Topik: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

  • IHSG Sesi I Melemah 55,7 Poin, Sektor Ini Paling Anjlok

    IHSG Sesi I Melemah 55,7 Poin, Sektor Ini Paling Anjlok

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) semakin jatuh pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Senin (24/2/2025).

    IHSG pada sesi I melemah 55,7 poin atau 0,82% hingga mencapai level 6.747,2.

    IHSG sesi I bergerak dalam rentang 6.742-6.818. Sebanyak 221 saham yang diperdagangkan menguat, sebanyak 347 saham turun, dan sebanyak 214 saham stagnan.

    Volume perdagangan IHSG sesi I hari ini mencapai 25,6 miliar lembar saham dengan frekuensi 729.514 kali hingga mencatatkan transaksi Rp 8,12 triliun.

    Mayoritas sektor saham melemah pada penutupan IHSG sesi I. Sektor barang baku anjlok paling dalam hingga 1,6%, diikuti pelemahan sektor infrastruktur sebesar 1,4%, energi 1,2%, keuangan 0,8%, dan properti 0,4%. 

    Sementara itu, penguatan terjadi pada sektor teknologi sebesar 7,6%, transportasi 1,1%, perindustrian 0,03%, dan barang konsumsi nonprimer 0,03%.

    Pada saat IHSG sesi I hari ini melemah, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sedikit menguat. Dikutip dari data Bloomberg pada pukul 12.14 WIB di pasar spot exchange, rupiah berada pada level Rp 16.304 per dolar AS atau menguat 8,5 poin (0,05%).

  • Danantara Butuh Modal Minimal Rp1.000 Triliun, dari Mana Uangnya?

    Danantara Butuh Modal Minimal Rp1.000 Triliun, dari Mana Uangnya?

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah akan meluncurkan Badan Pengelola Investasi alias BPI Danantara pada Senin (24/2/2025) besok. Danantara akan mengendalikan sekaligus mengelola dividen dadi BUMN jumbo. 

    Namun demikian, Danantara dirancang memiliki modal paling sedikit Rp1.000 triliun. Salah satu sumbernya berasal dari efisiensi anggaran yang rencananya dilakukan secara bertahap hingga mencapai Rp750 triliun.

    Asal usul modal Danantara itu disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo saat memberikan pidato politik pada Hari Ulang Tahun atau HUT ke-17 Partai Gerindra di Sentul, Bogor, Jawa Barat. 

    Prabowo mengemukakan bahwa penghematan akan dilakukan melalui tiga tahapan. Pertama, penyisiran anggaran oleh Kementerian Keuangan yang dipimpin oleh Sri Mulyani Indrawati, dan berhasil menghemat Rp300 triliun dari BA BUN. 

    Kedua, senilai  Rp308 triliun berasal dari penyisiran APBN sampai ke satuan 9, namun Rp58 triliun diantaranya akan dikembalikan ke 17 K/L. Putaran terakhir, berasal dari dividen BUMN Rp300 triliun, namun Rp100 triliun dikembalikan untuk modal kerja. 

    “Jadi totalnya kita punya Rp750 triliun,” ungkapnya.

    Prabowo dalam paparannya menunjukkan bahwa total penghematan pada tahun pertamanya akan mencapai Rp750 triliun atau setara sekitar US$44 miliar. 

    Dari hasil penghematan tersebut, Prabowo berencana menggunakan US$24 miliar untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

    Sementara sisanya, Prabowo ingin menyerahkan US$20 miliar kepada Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). 

    Versi UU BUMN 

    Adapun landasan hukum berdirinya Danantara, diatur dalam BAB 1C UU BUMN. Bagian ini menjelaskan secara terperinci mengenai BPI Danantara, mulai dari kedudukannya dalam struktur  negara, organisasi, hingga asal-usul modalnya. 

    Soal asal usul modal Danantara diatur di dalam Pasal 3G. Pasal itu merinci bahwa modal Danantara bisa berasal dari Penyertaan Modal Negara alias PMN atau sumber lain. Yang dimaksud PMN dalam beleid itu bisa berupa dana tunai, barang milik negara atau BMN, saham milik negara di BUMN.

