Topik: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

  • IHSG Kebakaran, Ratusan Saham Rontok!

    IHSG Kebakaran, Ratusan Saham Rontok!

    Jakarta

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini, Selasa (14/10/2025). IHSG terperosok bahkan hampir 2% ke level 8.000-an di sesi akhir perdagangan.

    Berdasarkan data perdagangan RTI Business, IHSG rontok 160,67 poin atau melemah 1,95% ke level 8.066,52. Padahal, IHSG sempat menguat di awal pembukaan perdagangan dengan kenaikan tertinggi di level 8.284,91.

    Pada hingga penutupan perdagangan tercatat sebanyak 583 saham melemah, 138 saham menguat, dan 84 lainnya tercatat stagnan. Adapun volume transaksi sepanjang perdagangan hari ini mencapai 48,09 miliar.

    Sementara itu, tercatat nilai transaksi sebesar Rp 31,86 triliun dengan frekuensi perdagangan sebanyak 3.247.402 kali. IHSG tercatat melemah 1,26% sepanjang perdagangan sepekan terakhir.

    IHSG bukan satu-satunya indeks yang mengalami pelemahan di bursa Asia. Nikkei 225 Index misalnya, melemah 2,82% ke level 46.731,10. Kemudian Hang Seng Index melemah 1,73% ke level 25.441,58.

    Selain itu, Shanghai Composite Index juga melemah 0,62% ke level 3.865,22. Sementara indeks saham Straits Times Index melemah 0,79% ke level 4.355,04.

    (acd/acd)

  • IHSG Dibuka Melemah Awal Pekan, 401 Saham Turun

    IHSG Dibuka Melemah Awal Pekan, 401 Saham Turun

    Jakarta

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada pembukaan perdagangan awal pekan ini. IHSG pagi ini berada di 8.234,21.

    Dikutip dari data RTI, Senin (13/10/2025) nilanya anjlok 23,64 poin atau 0,29% dari perdagangan sebelumnya, ke posisi 8.234,21. Adapun IHSG dibuka pada posisi 8.169,64.

    Pada perdagangan pagi ini, IHSG sempat mencapai level tertinggi di posisi 8.234,69. Nilainya juga sempat mencapai level terendah di posisi 8.133,62.

    Volume transaksi tercatat 4,11 miliar dengan turnover Rp 3,46 triliun. Frekuensi transaksi tercatat 363.859 kali. Ada 136 saham yang menguat dan 401 saham yang melemah, serta 128 saham stagnan.

    Sementara itu, dalam sepekan terakhir IHSG tercatat mengalami penguatan 1,16%, lalu dalam satu bulan terakhir pergerakannya naik 3,75%. Sedangkan tiga bulanan terakhir nilainya menguat 17,55%.

    Selanjutnya pergerakan IHSG dalam 6 bulan terakhir tercatat menguat 30,47%. Kemudian secara year-to-date (YTD) menguat 16,31%, dan dalam setahun menguat 7,21%.

    Lihat juga Video OJK: IHSG September Cetak Rekor, Kapitalisasi Tembus Rp 14.995 T

    (shc/ara)

  • IHSG Dibuka Melemah Awal Pekan, 401 Saham Turun

    IHSG Dibuka Melemah Awal Pekan, 401 Saham Turun

    Jakarta

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada pembukaan perdagangan awal pekan ini. IHSG pagi ini berada di 8.234,21.

    Dikutip dari data RTI, Senin (13/10/2025) nilanya anjlok 23,64 poin atau 0,29% dari perdagangan sebelumnya, ke posisi 8.234,21. Adapun IHSG dibuka pada posisi 8.169,64.

    Pada perdagangan pagi ini, IHSG sempat mencapai level tertinggi di posisi 8.234,69. Nilainya juga sempat mencapai level terendah di posisi 8.133,62.

    Volume transaksi tercatat 4,11 miliar dengan turnover Rp 3,46 triliun. Frekuensi transaksi tercatat 363.859 kali. Ada 136 saham yang menguat dan 401 saham yang melemah, serta 128 saham stagnan.

    Sementara itu, dalam sepekan terakhir IHSG tercatat mengalami penguatan 1,16%, lalu dalam satu bulan terakhir pergerakannya naik 3,75%. Sedangkan tiga bulanan terakhir nilainya menguat 17,55%.

    Selanjutnya pergerakan IHSG dalam 6 bulan terakhir tercatat menguat 30,47%. Kemudian secara year-to-date (YTD) menguat 16,31%, dan dalam setahun menguat 7,21%.

