Topik: jamur

  • Fakta-fakta Wanita Jaktim Kena Pneumonia, Dikira Cuma ‘Masuk Angin’ Biasa

    Fakta-fakta Wanita Jaktim Kena Pneumonia, Dikira Cuma ‘Masuk Angin’ Biasa

    Jakarta

    Seorang wanita di Jakarta Timur bernama Nadya (23) menceritakan kisahnya mengidap pneumonia atau radang paru-paru. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi patogen, seperti virus, jamur, hingga bakteri. Kondisi ini biasanya disebut ‘paru-paru basah’ oleh orang awam.

    Nadya menceritakan bahwa kejadian tersebut bermula pada pertengahan Agustus 2024. Pada saat itu ia sedang bekerja di kantornya dan tiba-tiba mengalami gejala sesak napas.

    Alami Sesak Napas dan Batuk Berdahak

    Ketika pertama kali merasakan sesak napas, Nadya mengira itu terjadi karena baju yang ia kenakan terlalu ketat atau sedang masuk angin. Kondisi Nadya terus memburuk, bahkan ia sampai terjongkok karena mengalami nyeri yang hebat di dadanya.

    “Sesak napas pas lagi kejadian di kantor. Itu lagi dalam kondisi nggak kenapa-napa. Awalnya melakukan aktivitas biasa, kaya kerja gitu kan,” katanya saat ditemui detikcom beberapa waktu lalu.

    “Tetap nggak bisa kekontrol juga kan. Terus disuruh kayak yaudah tahan dulu ya, tahan gitu kan. Dan di situ karena mungkin yang bikin tambah sesaknya itu karena aku nangis juga,” sambungnya.

    Selain mengalami sesak napas, Nadya juga mengalami batuk berdahak dan demam. Melihat kondisi Nadya, rekan kerja membawa ia ke IGD RSUD Pasar Minggu di Jakarta Selatan untuk mendapatkan perawatan.

    Sempat Didiagnosa Bronkitis

    Awalnya Nadya didiagnosis mengidap bronkitis oleh dokter. Ia bahkan sampai harus dirawat seminggu di rumah sakit karena kondisinya tersebut.

    Dua hari setelah dirawat, ia memutuskan untuk pergi ke rumah sakit yang sama dan bertemu dengan spesialis paru. Ketika diperiksa lebih lanjut, dokter mendiagnosis Nadya terkena infeksi paru-paru atau pneumonia yang disebabkan oleh virus. Hal ini diketahui dari hasil rontgen yang memperlihatkan seperti ada luka di paru-parunya.

    Nadya menceritakan bahwa pneumonia yang dialaminya disebabkan oleh lingkungan dan polusi udara. Selain itu ia juga memiliki kebiasaan vaping selama 2 tahun dan sering berada di lingkungan yang penuh asap rokok. Nadya juga jarang mengenakan masker saat keluar rumah.

    “Aku termasuk orang yang nggak pernah pakai masker kalau keluar rumah. sedangkan aku itu kan suka berkendara sendiri, membawa motor, atau suka kemana-mana sendiri, itu aku nggak pernah pakai jaket, nggak pernah pakai masker, dan itu ternyata berpengaruh banget buat pernapasannya,” jelasnya.

    NEXT: Efek polusi pada kasus pneumonia

  • Mandi Malam Disebut Bisa Picu Pneumonia pada Anak, Mitos atau Fakta?

    Mandi Malam Disebut Bisa Picu Pneumonia pada Anak, Mitos atau Fakta?

    Jakarta

    Kebiasaan mandi malam tak jarang dianggap oleh masyarakat sebagai salah satu pemicu pneumonia pada anak. Sebenarnya apakah hal ini benar adanya?

    Pneumonia atau radang paru sendiri merupakan penyakit penyebab kematian anak terbanyak di Indonesia. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi dari bakteri, virus, jamur, dan patogen-patogen lainnya.

    Spesialis anak konsultan respirologi dr Wahyuni Indawati, SpA(K) menjelaskan bahwa hingga saat ini tidak ada bukti medis yang mengaitkan kebiasaan mandi malam dengan pneumonia. Meski begitu, dr Wahyuni mengatakan mandi malam dapat memengaruhi suhu tubuh cukup signifikan.

    Terlebih apabila anak memang berada dalam kondisi yang kurang sehat, kondisi ini mungkin akan lebih membebani kesehatan tubuh anak.

