Topik: jamur

  • Sosok Situr Wijaya, Wartawan yang Ditemukan Tewas di Hotel Jakarta Barat, Sempat Lebaran di Palu – Halaman all

    Sosok Situr Wijaya, Wartawan yang Ditemukan Tewas di Hotel Jakarta Barat, Sempat Lebaran di Palu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polda Metro Jaya masih mendalami kasus kematian wartawan asal Palu, Sulawesi Tengah bernama Situr Wijaya (33).

    Jasadnya ditemukan di sebuah kamar hotel di Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Jumat (4/4/2025) malam.

    Adik ipar Situr, Evi Maman, menerangkan pada momen lebaran kemarin, Situr sempat pulang kampung bertemu istri dan anaknya.

    Saat lebaran, Situr yang dikenal dermawan membagikan THR kepada saudara-saudaranya.

    Keluarga di Palu kaget mendengar kabar kematian Situr.

    Jenazah telah diterbangkan dari Jakarta ke Palu untuk dimakamkan di kampung halaman.

    Pihak keluarga menganggap kematian Situr janggal sehingga membuat laporan kasus pembunuhan.

    Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengungkap rekaman CCTV di hotel lokasi penemuan jasad.

    Ia menerangkan Situr terlihat bersama seorang wanita berinisial V memasuki hotel pada Kamis (3/4/2025) pukul 18.50 WIB. 

    “Sejak saksi V bersama korban, tidak ada orang lain memasuki kamar korban dan korban juga tidak terpantau keluar kamar,” tukasnya.

    Sejumlah obat-obatan ditemukan di kamar hotel korban seperti Promag tablet, Mycoral ketoconazole (obat jamur), Rifampicin, Viva White Clean & Mask.

    Berdasarkan hasil autopsi menunjukkan adanya infeksi paru-paru karena penyakit tuberkulosis (TBC).

    “Paru-paru kanan terdapat perlengketan hebat hampir di seluruh permukaannya,” imbuhnya.

    Luka pada bibir korban diduga karena terjatuh ke lantai, sedangkan luka lebam bukan karena tindak kekerasan.

    “Tidak ada tanda-tanda kekerasan baik luka jeratan maupun luka sayatan. Adanya memar pada bagian tubuh akibat lebam,” terangnya.

    Diperkirakan korban tewas 8 jam hingga 24 jam sebelum ditemukan.

    Sopir Ambulans Diperiksa

    Dalam kasus ini ada dua saksi berinisial AS dan SF yang menjalani pemeriksaan pada Minggu (6/4/2025).

    Keduanya merupakan pemilik dan sopir ambulans yang mendatangi lokasi penemuan jasad.

    Kuasa hukum kedua saksi, Subadria Nuka, menjelaskan pemeriksaan berjalan dari pukul 00.30 WIB hingga 04.30 WIB.

    “Klien kami diperiksa sebagai saksi karena kehadiran mereka ke hotel wilayah Jakarta Barat tersebut atas adanya orderan dari seorang wanita,” ungkapnya, Senin (7/4/2025), dikutip dari WartaKotalive.com.

    Wanita yang memesan ambulans mengaku sebagai teman korban.

    Kedua saksi sempat bertemu wanita tersebut yang menunjukkan lokasi kamar korban.

    “Setelah di dalam hotel, ternyata almarhum ini sudah tergeletak, tanpa menggunakan baju, hanya celana pendek. Dilihat ‘ini mah sudah lewat, meninggal, mohon maaf, sudah lama meninggalnya, sudah berjam-jam, sudah membiru,” terangnya.

    Jasad korban kemudian dibawa ke RS di wilayah Kebon Jeruk.

    Subadria Nuka menerangkan kliennya tidak menemukan luka sayatan dan kekerasan pada jasad korban.

    Keluarga Buat Laporan

    Kuasa hukum keluarga korban, Rogate Oktoberius Halawa mengatakan, ada yang janggal pada kematian Situr Wijaya sehingga keluarga membuat laporan kasus pembunuhan pada Sabtu (5/4/2025).

    “Ada dugaan korban dihilangkan nyawanya dengan pelaku yang kini sedang didalami,” tukasnya.

    Laporan keluarga korban teregistrasi dengan nomor LP/B/2261/IV/2025/SPKT/Polda Metro Jaya.

    “Kami sudah memasukkan laporan ke Polda Metro Jaya tentang dugaan tindak pidana pembunuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP,”  ucapnya.

    Ia menerangkan foto jasad menunjukkan korban mengeluarkan darah di hidung dan mulut.

    Selain itu ada luka memar hingga sayatan di leher korban.

    Setelah penemuan jasad, pihak hotel tak langsung mengonfirmasi ke keluarga.

    “Rumah sakit, tahunya dari sopir ambulans yang mengantar jenazah, yang kami sayangkan pihak hotel tidak memberitahukan hal ini ke keluarga korban,” sambungnya.

