Topik: jamur

  • Sederet Gejala Diabetes yang Tak Biasa, Kerap Kali Tak Disadari

    Sederet Gejala Diabetes yang Tak Biasa, Kerap Kali Tak Disadari

    Jakarta

    Diabetes tipe 2 kerap kali disebut sebagai silent killer lantaran tak memicu gejala signifikan, bahkan jarang disadari. Banyak orang tidak menyadari mereka mengidap kondisi ini hingga muncul komplikasi serius, seperti gangguan jantung, kerusakan ginjal, atau penglihatan yang memburuk.

    Meskipun gejala umum seperti sering buang air kecil dan mudah lelah cukup dikenal, ada sejumlah tanda lain yang sering luput dari perhatian. Gejala-gejala ini kerap dianggap sepele atau dikaitkan dengan masalah kesehatan lain, sehingga tidak langsung dikenali sebagai bagian dari diabetes.

    Gejala Tak Biasa yang Jarang Disadari dari Diabetes Tipe 2

    Terdapat beberapa gejala yang tidak biasa yang dapat dialami oleh pengidap diabetes tipe 2. Dikutip dari laman The Healthy, ahli diet Erin Palinski-Wade, RD, CDCES mengungkapkan sejumlah gejalanya.

    1. Perubahan Berat Badan

    Perubahan berat badan pada pengidap diabetes tipe 2 terkadang disebabkan oleh hilangnya cairan dari tubuh. Kondisi ini terjadi karena diabetes dapat menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat, yang pada akhirnya mengakibatkan tubuh kehilangan banyak air dan kalori.

    2. Gusi nyeri hingga Gigi Berlubang

    Mulut kering serta gusi yang nyeri atau mudah berdarah merupakan gejala diabetes tipe 2 yang sering luput dikenali.

    “Hal ini dapat terjadi karena kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan berkurangnya produksi air liur dan meningkatnya pertumbuhan bakteri, sehingga meningkatkan risiko penyakit gusi dan gigi berlubang,” kata ahli gizi di New Jersey, Palinski-Wade, RD, CDCES, CPT.

    3. Sensasi Terbakar di Kaki

    Kaki yang mati rasa atau kesemutan menjadi gejala umum diabetes tipe 2. Tapi, jika merasakan seperti berjalan di trotoar yang panas atau sensasi terbakar, kemungkinan merupakan tanda dari neuropati diabetik.

    “Ini mungkin merupakan tanda kerusakan saraf yang mungkin disebabkan oleh kadar gula darah tinggi dalam jangka waktu lama,” kata ahli diabetes Vandana Sheth, RDN, CDCES, FAND.

    “Ini bisa menjadi tanda awal, tetapi jika diabaikan, dapat memperburuk kerusakan,” tambahnya.

    4. Infeksi Jamur dan ISK

    Kadar gula yang tinggi bisa meningkatkan risiko infeksi jamur dan infeksi saluran kemih (ISK), terutama pada wanita . Menurut Wade, kelebihan glukosa dalam darah dan cairan tubuh, seperti urin, keringat, dan lendir menciptakan tempat jamur dan bakteri berkembang biak.

    “Jika hal ini dikombinasikan dengan kadar gula darah yang tinggi, sistem kekebalan tubuh akan melemah, dan tubuh akan semakin sulit melawan infeksi, yang menyebabkan jenis infeksi ini lebih sering terjadi.” kata Wade.

    5. Bercak Gelap pada Kulit

    Akantosis nigrikans adalah kondisi munculnya bercak gelap seperti beludru di kulit sekitar leher, ketiak, atau selangkangan. Kondisi ini bisa menjadi tanda peringatan resistensi insulin dan kadar gula darah yang tinggi.

    6. Kabut Otak

    Masalah kognitif juga berpotensi menjadi gejala diabetes tipe 2. Berdasarkan penelitian tahun 2023 yang diterbitkan dalam Frontiers in Endocrinology, ada kondisi yang disebut sebagai disfungsi kognitif diabetik, di mana kadar gula darah yang tinggi secara konsisten bisa mengganggu fungsi otak. Gangguan ini muncul dalam bentuk kabut otak atau brain fog.