    Lihat juga Video OJK: IHSG September Cetak Rekor, Kapitalisasi Tembus Rp 14.995 T

    (shc/ara)

  • Sebulan Jadi Menkeu, Purbaya Tunjuk ke Atas: IHSG Naik Kencang!

    Sebulan Jadi Menkeu, Purbaya Tunjuk ke Atas: IHSG Naik Kencang!

    Jakarta

    Purbaya Yudhi Sadewa telah genap satu bulan menjabat sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati. Dia dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 8 September 2025.

    Purbaya mengatakan dalam satu bulan bekerja menjadi menteri keuangan, dia telah mampu meningkatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hal ini disampaikan seraya tertawa.

    “Tadi sebetulnya saya malu ke sini, orang-orang menyambut saya kaya artis. Padahal baru kerja satu bulan, hasilnya belum ada. Jangan sampai teman-teman kecewa, ya. Tapi sudah ada hasilnya deh, tuh IHSG sudah naik kencang,” ucapnya sembari tertawa bersama tangan kanannya yang menunjuk-menunjuk ke atas, kata dia dalam Investor Daily Summit 2025, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (9/10/2025).

    Menurutnya, sejak dirinya menjadi menteri keuangan, masyarakat tidak ada lagi yang melakukan demonstrasi. Saat ini, Purbaya telah melihat sudah ada optimisme dari masyarakat.

    “Optimisme sudah balik lagi ke masyarakat kita. Yang tadinya demo, demo, dan demo, sekarang sudah berkurang kan. Sekarang sibuk, nggak demo dia. Baca TikTok, baca komentar tentang saya,” ungkapnya sembari kembali tertawa.

    Hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini. Pada penutupan pasar, IHSG tercatat di level 8.200-an setelah berada di zona hijau seharian.

    Berdasarkan data RTI, Kamis (9/10/2025) IHSG ditutup pada level 8.250,93 atau naik 84,9 poin atau naik 1,04%. Sementara pada pembukaan IHSG berada di level 8.187,700.

    Sepanjang hari, IHSG sempat menyentuh level tertinggi pada 8.272,63. Paling rendah di level 8.159,94 poin.

    (ada/fdl)

  • Cadangan Devisa Turun Tiga Bulan Beruntun, Masih Aman?

    Cadangan Devisa Turun Tiga Bulan Beruntun, Masih Aman?

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia melaporkan bahwa cadangan devisa telah menurun dalam tiga bulan beruntun.

    Bank Indonesia mencatat cadangan devisa sebesar US$148,7 miliar pada akhir September 2025. Angka itu menandakan terjadinya tren penurunan cadangan devisa dari US$152,6 pada Juni 2025, US$152 miliar pada Juli 2025, dan US$150,7 miliar pada Agustus 2025. 

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengaku tidak khawatir dengan perkembangan cadangan devisa tersebut. Menurutnya, penurunan tersebut terjadi karena otoritas sedang melakukan stabilisasi pasar.

    Lagi pula, sambungnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan terus naik beberapa waktu belakangan. Purbaya pun meyakini pasar mulai semakin percaya diri dengan perusahaan-perusahaan dan perkembangan ekonomi Indonesia ke depan.

    “Itu asing pelan-pelan akan masuk lagi. Jadi dia [cadangan devisa] untuk menambah sentimen positif ke ekonomi, harus seperti itu emang, cadev [cadangan devisa] emang digunakan untuk itu,” kata Purbaya di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

    Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede menilai penurunan cadangan devisa terjadi akibat dua faktor utama yang berlangsung bersamaan, yakni pembayaran utang luar negeri pemerintah yang jatuh tempo dan intervensi BI di pasar valuta asing.

    Di luar dua faktor utama itu, sambungnya, ada tiga penekan tambahan yang membuat tren penurunan bertahan. Pertama, penguatan dolar yang menggerus nilai cadangan berdenominasi mata uang non dolar secara perhitungan.

    Kedua, normalisasi penerimaan devisa ekspor setelah lonjakan pada paruh pertama tahun ini. Ketiga, arus modal portofolio yang mudah berubah mengikuti dinamika kebijakan dagang dan politik di negara maju.

    Meski mengalami penurunan, posisi cadangan devisa saat ini dinilai masih aman. Menurut Josua, level US$148,7 miliar setara dengan pembiayaan enam bulan impor, jauh di atas ambang batas kecukupan internasional tiga bulan.

    “Sehingga daya tahan eksternal tetap terjaga,” ujar Josua kepada Bisnis, dikutip Rabu (8/10/2025).