    Sebagian artikel telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Terungkap Jurnalis Tewas dalam Kamar Hotel di Jakbar, Seorang Wanita Pesan Ambulans dan TribunnewsBogor.com dengan judul VIDEO Terakhir Jurnalis Situr Wijaya Sebelum Tewas di Hotel, Almarhum Lakukan Hal Baik Saat Lebaran

    (Tribunnews.com/Mohay) (WartaKotalive.com/Ramadhan LQ/Budi Sam)(TribunnewsBogor.com/Khairunnisa)

  • Astronaut Bikin Miso di Luar Angkasa, Lebih Enak dari Buatan Bumi

    Astronaut Bikin Miso di Luar Angkasa, Lebih Enak dari Buatan Bumi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Astronaut membuat miso di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ternyata, kuliner khas Asia yang dibuat lewat proses fermentasi kacang kedelai tersebut lebih gurih jika dibuat di luar angkasa.

    Pembuatan miso di ISS adalah bagian dari riset oleh peneliti asal Massachusetts Institute of Technology. Mereka melakukan eksperimen dengan membuat miso di tiga lokasi yaitu Cambridge, Amerika Serikat; Kopenhagen, Denmark, dan ISS.

    Di tiga lokasi tersebut,  peneliti secara serentak melakukan fermentasi pasta kacang kedelai untuk membuat miso. Hasilnya, miso yang dibuat di luar angkasa terasa lebih enak dibanding miso “made in USA” dan miso “made in Denmark.”

    Miso adalah bahan yang banyak digunakan oleh makanan khas Jepang, dibuat dari kacang kedelai rebus, garam, bijian seperti beras, dan jamur bernama koji (Aspergillus oryzae).

    Peneliti sudah mempersiapkan tiga bahan pembuatan Miso, kemudian dikirim ke dua lokasi di Bumi dan satu lokasi di orbit. Di ISS, bahan baku miso melalui proses fermentasi selama 30 hari. Miso tersebut ditempatkan di kotak dan dipantau suhu, kelembaban, tekanan, paparan cahaya, dan radiasi.

    Miso yang dibuat di AS menggunakan kotak yang sama dengan miso di ISS, sedangkan miso di Denmark menggunakan kotak yang berbeda. 

    ISS kemudian mengirim miso yang dibuat di orbit kembali ke Bumi untuk dianalisis dan dibandingkan dengan dua miso buatan Bumi.

    Analisis yang dilakukan meliputi genome sequencing, pemeriksaan fisik seperti tekstur dan warna, serta evaluasi “rasa.”

    Ada beberapa perbedaan yang terdeteksi pada miso dari luar angkasa. Contohnya, populasi dua bakteri Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus warneri lebih besar. Bakteri jenis Bacillus velezensis juga hanya ditemukan di miso luar angkasa.

    Ketiga miso mengeluarkan aroma yang serupa dan mengandung asam amino yang memberikan rasa asin. Namun, miso buatan ISS punya rasa lebih “berkacang” dan “terpanggang.”

    Citra rasa ini adalah hasil dari kandungan pyrazine yang muncul karena proses fermentasi dipercepat karena suhu di ISS lebih tinggi.

    Temuan ini, menurut Science Alert, bisa dijadikan referensi untuk perbedaan yang dihadapi manusia saat mengarungi antariksa. Apalagi, “cita rasa” manusia lebih tumpul dalam kondisi gravitasi mikro.

    “Fermentasi di ISS menggambarkan bahwa sistem kehidupan pada skala mikroba bisa berkembang luar biasa bergantung pada keragaman mikrobial, menunjukkan potensi kehidupan di luar angkasa,” kata Maggie Coblentz dari MIT.

    (dem/dem)

  • 5 Fakta Wartawan Asal Palu Tewas di Hotel Jakbar, Terungkap Hasil Autopsi Sementara dan Olah TKP – Halaman all

    5 Fakta Wartawan Asal Palu Tewas di Hotel Jakbar, Terungkap Hasil Autopsi Sementara dan Olah TKP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Fakta-fakta kasus wartawan asal Palu, Sulawesi Tengah, yang ditemukan tewas di sebuah kamar hotel kawasan Jakarta Barat.

    Jurnalis berinisial SW itu, ditemukan tewas dengan luka lebam pada Jumat (4/4/2025) malam.

    Saat ini, jenazah telah dilakukan autopsi sementara. Meski demikian, masih diperlukan pemeriksaan lanjutan terhadap jenazah SW.

    Sebelumnya, pihak kepolisian memberitahu keluarga korban dan keluarga mengizinkan agar korban dilakukan autopsi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

    Fakta Wartawan asal Palu Meninggal di Hotel Jakbar
    1. Hasil Autopsi Sementara

    Pihak kepolisian telah menerima hasil sementara autopsi SW yang jenazahnya ditemukan di sebuah kamar hotel 

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengatakan korban meninggal dunia diduga karena kondisi medis.