    Selain itu, gula darah tinggi juga terkadang bisa memengaruhi suasana hati dan menyebabkan mudah tersinggung.

    (elk/suc)

  • 5 Tanda Gula Darah Naik yang Sering Diabaikan

    5 Tanda Gula Darah Naik yang Sering Diabaikan

    Jakarta

    Kadar gula darah tinggi atau hiperglikemia seringkali muncul diam-diam tanpa disadari. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat memicu masalah kesehatan yang lebih serius.

    Banyak orang mengabaikan gejala awal kadar gula darah tinggi. Padahal, mengenali perubahan tubuh secara dini bisa menjadi langkah penting untuk mencegah komplikasi.

    Tanda Gula Darah Naik

    Ada banyak hal pada tubuh yang bisa menandakan kadar gula darah sedang tinggi. Berikut ini beberapa di antaranya:

    1. Suka Haus dan Kebelet

    Mudah haus dan sering buang air kecil merupakan salah dua tanda gula darah naik. Kedua gejala ini seringkali muncul bersamaan.

    “Kelebihan gula dalam darah membuat ginjal bekerja lebih keras untuk membuangnya. Ginjal menarik air dalam jaringan tubuh Anda untuk mengencerkan glukosa agar bisa dikeluarkan lewat urine, sehingga Anda jadi lebih sering buang air kecil,” kata ahli gizi Maria Elena Fraga, dikutip dari Eat Well, Sabtu (21/6/2025).

    2. Gampang Lapar

    Tubuh mengubah makanan menjadi glukosa yang kemudian digunakan sel sebagai energi. Namun, terkadang glukosa itu tidak bisa masuk dalam sel. Ini terjadi karena tubuh tidak memproduksi hormon insulin secara cukup. Akhirnya, tubuh menjadi mudah lapar.

    “Ketidakmampuan menggunakan glukosa menyebabkan kekurangan energi yang bisa membuat Anda merasa lebih lapar dari biasanya,” sambung Fraga.

    3. Pandangan Kabur

    Gula darah tinggi dapat memengaruhi pembuluh darah kecil di mata yang memicu penglihatan kabur. Kondisi ini seringkali muncul pada orang sebelum didiagnosis diabetes.

    Seiring waktu, kondisi ini dapat merusak retina dan memicu retinopati diabetik. Itulah sebabnya American Diabetes Association merekomendasikan orang dengan diabetes tipe 2 untuk menjalani pemeriksaan mata setelah mendapat diagnosis.

    4. Mudah Lelah

    Kekurangan insulin dan resistensi insulin dapat menghambat sel menyerap glukosa dari aliran darah sebagai sumber energi. Tanpa bahan bakar yang cukup, tubuh akan merasa lelah dan lesu.

    5. Muncul Bercak Hitam Kulit

    Bercak hitam di celah-celah kulit seperti lipatan leher, ketiak, jari, dan selangkangan bisa menjadi tanda kadar gula darah tinggi. Gejala-gejala tersebut biasanya berkaitan dengan indikasi diabetes yang disebut acanthosis nigricans.

    Kondisi ini disebabkan tingginya kadar insulin yang menjadi tanda awal prediabetes, diabetes, atau resistensi insulin. Tanda lain yang bisa muncul di kulit seperti skin tags, dermatitis, infeksi jamur dan bakteri, serta kulit kering dan gatal.

    Jika mengalami tanda-tanda di atas, tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah atau langsung ke dokter. Ini perlu dilakukan untuk memastikan gejala yang dialami memang berkaitan dengan kadar gula darah tinggi atau bukan.

    (avk/tgm)

  • Jenis Kekebalan Tubuh dan Cara Kerja Sistemnya

    Jenis Kekebalan Tubuh dan Cara Kerja Sistemnya

    YOGYAKARTA – Kekebalan tubuh dikelompokkan dalam beberapa jenis. Memahami jenis kekebalan tubuh dan cara kerjanya akan membantu Anda sebagai orang tua dalam memberikan perlindungan terbaik untuk anak. Untuk selengkapnya, simak penjelasan di bawah ini.