    UU BUMN juga mengatur bahwa modal dasar BPI Danantara minimal Rp1.000 triliun. Modal tersebut dapat ditambah melalui skema PMN atau sumber lain. Namun demikian,  tidak ada penjelasan lebih detail mengenai sumber lain dalam beleid tersebut.

    Adapun jika mengacu kepada Daftar Inventarisasi Masalah atau DIM RUU BUMN, nilai Rp1.000 triliun itu didapat berdasarkan modal konsolidasi BUMN tahun buku 2023 yang sebesar Rp1.135 triliun.

    Perlu Pemimpin Tepat 

    Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan saham BUMN berkapitalisasi besar berisiko terkoreksi jika Presiden RI Prabowo Subianto salah memilih penggawa Danantara. 

    Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Indef, Andry Satrio Nugroho, mengatakan kini terdapat berbagai spekulasi yang akan mengisi jabatan sebagai kepala Danantara jelang peluncuran resminya pada Senin (24/2/2025). 

    Selain kepala badan pelaksana Danantara, siapa yang akan mengisi jajaran direksi holding investasi dan operasional juga menjadi pertanyaan masyarakat. 

    “Jika mereka yang mengelola ini justru punya afiliasi politik, merupakan keluarga dari pejabat publik, pimpinan kementerian saat ini, maka sudah dipastikan bahwa moral hazard terjadi dan akuntabilitas badan ini akan semakin dipertanyakan,” ujar Andry dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (23/2/2025). 

    Dia menuturkan ada sejumlah risiko apabila Dananatara dipegang oleh non-profesional, birokrat, terafiliasi politik, dan tidak sesuai kepakaran di bidangnya. 

    Pertama, akan terjadi capital outflow di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Aliran keluar dana asing juga berisiko membayangi pasar surat berharga negara, sehingga memperkecil kepemilikan asing pada instrumen tersebut. 

    “[Kedua] tujuh perusahaan BUMN di bawah Danantara yang melantai di bursa akan mengalami koreksi nilai sahamnya besar-besaran di hari pertama pengumuman. Saham Himbara menjadi yang paling terdampak besar,” ucap Andry. 

    Tujuh BUMN yang dimaksud adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), dan holding BUMN pertambangan Indonesia, MIND ID.

    Dari jumlah tersebut, sebanyak empat perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni BMRI, BBRI, BBNI, dan TLKM. Adapun, tiga dari empat perusahaan negara ini masuk dalam 10 besar saham berkapitalisasi jumbo. 

    Melansir data BEI per Jumat (21/2/2025), saham BBRI berada di peringkat kelima dengan kapitalisasi pasar Rp584 triliun. BMRI menyusul di posisi tujuh dengan nilai Rp469 triliun, dan peringkat sembilan dihuni TLKM yang memiliki Rp263 triliun. 

    Ketiga, lanjut Andry, adalah risiko pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menuju level Rp16.500. Terakhir, Danantara dinilai akan sulit meraih pendanaan investor asing di masa mendatang. 

    Oleh karena itu, dia berharap pemegang kendali Danantara adalah profesional yang teruji dalam pengelolaan dana investasi dan berpengalaman dalam mengelola bisnis korporasi untuk menghindari dampak jangka pendek serta panjang. 

    “Kepala badan serta jajaran direksi [Danantara] harus diisi oleh profesional yang tidak terlibat pada kepentingan politik praktis. Jika tidak, maka kredibilitas Danantara akan dipertaruhkan,” pungkasnya.

    Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

  • DPR: Bos Danantara Bisa Berasal dari Kalangan Politisi

    DPR: Bos Danantara Bisa Berasal dari Kalangan Politisi

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara alias BPI Danantara pada Senin (23/2/2025).

    Namun demikian, sampai sekarang, publik masih menunggu siapa sosok yang akan mempin lembaga yang digadang-gadang bajak menjadi ‘Temasek’ – nya Indonesia itu.

    Wakil Ketua Komisi VI DRP sekaligus Ketua Panitia Kerja RUU BUMN Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio mengungkapkan bahwa bos Danantara nanti bisa dari kalangan profesional maupun politisi.