    “Terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru, dugaan dokter yaitu penyakit TBC,” ucapnya berdasarkan hasil autopsi sementara, Minggu (6/4/2025).

    Namun, Ade Ary menegaskan, hasil autopsi ini masih bersifat sementara dan memerlukan pemeriksaan lanjutan.

    Hal tersebut, dilakukan guna memastikan penyebab kematian korban secara akurat.

    – Infeksi Paru-Paru

    Berdasarkan hasil autopsi, diketahui juga paru-paru bagian kanan korban mengalami perlengketan yang cukup parah. 

    Perlengketan ini terjadi hampir di seluruh permukaannya yang menempel pada dinding dada.

    “Paru kanan mengalami perlengketan hebat pada hampir seluruh permukaannya yang menempel pada dinding dada.”

    “Kemudian terdapat massa yang diduga akibat infeksi di bagian atas paru-paru kanan, serta adanya perbendungan pada hampir seluruh organ tubuh,” jelas Ade Ary.

    – Luka Lecet di Bibir

    Selain itu, hasil autopsi luar menunjukkan adanya luka lecet di bibir korban. 

    Ade Ary menjelaskan, luka itu, diduga akibat kekerasan tumpul, kemungkinan besar karena korban jatuh dan membentur lantai.

    Tim medis pun telah mengambil sampel organ untuk pemeriksaan toksikologi dan hispatologi korban untuk memperdalam penyelidikan.

    2. Hasil Olah TKP

    Dikutip dari Tribun Jakarta, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan beberapa jenis obat-obatan di kamar korban.

    Obat-obatan tersebut, terdiri dari obat maag, obat jamur, serta antibiotik.

    “Beberapa obat yang ditemukan di kamar korban antara lain promaag tablet, mycoral ketoconazole, dan rifampicin yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur, seperti tuberkulosis,” jelas Ade Ary.

    Dari penyelidikan awal, diperkirakan korban meninggal kurang dari 24 jam sebelum jenazahnya ditemukan.

    3. Kronologi Kejadian

    Penemuan seorang wartawan media online tewas ditemukan di hotel wilayah Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

    Ketika ditemukan, ada tanda-tanda lebam pada tubuh korban. 

    Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, AKBP Arfan Sipayung, mengungkapkan wartawan asal Palu berinisial SW itu, pada Jumat malam, pekan kemarin.

    Lantas, polisi memberi tahu keluarga korban dan keluarga mengizinkan agar korban dilakukan autopsi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

    “Kemarin ditemukan jam 9 malam,” kata Arfan Sipayung saat dikonfirmasi, Sabtu (5/4/2025), dilansir WartaKotalive.com.

    “Sekarang jenazah sudah berada di RS Polri Kramat Jati,” lanjutnya.

    Arfan Sipayung mengatakan, adanya luka lebam pada tubuh korban belum cukup dijadikan sebagai petunjuk bahwa korban tewas karena tindak kejahatan.

    “Lebam di bagian badan. Di badan, tidak ada di muka. Maksudnya (belum) ada bukti penganiayaan, sementara ya,” jelasnya. 

    Saat ini, pihak keluarga telah bersedia untuk dilakukan autopsi kepada jenazah korban agar bisa mengetahui pasti perihal penyebab kematian.

    Sementara itu, sejumlah saksi dari pihak hotel sudah dimintai keterangan, termasuk memeriksa CCTV yang ada di area hotel tersebut.

    “Sampai saat ini sudah tiga orang dari pihak hotel yang kami mintai keterangan,” kata Arfan Sipayung.

    4. Keluarga Laporkan Kasus ke Pihak Kepolisian

    Kuasa hukum keluarga korban, Rogate Oktoberius Halawa, mengatakan pihak keluarga jurnalis SW membuat laporan ke Polda Metro Jaya. 

    Menurutnya, keluarga Situr Wijaya curiga dengan kematian korban yang tidak wajar, sehingga memutuskan untuk melaporkan kematian wartawan SW ke Polda Metro Jaya pada Sabtu (5/4/2025).

    Keluarga curiga setelah melihat foto-foto jenazah korban sesaat setelah ditemukan tidak bernyawa di dalam kamar hotel.

    “Ada dugaan korban dihilangkan nyawanya dengan pelaku yang kini sedang didalami,” kata Rogate.

    “Kami sudah memasukkan laporan ke Polda Metro Jaya tentang dugaan tindak pidana pembunuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP,”  lanjutnya.

    Ia menjelaskan, laporan dugaan pembunuhan Situr Wijaya teregistrasi dengan nomor LP/B/2261/IV/2025/SPKT/Polda Metro Jaya.

    Lebih lanjut, Rogate mengatakan, dugaan Situr Wijaya menjadi korban pembunuhan muncul setelah keluarga melihat adanya kejanggalan dari kematian SW.

