Topik: jamur

  • Tak Harus untuk Cuaca Dingin, Ini 7 Cara Tampil Stylish dengan Stoking

    Tak Harus untuk Cuaca Dingin, Ini 7 Cara Tampil Stylish dengan Stoking

    YOGYAKARTA – Stoking sering kali dianggap hanya cocok untuk cuaca dingin, padahal aksesori satu ini juga bisa tampil menawan di iklim tropis seperti Indonesia. Dengan bahan dan gaya yang tepat, stoking bukan hanya berfungsi sebagai pelengkap busana, tetapi juga bisa menambah kesan rapi, feminin, dan modern. Apalagi banyak pilihan stoking yang lebih tipis, lembut, dan breathable, sehingga tetap nyaman meski udara hangat. Untuk tampil stylish memakai stoking, simak panduan penting berikut ini.

    1. Pilih ketebalan ringan agar kulit bisa bernapas

    Di iklim tropis, stoking tipis dengan denier rendah (sekitar 8–15) menjadi pilihan ideal agar kulit tetap sejuk. Bahan seperti nilon halus atau campuran spandex memberi efek lembut di kulit tanpa menimbulkan rasa panas. Selain nyaman, stoking tipis juga memberikan tampilan kaki yang halus dan elegan, cocok untuk acara formal maupun semi-kasual. Hindari bahan tebal atau wol yang membuat sirkulasi udara terhambat agar nyaman, tapi tetap menawan.

    Ilustrasi cara tampil stylish dengan stocking di iklim tropis (Freepik/wayhomestudio)

    2. Pilih warna netral cerah untuk kesan ringan

    Warna hitam memang klasik, tetapi di iklim tropis, warna netral seperti beige, nude, atau abu-abu muda lebih serasi dengan pencahayaan alami. Warna-warna ini menciptakan kesan ringan dan tidak menyerap panas seperti warna gelap. Selain itu, warna cerah juga memberi efek visual yang segar dan alami di kulit kaki. Jika ingin tampil berani, pilih warna pastel seperti mauve atau olive yang lembut. Intinya, biarkan warna stoking menambah kesan bersih dan elegan, bukan menambah beban pada tampilan.

    3. Utamakan bahan yang sejuk dan elastis

    Bahan menjadi kunci kenyamanan saat memakai stoking di cuaca hangat. Pilih material berteknologi cool touch atau campuran microfiber yang memungkinkan udara mengalir bebas. Mengutip Elle Canada, Minggu, 5 Oktober, stoking dengan elastisitas tinggi membantu menempel sempurna di kulit tanpa membuat gerah. Hindari bahan sintetis berat yang cenderung menahan panas dan lembap. Dengan bahan yang tepat, stoking bisa tetap dipakai seharian tanpa rasa tidak nyaman.

    Ilustrasi cara tampil stylish dengan stocking di iklim tropis (Freepik/senivpetro)

    4. Padukan dengan busana berbahan ringan

    Karena stoking sudah memberi lapisan tambahan, pastikan pakaian atas seperti rok, dress, atau celana pendek terbuat dari bahan ringan seperti katun, linen, atau sifon. Perpaduan bahan yang sejuk akan menciptakan keseimbangan sempurna antara gaya dan kenyamanan. Rok mini atau midi dengan potongan longgar bisa menonjolkan keindahan stoking tanpa membuat gerah. Hindari outfit yang terlalu ketat atau berlapis-lapis karena bisa menahan panas. Gaya tropis modern selalu berfokus pada kesan mengalir, ringan, dan effortless.

    5. Padukan dengan sepatu elegan

    Di iklim tropis, stoking tak harus dipasangkan dengan sepatu tertutup. Beberapa model sepatu terbuka seperti mules, slingback, atau peep-toe heels bisa tampil menawan dengan stoking tipis berwarna natural. Rahasianya ada pada pemilihan bahan stoking yang lembut dan tidak mengilap, agar tetap terlihat alami. Untuk acara kasual, sandal kulit dengan stoking sheer bisa menciptakan gaya unik ala street style Jepang. Pilihan sepatu yang tepat akan membuat stoking terasa seperti bagian alami dari busana, bukan aksesori yang dipaksakan.

    6. Perhatikan perawatan agar tetap awet di cuaca lembap

    Kelembapan tropis membuat stoking lebih rentan terhadap jamur dan bau, jadi kebersihan menjadi prioritas utama. Cuci stoking dengan tangan menggunakan air dingin dan sabun lembut, lalu keringkan di tempat teduh agar serat tidak rusak. Hindari menjemur langsung di bawah matahari karena bisa membuat bahan cepat rapuh. Simpan di tempat kering dengan silica gel untuk menjaga kualitasnya. Perawatan sederhana ini akan membuat stoking tetap awet, bersih, dan nyaman digunakan berulang kali.

    7. Utamakan kenyamanan, bukan sekadar tren

    Meskipun tren fesyen terus berubah, kenyamanan tetap menjadi elemen utama dalam gaya tropis. Pilih stoking yang mengikuti bentuk tubuh tanpa terasa ketat atau licin. Bahan yang lentur dan ringan akan membantu menjaga rasa sejuk bahkan saat cuaca panas. Jangan ragu menyesuaikan gaya dengan aktivitas sehari-hari, baik di kantor, pesta, maupun jalan santai. Ketika merasa nyaman, keanggunan akan muncul secara alami tanpa perlu usaha berlebihan.

    Memakai stoking di iklim tropis bukan hal yang mustahil, asalkan tahu cara memilih dan memadukannya dengan bijak. Dengan memperhatikan ketebalan, bahan, warna, serta perawatan, stoking bisa menjadi bagian gaya yang elegan dan tetap nyaman.