    “Seringkali misalnya orang yang mandi malam hari itu akan mengubah suhu tubuhnya ya, apalagi kalau mandinya dengan air dingin, sehingga mengubah suhu tubuhnya. Sehingga kalau memang kebetulan anak tersebut sedang kurang sehat, di mana thermostat tubuhnya juga tidak baik, itu jadi nggak bagus,” kata dr Wahyuni ketika ditemui awak media beberapa waktu lalu.

    Infeksi bakteri streptococcus pneumoniae merupakan penyebab radang paru terbanyak yang pernah ditemukan. dr Wahyuni mengatakan bakteri tersebut menyebabkan 50 persen dari seluruh kasus pneumonia pada anak.

    Selain infeksi bakteri streptococcus pneumoniae, pemicu pneumonia 20 persen disebabkan oleh virus influenza, dan sisanya disebabkan oleh infeksi fungsi dan virus-virus lainnya.

    dr Wahyuni menjelaskan ada beberapa faktor risiko yang dapat membuat anak lebih rentan terhadap pneumonia. Misalnya karena tidak mendapatkan ASI eksklusif dari orang tua, atau tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap.

    Imunisasi menjadi penting lantaran beberapa jenis penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi memiliki risiko komplikasi pneumonia.

    “Selain itu juga malnutrisi. Banyak sekali bayi-bayi prematur ini mempunyai risiko terhadap berbagai macam penyakit. Paparan polusi, asap rokok, kemudian anak kita banyak yang mengalami kondisi tertentu yang mengganggu kekebalan tubuhnya,” tandasnya.

    (avk/suc)

  • Fakta-fakta Wanita Jaktim Kena Pneumonia, Dikira Cuma ‘Masuk Angin’ Biasa

    Curhat Wanita Jaktim Kena Pneumonia, Paru-parunya Kolaps gegara Kebiasaan Ini

    Jakarta

    Seorang wanita asal Kramatjati, Jakarta Timur, membagikan kisahnya yang terkena pneumonia. Ini merupakan istilah umum yang menggambarkan kondisi kesehatan paru-paru yakni terjadi peradangan atau infeksi pada organ paru. Orang awam menyebut kondisi ini sebagai ‘paru-paru basah’.

    Wanita bernama Nadya berusia 23 tahun itu menceritakan mengalami sesak napas saat sedang bekerja di kantor. Kejadian itu terjadi pada pertengahan Agustus 2024.

    “Sesak napas pas lagi kejadian di kantor. Itu lagi dalam kondisi nggak kenapa-napa. Awalnya melakukan aktivitas biasa, kaya kerja gitukan,” katanya saat ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Senin (18/11/2024).

    Awalnya Nadya mengira kondisi sesak napas yang dialami cuma karena menggunakan baju ketat. Namun sesak napas yang dirasakan semakin memburuk, bahkan dirinya sampai jongkok lantaran merasakan sakit yang luar biasa di dadanya.

    “Tetap nggak bisa kekontrol juga kan. Terus disuruh kayak yaudah tahan dulu ya, tahan gitu kan. Dan disitu karena mungkin yang bikin tambah sesaknya itu karena aku nangis juga,” katanya lagi.

    Selain sesak napas, Nadya juga mengalami batuk berdahak. Lantaran hal tersebut, rekan kerjanya langsung membawanya ke IGD RSUD Pasar Minggu.

    Awalnya dokter mendiagnosis Nadya terkena bronkitis. Dirinya bahkan sampai dirawat seminggu di rumah sakit tersebut untuk menjalani pengobatan.

    “Aku dirawat dulu karena mau ngeliat sistem pernapasannya kan. Terus mau dicek serometrinya itu juga. Serometrinya itu buat ngecek seberapa banyak yang bisa kita hasilkan dari uapan itu,” iimbuhnya.

    Dua hari setelah diperbolehkan keluar dari rumah sakit, Nadya memutuskan untuk melakukan pemeriksaan ulang ke rumah sakit tersebut dan bertemu spesialis paru lantaran penasaran kondisi apa yang dialaminya.

    Ketika diperiksa lebih lanjut, dokter menjelaskan bahwa Nadya terkena infeksi paru-paru yang dipicu oleh virus atau disebut pneumonia. Hal ini dikarenakan terlihat seperti ada luka di paru-parunya.

