Topik: jamur

  • Pangan Ilegal Jelang Nataru Makin Banyak, Kepala BPOM Wanti-wanti Bahayanya

    Pangan Ilegal Jelang Nataru Makin Banyak, Kepala BPOM Wanti-wanti Bahayanya

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menemukan adanya peningkatan temuan produk pangan ilegal jelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Kepala BPOM RI Taruna Ikrar mengungkapkan temuan produk pangan ilegal dalam intensifikasi pengawasan jelang Nataru 2025 secara offline dan online, sebanyak 126.136 pcs dengan nilai Rp 42,16 miliar.

    Pada intensifikasi pengawasan Nataru tahun lalu, jumlah sarana yang diperiksa sebanyak 2.999 tempat. Sedangkan, jumlah sarana yang diperiksa pada tahun ini mencapai 1.612 tempat. Dalam periode yang sama, meski jumlah sarana yang diperiksa menurun, jumlah sarana yang tidak memenuhi ketentuan (TMK) justru naik sebanyak 7 persen.

    “Pada tahun 2024, ditemukan 27,9 persen sarana (TMK), menjadi 34,9 sarana TMK pada tahun 2025. Hasil ini bisa menggambarkan rekam jejak pelanggaran sehingga kegiatan pengawasan dilakukan dengan berbasis risiko target,” ucap Taruna dalam konferensi pers di Kantor BPOM RI, Kamis (19/12/2025).

    Adapun jenis pelanggaran yang paling banyak ditemukan adalah produk impor yang dijual tanpa nomor izin edar. Kemudian disusul oleh produk kedaluwarsa, produk rusak, hingga produk yang ditambah dengan bahan kimia obat (BKO).

    Ada banyak risiko dari produk pangan ilegal. Misalnya pada produk tanpa nomor izin edar, registrasi ini diperlukan untuk memastikan produk aman dikonsumsi, bermutu, dan sesuai standar berlaku di Indonesia.

    Nomor izin edar juga berfungsi sebagai alat pengawasan dan perlindungan konsumen sehingga, produk pangan bisa ditelusuri dan ditindak jika menimbulkan masalah.

    Kemudian, misalnya pada produk kopi yang diamankan BPOM karena mengandung BKO. Kandungan BKO yang dimasukkan dalam produk pangan, dosisnya akan lebih sulit ditakar sehingga dapat memicu overdosis.

    “Bisa menyebabkan gangguan kesehatan berupa gagal ginjal, gagal jantung, bahkan kematian,” ucap Taruna.

    Lalu, produk kedaluwarsa dan rusak juga berbahaya karena rentan kontaminasi. Misalnya kontaminasi dari jamur atau bakteri. Apabila dikonsumsi, maka makanan tersebut dapat menyebabkan masalah infeksi pencernaan.

    “Lalu, kalau hubungan dengan barangnya rusak tentu juga berbahaya. Bisa termasuk, misalnya kemasannya terbuka, sehingga mikroorganisme bisa masuk. Akhirnya memicu gangguan kesehatan,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • TNI Bangun 32 Jembatan Bailey, Terjunkan 36.636 Personel untuk Evakuasi Banjir Sumatra

    TNI Bangun 32 Jembatan Bailey, Terjunkan 36.636 Personel untuk Evakuasi Banjir Sumatra

    Bisnis.com, JAKARTA — Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Agus Subiyanto melaporkan perkembangan tindakan yang telah dilakukan oleh anggota TNI untuk membantu pemulihan bencana banjir di Aceh dan Sumatra. 

    Salah satunya, yaitu pemasangan jembatan bailey sebagai bagian dari upaya pemulihan infrastruktur pascabencana di wilayah Sumatra. Dia melaporkan sebanyak 32 unit jembatan bailey telah disiapkan dan didistribusikan di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

    Hal tersebut disampaikan Agus saat menghadiri Konferensi Pers Perkembangan Penanggulangan Bencana Sumatra di Posko Terpadu Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/12/2025).

    “Selanjutnya, penyiapan dan pemasangan jembatan bailey sudah disiapkan 32 jembatan bailey di tiga provinsi di wilayah Aceh ada 18 jembatan bailey, 7 unit sedang tahap pemasangan,” ujarnya dalam forum itu.

    Di wilayah Aceh, TNI menyiapkan 18 unit jembatan bailey. Dari jumlah tersebut, tujuh unit telah memasuki tahap pemasangan. Agus menjelaskan, Jembatan Teupin Reudep telah mencapai progres 99 persen, Jembatan Teupin Mane di Kecamatan Juli telah terpasang 100 persen dan sudah dimanfaatkan masyarakat, sementara Jembatan Kuta Blang mencapai 60 persen.

    Selain itu, Jembatan Jerata masih dalam tahap pemasangan, sedangkan Jembatan Alue Kulus, Jembatan Enang-enang, dan Jembatan Wih Pase juga termasuk dalam daftar pembangunan di wilayah tersebut.

    Sebanyak 11 unit jembatan bailey lainnya di Aceh masih dalam tahap penyiapan dan direncanakan dipasang di sejumlah lokasi, yakni Wehni Rongka, Jeumpa, Butong Ateh, Lampahan titik merah, Bluka Teubai, Timang Gajah, Jamur Ujung, Lenang, Mambong, dan Jambo Mesjid. 

    Sementara itu, di wilayah Sumatra Utara, tiga unit jembatan bailey telah diprogramkan. Jembatan Anggoli Sibangun telah terpasang 100 persen dan saat ini sudah digunakan oleh masyarakat. Adapun Jembatan Garoga di Tapanuli Selatan dan Jembatan Hamparan Perak masih dalam proses pemasangan. 