    Jenis Kekebalan Tubuh Anak

    Kekebalan tubuh anak dibagi menjadi dua jenis, yaitu kekebalan adaptif (adaptive immunity) dan kekebalan bawaan (innate immunity). Berikut uraiannya secara lengkap:

    Kekebalan Tubuh Adaptif (Adaptive Immunity)

    Kekebalan tubuh adaptif merupakan bentuk perlindungan tubuh anak yang didapatkan setelah terpapar zat asing, misalnya bakteri atau virus.

    Saat tubuh si Kecil terpapar zat asing, sistem kekebalan tubuhnya akan memproduksi sel-sel antibodi yang memang bertugas untuk melawan dan mengingat zat asing tersebut.

    Mendapatkan imunisasi sesuai jadwal dibutuhkan untuk merangsang pembentukan kekebalan adaptif si Kecil agar terhindar dari penularan infeksi.

    Jenis kekebalan tubuh ini dapat bersifat sementara atau seumur hidup, tergantung dari jenis zat asing dan kondisi kesehatan anak.

    Kekebalan Tubuh Bawaan (Innate Immunity)

    Kekebalan tubuh bawaan merupakan bentuk pertahanan tubuh sejak lahir yang berfungsi sebagai lapis pertama perlawanan terhadap berbagai macam patogen yang menyebabkan infeksi dan penyakit.

    Sistem kekebalan tubuh bawaan memberikan respons langsung terhadap segala bentuk zat asing yang masuk ke dalam tubuh anak.

    Tanpa harus mengenalinya terlebih dahulu secara spesifik, jenis kekebalan tubuh bawaan ini dapat membedakan sel tubuh dan patogen.

    Apa Itu Kekebalan Aktif dan Pasif?

    Dilansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention, di bawah ini adalah penjelasan terkait kekebalan aktif dan kekebalan pasif:

    Kekebalan Aktif

    Kekebalan aktif adalah jenis kekebalan tubuh yang terbentuk dari respon imun tubuh karena terpapar langsung terhadap patogen atau organisme penyebab penyakit.

    Kekebalan ini bisa didapatkan secara alami melalui infeksi atau secara buatan melalui imunisasi dengan vaksin. Melalui kedua cara ini, tubuh akan memproduksi antibodi spesifik untuk melawan patogen tersebut.

    Kekebalan tubuh yang didapatkan setelah sembuh dari penyakit atau vaksin umumnya akan bertahan lama, sebagian bahkan seumur hidup.

    Kekebalan Pasif

    Berbeda dengan kekebalan aktif yang diproduksi sendiri oleh tubuh, sistem imun pasif didapatkan dari luar tubuh dalam bentuk antibodi terhadap suatu penyakit.

    Misalnya, bayi baru lahir mendapatkan kekebalan pasif dari tubuh Mama dalam bentuk antibodi Mama yang mengalir melalui plasenta.

    Kekebalan pasif dapatmemberikan perlindungan dengan segera, tetapi hanya berlangsung sementara dalam hitungan minggu atau bulan.

    Mengetahui Cara Kerja Sistem Kekebalan Tubuh

    Ketika sel-sel kekebalan mendeteksi antigen seperti bakteri, jamur, atau virus, sistem imun akan menjadi aktif. Sel kekebalan selanjutnya akan memicu respons pertahanan awal melalui kekebalan bawaan kulit dan respons peradangan.

    Jika berhasil ditembus, jenis kekebalan tubuh adaptif akan berfungsi melawan infeksi dengan bantuan sel limfosit T dan limfosit B.

    Limfosit T membantu menghancurkan sel yang terinfeksi dan limfosit B memproduksi antibodi yang menandai patogen agar lebih mudah dilumpuhkan oleh sel kekebalan lain.

    Limfosit T dan B juga akan “mengingat” patogen tersebut sehingga tubuh akan merespons lebih cepat dan efektif ketika patogen yang sama masuk lagi di hari yang lain.

    Demikianlah ulasan mengenai jenis kekebalan tubuh dan cara kerja sistemnya. Semoga informasi ini bermanfaat! Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.  

  • Perbedaan Batuk TBC dan Batuk karena Alergi Menurut Dokter Paru

    Perbedaan Batuk TBC dan Batuk karena Alergi Menurut Dokter Paru

    Jakarta

    Batuk merupakan masalah kesehatan yang sangat umum dan dapat disebabkan banyak faktor. Dua di antaranya adalah batuk akibat tuberkulosis (TBC) dan batuk akibat alergi.