    “Setelah melihat foto-foto korban, pihak keluarga korban curiga bahwa korban meninggal dunia karena dibunuh. Karena dilihat dari foto kondisi korban, mengeluarkan darah di hidung dan mulut, luka memar di wajah dan seluruh badan, serta ada sayatan di leher bagian belakang,” kata Rogate.

    Rogate menyebut, keluarga menyayangkan, pihak hotel tidak menginformasikan kematian korban kepada keluarga. 

    Sementara itu, keluarga mendapat informasi kematian korban dari Rumah Sakit Duta Indah Jakarta Utara, tempat jenazah dibawa. 

    Rogate menambahkan, sopir ambulans yang mengantar jenazah korban ke rumah sakit, sempat memberi tahu keluarga Situr tentang kematian korban. 

    Lalu, sopir ambulans mengirimkan foto-foto korban yang telah meninggal. 

    “Setelah melihat foto-foto korban, keluarga curiga bahwa korban telah dihilangkan nyawanya,” ujar dia.

    “Kecurigaan dihilangkan nyawa, bisa diracun, bisa juga dianiaya. Kami berharap agar polisi segera menuntaskan kasus ini dan tidak berlarut-larut,” kata Rogate.

    Situr Wijaya diduga meninggal pada Jumat malam, sekitar pukul 22.25 WIB.

    Namun, pihak hotel baru memanggil ambulans untuk mengangkut jenazah keesokan harinya.

    5. Kasus Ditangani Polda Metro Jaya

    Kini, kasus tewasnya wartawan ini, kini ditangani Polda Metro Jaya.

    Hal tersebut, disampaikan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung.

    “Kasus ditangani Polda, karena pada saat kejadian Reskrim Jakbar sudah nanganin, tapi pengacara korban buat laporan ke Polda,” ucapnya saat dihubungi Warta Kota, Minggu (6/4/2025).

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Jurnalis Tewas di Kamar Hotel Jakarta Barat, Hasil Otopsi Sementara Diduga Sakit dan TribunJakarta.com dengan judul KRONOLOGI Penemuan Wartawan Tewas dalam Hotel di Jakarta Barat, Ada Luka Lebam di Badan Korban

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, WartaKotalive.com/Ramadhan L Q, TribunJakarta.com)

  • Jurnalis Asal Palu Ditemukan Tewas di Hotel Jakarta Barat, Polisi Periksa Dua Saksi – Halaman all

    Jurnalis Asal Palu Ditemukan Tewas di Hotel Jakarta Barat, Polisi Periksa Dua Saksi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus tewasnya jurnalis asal Palu, Situr Wijaya, yang ditemukan di kamar hotel di Jakarta Barat, masih terus diselidiki Polda Metro Jaya. 

    Polisi telah memeriksa dua saksi kunci dalam kasus ini, yakni SF, pemilik hotel, dan AS, sopir ambulans yang mengangkut jenazah korban.

    “Pada hari Minggu (6/4/2025) pukul 00.30 WIB kami mendampingi klien kami yang berinisial SF dan AS pemeriksaan di Polda Metro Jaya sebagai saksi atas meninggalnya jurnalis yang berasal dari Palu Sulawesi Tengah,” kata kuasa hukum saksi Subadria Nuka di Jakarta, Senin (7/4/2025).

    Ia menjelaskan, pemeriksaan yang berlangsung hingga pagi hari tersebut bertujuan untuk menggali keterangan lebih lanjut mengenai peristiwa yang terjadi pada Jumat malam, 4 April 2025, di Hotel D’Paragon Kebon Jeruk. 

    SF dan AS mengungkapkan bahwa mereka mendapat permintaan dari seorang wanita yang mengaku sebagai teman dekat korban untuk mengantarkan Situr yang dikatakan sakit ke rumah sakit.

    Pemeriksaan awal menunjukkan tidak adanya tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban.

    Namun, informasi dari penyidik mengungkapkan bahwa tidak ditemukan sayatan atau luka parah pada tubuh Situr, yang sebelumnya beredar di media.

    Sementara itu, hasil autopsi sementara mengindikasikan Situr Wijaya meninggal dunia akibat infeksi paru-paru, dengan dugaan penyakit Tuberkulosis (TBC). 

    “Terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru, dugaan dokter yaitu penyakit TBC,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, dalam keterangannya, Minggu (6/4/2025).

    Paru-paru kanan korban menunjukkan perlengketan parah yang bisa mengarah pada infeksi serius.

    Hasil autopsi juga menemukan adanya luka lecet di bibir korban, yang diduga akibat kekerasan tumpul.

    Menurut Ade Ary, luka tersebut diduga akibat kekerasan tumpul, kemungkinan besar karena korban jatuh dan membentur lantai.

    Penyelidikan lebih lanjut terus dilakukan, dengan sampel organ korban telah diambil untuk pemeriksaan toksikologi dan hispatologi guna memastikan penyebab kematian lebih lanjut.

