Topik: jamur

  • Hati-Hati, Kurang Makan Serat Bisa Berujung Kanker Usus Besar, Begini Penjelasan Dokter – Halaman all

    Hati-Hati, Kurang Makan Serat Bisa Berujung Kanker Usus Besar, Begini Penjelasan Dokter – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mengonsumsi makanan yang mengandung serat telah terbukti sejak lama membawa dampak baik bagi tubuh. 

    Sebaliknya, kekurangan serat nyatanya juga bisa beri dampak buruk pada tubuh. 

    Salah satunya seperti meningkatkan risiko terjadinya kanker pada usus besar. 

    Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Daniel Rizky, Sp. PD, K-HOM. 

    “Jarang mengonsumsi makanan mengandung serat juga bisa menjadi pemicu munculnya kanker usus besar,”ungkapnya pada talkshow kesehatan virtual, Rabu (4/12/2024).

    Lebih lanjut dr Daniel pun menjelaskan apa kaitan kurangnya konsumsi serat dengan risiko kanker usus besar. 

    “Jadi kita tahu ya bahwa mungkin sekitar lima tahun terakhir, muncul satu teori baru bahwa usus otak kedua. Karena ternyata kesehatan usus itu sama pentingnya dengan kesehatan di otak. Banyak sekali jalur-jalur peradangan dan lain-lain itu yang diregulasi di dalam usus,” jelas dr Daniel. 

    Bakteri baik di dalam usus punya tugas meregulasi jalur-jalur peradangan di dalam usus. 

    Agar aktivitas bakteri ini bisa tetap berjalan baik, proporsi antara bakteri dan jamur di dalam tubuh harus seimbang.

    Populasi yang seimbang di dalam perut harus dijaga dengan makanan-makanan yang sehat

    Contohnya, mengonsumsi makanan-makanan yang tinggi serat. 

    Beberapa penelitian menyatakan, jika makanan yang diproses berkali-kali ternyata mengandung sedikit serat. 

    Kondisi ini dapat mengganggu kestabilan proporsi dari bakteri-bakteri baik itu. 

    “Bakteri-bakteri baik yang terganggu kestabilannya itu, akhirnya mereka mengubah ekosistem di dalam usus. Sehingga terjadilah peradangan terus menerus di dalam usus,” papar dr Daniel. 

    Peradangan terus-menerus di dalam usus menyebabkan karsinogenesis.  Di mana mengubah sifat sel tubuh menjadi jadi sel kanker. 

    Itulah alasannya kenapa setiap orang penting mengonsumsi serat.

    Manfaat lain dari serat adalah bakteri-bakteri yang baik akan mencerna serat dan menghasilkan zat butirat. 

    Butirat adalah garam dan ester dari asam butirat atau asam butanoat.

    Butirat sangat penting untuk kesehatan usus karena, butirat dapat menurunkan angka jalur-jalur peradangan di dalam usus. 

    “Otomatis jalur peradangan turun, angka kejadian kanker pun turun. Jadi resiko jadi kanker turun. Sehingga makan makanan yang berserat, mengurangi ultra processed food sangat penting menjaga kesehatan otak dan usus,” tutupnya. 

  • Bukan Hanya Lezat, 7 Ragam Makanan Tradisional Nusantara Ini Juga Dikenal Menyehatkan – Halaman all

    Bukan Hanya Lezat, 7 Ragam Makanan Tradisional Nusantara Ini Juga Dikenal Menyehatkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Indonesia tidak hanya terkenal akan keanekaragam budayanya, tetapi juga sebagai ‘surga’ kuliner tradisional yang khas dan autentik. Dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah pasti memiliki hidangan unik. Di mana, tidak hanya menggugah selera, tetapi juga mencerminkan identitas rasa yang menjadi ciri khas Nusantara.

    Menariknya lagi, ada berbagai makanan tradisional Nusantara yang juga dikenal menyehatkan. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari penggunaan rempah-rempah pilihan yang menjadi ciri khas masakan Nusantara. Selain itu, beberapa di antaranya diolah dengan teknik yang tidak membutuhkan waktu masak terlalu lama, sehingga kandungan nutrisinya pun tetap terjaga.

    Penasaran dengan ragam makanan tradisional Nusantara yang menyehatkan, Tribunners? Merangkum dari berbagai sumber, Kamis (5/12/2024), berikut tujuh di antaranya.

    Gado-gado

    Gado-Gado. (Sajian Sedap)

    Gado-gado merupakan makanan khas Betawi alias asli dari Jakarta. Sering disebut sebagai ‘saladnya’ orang Indonesia, gado-gado menjadi salah satu makanan tradisional yang sehat karena penuh dengan sayuran yang direbus.

    Adapun sayuran yang biasa dipakai dalam seporsi gado-gado di antaranya adalah kacang panjang, tauge, kangkung, kol, hingga timun. Bukan hanya itu, ada pula sumber protein yang berasal dari tahu dan tempe yang biasa ditambahkan di dalam olahan gado-gado. 

    Ciri khas lain dari makanan ini tak lain adalah  saus kacang yang dicampur bawang putih dan bumbu lain yang dituang dan diaduk bersama sayur-sayuran yang telah direbus serta tahu dan tempe.

    2. Sayur Lodeh

    sayur lodeh tempe (Istimewa)

    Selanjutnya, ada sayur lodeh yang menjadi makanan khas dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Sayur lodeh menjadi salah satu masakan khas Indonesia yang terbuat dari campuran aneka sayuran yang direbus bersama santan dan rempah-rempah lainnya.