    Kondisi tersebut, kata Nadya, dipicu oleh faktor risiko polusi udara. Nadya mengaku sering keluar rumah tanpa menggunakan masker saat keluar rumah.

    Selain polusi udara, Nadya juga memiliki kebiasaan vaping selama dua tahun dan sering di lingkungan yang penuh asap rokok.

    “Aku termasuk orang yang nggak pernah pakai masker kalau keluar rumah. sedangkan aku itu kan suka berkendara sendiri, membawa motor, atau suka kemana-mana sendiri, itu aku enggak pernah pakai jaket, nggak pernah pakai masker, dan itu ternyata berpengaruh banget buat penapasannya,” lanjutnya lagi.

    Di sisi lain, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Vaksinasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Dr dr Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM mengatakan secara tidak langsung, faktor lingkungan seperti asap rokok hingga polusi udara menjadi salah satu faktor risiko dari penyakit pneumonia.

    “Jadi polusi udara itu secara tidak langsung membuat sistem pertahanan tubuh lokal itu rusak. Jadi kuman sebelum masuk ke dalam saluran napas yang menyebabkan infeksi itu, masuk dulu ke hidung dan seterusnya,” katanya saat ditemui di Jakarta Selatan, Senin (18/11)

    “Terus kemudian secara tak langsung menurunkan sistem kekebalan tubuh. Nah kalau sudah turun, kan mudah terjadinya infeksi,”lanjutnya.

    dr Sukamto mengatakan ketika pertahanan barier atau dasar tubuh rusak, kuman pemicu pneumonia menjadi mudah untuk masuk ke saluran napas.

    Meski begitu, dr Sukamto mengatakan polusi udara hingga asap rokok bukanlah penyebab utama dari pneumonia. Kondisi ini disebabkan oleh sejumlah patogen, seperti bakteri, virus, hingga jamur.

    (suc/kna)

  • Polusi Udara di Jakarta-Tangerang Lagi Jelek, Dokter Wanti-wanti Risiko Pneumonia

    Polusi Udara di Jakarta-Tangerang Lagi Jelek, Dokter Wanti-wanti Risiko Pneumonia

    Jakarta

    Belakangan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya seperti Tangerang terpantau buruk, terlebih pada hari Minggu (17/11/2024). Terpantau indeks kualitas udara pada hari Minggu di DKI Jakarta hingga Tangerang melebihi 200 atau sangat buruk pada jam 13.00 WIB menurut data IQAir.

    Indeks kualitas pada hari ini, Senin (18/11) juga terpantau buruk di Jakarta dan Tangerang Menurut data IQAir. Tercatat indeks kualitas udara di lokasi tersebut di atas 100 alias tidak sehat bagi kelompok sensitif.

    Terkait dampaknya, ada banyak bahaya polusi udara bagi kesehatan yang tak bisa disepelekan, khususnya pada organ paru.

    Ketua Satuan Tugas (Satgas) Vaksinasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Dr dr Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM mengatakan secara tidak langsung, faktor lingkungan seperti asap rokok hingga polusi udara menjadi salah satu faktor risiko dari penyakit pneumonia.

    Pneumonia sendiri adalah istilah umum yang menggambarkan kondisi kesehatan paru-paru, yakni terjadi peradangan pada organ paru. Orang awam menyebut kondisi ini sebagai ‘paru-paru basah’.

    Pneumonia, katanya, bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun dewasa.

    “Jadi polusi udara itu secara tidak langsung membuat sistem pertahanan tubuh lokal itu rusak. Jadi kuman sebelum masuk ke dalam saluran napas yang menyebabkan infeksi itu, masuk dulu ke hidung dan seterusnya,” katanya saat ditemui di Jakarta Selatan, Senin (18/11/2024)

    “Terus kemudian secara tak langsung menurunkan sistem kekebalan tubuh. Nah kalau sudah turun, kan mudah terjadinya infeksi,”lanjutnya.

    dr Sukamto mengatakan ketika pertahanan barier atau dasar tubuh rusak, kuman pemicu pneumonia menjadi mudah untuk masuk ke saluran napas.

    Meski begitu, dr Sukamto mengatakan polusi udara hingga asap rokok bukanlah penyebab utama dari pneumonia. Kondisi ini disebabkan oleh sejumlah patogen, seperti bakteri, virus, hingga jamur.