  • Peneliti Temukan Hewan Pertama yang Berevolusi di Bumi

    Peneliti Temukan Hewan Pertama yang Berevolusi di Bumi

    Jakarta

    Peneliti menemukan hewan yang diduga menjadi yang pertama berevolusi di Bumi. Untuk diketahui, Bumi terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, dengan kehidupan mikroba kemungkinan muncul antara 4,3 hingga 3,7 miliar tahun yang lalu.

    Baru beberapa miliar tahun kemudian hewan mulai muncul dalam bentuk yang sederhana dan samar-samar familiar: spons. Dalam sebuah studi baru, para ilmuwan meneliti ‘fosil kimia’ di bebatuan dengan saksama, yang menunjukkan bahwa spons hidup lebih dari 541 juta tahun yang lalu.

    Meskipun bukti kehidupan hewan yang lebih tua telah tersedia, temuan mereka menunjukkan bahwa spons purba muncul jauh lebih awal daripada kebanyakan organisme multiseluler dan kemungkinan merupakan salah satu hewan pertama di Bumi.

    Senyawa organik yang dimaksud adalah jenis sterana khusus, yang dikenal sebagai sterol 30-karbon (C30 ). Sterol ini merupakan bentuk sterol yang stabil secara geologis, yaitu kelompok steroid yang mencakup kolesterol, dan ditemukan dalam membran sel organisme kompleks.

    Para peneliti dapat menghubungkan sterana khusus ini dengan kelas spons laut yang dikenal sebagai demosponges, yang secara kuat menunjukkan bahwa ‘fosil kimia’ tersebut merupakan jejak kehidupan hewan awal.

    “Kami tidak tahu persis seperti apa rupa organisme ini saat itu, tetapi mereka pasti hidup di lautan, bertubuh lunak, dan kami menduga mereka tidak memiliki kerangka silika,” kata Roger Summons, penulis studi dan profesor bidang Geobiologi di Department of Earth, Atmospheric and Planetary Sciences MIT, dalam pernyataan yang dikutip dari IFL Science.

    Spons masih ada hingga saat ini, dan terlepas dari penampilannya yang tidak menyerupai makhluk hidup, mereka adalah hewan, bukan tumbuhan atau jamur. Hal ini karena mereka terbuat dari berbagai jenis sel eukariotik yang menjalankan fungsi berbeda, tidak memiliki dinding sel, serta dapat makan, bereproduksi, dan merespons lingkungannya.

    Namun, mereka adalah hewan sederhana, tanpa organ, jaringan, dan sistem khusus yang kompleks seperti sistem saraf, pencernaan, atau peredaran darah. Pada dasarnya, mereka adalah gumpalan sel hewan yang lunak dan kenyal, tetapi tetap saja, sel hewan.

    Tak lama setelah spons pertama kali muncul, Bumi menyaksikan perkembangan pesat berbagai spesies kompleks. Dikenal sebagai ledakan Kambrium, peristiwa ini menandai masa ketika banyak kelompok hewan besar tiba-tiba muncul dalam catatan fosil. Sebelumnya, sebagian besar kehidupan terdiri dari gumpalan-gumpalan kecil dan struktur sederhana, tetapi setelahnya, ekosistem dipenuhi dengan organisme yang beragam dan kompleks.

    Sebuah studi pada 2009 awalnya menunjukkan bahwa keberadaan sterol berkarbon 30 dapat menjadi bukti kehidupan hewan yang kompleks. Namun, hipotesis alternatif kemudian menyatakan bahwa keberadaan sterol tersebut kemungkinan dihasilkan oleh kelompok organisme lain atau oleh proses geologi tak hidup.

    Studi terbaru memperkuat dugaan awal. Dengan menganalisis inti bor dan singkapan batuan dari Oman, India bagian barat, dan Siberia, tim mengidentifikasi tanda-tanda sterana yang mengikat molekul-molekul tersebut dengan kuat ke demosponge.

    “Anda bukanlah eukariota jika tidak memiliki sterol atau lipid membran yang sebanding,” kata Summons.

    Tim melangkah lebih jauh dengan mensintesis sterol berkarbon 30 di laboratorium dan menunjukkan bahwa sterol tersebut dapat dibuat menggunakan enzim khusus yang dikodekan oleh gen demosponge. Secara keseluruhan, hal ini dengan tegas menunjukkan bahwa batuan berusia 241 tahun tersebut memang mengandung bukti kehidupan hewan purba.

    “Ini kombinasi dari apa yang ada di batu, apa yang ada di spons, dan apa yang bisa Anda buat di laboratorium kimia. Ada tiga bukti yang saling mendukung dan saling sepakat, yang menunjukkan bahwa spons ini termasuk hewan paling awal di Bumi,” tutup Summons.

    (rns/rns)

  • Ngeri Wanita di Jepang Tewas Diserang Beruang Saat Petik Jamur

    Ngeri Wanita di Jepang Tewas Diserang Beruang Saat Petik Jamur

    Jakarta

    Seorang wanita di Jepang utara tewas setelah diserang beruang saat sedang memetik jamur. Satu orang lainnya hilang, demikian dilaporkan polisi dan media lokal pada hari Sabtu (4/10).

    Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak beruang liar yang terlihat di Jepang, bahkan di daerah permukiman, karena berbagai faktor, termasuk penurunan populasi manusia dan perubahan iklim.

    “Seorang wanita dipastikan tewas dan seorang lainnya masih hilang,” kata seorang pejabat polisi di wilayah Miyagi utara, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (4/10/2025).