    Ahli Gizi UGM, Aviria Ermamilia, M.Gizi., RD menyatakan bahwa sayur lodeh baik untuk kesehatan karena di dalam sayuran-sayuran yang digunakan mengandung zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh.

    “Isian dalam lodeh terdiri dari banyak sayuran sehingga cukup banyak manfaat dan kandungan gizinya,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Universitas Gadjah Mada.

    Adapun komposisi sayuran yang digunakan dalam olahan sayur lodeh di antaranya seperti bahan kluwih, terong, labu, kacang panjang, daun melinjo, kulit buah melinjo, serta tempe. Seluruh bahan yang digunakan ini dinilai bernilai gizi tinggi karena mengandung serat, vitamin, dan mineral.

    3. Pindang Ikan

    Pindang Ikan Patin (Sriwijaya Post/Wawan Septiawan)

    Mengutip dari laman Kompas, pindang ikan juga disebut sebagai salah satu makanan khas Indonesia yang menyehatkan. Pindang ikan merupakan hidangan khas Palembang, Sumatera Selatan, yang dimasak dengan kuah yang kaya akan rempah-rempah. Adapun rempah-rempah yang digunakan seperti jahe, kunyit, dan daun jeruk.

    Sementara pilihan ikan yang digunakan biasanya ikan kakap atau nila yang rendah lemak, kaya akan protein dan juga nutrisi. Kuahnya yang ringan dan aromatik, membuat pindang ikan ini cocok dinikmati sebagai hidangan utama. 

    Pindang ikan juga cocok banget disantap saat kamu lagi diet, Tribunners. Ini  karena pindang ikan rendah lemak dan kalori, serta mengandung protein yang tinggi. Selain itu, pindang ikan juga memiliki lemak tak jenuh yang dapat mencegah naiknya kadar kolesterol yang buruk.

    4. Rujak

    Rujak buah (resepumi.net)

    Di hampir setiap daerah di Tanah Air, pasti memiliki hidangan rujak yang menjadi ciri khas daerahnya. Meski cenderung memiliki cita rasa pedas, rujak juga menjadi hidangan yang masuk dalam daftar masakan Nusantara yang menyehatkan. 

    Ada rujak dengan bahan-bahan utama buah-buahan, hingga irisan sayur-mayur yang menyegarkan. Rujak buah biasanya menggunakan aneka buah seperti bengkoang, jambu air, jambu biji, hingga nanas.

    Mengutip dari laman Hello Sehat, buah nanas dalam rujak misalnya, kaya akan kalsium yang dapat menjaga kesehatan tulang. Nanas dan bengkoang juga kaya akan serat yang dapat membantu pergerakan usus saat proses pencernaan.

    Selain itu, kacang tanah yang menjadi bahan dasar sambal rujak memiliki kandungan zat adiktif. Senyawa resveratrol serta asam oleat dalam kacang tanah berpotensi melindungi jantung dan pembuluh darah dari kerusakan radikal bebas.

    5. Pepes Tahu

    Resep Pepes Tahu Jamur Daun Melinjo (Sajiansedap.grid.id)

    Kemudian, ada pepes tahu yang juga menjadi makanan khas tradisional yang menyehatkan. 

    Pepes tahu merupakan olahan tahu yang dibungkus menggunakan daun pisang atau daun jati, lalu dimasak dengan cara dikukus atau dibakar. 

    Hidangan ini juga memadukan tahu dengan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan daun jeruk, menciptakan cita rasa yang lezat dan beraroma khas. 

    Dinilai menjadi makanan yang menyehatkan, pepes tahu mengandung protein nabati dari tahu serta manfaat antioksidan dan antiinflamasi dari bumbu rempahnya. Kudapan ini juga cocok menjadi hidangan saat diet.

    6. Sayur Asem

    Sayur Asem Betawi. (sajiansedap.grid.id)

    Siapa sih yang nggak suka dengan sayur asem? Rasanya yang segar, makin nikmat ketika disantap bersama ikan asin dan sambal goreng!

    Sayur asem menjadi kudapan khas Indonesia yang populer di berbagai daerah. Mulai dari Jawa Barat, Betawi, Jawa Timur, hingga Aceh yang dikenal dengan nama sayur asem sunti di mana memiliki isian nangka muda yang lebih banyak.

    Dinilai sebagai salah satu kudapan khas yang sehat, sayur asem memiliki isian mulai dari kacang tanah, kacang panjang, nangka muda, labu siam, asam jawa, kol, jagung manis, cabai, bawang puting, hingga bawang merah.

    Menukil dari laman Halodoc, dalam satu porsi standar sayur asem, terdapat kandungan nutrisi berupa 29 kalori energi, 0,70 gram protein, 0,60 gram lemak, dan 5 gram karbohidrat. Selain itu, sayur asem juga kaya akan zat besi, vitamin B1, dan fosfor. 

    Sebagaimana  diketahui, zat besi memiliki peran penting dalam pembentukan hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

    7. Tinutuan

    Penampilan Tinutuan atau bubur khas Manado yang dipenuhi irisan sayur bergizi. Bubur ini paling favorit bagi masyarakat Sulawesi Utara, dan jadi hidangan populer tiap pagi. (TRIBUN MANADO/ISVARA SAVITRI)

    Tinutuan alias Bubur Manado menjadi salah satu makanan khas Nusantara yang rendah akan kalori. Tinutuan dianggap sebagai hidangan yang sangat sehat dan bergizi karena banyak mengandung sayuran segar, seperti kacang panjang, kangkung, ketela pohon, labu kuning, hingga jagung.