    (suc/kna)

  • Kipas Angin dan Mandi Malam Sebabkan Pneumonia? Ini Faktanya

    Kipas Angin dan Mandi Malam Sebabkan Pneumonia? Ini Faktanya

    Jakarta, Beritasatu.com – Dokter spesialis anak subspesialisasi respirologi dari Universitas Indonesia (UI), Wahyuni Indawati menyampaikan, penggunaan kipas angin atau kebiasaan mandi malam tidak secara langsung memicu terjadinya pneumonia atau radang paru-paru.

    Pneumonia merupakan peradangan akut pada alveoli paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit.

    “Kipas angin bukan penyebab langsung dari penyakit pneumonia, tetapi bisa jadi media untuk memperluas transmisi penularannya,” kata Wahyuni Indawati, dikutip dari Antara, Minggu (17/11/2024).

    Wahyuni menjelaskan, risiko penularan hanya ada apabila kipas angin digunakan di ruangan tertutup yang sebelumnya dihuni oleh individu yang membawa bakteri.

    Penyebaran bakteri terjadi melalui droplet atau percikan air liur saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara. Droplet yang menempel di kipas angin dapat bertahan di permukaan benda untuk waktu tertentu, sehingga meningkatkan potensi penularan.

    Terkait mandi malam, Wahyuni menegaskan aktivitas tersebut tidak memiliki hubungan langsung dengan pneumonia.

    Menurutnya, mandi malam hanya menyebabkan perubahan suhu tubuh, terutama apabila menggunakan air dingin. Apabila daya tahan tubuh sedang menurun, risiko terkena penyakit memang meningkat, tetapi menurutnya tidak ada penelitian yang menghubungkan mandi malam dengan pneumonia.

    Pemberian vaksin pneumokokus konjugat (PCV) terbukti efektif menekan angka kejadian pneumonia. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga merekomendasikan vaksin PCV15 untuk memberikan perlindungan yang lebih luas terhadap bakteri pneumokokus pada anak-anak.

  • Infeksi Jamur ‘Ganas’ Merebak di Inggris, Serang Alat Kelamin-Sulit Diobati

    Infeksi Jamur ‘Ganas’ Merebak di Inggris, Serang Alat Kelamin-Sulit Diobati

    Jakarta

    Masyarakat Inggris saat ini sedang dihebohkan dengan munculnya ‘jamur super genital’ atau secara medis dikenal dengan trichophyton mentagrophytes type VII (TMVII). Infeksi jamur ini seringkali menyebabkan ruam nyeri di alat kelamin, paha, dan bokong.

    Para ahli menyebut jamur ini memiliki kemampuan ‘bersembunyi’ yang baik di dalam tubuh. Hal ini membuat mereka yang terinfeksi seringkali tidak merasakan gejala yang nyata selama berhari-hari.

    Dikutip dari Daily Mail UK, pakar penyakit menular di University of Manchester dr David Denning mengatakan ruam yang timbul pada kulit karena infeksi jamur TMVII butuh waktu enam hingga delapan bulan untuk sembuh dengan bantuan krim antijamur.

    “Kemungkinan besar tidak lebih menular dari penyakit jamur kulit lainnya. Tetapi (penyakit) ini bersifat inflamasi, berarti Anda mengalami ruam yang jauh lebih para dah pengobatan biasa tidak berhasil,” ujar dr David.

    dr David menambahkan kasus-kasus infeksi jamu TMVIII ini sebelumnya marak ditemukan di Prancis, Jerman, Kanada, dan Timur Tengah seperti Dubai dan Arab Saudi.

    Berpotensi Menyebar ke Seluruh Dunia

    Konsultam penyakit menular dan mikrobiologi Rumah Sakit University College London dr Neil Stone mengatakan penyakit ini berpotensi menyebar ke seluruh dunia.

    “Secara historis, infeksi jamur diabaikan sehingga membuat kita hanya punya sedikit pilihan pengobatan,” kata dr Stone.

    dr Stone menambahkan, meskipun jamur ini tidak berakibat fatal namun TMVII dapat meninggalkan bekas luka seperti jaringan parut permanen dan pigmentasi pada area kulit yang terinfeksi.