    Empat orang, termasuk dua wanita lansia berumur 70-an tahun, sedang memetik jamur di pegunungan pada hari Jumat (3/1) waktu setempat, menurut polisi.

    Sementara pejabat tersebut mengatakan polisi masih menyelidiki penyebab kematian, tapi media lokal melaporkan salah satu dari keempat orang tersebut menelepon polisi dan mengatakan wanita itu diserang beruang.

    Siaran publik NHK melaporkan bahwa polisi yakin wanita itu diserang oleh hewan tersebut berdasarkan luka-luka di tubuhnya.

    Secara terpisah, jasad seorang pria berusia 78 tahun dengan beberapa bekas cakaran ditemukan di Prefektur Nagano, menurut harian Asahi Shimbun. Polisi menduga ia dibunuh oleh beruang, demikian menurut laporan tersebut.

    Bulan lalu, otoritas Jepang melonggarkan aturan kepemilikan senjata api sehingga memudahkan para pemburu menggunakan senapan di area padat penduduk, menyusul peningkatan serangan beruang.

    Menurut NHK, 69 orang di seluruh negeri menderita luka-luka akibat serangan beruang, dengan lima di antaranya mengakibatkan kematian antara April dan Agustus tahun ini.

    Data pemerintah menunjukkan bahwa beruang menyerang 85 orang dalam satu tahun yang berakhir Maret 2025, dengan tiga korban jiwa.

    Pada tahun sebelumnya, terdapat 219 serangan dan enam kematian.

    Lihat juga Video ‘Traktor Troli Terguling ke Kolam di India, 11 Orang Tewas’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Kini Jadi Syarat Wajib Dapur MBG, Apa Itu Sertifikat HACCP?

    Kini Jadi Syarat Wajib Dapur MBG, Apa Itu Sertifikat HACCP?

    Jakarta

    Kasus keracunan makanan dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) belakangan bikin heboh. Hingga September 2025, tercatat 6.517 penerima manfaat MBG mengalami keracunan di berbagai daerah. Banyak di antaranya mengalami gejala mual, pusing, hingga muntah setelah menyantap makanan yang semestinya aman dan bergizi. Program yang niatnya baik justru meninggalkan tanda tanya: sebenarnya, seberapa aman makanan yang dikonsumsi anak-anak di sekolah?

    Nah, dari situ kemudian muncul istilah HACCP. Pemerintah mulai mewajibkan SPPG memiliki sertifikasi HACCP, selain syarat lain yaitu Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS). Tujuannya jelas, supaya kasus serupa tidak terulang lagi.

    Tapi sebenarnya, apa sih HACCP itu, kenapa penting, dan bagaimana sistem ini dapat mencegah keracunan makanan dan menjaga keamanan makanan program MBG?

    Apa Itu HACCP?

    HACCP adalah singkatan dari Hazard Analysis and Critical Control Points. Sistem ini pertama kali diperkenalkan pada 1960-an oleh NASA dan perusahaan makanan Pillsbury untuk memastikan makanan astronot benar-benar aman dikonsumsi di luar angkasa. Sejak saat itu, HACCP berkembang menjadi standar internasional yang diakui banyak negara.

    Secara sederhana, HACCP adalah cara mengidentifikasi potensi bahaya dalam makanan lalu menetapkan titik kritis yang wajib dikendalikan. Tujuannya supaya bahaya itu tidak sampai masuk ke tubuh konsumen.

    Ada tiga bahaya yang akan diawasi:

    Biologis: bakteri, virus, jamur, atau parasit.Kimia: residu pestisida, logam berat, atau bahan tambahan yang berlebihan.Fisik: benda asing seperti serpihan plastik, kaca, atau logam kecil.

    Berbeda dengan pemeriksaan produk yang telah jadi, HACCP menekankan pencegahan sejak awal. Jadi kalau berpotensi adanya masalah, dapat dihentikan sebelum makanan terlanjur sampai ke konsumen.

    5 Langkah Awal HACCP

    Terdapat lima langkah awal yang harus dipersiapkan agar HACCP bisa berjalan efektif sebelum masuk tujuh prinsip dasar HACCP. Langkah ini seperti fondasi sebelum sistem benar-benar diterapkan.

    1. Membentuk Tim HACCP

    Dibutuhkan tim dengan latar belakang berbeda, misalnya ahli produksi, kualitas, sanitasi, hingga teknisi. Tim inilah yang akan merancang dan mengawasi penerapan HACCP.

    2. Deskripsi Produk

    Produk makanan harus dijelaskan secara detail yaitu bahan baku yang digunakan, cara pengolahan, kondisi penyimpanan, hingga masa simpan. Deskripsi ini memudahkan untuk identifikasi risiko.

    3. Menentukan Tujuan Penggunaan Produk

    Produk ditujukan untuk siapa? Anak-anak, orang dewasa, atau kelompok khusus seperti penderita penyakit tertentu. Informasi ini penting karena tiap kelompok punya risiko berbeda.

    4. Menyusun Diagram Alir Proses

    Alur proses makanan digambarkan mulai dari bahan mentah, pencucian, pemotongan, pemasakan, penyimpanan, hingga distribusi. Diagram alir membantu melihat titik rawan bahaya.

    5. Verifikasi Diagram Alir di Lapangan

    Setelah digambar, alur proses harus dicek langsung di lapangan untuk memastikan sesuai dengan praktik nyata. Kalau ada perbedaan, diagram perlu direvisi sebelum dipakai.

    Dengan lima langkah awal ini, sistem HACCP memiliki dasar yang kuat untuk masuk ke tahap berikutnya, yaitu tujuh prinsip utama.