    Polisi juga menemukan beberapa jenis obat di kamar korban, termasuk obat untuk maag, infeksi jamur, dan antibiotik yang sering digunakan untuk penyakit TBC.

    Penyelidikan masih berlanjut untuk mengungkap secara pasti apa yang menyebabkan kematian jurnalis ini, sementara pihak kepolisian berjanji untuk terus menggali informasi dari semua pihak terkait.

  • Hasil Autopsi Sementara Jurnalis Tewas di Kamar Hotel Jakarta Barat, Ungkap Riwayat Penyakit Korban – Halaman all

    Hasil Autopsi Sementara Jurnalis Tewas di Kamar Hotel Jakarta Barat, Ungkap Riwayat Penyakit Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi masih menyelidiki kasus kematian Situr Wijaya (33), jurnalis media online yang ditemukan tewas di sebuah kamar hotel di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (4/4/2025).

    Terbaru, pihak kepolisian sudah menerima hasil sementara autopsi jasad wartawan asal Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), tersebut.

    Berdasarkan hasil autopsi sementara, Situr meninggal dunia diduga akibat kondisi medis.

    “Terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru, dugaan dokter yaitu penyakit TBC,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, dalam keterangannya, Minggu (6/4/2025), dilansir WartaKotalive.com.

    Meski demikian, Ade Ary menegaskan hasil autopsi ini masih bersifat sementara dan memerlukan pemeriksaan lanjutan.

    Hal ini untuk memastikan penyebab kematian korban secara lebih akurat.

    Infeksi Paru-Paru dan Perbendungan Organ Tubuh

    Masih dari hasil autopsi sementara, diketahui paru-paru bagian kanan Situr mengalami perlengketan yang cukup parah. 

    Perlengketan ini terjadi hampir di seluruh permukaan yang menempel pada dinding dada, yang mengindikasikan adanya infeksi paru-paru.

    “Paru kanan mengalami perlengketan hebat pada hampir seluruh permukaannya yang menempel pada dinding dada.”

    “Kemudian terdapat massa yang diduga akibat infeksi di bagian atas paru-paru kanan, serta adanya perbendungan pada hampir seluruh organ tubuh,” papar Ade Ary.

    Luka Lecet di Bibir

    Selain itu, hasil autopsi luar menunjukkan adanya luka lecet di bibir Situr.

    Ade Ary menyebutkan luka itu diduga akibat kekerasan tumpul, kemungkinan besar karena korban jatuh dan membentur lantai.

    Tim medis juga sudah mengambil sampel organ untuk pemeriksaan toksikologi dan hispatologi korban. Hal tersebut dilakukan guna memperdalam penyelidikan.

    Sementara itu, berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan sejumlah jenis obat-obatan di kamar korban, yang terdiri dari obat maag, obat jamur, serta antibiotik.

    “Beberapa obat yang ditemukan di kamar korban antara lain promaag tablet, mycoral ketoconazole, dan rifampicin yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur, seperti tuberkulosis,” ungkap Ade Ary.

    Dari hasil penyelidikan awal, diperkirakan Situr meninggal dunia kurang dari 24 jam sebelum jasadnya ditemukan.

    Keluarga Duga Situr Dibunuh

    Di sisi lain, pihak keluarga menduga Situr tewas akibat dibunuh karena menemukan kejanggalan pada kematian korban.

    Keluarga Situr yang curiga lantas melaporkan kematian sang wartawan media online itu ke Polda Metro Jaya pada Sabtu (5/4/2025).

    “Ada dugaan korban dihilangkan nyawanya dengan pelaku yang kini sedang didalami,” ujar Kuasa hukum keluarga korban, Rogate Oktoberius Halawa, Minggu.

    “Kami sudah memasukkan laporan ke Polda Metro Jaya tentang dugaan tindak pidana pembunuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP,” imbuhnya.

    Rogate mengungkapkan, keluarga curiga setelah melihat foto-foto jasad korban sesaat setelah ditemukan tidak bernyawa di dalam kamar hotel.

    “Setelah melihat foto-foto korban, pihak keluarga korban curiga bahwa korban meninggal dunia karena dibunuh. Karena dilihat dari foto kondisi korban, mengeluarkan darah di hidung dan mulut, luka memar di wajah dan seluruh badan, serta ada sayatan di leher bagian belakang,” jelas Rogate.

    Menurut Rogate, keluarga menyayangkan pihak hotel yang tidak menginformasikan kematian korban kepada keluarga. 

    Keluarga mendapat informasi kematian korban dari RS Duta Indah Jakarta Utara, tempat jenazah dibawa.

    “Rumah sakit, tahunya dari sopir ambulans yang mengantar jenazah, yang kami sayangkan pihak hotel tidak memberitahukan hal ini ke keluarga korban,” ungkap Rogate.