    Di Sumatra Barat, TNI menyiapkan 11 unit jembatan bailey. Dari jumlah tersebut, empat unit tengah dalam tahap pemasangan. Beberapa jembatan telah selesai terpasang 100 persen dan dapat dilalui masyarakat, yakni Jembatan Sikabau di Pasaman Barat, Jembatan Bawah Gubang, Jembatan Supayung, serta Jembatan Padang Mentuang. 

    Selain itu, tujuh unit jembatan bailey lainnya di Sumatra Barat masih dalam tahap penyiapan dan akan dipasang di sejumlah lokasi, antara lain Limo Limo, Aia Tagadang, Kelok Labu, Sungai Lasi, Sei Rengeh, Bayua Tanjung Raya, Durian Kilangan Roja, dan Muaro Busuk.

    36.636 Personel TNI Telah Diterjunkan 

    Panglima TNI juga melaporkan pengerahan besar-besaran personel TNI dalam upaya penanggulangan bencana di wilayah Sumatra. 

    Hingga saat ini, sebanyak 36.636 personel TNI telah diterjunkan dan jumlah tersebut masih berpotensi bertambah seiring masuknya tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

    “Personel yang sudah eksisting saat ini berjumlah 36.636 orang dan akan ada penambahan personel pada tahap rekonstruksi dan rehabilitasi,” ujar Agus. 

    Lebih lanjut, dia menjelaskan, tambahan personel akan berasal dari satuan zeni, Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yon TP), serta tenaga kesehatan. Pasukan tersebut akan difokuskan untuk membantu pemasangan jembatan bailey, pembangunan hunian sementara dan hunian tetap, serta pembersihan lumpur dan material kayu akibat bencana.

    Selain itu, TNI juga melaksanakan normalisasi jalan, melanjutkan distribusi logistik, serta penanganan kesehatan bagi warga terdampak, termasuk layanan trauma healing dan penyiapan air bersih.

    Dalam mendukung pemulihan ekonomi masyarakat, TNI turut mendistribusikan hasil bumi dari daerah terdampak. Agus menyebut, hasil pertanian berupa sayur-mayur dan cabai dari Bener Meriah telah diangkut ke Medan dan Lanud Halim Perdanakusuma dengan total mencapai 52 ton.

    “Evakuasi medis warga tetap dilakukan secara berkelanjutan,” kata Agus.

    Untuk mendukung distribusi logistik, TNI mengerahkan 84 unit alat utama sistem senjata (alutsista). Dukungan logistik dilakukan melalui pendaratan udara (air landed) dan penerjunan logistik (air drop) setiap hari dalam beberapa sortie.

    Alutsista tersebut membawa berbagai kebutuhan penting, mulai dari peralatan PLN dan bahan bakar minyak (BBM), tambahan kendaraan kesehatan dan dapur lapangan, tim tenaga kesehatan, alat berat, hingga beras.

    Agus menambahkan, hingga saat ini total logistik yang telah berhasil didistribusikan mencapai 2.428 ton. Penyaluran dilakukan melalui berbagai moda transportasi, baik angkutan udara, airdrop, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), kapal ADRI, maupun jalur darat.

    “TNI akan terus hadir dan mendukung penuh upaya penanggulangan bencana hingga kondisi benar-benar pulih,” tandas Agus.

  • Berencana Ngetrip saat Liburan Akhir Tahun? Ini Tips Bawa Bekal Agar Tak Mudah Basi

    Berencana Ngetrip saat Liburan Akhir Tahun? Ini Tips Bawa Bekal Agar Tak Mudah Basi

    Jakarta

    Menjelang liburan panjang, banyak orang bersiap melakukan perjalanan jauh, baik untuk mudik ke kampung halaman maupun berlibur. Membawa bekal sendiri saat perjalanan jauh seringkali menjadi solusi praktis sekaligus hemat. Namun, tidak sedikit kasus makanan cepat basi, berbau, bahkan memicu gangguan pencernaan selama perjalanan.

    Dalam standar keamanan pangan internasional, makanan yang dibawa untuk perjalanan jauh tidak diperlakukan sama dengan makanan rumahan. Codex Alimentarius, standar pengolahan pangan yang disusun oleh Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO) maupun sistem Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) menempatkan transportasi sebagai tahapan kritis dalam rantai pangan karena melibatkan kontrol suhu dan waktu yang lebih sulit.

    Selama perjalanan, makanan berisiko lebih lama berada di zona bahaya suhu 5-60 derajat Celsius, kondisi yang mempercepat pertumbuhan bakteri patogen (penyebab penyakit) dan bakteri pembusuk. Oleh karena itu, jenis makanan dan cara penyimpanannya perlu disesuaikan, terutama untuk perjalanan panjang tanpa pendingin.

    Lantas, bagaimana cara mengolah dan menyimpan makanan agar tidak cepat basi? Untuk menjawabnya, penting memahami terlebih dahulu faktor-faktor yang memengaruhi kerusakan makanan selama perjalanan jauh.

    Mengapa Makanan Mudah Basi Saat Dibawa Bepergian?

    Selama perjalanan jauh, makanan lebih rentan basi karena disimpan dalam kondisi yang kurang ideal, terutama tanpa pendingin dan terpapar suhu ruang dalam waktu lama. Tinjauan ilmiah dalam jurnal Food Bioscience oleh Mafe dan rekan-rekan (2024) menjelaskan bahwa mikroorganisme seperti bakteri, ragi, dan jamur memanfaatkan zat gizi dalam makanan sebagai sumber energi, lalu menghasilkan senyawa sisa metabolisme yang memicu bau tidak sedap, rasa berubah, hingga tekstur berlendir.