    Meski keduanya sama-sama menimbulkan gangguan pernapasan, nyatanya ada perbedaan gejala yang mendasar di antara keduanya. Mengenali perbedaanya sangat penting untuk penanganan tepat dan efektif.

    Seperti apa sih perbedaannya?

    Kata Dokter Soal Gejala Batuk TBC

    Spesialis paru dr Erlang Samoedro, SpP(K) menuturkan ada beberapa ciri yang bisa terlihat dari batuk akibat TBC. Menurutnya, batuk akibat TBC biasanya berlangsung terus menerus dalam waktu yang cukup lama.

    dr Erlang menyarankan untuk melakukan pemeriksaan jika gejala batuk tanpa henti bertahan selama 2 pekan atau lebih. Ini penting untuk mengetahui apakah gejala batuk yang dialami berkaitan dengan TBC atau tidak.

    “Kalau dia batuk lebih dari 2 minggu dia harus periksakan ke tenaga kesehatan. Batuk berdahak dua minggu, lalu berdahak. Kemudian kalau ada batuk darah itu cepat untuk dicurigai sebagai TB, jadi harus diperiksakan secara lebih lanjut,” kata dr Erlang ketika dihubungi beberapa waktu lalu.

    Selain itu, batuk akibat TBC juga disertai gejala lain, seperti demam, meriang, sesak napas, dan nyeri dada. Infeksi TBC juga dapat memicu penurunan berat badan dan keringat malam meski tidak melakukan kegiatan fisik.

    Indonesia pada saat ini menjadi salah satu negara dengan kasus TBC terbanyak di dunia. Jumlah kasus TBC di Indonesia tembus 1.090.000 kasus dengan 125 ribu angka kematian. Dengan jumlah tersebut, Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia dengan kasus TBC terbanyak.

    Gejala Batuk karena Alergi

    Batuk akibat alergi bisa muncul karena reaksi alergi terhadap zat-zat alergen yang terbawa udara seperti serbuk sari, spora jamur, dan tungau debu. Kondisi ini biasanya juga disertai bersin, hidung berair atau tersumbat, mata berair, hingga kelelahan.

    Tidak seperti TBC, gejala alergi biasanya tidak menyebabkan demam, nyeri, atau kelelahan yang signifikan. Gejala-gejala alergi seringkali hilang-timbul dari waktu ke waktu, dan bisa berlangsung lebih panjang, bahkan berbulan-bulan, tergantung pada alergen.

    Selain itu, batuk akibat alergi umumnya tidak menular seperti TBC yang bisa menyebar dengan mudah. Untuk memastikan gejala lebih jelas, pemeriksaan secara langsung ke tenaga medis perlu dilakukan.

    (elk/tgm)

  • 5 Tanda Batuk karena Alergi Bukan Batuk Flu

    5 Tanda Batuk karena Alergi Bukan Batuk Flu

    Jakarta

    Ketika cuaca tidak menentu, masalah batuk sering datang mengganggu. Tapi, perlu diingat bahwa penyebab batuk tidak semuanya sama. Ada yang disebabkan oleh virus seperti flu, tapi ada juga yang berupa reaksi alergi. Seperti apa perbedaanya?

    Perbedaan Batuk Alergi Vs Batuk Flu

    Ada beberapa perbedaan mendasar antara gejala batuk akibat alergi dan akibat infeksi flu. Pemahaman gejala yang jelas, membuat penanganan masalah batuk bisa dilakukan secara efektif.

    1. Penyebab Batuk

    Batuk akibat alergi biasanya disebabkan oleh alergen. Alergen tiap orang berbeda-beda, misalnya disebabkan debu, serbuk sari, bulu hewan, jamur, atau tungau. Alergen memicu pelepasan histamin yang menyebabkan peradangan ringan pada saluran napas.

    Sedangkan, batuk akibat flu biasanya disebabkan oleh adanya infeksi virus, terutama influenza. Infeksi virus menyerang sistem pernapasan atas dan bawah, sehingga memicu peradangan saluran napas dan produksi lendir berlebih.