    Rogate juga menyebutkan, sopir ambulans yang mengantar jenazah korban ke rumah sakit sempat memberi tahu keluarga Situr tentang kematian sang jurnalis.

    Sopir ambulans lalu mengirimkan foto-foto korban yang telah meninggal. 

    “Setelah melihat foto-foto korban, keluarga curiga bahwa korban telah dihilangkan nyawanya,” sebut Rogate.

    “Kecurigaan dihilangkan nyawa, bisa diracun, bisa juga dianiaya. Kami berharap agar polisi segera menuntaskan kasus ini dan tidak berlarut-larut,” lanjutnya.

    Situr meninggal dunia diperkirakan pada Jumat malam sekitar pukul 22.25 WIB.

    Namun, pihak hotel baru memanggil ambulans untuk mengevakuasi jenazah keesokan harinya.

    Berdasarkan pernyataan tim ambulans, korban telah tergeletak di bawah kasur kamar hotel dan dalam kondisi tidak memakai baju, hanya celana boxer. 

    Tim ambulans yang ingin memastikan korban benar-benar sudah meninggal, lantas membawa Situr ke rumah sakit untuk cek EKG atau rekam jantung.

    Akhirnya, tim ambulans membawa Situr ke Rumah Sakit (RS) Duta Indah Jakarta Utara dan barulah korban dinyatakan meninggal dunia dengan kondisi badan sudah membiru.

    Atas izin keluarga, jasad korban kemudian dilakukan autopsi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Jurnalis Tewas di Kamar Hotel Jakarta Barat, Hasil Otopsi Sementara Diduga Sakit

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (WartaKotalive.com/Ramadhan L Q/Budi Sam Law Malau)

  • Polisi Temukan Obat-obatan di Kamar Hotel Wartawan Tewas di Jakbar – Page 3

    Polisi Temukan Obat-obatan di Kamar Hotel Wartawan Tewas di Jakbar – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Polda Metro Jaya menangani kasus tewasnya wartawan asal Palu, Sulawesi Tengah. Wartawan bernama Situr Wijaya (33) ditemukan tewas di sebuah kamar hotel di kawasan Jakarta Barat, pada Jumat 4 April 2025. 

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indardi mengatakan, ditemukan beberapa obat dalam kamar hotel yang disewa oleh korban.

    “Beberapa obat yang ditemukan di kamar korban Promag Tablet, Mycoral ketoconazole (obat Jamur),” kata Ade Ary, Minggu (6/4/2025).

    Selain itu, ditemukan juga obat antibiotik untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri seperti tuberkulosis.

    “Rifampicin (antibiotik – mencegah dan mengobati penyakit akibat infeksi bakteri seperti tuberkulosis) dan Viva White Clean & Mask,” ujarnya.

     

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung mengatakan, hasil visum sementara terhadap korban belum ditemukannya luka akibat terkena benda tumpul.

    “Iya hasil visum sementara ya, ini sementara, itu luka lebam pada tubuh korban adalah lebam normal jenazah yang sudah meninggal,” kata Arfan Zulkan saat dihubungi, Minggu (6/4/2025).

    “Belum ditemukan adanya akibat benda tumpul atau semacamnya, jadi itu,” tambahnya.

    Polres Metro Jakarta Barat pun menyerahkan kasus tewasnya SW (33) ke Polda Metro Jaya. Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung mengatakan, kasus ini diserahkan karena pihak korban telah membuat laporan secara resmi ke Polda Metro Jaya.

    “Ternyata pengacaranya buat LP jam 10 di Polda. Padahal kita masih proses. Jadi itu sudah diambil alih di Polda,” kata dia.

     

  • Tewasnya wartawan di Jakbar, Polisi temukan sejumlah obat di TKP

    Tewasnya wartawan di Jakbar, Polisi temukan sejumlah obat di TKP

    Adanya memar pada bagian tubuh akibat lebam mayat

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian menemukan sejumlah obat di tempat kejadian perkara (TKP) di kamar hotel tempat SW (33), seorang wartawan media online yang ditemukan tewas di Hotel D’Paragon Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (4/4) malam.

    “Beberapa obat ditemukan di kamar korban,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

    Obat yang ditemukan, yaitu Promag (obat maag), Mycoral Ketoconazole (obat jamur), Rifampicin (antibiotik untuk mencegah dan mengobati penyakit akibat infeksi bakteri seperti Tuberkulosis), Viva White Clean dan Mask (pembersih muka).

    Ade Ary juga menjelaskan berdasarkan keterangan dari dokter yang melakukan autopsi tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, baik luka jeratan maupun luka sayatan. “Adanya memar pada bagian tubuh akibat lebam mayat,” katanya.

    Namun Ade Ary menambahkan penyebab kematian masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi (mendeteksi dan mengukur zat berbahaya atau racun dalam tubuh).

