalai menjaga kawasannya, akan proses hukum.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tangani Kebakaran Hutan Sumbar, BMKG Siapkan 10 Ton Garam

    Tangani Kebakaran Hutan Sumbar, BMKG Siapkan 10 Ton Garam

    Padang, Beritasatu.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau bersama BPBD Sumatera Barat (Sumbar) akan menebar 10 ton Natrium klorida (NaCl) alias garam guna menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

    “Untuk hari pertama BMKG bersama BNPB, BPBD Provinsi Sumbar, serta pihak aviasi, menggelar operasi modifikasi cuaca, dimana sorti pertama membawa 1 ton NaCl,” kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Desindra Deddy Kurniawan dilansir dari Antara, Jumat (25/7/2025).

    Deddy mengatakan, selama lima hari ke depan yakni 25 Juli-29 Juli BMKG bersama BPBD akan menebar NaCl di wilayah target. Dalam sehari ditargetkan dua penerbangan yakni pagi dan sore di mana setiap sorti akan membawa 1 ton muatan semai.

    Untuk 1 ton NaCl diperkirakan mampu menjangkau cakupan wilayah yang cukup luas hingga beberapa kabupaten yang terdampak jarhutla. Harapannya, kata dia, langkah ini bisa menciptakan hujan buatan intensitas ringan hingga sedang dalam durasi sekitar 20 milimeter hingga 50 milimeter per hari.

    “Kami menargetkan ini untuk wilayah-wilayah Sumbar, khususnya yang tercatat banyak terjadi hotspot maupun fair spot,” jelas dia.

    Kemudian termasuk pula beberapa wilayah yang sudah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) tanggap darurat, tepatnya dua daerah di Sumbar yakni Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Solok.

    Untuk sorti pertama, kata dia, BMKG telah memetakan target semai pada wilayah-wilayah yang signifikan terjadi pertumbuhan awan, khususnya Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Solok, dan wilayah sekitarnya, seperti Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Tanah Datar.

  • Musim Kemarau Bromo-Semeru Rawan Karhutla, Wisatawan Diminta Waspada

    Musim Kemarau Bromo-Semeru Rawan Karhutla, Wisatawan Diminta Waspada

    Lumajang, Beritasatu.com – Pihak pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengingatkan masyarakat dan wisatawan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyusul munculnya fenomena embun upas atau embun beku di sejumlah titik kawasan taman nasional.

    Menurut Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani, embun beku mulai tampak sejak awal Juli 2025 di berbagai lokasi seperti Laut Pasir Bromo, savana Lembah Watangan dan Pegol, serta kawasan tiga ranu di Kabupaten Lumajang yakni Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo. Bahkan padang sabana di Oro-oro Ombo, Semeru.

    Fenomena tahunan ini terjadi saat suhu udara turun drastis hingga mendekati 0 derajat celsius di malam hingga dini hari. Embun yang biasanya mencair berubah menjadi butiran es tipis yang menyelimuti vegetasi dan permukaan tanah. Sedangkan, saat siang cuaca cukup terik dan berangin.

    “Embun beku ini memang rutin muncul di bulan Juli hingga Agustus, dan jadi tanda bahwa musim kemarau telah dimulai. Kondisi ini juga memperbesar potensi terjadinya kebakaran hutan,” jelas Septi, Jumat (25/7/2025).

    Menghadapi situasi tersebut, pihak TNBTS mengimbau wisatawan dan masyarakat di sekitar kawasan konservasi untuk tidak menyalakan api secara sembarangan. Api unggun, sisa bara rokok, atau alat masak tanpa pengawasan dapat memicu kebakaran di vegetasi kering yang mudah terbakar.

    TNBTS juga menyarankan para pendaki dan wisatawan yang ingin menikmati keindahan embun beku untuk mempersiapkan diri dengan semaksimal mungkin. Mulai dari mengenakan pakaian hangat, membawa perlengkapan yang sesuai dengan rute serta lokasi tujuan, mengingat suhu ekstrem yang bisa memicu hipotermia.

    “Para pengunjung agar mempersiapkan pakaian yang tahan dingin sesuai dengan kebutuhan masing-masing dan juga sesuai dengan aktivitas masing-masing. Berkunjung ke Bromo, ke Ranuregulo maupun ke Ranu Kumbolo akan perlu pakaian memerlukan alat-alat yang berbeda di masing-masing aktivitasnya,” terang Septi.