    Sayur-sayuran tersebut tentunya mengandung serat tinggi yang dapat memperlancar pencernaan dan baik untuk sistem cerna. Selain itu juga kaya akan antioksidan yang dapat membuat penglihatan lebih baik dan kulit lebih halus.

    Itu dia deretan makanan khas Nusantara yang dinilai menyehatkan. Ada favoritmu nggak, Tribunners?

    #LokalAsri #ArahkanAksiAsrikanIndonesia #TribunNetwork #MataLokalMenjangkauIndonesia.

  • Demam Naik Turun? 7 Penyakit Ini Bisa Jadi Penyebabnya

    Demam Naik Turun? 7 Penyakit Ini Bisa Jadi Penyebabnya

    Jakarta

    Demam naik turun dapat menjadi tanda sejumlah kondisi kesehatan, mulai dari infeksi saluran pernapasan hingga penyakit autoimun. Dalam dunia medis, demam naik turun disebut juga demam intermiten.

    Tipe demam ini terjadi ketika suhu tubuh meningkat selama beberapa jam dalam sehari. Suhu kemudian kembali normal sebelum nantinya meningkat lagi. Apabila mengalami demam naik turun, beberapa kondisi kesehatan bisa menjadi penyebabnya.

    Penyebab Demam Naik Turun

    Dilansir Medical News Today dan Dr Lal PathLabs, berikut sederet kondisi yang dapat menyebabkan demam naik turun:

    1. Flu

    Demam intermiten bisa menjadi gejala flu, infeksi pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza tipe A, B, dan C. Meski terdengar penyakit biasa, flu pada bayi dan balita dapat berdampak serius.

    Selain demam, flu biasanya disertai dengan gejala pilek, sakit kepala, batuk kering, sakit tenggorokan, sakit otot dan sendi, serta kelelahan dan lemas.

    2. Malaria

    Malaria disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Parasit akan mengenai organ hati dan berkembang biak di sana hingga menyerang sel darah merah.

    Selain melalui gigitan nyamuk, penyebaran malaria dapat ditularkan melalui jarum suntik yang digunakan pada orang berbeda, transfusi darah, transplantasi organ, dan dari ibu kepada bayi dalam janin.

    Gejala malaria meliputi demam naik turun, panas dingin, sakit kepala, mual dan muntah, sakit perut dan diare, serta lesu dan letih.

    3. Pneumonia

    Pneumonia merupakan peradangan paru-paru yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan jamur yang menyebar di udara. Kondisi ini terjadi ketika kantung udara di paru-paru terisi cairan sehingga organ tidak bisa berfungsi dengan baik. Karena itu, pneumonia disebut juga penyakit paru-paru basah.

    Pneumonia dapat pula dipicu oleh penyakit jantung kronis, diabetes melitus, serta kebiasaan merokok. Kondisi ini mampu menimbulkan gejala seperti demam naik turun disertai tubuh menggigil, batuk berdahak dan tidak berdahak, nyeri dada hingga kesulitan bernapas.

    4. Tuberkulosis

    Tuberkulosis yang disingkat TBC termasuk penyakit menular yang umumnya menyerang paru-paru. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyebar saat pengidapnya batuk atau bersin tanpa menutup mulut kemudian terhirup oleh orang lain.

    Siapa saja bisa terkena TBC, tapi orang dengan HIV/AIDS dan yang punya sistem imun lemah lebih berisiko tinggi tertular penyakit ini. Gejala TBC paling utama adalah batuk yang terus menerus, baik berdahak maupun tidak. Gejala penyertanya mencakup demam dan meriang dalam waktu lama, sesak napas dan nyeri dada, serta berkeringat di malam hari.

    5. Lupus

    Lupus terjadi ketika sistem imun yang alih-alih melindungi justru merusak sel dan jaringan tubuh sendiri. Hal ini dikarenakan sistem imun salah mengidentifikasi sel dan jaringan tubuh sebagai benda asing.

    Kondisi yang tergolong penyakit autoimun ini dapat menyerang berbagai organ, seperti persendian, kulit, ginjal, otak, jantung, dan paru-paru. Faktor genetik dan lingkungan diduga bisa memicu lupus.

    Gejala umum lupus, meliputi kelelahan berat, demam, nyeri dan pembengkakan sendi, ruam kulit, nyeri dada, sakit kepala, dan munculnya lesi kulit.

    6. Rheumatoid Arthritis

    Rheumatoid Arthritis adalah peradangan kronis pada sendi dan jaringan sekitarnya, terutama di jari kaki dan tangan. Pada mulanya pengidap akan merasakan nyeri sendi yang tidak begitu mengganggu. Setelah beberapa minggu dan bulanan, rasa sakitnya semakin terasa hingga sendi menjadi bengkak dan kaku.

    Kondisi yang termasuk autoimun ini lebih sering dialami wanita, terutama berusia di atas 40 tahun. Gejala awalnya yaitu sakit sendi ringan yang disertai kelelahan, demam naik turun, dan kehilangan nafsu makan.

    Nyeri meningkat seiring perkembangan penyakitnya yang bisa menyebar ke pergelangan tangan dan kaki, lutut, siku, pinggul, dan bahu.

    7. Sepsis

    Sepsis terjadi saat tubuh salah mendeteksi infeksi dan justru meresponsnya dengan peradangan. Meski tergolong kondisi yang jarang terjadi, sepsis sangat berbahaya. Beberapa infeksi yang umum jadi penyebabnya, seperti pneumonia, infeksi saluran kemih, infeksi kulit, dan infeksi saluran pencernaan.

    Kondisi ini menimbulkan gejala, meliputi kebingungan, demam naik turun, menggigil, detak jantung cepat, nyeri parah, kesulitan bernapas, serta berkeringat terus-menerus.