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Ade Ary Syam Indradi saat ditemui di Jakarta, Minggu (30/3/2025) (ANTARA/Ilham Kausar)

    Selain itu pemeriksaan histopatologi (pemeriksaan jaringan atau organ di bawah mikroskop untuk mendiagnosis penyakit).

    Seorang pria berinisial SW (33) yang berprofesi sebagai wartawan media online ditemukan tewas di Hotel D’Paragon Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Jumat (4/4) malam.

    Kepala Satuan (Kasat) Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung mengungkapkan bahwa pihaknya langsung mendatangi lokasi kejadian pada Jumat (4/4) pukul 21.00 WIB setelah mendapatkan laporan.

    “Kemarin kita ke TKP jam 21.00 WIB, setelah dapat laporan. Jenazah ditemukan di kamarnya sendiri (di Hotel D’Paragaon Kebon Jeruk). Ini jenazah orang (asal) Palu,” kata Arfan saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (5/4).

    Menurut Arfan, jenazah sedang dalam proses autopsi di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. “Jenazah sudah di Rumah Sakit Kramat Jati. Keluarga juga sudah mempersilakan untuk dilakukan autopsi,” kata Arfan.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • 5 Perawat di RS Ini Mendadak Kena Tumor Otak, Penyebabnya Masih Misterius

    5 Perawat di RS Ini Mendadak Kena Tumor Otak, Penyebabnya Masih Misterius

    Jakarta

    Sebuah investigasi tengah berlangsung di sebuah rumah sakit di Massachusetts, Amerika Serikat, setelah beberapa perawat yang bekerja di lantai yang sama didiagnosis tumor otak.

    Kelima perawat tersebut semuanya bekerja atau pernah bekerja di unit bersalin lantai lima Rumah Sakit Mass General Brigham Newton-Wellesley. Sejauh ini hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada tumor yang bersifat kanker.

    Dua perawat memiliki jenis tumor yang sama, meningioma, dan tiga lainnya memiliki jenis tumor yang berbeda. Sebagai bagian dari investigasi rumah sakit, 11 anggota staf datang untuk diwawancarai, termasuk lima perawat yang didiagnosis tumor otak dan enam lainnya dengan ‘masalah kesehatan’ yang tidak disebutkan.

    “Investigasi tidak menemukan risiko lingkungan yang dapat dikaitkan dengan perkembangan tumor otak,” kata rumah sakit tersebut dalam pernyataannya dikutip dari TODAY, Senin (7/4/2025).

    Investigasi lain yang dipimpin oleh Asosiasi Perawat Massachusetts sedang berlangsung. Seorang juru bicara mengatakan bahwa mereka telah dihubungi oleh lebih dari 300 orang, sebagian besar karyawan saat ini dan mantan karyawan di rumah sakit tersebut, terkait investigasi tersebut.

    Menurut rumah sakit, investigasi mencakup pengujian kualitas air dan udara rumah sakit. Air di fasilitas tersebut diuji secara berkala, tetapi hasil pengujian tambahan masih menunggu; kualitas udara ditemukan normal.

    Pemeriksaan itu tersebut juga mencakup pengecekan tingkat radiasi di sekitar lantai lima dan sistem ventilasi apotek, serta melihat kemungkinan risiko dari kebijakan penggunaan sinar-X, konstruksi, produk pembersih, tindakan pengendalian jamur dan hama, dan tidak ditemukan masalah, kata rumah sakit tersebut.

    “Berdasarkan hasil ini, kami dapat dengan yakin meyakinkan anggota tim kami yang berdedikasi di Rumah Sakit Mass General Brigham/Newton-Wellesley dan semua pasien kami bahwa tidak ada risiko lingkungan di fasilitas kami,” kata rumah sakit tersebut dalam pernyataannya.

    (kna/kna)

  • China Larang Ekspor Daging Unggas dan Sorgum dari Perusahaan AS

    China Larang Ekspor Daging Unggas dan Sorgum dari Perusahaan AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Umum Kepabeanan China (GAC) mengumumkan penghentian sementara impor daging unggas dari sejumlah perusahaan Amerika Serikat (AS) serta pencabutan izin ekspor beberapa perusahaan untuk memasok produk tertentu ke China.

    Melansir Xinhua, Sabtu (5/4/2025), sejak Jumat (4/4/2025), perusahaan C&D (USA) Inc tidak lagi diizinkan mengekspor sorgum ke China. Selain itu, tiga perusahaan lainnya, yakni American Proteins, Inc, Mountaire Farms of Delaware, Inc, dan Darling Ingredients Inc, juga kehilangan hak ekspor mereka untuk produk tepung daging dan tulang unggas.

    Keputusan ini diambil setelah pihak bea cukai China menemukan cemaran berbahaya pada produk impor dari AS, seperti kadar zearalenone dan jamur yang tinggi pada sorgum serta salmonella pada daging unggas dan tepung tulang.

    GAC menegaskan bahwa, langkah China larang ekspor dari perusahaan AS ini dilakukan demi menjaga kesehatan masyarakat dan melindungi industri peternakan domestik.