    2. Jenis Batuk

    Jenis batuk yang disebabkan oleh alergi dan flu juga sedikit berbeda. Pada alergi, gejala batuk biasanya dipicu oleh post-nasal drip (lendir yang menetes ke bagian belakang tenggorokan). Batuk akibat alergi biasanya hilang-timbul.

    Sedangkan infeksi flu biasanya memicu batuk yang cenderung kering. Batuknya bisa muncul terus menerus dan dapat memburuk seiring waktu. Pada kasus yang parah, gejalanya bisa disertai sesak napas.

    3. Gejala Penyerta

    Batuk akibat flu biasanya juga disertai oleh demam tinggi. Sedangkan pada kasus alergi, masalah batuk tidak disertai oleh demam.

    Batuk akibat flu juga dapat diserta kelelahan ekstrem dan pegal-pegal. Biasanya gejala kelelahan ini muncul secara tiba-tiba. Rasanya seperti susah untuk bangun dari tempat tidur karena nyeri otot dan kelelahan.

    Sedangkan, pada kasus alergi, gejala kelelahan biasanya bersifat lebih ringan dan tidak disertai pegal-pegal hebat.

    4. Durasi Batuk

    Gejala alergi seperti batuk biasanya muncul secara perlahan dan bisa berlangsung berminggu atau bahkan berbulan-bulan. Ini tergantung pada lama paparan terhadap alergen.

    Sedangkan pada flu, gejalanya bisa muncul secara tiba-tiba dan memburuk dalam hitungan jam. Kondisi ini menyebabkan masalah kesehatan yang cukup berat selama beberapa hari atau lebih.

    5. Efek pada Kepala

    Selain batuk, alergi juga dapat memicu sakit kepala. Tapi, rasa nyeri sakit kepalanya cenderung ringan bila dibandingkan infeksi flu. Nyeri yang muncul biasanya terkait tekanan pada sinus serta hidung tersumbat.

    Orang yang mengalami alergi biasanya juga mengalami hidung meler dan tersumbat dalam waktu lama, hingga berminggu-minggu.

    (avk/tgm)

  • Gubernur Sumut perdalam kerja sama sektor pertanian dengan RRT

    Gubernur Sumut perdalam kerja sama sektor pertanian dengan RRT

    Medan (ANTARA) – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution memperdalam kerja sama sektor pertanian dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), selain sektor pariwisata, infrastruktur dan pendidikan.

    “Pertanian salah satu sektor besar di Sumut. Kami tahu RRT banyak melakukan riset dan perkembangan teknologi pertanian,” ucap Bobby saat menerima Duta Besar RRT untuk Indonesia Wang Lutong di Kantor Gubernur Sumut di Medan, Kamis.

    Gubernur membeberkan, Sumatera Utara merupakan provinsi yang memberikan kontribusi besar terhadap sektor pertanian nasional.

    Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara 2024 mencatat, tanaman padi merupakan produksi terbesar sekitar 419,09 ribu hektare, dan jagung 213,55 hektare.

    Sementara sayur dan buah terbesar, antara lain cabai merah keriting sekitar 16.436 hektare, jamur tiram 16.515 meter persegi, dan jamur merang 10.950 meter persegi.

    “Kami harap kita bisa memperkuat kerja sama pada bidang tersebut untuk memperkuat produksi pertanian kami,” tutur Bobby.

    Namun, lanjut dia, permasalahan banyak terjadi di sektor pertanian Sumut dewasa ini adalah riset bibit, tanah yang produktivitasnya menurun, teknologi pertanian, dan infrastruktur.

    Gubernur berharap Republik Rakyat Tiongkok bisa membantu Provinsi Sumatera Utara dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan bidang pertanian yang dihadapi tersebut.

    Pewarta: Muhammad Said
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Heboh Tes Urin Elon Musk Usai Dituduh Pakai Narkoba

    Heboh Tes Urin Elon Musk Usai Dituduh Pakai Narkoba

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk agaknya masih terganggu dengan laporan yang menyebutnya sebagai pengidap narkoba. Musk dituduh secara rutin menggunakan ekstasi dan ketamin.

    Orang terkaya di dunia tersebut sampai membagikan hasil tes urinnya ke akun X personalnya. Hasilnya, Musk dinyatakan negatif untuk penggunaan berbagai obat-obatan terlarang.