    (azn/row)

  • Berapa Lama HIV Berubah Menjadi AIDS? Begini Penjelasan Dokter – Halaman all

    Berapa Lama HIV Berubah Menjadi AIDS? Begini Penjelasan Dokter – Halaman all

     Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA– Selama ini masyarakat masih bingung membedakan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). 

    Padahal keduanya memiliki perbedaan. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.

    Sedangkan AIDS adalah kondisi ketika HIV sudah pada tahap infeksi akhir dan sistem kekebalan tubuh rusak parah. 

    Lantas, berapa lama HIV bisa berubah menjadi AIDS? 

    Terkait hal ini, Dokter spesialis penyakit dalam dr Ahmad Akbar Sp PD pun beri penjelasan. 

    Ia mengungkapkan jika ada beberapa tahapan dari awal seseorang terinfeksi HIV. 

    “Misalnya, gejala awal-awal di 2-4 minggu itu muncul hanya seperti orang serangan flu biasa. Jadi kayak pegal, demam, atau ada demam tinggi yang tidak tahu penyebabnya,” ungkap dr Ahmad pada siaran sehat yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan secara virtual, Selasa (3/12/2024).

    Gejala lain yang muncul adalah ditemukannya pembesaran kelenjar getah bening yang cukup banyak pada tubuh.

    Jika mengalami gejala di atas, masyarakat dianjurkan untuk langsung memeriksakan  diri ke dokter. Agar bisa segera mendapatkan penanganan yang sesuai. 

    Sedangkan untuk menjadi HIV ke AIDS, dr Ahmad menjelaskan butuh waktu yang tidak sebentar. 

    “Butuh waktu tahunan, itu bisa sampai 10 tahun. Bisa sampai tidak ada gejala, tergantung dari imunitas dari tubuh pasiennya sendiri,” paparnya.

    “Tapi yang jelas bisa 3-10 tahun, baru muncul AIDS, tergantung dari imunitas tubuh pasien, replikasi virusnya itu sangat tinggi atau tidak, dan sel CD4 yang rendah,” sambungannya. 

    Sebagai informasi, Sel CD4 adalah sel darah putih yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. 

    Sel CD4 membantu mengidentifikasi dan menghancurkan patogen penyebab infeksi, seperti jamur, bakteri, dan virus. 

    Menurut dr Ahmad, HIV yang berubah menjadi AIDS dikarenakan pasien tidak mendapatkan pengobatan yang baik. 

    Kalau pun sudah melakukan pengobatan, pasien tidak mengonsumsi obat dengan benar. 

    Ia pun mengimbau pada masyarakat yang mendapati gejala di atas  untuk melakukan cek virus HIV. 

    Terutama jika termasuk dalam kelompok berisiko. Karena, kondisinya sudah dinyatakan terlambat jika HIV terlanjur menjadi AIDS. 

    Kalau sudah mengalami keparahan, pasien tidak dapat langsung saat diberikan obat antiretroviral (ARV).

    Karena dokter harus mengobati berbagai penyakit yang terlanjur sudah muncul. Seperti Tuberkolosis, Hepatitis, infeksi paru-paru dan sebagainya. 

    “Nah itu harus diobatin dulu baru masuk ke ARV-nya. Tapi kalau tahap-tahap awal, kondisi masih bagus, fit, kita beri pengobatan dengan ARV lebih awal, maka akan lebih baik,” tutupnya. 

  • Merawat tanah, merawat ibu kehidupan

    Merawat tanah, merawat ibu kehidupan

    Jakarta (ANTARA) – Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mengajak warga dunia untuk merawat ibu bagi semua makhluk hidup pada perayaan hari tanah dunia (World Soil Day) yang jatuh pada 5 Desember 2024.

    Ibu bagi semua makhluk hidup di dunia adalah tanah. FAO berkampanye mengajak publik untuk merawat tanah melalui tiga hal yaitu mengukur, memantau, dan mengelola.

    Ajakan itu menggunakan 3 tagline yang menjadi tema hari tanah tahun 2024 yaitu “caring for soil” mencakup measure, monitor, manage.’

    Tanah memang bagaikan ibu yang harus dirawat oleh manusia. Tentu, semua ingat dengan konsep sederhana rantai makanan yang pernah dipelajari di sekolah dasar.

    Pada konsep yang ketika itu dikenal sebagai konsep makan dan dimakan tersebut, tanah diilustrasikan berada di bawah, tempat pengurai bermukim.

    Namun, banyak yang lupa atau tak menyadari, pada ilustrasi itu juga terlihat tanah menjadi tempat tumbuhan hijau, yang menjadi produsen pada siklus rantai makanan, kokoh berdiri.

    Tumbuhan tersebut tidak sekadar berdiri di atas tanah, tetapi juga menyerap nutrisi, air, dan mineral penting.

    Tanah memasok “bahan masakan” bagi tumbuhan untuk melakukan fotosintesis, menciptakan makanan yang menjadi sumber energi pertama dalam rantai makanan.

    Tanah bagaikan seorang ibu yang menyusui dan menyuapi anaknya untuk tumbuh besar.

    Berikutnya tumbuhan dimakan oleh konsumen tingkat 1 yaitu hewan-hewan herbivora alias pemakan tumbuhan seperti sapi, kambing, dan belalang, tergantung pada jenis tumbuhan yang dimakan.

    Dengan kata lain, tanah secara tidak langsung juga memberi makan pada hewan herbivora melalui tumbuhan yang tumbuh subur di atasnya.