    Risiko pembusukan makin besar jika makanan disimpan dalam kemasan yang tidak kedap udara. Paparan oksigen bukan hanya mempercepat pertumbuhan mikroba, tetapi juga memicu oksidasi lemak yang menyebabkan aroma tengik, sementara enzim alami dalam bahan pangan tetap aktif merusak struktur makanan. Tak heran, kombinasi suhu hangat, waktu simpan panjang, dan kadar air tinggi menjadi alasan utama mengapa bekal perjalanan lebih mudah basi dan mengapa memilih jenis makanan yang lebih tahan simpan jadi langkah penting sebelum bepergian.

    Jenis Makanan yang Lebih Tahan Lama Dibawa Berpergian

    Tidak semua makanan mudah basi saat dibawa bepergian. Makanan yang relatif lebih tahan simpan umumnya memiliki kadar air rendah, dimasak hingga matang sempurna, serta disimpan dalam kemasan yang rapat. Contohnya antara lain ayam serundeng, abon, kering tempe, dendeng, hingga lauk berbumbu kering lainnya.
    Proses memasak yang lama, ditambah penggunaan garam, gula, serta rempah-rempah, memang dapat membantu menekan pertumbuhan mikroba dengan menurunkan water activity. Namun, efek ini baru optimal jika digunakan dalam kadar yang cukup dan dikombinasikan dengan teknik lain seperti pengeringan serta penyimpanan yang tepat-bukan sekadar membuat makanan terasa asin atau pedas.

    Sebaliknya, beberapa jenis makanan sebaiknya dihindari sebagai bekal perjalanan jauh. Makanan berkuah atau bersantan seperti opor ayam, gulai, dan sayur lodeh cenderung cepat basi karena kandungan air dan lemaknya tinggi.

    Hal serupa berlaku pada tumisan basah, olahan telur setengah matang, makanan laut, serta sambal segar yang tidak dimasak lama. Jenis makanan ini lebih mudah terkontaminasi bakteri, seperti Salmonella dan Escherichia coli, yang berisiko memicu gangguan pencernaan berupa diare, mual, muntah, hingga nyeri perut jika dikonsumsi selama perjalanan jauh.

    Oleh karena itu, selain memilih jenis makanan yang tepat, cara penyimpanan bekal juga memegang peran penting untuk menjaga makanan tetap aman hingga waktu makan.

    Dendeng vs Abon vs Serundeng: Mana yang Paling Awet?

    Berbagai teknik pengawetan makanan, baik tradisional maupun modern, pada dasarnya bekerja dengan menurunkan water activity yakni jumlah air bebas yang dibutuhkan mikroba untuk tumbuh sehingga makanan menjadi lebih tahan lama dan tidak cepat rusak.

    Ketiga lauk ini sama-sama dikenal awet karena diolah dengan teknik yang menurunkan water activity, yakni jumlah air bebas yang dibutuhkan mikroba untuk tumbuh. Namun, daya simpannya berbeda karena proses pengolahan yang tidak sama. Dendeng dibuat dari irisan daging tipis yang diasinkan, dibumbui, lalu dikeringkan dan digoreng, sehingga kadar airnya rendah, meski tetap perlu disimpan rapat agar tidak lembap. Abon menjadi yang paling tahan lama karena daging dimasak, disuwir, lalu dimasak kembali hingga sangat kering dan berserat, membuat ketersediaan air bebas sangat minim dan mikroba sulit berkembang. Sementara itu, serundeng berada di posisi tengah. Parutan kelapa dan daging dimasak lama hingga kering, tetapi kandungan minyak dari kelapa membuatnya lebih rentan tengik jika terpapar udara. Karena itu, dibandingkan dendeng dan serundeng, abon umumnya paling awet untuk bekal perjalanan jauh, asalkan disimpan dalam kemasan kedap udara.

    Selain dendeng, abon, dan serundeng, beberapa contoh makanan lain yang relatif awet untuk dibawa bepergian antara lain kering tempe, kentang mustofa, ikan asin, telur asin, sambal kering, serta lauk kemasan vakum atau kaleng. Jenis makanan ini umumnya memiliki kadar air rendah atau diolah dengan proses pengawetan tertentu sehingga lebih tahan disimpan di suhu ruang, asalkan dikemas rapat, tidak sering dibuka, serta dijauhkan dari paparan udara dan panas berlebih yang dapat mempercepat pembusukan dan ketengikan.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Menkes Imbau Sopir Bus Cek Kesehatan Jelang Libur Nataru 2025”
    [Gambas:Video 20detik]
    (fti/up)

  • BUMN Beri Bantuan Genset hingga Makanan buat Korban Bencana Sumatera

    BUMN Beri Bantuan Genset hingga Makanan buat Korban Bencana Sumatera

    Jakarta

    Holding BUMN sektor aviasi dan pariwisata Indonesia, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney menyalurkan bantuan logistik, meliputi genset 2.000 watt, lampu darurat, kasur, selimut, pakaian anak hingga dewasa, bahan makanan, serta obat-obatan ringan bagi warga terdampak bencana di Sumatera.

    Direktur Utama InJourney, Maya Watono mengatakan bantuan ini disalurkan melalui tim kemanusiaan yang terdiri dari pegawai InJourney Group untuk membantu penanggulangan banjir bandang di Sumatera, termasuk di Pasar Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Nangroe Aceh Darussalam. Seluruh bantuan dihimpun berdasarkan pendataan lapangan sejak hari pertama pascabencana guna mendukung proses evakuasi dan memastikan bantuan yang diberikan tepat sasaran serta benar-benar dibutuhkan oleh para pengungsi.