    Fenomena embun beku memang menjadi daya tarik visual yang memesona, tetapi perlu diingat di balik keindahannya tersimpan risiko serius yang perlu diantisipasi.

  • Hadapi Kemarau, Bupati Gunungkidul Pimpin Apel Siaga Bencana

    Hadapi Kemarau, Bupati Gunungkidul Pimpin Apel Siaga Bencana

    Gunungkidul, Beritasatu.com – Mengantisipasi ancaman kekeringan, krisis air bersih, dan kebakaran hutan saat musim kemarau, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menggelar apel siaga bencana hidrometeorologi kering 2025 di Lapangan Kesatrian, Jumat (25/7/2025).

    Apel siaga ini dipimpin langsung Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, dan diikuti berbagai unsur, mulai dari BPBD, TNI, Polri, Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup, hingga Basarnas, RAPI, dan ORARI.

    Dalam sambutannya, Endah menegaskan, Gunungkidul merupakan wilayah rawan bencana hidrometeorologi kering. Oleh karena itu, sinergi dan kesiapsiagaan seluruh elemen sangat penting.

    “Apel ini bukan sekadar seremonial, melainkan wujud komitmen dan kesiapan kita menghadapi musim kemarau yang penuh risiko,” ujar Bupati Endah kepada Beritasatu.com.

    Pemkab Gunungkidul telah menyiapkan berbagai strategi antisipatif, antara lain pemanfaatan air secara efisien, penambahan titik resapan air, dan edukasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

    Selain itu, pemanfaatan air hujan dan sumber mata air untuk kebutuhan rumah tangga serta pembangunan jaringan irigasi air tanah, pompa, genangan, dan irigasi tetes untuk pertanian.

    Endah juga mengajak masyarakat turut aktif dalam mitigasi bencana. Peran warga dianggap penting untuk menciptakan masyarakat yang tanggap, peka, dan tangguh terhadap risiko kekeringan.

    “Kebersamaan seluruh pihak jadi kekuatan utama kita menghadapi musim kemarau,” pungkasnya.

    Langkah preventif ini diharapkan mampu meminimalisasi dampak bencana dan menjaga keberlangsungan hidup masyarakat, terutama di sektor pertanian dan pemenuhan air bersih.

  • Menteri Hanif: Potensi Karhutla di Riau Meningkat Akhir Juli dan Awal Agustus
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        25 Juli 2025

    Menteri Hanif: Potensi Karhutla di Riau Meningkat Akhir Juli dan Awal Agustus Regional 25 Juli 2025

    Menteri Hanif: Potensi Karhutla di Riau Meningkat Akhir Juli dan Awal Agustus
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurrofiq menyampaikan, seluruh kekuatan dikerahkan untuk menanggulangi
    kebakaran hutan
    dan lahan (
    karhutla
    ) dan kabut asap di
    Riau

    Meski demikian, ia meminta semua pihak waspada atas potensi kebakaran. 
    “Akhir Juli dan awal Agustus 2025, merupakan momen paling penting dan kritikal buat kita semua. Karena potensi kebakarannya semakin meningkat di Riau. Untuk didaerah lain dimulai Agustus, Sedangkan Riau akhir Juli dan di 10 sampai 20 Agustus,” ungkap Hanif saat diwawancarai Kompas.com di Pekanbaru, Kamis (24/7/2025).
    Kendati demikian, upaya penanggulangan terus dilakukan dengan meningkatkan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk menciptakan hujan buatan.
    Bahkan jam terbang pesawat caravan yang digunakan untuk menyamai garam di langit, ditambah sampai malam.
    “Mulai dari jam 6 pagi, sebelum kita bangun, sampai jam 9 atau 10 malam. Harapan kita dapat menciptakan hujan,” sebut Hanif, yang juga sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH).
    Namun demikian, penanggulangan ini perlu dibarengi dengan
    water bombing
    , terutama untuk memadamkan api di kawasan tanah mineral, seperti karhutla di Rokan Hulu.
    Sedangkan titik api di Rokan Hilir, harus diperkuat kekuatan darat, karena lahan gambut.
    “Kebakaran di Rokan Hulu dan Rokan Hilir, bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah, tapi tanggung jawab kita semua. Semoga segera dapat kita tanggulangi bersama,” kata Hanif.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.