    Peneliti di New York memperingatkan ruam yang dialami orang yang terinfeksi kurap jenis ini juga dapat muncul secara berbeda dari kurap yang lebih umum dan dapat disalahartikan sebagai eksim, sehingga membuat pasien tidak kunjung sembuh selama berbulan-bulan.

    (dpy/kna)

  • Manusia Berubah Total Saat Berusia 44 Tahun, Ini Fakta Ilmiahnya

    Manusia Berubah Total Saat Berusia 44 Tahun, Ini Fakta Ilmiahnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Terungkap bahwa dalam masa hidup, manusia mengalami perubahan drastis di usia 44 tahun dan 60 tahun.

    “Ternyata pertengahan tahun 40-an merupakan masa perubahan yang dramatis, sama seperti awal 60 tahunan, dan hal ini berlaku pada apapun kelas molekul yang dilihat,” jelas peneliti Michael Snyder yang merupakan direktur Pusat Genomik dan Pengobatan Personal di Universitas Stanford, dikutip dari The Guardian, Sabtu (16/11/2024).

    Semua perubahan itu menjelaskan adanya peningkatan masalah kesehatan saat manusia masuk dua usia tadi. Penelitian ini menemukan setelah melakukan penelitian pada 108 relawan berusia 25 hingga 75 tahun.

    Mereka menyerahkan sampel darah dan tinja, usapan kulit, mulut dan hidung. Ini dilakukan selama beberapa bulan dalam satu hingga tujuh tahun.

    Tim peneliti menyelidiki 135 ribu molekul berbeda. Mulai dari RNA, protein, dan metabolit, selain juga terkait mikroba, yakni bakteri, virus, dan jamur yang ada di usus dan kulit.

    Ternyata hasil pergeseran terbesar terjadi pada manusia berusia 40-an dan awal 60-an. Pada pertengahan 40-an terjadi lonjakan penuaan baik pada wanita maupun pria.

    Pada awalnya diasumsikan terjadi pada wanita karena adanya perubahan perimenopause. Namun ternyata juga dialami pada pria di kelompok usia yang sama.

    “Hal ini menunjukkan meski menopause atau pre-menopause mungkin berkontribusi pada perubahan yang diamati pada wanita di usia pertengahan 40-an, mungkin ada faktor lain yang lebih signifikan yang menjadi pengaruh perubahan ini, baik pada pria atau wanita,” jelas Xiatao Shen yang juga mantan peneliti pasca doktoral di sekolah kedokteran Stanford.

    Para peneliti menemukan gelombang perubahan pertama terkait molekul pada penyakit penyakit kardiovaskular dan kemampuan metabolisme kafein, alkohol dan lipid. Sedangkan gelombang kedua terkait kekebalan tubuh, metabolisme karbohidrat dan fungsi ginjal.

    (fab/fab)

  • Biji Pepaya Ternyata Bisa Dimakan, Ini Manfaatnya untuk Kesehatan

    Biji Pepaya Ternyata Bisa Dimakan, Ini Manfaatnya untuk Kesehatan

    Jakarta

    Sudah bukan rahasia lagi bahwa buah pepaya kaya akan nutrisi yang baik untuk kesehatan. Namun, manfaat pepaya tidak hanya ada pada daging buahnya saja loh.

    Biji pepaya mengandung beragam nutrisi esensial, seperti serat dan antioksidan. Seperti daging buahnya, biji pepaya juga mengandung enzim khusus bernama papain yang dapat menunjang kesehatan dengan beberapa cara.

    Dikutip dari berbagai sumber, berikut manfaat biji pepaya untuk kesehatan.

    1.⁠ ⁠Membantu Melawan Infeksi

    Salah satu manfaat biji pepaya untuk kesehatan adalah membantu melawan infeksi. Dikutip dari Healthline, biji pepaya dapat melawan infeksi yang disebabkan oleh jamur dan parasit.

    Sebuah studi menunjukkan ekstrak biji pepaya efektif terhadap tiga strain jamur, termasuk patogen spesifik yang menyebabkan infeksi jamur (yeast infection).

    Penelitian lain juga menunjukkan ramuan yang dibuat dari campuran biji pepaya kering dan madu efektif dalam membasmi parasit yang ada di usus.