    “Bantuan yang diberikan oleh InJourney Group merupakan aksi gotong royong dari seluruh entitas InJourney dan anak perusahaan didukung oleh seluruh stakeholders yang terlibat agar penyaluran dapat terlaksana secara cepat, tepat sasaran, dan terkoordinasi dengan baik sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat yang terdampak. Meski bantuan ini tidak akan sebanding dengan kerugian materil dan trauma psikologis yang dialami, namun kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban para pengungsi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (18/12/2025).

    Lebih lanjut, melalui program unggulan InJourney Community Care, bantuan disalurkan ke 30 titik terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Lebih dari 90 relawan dari InJourney Airports dan InJourney Hospitality dikerahkan sejak awal untuk mendukung evakuasi bersama TNI-Polri, BNPB, dan Basarnas, sekaligus melakukan pendataan kebutuhan pengungsi.

    Maya menyebut InJourney Group menyalurkan bantuan senilai Rp1,7 miliar yang diwujudkan dalam paket logistik serta layanan trauma healing di seluruh posko bencana. Relawan yang terlibat berasal tidak hanya dari Kantor Cabang Aceh, Kualanamu, dan Padang, tetapi juga dari Jakarta dan daerah lainnya. Mereka terjun langsung ke lapangan untuk mempercepat evakuasi warga dan pendistribusian logistik ke posko-posko utama, dengan mempertimbangkan tingkat kerusakan serta aksesibilitas lokasi terdampak.

    Salah satu relawan yang berprofesi sebagai Aviation Security Chief di Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, Vovo Kristanto mengakui medan yang dilalui pada saat awal proses evakuasi sangat menantang dan cukup sulit untuk dilalui oleh kendaraan, sehingga harus berjalan kaki selama 45 menit hingga mencapai titik lokasi untuk mendirikan posko dikarenakan banyaknya akses yang rusak sambil membawa bantuan logistik primer yang memang sangat diperlukan oleh korban.

    “Desa Dayah Husen di Pidie Jaya menjadi lokasi awal evakuasi yang kami lakukan. Kondisi di lapangan saat itu cukup berat, dengan akses yang rusak akibat lumpur, jembatan terputus, serta keterbatasan koneksi internet yang menyulitkan proses distribusi. Jarak dari jalan utama ke lokasi pun memakan waktu sekitar 45 menit. Pada tahap awal, kami memprioritaskan pengiriman kebutuhan logistik yang paling mendesak, sembari melakukan pendataan untuk memastikan distribusi bantuan berikutnya dapat berjalan lebih tepat sasaran,” ujar Vovo.

    Selain bantuan logistik, InJourney Care juga melakukan trauma healing atau Layanan Dukungan Psikososial (LDP) khususnya kepada anak-anak yang juga menjadi korban. Ruang bermain dan belajar mereka yang kini terdampak banjir bandang menjadi salah satu concern dalam hal membangkitkan kembali semangat mereka.

    Tidak hanya itu, Vovo menyeut pelayanan kesehatan juga disediakan dengan bekerjasama dengan tenaga medis. Dari laporan di lapangan ditemukan bahwa infeksi saluran pernafasan dan infeksi kulit dan jamur menjadi keluhan terbanyak yang dialami oleh para pengungsi.

    “Fokus kami di lapangan tidak hanya pada distribusi logistik kebutuhan para pengungsi saja, tapi trauma healing (Layanan Dukungan Psikososial) khususnya untuk anak-anak kecil serta layanan posko kesehatan yang juga menjadi concern utama kami. Hal ini kami lakukan berdasarkan kajian kebencanaan yang sudah beberapa kali kami lakukan sebelumnya. Sangat penting untuk tetap menjaga tumbuh kembang anak terkhusus bagi mereka yang menjadi korban bencana alam,” sambung Vovo.

    Warga Pasar Meureudu, Pidie Jaya, Ruslan Hasan, menyampaikan kehadiran bantuan logistik dan psikologis yang diberikan InJourney sangat membantu para warga sekitar Pasar Meureudu.

    “Bantuan yang diberikan InJourney sangat membantu kami para pengungsi di sini. Semoga tidak terjadi banjir susulan dikarenakan lokasi kami yang memang berada di pinggir Sungai Meureudu,” ujar Ruslan.

    Lihat juga Video: Ketua MPR Bagikan 15 Ribu Paket Bantuan ke Aceh, Sumut dan Sumbar

    (rea/ara)

  • Terbukti Ampuh! Panduan Lengkap Cara Membersihkan Mesin Cuci 2 Tabung ala Profesional

    Terbukti Ampuh! Panduan Lengkap Cara Membersihkan Mesin Cuci 2 Tabung ala Profesional

    YOGYAKARTA – Apakah mesin cuci 2 tabung di rumah Anda mulai berbau apek? Jika ya, ini saatnya bertindak! Ketahui cara membersihkan mesin cuci 2 tabung secara tuntas, menghilangkan semua kuman dan kerak membandel.

    Menariknya, proses pembersihan ini jauh lebih mudah dari yang Anda bayangkan, dan tidak perlu memanggil jasa teknisi mahal. Bersiaplah mendapatkan hasil cucian yang kembali higienis dan wangi maksimal, seperti mesin baru!

    Mesin cuci dua tabung memiliki dua wadah, satu untuk mencuci dan satu lagi untuk mengeringkan (memeras air). Mesin jenis ini adalah alternatif bagus karena hemat air dan sangat mudah digunakan.