    Prinsip Dasar HACCP

    Sistem HACCP berjalan dengan tujuh prinsip utama yang saling melengkapi.

    1. Analisis Bahaya

    Setiap tahap produksi makanan dievaluasi. Misalnya, sayuran segar bisa mengandung bakteri dari tanah atau pestisida yang tertinggal.

    2. Titik Kendali Kritis (CCP)

    Titik kritis adalah bagian paling rawan yang harus dikendalikan. Contohnya, tahap memasak ayam menjadi CCP karena suhu yang kurang bisa membuat bakteri Salmonella tetap hidup.

    3. Batas Kritis

    Batas kritis biasanya berupa angka pasti, misalnya suhu minimal 75 derajat celcius untuk memasak ayam atau pH tertentu untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

    4. Monitoring

    Proses ini memastikan semua batas kritis terpenuhi. Bisa berupa pengecekan suhu dengan termometer, atau catatan berapa lama makanan disimpan di suhu ruang.

    5. Tindakan Korektif

    Kalau hasil monitoring menunjukkan penyimpangan, harus ada langkah perbaikan. Misalnya, makanan yang tidak mencapai suhu aman tidak boleh diedarkan.

    6. Verifikasi

    Tahap ini memastikan sistem HACCP benar-benar berjalan efektif. Bisa dengan audit internal, pemeriksaan laboratorium, atau penilaian pihak ketiga.

    7. Dokumentasi

    Semua proses dicatat. Dokumentasi inilah yang jadi bukti kalau produsen memang menjalankan HACCP dengan benar.

    Dampak Jika HACCP Tidak Diterapkan

    Bayangkan jika dapur, pabrik makanan, atau layanan katering mengabaikan HACCP. Risikonya bisa besar:

    Keracunan makanan massal akibat bakteri seperti E. coli atau Salmonella.Kontaminasi benda asing yang dapat melukai konsumen.Residu kimia berlebih yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan jangka panjang.Hilangnya kepercayaan publik terhadap program MBG.Kerugian ekonomi karena produk harus ditarik atau dibuang, SPPG ditutup, bahkan bisa saja berhadapan dengan masalah hukum.

    Kasus MBG beberapa menjadi contoh nyata betapa pentingnya sistem keamanan pangan. Tanpa pengawasan yang ketat, makanan yang terlihat normal bisa saja mengandung bahaya.

    Kenapa HACCP Penting dalam MBG?

    Dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG), keamanan pangan jadi isu utama. Makanan yang disajikan ditujukan untuk anak-anak sekolah, kelompok usia yang sangat rentan terhadap penyakit dalam makanan. Karena itu, penerapan HACCP di dapur MBG bukan sekadar formalitas, melainkan kebutuhan mendesak.

    Dengan HACCP, setiap tahap pengolahan bisa diawasi ketat, mulai dari bahan baku, proses memasak, penyimpanan, hingga distribusi. Sistem ini membantu mencegah kontaminasi biologis, kimia, maupun fisik yang berpotensi membahayakan penerima MBG.

    Selain memberi perlindungan kesehatan, HACCP juga dapat mengembalikan kepercayaan publik. Orang tua dan guru bisa lebih tenang karena tahu makanan yang dikonsumsi anak-anak diawasi dengan standar internasional. Langkah ini juga memperkuat citra pemerintah bahwa program MBG benar-benar aman dan berkualitas.

    Halaman 2 dari 5

    Simak Video “Video: SPPG Polri Pernah Temukan Zat Berbahaya di MBG dengan Rapid Test”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

  • SPPG Polri Bagikan Angket Opsi Menu MBG Agar Siswa Tak Bosan

    SPPG Polri Bagikan Angket Opsi Menu MBG Agar Siswa Tak Bosan

    Jakarta

    Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri melakukan terobosan agar penerima manfaat yang mayoritas siswa dan siswi sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA)/sekolah menengah kejuruan (SMK) tak bosan dengan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan setiap hari. Terobosan yang dimaksud ialah membagikan angket untuk diisi para penerima manfaat MBG.

    Di dalam angket tersebut ada berbagai jenis di antaranya menu mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur dan buah. Lalu berikutnya terdapat pilihan misalnya pilihan menu mengandung karbohidrat seperti nasi putih, spaghetti, mie, kentang wedges, nasi kuning, nasi liwet.

    Kemudian di jenis menu protein hewani terdapat pilihan ayam tepung teriyaki, dori saus asam manis, ayam saus bulgogi, telur semur, ayam semur dan berbagai menu olahan berbahan dasar telur dan daging. Pada jenis menu protein nabati terdapat pilihan tahu semur, tempe goreng, tempe orek, tahu goreng, tahu crispy dan edamame.

    Selanjutnya pada menu sayur terdapat pilihan tumis jamur tiram sawi hijau, garlic buncis, capcay, mix vegetable, brokoli blanch, sayur bayam+jagung, hingga tumis kembang kol dan wortel. Terakhir pada menu buah, terdapat pilihan jeruk, pisang, melon, kelengkeng dan anggur.

    Foto: Kapolres Metro Jaksel Kombes Nicolas Ary Lilipaly memantau pembagian MBG dan angket di SDN Jatipadang 1. (dok. istimewa)

    Pembagian angket menu MBG ini dilakukan oleh SPPG Polri Pejaten Jakarta Selatan (Jaksel) dan Cipinang Jakarta Timur (Jaktim) pagi dan siang tadi, Jumat (3/10/2025). Pengisi angket adalah siswa siswi di masing-masing 10 sekolah yang menjadi sasaran kedua SPPG Polri ini.

    Dia pun menyelipkan sesi kuis saat berinteraksi dengan para murid. Pertanyaan seputar nama Presiden RI, nama Kapolri hingga nama Gubernur Jakarta.