    Konsumen tingkat 1 dimakan oleh karnivora alias pemakan daging yang termasuk konsumen tingkat 1 dan tingkat 2. Mereka contohnya ular, elang, atau harimau yang berada di tingkat konsumen lebih tinggi dari konsumen tingkat 1 yang juga bergantung pada tanah.

    Hewan karnivora memang tidak makan langsung dari tanah, tetapi kehidupan mangsanya (herbivora) tergantung pada tumbuhan yang tumbuh di atas tanah. Pada konteks ini, tanah adalah fondasi dari semua rantai energi ini.

    Setelah semua makhluk hidup tersebut mati, biomassa mereka kembali ke tanah dan didaur ulang oleh pengurai.

    Dengan kata lain, tanah menjadi tempat kembalinya jasad mereka melalui proses penguraian oleh jamur dan bakteri. Tanah yang semula ‘menumbuhkan’ pada akhirnya ‘memeluk’ jasad makhluk hidup kembali.

    Pengurai mengurai jasad menjadi nutrisi yang akan kembali menyuburkan tanaman. Tanah seperti cara ibu menjaga siklus kehidupan tetap berjalan dengan penuh kasih.

    Manusia memiliki posisi unik pada rantai makanan. Manusia memang berada di puncak rantai makanan sebagai konsumen tingkat tinggi (top predator) karena manusia dapat mengonsumsi berbagai jenis makanan baik berupa tumbuhan maupun hewan.

    Namun, peran manusia lebih kompleks dibandingkan makhluk hidup lain dalam ekosistem. Manusia juga dapat melakukan intervensi pada ekosistem karena dapat mempengaruhi, mengelola, bahkan memodifikasi rantai makanan itu sendiri.

    Manusia tidak seperti hewan lain yang hanya mengikuti alur rantai makanan, tetapi manusia dapat mengelola dan memodifikasi rantai makanan melalui aktivitas, seperti 1) pertanian dengan menanam tumbuhan untuk makanan; 2) peternakan dan perikanan dengan membudidayakan ternak dan ikan untuk dikonsumsi; 3) intervensi teknologi dengan menciptakan cara baru untuk memproduksi makanan, seperti rekayasa genetika atau budidaya daging sintetis.

    Di sisi lain manusia juga dapat berperan sebaliknya sebagai pengganggu rantai makanan. Aktivitas manusia merusak ekosistem seperti perburuan besar-besaran, penangkapan ikan tak terkendali, pemupukan anorganik berlebihan, penggunaan pestisida secara sembrono, dan deforestasi tanpa reboisasi.

    Manusia harus menyadari bahwa posisinya sebagai konsumen tingkat tinggi tidak hanya sebagai pemakan, tetapi juga penjaga ekosistem.

    Pada konteks ini, menjaga ekosistem hanya dapat dilakukan dengan baik jika dilakukan dari hal paling mendasar yaitu merawat tanah sebagai asal seluruh makhluk hidup dan tempat kembali seluruh makhluk hidup.

    Bahan organik

    Pada konteks mendukung kehidupan manusia, penulis pada Jurnal Soil Security terbitan volume 16, pada September 2024, menawarkan definisi tanah yang sederhana dan mudah dipahami publik.

    Tanah merupakan mineral lepas atau bahan organik yang terdiri dari tiga fase padat, cair, dan gas, yang berada di permukaan bumi yang dihasilkan dari proses pelapukan melalui interaksi litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan biosfer yang berfungsi sebagai habitat bagi mikroorganisme dan makroorganisme, tumbuhan, dan hewan, dan pada akhirnya mendukung kehidupan dan peradaban manusia.

    Definisi sederhana tersebut mendorong lebih banyak perhatian pada interaksi manusia dengan tanah dan membangun solusi berkelanjutan untuk tanah dan peradaban di masa depan.

    Pada konteks untuk mendukung kehidupan manusia, maka tepat sekali adagium yang mengatakan bahwa peradaban sehat berasal dari ekonomi yang sehat.

    Ekonomi yang sehat berasal dari manusia yang sehat. Manusia yang sehat berasal dari makanan, tumbuhan dan hewan, yang sehat. Terakhir, makanan yang sehat berasal dari tanah yang sehat.

    Hanya dengan menjaga tanah agar tetap sehat, maka peradaban dunia menjadi sehat. Mari kita rawat tanah dengan mengukur indikator-indikator kesehatan tanah secara fisik, biologi, dan kimia; kemudian memantau tanah agar tetap sehat atau memulihkan tanah yang terdegradasi; dan secara bersamaan mengelola agar tanah tetap sehat.

    Terakhir, tanah layaknya seorang ibu yang sabar dan setia, menyediakan kebutuhan dasar, menjaga, dan mengembalikan kehidupan tanpa henti.

    Kehidupan, baik sebagai manusia maupun bagian dari alam, berutang besar pada tanah sebagai ibu dari semua makhluk hidup.

    Kini saatnya menjaga tanah, karena menjaga tanah sehat ibarat menjaga ibu agar tetap sehat.

    *) Penulis adalah Peneliti di Pusat Riset Tanaman Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

    Copyright © ANTARA 2024

  • 10 Manfaat Bawang Dayak untuk Kesehatan

    10 Manfaat Bawang Dayak untuk Kesehatan

    Jakarta, Beritasatu.com – Bawang dayak atau Eleutherine bulbosa merupakan jenis bawang yang berasal dari daratan Amerika. Belum banyak yang mengetahui mengenai manfaat bawang dayak untuk kesehatan.

    Dijuluki bawang dayak karena banyak ditemukan di hutan-hutan Kalimantan, Indonesia. Tanaman ini tumbuh di daerah dataran tinggi dengan kondisi lembap dan tanah yang kaya humus.