    Selain itu, membersihkan mesin cuci jenis ini hanya butuh beberapa menit dan memerlukan sedikit barang seperti handuk lembut dan cuka. Dilansir dari Wikihow, berikut ini beberapa tips dan langkah mudahnya:

    Cara Membersihkan Mesin Cuci 2 Tabung

    Metode 1: Mengelap Tabung (Harian/Rutin)Segera Kuras Air: Setelah selesai mencuci, pindahkan selang ke posisi pembuangan (biasanya di bagian bawah mesin) dan putar tombol Wash ke posisi “Drain” untuk menguras semua air hingga tuntas.Cabut Daya Mesin: Posisikan semua tombol ke “Off.” Matikan sakelar dan cabut steker mesin cuci dari stopkontak untuk keamanan sebelum Anda mulai membersihkan bagian dalam.Lap Bagian Dalam dan Luar: Basahi kain lembut (hindari kain kasar atau scouring pad) dengan air hangat/dingin. Lap bagian dalam kedua tabung (terutama pulsator, piringan di dasar tabung), lalu lap bagian luar mesin.Keringkan dengan Handuk: Gunakan handuk atau kain microfiber yang bersih dan kering. Lap bagian dalam kedua tabung dari bawah ke atas, pastikan area sekitar pulsator benar-benar kering.Biarkan Tutup Terbuka: Buka tutup tabung pencuci dan kedua penutup tabung pengering selama minimal satu jam. Ini mencegah pertumbuhan jamur atau lumut akibat sisa kelembapan.

    Baca juga artikel yang membahas 7 Cara Ampuh Hilangkan Bau Sepatu, dari Freezer sampai Pasir Kucing

    Metode 2: Membersihkan Filter (Saringan)Keluarkan Filter Serat (Lint Filter): Filter ini berada di dalam tabung cuci, di dalam overflow filter. Tekan ke bawah pada panah dan tarik tabung filter serat dengan lembut. (Bersihkan ini setiap kali selesai mencuci).Bilas Filter Serat: Rendam filter di baskom berisi air bersih. Gunakan jari untuk menghilangkan semua serat yang menempel. Anda bisa membuang air bilasan di luar untuk menghindari penyumbatan pipa.Pasang Kembali Filter Serat: Masukkan kembali filter ke dalam overflow filter hingga terkunci pada tempatnya.Lepaskan Filter Pelimpah (Overflow Filter): (Lakukan ini setiap 2 bulan). Filter ini adalah panel persegi panjang. Tarik kait elastis sesuai arah panah. Lepaskan pipa yang terlihat dari cincin penahannya, terakhir siram area tersebut dengan secangkir air bersih. Pasang kembali overflow filter.Metode 3: Disinfeksi Mesin Cuci (3-6 Bulan Sekali)Isi Air Panas: Sambungkan selang dari keran air panas di wastafel Anda ke sambungan di bagian atas mesin cuci. Isi tabung cuci hingga sekitar sepertiga penuh.Tuang Cuka Putih: Tuang 1 hingga 2 cangkir (240–470 ml) cuka putih ke dalam air panas. (Tambahkan 1 cangkir soda kue untuk kebersihan ekstra).Jalankan Siklus Cuci: Putar tombol Wash ke posisi “Wash” dan atur waktu 10-15 menit. Biarkan larutan cuka membersihkan tabung.Kuras Tabung: Setelah selesai, pindahkan selang ke posisi Drain di bagian bawah dan biarkan air cuka mengalir habis ke wastafel atau tempat pembuangan.Lap Kering: Seka sisa kelembapan di dalam tabung cuci dengan kain bersih dan kering, fokus pada bagian dasar. Biarkan tutup terbuka selama 1-2 jam agar benar-benar kering.

    Selain pembahasan mengenai cara membersihkan mesin cuci 2 tabung, ikuti artikel-artikel menarik lainnya di VOI, untuk mendapatkan kabar terupdate jangan lupa follow dan pantau terus semua akun sosial media kami!

  • Sayur Awet 2 Bulan, Pemkab Magetan Terapkan Teknologi Ozonisasi untuk Jaga Harga Panen

    Sayur Awet 2 Bulan, Pemkab Magetan Terapkan Teknologi Ozonisasi untuk Jaga Harga Panen

    Magetan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan melakukan terobosan strategis di sektor pertanian dengan menerapkan teknologi ozonisasi untuk penanganan pasca panen produk hortikultura. Inovasi ini diklaim mampu memperpanjang masa simpan sayuran hingga dua bulan, sekaligus menjadi solusi agar petani tidak terpaksa menjual hasil panen dengan harga murah saat pasar sedang lesu.

    Sekretaris Daerah Magetan, Welly Kristanto, menegaskan bahwa sosialisasi teknologi ini merupakan upaya konkret pemerintah melindungi kesejahteraan petani dari fluktuasi harga yang kerap merugikan.

    “Kegiatan ini tujuannya jelas untuk kebaikan petani. Dengan ozonisasi, hasil produksi pasca panen bisa lebih awet. Artinya, petani tidak harus menjual saat harga jatuh, tapi bisa menunggu waktu yang lebih baik,” ujar Welly Kristanto, Selasa (16/12/2025).

    Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) Magetan, Uswatul Chasanah, menjelaskan secara teknis penerapan alat tersebut. Saat ini, fasilitas ozonisasi yang tersedia masih bersifat percontohan (pilot project) dan ditempatkan di lingkungan dinas dengan kapasitas pengolahan sekitar satu ton.