    Di SD Yayasan Kemala Bhayangkari 5, Cipinang, Kapolres Metro Jaktim Kombes Alfian Nurrizal juga meninjau pembagian MBG serta angket. Di sela acara, dia menanyakan kepada murid-murid tentang cita-cita mereka.

    (aud/knv)

  • Rutin Makan Jamur Efektif Tingkatkan Gairah Seksual, Benarkah?

    Rutin Makan Jamur Efektif Tingkatkan Gairah Seksual, Benarkah?

    JAKARTA – Jamur selama ini lebih dikenal sebagai bahan masakan. Namun siapa sangka jamur kini sedang naik daun sebagai salah satu tren untuk meningkatkan gairah seksual.

    Hal pertama yang perlu diluruskan adalah ini bukan jamur psikedelik (magic mushroom) yang menimbulkan halusinasi. Jamur yang dinilai bisa meningkatkan gairah seksual adalah jamur obat atau medicinal mushrooms.

    “Jamur obat adalah kelompok jamur dengan khasiat terapeutik kuat. Yang paling sering digunakan antara lain lion’s mane, cordyceps, reishi, chaga, dan turkey tail. Banyak dari jamur ini sudah digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok dan Ayurveda selama ribuan tahun,” jelas Clarissa Berry, ahli gizi dari DIRTEA, dikutip dari laman Women’s Health.

    Menurut Berry, jamur obat bekerja sebagai adaptogen yakni zat alami yang membantu tubuh mencapai kondisi seimbang.

    “Mereka meningkatkan daya tahan tubuh terhadap stres dan memberikan banyak manfaat lain seperti mengatur mood, memperbaiki tidur, meningkatkan fokus, energi serta imunitas,” katanya.

    Salah satu yang paling menarik perhatian adalah cordyceps, jamur yang sering disebut sebagai afrodisiak alami.

    Cordyceps sudah digunakan ribuan tahun oleh masyarakat Tibet, Nepal, dan Tiongkok.

    “Petani Tibet pertama kali melihat efek cordyceps ketika yak mereka yang memakan jamur ini menunjukkan tanda peningkatan energi dan vitalitas. Mereka kemudian mencoba merebusnya sebagai teh, dan hasilnya sangat berkhasiat,” kata Dr Naomi Newman-Beinart, ahli gizi dari Link Nutrition.

    Sejumlah penelitian juga mulai mendukung klaim tersebut.

    “Salah satu studi di China menunjukkan adanya peningkatan libido wanita hingga 86% setelah mengonsumsi cordyceps,” jelas Berry.

    Penelitian lain juga menemukan adanya peningkatan kadar testosteron serta fungsi seksual pada pria. Walau hasil awalnya menjanjikan, para pakar tetap mengingatkan agar tidak terburu-buru.

    “Saat ini belum ada bukti kuat cordyceps bisa membantu mengatasi disfungsi seksual atau masalah kesuburan,” kata Giulia Guerrini, apoteker di Medino.

    “Beberapa penelitian pada hewan memang menunjukkan pengaruh terhadap produksi hormon, tetapi penelitian pada manusia masih terlalu kecil dan belum konsisten,” lanjutnya.

    Jamur obat umumnya dijual dalam bentuk bubuk yang bisa dicampur ke dalam air hangat, kopi, atau smoothie. Produk berkualitas biasanya melalui proses dual extraction agar kandungan aktifnya tetap terjaga.

    “Cara paling efektif mendapatkan manfaat jamur adalah dengan mengonsumsinya langsung.” ujar Dr Newman-Beinart.

    Kabar baiknya, cordyceps tidak diketahui memiliki efek samping serius, kecuali bagi mereka yang memang alergi terhadap jamur.

  • Hampir 100 Ribu Warga Jepang Berusia 100, Usia Centenarian Didominasi Wanita

    Hampir 100 Ribu Warga Jepang Berusia 100, Usia Centenarian Didominasi Wanita

    Jakarta

    Per 1 September 2025, hampir 100 ribu warga di Jepang mencapai usia 100 Tahun ke atas atau centenarian. Disebutkan ada 99.763 centenarian di Jepang.

    Bahkan, sebagian besar atau sekitar 88 persen dari angka tersebut adalah wanita. Saat ini, anita tertua di Jepang adalah Shigeko Kagawa yang merupakan pensiunan dokter berusia 114 tahun.

    Sementara pria tertua di Jepang saat ini adalah Kiyota Mizuno, yang berusia 111 tahun. Tetapi, di balik pencapaian luar biasa ini tersembunyi pertanyaan, apa yang membuat mereka panjang umur?

    Dikutip dari Times of India, jumlah centenarian di Jepang terus meningkat dari tahun ke tahun. Ada beberapa hal yang menjadi faktor kunci yang diyakini para ahli berkontribusi pada umur panjang orang di Jepang.

    1. Pola Makan yang Seimbang

    Kebiasaan sehat yang dipraktikkan orang Jepang adalah kebiasaan makan yang seimbang. Mereka mengutamakan ikan, sayuran, produk kedelai (tahu dan miso), rumput laut, jamur, dengan jumlah daging merah dan makanan olahan yang relatif sedikit.

    Masakan tradisional menekankan kesegaran, porsi kecil, dan variasi. Di Okinawa, mereka mempraktikkan hara hachi bu, sebuah kebiasaan makan di mana seseorang terus makan hingga sekitar 80 persen kenyang daripada kekenyangan.