    Eko berpendapat dikotomi antara profesional dengan politisi tidak terlalu penting dalam pemilihan pengurus lembaga investasi tersebut. Bagaimanapun, menurutnya, moralitas seorang tidak bisa dibedakan hanya berdasarkan profesinya.

    “Profesional juga ada yang korupsi juga, politisi juga ada yang korupsi juga. Jadi sekarang adalah bagaimana meng-combine [menyatukan], yuk sama-sama kita bangun BUMN kita ini menjadi lebih baik lagi,” ujar Eko kepada wartawan, Minggu (23/2/2025).

    Politisi Partai Amanat Nasional itu mengklaim DPR tidak mempunyai rekomendasi khusus siapa yang harus menjadi bos Danantara. DPR, sambungnya, hanya ingin memastikan bahwa nantinya peran BUMN dan Danantara tidak tumpang tindih.

    Kendati demikian, Eko menekankan yang terpenting bos Danantara nantinya mengerti tentang aset nasional. Tak hanya itu, aset tersebut hanya bisa berlipat ganda.

    “Visinya harus bagaimana caranya menguntungkan dan mempunyai daya ungkit besar terhadap aset dan juga investasi BUMN, itu adanya di Danantara,” jelasnya.

    Dia pun meyakini Prabowo sudah mengantongi nama calon bos Danantara. Menurutnya, kepala negara dan pemerintah itu tidak akan salah pilih orang.

    Sementara itu, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan saham BUMN berkapitalisasi besar berisiko terkoreksi apabila Prabowo salah memilih penggawa Danantara. 

    Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Indef, Andry Satrio Nugroho, mengatakan kini terdapat berbagai spekulasi yang akan mengisi jabatan sebagai kepala Danantara jelang peluncuran resminya pada Senin (24/2/2025). 

    Selain kepala badan pelaksana Danantara, siapa yang akan mengisi jajaran direksi holding investasi dan operasional juga menjadi pertanyaan masyarakat. 

    “Jika mereka yang mengelola ini justru punya afiliasi politik, merupakan keluarga dari pejabat publik, pimpinan kementerian saat ini, maka sudah dipastikan bahwa moral hazard terjadi dan akuntabilitas badan ini akan semakin dipertanyakan,” ujar Andry dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (23/2/2025). 

    Dia menuturkan ada sejumlah risiko apabila Dananatara dipegang oleh non-profesional, birokrat, terafiliasi politik, dan tidak sesuai kepakaran di bidangnya. 

    Pertama, akan terjadi capital outflow di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Aliran keluar dana asing juga berisiko membayangi pasar surat berharga negara, sehingga memperkecil kepemilikan asing pada instrumen tersebut. 

    “[Kedua] tujuh perusahaan BUMN di bawah Danantara yang melantai di bursa akan mengalami koreksi nilai sahamnya besar-besaran di hari pertama pengumuman. Saham Himbara menjadi yang paling terdampak besar,” ucap Andry.

    Tujuh BUMN yang dimaksud adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), dan holding BUMN pertambangan Indonesia, MIND ID.

    Dari jumlah tersebut, sebanyak empat perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni BMRI, BBRI, BBNI, dan TLKM. Adapun, tiga dari empat perusahaan negara ini masuk dalam 10 besar saham berkapitalisasi jumbo. 

  • Kinerja Cemerlang! Saham BRIS Tumbuh 10,99% Sejak Awal Tahun

    Kinerja Cemerlang! Saham BRIS Tumbuh 10,99% Sejak Awal Tahun

    Jakarta

    Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mencatatkan kinerja solid sepanjang pekan ini (17-21 Februari 2025). Meski menghadapi ketidakpastian pasar akibat sentimen global, BRIS tetap mampu memberikan nilai tambah bagi pemegang saham berkat fundamental yang kuat.

    Pada periode tersebut, saham BRIS mengalami kenaikan signifikan. Harga sahamnya naik 4,78% menjadi Rp3.070 pada penutupan perdagangan 18 Februari 2025, dibandingkan dengan awal bulan.

    Sementara itu, pada penutupan perdagangan Jumat (21/2), BRIS mencatatkan kenaikan 3,41% secara year to date (YTD) ke level Rp3.030. Hal ini menunjukkan daya tarik saham BRIS yang terus meningkat di kalangan investor.