    2.⁠ ⁠Melindungi Fungsi Ginjal

    Penelitian menunjukkan mengonsumsi biji pepaya dapat menjaga kesehatan serta fungsi ginjal. Dikutip dari Healthline, biji pepaya mengandung antioksidan tinggi yang dapat menghalangi kerusakan oksidatif pada sel dan melindungi kesehatan ginjal.

    3.⁠ ⁠Mengurangi Peradangan

    Dikutip dari NDTV, kandungan antioksidan pada biji pepaya juga dapat membantu mengurangi peradangan di dalam tubuh. Biji pepaya juga dipercaya dapat meredakan gejala yang disebabkan oleh peradangan, seperti artritis.

    4.⁠ ⁠Meningkatkan Sistem Imun

    Biji pepaya juga memiliki khasiat mendongkrak sistem imun. Dikutip dari NDTV, biji pepaya mengandung vitamin C, senyawa antioksidan yang berperan penting dalam membangun sistem kekebalan tubuh.

    5.⁠ ⁠Berpotensi Mencegah Kanker

    Berkat kandungan nutrisi dan antioksidannya yang tinggi, biji pepaya dipercaya dapat mencegah kanker tertentu.

    Dikutip dari Healthline, sebuah studi menunjukkan biji pepaya dapat menghambat pertumbuhan sel kanker prostat. Penelitian serupa juga menemukan ekstrak biji pepaya dapat mengurangi peradangan dan melindungi dari risiko kanker.

    6.⁠ ⁠Meningkatkan Kesehatan Pencernaan

    Manfaat biji pepaya juga menunjang fungsi pencernaan. Dikutip dari Healthline, kandungan serat yang ada pada biji pepaya dapat meningkatkan volume tinja dan membantu mengatasi sembelit.

    Asupan serat yang baik juga melindungi tubuh dari sejumlah penyakit, seperti radang usus, wasir, dan tukak usus.

    Dikutip dari Pharm Easy, biji pepaya kaya akan asam lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fatty acid), seperti asam oleat. Asam lemak ini dapat membantu mengontrol kadar kolesterol dengan menurunkan jumlah kolesterol jahat/LDL.

    Kandungan serat yang ada pada biji pepaya juga berkontribusi dalam mengurangi jumlah kolesterol dalam darah.

    (ath/suc)

  • Cara Pasang Kepala Aki Mobil dan Masalah yang Sering Terjadi

    Cara Pasang Kepala Aki Mobil dan Masalah yang Sering Terjadi

    Jakarta

    Kepala aki atau klem aki merupakan bagian penting untuk memastikan sistem kelistrikan mobil berjalan stabil. Kepala aki terdiri dari bagian kutub positif dan negatif yang terhubung dengan terminal sehingga bisa mengalirkan listrik.

    Cara pasang kepala aki mobil tidak boleh sembarangan, karena bisa patah atau menyebabkan aliran listrik tidak lancar.

    Simak artikel ini untuk mengetahui cara pasang kepala aki mobil yang benar, lengkap dengan beberapa masalah yang sering terjadi, serta solusi untuk mengatasinya.

    Cara Pasang Kepala Aki Mobil

    Dalam proses ganti aki, kita harus memperhatikan cara pasang kepala aki mobil dengan benar. Dikutip dari situs Suzuki dan beberapa sumber lain, berikut ini langkah-langkah memasang kepala aki mobil:

    1. Persiapkan Alat yang Digunakan

    Persiapkan terlebih dahulu peralatan yang dibutuhkan, di antaranya adalah tang, obeng dan kunci pas.

    2. Matikan Mesin

    Secara umum kita harus mematikan mesin mobil saat melakukan penggantian aki maupun bagian-bagian aki, termasuk kepala aki. Jika mesin menyala, maka ada kemungkinan terjadi korsleting.

    3. Lepaskan Kepala Aki Kutub Negatif Lalu Positif

    Saat melepas kepala aki, pastikan untuk melepas kutub negatif (-) terlebih dahulu yang berwarna hitam, baru kemudian kepala aki kutub positif (+) yang berwarna merah. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi korsleting. Lepaskan kabel, baut dan klemnya.

    4. Bersihkan Bagian Kepala Aki

    Bersihkan bagian kepala aki terlebih dahulu. Jika terdapat jamur atau kerak, bersihkan dengan air panas ke area yang terkena jamur.

    5. Beri Gemuk

    Beri lapisan grease atau gemuk pada area kepala aki. Hal ini dilakukan untuk mencegah kepala aki berjamur atau berkerak.