    Dalam pengumuman terpisah, GAC juga menghentikan sementara impor daging unggas dari dua perusahaan AS lainnya, yaitu Mountaire Farms of Delaware, Inc dan Coastal Processing, LLC, karena ditemukan kandungan furacillin, obat terlarang dalam produk pangan.

    Menurut salah satu pejabat GAC, tindakan China larang ekspor komoditas dari perusahaan AS merupakan bagian dari upaya pencegahan risiko keamanan pangan, yang sepenuhnya sesuai dengan hukum domestik dan standar internasional yang berlaku.

  • John Cena Kena Kanker Kulit, Begini Gejala yang Kerap Diabaikan

    John Cena Kena Kanker Kulit, Begini Gejala yang Kerap Diabaikan

    Jakarta

    Aktor Hollywood dan bintang WWE John Cena buka-bukaan soal pengalamannya yang sempat didiagnosis kanker kulit. Ia mengaku selama tumbuh besar di Massachusetts, AS, tidak pernah menggunakan sunscreen atau tabir surya.

    Sampai pindah ke Florida, John Cena juga tetap lalai melindungi kulitnya dari sinar matahari.

    “Saya keras kepala dan berpikir masalah itu (kanker kulit) tidak akan pernah menimpa saya,” katanya yang dikutip dari 7news.

    “Dan itu adalah salah satu hal di mana saya terpapar banyak sinar matahari dengan perlindungan yang minimal dan mengalami itu (kanker),” sambungnya.

    Pria 47 tahun itu pun melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kulit. Hal itu memaksa Cena untuk lebih memperhatikan penggunaan sunscreen.

    “itu baru terjadi setelah saya pergi ke dokter kulit dan menjalani pemeriksaan kulit, serta menghilangkan bintik kanker dari dada kanan saya,” tuturnya.

    Setelah bintik pertama diangkat, bintik kanker lainnya pun muncul di tubuh Cena. Tepatnya di bagian bahu.

    “Setahun kemudian, saya kembali ke dokter dan mengangkat bintik lainnya di dekat bahu kanan. Bintik itu muncul seperti bintik putih di sisi dada dan bahu saya,” jelas Cena.

    Hasil diagnosis itu pun membuat Cena kini lebih memperhatikan kesehatan kulitnya. Ia semakin mengerti pentingnya melindungi kulit dari sinar matahari dengan penggunaan sunscreen.

    Kini, Cena semakin rajin merawat diri salah satunya menggunakan sunscreen harian dengan SPF yang tinggi.

    “Itu adalah sesuatu yang harus Anda lakukan untuk menjaga diri untuk waktu yang lebih lama,” lanjutnya.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, ada beberapa gejala kanker kulit yang kerap diabaikan, yakni:

    1. Adanya perubahan pada tahi lalat

    Tahi lalat yang bersifat kanker bisa tampak seperti tahi lalat lainnya, tetapi sering kali memiliki beberapa ciri khas. Ciri-ciri yang perlu diperhatikan, seperti:

    Tahi lalat yang tidak simetris.Batas tahi lalat tidak jelas atau sedikit kabur.Tahi lalat memiliki warna seperti corak coklat atau hitam putih, merah, biru, atau abu-abu.Diameter tahi lalat terlihat lebih besar dari 6 mm.Tahi lalat mengalami perubahan dan berkembang dari waktu ke waktu.

    2. Kulit gatal atau muncul bercak pada kulit

    Muncul bercak atau lesi yang terasa sangat gatal. Jika bercak tersebut mengeluarkan cairan, berdarah, atau mulai terlihat berbeda, segera periksakan ke dokter.

    3. Kulit bersisik

    Terkadang kanker kulit dapat muncul berupa kulit yang bersisik. Bercak tersebut mungkin terasa kasar saat disentuh, dan tidak kunjung membaik meski sudah dioleskan krim. Warnanya juga kerap berbeda dengan kulit bagian lain.

    Beberapa kondisi kulit yang lebih umum dapat menyebabkan bercak kasar dan bersisik, seperti keratosis aktinik. Kondisi ini juga disebabkan oleh kerusakan kulit akibat sinar matahari, tetapi terkadang dapat berubah menjadi kanker kulit.

    4. Luka yang tidak kunjung sembuh

    Banyak hal yang dapat menyebabkan bercak atau luka pada kulit, termasuk bisul atau lesi. Tetapi, kanker kulit juga dapat muncul berupa bercak merah atau pink yang tidak kunjung hilang.

    5. Perubahan pada kuku tangan dan kaki

    Kanker kulit dapat berkembang di bawah kuku tangan dan kaki. Ketika muncul bintik-bintik atau garis-garis hitam serta perubahan warna di bawah kuku, segera periksakan ke dokter. Bisa jadi karena infeksi jamur atau lebih buruk dari itu.

    (sao/naf)