    2. Tingkat Penyakit Fatal yang Rendah

    Jepang memiliki angka kematian akibat kanker tertentu (payudara dan prostat) serta penyakit jantung yang relatif lebih rendah. Gaya hidup mereka yang lebih banyak mengonsumsi ikan kaya asam lemak omega-3, rendah lemak jenuh, dan asupan garam yang cermat membantu melindungi jantung serta pembuluh darah.

    3. Ikatan dan Tujuan Sosial yang Kuat

    Studi umur panjang, terutama di Okinawa, menunjukkan bahwa memiliki tujuan atau Ikigai, aktivitas mental dan fisik yang berkelanjutan, dan jaringan sosial yang erat sangatlah berpengaruh.

    Para lansia di Jepang seringkali tetap terlibat dalam pekerjaan, hobi, keluarga, atau komunitas hingga usia lanjut.

    4. Tetap Aktif

    Aktivitas fisik tertanam dalam kehidupan sehari-hari. Berjalan kaki, berkebun, olahraga ringan, menggunakan transportasi umum, dan melakukan pekerjaan rumah tangga dapat membantu menjaga mobilitas dan mencegah kerapuhan.

    5. Perawatan Kesehatan yang Baik dan Lingkungan Bersih

    Jepang memiliki infrastruktur medis yang kuat, pemeriksaan kesehatan rutin, kebersihan lingkungan publik yang baik, dan tradisi panjang perawatan pencegahan. Air bersih, sistem kesehatan publik yang baik, gaya hidup rendah polusi di banyak tempat, dan perhatian terhadap pengelolaan sampah, semuanya berkontribusi.

    Studi di Okinawa juga menunjukkan bahwa para centenarian seringkali terhindar dari atau menunda banyak penyakit terkait usia.

    6. Genetika dan Epigenetika

    Terdapat sifat-sifat bawaan atau varian gen yang membantu beberapa orang melawan efek penuaan, penyakit peradangan, dan mempertahankan metabolisme yang efisien. Penelitian terhadap saudara kandung seorang centenarian di Okinawa menunjukkan keunggulan dalam bertahan hidup.

    Studi epigenetika, perubahan ekspresi gen tanpa mengubah DNA, juga menunjukkan bahwa peradangan yang rendah di antara penanda lainnya memprediksi penuaan yang sukses pada usia ekstrem.

    7. Pola Pikir dan Budaya

    Menghormati orang yang lebih tua, pengakuan komunitas, sikap positif terhadap penuaan, dan kesejahteraan psikologis ternyata sangat penting. Banyak centenarian yang masih merasa berguna, terhubung, dan tenang.

    Konsep-konsep seperti tujuan (ikigai), kesadaran penuh, dan aktif secara sosial semuanya membantu mendukung kesehatan mental.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Analisa Pengamat soal Pemerintah Tetap Lanjutkan MBG”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Apa Itu Ultra Processed Food? Jadi Polemik karena Muncul di Menu MBG

    Apa Itu Ultra Processed Food? Jadi Polemik karena Muncul di Menu MBG

    Jakarta

    Istilah Ultra-Processed Food (UPF) belakangan ini ramai dibicarakan. Jenis makanan ini banyak ditemukan dalam menu Makanan Bergizi Gratis (MBG), program yang sebenarnya ditujukan untuk meningkatkan kualitas gizi anak sekolah.

    Badan Gizi Nasional (BGN) sendiri dalam sebuah surat memberi restu untuk menghadirkan UPF dalam menu MBG selama mengutamakan produk lokal. Di sisi lain, para pakar gizi mengkritik kebijakan tersebut karena seharusnya lebih mengutamakan makanan segar.

    Terlepas dari polemik tersebut, sebenarnya apa yang disebut Ultra Processed Food? Apa definisinya dan kenapa identik dengan menu tidak sehat?

    Pengertian Ultra-Processed Food

    Ultra-processed food (UPF) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan makanan yang telah mengalami banyak tahapan pemrosesan industri. Tidak hanya sekadar dimasak atau diawetkan, UPF biasanya dibuat dari bahan hasil ekstraksi (seperti pati, protein terisolasi, minyak terhidrogenasi) yang kemudian dicampur dengan zat aditif seperti pemanis buatan, pewarna, penguat rasa, pengawet, dan pengemulsi. Bahan-bahan ini jarang sekali ditemukan di dapur rumah tangga.

    Ciri khas UPF adalah tampilannya yang sangat menarik, rasanya intens, praktis dikonsumsi, dan bisa bertahan lama di rak toko. Tidak heran kalau produk seperti mi instan, biskuit manis, sosis, nugget, snack kemasan, minuman bersoda, hingga makanan beku siap saji masuk dalam kategori ini.

    Industri makanan mengandalkan UPF karena beberapa alasan. Pertama, produk ini lebih murah diproduksi dengan bahan dasar yang bisa diolah massal. Kedua, daya simpannya lebih lama, sehingga mudah didistribusikan ke berbagai daerah. Ketiga, UPF cenderung seragam rasanya, membuat konsumen lebih mudah menerima dan terbiasa.

    Klasifikasi NOVA

    Istilah Ultra Processed Food diperkenalkan dalam Sistem NOVA, sebuah sistem pengkategorian pangan yang dibuat tahun 2009 oleh Prof Carlos Monteiro dan tim penelitian dari Universitas Sao Paulo, Brasil. Ide ini lahir karena masyarakat makin bergantung pada makanan olahan industri, sementara konsumsi pangan segar menurun.

    Berbeda dengan klasifikasi gizi biasa, NOVA menilai makanan dari tingkat pemrosesannya. Meski bukan acuan resmi WHO, sistem ini populer di dunia riset dan bahkan dipakai Pan American Health Organization (PAHO) sebagai rujukan kebijakan gizi, khususnya untuk melihat kaitan antara pola makan modern dan penyakit tidak menular.