    Musk dinyatakan tidak mengonsumsi kokain, metamfetamin, ketamin, ganja, dan ekstasi. Bersamaan dengan hasil tes urin tersebut, Musk menuliskan caption ‘lol’ yang merupakan ekspresi tertawa terbahak-bahak dalam slang Inggris.

    Kendati demikian, hasil tes urin tersebut tampak tidak terverifikasi, menurut laporan Complex, dikutip Rabu (18/6/2025).

    Sebagai informasi, pada awal bulan ini, The New York Times melaporkan dugaan penyalahgunaan obat-obat terlarang oleh Musk yang sempat mengepalai Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE) dalam pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

    Dalam laporan yang berdasarkan informasi orang dekat Musk, pemilik Tesla dan SpaceX itu disebut menggunakan ketamin, ekstasi, dan mushroom, selama masa kampanye Trump di Pilpres 2024.

    Musk buru-buru membantah laporan itu dan menuduh The New York Times berbohong.

    “Untuk lebih jelasnya, saya TIDAK mengonsumsi obat-obatan! The New York Times berbohong,” tulis Musk, beberapa saat lalu, merespons laporan media asal AS tersebut.

    “Saya mencoba ketamin *dengan resep* beberapa tahun lalu dan mengatakannya pada X, jadi ini bahkan bukan berita baru. [Ketamin] membantu saya untuk keluar dari lubang mental yang gelap, tetapi saya belum meminumnya lagi sejak saat itu,” ia menambahkan.

    The New York Times mengutip lebih dari puluhan sumber yang dekat dengan Musk yang mengklaim bahwa sang miliarder menggunakan ketamin lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya, selain ekstasi dan jamur.

    Media tersebut menyatakan bahwa mereka melakukan penyelidikan melalui wawancara, pesan pribadi, catatan hukum, dan foto, dalam proses pembuatan laporan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tani Siaga: Gagasan Bimbim untuk Menjawab Keresahan Petani Kediri

    Tani Siaga: Gagasan Bimbim untuk Menjawab Keresahan Petani Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Sebagai daerah agraris, Kabupaten Kediri menyimpan potensi pertanian yang luas, mulai dari padi, sayur-mayur hingga tanaman perkebunan. Namun, dinamika cuaca yang tidak menentu dan ancaman penyakit tanaman kerap menjadi tantangan tersendiri bagi para petani. Dalam kondisi seperti ini, perhatian dan langkah konkret dari pemerintah daerah dinilai sangat krusial.

    Irham Abimnyu, pegiat pertanian organik di Kediri, mengungkapkan keresahannya soal minimnya respons dari dinas pertanian terhadap kebutuhan lapangan. Pria yang akrab disapa Bimbim ini menilai bahwa pemerintah seharusnya lebih peka terhadap siklus tanam dan tantangan iklim yang makin sulit diprediksi.

    “Harusnya dinas pertanian disini itu peka oh pak ini musim tidak menentu coba pertanian itu metodenya perenggangan tanah trus pemilihan benih yang kuat dengan antraks. Keduanya itu ada regulasi perputaran tanamnya ini dari Baskoro didadekne Perkasa. Ketiga ada perputaran rolling, keempatnya PH-nya harus betul-betul dijaga lha disitu baru ada petani,” jelasnya, pada Sabtu (14/6/2025).

    Menurutnya, jika perlu, Kabupaten Kediri harus memiliki sistem respons cepat seperti layanan darurat namun khusus untuk masalah pertanian. Ia menamai gagasannya sebagai “Tani Siaga”.

    “Maka dari itu kita dorong Mas Bup (panggilan akrab Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana), kita buat namanya apa ya, Tani Siaga. Tani siaga maksudnya Mas Bup punya dinas pertanian yang siaga koyok (seperti) hal di desa ada Halo Masbub, nah disini harus ada Halo Petani,” terang Bimbim dengan semangat.

    Salah satu ancaman terbesar bagi tanaman di Kediri adalah penyakit antraknosa, yang disebabkan oleh jamur dan bisa mengakibatkan kerugian besar dalam waktu singkat. Menurut Bimbim, penyakit ini sebenarnya bisa dikendalikan dengan cara-cara alami.