    Bawang dayak memiliki bunga putih dengan lima kelopak dan hanya satu siung. Karena kandungan antioksidannya yang tinggi, bawang ini sering digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai penyakit.

    Berikut ini 10 manfaat bawang dayak untuk kesehatan yang dikutip dari laman NCBI, Senin (2/12/2024).

    1. Mengobati kanker
    Bawang dayak memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, sehingga sering digunakan sebagai obat herbal untuk kanker. Bawang ini dipercaya dapat membantu mencegah dan mengobati kerusakan sel akibat kanker. Sebuah studi menunjukkan bawang dayak dapat menghasilkan efek sitotoksik pada tikus yang menderita leukemia.

    2. Mengobati diabetes
    Bawang dayak digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati diabetes melitus. Penyakit ini terjadi karena kelainan endokrin yang menyebabkan kadar gula darah tinggi. Bawang dayak dapat meningkatkan sensitivitas insulin tubuh, sehingga membantu mengontrol kadar gula darah.

    3. Berfungsi sebagai antijamur
    Bawang dayak juga berfungsi sebagai antijamur. Penelitian menunjukkan bawang ini dapat menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur, yang dapat menginfeksi kulit.

    4. Berfungsi sebagai antibakteri
    Kandungan antioksidan dalam bawang dayak, seperti flavonoid, kuinon, alkaloid, dan triterpenoid, juga berfungsi sebagai antibakteri. Studi menunjukkan bawang dayak dapat menghambat pertumbuhan bakteri seperti e-coli.

    5. Berfungsi sebagai antivirus
    Penelitian menemukan bawang dayak mengandung isoeleutherine dan isoeleutherol, yang dapat berfungsi sebagai antivirus, termasuk melawan replika virus HIV.

    6. Antimelanogenesis
    Bawang dayak dapat digunakan untuk menghambat pembentukan melanin atau bintik hitam pada kulit akibat paparan radiasi ultraviolet, yang dikenal sebagai antimelanogenesis.

    7. Mengobati malaria
    Bawang dayak memiliki efek antiplasmodial yang dapat membantu mengobati malaria dengan merusak parasit pada bagian mitokondria.

    8. Mengobati artritis reumatoid
    Bawang dayak dapat mengurangi peradangan dan pembengkakan yang terjadi pada rematik, sebuah penyakit autoimun yang menyerang sendi, otot, dan ligamen.

    9. Mengobati luka
    Kandungan bioaktif dalam bawang dayak, seperti flavonoid, tanin, fenolik, terpenoid, dan alkaloid, dapat membantu penyembuhan luka pada kulit.

    10. Mengobati nyeri haid
    Bawang dayak banyak digunakan untuk mengobati nyeri haid dan beberapa masalah kesehatan reproduksi pada perempuan. Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa bawang ini memiliki efek antifertilitas.

    Itulah 10 manfaat bawang dayak untuk kesehatan. Namun, perlu dicatat, penelitian lebih lanjut masih dilakukan untuk menggali potensi manfaat lainnya dari bawang dayak.

  • Manfaat Brotowali untuk Kesehatan, Bantu Atasi Diare hingga Diabetes

    Manfaat Brotowali untuk Kesehatan, Bantu Atasi Diare hingga Diabetes

    Jakarta

    Brotowali merupakan salah satu herba yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional. Manfaat brotowali untuk kesehatan cukup beragam, mulai dari disentri, diare, infeksi kulit, hingga diabetes.

    Brotowali (Tinospora cordifolia), atau yang dikenal juga sebagai giloy, dapat dikenali dari daunnya yang berbentuk hati. Batang tanaman ini juga memiliki tonjolan-tonjolan kecil. Seperti daunnya, batang brotowali juga dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional.

    Dikutip dari Healthline, manfaat brotowali untuk kesehatan tidak lepas dari nutrisi yang ada pada tanaman tersebut. Para peneliti telah mengidentifikasi empat kelas senyawa yang ada pada brotowali, yaitu:

    TerpenoidAlkaloidLignanSteroid

    Terpenoid merupakan salah satu kelas senyawa aktif terbesar yang ditemukan pada tanaman. Komponen ini kerap berkontribusi dalam memberikan rasa, warna, dan aroma pada tanaman. Hasil uji laboratorium juga menunjukkan terpenoid memiliki properti antimikroba, antivirus, antikanker, dan antidiabetes.

    Alkaloid adalah zat yang memberikan rasa pahit pada sejumlah tanaman. Alkaloid herba digunakan sebagai bahan baku pembuatan berbagai jenis obat resep. Menariknya, orang-orang pada zaman dahulu telah memanfaatkan alkaloid sebagai obat untuk penyakit.

    Lignan merupakan senyawa yang sebagian besar ditemukan pada tanaman besar. Senyawa ini dikenal dapat mencegah pertumbuhan virus, jamur, dan mikroba lainnya. Penelitian juga menunjukkan lignan memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi, sehingga dapat melindungi sel dari kerusakan oksidatif.

    Steroid pada tanaman memiliki manfaat potensial untuk membantu penyembuhan luka, mendukung kesehatan kulit, dan menjaga kesehatan kardiovaskular. Beberapa steroid memiliki struktur kimia yang mirip dengan kolesterol. Dengan demikian, steroid tersebut dapat bersaing dengan kolesterol untuk diserap oleh usus. Hal ini dapat membantu mengurangi kadar kolesterol dalam darah.