    “Sementara ini masih terbatas. Petani bisa membawa hasil panennya untuk diozonkan, tentu dengan kuota yang menyesuaikan kapasitas alat,” jelas Uswatul.

    Uswatul menambahkan, berdasarkan uji coba awal, teknologi ini terbukti efektif. Sayuran yang melalui proses ozonisasi memiliki daya tahan jauh lebih lama dibandingkan metode konvensional.

    “Dengan masa simpan yang lebih panjang, petani punya kesempatan menunggu harga membaik. Ke depan, teknologi ini akan kami sosialisasikan lebih luas dan diharapkan bisa diduplikasi,” tambahnya.

    Ia juga memastikan ketersediaan alat ini sudah terdaftar dalam katalog pengadaan pemerintah (INAPROC), sehingga memudahkan proses replikasi di masa mendatang jika anggaran memungkinkan.

    Respons positif datang dari para pelaku tani. Dedi Kurniawan, perwakilan Kelompok Tani Bangkit Singolangu, Kecamatan Plaosan, mengaku teknologi ini sangat membantu, terutama dalam menghadapi ancaman penyakit tanaman dan ketidakpastian harga.

    “Kami mendapat pemahaman baru tentang teknologi pengawetan sayuran. Harapannya, saat harga anjlok, ada solusi supaya sayur bisa disimpan lebih lama dan dijual dengan harga yang lebih baik,” ungkap Dedi.

    Dedi juga menyoroti manfaat lain dari teknologi ozon, yakni kemampuannya menekan risiko pembusukan akibat jamur yang sering menyerang saat musim hujan.

    “Penyakit jamur seperti fusarium sering muncul. Dari pelatihan tadi dijelaskan bahwa ozonisasi juga bisa membantu mengendalikan penyakit dan menekan tingkat kebusukan hasil panen,” paparnya.

    Para petani berharap inovasi ini tidak berhenti di level dinas saja. Dedi mendorong agar alat serupa segera tersedia secara merata hingga ke tingkat kelompok tani di desa-desa.

    “Kalau alat ini bisa cepat diduplikasi dan ada di tingkat kelompok tani, dampaknya akan sangat besar bagi petani. Harapannya bisa terwujud lewat kerja sama dan dukungan berbagai pihak,” pungkasnya. [fiq/beq]

  • Jangan Anggap Remeh, 5 Makanan Sisa yang Lebih Berbahaya daripada Ayam Mentah

    Jangan Anggap Remeh, 5 Makanan Sisa yang Lebih Berbahaya daripada Ayam Mentah

    JAKARTA – Bicara soal keamanan pangan, banyak orang langsung waspada dengan ayam mentah. Tapi tahukah Anda, beberapa makanan sisa sehari-hari bisa lebih berbahaya jika tidak ditangani dengan benar. Berikut 5 jenis makanan yang sering diremehkan risikonya, seperti dilansir dari laman Scaredof.

    1. Nasi

    Nasi yang dibiarkan terlalu lama di suhu ruang bisa menjadi sarang Bacillus cereus, bakteri yang menghasilkan racun tahan panas. Masalah ini bukan karena nasi kurang matang, melainkan karena spora bakteri yang bisa bertahan meski dimasak. Bakteri ini berkembang cepat di suhu ruang, dan bisa menyebabkan keracunan serius.

    2. Kentang Panggang

    Kentang panggang yang dibungkus rapat dengan foil bisa memicu botulisme jika disimpan terlalu lama di suhu ruang. Botulinum toxin yang dihasilkan bisa menyebabkan kelumpuhan hingga kematian. Kasus wabah botulisme di El Paso, Texas, 1994 menjadi contoh nyata bahayanya.

    3. Jamur Sisa

    Jamur matang yang tidak segera didinginkan sangat rentan terhadap pertumbuhan bakteri seperti Listeria, Staphylococcus, dan Salmonella. Racun bakteri ini tahan panas, sehingga memanaskan ulang jamur tidak selalu aman.

    4. Pasta Sisa

    Sama seperti nasi, pasta sisa juga bisa terkontaminasi Bacillus cereus. Risiko meningkat jika pasta dibiarkan di suhu ruang terlalu lama. Ada kasus tragis seorang pria meninggal akibat mengonsumsi spaghetti sisa 5 hari di dapur.

    5. Sayuran Matang

    Sayuran matang yang dibiarkan di suhu ruang bisa menjadi tempat berkembangnya Clostridium perfringens, bakteri yang menghasilkan racun tahan panas. Bakteri ini sering menyebabkan keracunan pada prasmanan atau hidangan liburan.

    Cara Aman Menyimpan Sisa Makanan

    1. Dingin cepat: Setelah dimasak, segera dinginkan makanan.

    2. Simpan di kulkas dalam maksimal dua jam (satu jam jika suhu di atas 32°C).

    3. Saat ragu, lebih baik buang daripada mengambil risiko.

    Makanan sisa sehari-hari ternyata bisa sama berbahayanya, bahkan lebih dari ayam mentah, jika salah disimpan. Perhatikan penyimpanan dan jangan anggap sepele.

  • Bagaimana Cara Mengelola Hasil Panen? Ini Beberapa Cara yang Dapat Dilakukan

    Bagaimana Cara Mengelola Hasil Panen? Ini Beberapa Cara yang Dapat Dilakukan

    YOGYAKARTA – Panen menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu oleh petani. Agar hasilnya tahan lama, pengolahan hasil panen harus diperhatikan dengan cermat. Lantas, bagaimana cara mengelola hasil panen dengan benar?