    Untuk memahami posisi UPF, sistem NOVA membagi makanan menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat pengolahannya:

    NOVA 1 (Unprocessed or Minimally Processed Foods) adalah makanan segar dan minim proses. Makanan segar atau makanan yang tidak diolah contohnya adalah buah, sayur, ikan segar, telur, biji-bijian, dan jamur. Makanan minim proses adalah makanan yang diolah secara sederhana seperti menghilangkan bagian yang tidak diinginkan, penggilingan, pemotongan, pendinginan, dan pemanasan.NOVA 2 (Processed Culinary Ingredients) adalah bahan hasil ekstraksi atau bahan masak olahan, contohnya minyak goreng, gula, garam, mentega, cuka, dan madu.NOVA 3 (Processed Food): makanan olahan sederhana, contohnya roti tradisional, keju, ikan asin, dan tempe.NOVA 4 (Ultra Processed Food): produk industri dengan banyak tambahan, seperti nugget, sosis, mi instan, biskuit, dan minuman kemasan berpemanis.

    Sejauh ini tidak ada istilah resmi dalam Bahasa Indonesia yang digunakan sebagai padanan Ultra Processed Food. Beberapa publikasi di media massa menggunakan istilah ‘Makanan Ultra Proses’ sebagai padanannya, walaupun sebenarnya kurang tepat karena tidak konsisten dengan terjemahan untuk kategori lain dalam sistem klasifikasi NOVA. Kategori ‘Processed Food‘ tidak diterjemahkan jadi ‘Makanan Proses’ kan?

    Kenapa UPF Identik dengan Makanan Tidak Sehat?

    UPF kerap diasosiasikan dengan makanan tidak sehat karena biasanya tinggi kalori, gula, garam, serta lemak jenuh, tetapi rendah serat, vitamin, dan mineral. Konsumsi berlebihan berpotensi mengubah pola makan jadi tidak sehat dan meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga kanker.

    Sejumlah penelitian mendukung hal ini. Publikasi tahun 2025 dalam Critical Reviews in Food Science and Nutrition menyebutkan konsumsi UPF tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko kematian dini, diabetes tipe 2, kanker kolorektal, dan penyakit jantung. Studi lain yang dipublikasikan di Nutrition Journal tahun 2020 meneliti ratusan ribu peserta yang juga dikaitkan dengan konsumsi UPF dengan penyakit obesitas, sindrom metabolik, serta depresi.

    Jika ditarik lebih jauh, masalah utama bukan hanya soal zat tambahan di dalam UPF, melainkan bagaimana makanan ini memengaruhi pola makan seseorang secara keseluruhan. UPF cenderung membuat orang makan lebih banyak karena rasanya dirancang agar sangat enak dan sulit dihentikan (palatable). Selain itu, teksturnya biasanya lembut dan praktis, serta minim serat membuat proses makan lebih cepat, sehingga otak tidak sempat mengirim sinyal kenyang. Hasilnya, kalori yang masuk bisa berlebih tanpa disadari.

    Pada anak-anak, kebiasaan ini bisa berdampak lebih serius. Konsumsi UPF berlebihan sejak usia dini dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, gigi berlubang, hingga menurunnya kualitas pola makan seimbang. Studi jangka panjang juga menunjukkan bahwa pola makan yang terbentuk di masa kecil cenderung bertahan hingga dewasa. Artinya, jika sejak sekolah anak sudah terbiasa dengan nugget atau mi instan, besar kemungkinan kebiasaan itu akan terbawa sampai mereka dewasa.

    Isu ini relevan bila dikaitkan dengan program MBG. Jika menu yang diberikan berisi UPF seperti nugget, sosis, dll, maka tujuan untuk memperbaiki status gizi anak agar menjadi generasi emas bisa tidak tercapai. Memang, UPF lebih mudah diproduksi massal dan tahan lama, tetapi kualitas gizi yang ditawarkan tidak sebaik makanan segar. Di sinilah pentingnya memastikan MBG lebih menekankan buah, sayur, telur, ikan, atau daging segar agar manfaatnya benar-benar optimal bagi anak.

    Meski demikian, tidak semua UPF otomatis berarti buruk. Ada yang memang bermanfaat, misalnya makanan medis tertentu atau produk fortifikasi pangan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Ombudsman Ungkap Ada Yayasan MBG Terafiliasi Politik”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

    Polemik UPF di Menu MBG

    5 Konten

    Hadirnya Ultra Processed Food (UPF) dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) menuai polemik. Di satu sisi Badan Gizi Nasional (BGN) merestui, di sisi lain para pakar mengingatkan dampaknya bagi kesehatan.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Ketua IDAI Soal MBG : Bukan karena Gak Pakai Sendok atau Cuci Tangan

    Ketua IDAI Soal MBG : Bukan karena Gak Pakai Sendok atau Cuci Tangan

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA – Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso menyoroti hasil lab dari Makanan Bergizi Gratis (MBG).

    Belakangan kasus keracunan MBG terjdi di beberapa daerah. Ribuan anak terkonfirmasi keracunan MBG.

    Piprim dalam unggahannya di thread memposting hasil uji lab dari sampel makanan di Sukabumi.

    Terdapat 3 kasus yang terjadi si Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terjadi dengan rentan Agustus hingga September yang menimpa 125 anak.

    Hasilnya 32 anak di Cidolog keracunan karena adanya kontaminasi jamur Kontaminasi Jamur pada semangka, Bakteri Enterobacter Cloacae pada Tempe Orek dan Bakteri Macrococcus Caseolyticus pada Telur Dadar.