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menutup perdagangan pada Jumat (21/2) di zona hijau setelah dua hari berturut-turut melemah. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG bertambah 14,95 poin atau 0,22% ke level 6.803,00 pada penutupan perdagangan.

    Meski pasar saham secara keseluruhan masih bergejolak, BRIS mampu mempertahankan tren pertumbuhannya sejak awal tahun. Sejak Januari 2025, saham BRIS tumbuh 10,99% meskipun IHSG dan banyak saham sektor finansial berada dalam tren bearish.

    Kinerja positif ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk izin penyelenggaraan usaha bulion dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diterima BRIS pada 12 Februari 2025. Izin ini membuka peluang baru bagi BRIS dalam bisnis perdagangan dan penitipan emas, yang berpotensi meningkatkan pendapatan perusahaan.

    Selain itu, kinerja positif BRIS juga sejalan dengan pencapaian BSI pada 2024. Perseroan mencatat laba bersih Rp7,01 triliun, tumbuh 22,83% secara tahunan (year on year/YoY). Sektor keuangan BSI terus tumbuh signifikan, terutama dalam hal Dana Pihak Ketiga (DPK), pembiayaan, dan aset yang mengalami kenaikan substansial.

    “Kepercayaan investor terhadap BRIS terus meningkat berkat kinerja yang konsisten serta prospek bisnis yang berkembang, terutama melalui inovasi dan digitalisasi produk yang diterapkan BSI,” ujar Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar dalam keterangannya, Sabtu (22/2/2025).

    Dengan pencapaian ini, lanjut Wisnu, BRIS berkomitmen terus memberikan nilai tambah bagi investor serta mencatatkan kinerja positif di masa depan.

    (akn/ega)

  • IHSG Sepekan Menguat 2,48 Persen, Kapitalisasi Pasar Rp 11.786 Triliun

    IHSG Sepekan Menguat 2,48 Persen, Kapitalisasi Pasar Rp 11.786 Triliun

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepekan mengalami kenaikan selama periode perdagangan 17-21 Februari 2025. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan penguatan sebesar 2,48%, mencapai level 6.803,001 dibandingkan pekan sebelumnya yang berada di angka 6.638,459.

    Selain itu, rata-rata volume transaksi harian bursa juga mengalami pertumbuhan sebesar 18,99%, naik menjadi 18,38 miliar lembar saham dari sebelumnya 15,45 miliar lembar saham.

    Selain IHSG sepekan yang naik, tren positif ini juga tecermin dalam rata-rata frekuensi transaksi harian yang meningkat 6,17% menjadi 1,23 juta kali transaksi dari 1,16 juta kali pada pekan sebelumnya.

    Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan, kapitalisasi pasar bursa pekan ini mengalami pertumbuhan 3,37%, naik menjadi Rp 11.786 triliun dari Rp 11.401 triliun pada pekan sebelumnya.

    “Namun, dalam periode yang sama, rata-rata nilai transaksi harian mengalami penurunan sebesar 3,74%, menjadi Rp 11,78 triliun dari Rp 12,24 triliun di pekan sebelumnya.

    Sementara itu, saat IHSG sepekan naik, investor asing pada perdagangan Jumat (21/2/2025) membukukan nilai jual bersih sebesar Rp 705,15 miliar. Secara akumulatif, sepanjang 2025 investor asing mencatatkan total nilai jual bersih mencapai Rp 11,68 triliun.

  • IHSG akhir pekan ditutup menguat seiring bursa kawasan Asia

    IHSG akhir pekan ditutup menguat seiring bursa kawasan Asia

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG akhir pekan ditutup menguat seiring bursa kawasan Asia
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 21 Februari 2025 – 18:59 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup naik seiring penguatan bursa saham kawasan Asia.

    IHSG ditutup menguat 14,96 poin atau 0,22 persen ke posisi 6.803,00. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,11 poin atau 0,65 persen ke posisi 775,68.

    “IHSG menguat, didukung oleh sentimen eksternal dan internal,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.

    Dari mancanegara, bursa saham regional Asia menguat, pasar tampaknya merespons kemungkinan tercapainya kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta kebijakan moneter yang diterapkan oleh China.

    Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa kesepakatan perdagangan baru dengan China mungkin saja terjadi, yang menandakan prospek lebih positif bagi hubungan kedua negara.

    Meskipun tidak memberikan rincian secara terperinci, kabar ini berpotensi menurunkan ketegangan perang dagang antara AS dan China.

    Selain itu, pernyataan Presiden Trump juga menunjukkan optimisme terhadap hubungan dagang kedua negara ke depan.

    Dari sisi kebijakan moneter, bank sentral China (PBOC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pinjaman utamanya selama empat bulan berturut-turut hingga Februari 2025.

    Suku bunga pinjaman satu tahun tetap berada di level 3,1 persen, sementara suku bunga pinjaman lima tahun bertahan di angka 3,6 persen, keputusan ini bertujuan untuk mendukung perekonomian China di tengah fluktuasi nilai tukar Yuan serta kebijakan perdagangan agresif Presiden AS Donald Trump yang bertujuan meningkatkan ekonomi AS melalui tarif impor.

    Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV-2024 mencatat surplus sebesar 7,9 miliar dolar AS, atau meningkat dibandingkan dengan surplus triwulan sebelumnya yang sebesar 5,9 miliar dolar AS.

    Kondisi ini memperkuat ketahanan eksternal Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlanjut.

    Dibuka melemah, IHSG bergerak ke teritori positif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor menguat yaitu dipimpin sektor teknologi yang naik sebesar 6,69 persen, diikuti oleh sektor transportasi dan sektor properti yang masing-masing naik sebesar 0,46 persen dan 0,33 persen.

    Sedangkan, tujuh sektor turun yaitu sektor barang konsumen primer turun paling dalam 0,55 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen primer dan sektor industri yang turun sebesar 0,14 persen dan industri 0,11 persen.

    Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu ELIT, MORA, POLU, CCSI dan DWGL Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni BTEK, MDRN, KOTA, EGGE, dan SKBM.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.039.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 12,73 miliar lembar saham senilai Rp8,12 triliun. Sebanyak 253 saham naik 313 saham menurun, dan 389 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei menguat 24,82 poin atau 0,06 persen ke 39.174,25, indeks Shanghai menguat 9,11 poin atau 0,27 persen ke 3.355,83, indeks Kuala Lumpur menguat 8,84 persen atau 0,56 poin ke posisi 1,582,76, indeks Straits Times menguat 15,22 poin atau 0,75 persen ke 3.877,53.

    Sumber : Antara

  • IHSG Sepekan Menguat 2,48 Persen, Kapitalisasi Pasar Rp 11.786 Triliun

    Sektor Teknologi Moncer, IHSG Hari Ini Menguat 0,22 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Setelah sempat berfluktuasi, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Jumat (21/2/2025).

    IHSG hari ini ditutup melemah 0,22 persen atau 14,95 poin ke level 6.803,0. Sehari sebelumnya, IHSG ditutup melemah 0,10%.

    Perdagangan IHSG pada hari ini mencatatkan 14,6 miliar lembar saham senilai Rp 9,79 triliun dari 1,09 juta kali transaksi.

    Sebanyak 231 saham yang diperdagangkan hari ini menguat, sebanyak 312 saham turun, dan sebanyak 252 saham stagnan.

    Mayoritas sektor saham menguat. Sektor teknologi naik paling tinggi sebesar 6,4 persen, diikuti sektor transportasi 0,8 persen, properti 0,6 persen, keuangan 0,08 persen, dan kesehatan 0,02 persen.

    Pada saat IHSG hari ini melemah, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sedikit menguat. Dari data Bloomberg di pasar spot exchange, rupiah berada pada level Rp 16.313 per dolar AS atau menguat 24,5 poin (0,15 persen).

  • IHSG Jumat dibuka melemah 8,26 poin

    IHSG Jumat dibuka melemah 8,26 poin

    Petugas memantau grafik pergerakan penjualan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.)

    IHSG Jumat dibuka melemah 8,26 poin
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 21 Februari 2025 – 10:29 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pagi dibuka melemah 8,26 poin atau 0,12 persen ke posisi 6.779,78.

    Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 5,88 poin atau 0,75 persen ke posisi 774,91.

    Sumber : Antara

  • IHSG Bak Jungkat-Jungkit! Begini Cara Pilih Saham Sesuai Profil Risikomu

    IHSG Bak Jungkat-Jungkit! Begini Cara Pilih Saham Sesuai Profil Risikomu

    Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif pada awal perdagangan hari ini.
     
    Berdasarkan data RTI, Jumat, 21 Februari 2025, IHSG dibuka di level 6.788,04. Namun, hanya dalam 10 menit perdagangan, IHSG bergerak bak jungkat-jungkit, mencerminkan sentimen pasar yang masih bervariasi.
     
    Pada pukul 09.10 WIB, IHSG tercatat naik 0,2 persen atau 13,15 poin ke level 6.801,56. Sejauh ini, IHSG menyentuh level terendah di 6.774 dan level tertinggi di 6.806,82.

    Sejumlah 1,16 miliar saham telah diperdagangkan dengan total nilai transaksi mencapai Rp1,08 triliun. Dari jumlah tersebut, 208 saham menguat, 180 saham melemah, dan 193 saham stagnan.
     

    Tips Memilih Saham yang Sesuai dengan Profil Risiko
    Berinvestasi di pasar saham tidak bisa asal ikut tren. Penting untuk mengenali profil risiko sebelum memilih saham yang tepat. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu terapkan:

    1. Kenali profil risiko pribadi

    Konservatif: Pilih saham blue chip atau emiten dengan fundamental kuat seperti BBCA, TLKM, atau UNVR yang cenderung stabil.
    Moderate: Bisa memilih saham-saham dengan pertumbuhan tinggi di sektor konsumsi atau teknologi, misalnya ICBP atau GOTO.
    Agresif: Cocok dengan saham berfluktuasi tinggi, termasuk saham-saham second liner atau sektor komoditas seperti ANTM atau ADRO.

    2. Perhatikan kinerja dan fundamental perusahaan

    Cek laporan keuangan, rasio utang, dan pertumbuhan laba. Gunakan rasio PER (Price to Earnings Ratio) dan PBV (Price to Book Value) untuk menilai valuasi saham.

    3. Diversifikasi portofolio

    Jangan taruh semua uang di satu saham, seimbangkan antara saham blue chip dan saham dengan potensi pertumbuhan.

    4. Perhatikan tren makroekonomi

    Faktor seperti suku bunga, inflasi, dan nilai tukar rupiah dapat memengaruhi kinerja saham.
     
    Dengan memahami strategi ini, kamu bisa lebih percaya diri dalam memilih saham yang sesuai dengan tujuan investasimu. Jangan lupa selalu update dengan kondisi pasar dan lakukan riset sebelum berinvestasi!
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • IHSG Sepekan Menguat 2,48 Persen, Kapitalisasi Pasar Rp 11.786 Triliun

    Bergerak Fluktuatif, IHSG Sesi I Hari Ini Ditutup Naik 11 Poin

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan bursa sesi I hari ini, Jumat (21/2/2025) turun 11,188 poin atau 0,16% hingga mencapai level 6.799,231

    IHSG sesi I bergerak fluktuatif pada rentang 6.758-6.814. Sebanyak 247 saham menguat, 286 saham turun, dan 244 saham stagnan.

    Volume perdagangan IHSG sesi I hari ini mencapai 6,734 miliar lembar saham dengan frekuensi 657.085 kali hingga catat transaksi Rp 4,9 triliun.

    Saham sektoral mayoritas menguat pada perdagangan IHSG hari ini. Sektor teknologi naik tertinggi karena bertambah 6,04%, diikuti properti bertambah 0,53%, industri bertambah 0,38,%, dan kesehatan berkurang 0,19%.

    Kemudian, beberapa saham sektoral menurun, seperti konsumsi nonprimer melemah 0,33%, keuangan bertambah 0,12%, dan energi turun tipis 0,07%.

    Saat IHSG sesi I hari ini naik, saham unggulan LQ45 catat penurunan 0,63%, Jakarta Islamic Index (JII) turun tipis 0,05%, dan Investor33 anjlok 0,67%.