    Dikutip dari buku Sentuhan Teknik Nuklir dalam Aktivitas Industri oleh Muklis Akhadi, panen adalah rangkaian kegiatan pengambilan hasil budidaya berdasarkan umur tanaman ataupun hewan. Hasil budidaya tersebut akan diolah dan didistribusikan untuk memenuhi aspek kebutuhan pangan.

    Sebagian besar hasil panen tergolong dalam bahan organik dengan umur simpan yang singkat. Oleh sebab itu, petani perlu memahami cara mengelola hasil panen agar tahan lama.

    Bagaimana Cara Mengelola Hasil Panen?

    Diambil dari buku Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen oleh Ali Zainal Abidin Alaydrus, pengolahan hasil panen menjadi cara alternatif untuk mengantisipasi hasil produksi yang melimpah.

    Pengolahan hasil panen dilakukan untuk memberikan nilai tambah pada produk budidaya dengan mengubahnya menjadi berbagai bentuk olahan. Dengan pengolahan yang tepat, kualitas dan daya saing produk di pasar internasional dapat meningkat, sehingga turut meningkatkan pendapatan dan perekonomian para petani.

    Cara mengolah hasil pangan dapat dilakukan dengan teknologi pangan. Teknologi pangan dapat mencakup beberapa aktivitas, misalnya fermentasi, pengeringan, pembekuan, penggulaan, hingga pengalengan. Di bawah ini adalah beberapa cara mengolah hasil panen agar lebih awet dan mengandung nilai jual tinggi.

    Pengeringan

    Teknik pengolahan hasil panen yang paling banyak dilakukan yaitu pengeringan. Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air dalam produk, sehingga akan memperpanjang umur simpan dan mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan kerusakan produk.

    Proses pengeringan biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu pengeringan alami dengan sinar matahari atau pengeringan mesin menggunakan oven atau dehydrator. Hasil pengeringan dapat berbentuk bubuk atau buah dan sayur kering.

    Beberapa contoh hasil pangan yang dapat diolah dengan teknik pengeringan antara lain sale pisang, kismis, bawang putih, cabai, jahe, kunyit, dan rempah-rempah yang lain.

    Penggulaan

    Teknik pengolahan hasil panen lain yang sering dilakukan yaitu penggulaan. Penggulaan termasuk cara pengolahan panen yang dilakukan dengan menambahkan gula ke dalam produk untuk memperpanjang umur simpan dan menambah rasa manis.

    Penggulaan biasanya diterapkan pada buah-buahan, misalnya strawberry, jeruk, cheri, hingga buleberry.

    Fermentasi

    Fermentasi adalah proses pengolahan produk pangan yang melibatkan mikroorganisme agar lebih tahan lama. Fermentasi umumnya dilakukan pada tanaman budidaya yang mudah rusak, misalnya buah-buahan, sayuran, atau olahan susu.

    Proses fermentasi melibatkan aksi mikroorganisme misalnya bakteri, jamur, atau ragi pada bahan mentah untuk mengubah senyawa kimia tertentu menjadi senyawa yang lebih bergizi, beraroma dan mempunyai daya tahan lebih baik.

    Contoh fermentasi dapat kita temukan pada produk makanan seperti tape, acar, kimchi  sayuran seperti acar atau kimchi, keju dan wine.

    Pembekuan

    Proses pembekuan dilakukan dengan memasukkan produk ke dalam lemari pendingin dengan suhu di bawah titik beku. Tujuan pembekuan yaitu memperpanjang umur simpan dan kualitas produk.

    Kandungan air pada sayuran dan buah yang dibekukan akan berkurang sebab air sudah berubah menjadi kristal es. Proses ini akan mencegah bakteri dan enzim yang dapat memicu pembusukan.

    Beberapa hasil pangan yang dapat diolah dengan teknik pembekuan antara lain buah-buahan dan sayur.

    Pengalengan

    Pengalengan adalah teknik pengolahan hasil panen yang banyak dilakukan untuk tujuan impor. Teknik ini dapat mencegah pembusukan pada buah dan sayur sehingga nilai gizi pada makanan dapat dipertahankan.

    Hasil panen yang sering diawetkan dengan teknik pengalengan biasanya berupa sayuran dan buah. Misalnya frozen vegetable (kacang polong, wortel, dan kentang), saus tomat, dan acar timun.

    Demikianlah ulasan mengenai bagaimana cara mengelola hasil panen dengan tepat​​. Semoga bermanfaat. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.

  • Leonardo DiCaprio Dikabarkan Idap Pneumonia, Inikah Penyebabnya?

    Leonardo DiCaprio Dikabarkan Idap Pneumonia, Inikah Penyebabnya?

    Jakarta

    Baru-baru ini terungkap sebuah kabar mengejutkan aktor papan atas Leonardo DiCaprio mengidap pneumonia. Aktor itu mengaku berada di masa pemulihan akibat infeksi paru-paru yang mematikan itu, ketika menjalani promosi film terbarunya.

    Menurut laporan Time Magazine, DiCaprio mengungkapkan hal itu dalam sebuah wawancara pada Oktober. Aktor yang dikenal sangat menjaga privasinya itu tak membagikan detail tentang kapan dan bagaimana ia mulai sakit, atau jenis pneumonia yang dialami.

    Ia lebih memilih membahas proses syuting film yang dibintanginya, ‘One Battle After Another’ yang mendapat pujian, serta membahas kecintaannya terkait konservasi alam.

    DiCaprio juga menceritakan lawan mainnya di film Marvin’s Room, Diane Keaton, meninggal dunia karena pneumonia pada bulan yang sama ketika wawancara. Aktris tersebut meninggal di usia 79 tahun.