    Untuk prospek ke depan, Josua menilai arah cadangan devisa akan sangat bergantung pada keseimbangan antara kebutuhan stabilisasi rupiah dan masuknya arus devisa baru. Dia memperkirakan, dengan peluang pelonggaran suku bunga global dan fundamental domestik yang relatif solid, tekanan terhadap cadangan akan mulai berkurang.

    Dia memproyeksikan cadangan devisa berpeluang stabil lalu naik tipis di kisaran US$150–156 miliar pada akhir tahun. Hanya saja, dia mengingatkan bahwa risiko eksternal seperti penguatan kembali dolar, ketidakpastian geopolitik, atau kenaikan impor dan pembayaran eksternal masih bisa menahan pemulihan cadangan.

    Sebaliknya, perbaikan harga komoditas ekspor dan penguatan arus modal portofolio ke surat berharga negara (SBN) maupun saham akan menjadi faktor penopang tambahan.

    “Ke depan, peluang stabil hingga meningkat kembali lebih besar dibanding penurunan berlanjut, selama ketidakpastian eksternal mereda dan aliran devisa membaik,” kata Josua.

    Dia menyimpulkan, faktor-faktor yang perlu dipantau ke depan meliputi kekuatan dolar, perkembangan harga komoditas, arus portofolio ke SBN dan saham, serta jadwal pembayaran eksternal pemerintah dan BUMN.

    Laporan Bank Indonesia 

    Sebelumnya, Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia mencapai US$148,7 miliar atau sekitar Rp2.461 triliun per akhir September 2025.

    Posisi cadangan devisa ini lebih rendah US$2 miliar atau Rp33 triliun dari posisi pada akhir Agustus 2025 yang mencapai US$150,7 miliar.

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Deny Prakoso mengatakan penurunan ini dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah serta kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

    Posisi cadangan devisa akhir September 2025 tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

    ”Bank Indonesia menilai cadangan devisa ini tetap kuat mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ungkap Ramdan dalam keterangan resminya, Selasa (7/10/2025).

    Dia menambahkan, BI meyakini ketahanan sektor eksternal tetap kuat sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga serta neraca transaksi modal dan finansial yang diperkirakan tetap mencatatkan surplus.

    Hal ini sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang tetap menarik.

    ”Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkasnya.

  • IHSG menguat di tengah “wait and see” data cadev hingga likuiditas RI

    IHSG menguat di tengah “wait and see” data cadev hingga likuiditas RI

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin bergerak menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap data ekonomi domestik, termasuk cadangan devisa (cadev) dan likuiditas sistem keuangan.

    IHSG dibuka menguat 37,06 poin atau 0,46 persen ke posisi 8.155.36. Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 3,48 poin atau 0,44 persen ke posisi 788,67.

    “Pekan kedua Oktober 2025 akan menjadi periode sibuk bagi pasar keuangan Indonesia, dengan sejumlah rilis data penting dari Bank Indonesia (BI), risalah rapat The Fed, serta perkembangan government shutdown Amerika Serikat (AS) yang masih berlangsung,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

    Dari dalam negeri, BI akan merilis cadangan devisa September 2025 pada Selasa (7/10), yang pada Agustus 2025 tercatat 150,7 miliar dolar AS, atau menurun akibat pembayaran utang luar negeri dan intervensi stabilisasi rupiah.

    Selain itu, pada hari sama, BI akan merilis data Uang Primer (M0) untuk memantau likuiditas sistem keuangan.

    Kemudian, BI akan merilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2025 pada Rabu (8/10), yang mana pada Agustus 2025 berada di level 117,2, atau turun dari 118,1, namun masih menunjukkan optimisme.

    Selanjutnya, BI akan merilis data penjualan ritel Agustus 2025 pada Kamis (9/10), setelah pada Juli 2025 tumbuh 4,7 persen (yoy), yang menandakan pulihnya permintaan domestik. BI memperkirakan konsumsi akan kembali meningkat di akhir kuartal III.

    Dari mancanegara, pemerintah AS masih mengalami shutdown (penutupan) sejak 1 Oktober 2025, akibat kebuntuan anggaran antara Presiden AS Donald Trump dan Partai Demokrat.

    Lebih dari 750.000 pegawai federal dirumahkan, dan terjadi “data blackout” ekonomi karena tertundanya publikasi data penting seperti data ketenagakerjaan (NFP) dan inflasi, yang membuat The Fed kekurangan acuan untuk keputusan suku bunga.

    Pada Kamis (9/10), risalah rapat FOMC dan sejumlah pidato pejabat The Fed termasuk Jerome Powell akan menjadi perhatian utama pasar. Nada dovish bisa mendorong aset berisiko, sementara nada hawkish berpotensi menekan rupiah.