    “Sebenarnya penyakit antraknosa bisa dikendalikan dengan menggunakan bahan-bahan organik seperti kulitnya jahe dan kulitnya bawang putih, kemudian difermentasi dan dijadikan fungisida,” tuturnya.

    Namun, ia menyayangkan bahwa metode-metode alami ini seringkali tidak dipercaya oleh petani lain jika hanya disampaikan dari sesama petani. Kepercayaan justru lebih besar jika datang dari petugas penyuluh lapangan (PPL) atau dinas pertanian.

    “Lha lek sing omong sesama petani kan nggak digugu, kalau sing ngomong wong PPL, wong dinas yang betul-betul dia itu sebagai narasumber dan pengawalan ketahanan pangan di Kediri harusnya mereka itu yang lebih berkembang,” pungkasnya. [nm/ian]

  • 6 Makanan yang Sebaiknya Tidak Dipanaskan Ulang, Bisa Jadi Racun

    6 Makanan yang Sebaiknya Tidak Dipanaskan Ulang, Bisa Jadi Racun

    Jakarta – Mengonsumsi makanan memang paling enak selagi hangat. Tapi perlu diingat, ada beberapa makanan yang bila sudah disimpan di suhu ruang, sebaiknya tidak dipanaskan lagi.

    Berikut ini sederet makanan yang sebaiknya dihindari untuk dipanaskan ulang, dikutip dari Times of India:

    1. Bayam

    Menyimpan bayam masak sisa di kulkas untuk dipanaskan lagi tidaklah sehat. Beberapa penelitian menunjukkan sayuran daun hijau mengandung nitrat yang dapat berubah menjadi nitrit dan nitrosamin setelah dipanaskan.

    Kedua zat tersebut bersifat karsinogenik dan meningkatkan risiko kanker. Cara terbaik mengonsumsi bayam dan sayuran hijau adalah dengan makan segera setelah dimasak.

    2. Nasi

    Harus lebih berhati-hati memanaskan nasi yang sebelumnya dibiarkan di suhu ruangan. Nasi tersebut mungkin sudah terkontaminasi dengan bakteri seperti Bacillus cereus.

    Bacillus cereus dapat berkembang biak jika nasi dibiarkan pada suhu ruangan. Meski bakteri ini dapat dibunuh dengan panas, spora yang dihasilkannya beracun dan tahan panas.

    Jika ingin memanaskan nasi, pastikan tidak terlalu lama meninggalkannya di suhu ruang setelah dimasak. Segera pindahkan sisa nasi ke dalam lemari es.

    3. Telur

    Telur adalah sumber protein murah yang kaya akan nutrisi. Secara umum, memanaskan ulang telur aman hingga suhu 71 derajat celcius.

    Tapi, menyimpan sisa telur orak-arik, telur rebus, atau telur dadar yang belum matang sempurna untuk dipanaskan lagi bukanlah hal yang benar. Makin lama disimpan, semakin besar risiko basi atau kontaminasi.

    Telur setengah matang dengan kuning telur yang masih cair dapat mengandung salmonella. Bakteri tersebut dapat memicu keracunan makanan dengan gejala seperti diare, demam, kram, dan muntah.

    4. Kentang

    Kentang yang sudah dimasak dapat memunculkan bakteri Clostridium botulinum, terutama jika dibiarkan di suhu ruang. Pemanasan ulang tidak dapat menghilangkan risiko munculnya bakteri tersebut.

    Langsung simpan kentang masak ke dalam lemari es sebelum dipanaskan atau diolah kembali.

    5. Jamur

    Jamur yang sudah dimasak sebaiknya tidak disisakan dan disimpan. Jamur yang dibiarkan terlalu lama di suhu ruang dapat memicu gangguan pencernaan atau masalah lambung lainnya jika dikonsumsi lagi.

    6. Ayam

    Daging ayam kaya akan protein. Memanaskan kembali daging ayam dapat meningkatkan risiko masalah pencernaan, apabila tidak disimpan dengan benar.

    Jika ingin memanaskan ayam yang telah dimasak, disarankan menggunakan suhu rendah dalam durasi yang lebih lama. Alternatif lain juga bisa mengonsumsi ayam dalam kondisi dingin, misalnya dalam bentuk salad atau sandwich.