    6. Pasang Kepala Aki Kutub Positif Lalu Negatif

    Saat pemasangan, pasang terlebih dahulu kutub positif baru negatif. Jika terbalik, maka bisa muncul percikan api yang membahayakan, atau bisa terjadi korsleting.

    Jika setelah memasang kabel kutub negatif muncul percikan api, hal ini wajar terjadi. Percikan api akan berhenti ketika kepala aki sudah dipasang secara sempurna.

    7. Pastikan Kepala Aki Terpasang Kencang

    Jangan terburu-buru memasang kepala aki. Pastikan bagian kepala aki terpasang dengan benar, semua mur, baut, klem dan kabel harus dipasang secara sempurna dan kencang agar aki bisa bekerja dengan baik.

    Jika terlalu kendur maka aliran listrik tidak akan sempurna. Namun jika terlalu kencang juga bisa menyebabkan mudah patah. Selain itu, pemasangan yang tidak pas bisa memunculkan rongga kecil yang menyebabkan jamuran. Cukup kencangkan sampai kepala aki tidak goyang.

    Masalah Pada Kepala Aki

    Berikut ini beberapa masalah yang kerap terjadi pada kepala aki, lengkap dengan solusi untuk mengatasinya:

    Kepala Aki Jamuran

    Detikers mungkin pernah melihat kepala aki jamuran atau muncul kerak putih, tepatnya di sekitar terminal positif. Dilansir dari situs Daihatsu, penyebabnya bisa karena kelembapan, oksidasi air aki, klem terlalu kendur atau terlalu kencang, panas yang berlebih pada kutub positif aki, maupun kelebihan volume air aki.

    Untuk mencegahnya, detikers bisa memberikan lapisan grease atau gemuk pada area kepala aki. Namun jangan sampai memberikannya secara berlebihan agar tidak mengganggu aliran listrik.

    Tapi jika sudah terlanjur muncul jamur atau kerak, kalian bisa membersihkan dengan air panas ke area yang terkena jamur. Jika belum cukup bersih, gosoklah dengan sikat gigi sampai bersih. Bersihkan dengan kain lap.

    Kepala Aki Kendur

    Masalah lainnya adalah kepala aki kendur. Seharusnya, kepala aki tidak goyang atau mudah diputar. Hal ini membuat aliran listrik tidak maksimal, bahkan membuat aki mudah tekor.

    Selalu cek kondisi kepala aki secara berkala dan pastikan masih dalam kondisi kencang. Gunakan kunci yang pas saat membuka dan memasang agar tidak dol.

    Detikers juga bisa memberikan lapisan grease atau gemuk agar lebih kencang serta mencegah celah yang menimbulkan jamur.

    Tapi jika sudah rusak, kalian bisa mengganti kepala aki dengan yang baru. Kepala aki biasanya terbuat dari kuningan. Pastikan membeli di tempat yang terpercaya, karena ada produk yang dibuat dari bahan tidak berkualitas, sehingga mudah patah atau kendur.

    Nah, itulah tadi cara pasang kepala aki mobil dengan benar agar listrik aki dapat mengalir secara optimal, serta sejumlah solusi bagi masalah yang sering terjadi pada kepala aki.

    (bai/row)

  • Kasihan, Rakyat Miskin Kongo Terimbas Tambang Kobalt untuk Baterai Mobil

    Kasihan, Rakyat Miskin Kongo Terimbas Tambang Kobalt untuk Baterai Mobil

    Jakarta

    Kobalt merupakan bahan utama pembuatan baterai mobil listrik, kendaraan yang diharapkan dapat membantu mengurangi emisi karbon. Green energy sudah menjadi perhatian banyak negara-negara di dunia untuk mencegah perubahan iklim yang makin menjadi.

    Ironisnya, di balik tujuan mulia pembangunan mobil listrik, sumber daya manusia yang menambang kobalt terkena dampak yang tak main-main. Di Republik Demokratik Kongo, Afrika, perempuan yang tinggal di sekitar tambang kobalt dilaporkan memiliki peningkatan isu terkait reproduksi. Investigasi telah dipublikasikan oleh aktivis hak asasi manusia berbasis di Inggris, Rights & Accountability in Development (Raid) dan NGO Afrewatch.