    SPPG Parakansalak terjadi pada 24 anak akibat Bakteri Bacillus Cereus pada Telur.

    Sementara kasus pada 69 anak di SPPG Cibadak masih menunggu hasil uji lab.

    Dokter Piprim lantas menyebutkan memang MBG yang bermasalah bukan dari kebiasaan anak yang makan tanpa sendok ataupun tidak cuci tangan sebelum makan.

    “Jadi bukan karena ga pake sendok atau ga cuci tangan,” tulisnya dikutip Sabtu (27/9/2025).

    Sebelumnya, Piprim juga dalam Seminar Media IDAI: Mengenali dan Mengatasi Keracunan Makanan pada Anak pada Kamis, 25 September 2025 mengungkap keprihatinannya terhadap kasus keracunan ini.

    “Sebenarnya, IDAI ingin agar kasus ini dicegah semaksimal mungkin. Satu korban keracunan itu sesuatu yang besar apalagi ribuan,” jelasnya.

    Piprim meminta adanya perhatian khusus pada kasus ini dan tidak menganggapnya sepele.

    “Jangan sampai abai terhadap pencegahan keracunan sehingga nauzubillahiminzalik muncul korban jiwa, ini sangat-sangat tidak kita harapkan,” lanjutnya. 

  • Kapan Waktu Terbaik Minum Madu? Ini Jawabannya

    Kapan Waktu Terbaik Minum Madu? Ini Jawabannya

    Jakarta

    Madu dikenal sebagai salah satu bahan alami yang kaya manfaat. Tak heran jika banyak orang yang tertarik mengonsumsinya.

    Namun, mungkin banyak orang yang bertanya-tanya kapan sebenarnya waktu terbaik untuk minum madu? Apakah lebih baik di pagi hari, malam hari? atau waktu lainnya?

    Manfaat Minum Madu

    Madu menawarkan beberapa manfaat kesehatan. Berikut waktu-waktu minum madu serta manfaatnya.

    1. Manfaat Minum Madu Pagi Hari

    Madu yang dicampur dengan segelas air hangat bisa memberikan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Dikutip dari laman Very Well Health, madu adalah karbohidrat yang terdiri dari fruktosa dan glukosa. Keduanya merupakan gula sederhana yang bisa digunakan tubuh sebagai sumber energi.

    Dikutip dari laman Lybrate, tubuh membutuhkan energi untuk bisa bertahan sepanjang hari, sehingga pagi hari menjadi waktu yang baik untuk mengonsumsi madu untuk meningkatkan energi dan juga menjaga kebugaran.

    Selain itu, mencampur air dan gula alami seperti madu membantu tubuh tetap terhidrasi. Menurut penelitian, hidrasi yang tepat sangat penting untuk menjaga energi fungsi otak, dan kesejahteraan secara keseluruhan.

    2. Manfaat Madu di Sore Hari

    Pada sore hari, saat badan terasa lelah dan letih, madu bisa menyegarkan tubuh untuk sisa hari itu.

    Tahan konsumsi kafein saat kepala terasa berat dan pilih untuk mengonsumsi sesendok madu. Isi tubuh dengan madu, alih-alih camilan manis.

    3. Manfaat Madu di Malam Hari

    Madu mengandung triptofan, yaitu hormon yang digunakan untuk merasa rileks dan mengirimkan sinyal tidur ke tubuh manusia. Asam amino esensial ini tidak bisa diproduksi secara alami oleh tubuh, sehingga mengonsumsi madu sebelum tidur menawarkan banyak manfaat.

    Mengonsumsi satu sendok teh madu sebelum tidur bisa membantu meningkatkan senyawa antioksidan dan menurunkan tekanan darah. Asupan ini bisa memberi efek pencegahan komplikasi kardiovaskular akibat tekanan darah tinggi.

    Beberapa penelitian juga menunjukkan madu, terutama madu mentah yang diproses minimal memiliki prebiotik yang mendorong pembentukan bakteri usus yang sehat. Hal ini bisa menjaga keseimbangan sistem pencernaan.

    4. Manfaat Madu saat Sakit

    Madu kaya akan antioksidan dan zat antibakteri yang membantu sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi karena bakteri, jamur, hingga virus. Kaya akan khasiat antibakteri yang ampuh, madu bisa meredakan sakit tenggorokan dan meredakan batuk.

    Dikutip dari laman Healthline, sebuah tinjauan terhadap beberapa penelitian tentang madu dan batuk pada anak menemukan bahwa madu tampak lebih efektif dibandingkan dengan difenhidramin untuk mengatasi gejala batuk.

    Madu juga bisa membantu mengurangi durasi batuk. Kendati demikian, jangan memberikan madu untuk anak di bawah 1 tahun karena risiko botulisme.

    Dikutip dari laman Vinmec, madu juga merupakan antiinflamasi alami. Satu sendok madu yang dicampur air hangat bisa meminimalkan iritasi tenggorokan.

    Kapan Waktu Terbaik?

    Madu bisa dikonsumsi kapan saja. Jika ingin menambah energi mungkin lebih baik meminumnya di pagi hari atau bisa juga di sore hari jika merasa lesu. Beberapa orang juga minum madu sebelum tidur untuk menenangkan perut yang sakit atau meredakan batuk.

    “Air dengan sedikit madu juga bisa menjadi alternatif yang lebih sehat daripada minuman kopi yang mengandung gula. Namun, hanya sedikit bukti yang menunjukkan bahwa minum air madu di pagi hari lebih baik daripada mengonsumsinya di waktu lain,” kata dewan ahli medis, Allison Herries.

    (elk/suc)