    (avk/tgm)

  • Merasa Melihat Penampakan Hantu? Bisa Jadi Tanda Kondisi Medis Ini

    Merasa Melihat Penampakan Hantu? Bisa Jadi Tanda Kondisi Medis Ini

    Jakarta

    Pernahkah kamu merasa melihat penampakan hantu dalam kondisi tertentu? Bukan karena gangguan makhluk halus, ternyata ada penjelasan medis di balik fenomena tersebut. Beberapa kondisi kesehatan dapat menyebabkan seseorang mengalami halusinasi visual, sehingga tampak seperti melihat ‘penampakan’.

    Dikutip dari IFL Science, berikut ini beberapa masalah medis yang mungkin menjadi penyebabnya:

    1. Sleep Paralysis

    Sleep paralysis atau kelumpuhan saat tidur biasanya terjadi setelah memasuki fase rapid-eye movement (REM), fase ketika seseorang mengalami mimpi yang terasa paling nyata. Orang yang mengalami sleep paralysis seringkali merasa sadar, tak bisa bergerak, dan berhalusinasi.

    “Hal inilah yang sering menjadi penyebab utama dari pengalaman ‘paranormal’,” kata pakar psikologi anomalistik, Profesor Chris French.

    Kualitas tidur yang buruk juga bisa menjadi pencetus munculnya ‘penampakan’. Penelitian menunjukkan orang yang kurang tidur di malam hari memiliki kecenderungan percaya pada hantu atau hal aneh lainnya seperti alien.

    Dalam survei yang dilakukan terhadap 8.853 orang soal kepercayaan paranormal dan kualitas tidur, ditemukan kepercayaan tersebut lebih umum pada orang yang memiliki masalah insomnia.

    2. Keracunan Karbon Monoksida

    Pada tahun 1921, sebuah laporan yang diterbitkan dalam American Journal of Ophthalmology menceritakan kisah sebuah keluarga yang pindah ke rumah baru dan mulai mengalami gangguan mistis. Misalnya, sang ayah merasa diawasi di malam hari dan anak-anaknya mulai sakit, pucat, serta kehilangan minat bermain.

    Akhirnya terungkap pemanas rumah mereka rusak dan menjadi sumber kebocoran karbon monoksida. Kebocoran itu membuat mereka mengalami gangguan kesehatan dan gangguan-gangguan mistis.

    3. Sugestibilitas

    Satu tim peneliti mencoba menciptakan sebuah ruangan ‘berhantu’. Mereka melakukannya dengan memanipulasi lingkungan rumah tersebut dengan medan elektromagnetik dan infra-suara.

    Sebanyak 79 partisipan diminta menghabiskan 50 menit di dalam ruang khusus yang telah dibangun. Meski banyak dari mereka melaporkan berbagai sensasi aneh, ternyata hal ini tidak berkaitan dengan kondisi ruangan yang dieksperimenkan.

    Hal ini menunjukkan sugestibilitas adalah faktor terbesar. Jika seseorang diberitahu bahwa sebuah ruangan atau rumah itu berhantu, maka lebih mungkin juga seseorang mengalami kejadian paranormal.

    NEXT: Bisa jadi ada kelainan otak

    4. Kelainan Otak

    Dalam sebuah penelitian, pria yang sedang menjalani perawatan eksperimental untuk epilepsi dipasangi elektroda di bagian fusiform gyri, bagian otak yang berperan penting dalam pengenalan visual dan pola.

    Peneliti mengirimkan denyut listrik ke area tersebut dan pasien mulai melihat ilusi wajah di mana-mana, termasuk wajah asli seseorang. Halusinasi ini disebut facephenes oleh tim peneliti, tapi hanya orang-orang tertentu yang dapat melihatnya.

    5. Infeksi Jamur

    Infeksi jamur yang ada di rumah juga bisa menjadi salah satu pemicunya. Tim peneliti di Universitas Clarkson, New York menyelidiki hubungan antara rumah berhantu dan jamur.

    Tim tersebut berhasil mengumpulkan data dari 27 lokasi (13 dianggap berhantu) dan menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik antara lokasi berhantu dan jamur.