    Manfaat Brotowali untuk Kesehatan

    Dengan berbagai senyawa yang dimilikinya, brotowali bisa digunakan untuk mengobati apa saja sih? Berikut daftarnya:

    DemamMasalah saluran kencingAsmaDisentriDiareInfeksi kulitPenyakit HansenDiabetesEncokPenyakit kuningAnoreksiaKondisi mata

    Sebuah studi juga menunjukkan brotowali dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap alergi. Senyawa tertentu dalam brotowali juga dapat merangsang sistem kekebalan tubuh dan melindungi dari bakteri serta patogen lainnya.

    (ath/kna)

  • Daftar Penyakit yang Bisa Diredakan dengan Minum Air Rebusan Lengkuas

    Daftar Penyakit yang Bisa Diredakan dengan Minum Air Rebusan Lengkuas

    Jakarta

    Lengkuas merupakan salah satu jenis rempah yang digunakan sebagai bumbu masakan. Rempah satu ini berasal dari akan atau umbi tanaman Alpinia galanga yang diketahui banyak orang.

    Selain itu, lengkuas ternyata juga bermanfaat untuk kesehatan. Biasanya, rempah tersebut dikonsumsi dengan cara direbus, dan airnya mengandung banyak manfaat termasuk meredakan sejumlah penyakit.

    Lantas, apa saja manfaat dari air rebusan lengkuas untuk kesehatan?

    1. Meredakan Penyakit Infeksi

    Manfaat air rebusan lengkuas salah satunya adalah meredakan penyakit yang disebabkan berbagai macam infeksi. Dikutip dari Healthline, salah satu penyakit yang dapat diredakan adalah vibriosis atau infeksi karena makan kerang yang kurang matang.

    Selain itu, lengkuas juga membantu membunuh bakteri yang berbahaya bagi tubuh. Misalnya seperti E coli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella typhi.

    Sejumlah penelitian juga mengungkapkan bahwa lengkuas dapat membantu meredakan infeksi akibat jamur dan parasit.

    2. Mengatasi Gangguan Fokus

    Air rebusan lengkuas mengandung ekstrak lengkuas yang bisa membantu mengatasi masalah pada otak. Dikutip dari Health, ekstrak lengkuas dapat meningkatkan kewaspadaan serta fokus seseorang.

    Berdasarkan beberapa studi, hal itu terjadi karena lengkuas mampu meningkatkan kadar dopamin dalam tubuh. Dopamin merupakan neurotransmitter yang terlibat dalam proses penyaluran sinyal di dalam otak.

    Selain itu, terdapat kandungan flavonoid di dalam lengkuas. Kandungan itu berfungsi untuk menurunkan risiko seseorang mengalami penyakit alzheimer dan parkinson.

    3. Mengatasi Kerusakan Oksidatif Sel Tubuh

    Air rebusan lengkuas juga bermanfaat untuk meredakan kerusakan oksidatif pada sel tubuh. Manfaat tersebut berasal dari kandungan senyawa quercetin dan galangin yang memiliki sifat antioksidan yang kuat.

    Antioksidan berfungsi untuk melawan kerusakan oksidatif akibat radikal bebas, yang dapat memicu terjadinya gangguan kesehatan kronis.

    4. Meredakan Peradangan

    Manfaat lain dari air rebusan lengkuas adalah untuk meredakan peradangan atau inflamasi di dalam tubuh. Sebab, lengkuas merupakan sumber asam galat yang tinggi, yang merupakan satu antiinflamasi yang kuat untuk melawan peradangan.

    Dengan begitu, seseorang yang rajin mengkonsumsi air rebusan lengkuas dapat terhindar dari berbagai penyakit peradangan, termasuk osteoarthritis.

    Air rebusan lengkuas juga mampu membantu meredakan risiko terkena jenis kanker tertentu, seperti kanker lambung, hati, hingga serviks. Efek ini didapatkan dari berbagai kandungan yang ada di lengkuas.

    Salah satunya dapat membunuh sel tumor yang akan berkembang menjadi kanker. Selain itu, efek antioksidan dan antiinflamasi pada lengkuas juga membantu tubuh memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat.

    Namun, hal ini masih perlu penelitian lebih lanjut pada manusia. Hal ini untuk efektivitas senyawa yang ada pada lengkuas dalam pencegahan kanker.

    (sao/kna)

  • 5 Makanan Ini Ampuh Lawan Kanker

    5 Makanan Ini Ampuh Lawan Kanker

    3. Bawang Putih: Pembunuh Sel Kanker

    Bawang putih mentah atau yang digeprek memiliki senyawa aktif anti-kanker. Komponen alami dalam bawang putih dapat merusak sel abnormal.

    Dalam bawang putih ada scordinin yang memiliki kemampuan meningkatkan daya tahan tubuh dan pertumbuhan. Penelitian di Eropa menyebutkan salah satu zat yang terdapat dalam bawang putih (allisin) dapat membunuh bakteri yang resisten terhadap banyak antibiotik yaitu Staphylococcus aureus.

    4. Jamur Ajaib: Penerjang Sel Jahat

    Maitake, shitake, dan reishi memiliki kekuatan imunologis. Jamur ini dapat membantu sistem kekebalan tubuh melawan sel kanker.

    Makanan ini adalah sumber ergothioneine yang tinggi. Kandungan asam amino dan antioksidannya juga dapat bekerja mencegah atau memperlambat kerusakan sel.

    Beberapa varietasnya seperti shiitake, tiram, maitake, dan tiram raja memiliki jumlah ergothioneine yang lebih tinggi. Memasukkannya ke dalam diet harian akan berperan dalam menurunkan risiko kanker.