    “Dia punya tawa yang luar biasa. Menggema di seluruh set, dan membuatmu merasa seperti orang paling lucu di dunia. Tertawa lepas. Aku tak akan pernah melupakannya. Aku hidup setiap hari di set hanya untuk membuatnya tertawa, karena tawanya menular sekali. Dia luar biasa,” cerita DiCaprio pada Time Magazine.

    Pneumonia adalah jenis infeksi paru yang menyerang kantung udara kecil di paru-paru dan membuat pengidapnya sulit bernapas. Dalam kasus ekstrem bisa batuk darah atau bahkan harus memakai ventilator untuk bertahan hidup.

    Ada banyak jenis pneumonia, misalnya infeksi bakteri, virus, atau jamur. Penyebab paling umum disebabkan bakteri streptococcus pneumoniae. Tingkat keparahannya bervariasi dari ringan hingga berat.

    “Pneumonia pada dasarnya adalah infeksi paru. Bisa disebabkan oleh tuberculosis, atau kejadian hampir tenggelam. Ada juga pneumonia aspirasi, ketika seseorang muntah dan muntahannya masuk ke mulut lalu terhirup ke paru,” Profesor Paul Hunter dari Norwich Medical School dikutip dari Daily Mail, Rabu (10/12/2025).

    “Orang dengan HIV atau imunitas yang sangat lemah juga bisa terkena Pneumocystis pneumonia, yang disebabkan oleh infeksi jamur,” sambungnya.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut ini sederet gejala pneumonia:

    Demam tinggi hingga 40,55 derajat celsius.Batuk dengan dahak kuning, hijau, atau berdarah.Rasa penuh atau nyeri di dada.Kelelahan.Napas cepat.Sesak napas.Detak jantung cepat.Berkeringat atau menggigil.Nyeri dada dan/atau perut, terutama saat batuk atau bernapas dalam.Hilang nafsu makan.Kulit, bibir, atau kuku kebiruan (sianosis).Kebingungan atau perubahan kesadaran.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Momen Pramono Minta Bola Sepak ke Wali Kota Jaksel untuk Anak-anak di RPTRA Rasamala
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Desember 2025

    Momen Pramono Minta Bola Sepak ke Wali Kota Jaksel untuk Anak-anak di RPTRA Rasamala Megapolitan 9 Desember 2025

    Momen Pramono Minta Bola Sepak ke Wali Kota Jaksel untuk Anak-anak di RPTRA Rasamala
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyempatkan diri berinteraksi dengan siswa-siswa sekolah dasar (SD) saat meresmikan kembali ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Rasamala di Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (9/12/2025).
    Momen tersebut menjadi ajang bermain sekaligus motivasi bagi para siswa untuk menekuni olahraga futsal.
    Saat peresmian, para siswa tengah bermain futsal di lapangan yang terletak di bagian tengah RPTRA. Pramono pun menyapa mereka dan menanyakan seberapa sering mereka bermain bola.
    “Sering ya main bola di sini? Ada yang cita-citanya jadi pemain bola?” tanya Pramono.
    Anak-anak menjawab kompak, “Sering Pak.”
    Beberapa di antaranya juga menyatakan ingin menjadi pemain bola profesional.
    “Kayak siapa? Messi? Ronaldo? Idolanya siapa pemain bola? Marselino?” tanya Pramono lagi.
    “(Idola saya) Messi,” jawab seorang siswa.
    Pramono lantas bertanya lebih detail pada siswa tersebut.
    “Kamu sudah masukin bola belum hari ini? Mana bolanya? Pakai bola beneran atau bola biasa?” tanya Pramono.
    Siswa tersebut menyebutnya memakai bola plastik. Pramono kemudian bertanya kepada siswa lain.
    “Kalian pakai bola dibawa sendiri atau dikasih Pak Wali Kota?” ujar Pramono.
    Para siswa menunjukkan bola plastik yang mereka gunakan. Menanggapi itu, Pramono langsung meminta Wali Kota Jakarta Selatan, Muhammad Anwar, untuk memberikan bola sepak sungguhan.
    “Pak Wali, minta tolong diberikan bola untuk anak-anak ini. Supaya sungguhan latihannya,” tutur Pramono. Wali Kota Anwar pun langsung menyanggupi.
    Pramono lantas berpesan agar para siswa rajin belajar dan berlatih.
    “Harus belajar yang baik dan latihan yang baik ya. Kalau nanti sudah diberi bola sungguhan pakai dipakai latihan yang baik,” ujarnya yang disambut senyum para siswa.
    Pada hari yang sama, Pramono meresmikan kembali
    RPTRA Rasamala
    di Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. RPTRA ini sebelumnya pernah diresmikan oleh Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), pada 2016.
    Menurut Pramono, sebelum peresmian kembali dilakukan renovasi untuk meningkatkan fasilitas RPTRA Rasamala. Renovasi ini merupakan kerja sama antara pengelola RPTRA Rasamala dengan dukungan Yayasan Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir.
    “Tentunya kami membuka diri—seperti yang saya katakan berulang kali—untuk RPTRA-RPTRA dan juga ruang-ruang terbuka hijau,” kata Pramono.
    “Kalau ada yayasan, masyarakat, siapapun yang ingin bekerjasama melakukan perbaikan, kami dengan senang hati melakukan itu,” lanjut dia.
    Pramono berharap RPTRA Rasamala dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat sekitar. Selain lapangan futsal, fasilitas RPTRA kini dilengkapi dengan bank sampah, penyemaian jamur, pojok baca,
    green house
    , hingga posyandu balita.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.