    Pada perdagangan Jumat (3/10) pekan kemarin, bursa saham Eropa ditutup mayoritas menguat, diantaranya Euro Stoxx 50 menguat 0,10 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,67 persen, indeks DAX Jerman melemah 0,18 persen, serta indeks CAC Prancis menguat 0,31 persen.

    Bursa saham AS di Wall Street juga ditutup mayoritas menguat pada Jumat (3/10), diantaranya indeks S&P 500 menguat 0,01 persen ke 6.715,79, indeks Nasdaq melemah 0,28 persen ke 22.780,51, dan Dow Jones menguat 0,51 persen ke 46.758,28.

    Sementara itu, bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 2.094,00 poin atau 4,51 persen ke 47.833,00, indeks Shanghai menguat 20,25 poin atau 0,52 persen ke 3.882,78, indeks Hang Seng melemah 155,94 poin atau 0,64 persen ke 27.013,55, dan indeks Strait Times menguat 4,41 poin atau 0,08 persen ke 4.415,35.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • IHSG Senin dibuka menguat 37,06 poin

    IHSG Senin dibuka menguat 37,06 poin

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi dibuka menguat 37,06 poin atau 0,46 persen ke posisi 8.155.36.

    Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 3,48 poin atau 0,44 persen ke posisi 788,67.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • IHSG menguat di tengah “wait and see” data cadev hingga likuiditas RI

    IHSG menguat seiring pasar cenderung abaikan “shutdown” AS

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat bergerak menguat seiring pelaku pasar cenderung mengabaikan shutdown (penutupan) pemerintah Amerika Serikat (AS).

    IHSG dibuka menguat 28,57 poin atau 0,35 persen ke posisi 8.099,65.Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,05 poin atau 0,26 persen ke posisi 785,34.

    “IHSG berpotensi sideways (mendatar) di level 8.050- 8.100,” ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat .

    Dari mancanegara, Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperingatkan bahwa PDB AS dapat terdampak akibat shutdown (penutupan). “Semakin lama berlangsung, semakin besar pukulan bagi kinerja ekonomi,” ujar Bessent.

    Shutdown pemerintah AS diperkirakan setidaknya berlanjut hingga tiga hari, mengingat Senat libur memperingati Yom Kippur pada Kamis (2/10), dan baru akan kembali bersidang Jumat (3/10).

    Selain itu, shutdown pemerintah AS juga memicu ‘blackout’ data ekonomi. Laporan ketenagakerjaan non-farm payrolls (NFP) September 2025 yang seharusnya dirilis Jumat (3/10), dipastikan batal karena aktivitas Departemen Tenaga Kerja dihentikan.

    Shutdown pemerintah AS dipicu oleh kegagalan kesepakatan anggaran antara Partai Demokrat dan Partai Republik di dalam kongres.

    Di sisi lain, The Fed diperkirakan tetap akan mengumumkan pemangkasan suku bunga pada pertemuan Oktober 2025, setelah data ADP pada Rabu (1/10), menunjukkan penurunan jumlah tenaga kerja sektor swasta.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • IHSG Jumat dibuka menguat 28,57 poin

    IHSG Jumat dibuka menguat 28,57 poin

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pagi dibuka menguat 28,57 poin atau 0,35 persen ke posisi 8.099,65.

    Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,05 poin atau 0,26 persen ke posisi 785,34.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • IHSG Ditutup Melemah ke Level 8.043

    IHSG Ditutup Melemah ke Level 8.043

    Jakarta

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan hari ini. Pada penutupan pasar, IHSG tercatat di level 8.000-an usai menguat pada pembukaan perdagangan hari ini.

    Berdasarkan data RTI, Rabu (1/10/2025) IHSG ditutup pada level 8.043 atau minus 17,23 poin (0,21%). Sementara pada pembukaan IHSG berada di level 8.069

    IHSG hari ini tertinggi pada level 8.093. Kemudian untuk level terendahnya berada di 8.034.

    Nilai transaksi perdagangan hari ini mencapai Rp 23,71 triliun dengan melibatkan 59,152 miliar lembar saham. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 2.839.839 kali.

    Sebanyak 289 saham hari ini menguat, 378 saham melemah dan 130 saham stagnan. Selain secara harian, IHSG secara mingguan minus 1,02%.

    Kemudian secara bulanan menguat 3,10%. Secara 6 bulanan masih menguat 21,21%. Lalu secara year to date menguat 13,61%.

    (acd/acd)