    5. Kunyit: Pelindung Sistemik

    Kunyit mengandung kurkumin yang kuat melawan sel kanker. Senyawa aktif dalam kunyit dapat menghambat pertumbuhan tumor.

    Kurkumin adalah pigmen kuning yang diekstrak dari kunyit dan merupakan salah satu dari tiga curcuminoid yang dikenal dalam kunyit. Sejauh ini, ada lebih dari 2.000 penelitian yang diterbitkan menunjukkan bahwa kurkumin dalam kunyit memerangi kanker payudara, prostat, hati, usus besar, paru-paru, pankreas dan banyak lagi.

     

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Tidur di Lantai Menyebabkan Paru-paru Basah, Mitos atau Fakta?

    Tidur di Lantai Menyebabkan Paru-paru Basah, Mitos atau Fakta?

    Jakarta: Tidur di lantai terkadang sudah menjadi kebiasaan, terutama saat cuaca panas. Namun, terdapat mitos umum yang menyebutkan bahwa tidur di lantai dapat menyebabkan penyakit paru-paru basah. 

    Menanggapi hal ini, pakar kesehatan sekaligus influencer, dokter Tirta membantah pendapat tersebut. “Paru-paru basah disebabkan oleh infeksi, bukan karena tidur di lantai yang dingin,” ujar Dokter Tirta di kanal YouTube Raditya Dika.

    Paru-paru secara alami memiliki cairan untuk melindunginya dan mengurangi gesekan saat bernapas. Meski tidur di lantai mungkin terasa dingin, hal itu tidak akan membuat paru-paru basah. 
     

     

    Efek buruk sering tidur di lantai

    Meski tidur di lantai tidak membahayakan paru-paru, namun ada beberapa potensi efek buruk yang perlu dipertimbangkan:

    1. Nyeri punggung: Kurangnya dukungan dari kasur dapat memperburuk nyeri punggung yang sudah ada atau menyebabkan ketidaknyamanan bagi penderita nyeri sendi atau radang sendi.

    2. Alergi: Semakin dekat dengan lantai berarti lebih banyak terpapar debu dan kotoran, yang dapat memicu alergi.

    3. Kutu busuk: Kasur yang diletakkan langsung di lantai lebih rentan terhadap serangan kutu busuk.

    4. Jamur: Kurangnya sirkulasi udara di sekitar kasur dapat menyebabkan pertumbuhan jamur.

    5. Kedinginan: Orang yang sensitif terhadap dingin mungkin merasa tidak nyaman tidur di lantai.

    Tips tidur di lantai

    Jika memang harus tidur di lantai, berikut ini beberapa tips agar lebih aman dan nyaman:

    1. Pastikan lantai bersih dan bebas dari halangan.
    2. Gunakan beberapa lapis selimut, bantal, guling, atau bahkan kasur tipis sebagai penyangga.
    3. Temukan posisi yang tepat dan paling nyaman.
    4. Hindari tidur di lantai dalam durasi yang panjang/lama.

    Ingat, tidur di lantai bisa menyebabkan paru-paru basah hanyalah mitos. Namun, penting bagi kita untuk menyadari potensi kerugiannya dan efek dari kebiasaan tidur di lantai.

    (Nithania Septianingsih)

    Jakarta: Tidur di lantai terkadang sudah menjadi kebiasaan, terutama saat cuaca panas. Namun, terdapat mitos umum yang menyebutkan bahwa tidur di lantai dapat menyebabkan penyakit paru-paru basah. 
     
    Menanggapi hal ini, pakar kesehatan sekaligus influencer, dokter Tirta membantah pendapat tersebut. “Paru-paru basah disebabkan oleh infeksi, bukan karena tidur di lantai yang dingin,” ujar Dokter Tirta di kanal YouTube Raditya Dika.
     
    Paru-paru secara alami memiliki cairan untuk melindunginya dan mengurangi gesekan saat bernapas. Meski tidur di lantai mungkin terasa dingin, hal itu tidak akan membuat paru-paru basah. 
     

     

    Efek buruk sering tidur di lantai

    Meski tidur di lantai tidak membahayakan paru-paru, namun ada beberapa potensi efek buruk yang perlu dipertimbangkan:
    1. Nyeri punggung: Kurangnya dukungan dari kasur dapat memperburuk nyeri punggung yang sudah ada atau menyebabkan ketidaknyamanan bagi penderita nyeri sendi atau radang sendi.
     
    2. Alergi: Semakin dekat dengan lantai berarti lebih banyak terpapar debu dan kotoran, yang dapat memicu alergi.
     
    3. Kutu busuk: Kasur yang diletakkan langsung di lantai lebih rentan terhadap serangan kutu busuk.
     
    4. Jamur: Kurangnya sirkulasi udara di sekitar kasur dapat menyebabkan pertumbuhan jamur.
     
    5. Kedinginan: Orang yang sensitif terhadap dingin mungkin merasa tidak nyaman tidur di lantai.

    Tips tidur di lantai

    Jika memang harus tidur di lantai, berikut ini beberapa tips agar lebih aman dan nyaman:
     
    1. Pastikan lantai bersih dan bebas dari halangan.
    2. Gunakan beberapa lapis selimut, bantal, guling, atau bahkan kasur tipis sebagai penyangga.
    3. Temukan posisi yang tepat dan paling nyaman.
    4. Hindari tidur di lantai dalam durasi yang panjang/lama.
     
    Ingat, tidur di lantai bisa menyebabkan paru-paru basah hanyalah mitos. Namun, penting bagi kita untuk menyadari potensi kerugiannya dan efek dari kebiasaan tidur di lantai.
     

    (Nithania Septianingsih)
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)