    Dikatakan bahwa perempuan yang tinggal di area tambang kobalt mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, infeksi urogenital, mikosis vagina (jamur), bahkan terancam keguguran atau melahirkan bayi dalam kondisi tidak sempurna.

    “Seorang dokter anak, yang telah mencatat data pasien sejak 2016, menjelaskan bahwa angka infeksi genital dan patologi kulit di antara pasien perempuan telah meningkat pesat. Ia yakin hal ini terjadi karena populasi ini merupakan pengguna utama ‘air kotor’, yang membuat mereka sangat rentan terhadap penyakit,” kata laporan tersebut.

    Secara total, 144 orang yang tinggal di 25 komunitas di dekat lima tambang kobalt industri diwawancarai sebagai bagian dari penelitian ini. Lebih dari separuh dari responden (56%), menyampaikan kekhawatiran tentang kesehatan reproduksi mereka sendiri atau anggota keluarga.

    “Saya telah bekerja di DRC selama 25 tahun dan laki-laki sering kali enggan membahas masalah kesehatan wanita. Namun, laki-laki (di sana) juga mengatakan, ‘ada yang salah dengan perempuan kami’,” ujar Anneke Van Woudenberg direktur eksekutif Raid.

    Dikutip dari The Guardian, kaitan antara penambangan kobalt dan lahir cacat telah dikemukakan dalam sebuah studi Lancet dari tahun 2020. Mereka menemukan risiko cacat lahir meningkat pesat ketika orang tua bekerja di tambang tembaga atau kobalt.

    Lebih lanjut, perempuan lebih sering bersentuhan dengan air yang terkontaminasi setiap hari daripada laki-laki, kata Van Woudenberg. Mereka tidak minum air tersebut tetapi mandi di dalamnya, mencuci pakaian, membersihkan rumah, hal-hal yang biasanya dilakukan perempuan.

    “Para ahli medis telah memberi tahu kita bahwa ketika tingkat pH air lebih rendah, masalah kandungan lebih mungkin terjadi,” lanjut Van Woudenberg.

    Raid dan Afrewatch juga meminta unit toksikologi dan lingkungan University of Lubumbashi untuk memeriksa sampel air yang diambil dari Sungai Dipeta, Sungai Katapula, Kalenge dan Dilala-UCK, dan Danau Kando. Ini adalah lima sumber air yang diidentifikasi oleh penduduk setempat bermasalah.

    “Sementara penelitian masih berlangsung, hasil awal dari Maret 2024 menunjukkan bahwa pH air untuk semua sungai dan danau yang dinilai rendah,” jelas Van Woudenberg.

    “Para ilmuwan mengatakan ini adalah tanda yang jelas bahwa badan air tersebut terkena dampak polusi industri yang bersifat asam. Para peneliti ilmiah menilai bahwa, mengingat tingkat keasamannya, sungai-sungai tersebut tidak dapat lagi menampung ikan, dan airnya beracun bagi kesehatan manusia dan hewan,” tegasnya.

    Van Woudenberg mengatakan Raid telah menyampaikan temuannya kepada perusahaan pertambangan. Sebagai tanggapan, perusahaan tersebut menguraikan komitmen mereka untuk mematuhi undang-undang lingkungan dan audit independen, serta menunjukkan jumlah pompa air bersih yang mereka sediakan bagi penduduk setempat.

    “Meskipun hal ini sebagian meringankan kekurangan air bersih yang kronis, penyelidikan kami menemukan bahwa tidak ada perusahaan pertambangan yang menyediakan jumlah titik air minimum yang diwajibkan oleh peraturan DRC. Mereka juga tidak memenuhi pedoman Organisasi Kesehatan Dunia yaitu 20 liter per orang per hari, jumlah minimum yang diwajibkan untuk minum dan kebersihan dasar,” terang laporan itu.

    Temuan lainnya disampaikan oleh Anaïs Tobalagba legal and policy researcher di Raid. Sebanyak 75% orang yang diwawancarai mengatakan bahwa mereka tidak mampu lagi membayar layanan kesehatan.

    “Orang-orang menjadi lebih miskin karena mereka bergantung pada perikanan dan pertanian, tetapi karena airnya sangat tercemar, persediaan ikan berkurang dan tanaman yang ditanam di sepanjang tepian air mulai gagal panen,” tutur Tobalagba.

    (ask/fay)